METODE QUEST DAN CHAID PADA KLASIFIKASI KARAKTERISTIK NASABAH KREDIT

dokumen-dokumen yang mirip
METODE QUEST DAN CHAID PADA KLASIFIKASI KARAKTERISTIK NASABAH KREDIT [SKRIPSI] KOMPETENSI STATISTIKA

BAB I PENDAHULUAN. atau benda ke dalam golongan atau pola-pola tertentu berdasarkan kesamaan ciri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma

Amalia Maharani, Dewi Retno Sari Saputro, dan Bowo Winarno Program Studi Matematika FMIPA UNS

ANALISIS CHAID UNTUK IDENTIFIKASI KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA

ANALISA FAKTOR PENYEBAB KREDIT MACET DENGAN METODE QUEST

Faktor-Faktor Yang Mem pengaruhi Waktu Penyusunan Tugas Akhir Mahasiswa S1 (Studi Kasus : Mahasiswa FMIPA Unsyiah)

KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE POHON KLASIFIKASI QUEST

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman Online di:

KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART

Implementasi Metode Chi-Squared Automatic Interaction Detection pada Klasifikasi Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa FMIPA UNIROW

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PEMBENTUKAN POHON KLASIFIKASI BINER DENGAN ALGORITMA QUEST (QUICK, UNBIASED, AND EFFICIENT STATISTICAL TREE) PADA DATA PASIEN LIVER

ANALISIS KEPUASAN PESERTA KURSUS KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE CHAID BERBASIS KOMPUTER

ANALISIS WAKTU KELULUSAN MAHASISWA DENGAN METODE CHAID (STUDI KASUS: FMIPA UNIVERSITAS UDAYANA)

ANALISIS CHAID SEBAGAI ALAT BANTU STATISTIKA UNTUK SEGMENTASI PASAR (Studi Kasus pada Koperasi Syari ah Al-Hidayah)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

PEMBENTUKAN POHON KLASIFIKASI BINER DENGAN ALGORITMA QUEST SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA. Oleh: YONA MALANI

BAB III LANDASAN TEORI

Oleh TRI SEPTIYANI M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

BAB III METODE CHAID EXHAUSTIVE

BAB III METODE CHI-SQUARED AUTOMATIC INTERACTION DETECTION

Klasifikasi Variabel Penentu Kelulusan Mahasiswa FMIPA Unpatti Menggunakan Metode CHAID

ABSTRAK ABSTRACT. sektor perusahaan jasa seperti Baitul Mal Wa Tamwil (BMT). Persaingan antar. Pendahuluan Globalisasi di Indonesia,

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Uji Hipotesis

SEGMENTASI NASABAH DALAM PENGEMBALIAN KREDIT DENGAN METODE CHAID HANIF AKBAR

PENERAPAN METODE CHAID (CHI-SQUARED AUTOMATIC INTERACTION DETECTION) DAN EXHAUSTIVE CHAID PADA KLASIFIKASI PRODUKSI JAGUNG DI PULAU JAWA

PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA

BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) Odds Ratio

PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES)

POHON KLASIFIKASI DAN POHON REGRESI KEBERHASILAN MAHASISWA PASCASARJANA PROGRAM STUDI STATISTIKA IPB

PENGELOMPOKAN DESA/KELURAHAN DI KOTA DENPASAR MENURUT INDIKATOR PENDIDIKAN

SEGMENTASI PASAR MENGGUNAKAN METODE CHI-SQUARED AUTOMATIC INTERACTION DETECTION (CHAID) (Studi Kasus di PD. BPR-BKK Purwokerto Utara)

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA PASCASARJANA IPB BERHENTI STUDI MENGGUNAKAN ANALISIS CHAID DAN REGRESI LOGISTIK

METODE KLASIFIKASI BERSTRUKTUR POHON DENGAN ALGORITMA QUEST DAN ALGORITMA CART (Aplikasi pada Data Pasien Penyakit Jantung) SKRIPSI

PENERAPAN METODE QUICK, UNBIASED, EFFICIENT STATISTICAL TREES

PENERAPAN METODE PERMUKAAN RESPONS DALAM MASALAH OPTIMALISASI

PENERAPAN METODE CART

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Nina Milana 1 dan Abadyo 2 Universitas Negeri Malang

PENENTUAN KARAKTERISTIK KELANCARAN PEMBAYARAN KARTU KREDIT MENGGUNAKAN METODE CHAID MERLINDA YANTHY

ANALISIS CHAID UNTUK IDENTIFIKASI KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA RINDY ANGGUN PERTIWI

KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELITUS DENGAN METODE CHAID (CHI SQUARE AUTOMATIC INTERACTION DETECTION) DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREE)

PEMODELAN PREFERENSI PENGAJUAN KREDIT USAHA MIKRO (KUM) DI BANK X OLEH PEMILIK USAHA MIKRO DI SURABAYA DENGAN METODE CHAID

TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pemilih Partai Politik

ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN BOOTSTRAP AGGREGATING CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (BAGGING CART)

ANALISIS IPK MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIK MISI IPB DENGAN PENDEKATAN METODE CHAID FERRY ANTONI MS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, )

ANALISIS PERPIDAHAN PENGGUNAAN MEREK SIMCARD DENGAN PENDEKATAN RANTAI MARKOV

SKRIPSI. Disusun Oleh : ZULFA WAHYU MARDIKA NIM. J2E

METODE KLASIFIKASI BERSTRUKTUR POHON DENGAN ALGORITMA QUEST Wahidah Alwi Nur Azni Tahir

.: Pohon Klasifikasi - Bagian 1 :.

PENERAPAN REGRESI ZERO-INFLATED NEGATIVE BINOMIAL (ZINB) UNTUK PENDUGAAN KEMATIAN ANAK BALITA

PROSIDING ISBN :

E-Jurnal Matematika Vol. 3 (3), Agustus 2014, pp ISSN:

PEMBENTUKAN POHON KLASIFIKASI DENGAN METODE CHAID

ANALISIS DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT PROVINSI BALI DENGAN MENGGUNAKAN METODE MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) KOMPETENSI STATISTIKA

ANALISIS SEGMENTASI NASABAH PEMBIAYAAN MURABAHAH JANGKA MENENGAH (Studi Kasus pada PT. BPR Syariah AMANAH UMMAH) VIEN SYAFRINA NASUTION

METODE KAJIAN Pengumpulan Data

PENERAPAN METODE PENDUGAAN AREA KECIL (SMALL AREA ESTIMATION) PADA PENENTUAN PROPORSI RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN KLUNGKUNG

ANALISIS DISKRIMINAN PADA KLASIFIKASI DESA DI KABUPATEN TABANAN MENGGUNAKAN METODE K-FOLD CROSS VALIDATION

PERFORMANSI MODEL-MODEL CREDIT SCORING PADA DATA DEBITUR KREDIT PRODUKTIF PT. BANK X

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

ANALISIS REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE MULTIVARIAT UNTUK PEMODELAN INDIKATOR KEMISKINAN DI INDONESIA

Analisis Biplot untuk Pemetaan Posisi dan Karakteristik Usaha Pariwisata di Provinsi Bali

ANALISIS KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA FEM DAN FAPERTA MENGGUNAKAN METODE CHART

KETEPATAN KLASIFIKASI STATUS KERJA DI KOTA TEGAL MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5 DAN FUZZY K-NEAREST NEIGHBOR IN EVERY CLASS (FK-NNC) SKRIPSI

PEMBENTUKAN POHON KLASIFIKASI BINER DENGAN ALGORITMA CART ( CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES ) ( STUDI KASUS PENYAKIT DIABETES SUKU PIMA INDIAN )

PEMBENTUKAN POHON KLASIFIKASI BINER DENGAN ALGORITMA QUEST (QUICK, UNBIASED, AND EFFICIENT STATISTICAL TREE) PADA DATA PASIEN LIVER ABSTRACT

PENGARUH PERAN DOSEN PEMBIMBING TERHADAP KUALITAS TUGAS AKHIR (Studi Kasus : Mahasiswa Fmipa Unsyiah)

BAB 1 PENDAHULUAN. ini mengalami spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan formal yang senantiasa

PEMODELAN REGRESI SPLINE (Studi Kasus: Herpindo Jaya Cabang Ngaliyan)

FAKTOR INTERNAL: - Kesehatan - Minat Belajar - Sikap Belajar - Religiusitas PRESTASI BELAJAR (IP)

ANALISIS DAYA TAHAN MAHASISWA DALAM MELANJUTKAN STUDI DENGAN CHI-SQUARED AUTOMATATIC INTERACTION DETECTION

: Analisis Diskriminan pada Klasifikasi Desa di Kabupaten. Tabanan Menggunakan Metode K-Fold Cross Validation. 2. I Gusti Ayu Made Srinadi, S.Si, M.

PERLUASAN REGRESI COX DENGAN PENAMBAHAN PEUBAH TERIKAT-WAKTU

PERBANDINGAN ANALISIS DISKRIMINAN FISHER DAN NAIVE BAYES UNTUK KLASIFIKASI RISIKO KREDIT

PERBANDINGAN REGRESI ROBUST PENDUGA MM DENGAN METODE RANDOM SAMPLE CONSENSUS DALAM MENANGANI PENCILAN

BOOTSTRAP AGGREGATING (BAGGING) REGRESI LOGISTIK ORDINAL UNTUK MENGKLASIFIKASIKAN STATUS GIZI BALITA DI KABUPATEN KLUNGKUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENERAPAN MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DAN METODE CHAID DALAM KLASIFIKASI KREDIT KONSUMTIF MALA SEPTIANI

BAB I PENDAHULUAN. ada tiga, yaitu association rules, classification dan clustering.

TAKSIRAN MODEL POHON REGRESI PIECEWISE LINEAR DENGAN ALGORITMA GUIDE

ABSTRAK. Kata Kunci: kredit, klasifikasi, analisis diskriminan kernel

ANALISIS DISKRIMINAN FISHER POPULASI GANDA UNTUK KLASIFIKASI NASABAH KREDIT

PERBANDINGAN KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) Abstract

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KARAKTERISTIK PENGGUNA GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION MENGGUNAKAN METODE CHI-SQUARE AUTOMATIC INTERACTION DETECTION

PENERAPAN METODE BINOMIAL TREE DALAM MENGESTIMASI HARGA KONTRAK OPSI TIPE AMERIKA

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 1-10 Online di:

Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 12, No. 1, Februari ISSN

SKRIPSI. Disusun Oleh : YUSUF ARIFKA RAHMAN

MODEL KLASIFIKASI KELAYAKAN KREDIT KOPERASI KARYAWAN DENGAN ALGORITMA DECISION TREE

SKRIPSI. Oleh : LAILI ISNA NUR KHIQMAH NIM :

Taufiq Kurniawanl, Aunuddin2, Yayah K. Wagion03. Abstrak

REVITALISASI D A N SOSIALISASI DIRI PENINGKATAN KUALITAS PENELITIAN & PENDIDIKAN MATEMATIKA DI INDONESIA. Seminar Nasional Mahasiswa S3 Matematika

Transkripsi:

E-Jurnal Matematika Vol. 4 (4), November 2015, pp. 163-168 ISSN: 2303-1751 METODE QUEST DAN CHAID PADA KLASIFIKASI KARAKTERISTIK NASABAH KREDIT Nur Faiza 1, I Wayan Sumarjaya 2, I Gusti Ayu Made Srinadi 3 1 Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Udayana [Email: nurfaiza_0606@yahoo.com] 2 Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Udayana [Email: sumarjaya@gmail.com] 3 Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Udayana [Email: srinadiigustiayumade@yahoo.co.id] Corresponding Author ABSTRACT This aim of this research is to find out the classification results and to compare the magnitude of misclassification of QUEST and CHAID methods on the classification of customer of Adira Kredit Elektronik branch Denpasar. QUEST (Quick, Unbiased, Efficient Statistical Trees) and CHAID (Chisquared Automatic Interaction Detection) are nonparametric methods that produce tree diagram which is easy to interpret. The QUEST and CHAID classification methods conclude that: 1) QUEST method produces three groups which predict customers into the current category, whereas CHAID method produces four groups which also predict customer into the current category; 2) both methods generate the biggest classification accuracy for customers that current category which share similar characteristics; 3) both methods also have the same degree of accuracy in classifying customer data Adira Kredit Elektronik branch Denpasar. Keywords: Classification, QUEST, CHAID, customer credit status. 1. PENDAHULUAN Klasifikasi merupakan pengelompokan secara sistematis suatu objek atau benda ke dalam golongan atau pola-pola tertentu berdasarkan kesamaan ciri. Masalah klasifikasi sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, baik pada bidang industri, sosial, kesehatan maupun pendidikan. Penelitian ini membahas metode klasifikasi pohon menggunakan metode QUEST dan CHAID dengan variabel berskala kategorik, dengan tujuan untuk mengetahui hasil klasifikasi dan membandingkan besarnya kesalahan klasifikasi dari metode QUEST dan CHAID pada klasifikasi data nasabah Adira Kredit Elektronik Cabang Denpasar. Metode QUEST merupakan algoritma yang diperkenalkan oleh Loh dan Shih [3], sebagai salah satu bentuk metode pohon klasifikasi yang menghasilkan pohon biner. QUEST diterapkan pada data dengan variabel respon kategorik dan variabel prediktor berupa variabel kategorik maupun numerik. QUEST merupakan modifikasi dari analisis diskriminan kuadratik. Analisis diskriminan kuadratik diterapkan pada proses penentuan simpul penyekat. Algoritma QUEST dibagi menjadi tiga bagian yaitu, algoritma pemilihan variabel penyekat, algoritma penentuan simpul penyekat, dan algoritma penghentian pembentukan pohon [3]. Langkah-langkah algoritma pemilihan variabel penyekat dengan variabel kategorik adalah sebagai berikut: pertama, untuk setiap variabel prediktor kategorik, lakukan uji khikuadrat dan hitung p-value. Kedua, pilih variabel prediktor yang memiliki nilai p- 163

Faiza, N., Sumarjaya, I W., Srinadi, I G.A.M. Metode Quest dan Chaid pada Klasifikasi Karakteristik Nasabah Kredit value terkecil atau yang paling signifikan sebagai variabel penyekat (Loh dan Shih [3]). Setelah terpilih variabel penyekat, langkah selanjutnya adalah menentukan simpul penyekat. Apabila variabel penyekat yang terpilih berupa variabel kategorik dan terdiri lebih dari dua kategori, maka dilakukan transformasi ke variabel numerik dan selanjutnya diterapkan analisis diskriminan kudratik untuk mencari akar dari persamaan kuadrat, dengan: ( ). dengan dan adalah rata-rata dan ragam variabel penyekat dari pengamatan variabel respon pertama, sedangkan dan adalah rata-rata dan ragam variabel penyekat dari pengamatan variabel respon kedua[3]. Jika akar yang dihasilkan adalah akar tunggal, maka akar tersebut dipilih sebagai simpul penyekat. Tetapi jika akar yang dihasilkan terdiri dari 2 akar, maka akan dipilih akar yang mendekati rata-rata dari variabel respon pertama sebagai simpul penyekat. Proses pemilihan simpul secara rekursif akan terhenti apabila salah satu dari aturan penghentian tercapai. Ada empat aturan penghentian pembentukan pohon yaitu: pertama, jika simpul penyekat menjadi murni yaitu apabila semua kasus masuk ke dalam salah satu kategori variabel respon. Kedua, jika semua kasus yang terdapat di dalam simpul memiliki nilai-nilai identik untuk tiap variabel prediktor. Kedua, jika kedalaman pohon sudah mencapai kedalaman pohon maksimum yang ditetapkan. Keempat, jika banyaknya kasus yang masuk ke dalam simpul sudah mencapai jumlah minimum yang ditetapkan. Hasil analisis dari metode QUEST akan dibandingkan dengan metode pendahulunya, yaitu metode CHAID. CHAID merupakan algoritma yang diperkenalkan oleh Kass (1980), metode klasifikasi yang lebih dulu diterapkan dan menghasilkan pohon nonbiner (Kass [2]). CHAID diterapkan pada data dengan variabel respon dan variabel prediktor berupa variabel kategorik. CHAID membedakan variabel prediktor kategorik menjadi tiga bentuk yang berbeda, yaitu: monotonik, bebas, dan mengambang (Gallagher [1]). Algoritma CHAID secara lengkap yaitu sebagai berikut (Kass [2]): Pertama, untuk setiap variabel prediktor, buat tabulasi silang kategorikategori variabel prediktor dengan kategorikategori variabel respon. Kedua, untuk setiap tabulasi silang yang diperoleh (susun subtabel yang berukuran yang mungkin, adalah banyaknya kategori variabel respon) cari pasangan kategori variabel prediktor yang memiliki angka uji paling kecil. Jika angka uji tidak mencapai nilai kritis, gabungkan kedua kategori tersebut menjadi satu kategori campuran. Ulangi langkah ini sampai angka uji kategori campuran melampaui nilai kritis. Ketiga, untuk setiap kategori gabungan yang terbentuk dari 3 atau lebih kategori asal, temukan pemisahan biner yang memiliki angka uji yang paling besar (pemisahan berdasarkan tipe variabel prediktor). Jika angka uji ini lebih besar dari nilai kritis, buatlah pemisahan tersebut dan kembali ke langkah 2 di atas. Keempat, untuk setiap tabulasi silang variabel prediktor yang telah digabungkan secara optimal, pilih yang memiliki angka uji paling besar. Jika angka uji ini lebih besar dari nilai kritis, bagilah data menurut kategori kategori yang telah digabungkan dari variabel prediktor yang telah dipilih. Pada tahap ini apabila terjadi pengurangan tabel kontingensi dari tabel asal maka gunakan uji koreksi Bonferoni dan jika tidak maka lakukan uji khi-kuadrat untuk uji signifikansi. Kelima, untuk setiap pembagian data yang belum dianalisis, kembali ke langkah 1. Dalam menyeleksi apakah seseorang layak mendapatkan pinjaman kredit, dibutuhkan suatu analisis statistika salah satunya dengan metode klasifikasi. Dalam hal ini, metode klasifikasi digunakan untuk membagi suatu nasabah ke dalam kelompok yang lebih kecil kelompoknya berdasarkan status pembayaran kredit lancar atau 164

E-Jurnal Matematika Vol. 4 (4), November 2015, pp. 163-168 ISSN: 2303-1751 macet. -kelompok yang terbentuk tersebut akan digunakan oleh Adira Kredit Elektronik Cabang Denpasar sebagai acuan untuk menentukan sasaran utama pemasaran dengan mempertimbangkan status kredit. Dengan penentuan kelompok sasaran kredit yang tepat, diharapkan risiko kredit macet bisa diminimalkan. Adanya kesamaan karakteristik dari metode QUEST dan CHAID yaitu dapat diterapkan pada data variabel kategorik dan dalam pemilihan variabel penyekat menggunakan uji khi-kuadrat. Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan metode QUEST dan CHAID yang akan diterapkan pada data nasabah Adira Kredit Elektronik Cabang Denpasar. Penelitian ini membandingkan hasil klasifikasi dari kedua metode tersebut untuk dapat dijadikan bahan analisis perusahaan dalam menentukan calon nasabah pada masa yang akan datang. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini mengambil data nasabah Adira Kredit Elektronik Cabang Denpasar sebagai study kasus. Data diperoleh dari hasil pengisian formulir aplikasi permohonan kredit nasabah Adira Kredit Elektronik Cabang Denpasar yang sebelumnya sudah pernah mengajukan kredit dan melakukan pengajuan kembali pada bulan September sampai dengan Oktober 2014. Adapun Variabel yang digunakan dalam penelitian ini berupa variabel kategori yaitu meliputi status kredit ( ), jenis kelamin ( ), status pernikahan ( ), jenis pekerjaan ( ), dan status tempat tinggal ( ), pendidikan terakhir ( ), jabatan nasabah ( ), lama angsuran ( ), dan ( ). Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode penelitian ini adalah: 1. Mengumpulkan dan menyeleksi data. 2. Meringkas dan menyajikan data. 3. Pembentukan pohon klasifikasi. 4. Menginterpretasi hasil klasifikasi. 5. Perbandingan persentase kesalahan klasifikasi. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Klasifikasi dengan Metode QUEST Gambar 1 menunjukkan bahwa dari 626 sampel yang diteliti, hasil yang didapatkan adalah nasabah dengan status lancar sebanyak 550 orang (87,9%) dan nasabah dengan status macet sebanyak 76 orang (12,1%). Variabel pendapatan per bulan ( ) adalah variabel prediktor yang paling signifikan, sehingga variabel tersebut dipilih sebagai variabel penyekat. Variabel ( ) disekat menjadi 2 simpul, yaitu simpul ke-1 dengan kategori nasabah yang memiliki <Rp2.000.000 dan Rp2.000.000-Rp5.000.000 menjadi satu simpul, dan simpul ke-2 dengan kategori nasabah yang memiliki pendapatan per bulan >Rp5.000.000 menjadi satu simpul. Pada simpul ke-1 proses penyekatan dilanjutkan dan menjadi simpul dalam, karena variabel status tempat tinggal ( ) merupakan variabel prediktor kedua yang signifikan untuk membagi kategori pada simpul ke-1. Sementara pada simpul ke-2 proses penyekatan dihentikan karena semua kasus yang terdapat di dalam simpul memiliki nilainilai identik untuk tiap variabel prediktor, sehingga simpul ke-2 menjadi simpul akhir. Variabel status tempat tinggal ( ) disekat menjadi 2 simpul, yaitu simpul ke-3 dengan kategori nasabah yang status tempat tinggal milik mertua, kontrak, dan kos menjadi satu kelompok, dan simpul ke-4 dengan kategori nasabah yang status tempat tinggal milik sendiri, keluarga, orang tua, dan perusahaan menjadi satu kelompok. Pada simpul ke-3 dan simpul ke-4 proses penyekatan dihentikan karena semua kasus yang terdapat di dalam simpul ke-3 dan simpul ke-4 memiliki nilai-nilai identik untuk tiap variabel prediktor, sehingga simpul ke-3 dan simpul ke-4 menjadi simpul akhir. Dengan demikian, analisis dengan metode QUEST menghasilkan tiga simpul akhir. 165

Faiza, N., Sumarjaya, I W., Srinadi, I G.A.M. Metode Quest dan Chaid pada Klasifikasi Karakteristik Nasabah Kredit Gambar 1. Diagram Pohon Klasifikasi QUEST untuk Data Nasabah Hasil metode QUEST berdasarkan Gambar 1 mendapatkan 3 kelompok, yang diringkas dalam Tabel 1 dan Tabel 2 berikut: Tabel 1. Hasil Klasifikasi Dari Diagram Pohon QUEST 1 Nasabah yang memiliki <Rp2.000.000 dan Rp2.000.000-Rp5.000.000 dengan status tempat tinggal milik mertua, kontrak, dan kos. 2 Nasabah yang memiliki <Rp2.000.000 dan Rp2.000.000-Rp5.000.000 dengan status tempat tinggal milik sendiri, keluarga, orang tua. 3 Nasabah dengan pendapatan per bulan >Rp5.000.000. Tabel 2. Status Kredit Nasabah Pada Setiap Lancar Macet Prediksi status N % N % kredit 1 173 75,9 55 24,1 Lancar 2 174 92,1 15 7,9 Lancar 3 203 97,1 6 2,9 Lancar Sumber: Data diolah, 2015 3.2. Klasifikasi dengan Metode CHAID Gambar 2 menunjukkan bahwa variabel status tempat tinggal ( ) adalah variabel prediktor yang paling signifikan terhadap variabel status kredit ( ). Setelah dikoreksi dengan pengali Bonferroni diperoleh nilai khi-kuadrat variabel status tempat tinggal ( ) sebesar 32,661, sehingga variabel tersebut dipilih sebagai variabel penyekat. Variabel status tempat tinggal ( ) disekat menjadi 2 simpul, yaitu simpul ke-1 dan simpul ke-2. Pada simpul ke-1 terjadi penggabungan antara kategori status tempat tinggal milik sendiri, keluarga, orang tua, dan perusahaan karena jumlah nasabah berstatus lancar dan macet pada status tempat tinggal tersebut hampir seimbang atau hal ini berarti bahwa kategori status tempat tinggal milik sendiri, keluarga, orang tua, dan perusahaan memenuhi syarat kesignifikanan khikuadrat untuk bisa digabung menjadi satu simpul kategori campuran. Pada simpul ke-2 juga terjadi penggabungan antara kategori status tempat tinggal milik mertua, kos, dan kontrak menjadi satu simpul kategori campuran. Pada simpul ke-1 dan simpul ke-2 proses penyekatan dilanjutkan dan merupakan simpul dalam. Variabel ( ) merupakan variabel prediktor kedua yang signifikan untuk menyekat kategori pada simpul ke-1 dan simpul ke-2. Variabel pendapatan per bulan ( ) pada simpul ke-1 disekat menjadi 2 simpul, yaitu simpul ke-3 dan simpul ke-4. Pada simpul ke-3 terjadi penggabungan antara kategori nasabah yang memiliki <Rp2.000.000 dan Rp2.000.000-Rp5.000.000 menjadi satu simpul kategori campuran dan simpul ke-4 dengan kategori nasabah yang memiliki >Rp5.000.000 menjadi satu simpul. Pada simpul ke-3 dan simpul ke-4 proses penyekatan dihentikan karena tidak ada lagi variabel prediktor yang signifikan untuk membagi kategori pada simpul ke-3 dan simpul ke-4, sehingga simpul ke-3 dan simpul ke- 4 menjadi simpul akhir. Selanjutnya untuk simpul ke-2 disekat menjadi 2 simpul, yaitu simpul ke-5 dan simpul ke-6. Pada simpul ke-5 terjadi penggabungan antara kategori nasabah yang 166

E-Jurnal Matematika Vol. 4 (4), November 2015, pp. 163-168 ISSN: 2303-1751 memiliki <Rp2.000.000 dan Rp2.000.000-Rp5.000.000 menjadi satu simpul kategori campuran dan simpul ke-6 dengan kategori nasabah yang memiliki pendapatan per bulan >Rp5.000.000 menjadi satu simpul. Pada simpul ke-5 dan simpul ke-6 proses penyekatan dihentikan karena tidak ada lagi variabel prediktor yang signifikan untuk membagi kategori pada simpul ke-5 dan simpul ke-6, sehingga simpul ke-5 dan simpul ke-6 menjadi simpul akhir. Dengan demikian, analisis dengan metode CHAID menghasilkan empat simpul akhir. Tabel 3. Hasil Klasifikasi Dari Diagram Pohon CHAID 1 2 3 4 tempat tinggal milik sendiri, keluarga, orang tua dan perusahaan dengan pendapatan per bulan <Rp2.000.000 dan Rp2.000.000-Rp5.000.000. tempat tinggal milik sendiri, keluarga, orang tua dan perusahaan dengan pendapatan per bulan >Rp5.000.000. tempat tinggal milik mertua, kontrak, dan kos dengan <Rp2.000.000 dan Rp2.000.000-Rp5.000.000. tempat tinggal milik mertua, kontrak, dan kos dengan >Rp5.000.000 Tabel 4. Status Kredit Nasabah Pada Setiap Lancar Macet Prediksi status N % N % kredit 1 174 92,1 15 7,9 Lancar 2 134 99,3 1 0,7 Lancar 3 173 75,9 55 24,1 Lancar 4 69 93,2 5 6,8 Lancar Sumber: Data diolah, 2015 Gambar 2. Diagram Pohon Klasifikasi CHAID untuk Data Nasabah Hasil metode CHAID berdasarkan Gambar 2 mendapatkan 4 kelompok, yang diringkas dalam Tabel 3 dan Tabel 4. 3.3. Perbandingan Klasifikasi dengan Metode QUEST dan CHAID Gambar 1 dan 2 menunjukkan bahwa metode QUEST dan CHAID memiliki kedalaman pohon yang sama yaitu sebanyak 2, namun memiliki jumlah simpul dan simpul akhir yang berbeda. Metode QUEST memiliki 5 simpul dengan 3 simpul akhir, sementara CHAID memiliki 7 simpul dengan 4 simpul akhir. Pohon yang dihasilkan metode QUEST adalah pohon biner, karena QUEST hanya menghasilkan dua ketegori baru pada tiap penyekatan. Metode CHAID juga menghasilkan pohon biner, namun dengan alasan yang berbeda. Ini karena p-value pasangan-pasangan kategori variabel prediktor selalu lebih besar dari nilai α = 0,05, sehingga pada akhirnya hanya tertinggal 167

Faiza, N., Sumarjaya, I W., Srinadi, I G.A.M. Metode Quest dan Chaid pada Klasifikasi Karakteristik Nasabah Kredit dua ketegori baru pada tiap penyekatan. Pada metode QUEST dan CHAID persentase terbesar nasabah yang berstatus lancar memiliki karakteristik yang hampir sama. Metode QUEST dengan persentase 97,1%, yaitu nasabah dengan >Rp5.000.000. Sementara untuk metode CHAID dengan persentase 99,3%, yaitu nasabah yang memiliki status tempat tinggal milik sendiri, keluarga, orang tua dan perusahaan dengan >Rp5.000.000. Dan kesalahan klasifikasi terbesar dari kedua metode tersebut memiliki karakteristik yang sama, yaitu nasabah yang memiliki status tempat tinggal milik mertua, kontrak, dan kos dengan <Rp2.000.000 dan Rp2.000.000-Rp5.000.000 dengan persentase 24,1%. Hasil klasifikasi menunjukkan bahwa metode QUEST dan CHAID cukup baik digunakan untuk mengklasifikasi nasabah Adira Kredit Elektronik Cabang Denpasar, hal ini dilihat dari persentase keakuratan klasifikasi untuk status kredit dengan metode QUEST maupun CHAID, yaitu sebesar 87,9%. Kedua metode tersebut memiliki tingkat akurasi yang sama, hal ini dilihat dari kesalahan klasifikasi yang sama besar yaitu 12,1% seperti pada Tabel 5. Denpasar yang sama besar yaitu: 12,1%. Saran yang diberikan yaitu, untuk penelitian berikutnya metode QUEST dapat dikembangkan untuk variabel respon berupa variabel kategori yang memiliki lebih dari dua kategori dan untuk variabel prediktor dapat digunakan variabel numerik, serta dapat dilanjutkan dengan proses pemangkasan yang dilakukan untuk memilih pohon terbaik. DAFTAR PUSTAKA [1] Gallagher, C.A. 2000. An Iterative Approach to Classification Analysis. www.casact.org/library/ratemaking/90dp23 7.pdf [Februari 2014]. [2] Kass, G.V. 1980. An Exploratory Technique for Investigating Large Quantities of categorical Data. Applied Statistics, Vol. 29 (2):119-127. http://www4.stat.ncsu.edu/~dickey/analyti cs/datamine/reference%20papers/kass80.p df [Februari 2014]. [3] Loh W.Y. dan Shih, Y.S. 1997. Split Selection Methods for Classfication Trees. Stastistica Sinica7; 815-840. http://www3.stat.sinica.edu.tw/statistica/old pdf/a7n41.pdf [Agustus 2014]. Tabel 5. Perbandingan Kesalahan Klasifikasi Metode Kesalahan klasifikasi Keakuratan klasifikasi QUEST 12.1% 87,9% CHAID 12,1% 87,9% 4. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan: (1) Semua kelompok yang dihasilkan oleh metode QUEST dan metode CHAID menghasilkan kelompok dengan prediksi nasabah masuk ke dalam kategori lancar; (2) Pada metode QUEST dan CHAID persentase keakuratan klasifikasi terbesar nasabah yang berstatus lancar memiliki karakteristik yang hampir sama; (3) Metode QUEST dan CHAID memiliki tingkat akurasi yang sama, hal ini dilihat dari kesalahan klasifikasi dalam mengklasifikasikan data nasabah Adira Kredit Elektronik Cabang 168