EFEKTIFITAS SENAM NIFAS TERHADAP INVOLUSIUTERI DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN. Puput Risti Kusumaningrum* ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Kematian maternal merupakan prioritas utama dalam Millennium. Development Goals (MDG s). Kematian maternal menjadi indikator

HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO UTERI DI DESA CANDIREJO

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP INVOLUSIO UTERI HARI KETIGA PADA IBU POSTPARTUM DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI BENIS JAYANTO NGENTAK, KUJON, CEPER, KLATEN

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR DENGAN LAMA WAKTU INVOLUSI UTERUS DI BPS SUHARTINI KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KEBUMEN INTISARI

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan. Pada masa ini terjadi perubahan sistem -sistem dalam tubuh, atau

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan

GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TENTANG PERDARAHAN POST PARTUM Sri Sat Titi Hamranani* ABSTRAK

EFEKTIVITAS ANTARA SENAM NIFAS VERSI A DAN SENAM NIFAS VERSI N TERHADAP KELANCARAN INVOLUSIO UTERI DI PUSKESMAS BINUANG TAHUN

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP KECEPATAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU NIFAS DI BPS SRI JUMIATI KECAMATAN BULUSPESANTREN KABUPATEN KEBUMEN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERCEPATAN INVOLUSI UTERI PADA IBU POSTPARTUM PERVAGINAM DI RUANG KEBIDANAN RSUD TOTO KABILA KAB.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MOTIVASI IBU POSTPARTUM MELAKUKAN SENAM NIFAS SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. dan kembalinya organ reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Wanita

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. terjadi yaitu perdarahan, infeksi dan pre eklampsia ( Saifuddin, 2009).

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN RETENSIO URINE PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

Jujuren Br. Sitepu Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan Jurusan Keperwatan Gigi. Abstrak

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan puerperium (Patricia W. Ladewig, 2006).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY C P 2002 DENGAN POST HPP KARENA RETENSIO PLASENTA DI RSUD dr.soegiri LAMONGAN TAHUN 2015

1

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI

TINDAKAN KEPERAWATAN POST PARTUM NORMAL DAN ADAPTASI FISIOLOGI PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT ACEH

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : HUBUNGAN RIWAYAT PERSALINAN PADA IBU MULTIPARA DENGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ke dunia luar. Beberapa kasus seperti plasenta previa, preeklamsia, gawat janin,

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN INVOLUSI UTERUS IBU POST PARTUM NORMAL HARI KE 7

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

PERANAN MOBILISASI DINI TERHADAP PROSES INVOLUSI PADA IBU POST PARTUM (Studi di Polindes Rabiyan Puskesmas Bunten Barat Kabupaten Sampang)

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA PERINEUM DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU POST PARTUM. Nur Hasana* dan Irma Damayanti** ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar bealakang. Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat

PERBEDAAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI BERDASARKAN JENIS PERSALINAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS DAN POST SECTIO CAESAREA

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY C P 2002 DENGAN POST HPP KARENA RETENSIO PLASENTA DI RSUD dr.soegiri LAMONGAN TAHUN 2015

Hubungan antara Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Retensio Plasenta Eufrasia Zau, Endang BS Akbid Griya Husada Surabaya

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keadaan ibu post partum masih sangat memprihatinkan, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN MASA NIFAS DI BPM NY. SUBIYANAH, SST DESA PARENGAN KECAMATAN MADURANKABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN UMUR, PARITAS DAN MANAJEMEN AKTIF KALA III DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA. Abstrak

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM YANG MELAKSANAKAN SENAM NIFAS

BAB V PEMBAHASAN. A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok

BAB I PENDAHULUAN. dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

PENGARUH PEMBERIAN KONSELING TERHADAP PENGETAHUAN DAN MINAT PENGGUNA KONTRASEPSI MAL DI PONET GROBOGAN GROBOGAN JAWA TENGAH

Siti Mursidah & Nurul Eko Widiyastuti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL TERHADAP KEJADIAN KALA II LAMA DI RSUD dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2015 ABSTRAK

Uterine Involution Process in The Mothers Who Take and Do Not Take Postpartum Exercise in Independent Practice Midwife

HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN TAHUN Sri Wahyuni 1), Titin Riyanti 2)

PENGARUH MASASE UTERUS TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DOMISILI DEMAK DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB I PENDAHULUAN. keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial. Baik di negara maju

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM PADA IBU BERSALIN DI RSUD PRINGSEWU TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

BAB 1 PENDAHULUAN. partum.dari data WHO menunjukan 25% kematian maternal disebabkan. oleh perdarahan post partum dan di perkirakan 100.

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PADA IBU POST SECTIO CAESARIA. Endang Rudjianti, Khomsiami Abdillah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KOMPLIKASI PASSENGER PADA IBU BERSALIN DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. Yayuk Norazizah, Ristitiati, Ummu Latifah

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP INVOLUSI UTERUS PADA IBU POST PARTUM PRIMIPARA PERVAGINAM DI KLINIK BERSALIN TUTUN SEHATI TANJUNG MORAWA TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB III KERANGKA KONSEP

Pengaruh Penyuluhan Tentang Mobilisasi Dini Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Post Sectio

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

Zaiyidah Fathony. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. semua orang disegala usia adalah salah satu tujuan dari. Development Goals (SDGs). Tak luput dari sasaran SDGs angka kematian ibu

BAB I PENDAHULUAN. dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP KECEPATAN INVOLUSI UTERI IBU POST PARTUM DI DESA GEDANGAN GROGOL SUKOHARJO

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian ibu mulai dari masa kehamilan, persalinan dan nifas. Pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009). Proses pemulihan kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di bagian Rekam Medik RSUP dr. Kariadi

Kata kunci: mobilisasi dini, penyembuhan luka operasi, sectio caesarea(sc)

Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Masa Nifas

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 12, No. 2 Juni 2016 HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN LAMA PERSALINAN KALA II PADA PRIMIGRAVIDA DI PUSKESMAS

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

STUDI DESKRIPTIF TENTANG PEMULIHAN ORGAN REPRODUKSI PADA MASA NIFAS DI BPM SRI HARINI TOSUTAN KRANGGAN POLANHARJO KLATEN TAHUN 2016 INTISARI

PENGERTIAN MASA NIFAS

Program Studi Ners, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Citra Husada Mandiri Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kode Pos:

Transkripsi:

EFEKTIFITAS SENAM NIFAS TERHADAP INVOLUSIUTERI DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Puput Risti Kusumaningrum* ABSTRAK Latar belakang : Involusiuteri adalah proses uterus kembali ke kondisi sebelum hamil. Involusiuteri diamati dengan memeriksa tinggi fundusuteri, kontraksi uterus, dan lochea. Ibu postpartum dapat mengalami proses involusiuteri yang terlambat disebut subinvolusiuteri. Subinvolusiuteriakanmengakibatkan terjadinya perdarahan postpartum. Salah satu upaya untuk mencegah masalah tersebut dengan senam nifas.tujuan penenilitianuntuk Mengetahui efektifitas senam nifas terhadap involusiuteri pada ibu postpartum. Metodologi : Desain penelitian Quasy experimentdengan rancangan non equivalent control group pretest postest design. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidentalsampling sebanyak 36 responden. Analisa data menggunakan uji fisher exact probability test. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa involusiuteri normal pada kelompok intervensi sebanyak 14 responden (77,8 %) dan pada kelompok kontrol sebanyak 7 responden (38,9 %). Sedangkan involusiuteri tidak normal pada kelompok intervensi sebanyak 4 responden (22,2 %) dan pada kelompok kontrol sebanyak 11 responden (61,1 %). Hasil uji fisher exact probability test menunjukkan p v = 0,041; α = 0,05. Kesimpulan : Senam nifas efektif untuk involusiuteri. Kata kunci :Senam Nifas, Involusiuteri *Dosen Keperawatan Stikes Muhammadiyah Klaten

A. Latar Belakang Perempuan di negara berkembang cenderung lebih mendapat perawatan selama hamil dibandingkan mendapat perawatan selama persalinan atau masa nifas (Shine, 2001). Data organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan bahwa setiap tahun sejumlah 500 orang perempuan meninggal akibat kehamilan dan persalinan. Fakta ini mendekati terjadinya satu kematian setiap menit. Diperkirakan 99% kematian tersebut terjadi di negara-negara berkembang (WHO, 2007). Negara berkembang maupun negara maju, 60 % kematian ibu terjadi pada post partum. Kematian ibu post partum ini 45 % terjadi pada hari pertama, lebih dari 65 % dalam satu minggu pertama dan lebih dari 85 % dalam minggu kedua. Jadi satu hari sampai satu minggu post partum merupakan waktu kritis bagi perawatan obstetri (Bobak, 2004). Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2009, menunjukkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 226 per 100.000 kelahiran hidup. Artinya setiap 100.000 kelahiran hidup masih ada 226 ibu yang meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan, 64% ibu tidak mengalami komplikasi selama persalinan, persalinan lama sebesar 31%, perdarahan berlebihan sebesar 7%, infeksi sebesar 5%. Pada ibu yang melahirkan melalui bedah sesarea lebih cenderung melaporkan komplikasi 59%, yang sebagian besar merupakan persalinan lama 42% (Depkes, 2003). Masa nifas (puerperium) sebagai periode 6 minggu segera setelah lahirnya bayi. Komplikasi nifas antara lain emboli, trombophebitis, perdarahan, infeksi, eklamsi, gangguan-gangguan menyusui dan sebagainya(dunstall, 2006). Salah satu komplikasi yang sering terjadi pada masa nifas yaitu perdarahan. Perdarahan adalah salah satu penyebab utama kematian maternal terutama di negara berkembang. Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml selama 24 jam post partum pada persalinan pervaginam dan tidak lebih dari 1000 ml pada persalinan sectio sesarea.

Anggrek (2007), menjelaskan bahwa frekuensi perdarahan post partum dari seluruh persalinan berdasarkan penyebabnya adalah atonia uteri (50-60%), retensio plasenta (16-17%), sisa plasenta (23-24%), laserasi jalan rahim (4-5%), kelainan darah (0,5-0,8%). Untuk mencegah kejadian tersebut perlu dilakukan salah satu tindakan keperawatan yaitu senam nifas. Setelah persalinan terjadi perubahan prosesinvolusi uterus.proses involusi uterus dapat dilihat dari kontraksi uterus, tinggi fundus dan pengeluaran lochea. Involusi uteri melibatkan reorganisasi dan penanggalan decidua/endometrium dan pengelupasan lapisan pada tempat implantasi plasenta sebagai tanda penurunan ukuran dan berat serta perubahan tempat uterus, warna dan jumlah lochea(farrer, 2001). Senam nifas adalah suatu aktivitas yang dianjurkan untuk dilakukan bagi ibu pada masa nifas.senam nifas dilakukan ibu sesudah melahirkan dan dapat dilakukan sesegera mungkin setelah melahirkan.senam nifas dapat dilakukan 6 jam setelah melahirkan dan untuk ibu yang melahirkan dengan operasi, senam nifas dapat dilakukan setelah 24 jam operasi. Tujuan dilakukan senam nifas yaitu memperbaiki elastisitas otot-otot yang telah mengalami peregangan, memperlancar sirkulasi darah, mencegah kesulitan buang air kecil, mengembalikan rahim pada posisi semula (involusi), memperlancar lochea dan kontraksi uterus, dan membantu kelancaran ASI. Manfaat senam nifas antara lain untuk memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki peregangan otot abdomen, dan membantu ibu untuk lebih rileks pada masa nifas (Hammah, 2003). Senam nifas akan mempengaruhi involusiuteri berlangsung secara cepat dan normal karena dengan dilakukan gerakan senam akan membuat otot-otot uterus berkontraksi dan beretraksi sehingga membuat uterus cepat mengecil (Muhabbah, 2008). RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro merupakan rumah sakit di Kabupaten Klaten yang memberikan pelayanan rawat pada ibu post partum. Jumlah persalinan pada bulan Februari 2010 di Ruang Melati 1 sebanyak 161 persalinan. Persalinan spontan 92 (57,14%), persalinan dengan sectio sesarea 58 (36,02%), persalinan dengan vacum ekstraksi 11 (6,83%), perdarahan

persalinan 9. Angka rawat inap pada bulan Februari 2011 sebanyak 81 primipara dan 25 pasien multipara. Senam nifas dilakukan 2 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit yang dilakukan oleh fisioterapi. Berdasarkan uraian di atas peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian Efektifitas senam nifas terhadap InvolusiUteriDi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. B. Metode Penelitian Desain penelitian Quasi experimentdengan non Equivalent Control GroupPretest Posttest Design yaitu membandingkan hasil intervensi senam nifas antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (Notoatmodjo, 2010).Tehnik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan Accidental sampling sebanyak 36 responden yang dibagi menjadi kelompok intervensi dan control. Analisa data dilakukan 2 kali yaitu univariat dan bivariat.analisi bivariat menggunakan Fisher Exact Probability Test dengan taraf kesalahan 5 %. C. Hasil Penelitian Hasil penelitian tampak seperti tabel berikut ini: Tabel 4.1 Hasil analisis TFU Pada kelompok Intervensi Tinggi Fundus Uteri 1 Pretest 6 33,3 1266,7 18 100 2 Postest 1477,8 4 22,2 18 100 Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa tinggi fundus uteri pada kelompok intervensi saat pretest yaitu tinggi fundus uteri sebagian besar tidak normal sebanyak 12 orang (66,7 %) dan yang normal sebanyak 6 orang (33,3 %), sedangkan tinggi fundusuterisaat postest sebagian besar normal sebanyak 14 orang (77,8 %) dan yang tidak normal sebanyak 4 orang (22,2 %).

Tabel 4.2 Hasil analisis kontaraksi uterus pada kelompok Intervensi Kontraksi Uterus 1 Pretest 16 88,9 211,1 18 100 2 Postest 18 100 0 0 18 100 Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa kontraksi uteruspada kelompok intervensi saat pretest yaitu kontraksi uterus sebagian besar normal sebanyak 16 orang (88,9 %) dan yang tidak normal sebanyak 2 orang (11,1 %). Sedangkan kontraksi uterus saat postest seluruhnya normal sebanyak 18 orang (100 %). Tabel 4.3 Hasil analisis lochea kelompok intervensi Lochea 1 Pretest 18 100 0 0 18 100 2 Postest 18 100 0 0 18 100 Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa lochea pada kelompok intervensi saat pretest yaitu lochea secara keseluruhan normal sebanyak 18 orang (100 %). Sedangkan locheasaatpostest tidak ada perubahan yaitu secara keseluruhan normal sebanyak 18 orang (100 %). Tabel 4.4 Hasil analisis TFU pada kelompok kontrol Tinggi Fundus Uteri

1 Pretest 6 33,3 12 66,7 18 100 2 Postest 7 38,9 11 61,1 18 100 Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa tinggi fundus uteri pada kelompok kontrol saat pretest yaitu tinggi fundus uteri sebagian besar tidak normal sebanyak 12 orang (66,7 %) dan yang normal sebanyak 6 orang (33,3 %). Sedangkan tinggi fundusuterisaat postest sebagian besar tidak normal sebanyak 11 orang (61,1 %) dan yang normal sebanyak 7 orang (38,9 %). Tabel 4.5 Hasil analisis kontraksi uterus pada kelompok kontrol Kontraksi Uterus 1 Pretest 17 94,4 1 5,6 18 100 2 Postest 17 94,4 1 5,6 18 100 Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa kontraksi uteruspada kelompok kontrol saat pretest yaitu kontraksi uterus sebagian besar normal sebanyak 17 orang (94,4 %) dan yang tidak normal sebanyak 1 orang (5,6 %). Sedangkan kontraksi uterus saat posttest tidak ada perubahan yaitu sebagian besar normal sebanyak 17 orang (94,4 %) dan yang tidak normal sebanyak 1 orang (5,6 %). Tabel 4.6Hasil analisis lochea Pada kelompok kontrol Lochea 1 Pretest 18 100 0 0 18 100 2 Postest 18 100 0 0 18 100

Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa lochea pada kelompok kontrol saat pretest yaitu lochea secara keseluruhan normal sebanyak 18 orang (100 %). Sedangkan locheasaat posttest tidak ada perubahan yaitu secara keseluruhan normal sebanyak 18 orang (100 %). Tabel 4.7 Hasil analisis efektifitas senam nifas terhadap involusi uterus Involusi Uteri Kelompok Normal Tidak Normal Total p v Intervensi 14 77,8 4 22,2 18 100 0,041 Kontrol 7 38,9 11 61,1 18 100 Jumlah 21 58,3 15 41,7 36 100 Berdasarkan tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa hasil penelitian mengenai efektifitas senam nifas terhadap involusiuteri pada ibu postpartum persalinan spontan menunjukkan hasil bahwa involusiuteri normal pada kelompok intervensi sebanyak 14 responden (77,8 %) dan pada kelompok kontrol sebanyak 7 responden (38,9 %). Sedangkan involusiuteri tidak normal pada kelompok intervensi sebanyak 4 responden (22,2 %) dan pada kelompok kontrol sebanyak 11 responden (61,1 %).Hasil analisis selanjutnya menunjukkan p v = 0,041; α = 0,05maka dapat diambil kesimpulan bahwa senam nifas efektif untuk involusiuteri. E. Pembahasan Pemantauan tinggi fundusuteri dilakukan dengan menggunakan jari tangan, kontaksi uterus dengan palpasi, dan lochea dengan melihat pembalut responden. Hasil penelitian mengenai efektifitas senam nifas terhadap involusiuteri pada ibu postpartum dengan persalinan spontan yang dilakukan selama 2 hari pada pagi dan sore hari menunjukkan hasil bahwa involusiuteri normal pada kelompok intervensi sebanyak 14 responden (77,8 %) dan pada kelompok kontrol sebanyak 7 responden (38,9 %). Sedangkan

involusiuteritidak normal pada kelompok intervensi sebanyak 4 responden (22,2 %) dan pada kelompok kontrol sebanyak 11 responden (61,1 %). Hasil analisis selanjutnya menggunakan uji Fisher Exact Probability Test didapatkan hasil p v = 0,041; α = 0,05maka dapat diambil kesimpulan bahwa senam nifas efektif untuk involusiuteri pada ibu post partum dengan persalinan spontan di Ruang Melati 1 RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Perbedaan yang signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol menunjukkan bahwa senam nifas dapat digunakan untuk memberikan intervensi pada ibu postpartum untuk mempercepat proses involusiuteri. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Inayat (2004) berjudul pengaruh senam nifas terhadap pemulihan fisik ibu postpartumprimipara fase puerperiumdini di ruang Flamboyan RSUD Dr. KOESMA Tuban. Hasil penelitian menunjukkan ibu postpartum yang sudah melakukan senam nifas pemulihan fisiknya lebih meningkat. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa senam nifas mempunyai pengaruh yang bermakna Melakukan senam nifas akan merangsang kontraksi uterus karena dengan dilakukan gerakan-gerakan senam nifas akan membuat otot-otot uterus berkontraksi dan beretraksi sehingga proses involusi berjalan cepat sehingga untuk mencegah terjadinya perdarahan postpartum. Konsistensi dari senam nifas membuktikan bahwa senam nifas mempunyai hasil yang signifikan untuk mempercepat proses involusiuteri pada ibu postpartum (Muhabbah, 2008). Menurut Suherni (2008) tujuan dilakukan senam nifas yaitu memperbaiki elastisitas otot-otot yang telah mengalami peregangan, memperlancarkan sirkulasi darah, mencegah pembuluh darah yang menonjol terutama kaki, mencegah kesulitan buang air kecil, mengembalikan kerampingan tubuh, membantu kelancaran pengeluaran ASI, mempercepat proses involusi uteri dan pemulihan fungsi alat kandungan, memperlancar pengeluaran lochea, sertameminimalisir timbulnya kelainan dan komplikasi nifas, misalnya emboli,trombosia, dan lain-lain.

Hasil penelitian yang dilakukan, kelompok intervensi mengalami involusiuteri lebih cepat dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini disebabkan senam nifas merupakan salah satu terapi yang membantu ibu postpartum untuk mempercepat involusiuteri. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan dari Huliana (2003) yang mengemukakan bahwa senam nifas digunakan untuk mengembalikan uterus pada posisi semula, mempercepat proses involusiuteri dan pemulihan fungsi alat kandungan, memperbaiki kontraksi uterus, memperlancar pengeluaran lochea. Berdasarkan analisis hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui ada beberapa faktor yang mempengaruhi involusiuteri pada ibu postpartum yaitu usia, paritas serta motivasi yang berbeda-beda pada ibu postpartum dalam melakukan senam nifas. Usia ibu postpartum> 35 tahun membutuhkan kontraksi uterus yang lebih kuat agar terjadi proses involusiuteri yang cepat. Paritas yang berbeda antara primipara dan multipara.primipara mengalami proses involusiuteri lebih cepat daripada multipara. Serta motivasi ibu postpartum dalam melakukan senam berbedabeda dikarenakan kondisi nyeri atau ambang nyeri pada ibu postpartum satu dengan yang lain berbeda. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Herlina (2003) berjudul penurunan keluhan fisik pada ibu postpartummultipara setelah melakukan senam nifas di RSUD kota Yogyakarta dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan senam nifas terjadi penurunan keluhan fisik yang bermakna pada ibu postpartummultipara yang melakukan senam nifas. Bahwa dengan dilakukan senam nifas akan mempercepat penurunan tinggi fundusuteri pada ibu post partum primipara. D. Simpulan 1. Pada kelompok intervensi sebelum diberi senam nifas sebagian besar involusiuteri tidak normal. Tinggi fundusuteri tidak normal pada saat pretest sebanyak 66,7 %.

2. Pada kelompok intervensi sesudah diberi senam nifas sebagian besar involusiuteri normal sebanyak 77,8 %. 3. Pada kelompok kontrol involusiuteri sebagian besar tidak normal sebanyak 61,1 %. 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senam nifas efektif terhadap involusiuteri pada ibu postpartumdi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. E. Daftar Pustaka Allenidekania, et all. 2001. IdentifikasiKebutuhan Perawatan Mandiri Ibu Nifas. Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 5. No. 2 : 60 66. Almatsier, S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Ambarwati, 2008.Asuhan KebidananNifas.Yogyakarta: Mitra Cendikia. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC. Bailey, C. and Bishop, L. 2001. Can Exercise Make Me High? From : http://www.healthcentral.com/fitorfat/408/41285.html accessed 9 Maret 2011. Benson, R., Pernol,M. 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC. Bobak,.Lowdermilk.,Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Ed.4.Jakarta: EGC Dunstall, M. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Kebidanan. Jakarta: EGC. Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC. Hammah,S.2003. Senam nifas dalam: http://www.asysyriah.com/syariahdiakses 9 Maret 2011. Hidayat, A. 2007. MetodePenelitian Kebidanan dan Teknis Analisis Data Ed. 1. Jakarta: Salemba Medika. Himapid, 2009. Kematian maternal dalam: http://himapid.blogspot.com/2009/03/kematian-maternal.html diakses 20 Februari 2011. Huliana, A. 2007. Perawatan Paca Melahirkan: Jakarta: Puspa Warna Idea, A. 2007. Perdarahan post partum dalam: http://anggrekidea.blogspot.com/2007/11/perdarahanpostpartum_15.html. diakses 9 Maret 2011. Larson-Mayer, E. 2003. Effects of Regular Exercise on Mother and Child. International SportMed JournalVol. 4. No. 6. Leveno, Kenneth J. 2009. Williams Manual of Obstretrics, 21 st Ed. Jakarta: EGC.

Lewellyn., Jones. 2001. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Ed.6. Jakarta: hipokarates Manuaba. 2007. Imu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC. Manuaba,C.,Manuaba,F.,Manuaba. 2008. Gawat Darurat Obstretri Ginekologi dan Obstetri Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC Muhabbah, G. 2008. Perubahan Fisiologis Masa Nifas dalam : http://zietraelmartmultiply.com diakses 7 Maret 2011. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan Ed. 2. Jakarta: Salemba Medika. Prabowo, E. 2010. Faktor yang Mempengaruhi Proses Involusi dalam : http://mediabelajarkeperawatan.blogspot.com diakses 11 Maret 2011. Prawirohardjo, S. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO. 2003. Asuhan Kebidanan Post Partum. Buku 4. Jakarta. Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Sjahruddin, C. 2006. Pro-Kontra Penggunaan Bengkung/Stagen/Gurita. File://G:/Khasanah_Nakita.htm. Sopiyudin, Muhammad. 2009. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Suherni,Widyasih,H.,Rahmawati,A,. 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. Sugiyono, 2010.Statistika Untuk Penelitian. CV Alfabeta. Bandung. Taber, B. 2001. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:EGC Winkjosastro, H. 2007..Ilmu Kebidanan Ed.3. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka.