Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?

dokumen-dokumen yang mirip
Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Demensia. DEMENTIA / Indonesian Copyright 2016 Hospital Authority. All rights reserved 1

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Strategi pemulihan gangguan jiwa berdasar stress vulnerability model

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Kesehatan jiwa menurut undang-undang No.3 tahun 1966 adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Wahid, dkk, 2006).

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan dari fungsi psikologis seperti pembicaraan yang kacau, delusi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia adalah gangguan yang benar-benar membingungkan dan

GAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA

BAB II KONSEP DASAR. serta mengevaluasinya secara akurat (Nasution, 2003). dasarnya mungkin organic, fungsional, psikotik ataupun histerik.

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Irritable Bowel Syndrome (IBS)

BAB I PENDAHULUAN yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan

HEMODIALISIS PADA PASIEN GANGGUAN JIWA SKIZOFRENIA. By Ns. Ni Luh Gede Suwartini,S.Kep

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Penyakit Jantung Koroner

BAB I PENDAHULUAN. terpisah. Rentang sehat-sakit berasal dari sudut pandang medis. Rentang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dengan karakteristik berupa gangguan pikiran (asosiasi longgar, waham),

BAB I PENDAHULUAN. mengancam hampir semua sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Masalah

Glaukoma. 1. Apa itu Glaukoma?

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari

BAB 1 PENDAHULUAN. Skizofrenia adalah suatu penyakit otak persisten yang mengakibatkan

Social Anxiety Disorder (Social Fobia)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari, hampir 1 % penduduk dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. berat sebesar 4,6 permil, artinya ada empat sampai lima penduduk dari 1000

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

Modul ke: Pedologi. Skizofrenia. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

BAB II TINJAUAN TEORI

GANGGUAN PSIKOTIK TERBAGI. Pembimbing: Dr. M. Surya Husada Sp.KJ. disusun oleh: Ade Kurniadi ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. sisiokultural. Dalam konsep stress-adaptasi penyebab perilaku maladaptif

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1. PENDAHULUAN. Stres adalah satu dari konsep-konsep sentral psikiatri, walaupun istilah ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa gangguan jiwa yang terjadi dari tahun ke tahun dan dari. waktu ke waktu akan berdampak negatif pada setiap individu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat

PROSES TERJADINYA MASALAH

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. hak-hak asasi manusia, serta menjamin semua warga negara bersamaan. kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dengan tidak ada

KOMUNIKASI DAN WAWANCARA KLINIS

16/02/2016 ASKEP KEGAWATAN PSIKIATRI MASYKUR KHAIR TENTAMEN SUICIDE

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan psikosis adalah gangguan kejiwaan berupa. hilang kontak dengan kenyataan yaitu penderita

BAB 1 PENDAHULUAN. serta perhatian dari seluruh masyarakat. Beban penyakit atau burden of disease

1. Bab II Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, dunia telah mengalami peningkatan populasi

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan penurunan semua fungsi kejiwaan terutama minat dan motivasi

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit.

Mengenal Gangguan Stress Pasca Trauma

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang. menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditemukan pada semua lapisan sosial, pendidikan, ekonomi dan ras di

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengendalian diri serta terbebas dari stress yang serius. Kesehatan jiwa

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing

PERCOBAAN BUNUH DIRI PADA PASIEN PSIKIATRI DI TURKI

BERPIKIR POSITIF MINIMALKAN PARANOID Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si., psikolog*

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial, hal ini dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bahwa gangguan jiwa merupakan penyakit yang sulit disembuhkan, memalukan,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu

BAB 1. PENDAHULUAN. Skizofrenia merupakan suatu gangguan yang menyebabkan penderitaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kasus gangguan jiwa berat mendapatkan perhatian besar di berbagai negara. Beberapa

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Transkripsi:

Skizofrenia Skizofrenia merupakan salah satu penyakit otak dan tergolong ke dalam jenis gangguan mental yang serius. Sekitar 1% dari populasi dunia menderita penyakit ini. Pasien biasanya menunjukkan gejala awal saat masih berusia muda, namun penyakit ini bisa terjadi pada semua tingkatan usia dan memengaruhi baik laki-laki maupun perempuan dengan tingkat risiko yang sama. Banyak orang salah paham terhadap pasien skizofrenia. Mereka dianggap memiliki kepribadian ganda, padahal sebenarnya penyakit ini memengaruhi emosi, persepsi, dan pemikiran mereka, yang menyebabkan perilaku abnormal dengan tetap satu kepribadian tunggal. Skizofrenia bisa diobati, tetapi penyakit ini memiliki tingkat kekambuhan yang tinggi. Semakin cepat dideteksi dan diobati, semakin baik prognosis untuk pemulihannya. (Terima kasih kepada Dr. S F HUNG, Kepala Eksekutif Rumah Sakit, Rumah Sakit Kwai Chung, yang telah mengulas dan meninjau informasi pada halaman ini.) 1. Apa itu Skizofrenia? Skizofrenia merupakan penyakit mental yang serius. Penyakit ini disebabkan oleh gangguan konsentrasi neurotransmiter otak, perubahan reseptor sel-sel otak, dan kelainan otak struktural, dan bukan karena alasan psikologis. Pasien akan memiliki pemikiran, perasaan, emosi, ucapan, dan perilaku yang tidak normal, yang memengaruhi kehidupan, pekerjaan, kegiatan sosial, dan kemampuan untuk mengurus diri mereka sehari-hari. Beberapa pasien bersifat rentan dan mencoba atau melakukan tindakan bunuh diri. Orang bisa menderita skizofrenia di berbagai tahapan usia, tetapi gejala penyakit ini biasanya muncul dalam rentang usia 20 hingga 30 tahun. Tingkat kekambuhannya sangat tinggi jika tidak dilakukan tindakan pengobatan dan perawatan yang tepat. 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia? Orang-orang berikut memiliki faktor risiko yang lebih tinggi terhadap penyakit ini: Mereka yang memiliki riwayat turunan skizofrenia dalam keluarga Mereka yang terjangkit virus saat berada dalam kandungan Penyalahguna/Pemakai narkoba

3. Bagaimana cara untuk mencegah Skizofrenia? Meskipun tidak ada tindakan pencegahan yang memiliki tingkat keberhasilan 100%, namun kemungkinan morbiditas dan kambuhnya penyakit ini bisa dikurangi dengan menghindari penyalahgunaan narkoba. Pilih metode yang sesuai untuk menghilangkan stres, menjaga pola pikir positif, dan luangkan waktu istirahat yang cukup untuk membantu menjaga kesehatan mental Anda. 4. Apa penyebab Skizofrenia? Penyebabnya masih belum pasti. Umumnya dianggap terkait dengan lesi pada otak serta masalah genetika dan psikologis. Beberapa studi menemukan bahwa struktur otak dan sistem saraf pusat dari pasien skizofrenia, seperti yang ditunjukkan pada gambar hasil pemindaian, berbeda dengan orang normal pada umumnya. Selain itu, sekresi dopamin, neurotransmitter di otak, dari pasien skizofrenia lebih tinggi daripada orang normal pada umumnya. 5. Apakah gejala Skizofrenia bisa dikenali dengan mudah? Pasien biasanya menunjukkan satu atau dua jenis gejala berikut ini: (1) Gejala positif Gejala positif, juga disebut sebagai gejala akut, merupakan pikiran dan indera yang tidak biasa, bersifat surreal, yang mengarah ke perilaku pasien yang tidak normal. Gejala-gejala ini bisa kambuh, termasuk: Delusi: memiliki keyakinan yang kuat terhadap suatu hal tanpa dasar yang jelas, tetap teguh walaupun bukti menyatakan sebaliknya dan tidak bisa dikoreksi dengan logika dan akal sehat, misalnya berpikir bahwa dirinya dianiaya, seseorang sedang mengendalikan pikiran dan perilakunya, atau berpikir bahwa orang lain sedang membicarakannya. Halusinasi: pasien merasakan sesuatu yang sangat nyata, yang sebenarnya tidak ada, misalnya melihat beberapa gambar yang tidak bisa dilihat oleh orang lain, mendengar suara atau sentuhan yang tidak ada. Gangguan pikiran: pikiran tidak jelas, kurangnya kontinuitas dan logika, bicara dengan tidak teratur, berbicara dengan dirinya sendiri atau berhenti berbicara secara tiba-tiba.

Perilaku aneh: berbicara dengan dirinya sendiri, menangis atau tertawa secara tidak terduga atau bahkan berpakaian dengan cara yang aneh. (2) Gejala negatif Gejala negatif, juga disebut sebagai gejala kronis, lebih sulit untuk dikenali dari pada gejala positif dan biasanya menjadi lebih jelas setelah berkembang menjadi gejala positif. Jika kondisinya memburuk, kemampuan kerja dan perawatan diri pasien akan terpengaruh. Gejala-gejala ini antara lain: Penarikan sosial: menjadi tertutup, dingin, egois, terasing dari orang lain, dll. Kurangnya motivasi: hilangnya minat terhadap hal-hal di sekitarnya, bahkan kebersihan pribadi dan perawatan diri. Berpikir dan bergerak secara lambat. Ekspresi wajah yang datar.

6. Bagaimana cara untuk menyelidiki dan mendiagnosis Skizofrenia? Jika Anda merasa bahwa teman-teman atau keluarga Anda mengalami gejala di atas, Anda wajib mendorong mereka untuk berkonsultasi kepada dokter keluarga, yang akan merujuk mereka ke psikiater, bila diperlukan. Selain pemeriksaan tubuh secara normal, dokter mungkin akan melakukan tes kesehatan berikut ini untuk keperluan diagnosis skizofrenia, tergantung pada kondisi pasien: 1. Evaluasi psikologis: melalui percakapan, kuesioner, dll, dokter bisa memahami dan menganalisis gejala-gejala pasien, untuk mendiagnosis apakah pasien menderita skizofrenia atau penyakit mental lainnya. Skizofrenia bisa dibagi lagi menjadi jenis Paranoid, Katatonik, Tidak Terorganisir, dan Residual. Dokter juga akan menanyakan apakah pasien mengonsumsi minuman beralkohol atau narkoba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik terhadap kondisi diri pasien. 2. Analisis sampel darah, pemindaian tomografi terkomputerisasi atau MRI (pencitraan resonansi magnetik - magnetic resonance imaging) bisa membantu menyingkirkan diagnosis gangguan fisik lain yang bisa menyebabkan gejala yang menyerupai penyakit skizofrenia. 7. Apa tindakan pengobatan terhadap Skizofrenia? Dokter mungkin menyarankan pengobatan berikut ini kepada pasien: (1) Obat Obat bisa mengurangi atau menghilangkan gejala positif dari pasien secara efektif, misalnya delusi, halusinasi, dan pikiran yang tidak teratur. Obat juga bisa mengendalikan kecemasan dan membantu pasien untuk kembali ke kehidupan nyata. Namun ada efek samping dari obat yang dikonsumsi, misalnya kekakuan otot, gerakan yang lambat, tangan gemetar, mulut kering, sembelit, kelelahan, detak jantung yang cepat, dan peningkatan berat badan. Dokter biasanya meresepkan dua jenis obat antipsikotik (obat untuk penyakit mental), yang merupakan antipsikotik tipikal (misalnya Haloperidol, Thioridazine, dan Fluphenazine) dan antipsikotik atipikal (misalnya Clozapine, Risperidone, dan Olanzapine). Dokter akan meresepkan berbagai jenis obat yang berbeda, tergantung pada kondisi pasien, status pengobatan, dan reaksi pasien terhadap obat. Kedua jenis obat bisa memberikan efek samping yang berbeda.

(2) Pengobatan ajuvan Rehabilitasi bisa membantu dan melatih pasien untuk menghadapi dan mengelola kehidupan mereka sehari-hari. Tergantung pada kondisi tiap individu, para ahli medis profesional akan menetapkan program pengobatan yang sesuai bagi diri pasien, misalnya pelatihan perawatan diri (termasuk kebersihan diri, memasak, keselamatan rumah tangga, adaptasi terhadap masyarakat, dan penggunaan uang), pelatihan kemampuan kerja, manajemen stres, dan keterampilan interpersonal dengan anggota keluarga lainnya. Dukungan keluarga juga sangat penting bagi pasien. Jika keluarganya menghadapi pasien skizofrenia dengan cara dan sikap yang benar, mendukung pasien dengan mengikuti program pengobatan dengan benar, dan mengawasi perubahan kondisi dan gejalanya, maka pasien akan mendapatkan perawatan yang lebih baik. Namun, anggota keluarganya juga harus memperhatikan kesehatan fisik dan mental mereka sendiri, belajar bagaimana cara untuk bersantai, dan mencari bantuan jika diperlukan saat merawat pasien. Anggota keluarga harus menahan diri untuk tidak mengungkapkan komentar secara kritis, membuat sikap bermusuhan, dan menumbuhkan perasaan ikut campur secara berlebihan kepada diri pasien. Menurut penelitian yang dilakukan, sikap-sikap yang tidak diinginkan ini (emosi yang dikeluarkan secara negatif) telah terbukti meningkatkan tingkat kekambuhan penyakit skizofrenia. Lingkungan sekitar akan memengaruhi kondisi perawatan diri pasien. Biasanya tempat-tempat yang dirasakan paling nyaman oleh pasien akan dipilih, misalnya perawatan di rumah. Jika ada kebutuhan khusus, pasien mungkin perlu dirawat di rumah sakit.

Apa komplikasi dari Skizofrenia? Jika tidak dilakukan pengobatan yang tepat, emosi, perilaku serta kehidupan sehari-hari pasien bisa sangat terpengaruh secara negatif. Pasien mungkin menjadi depresi, menyakiti diri sendiri atau bahkan melakukan upaya bunuh diri. Bagaimana cara untuk merawat pasien penderita Skizofrenia? Skizofrenia memiliki tingkat kekambuhan yang sangat tinggi, pasien harus berkonsultasi kepada dokter secara berkala dan minum obat dengan dosis dan interval waktu seperti yang ditetapkan oleh dokter. Bagi sebagian besar pasien, pengobatan jangka panjang bisa mengurangi kemungkinan kambuh secara signifikan dan menjaga diri pasien dalam keadaan rehabilitasi. Selain itu, pasien harus menjalani pelatihan rehabilitasi, kembali ke masyarakat secara bertahap untuk pemulihan yang lebih cepat. Anggota keluarga wajib mendukung dan membantu pasien untuk mengikuti program pengobatan serta mengikuti kegiatan sosial, demi mendapatkan kehidupan sosial yang lebih baik. Selain itu, anggota keluarga harus mengekspresikan diri dan berkomunikasi dengan pasien dengan cara yang lebih positif dan bersifat langsung, memperhatikan peningkatan kesehatan pasien, dan memberikan pujian dan dorongan untuk meningkatkan kepercayaan diri pasien.