BAB I PENDAHULUAN. pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi akhlak dan pandangan hidup

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan anak yang lahir dalam keadaan fitrah atau suci :

PEMBINAAN MENTAL GENERASI MUDA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

BAB I PENDAHULUAN. oleh kualitas sumber daya manusianya. Untuk meningkatkan kualitas manusianya

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk memecahkan persoalan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur an dan al-sunah ke dalam diri manusia. Proses tersebut tidak

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. negara akan dapat memasuki era globalisasi ini dengan tegas dan jelas apabila

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan. berkembang sesuai dengan kondisi dan konteks lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kemampuannya. Pada waktu yang lampau perhatian pemerintah telah

BAB I PENDAHULUAN. namun mendidik anak sejak dalam kandungan sampai lahir hingga anak tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dan tindakan yang diambil akan bertentangan dengan normanorma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahfud Junaedi. Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan pengembangan. (Semarang : Rasail. 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak diciptakan Allah SWT dengan segala potensi yang berbeda

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS.

BAB I PENDAHULUAN. untuk terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

BAB 1 PENDAHULUAN. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. merupakan perwujudan tanggung jawab orang tua dalam membina anak sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ataupun kesuksesan. Keberhasilan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan pendidikan, oleh karena itu pendidikan merupakan salah satu bagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Hal ini sejalan pula dengan Hadist Rasulullah SAW dari Abu Hurairah r.a.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah

BAB I PENDAHULUAN. peluang sebesar-besarnya kepada setiap anak Indonesia, untuk memperoleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian menunjukkan bahwa rutinitas ibadah shalat wajib memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengamalkan dan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. 1

BAB IV. A. Analisis tentang Ketentuan Aborsi dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

Hukum Menyekolahkan Anak di Sekolah Non-Muslim

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

BAB I PENDAHULUAN. yang telah Allah turunkan kepada Rasul-Nya, Nabi mulia Muhammad SAW. Kitab suci

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar,

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

Dalam Bahasa Arab, kata keluhan dan aduan diungkap dengan Syakwa شكوى) ). Asal kata ini

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

BAB IV. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No 2 Tahun 2008 Tentang Partai. Politik, dalam pasal 1 ayat (1) yang berbunyi : Partai politik adalah

BAB I PENDAHULUAN. I, Pasal 1, Ayat 1. 3 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, cet. 5 (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 21.

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena keterbatasan kemampuan manusia. hubungannya dengan manusia lainnya, baik dirumah, sekolah, tempat berkerja

BAB I PENDAHULUAN. Kontemporer), Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, hal. 7.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan menggunakan fitrah tersebut manusia belajar dari keluarga, lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan berdasarkan iman untuk mencintai Allah, takut kepadanya dan

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

mengorbankan nyawa seminimal mungkin.2

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.


BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar

BAB I PENDAHULUAN. (al-qattan, 1973: 11). Di dalam al-qur an Allah menjelaskan beberapa ketentuan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

BAB I PENDAHULUAN. sejak dini, karena tiada ilmu yang lebih utama untuk dipelajari oleh umat

Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 85.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah akan senantiasa meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yakni Al-qur an dan al-hadist yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan untuk dikembangkan (Ali, 2000: 13). Dalam hal ini,

Materi Halaqah Tarbawiyah Tamhidi TAFSIR SURAT AL-IKHLAS. Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. orang yang berhasil di Masyarakat. Keluarga terdiri dari ayah ibu dan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan emosional dalam prestasi didunia kerja. emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, empati dan kecakapan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan diri murid secara optimal. Pendidikan adalah proses merubah. pengajaran dan pelatihan (Suryani, 2012: 8).

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tercantum dalam al-qur`an:

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perubahan dimana ia harus menyelesaikan tugas-tugas perkembangan, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN. perubahan secara mendasar, karena membawa kepada perubahan individu sampai

UNTUK KALANGAN SENDIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama kali mendapatkan didikan dan bimbingan. Di katakan lingkungan yang utama, karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga. Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan kebiasaan anak sebagaian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain (Maunah Binti, 2009: 96). Sesungguhnya orang tua bertanggung jawab pada pendidikan anak. Hal ini memberikan pengertian bahwa seorang anak dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya, dalam keadaan penuh ketergantungan dengan orang lain, tidak mampu menolong dirinya sendiri. Ia lahir dalam keadaan suci bagaikan meja lilin berwarna putih (a sheet of white paper avoid of all characters). (Uhbiyati Nur, 1995: 179) Agama Islam secara jelas menjelaskan bahwa Nabi Muhammad Saw mengisyaratkan lewat sabdanya yang berbunyi: ك ل مولو ىسان ه ي ج د ي ول د ع لى )رواه مسلم ) الف ط رة ح ى ت ي ع ر ب ع ن ه ل سان ه ي ن ص ر ان ه او ا و فابو اه ي ه و د ان ه 1

2 Artinya: Semua anak yang dilahirkan, dilahirkan atas kemurnian sampai lisannya dapat menerangkan maksudnya, lalu bapak-ibunya yang membuatnya Yahudi, Nasrani atau Majusi. (HR. Muslim) (Imam Jalaluddin Abdurrahman ibn Abi Bakr As-Suyuthi, 1996: 117) Hadits di atas menjelaskan bahwa, setiap bayi yang dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan fitrah yaitu lslam. Maka memeluk agama selain Islam dianggap sebagai tindakan yang keluar dari fitrah aslinya menganut agama lain seperti yahudi, nasrani dan majusi, dianggap keluar dari fitrah yang telah Allah berikan. Orang tua memiliki kesempatan untuk memberikan corak warna yang dikehendaki terhadap anaknya. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa kehidupan seorang anak pada saat itu benar-benar tergantung kepada kedua orang tuanya. (Hasbullah, 2009: 39-40) Pentingnya kajian akhlak ini dapat dirasakan pada masa-masa sekarang ini, dimana masyarakat dihadapkan pada masalah moral dan akhlak yang sangat serius. Fenomena-fenomena kemerosotan lainnya yang terjadi di negara yang mayoritas lslam ini masih cukup nampak jelas, indikator-indikator itu dapat diamati di dalam kehidupan sehari-hari seperti pergaulan bebas, tindak kriminal, kekerasan, korupsi, manipulasi, penipuan, serta perilaku-perilaku tidak terpuji lainnya, sehingga sifat-sifat terpuji, rendah hati, toleransi, kejujuran, kesetiaan, kepedulian, saling bantu, kepekaan sosial, tenggang rasa, yang merupakan jati diri bangsa sejak berabad-abad lamanya seolah menjadi barang mahal. Cara yang paling efektif menyampaikan pesan-pesan moral adalah melalui contoh perilaku yang seharusnya diberikan oleh tokoh masyarakat, tokoh agama, orang tua, guru dan pemimpin. (Juwariyah, 2010: 13)

3 Kini sudah saatnya orang tua menyadari dan mengembalikan fungsi keluarga dibidang pendidikan agama yang selama ini terabaikan. Pendidikan ibadah shalat, pendidikan membaca al-quran harus menjadi tradisi dalam kehidupan keluarga. Saatnya meninggalkan budaya barat dalam sikap dan berperilaku. Mengidolakan dan bahkan meneladani sikap dan perilaku jahiliyah para selebritis adalah tidak benar dalam pandangan agama karena semua itu menyesatkan. Banyak tokoh pejuang lslam yang bisa diteladani seperti: Profil Khalifah Abu Bakar As-Sidiq, Umar bin Khatab, Usman Bin Affan, dan Ali Bin Abi Tholib. (Djamarah Syaiful, 2006: 22-23) Menurut M. Quraish Shihab, kata akhlak dalam ajaran agama tidak dapat disamakan dengan etika. Etika hanya terbatas pada sopan santun antar sesama manusia, serta hanya berkaitan dengan tingkah laku lahiriah. Akhlak lebih luas maknanya daripada yang telah dikemukakan yaitu mencakup pada beberapa hal yang tidak sifat lahiriyah. Misalnya yang berkaitan dengan sikap batin maupun pikiran. Akhlak diniah (agama) mencakup berbagai aspek dimulai dari akhlak terhadap Allah SWT, akhlak kepada sesama makhluk dan akhlak kepada lingkungan. (M. Quraish Shihab, 1996: 337) Pendidikan akhlak merupakan permasalahan yang selalu menjadi tantangan manusia dalam sepanjang sejarah, pendidikan akhlak juga merupakan sisi lain dari pendidikan Nabi Muhammad Saw yang menjadi jiwa dari pendidikan muslim pada tahap berikutnya. Para pakar pendidikan muslim sepakat bahwa tujuan pendidikan dan pengajaran tidak sebatas memenuhi otak anak didik dengan

4 berbagai macam ilmu pengetahuan. Tujuan utama dari pendidikan adalah mendidik akhlak dan jiwa anak didik untuk mempersiapkan mereka dalam kehidupan. Rasulullah Saw sendiri diutus diantara misinya adalah mission moral, membawa umat manusia kepada akhlakul karimah, dalam sabdanya disebutkan: ت ل تم ا ب عث اى ن مكا رم ص ال ح ا ل خال Artinya: Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik. (Imam Jalaluddin Abdurrahman ibn Abi Bakr as-suyuthi, 1995: 160) Berdasarkan hadist Nabi di atas bahwa persoalan akhlak sebenarnya telah menjadi pusat perhatian bagi para Nabi sebelum Nabi Muhammad Saw. Di zaman yang semakin maju ini disayangkan sekali antar akhlak dan zaman yang semakin berkembang tidak berjalan selaras, akan tetapi dengan berkembangnya zaman, akhlak generasi muda semakin hancur. Dilihat dari contoh yang kecil dalam lingkungan keluarga, generasi muda sekarang sudah melupakan arti dari menghormati orang tua, saat ini banyak anak yang tidak tahu sopan santun ketika berbicara dengan orang tua. Mengkaji akhlak dalam perspektif al-quran menjadi sangat urgen, sebagai seorang muslim al-quran tentunya menjadi sumber rujukan yang sangat utama sebelum yang lainnya. Kajian tentang pendidikan akhlak telah banyak dilakukan dengan rujukan tafsir-tafsir klasik maupun modern. Tetapi kajian tafsir al-misbah dengan tema pendidikan akhlak dalam keluarga, sepanjang penelurusan peneliti belum ada yang membahas. Di samping kelebihan dan kekurangan yang dimiliki M. Quraish Shihab, beliau termasuk intelektual muslim Indonesia yang unik. Pendidikan tingginya yang kebanyakan ditempuh di Timur Tengah, Al-Azhar, ق

5 Cairo ini, oleh Howard M Federspiel dianggap unik sebagai seorang yang unik bagi Indonesia. Mengenai hal ini ia mengatakan sebagai berikut: Ketika meneliti biografinya, saya menemukan bahwa ia berasal dari Sulawesi Selatan, terdidik di pesantren, dan menerima pendidikan tingginya di Mesir pada Universitas Al- Azhar, di mana ia menerima gelar M.A dan Ph.D-nya. Ini menjadikan ia terdidik lebih baik dibandingkan dengan hampir semua pengarang lainnya yang terdapat dalam popular Indonesia Literature of the Quran, dan lebih dari itu, tingkat pendidikan tingginya di Timur Tengah seperti itu menjadikan ia unik di mana sebagian pendidikan pada tingkat itu diselesaikan di Barat. (Ibnu.blogspot.in/2011/02/Pendidikan-akhlak. html?m=1) (diakses 7 mei 2015) Corak pemikirannya dalam tafsir lebih condong menggunakan metode maudu i serta banyak menekankan perluhnya memahami wahyu Ilahi secara kontekstual dan tidak semata-mata terpaku pada makna tekstual agar pesan-pesan yang terkandung di dalamnya dapat difungsikan dalam kehidupan nyata, di samping itu tafsir al-misbah ini tersaji dengan gaya bahasa penulisan yang mudah dicerna segenap kalangan, dari mulai akademis hingga masyarakat luas. Penjelasan makna sebuah ayat tertuang dengan tamsilan yang menarik sehingga semakin menarik bagi pembaca untuk menelaahnya. Tafsir al-misbah dari penamaannya berarti Lampu, Pelita atau Lentera yang mengindikasikan makna kehidupan dan berbagai persoalan umat diterangi oleh cahaya al-quran agar semakin Membumi dan mudah dipahami.

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana konsep pendidikan akhlak dalam keluarga menurut Kajian Tafsir Al-Misbah karya Quraish Shihab? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, penelitian ini bertujuan untuk: Menjelaskan tentang konsep pendidikan akhlak dalam keluarga menurut Kajian Tafsir al-misbah karya Quraish Shihab. D. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, perlu adanya fokus penelitian karena terbatasnya waktu dan sarana dan prasarana, maka dalam hal ini peneliti menfokuskan masalah pada konsep pendidikan akhlak dalam keluarga kajian Tafsir al-misbah karya Quraish Shihab. Adapun ayat-ayat tentang pendidikan akhlak dalam keluarga yaitu QS. At-Tahrim [66]: 6 yang didalamnya menerangkan tentang kewajiban orang tua dalam mendidik anak, QS. Al-Isro [17]: 23-24 yang menerangkan tentang kewajiban anak terhadap orang tua, dan surat An-Nisa [4]: 34 menerangkan tentang kewajiban dan hak suami istri. Ayat-ayat tersebut yang akan dijadikan materi pembahasan dalam penelitian. E. Manfaat Penelitian Secara umum penelitian ini diharapkan pada dua jenis kegunaan yaitu kegunaan secara teoritis dan secara praktis. Adapun hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut:

7 1. Manfaat penelitian secara teoritis Hasil penelitian ini untuk menambah kajian ilmu di bidang pendidikan akhlak dalam keluarga, terutama terkait dengan pendidikan yang telah disebutkan di dalam al-quran. 2. Manfaat penelitian secara praktis a. Bagi Penulis: untuk menambah wawasan berfikir dan memperkaya pengetahuan dalam bidang pendidikan, serta mendapatkan pengalaman menulis dalam penelitian selanjutnya. b. Bagi Keluarga: sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas akhlaknya baik terhadap Allah SWT, dirinya sendiri, maupun orang lain. c. Bagi Pengembang Ilmu: penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan penelitian lanjutan bagi siapa saja yang berminat dalam masalah yang sama atau masalah-masalah yang bersinggungan dengan obyek penelitian ini. F. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan skripsi ini, secara umum terdiri dari lima bab yang dijabarkan secara garis besarnya sebagai berikut: Bab I, berisi Pendahuluan. Pada tahap ini terdiri dari: latar belakang, penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penuisan. Adapun fungsi latar belakang adalah menggambarkan secara umum konsep pendidikan akhlak dalam keluarga.

8 Bab II berisi tentang tinjauan pustaka dan landasan teori. Terdiri dari dua pembahasan besar yaitu tinjauan pustaka dan landasan teori. Adapun fungsi dari bab ini adalah sebagai pembuktian kalau penelitian ini belum pernah diteliti oleh peneliti lainnya dan teori tentang pendidikan akhlak dalam keluarga. Bab III berisi tentang metode penelitian yang terdiri dari: tahap pengumpulan data, pelaksanaan pengumpulan data penelitian, sumber data, analisis data. Adapun fungsi bab ini adalah menggambarkan cara penelitian ini diteliti. Bab IV berisi pembahasan yang terdiri dari: biografi singkat Quraish Shihab, paparan data tentang: konsep pendidikan akhlak dalam keluarga kajian tafsir al- Misbah karya Quraish Shihab dan analisis data Bab V penutup berisi tentang kesimpulan peneliti dari keseluruhan bab dan saran.