BAB V PENUTUP. Indonesia ini menghasilkan beberapa temuan sebagai berikut: Kanjeng Pangeran Harya Cakraningrat. Kitab ini merupakan jilid pertama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. teks dibagi menjadi tiga yaitu teks lisan, teks tulisan tangan dan teks cetakan

BAB I PENDAHULUAN. di tunda-tunda. Kesehatan memiliki peran penting dalam mempengaruhi derajat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia demi menunjang keberlangsungan hidupnya. Dalam Kamus Besar

Sumardjo & Saini (1994: 3) mengungkapkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi

ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

BAB I PENDAHULUAN. Seri Kebatinan Baboning Kitab Primbon merupakan buku yang berisi

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan, berbagai buah pikiran, gagasan, ajaran, cerita, paham dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya adalah suatu konsep yang secara formal didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. dalam lagi bahasa tercakup dalam kebudayaan. Bahasa menggambarkan cara berfikir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MANFAAT STUDI FILOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya. Salah satu kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Salah satu bentuk peninggalan budaya yaitu aksara nusantara.

BAB I PENDAHULUAN. ke dalam tiga kelompok berdasarkan tipenya, yaitu folklor lisan, sebagian

2014 SAJARAH CIJULANG

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki kaitan yang sangat erat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang telah dialaminya sendiri atau pengalaman yang dialami oleh orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dianggap baik untuk dilakukan, diusahakan dan ditaatinya. Ada tujuh unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

MATERI STUDI RELIGI JAWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

INDONESIA. UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. agar para siswa terampil berbahasa, yaitu terampil mendengarkan (listening skill),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin

BAB I PENDAHULUAN. hakikat kehidupan dengan menggunakan bahasa yang imajinatif dan

BAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. perpustakaan umum. Perpustakaan umum merupakan tempat atau lokasi yang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kenyataannya pada saat ini, perkembangan praktik-praktik pengobatan

BAB I PENDAHULUAN. dari tulisan-tulisan ilmiah. Tidak juga harus masuk ke dalam masyarakat yang

TOKOH, PENOKOHAN CERITA DONGENG PUTRI CINDERELLA DENGAN BAWANG MERAH BAWANG PUTIH DAN PERBANDINGANNYA (SUATU TINJAUAN STRUKTURAL DAN DIDAKTIS) OLEH

ANALISIS NILAI BUDAYA BABAD BANYUURIP DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI KELAS X SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah mahluk yang mampu mengembangkan diri. Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Struktur karya sastra dibedakan menjadi dua jenis yaitu struktur dalam

ETNOMATEMATIKA PADA PENANGGALAN JAWA TERKAIT ARITMETIKA DI DESA YOSOMULYO. Leni Ofta Agustina 1, Sunardi 2, Susanto 3

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan terbentuk sebagai hasil sintesis dari pengalaman-pengalaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya

ANALISIS NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA.A. SARDJONO (KAJIAN RELATIVISME) Rahmat Kartolo 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo. Penelitian dilaksanakan karena kemampuan anak kelompok B belum

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari, memahami dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur an adalah. merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat

METODE EDISI: STEMMA

I. PENDAHULUAN. yang lainnya. Banyaknya suku bangsa dengan adat istiadat yang berbeda-beda ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai cipta sastra karena teks yang terdapat dalam teks mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada kertas, lontar, kulit kayu atau rotan (Djamaris, 1977:20). Naskah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Mata kuliah : Filsafat Kebudayaan Pertemuan : 2 (K2) : Ruang Lingkup Kebudayaan 1. Pengertian Kebudayaan 2. Unsur-unsur kebudayaan 3.

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar sas instruksi atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan ekspresi jiwa pengarang (Faruk, 2010: 44). Karya

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kerajaan, serta tindakan-tindakan penting lainnya (Kanta dalam Suarka, 1989: 1).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM MITOS KIAI KALADETE TENTANG ANAK BERAMBUT GEMBEL DI DATARAN TINGGI DIENG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI

2015 KONSEP PERCAYA DIRI PEREMPUAN SUNDA DALAM JANGJAWOKAN PARANTI DISAMPING

Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian

BAB I PENGANTAR. manusia dalam masyarakat, suatu pembelajaran dari lembaga sosial dan proses

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus

KONSEPSI SAKIT DAN PENGOBATAN TRADISIONAL PADA IBU DAN ANAK DALAM KEBUDAYAAN JAWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tradisi tulis yang berkembang di masyarakat Jawa dapat diketahui melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berat badan lahir bayi adalah berat badan bayi yang ditimbang dalam

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. seperti kebudayaan Minang, Sumba, Timor, Alor dan lain-lain). Dalam Ilmu

2016 TEKS NASKAH SAWER PANGANTEN: KRITIK, EDISI, DAN TINJAUAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Manusia membutuhkan orang lain untuk saling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi/data yang ingin kita teliti. Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan,

STANDAR ISI STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN. Mata Pelajaran Bahasa Daerah (Jawa) Untuk SMA/ SMK/ MA

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa benda (tangible culture) atau budaya-budaya non-benda (intangible

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. ekspresinya. Salah satu unsur yang turut membangun terciptanya sebuah syair

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

kebudayaan lain yaitu, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Primbon Betaljemur Adammakna Penelitian tekstual atas primbon Betaljemur Adammakna versi Bahasa Indonesia ini menghasilkan beberapa temuan sebagai berikut: a. Penulis Betaljemur Adammakna Betaljemur Adammakna merupakan kitab primbon yang ditulis oleh Kanjeng Pangeran Harya Cakraningrat. Kitab ini merupakan jilid pertama dari kedelapan serial Adammakna. Betaljemur Adammakna ditulis dalam bahasa Jawa dan juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. b. Bahasa dalam Betaljemur Adammakna Terdapat 4 bahasa yang dipergunakan dalam Betaljemur Adammakna versi Bahasa Indonesia ini. Yang utama dan paling dominan adalah bahasa Indonesia. Ketiga bahasa yang lain, secara urut menurut frekuensinya, adalah bahasa Jawa, bahasa Arab, dan bahasa Sansekerta. c. Aksara dalam Betaljemur Adammakna Dari segi aksara, Betaljemur Adammakna ini menggunakan 3 jenis aksara. Aksara Latin adalah yang paling dominan, karena dipakai untuk menuliskan bahasa Indonesia (beberapa bahasa Jawa dan Arab). Jenis kedua adalah aksara Jawa, yang salah satunya dipakai untuk menuliskan huruf Jawa dalam tema Petungan. Aksara yang ketiga adalah aksara Arab. 104

105 Penggunaan aksara ini muncul satu kali dalam Betaljemur Adammakna Bahasa Indonesia. d. Sistematika Betaljemur Adammakna Betaljemur Adammakna disusun dalam bentuk pasal-pasal. Keseluruhannya berjumlah 337. Beberapa pasal mengandung pasal tambahan. Jumlah keseluruhan pasal-pasal tambahan ini adalah 46. Dengan demikian, jumlah keseluruhan pasal-pasal dalam Betaljemur Adammakna adalah 383. e. Tema-Tema dalam Betaljemur Adammakna Betaljemur Adammakna mengandung tema-tema khusus dan tematema umum. Tema-tema khusus adalah tema yang hanya terdapat dalam Betaljemur Adammakna, sementara tema-tema umum adalah tema-tema yang terdapat dalam primbon-primbon pada umumnya. Tema-tema khusus dalam Betaljemur Adammakna berjumlah 28. Sementara tema-tema umum dalam kitab ini, berdasarkan klasifikasi Suwardi Endraswara yang telah dimodifikasi, berjumlah 14. Tema-tema tersebut adalah Pranata Mangsa, Petungan, Pawukon, Pengobatan, Sastra Weda, Aji-Aji, Kidung, Ramalan, Tata Cara Slametan, Doa, Mantra, Ngalamat, Sasmita Gaib, dan Wejangan. Tema yang paling sering muncul dalam Betaljemur Adammakna adalah tema Petungan yang muncul dalam 212 pasal. Sementara itu, tema yang paling jarang muncul adalah tema Sastra Weda yang hanya muncul sekali dalam pasal 63. 2. Aplikasi Primbon dalam Masyarakat Wonocolo Surabaya

106 Bagian kedua dari penelitian ini adalah penelitian atas aplikasi atau praktik yang dijalankan masyarakat Wonocolo yang berkaitan dengan isi Betaljemur Adammakna. Pada bagian ini, digunakan kerangka 7 unsur kebudayaan yang digagas oleh Koentjaraningrat, yakni bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi, kesenian. Dari ketujuh unsur tersebut, tema-tema dalam primbon Betaljemur Adammakna tercakup dalam 3 unsur kebudayaan, yakni sistem pengetahuan; sistem religi; dan bahasa. a. Tema-Tema yang Umum dalam Masyarakat Wonocolo Ada beberapa tema yang umum atau sering muncul dalam masyarakat Wonocolo. Tema-tema tersebut adalah Petungan, Pengobatan, Tata Cara Slametan, Doa, dan Ngalamat. Tema-tema tersebut masih umum dipraktikkan dalam masyarakat. b. Aplikasi Petungan dalam Masyarakat Petungan dipraktikkan dalam hal-hal yang berkaitan dengan siklus kehidupan. Di antaranya adalah untuk mengetahui atau meramalkan nasib (rejeki, watak, dsb) anak yang baru dilahirkan, dengan melihat pada hari apa dia dilahirkan. Di samping itu juga untuk kecocokan pasangan (apakah perempuan A cocok atau serasi dengan laki-laki B) dan perhitungan waktu pernikahan. c. Aplikasi Pengobatan dalam Masyarakat Dalam hal pengobatan ini, ada beberapa ramuan yang juga erat berkaitan dengan siklus kehidupan. Di antaranya seperti jamu untuk wanita

107 hamil; wanita sesudah bersalin; jamu untuk bayi; dan sebagainya. Salah satu praktik pengobatan adalah dengan cara membacakan doa atau mantra tertentu atas orang yang sakit, seperti doa untuk mempercepat kelahiran; doa untuk orang yang hampir meninggal; dan sebagainya. d. Aplikasi Tata Cara Slametan dalam Masyarakat Tata cara slametan juga banyak atau sering muncul di masyarakat. Sebagaimana Petungan dan Pengobatan, Tata Cara Slametan banyak muncul dalam praktik atau ritual yang berkaitan dengan siklus kehidupan. Di antaranya adalah ritual-ritual (selametan-selametan) yang berkaitan dengan pernikahan, kelahiran, selamatan kandungan, selamatan anak, selamatan orang meninggal, dan lain-lain. e. Aplikasi Doa dalam Masyarakat Doa tergolong isi primbon yang umum atau biasa dipraktikkan dalam masyarakat. Salah satu doa yang ada dalam Betaljemur Adammakna adalah doa bangun tidur. Doa ini biasa diajarkan di lembaga pendidikan dasar, khususnya pendidikan al-quran atau pendidikan keagamaan. f. Aplikasi Ngalamat dalam Masyarakat Masyarakat masih mempunyai anggapan (meskipun tidak ketat) bahwa hal-hal tertentu yang terjadi pada tubuh atau di alam merupakan suatu isyarat. Salah satu contohnya adalah telinga yang berdenging. g. Tema-Tema yang tidak atau Kurang Umum dalam Masyarakat Sementara itu, ada beberapa tema yang juga muncul di masyarakat, meski tidak sesering tema-tema di atas. Tema tersebut seperti tema

108 Wejangan dan Sasmita Gaib, misalnya. Wejangan berisi nilai-nilai dan pedoman-pedoman tentang kehidupan sehari-hari, sementara Sasmita Gaib dipraktikkan dalam memahami mimpi (tafsir mimpi). B. Saran Ada beberapa bidang kajian yang dapat dikembangkan untuk dijadikan sebagai bahan penelitian lebih lanjut. Dalam hal ini, peneliti menyarankan beberapa tema, yakni sebagai berikut: Pertama, tentang petungan, peneliti merasa objek ini masih berpeluang untuk diteliti lebih jauh. Hal ini terutama mengenai variasi dan komparasi komponen neptu yang mempunyai perbedaan dalam beberapa hal. Kedua, tentang pengobatan, yang dalam hemat peneliti dapat dikomparasikan dan dianalisis dengan dan dalam kerangka pengobatan modern. Ketiga, tentang penelitian komparasi tekstual. Dalam hal ini, peneliti merasa bahwa penelitian terhadap Betaljemur Adammakna ini menyimpan peluang untuk dilakukan penelitian komparatif dengan teks-teks primbon lain. Dengan begitu, nantinya akan didapat gambaran yang lebih luas dan lebih lengkap mengenai tema-tema dalam primbon. Keempat, dan yang terakhir, barangkali tidak ada salahnya apabila dalam melakukan penelitian atas primbon kita melakukan pendekatan-pendekatan yang sedang berkembang saat ini. Di antaranya seperti pendekatan hermeneutis, pendekatan feminis, dan lain sebagainya. Dengan diterapkannya pendekatanpendekatan seperti itu, diharapkan pemahaman kita tentang seluk beluk primbon dapat menjadi semakin kaya.