ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR MESIN PEMOTONG BATU BESAR (SIRKEL 160 CM) DENGAN MENGGUNAKAN METODE 10 DENYUT

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI

Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur

MODUL I PENGUKURAN FISIOLOGI KERJA

tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

ANALISIS BEBAN KERJA FISIOLOGIS OPERATOR DI STASIUN PENGGORENGAN PADA INDUSTRI KERUPUK

Kegiatan Belajar -6. Modul 4: Konsumsi Energi. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-4, data M Arief Latar

Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah

BAB I PENDAHULUAN. Kerja fisik (physical work) adalah kerja yang memerlukan energi fisik otot

ANALISIS AKTIVITAS ANGKAT BEBAN PISAU HAND PRESS

MODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE

L-1. PENGUMPULAN DATA SAMPLING PEKERJAAN Data Mentah Hari ke-1 Objek Penelitian 1 Shift Pagi L-1

LAPORAN TUGAS AKHIR PENENTUAN LAMANYA WAKTU ISTIRAHAT BERDASARKAN BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENDEKATAN FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS

BAB II LANDASAN TEORI

FISIOLOGI KERJA (II) Teknik industri 2015

BAB I PENDAHULUAN. gerakan yang dilakukan oleh tangan manusia. Gerakan tangan manusia

TUGAS AKHIR. ANALISIS BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING (Studi Kasus: PT. Perkasa Mandiri Furniture, Sukoharjo)

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran energi, sehingga berpengaruh pada kemampuan kerja. manusia. Untuk mengoptimalkan kemampuan kerja, perlu diperhatikan

PERANCANGAN ULANG ALAT PERONTOK PADI YANG ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS KEBERSIHAN PADI

PERHITUNGAN ENERGI EXPENDITUR, KONSUMSI ENERGI DAN PENILAIAN BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING

BAB II LANDASAN TEORI

KONSUMSI ENERGI KERJA PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

Pengukuran Lingkungan Kerja Fisik dan Operator Untuk Menentukan Waktu Istirahat Kerja

BAB I PENDAHULUAN. berupa getah karet akan diolah menjadi crumb rubber. Bagian Balling Press ini

RANCANG BANGUN ALAT CETAK TAHU DENGAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI UNTUK MENURUNKAN BEBAN KERJA DAN MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS ABSTRAK

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CVL DAN NASA-TLX DI PT. ABC

Program Studi Teknik Industri Universitas Bina Darma Jl.A Yani NO.12 Palembang. Abstrak

Organisasi Kerja. Solichul HA. BAKRI Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas ISBN:

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA SISTEM KERJA & ERGONOMI FISIOLOGI KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ERGONOMI GERAKAN PENGRAJIN FURNITURE DI DESA BOJONG

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Sem inar N asional W aluyo Jatm iko II F TI U P N V eteran Jaw a Tim ur ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT

. II. TINJAUAN PUSTAKA

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak

USULAN PERBAIKAN KONDISI KERJA YANG ERGONOMIS GUNA MENURUNKAN KELELAHAN OPERATOR PADA PEMBUATAN GUCI (STUDI KASUS: MUGEN CRAFT)

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN DAN INFORMASI (DISPLAY) KELAS 2ID05

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL INTRODUCTION ERGONOMI & TTCK

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA

Unisba.Repository.ac.id DAFTAR ISI

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menerima beban dari luar tubuhnya. Beban tersebut dapat berupa beban fisik. energi dan nordic body map (Ganong,1983 : ).

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PENGUKURAN KINERJA FISIOLOGI

NASKAH. Diajukan oleh: D TEKNIK

ANALISIS BEBAN KERJA FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS KARYAWAN STASIUN LOADING RAMP DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) UNIT USAHA AJAMU

ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN NIOSH EQUATION

PERBAIKAN ALAT BANTU PENGECORAN UNTUK MENGURANGI RESIKO CIDERA AKIBAT KERJA (Studi kasus di Industri Pengecoran Logam ABC Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. Industri manufaktur di Indonesia, sekarang ini mengalami. pangsa pasar tidak hanya lokal tetapi internasional. Industri seperti ini

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Analisis Penentuan Waktu Istirahat Pendek Berdasarkan Beban Kerja Fisik Dan Asupan Energi

KAJIAN PRODUKTIVITAS TUKANG BATU TERHADAP BEBAN KERJA DAN WAKTU ISTIRAHAT PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN

III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu B. Peralatan dan Perlengkapan

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH JUMLAH PRODUK CACAT TERHADAP BEBAN CARDIOVASCULAIR PEKERJA BAGIAN FINISHING UNIT PENGOLAHAN MIE INSTANT

Evaluasi Beban Kerja Operator Mesin pada Departemen Log and Veeeneer Preparation di PT. XYZ

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

SEJARAH & PERKEMBANGAN

Pengukuran Energi Fisik. Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA)

III. METODE PENELITIAN

PERANCANGAN ULANG FASILITAS KERJA PADA STASIUN CUTTING

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

Pengukuran Energi Fisik. Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA)

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 2 FISIOLOGI KERJA

METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN B. ALAT DAN PERLENGKAPAN

Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandin

BAB I PENDAHULUAN. aspek fisik dan aspek fisiologis lingkungan kerja, pekerjaan dan metode

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah

BAB II LANDASAN TEORI

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating

PERANCANGAN MESIN PENYAYAT BAMBU SECARA ERGONOMIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS KONDISI SEBELUM DAN SESUDAH KERJA PADA OPERATOR OFFSHORE DI PT. X DENGAN METODE PSIKOFISIOLOGI

METODOLOGI IV. 4.1 Deskripsi Kegiatan. 4.2 Metode Kerja Aspek Umun

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)

ANALISA RESIKO MANUAL MATERIAL HANDLING PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI UD. CITRA TANI

Studi Awal Interaksi Man-Machine Pada Mesin Cetak Genteng Sistem Banting

BAB I PENDAHULUAN. bidang komunikasi maupun bidang instruksional telah memungkinkan tersedianya

I. PENDAHULUAN. industri kimia atau industri manufaktur yang menggunakan mesin yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI

Analisis Sistem Kerja Shift Terhadap Tingkat Kelelahan Dan Pengukuran Beban Kerja Fisik Perawat RSUD Karanganyar

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Hubungan Beban Kerja dan Kelelahan Terhadap Jumlah Pengangkutan Box Container Operator Head Truck di PT. Petikemas

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH UMUR, KONSUMSI ROKOK DAN KONSUMSI ENERGI TERHADAP KELELAHAN FISIK

C. Materi Pembelajaran I. Pendahuluan I.1. Ergonomi I.2. Teknik Tata Cara Keija I.3. Faktor Manusia Dalam Sistem Produksi

ANALISIS KEBISINGAN RUANG WEAVING UNIT WEAVING B DI PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV

PENENTUAN BEBAN KERJA BERDASARKAN JUMLAH ASUPAN KALORI DAN TINGKAT KELELAHAN KARYAWAN PADA STASIUN PENYORTIRAN BUAH KELAPA SAWIT

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PSIKOLOGI KEREKAYASAAN KODE / SKS : KK / 2 SKS

MODIFICATION OF SULFUR CONVEYANCE TOOL TO REDUCE INJURY

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang signifikan terhadap kecelakaan kerja. negara tersebut yang dipilih secara acak telah menunjukkan hasil bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam

Transkripsi:

Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 11, No. 2, Des 2012 ISSN 1412-6869 ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR MESIN PEMOTONG BATU BESAR (SIRKEL 160 CM) DENGAN MENGGUNAKAN METODE 10 DENYUT Andriyanto 1 dan Choirul Bariyah 2 Abstrak: PT. PAH merupakan sebuah industri pemotongan batu magma (magma stone) yang terletak di jalan Magelang Km. 15 Yogyakarta. Di perusahaan pemotongan batu ini terdapat 3 ukuran pemotongan yaitu sirkel besar (diameter 160 cm), sirkel sedang (diameter 60-90 cm) dan sirkel kecil (diameter 30-50 cm). Penelitian ini khususnya pada pemotongan batu besar, dimana terdapat keluhan kelelahan operator yang terdiri dari operator utama dan operator pembantu. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat beban kerja fisik operator pemotong batu besar (sirkel 160) dengan metode 10 denyut. Dalam penelitian ini ditentukan lama waktu istirahat yang dibutuhkan operator utama maupun pembantu. Selanjutnya dilakukan implementasi waktu istirahat tersebut dan dilakukan pengukuran kembali untuk mengetahui penurunan denyut nadi kerja operator. Penerapan waktu istirahat tersebut membawa penurunan DNK operator masuk kategori ringan dan % CVL masuk kategori tidak terjadi kelelahan. Kata Kunci : beban kerja, denyut nadi, DNK, %CVL. PENDAHULUAN Latar Belakang PT. PAH merupakan industri yang bergerak dalam pemotongan batu magma (magma stone) yang berlokasi di Jl. Magelang km 15, Sleman Yogyakarta. Dalam proses pemotongan batu magma tersebut terdapat penggolongan berdasarkan ukuran batu yang hendak dipotong, yaitu batu sirkel ukuran besar (diameter 160 cm), ukuran sedang (diameter 60-90 cm) dan ukuran kecil (diameter 30-50 cm). Proses pemotongan batu besar merupakan pemotongan awal yang dilakukan pada bongkahan batu besar untuk dipotong sesuai ukuran yang dibutuhkan untuk dapat diproses pada tahap pemotongan selanjutnya. Dalam proses pemotongannya membutuhkan waktu yang cukup lama sekitar 15 menit untuk proses pemotongan satu bongkahan batu dari proses pengakutan batu ke mesin pemotong sampai proses pengakutan batu hasil pemotongan. Operator mesin pemotong batu besar terdiri dari 2 orang operator yaitu, operator 1 sebagai operator utama dan operator 2 sebagai operator pembantu. Dalam proses pemotongan batu besar operator 1 bertugas melakukan pemotongan batu. Namun, selain itu operator 1 juga bertugas melakukan pengangkutan batu baik sebelum pemotongan maupun setelah pemotongan dan pengaturan posisi batu yang akan dipotong dalam proses pemotongan batu. Sedangkan operator 2 bertugas membantu tugas operator 1. Jarak pengakutan bokahan batu ke mesin pemotong 1 Jurusan Teknik Industri, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Jl. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Umbul Harjo, Yogyakarta 55164 2 Jurusan Teknik Industri, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Jl. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Umbul Harjo, Yogyakarta 55164 E-mail : choir_yusuf@yahoo.com Naskah diterima: 13 Maret 2012, direvisi:12 Mei 2012, disetujui: 30 Mei 2012 136

Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 11, No. 2, Des 2012 ISSN 1412-6869 sekitar 2 meter sedangkan jarak pengangkutan batu hasil pemotongan ke tempat penumpukan batu sekitar 10 meter. Dalam melakukan proses pemotongan batu operator harus melakukannya dengan posisi yang berubah-ubah kadang berdiri dan kadang duduk. Selain itu, proses pemotongannya pun membutuhkan waktu yang relatif lama sekitar 15 menit dikarenakan benda kerjanya yang besar (bokahan batu) dan masih menggunakan sistem yang bersifat manual dalam melakukan proses pengangkutan batu dan proses pengaturan posisi bokahan batu yang akan dipotong. Kondisi kerja tersebut terlihat membutuhkan energi yang banyak untuk melakukan pekerjaan ini. Apalagi pekerjaan ini dilakukan secara terus-menerus tanpa adanya waktu istirahat yang cukup bagi operator selama jam kerja. Operator melakukan istirahat dengan cara mencuri waktu istirahat selama bekerja sebesar 3 menit setiap jamnya. Hal ini dapat memungkinkan timbulnya beban kerja yang tinggi sehingga dapat menimbulkan kelelahan bagi tubuh yang dapat menyebabkan tingkat performansi kinerja operator mesin pemotong tersebut dapat menurun. Kebisingan yang diakibatkan oleh proses pemotongannya mencapai 112,1 dba sehingga menimbulkan suara bising yang tak terkendali. Gambar 1 menunjukkan aktifitas operator saat pengangkatan dan pemasangan batu sirkel 60 cm pada mesin pemotong. (a) (b) Gambar 1. Posisi kerja operator, (a) pengangkatan batu (b) pengaturan posisi batu LANDASAN TEORI Beban kerja fisik Kerja fisik adalah kerja yang memerlukan energi fisik otot manusia sebagai sumber tenaganya (power). Kerja fisik disebut juga manual operation dimana performans kerja sepenuhnya akan tergantung pada manusia yang berfungsi sebagai sumber tenaga (power) ataupun pengendali kerja. Kerja fisik juga dapat dikonotasikan dengan kerja berat atau kerja kasar karena kegiatan tersebut memerlukan usaha fisik manusia yang kuat selama periode kerja berlangsung.dalam kerja fisik konsumsi energi merupakan faktor utama yang dijadikan tolak ukur penentu berat atau ringannya suatu pekerjaan. Dengan bertambah kompleksnya aktiivitas otot, maka beberapa hal yang patut dijadikan pokok bahasan dan analisa terhadap manifestasi kerja berat tersebut antara lain adalah : 1. Denyut jantung (heart rate) 2. Tekanan darah (blood presure) 3. Cardiac output 4. Komposisi kimia darah (kandungan asam laktat) 137

Andriyanto & Badriyah/Analisis Beban Kerja Operator.../ JITI, 11(2),Des 2012, pp.(136-143) 5. Temperatur tubuh (body temperature) 6. Kecepatan berkeringat (sweating rate) 7. Konsumsi oksigen Kerja fisik akan mengakibatkan pengeluaran energi yang berhubungan dengan konsumsi energi. Konsumsi energi pada saat kerja biasanya ditentukan dengan cara tidak langsung yaitu dengan pengukuran kecepatan denyut jantung atau konsumsi oksigen. Pengukuran beban kerja fisik merupakan pengukuran beban kerja yang dilakukan secara obyektif dimana sumber data yang diolah merupakan data-data kuantitatif, misalnya: 1. Denyut jantung atau denyut nadi. Denyut jantung atau denyut nadi digunakan untuk mengukur beban kerja dinamis seseorang sebagai manifestasi dari gerakan otot. Semakin besar aktifitas otot maka akan semakin besar fluktuasi dari gerakan denyut jantung yang ada, demikian pula sebaliknya. Menurut Grandjean (1998) dan Suyasning (1981), beban kerja dapat diukur dengan denyut nadi kerja. Selain itu, denyut nadi juga dapat digunakan untuk memperkirakan kondisi fisik atau derajat kesegaran jasmani seseorang. Denyut jantung (yang diukur per menit) dapat digunakan untuk mengukur tingkat kelelahan seseorang. Cara lain yang dapat dilakukan untuk merekam denyut jantung seseorang pada saat kerja yakni dengan menggunakan electromyography (EMG). 2. Konsumsi oksigen. Oksigen yang dikonsumsi oleh seseorang dipengaruhi oleh intensitas pekerjaan yang dilakukan. Secara khusus, konsumsi oksigen dapat dibandingkan dengan kapasitas kerja fisik (physical work capacity PWC). Menurut Astrand dan Rodahl (1986), PWC menggambarkan jumlah oksigen maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang pada setiap menitnya. persentase PWC yang tinggi pada suatu pekerjaan tertentu akan mengindikasikan beban fisik atau kelelahan yang dialami. Pengukuran Denyut Nadi Kerja Pengukuran denyut nadi adalah merupakan suatu cara untuk mengetahui beban kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan cara, merasakan denyut yang ada pada arteri radial pada pergelangan tangan. Selain itu, pengukuran denyut nadi selama bekerja merupakan suatu metode untuk menilai cardiovasculair strain. Salah satu peralatan yang dapat digunakan untuk menghitung denyut nadi adalah telemetri dengan menggunakan rangsangan ElectroCardio Graph (ECG). Apabila peralatan tersebut tidak tersedia, maka dapat dicatat secara manual memakai stopwatch dengan metode 10 denyut (Kilbon, 1992). Dengan metode tersebut dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut.... (1) METODOLOGI Obyek Penelitian Penelitian ini mengambil obyek mesin bor duduk yang digunakan untuk proses pengamplasan profil lengkung di industri kerajinan kayu Abu Production, Pleret, Yoyakarta. Flowchart pemecahan masalah dapat dilihat pada gambar 2. 138

Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 11, No. 2, Des 2012 ISSN 1412-6869 Gambar 2. Kerangka Pemecahan Masalah DATA DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan khusus pada bagian pemotongan batu ukuran besar yakni dengan diameter 160 cm. Pengumpulan data diawali dengan melakukan pengukuran waktu 10 denyut nadi operator baik saat istirahat maupun bekerja. Data denyut nadi tersebut dikumpulkan dari semua operator pemotong batu sirkel 160 cm, baik operator utama (2 orang) serta operator pembantu (2 orang). Pengukuran denyut nadi kerja dilakukan pada masing-masing operator sejumlah 6 kali selama 3 hari kerja, yaitu pada jam-jam berikut ini (tabel 1): 1. Pengukuran DNK ke-1 pada pukul 09.00 WIB 2. Pengukuran DNK ke-2 pada pukul 10.00 WIB 3. Pengukuran DNK ke-3 pada pukul 11.00 WIB 4. Pengukuran DNK ke-4 pada pukul 14.00 WIB 5. Pengukuran DNK ke-5 pada pukul 15.00 WIB Tabel 1. Hasil pengukuran DNK operator utama Nama Umur Hari 10 Denyut 10 Denyut NK (detik) Operator (tahun) Kerja NI (detik) 1 2 3 4 5 Muryanto 42 Hari 1 7,43 6,92 6,53 5,10 4,47 3,60 Hari 2 7,50 6,87 6,48 5,36 4,20 3,42 Hari 3 7,35 6,90 6,51 5,25 4,52 3,43 Budiono 39 Hari 1 7,41 6,88 6,50 5,42 4,41 3,34 Hari 2 7,46 6,96 6,65 5,31 4,35 3,56 Hari 3 7,40 6,85 6,47 5,35 4,48 3,39 Hasil dari data waktu 10 denyut nadi pekerja kemudian dimasukkan kedalam persamaan 10 Denyut (metode 10 denyut) sehingga diperoleh denyut nadi pekerja setiap denyut per menit (Denyut/Menit). Perhitungan Denyut Nadi Istirahat hari 139

Andriyanto & Badriyah/Analisis Beban Kerja Operator.../ JITI, 11(2),Des 2012, pp.(136-143) pertama dengan menggunakan metode 10 denyut untuk operator utama 1 (Wuryanto) adalah DNI (detik) = 7.43 Hasil rekap perhitungan jumlah Denyut Nadi operator utama pada kondisi awal ditunjukkan pada tabel 2. Tabel 2. Rekapitulasi Denyut Nadi Operator Utama Pada Kondisi Awal (dalam denyut/menit) Nama Hari Operator Kerja DNI DNK DNK Maks NK Muryanto Hari 1 80,75 119,43 178 38,67 Hari 2 80,00 122,03 178 42,03 Hari 3 81,63 120,22 178 38,58 Budiono Hari 1 80,97 121,18 181 40,21 Hari 2 80,43 119,18 181 38,75 Hari 3 81,08 120,68 181 39,60 Rerata 80,81 120,45 179,5 39,64 Keterangan: DNK Mak : Denyut Nadi Maksimal, 220 Umur (pria); 200 Umur (wanita) NK : Nadi Kerja ( DNK DNI) Misalnya, Untuk Muryanto DN Mak : 220-42 = 178 NK : 119,43 80.75 = 38.67 Perhitungan %HR Reverse, Cardiovasculair strain (% CVL) dan konsumsi energi (Energy expenditure) sebagai berikut : a. Perhitungan %HR Reverse HR Reverse (Heart Rate Reverse) adalah peningkatan yang potensial dalam denyut nadi dari istirahat sampai kerja maksimum.... (2) b. Perhitungan Cardiovasculair strain (% CVL) Cardiovasculair strain adalah suatu estimasi untuk menentukan klasifikasi beban kerja bedasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum.... (3) c. Konsumsi Energi Dalam penentuan konsumsi energi biasanya digunakan suatu bentuk hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung yaitu sebuah persamaan regresi kuadratis sebagai berikut: (Y) =... (4) Dari hasil perhitungan dengan Metode 10 Denyut berupa rekapitulasi penilaian beban kerja fisik terhadap operator utama dan operator pembantu mesin pemotong batu besar (Sirkel 160 cm), seperti yang disajikan pada tabel 3. Sedangkan grafik denyut nadi operator utama mesin pemotong batu besar (Sirkel 160 cm), dapat dilihat pada gambar 3. 140

Denyut/Menit Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 11, No. 2, Des 2012 ISSN 1412-6869 Tabel 3. Hasil Penilaian Metode 10 Denyut Operator Pada Kondisi Awal No Keterangan Operator Operator Utama Pembantu 1 Rerata DNI (denyut/menit) 80.81 81.28 2 Rerata DNK (denyut/menit) 120.45 115.25 3 Rerata DN Mak (denyut/menit) 179.50 182.5 4 Rerata DN (denyut/menit) 39.64 33.96 5 HR Reverse (%) 40.16 33.56 6 CVL (%) 40.16 33.56 7 Energy Expenditure Kkal/min 5.889 5.430 150,00 DN Muryanto 100,00 50,00 0,00 1 2 3 Hari Kerja DNI (denyut/menit) DNK (denyut/menit) NK (denyut/menit) Gambar 3. Grafik Denyut Nadi Operator Utama 1 pada kondisi awal Penentuan Waktu Istirahat Menggunakan Metode Pendekatan Fisiologis 1. Untuk Operator utama Mesin Pemotong Batu Besar (Sirkel 160 cm) X = 120.45 ( Kecepatan Denyut Nadi Kerja (Denyut/Menit) (W) = = = 5.889 Kkal/min = 12.2 menit Waktu istirahat sebesar 12.2 menit diperlukan untuk istirahat ketika operator bekerja dengan mengkonsumsi energi rata-rata sebesar 5.889 Kkal/menit yang berlangsung selama 1 jam secara terus menerus. 2. Untuk Operator Pembantu mesin pemotong Batu Besar (Sirkel 160 cm) X = 115.25 ( Kecepatan Denyut Nadi Kerja (Denyut/Menit) (Y) = = 5. 430 Kkal/min 141

Andriyanto & Badriyah/Analisis Beban Kerja Operator.../ JITI, 11(2),Des 2012, pp.(136-143) Waktu istirahat sebesar 6.56 menit diperlukan untuk istirahat ketika operator bekerja dengan mengkonsumsi energi rata-rata sebesar 5.430 Kkal/menit yang berlangsung selama 1 jam secara terus menerus. Penerapan waktu istirahat Pemberian waktu istirahat diberikan selama 3 hari pada waktu jam kerja tertentu. Yaitu, 1 jam sebelum waktu pengukuran denyut nadi dengan metode 10 denyut. Pengukuran dilakukan pada jam 10 dan jam 11 pagi serta jam 2 dan jam 3 siang. Jadi jika pengukuran dilakukan jam 10 pagi maka pemberian waktu istirahat diberikan pada jam 9 pagi dan demikian seterusnya. Tabel 4 menunjukkan data waktu 10 denyut nadi operator utama setelah penerapan waktu istirahat. Sementara tabel 5 menunjukkan hasil rekapitulasi perhitungan denyut nadi kerja dan denyut nadi istirahat untuk 2 orang operator utama. No Tabel 4 Data Waktu Pengukuran Denyut Nadi Operator Utama Setelah Penerapan Waktu Istirahat Nama Operator Umur (tahun) Hari Kerja 10 denyut NI (detik) 10 Denyut NK (detik) 1 2 3 4 5 1 Muryanto 42 Hari 1 7,45 7,20 6,87 6,30 5,78 4,59 Hari 2 7,54 7,16 6,68 6,23 5,85 4,67 Hari 3 7,62 7,27 6,75 6,27 5,83 4,71 2 Budiono 39 Hari 1 7,44 7,10 6,89 6,34 5,56 4,68 Hari 2 7,35 7,05 6,90 6,11 5,72 4,56 Hari 3 7,67 7,32 6,80 6,29 5,68 4,78 Tabel 5. Rekapitulasi Data Denyut Nadi Operator Utama Setelah Penerapan Waktu Istirahat (denyut per menit) Nama Umur Hari Operator (tahun) Kerja DNI DNK DNK Maks NK Muryanto 42 Hari 1 80,54 100,09 178 19,55 Hari 2 79,58 99,14 178 19,56 Hari 3 78,74 98,95 178 20,21 Budiono 39 Hari 1 80,65 100,47 181 19,82 Hari 2 81,63 100,24 181 18,61 Hari 3 78,23 99,35 181 21,12 Rerata 79,89 99,71 179,5 19,81 Dari hasil perhitungan dengan Metode 10 Denyut dapat dapat dibuat tabel rekapitulasi penilaian beban kerja fisik terhadap operator utama dan operator pembantu mesin pemotong batu besar (Sirkel 160 cm) seperti yang disajikan pada tabel 6. 142

Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 11, No. 2, Des 2012 ISSN 1412-6869 Tabel 6. Hasil Penilaian Metode 10 Denyut Operator Pada Kondisi setelah penerapan waktu istirahat No Keterangan Operator Operator Utama Pembantu 1 Rerata DNI (denyut/menit) 79.89 79.20 2 Rerata DNK (denyut/menit) 99.71 97.20 3 Rerata DN Mak (denyut/menit) 179.50 182.50 4 Rerata DN (denyut/menit) 19.81 18.00 5 HR Reverse (%) 19.89 17.43 6 CVL (%) 19.89 17.43 7 Energy Expenditure Kkal/min 4.210 4.035 KESIMPULAN DAN SARAN Penerapan waktu istirahat sebesar 12,2 menit pada operator utama membawa penurunan DNK dari 120.45 denyut/menit, masuk dalam kategori sedang, menjadi 99.71 denyut/menit, masuk kategori ringan. Sedangkan % CVL dari 40.16%, masuk dalam kategori diperlukan perbaikan menjadi sebesar 19.89%, masuk kategori tidak terjadi kelelahan. Penerapan waktu istirahat untuk operator pembantu sebesar 6,56 menit menurunkan DNK operator pembantu sebesar 115.25 denyut/menit, masuk dalam kategori sedang menjadi sebesar 97.20 denyut/menit, masuk kategori ringan. Sedangkan %CVL sebesar 33.56%, masuk dalam kategori diperlukan perbaikan menjadi 17.43% masuk kategori tidak terjadi kelelahan. Penurunan ini menunjukkan bahwa dengan pemberian waktu istirahat sejenak secara periodik, operator senantiasa melakukan pekerjannya dalam kondisi kelelahan yang lebih rendah karena sudah mengalami masa pemulihan meski hanya sejenak. Daftar Pustaka Buchari. 2007. Manajemen Kesehatan Kerja dan Alat Pelindung Diri. USU Repository Laboratorium Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi. 2009. Modul Biomekanika. Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta McCormick, S. 1992. Human Factors in Engineering and Design. Mc Graw-Hill, New York. USA. Nurmianto, E. 1996. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi Pertama Guna Widya. Surabaya. Tarwaka, Bakri, S.H.A. dan Sudiajeng, L. 2004. Ergonomi Untuk Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Produktivitas. UNIBA Press, Surakarta Wardono, D., dan Hermawati, S. 2004. Aplikasi Pengukuran Beban Kerja Fisiologi, Beban Kerja Mental Dan Skala Tipe Circadian Dalam Menganalisa Kerja Shift Operator Bagian Pick Up End Product Di Departemen Cutting Line (Studi Kasus PT Muliaglass Float Division). Jurnal Mesin Dan Industri Edisi 1 Volume 3, Universitas Gajah Mada Yogyakarta Widodo, S. 2008. Penentuan Lama Waktu Istirahat Berdasarkan Beban Kerja Dengan Menggunakan Pendekatan Fisiologi (Studi Kasus Di PT Minyak Kayu Putih Krai). Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta Wignosoebroto, S. 2003. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. edisi pertama. cetakan ketiga. Guna Widya, Surabaya 143