BAB I PENDAHULUAN. Triandaru dan Totok Budi Santoso, 2009). Perkembangan Perbankan Syariah Indonesia (LPPSI) Bank Indonesia tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terlihat semakin meningkat dengan pesat. Hal itu ditandai dengan berdirinya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Capital Adequacy Ratio pada tahun 2009 sebesar 11,10% dinyatakan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi islam telah dikembangkan di berbagai university, baik di negaranegara

1. PENDAHULUAN. meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai dana yang kelebihan dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi sebagai perantara keuangan atau sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat muslim di Indonesia khususnya riba. Bank syariah seperti halnya bank

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip. 1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank

BAB I PENDAHULUAN namun demikian, UU saja masih belum cukup, sehingga diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. dekade terakhir ini berdampak pada makin banyaknya bank-bank konvensional

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai lembaga yang dapat. pembangunan nasional mengakibatkan perlu adanya pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan negara yang bersangkutan. Oleh karena itu bank dapat. berupa Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Badan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting sebagai intermediary institution yaitu lembaga keuangan yang

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PD. BPR BKK WONOGIRI KOTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan memegang peranan yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A. KESEHATAN BANK 1. Pengertian 2. Dasar Hukum Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 3. Pentingnya Tingkat Kesehatan Bank

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. lintas pembayaran. Dalam Undang-Undang Perbankan Syariah Indonesia No. 21

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK MUAMALAT INDONESIA PERIODE TAHUN (Dengan Pendekatan PBI No.9/1/PBI/2007)

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. akhibat krisis moneter yang melanda pada pertengahan Penyebab dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan program pembangunanyang pada akhirnya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

Bab I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. Dalam memasuki era globalisasi ekonomi, terutama sejak memasuki

BAB I PEDAHULUAN. sistem perekonomian. Bank umum syariah maupun bank konvensional memiliki

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saham merupakan sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan yang berfungsi melakukan penghimpunan dan penyaluran dana

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR:9/17/PBI/2007 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Penelitian ini mengangkat isu tersebut karena beberapa alasan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam kemajuan perekonomian suatu negara. Perbankan adalah lembaga

BAB I PENDAHULUAN. ini sangat pesat. Hal ini terlihat dari data yang dipublikasikan Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan berkembangnya industri perbankan syariah yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. dan tugas untuk mengelola uang dari masyarakat, memberikan pinjaman kepada

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Bank dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan banyaknya pendirian bank-bank. Baik itu bank milik pemerintah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi, yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. atau nasabah. Sebagai lembaga kepercayaan maka bank dalam operasinya selalu

BAB I PENDAHULUAN. jasa bank lainnya (Kasmir, 2015). Menurut Peraturan Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sendi penting dalam perekonomian nasional. Dengan kondisi perbankan yang. dalam menjaga kelangsungan pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga akan mendorong kepercayaan nasabah (stakeholder) yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. negaranya, yaitu sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan progres

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bunga (riba), baik nominal sederhana, bunga berbunga, berbunga. investasi, termasuk di pasar modal dan asuransi.

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya,

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting, terutama dalam menyediakan sumber dana bagi dunia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Joseph Sinkey, bahwa yang dimaksud bank adalah departement

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi utama dari perbankan adalah intermediasi keuangan, yakni proses

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan salahsatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

EVALUASI PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN ANALISIS RASIO CAMEL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komputer yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Alfabet, 2006, hlm 2. 1 Zainul Arifin, Dasar Dasar Manajemen Bank Syari ah, Jakarta : 2 Ibid, hlm 3.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia terhadap struktur ekonomi dan moneter dalam negeri sebuah

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Kesatuan yuridis merupakan badan usaha yang umumnya berbadan

BAB I PENDAHULUAN. bank itu sendiri berasal dari kata banque dalam bahasa prancis dan banco dalam

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PD. BPR BKK KECAMATAN BOYOLALI KOTA

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan (agent of development). Hal ini dikarnakan adanya fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan inti dari sistem keuangan setiap negara. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Sedangkan pengertian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI PERATURAN BANK INDONESIA (PBI) DALAM KINERJA KEUANGAN PADA BANK MUAMALAT INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. layanan yang sifatnya memberi kemudahan dan kepuasan nasabah.

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries)

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini Indonesia memiliki dua jenis lembaga perbankan, yaitu perbankan

BAB I PENDAHULUAN. berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranannya

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat dari pihak yang surplus dan menyalurkan dana kepada pihak yang defisit. Bank yang menjalankan usaha menggunakan prinsip syariah disebut bank syariah. Perbedaan bank syariah dengan bank konvensional adalah bank syariah tidak menggunakan sistem bunga melainkan sistem bagi hasil (Sigit Triandaru dan Totok Budi Santoso, 2009). Struktur aset industri keuangan Indonesia berdasarkan Laporan Perkembangan Perbankan Syariah Indonesia (LPPSI) Bank Indonesia tahun 2010 yang diakses dari http://www.bi.go.id, lebih dari tujuh puluh persennya didominasi oleh sektor perbankan. Kehadiran bank syariah tentunya semakin memperkuat peran serta industri perbankan dalam pembangunan perekonomian Indonesia dan menjaga stabilitas keuangan nasional, sehingga perlu adanya pengembangan perbankan syariah untuk menciptakan bank syariah yang kuat dan sehat serta berdaya saing tinggi. Perbankan Syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat (UU No. 21 tahun 2008 diakses dari http://www.bi.go.id). Dalam mencapai tujuan tersebut, bank syariah mengarahkan kegiatan bisnisnya sesuai dengan hukum Islam, sehingga produk-produk yang dikeluarkan bank syariah berbeda dengan produk- 1

2 produk yang dikeluarkan bank konvensional. Sistem bagi hasil dalam bank syariah merupakan salah satu penggunaan prinsip syariah karena bunga bertentangan dengan hukum Islam. Menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia 2003 yang diakses dari http://www.bi.go.id, Bank Syariah memiliki fungsi sebagai: 1. Manajer investasi Bank Syariah dapat mengelola investasi atas dana nasabah dengan menggunakan akad Mudharabah atau sebagai agen investasi. 2. Investor Bank Syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya dengan menggunakan alat investasi yang sesuai dengan Syariah. Keuntungan yang diperoleh dibagi secara proporsional sesuai nisbah yang disepakati antara bank dan pemilik dana. 3. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran Bank Syariah dapat melakukan kegiatan jasa-jasa layanan perbankan seperti bank non-syariah sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip Syariah. 4. Pengemban fungsi sosial Bank Syariah dapat memberikan pelayanan sosial dalam bentuk pengelolaan dana zakat, infaq, shadaqah serta pinjaman kebajikan (qardhul hasan) sesuai ketentuan yang berlaku.

3 Sejak kemunculan bank syariah pada tahun 1992, bank syariah terus mengalami kemajuan yang cukup pesat. Regulasi yang dikeluarkan pemerintah mengenai perbankan syariah seperti UU No. 21 tahun 2008 mengenai Perbankan Syariah membantu perkembangan kinerja industri perbankan syariah, karena semakin kuat struktur kelembagaan akan berdampak pada kualitas kinerja yang semakin terarah (Heri Sudarsono, 2003). Dari data Statistik Perbankan Syariah Januari 2012 Bank Indonesia yang diakses dari http://www.bi.go.id, pada tahun 2011 terdapat 11 Bank Umum Syariah (BUS), 24 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 155 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) yang tersebar di seluruh Wilayah Indonesia. Dalam perkembangannya, perbankan syariah mengalami kemajuan yang sangat pesat setiap tahunnya. Tetapi pangsa pasar bank syariah dapat dikatakan masih jauh di bawah pangsa pasar bank konvensional. Banyaknya penduduk muslim di Indonesia yang merupakan negara dengan jumlah penduduk yang beragama Islam terbesar di dunia seharusnya menjadikan bank syariah berpotensi untuk meraih pangsa pasar yang cukup banyak. Veithzal Rifai dan Arviyan Arifin (2010) berpendapat bahwa sebagaimana layaknya suatu perusahaan, bank juga perlu melakukan analisis terhadap kinerja perusahaan untuk kepentingan manajemen, pemilik maupun pemerintah atau Bank Indonesia, hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi bank saat ini dan mempermudah dalam menentukan

4 kebijakan di masa mendatang. Banyak metode yang digunakan untuk mengetahui kinerja suatu bank yang digunakan bank-bank di dunia, selain yang lazim digunakan di Indonesia yang biasanya dikenal dengan penilaian tingkat kesehatan bank yang mencakup aspek finansial dan aspek non finansial. Bank Indonesia selaku Bank Sentral di Indonesia yang memegang otoritas kebijakan dan pengawasan perbankan berkewajiban mengendalikan kesehatan perbankan. Bank Indonesia mengeluarkan peraturan yang berbeda untuk setiap jenis bank yang berbeda seperti penilaian tingkat kesehatan bank untuk menilai tingkat kesehatan bank konvensional, bank umum syariah, bank perkreditan rakyat dan bank pembiayaan rakyat syariah. Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 mengatur mengenai Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah. Menjadi kewajiban dan wewenang Bank Sentral di seluruh negara untuk menjaga dan mengendalikan kesehatan bank-bank yang ada di dalam industri perbankannya. Untuk melakukan kontrol terhadap tingkat kesehatan bank maka Bank Sentral mewajibkan bank-bank untuk mengirimkan laporan keuangan secara berkala baik berupa laporan mingguan, triwulanan, semesteran maupun laporan tahunan (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:652). Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 yang diakses dari http:///www.bi.go.id Tingkat Kesehatan Bank adalah hasil penilaian kuantitatif dan kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu Bank atau UUS melalui:

5 1. Penilaian Kuantitatif dan Penilaian Kualitatif terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aset, rentabilitas, likuiditas, sensitivitas terhadap risiko pasar. 2. Penilaian Kualitatif terhadap faktor manajemen. PT. Bank Muamalat Indonesia sebagai pelopor bank syariah di Indonesia yang pertama murni syariah, tentunya bisa dijadikan sebagai tolak ukur kinerja perbankan syariah Indonesia. Sebagaimana dikemukakan oleh Heri Sudarsono (2003) PT. Bank Muamalat Indonesia telah memprakarsai terbentuknya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dan lembaga keuangan syariah lain seperti asuransi syariah, koperasi syariah dan reksa dana syariah. Sebagai pelopor dalam industri perbankan syariah dan pendirian lembaga keuangan syariah lain tentunya kesehatan PT. Bank Muamalat Indonesia penting untuk diketahui oleh berbagai pihak untuk mengetahui kemampuan PT. Bank Mualamat Indonesia dalam menjalankan proses bisnisnya. B. Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat diperoleh identifikasi masalah: 1. Bank syariah berperan serta dalam perkembangan perekonomian Indonesia dan menjaga stabilitas keuangan nasional. 2. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah masih tergolong rendah apabila dibandingkan dengan tingkat kepercayaan masyarakat

6 terhadap bank konvensional, sehingga kinerja bank syariah harus senantiasa ditingkatkan agar bank syariah mampu bersaing dengan industri keuangan lain. 3. Penilaian tingkat kesehatan bank diperlukan untuk mengukur kinerja suatu bank syariah. Penilaian tingkat kesehatan bank syariah diatur oleh Bank Indonesia dalam Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007. 4. Tingkat kesehatan bank dinilai melalui penilaian kuantitatif dan penilaian kualitatif terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aset, rentabilitas, likuiditas, sensitivitas terhadap risiko pasar dan penilaian kualitatif terhadap faktor manajemen. C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dilakukan penulis agar tujuan dari penelitian terfokus pada: 1. Penilaian tingkat kesehatan PT. Bank Muamalat Indonesia tahun 2009-2011 diukur dari Faktor Permodalan (Capital). 2. Penilaian tingkat kesehatan PT. Bank Muamalat Indonesia tahun 2009-2011 diukur dari Faktor Kualitas Aset (Asset Quality). 3. Penilaian tingkat kesehatan PT. Bank Muamalat Indonesia tahun 2009-2011 diukur dari Faktor Rentabilitas (Earnings). 4. Penilaian tingkat kesehatan PT. Bank Muamalat Indonesia tahun 2009-2011 diukur dari Faktor Likuiditas (Liquidity).

7 Penulis melakukan penelitian tingkat kesehatan bank terhadap faktor finansial dan tidak melakukan analisis terhadap fakor non finansial. Aspek Management dan Sensitivity to Market Risk tidak diteliti karena keterbatasan akses data. Sedangkan alat analisis yang digunakan tidak semua rasio dalam mengukur aspek-aspek faktor permodalan, kualitas aset, rentabilitas dan likuiditas dilakukan penulis karena keterbatasan penelitian. D. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan di atas, maka perumusan masalah yang akan dibahas adalah: 1. Bagaimana tingkat kesehatan PT. Bank Muamalat Indonesia tahun 2009-2011 diukur dari Faktor Permodalan (Capital)? 2. Bagaimana tingkat kesehatan PT. Bank Muamalat Indonesia tahun 2009-2011 diukur dari Faktor Kualitas Aset (Asset Quality)? 3. Bagaimana tingkat kesehatan PT. Bank Muamalat Indonesia tahun 2009-2011 diukur dari Faktor Rentabilitas (Earnings)? 4. Bagaimana tingkat kesehatan PT. Bank Muamalat Indonesia tahun 2009-2011 diukur dari Faktor Likuiditas (Liquidity)? E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui tingkat kesehatan PT. Bank Muamalat Indonesia tahun 2009-2011 diukur dari Faktor Permodalan (Capital).

8 2. Mengetahui tingkat kesehatan PT. Bank Muamalat Indonesia tahun 2009-2011 diukur dari Faktor Kualitas Aset (Asset Quality). 3. Mengetahui tingkat kesehatan PT. Bank Muamalat Indonesia tahun 2009-2011 diukur dari Faktor Rentabilitas (Earnings). 4. Mengetahui tingkat kesehatan PT. Bank Muamalat Indonesia tahun 2009-2011 diukur dari Faktor Likuiditas (Liquidity). F. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang terkait, antara lain: 1. Manfaat Teoritis a. Bagi Civitas Akademis Memberikan kontribusi sebagai wacana yang diharapkan dapat memberikan dan menambah pengetahuan bagi civitas akademis dalam penilaian tingkat kesehatan bank, khususnya untuk melakukan penilaian tingkat kesehatan perbankan syariah ditinjau dari faktor keuangan atau finansial. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Manajemen Perusahaan Sebagai sumbangan informasi bagi pihak manajemen untuk kepentingan pengambilan keputusan dan peningkatan efisiensi kinerja PT. Bank Muamalat Indonesia melalui penilaian tingkat

9 kesehatan bank dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dari faktor keuangan atau finansial. b. Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengetahuan atas ilmu yang telah diperoleh di bangku perkuliahan serta mempraktikannya dalam penelitian mengenai penilaian tingkat kesehatan bank.