Bunga Menghancurkan Ekonomi Bangsa Oleh: Rio Satria, S.H.I. (Hakim Pengadilan Agama Sengeti)

dokumen-dokumen yang mirip
ekonomi Kelas X KEBIJAKAN MONETER KTSP A. Kebijakan Moneter Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. atau bahkan tercapainya full employment adalah kondisi ideal perekonomian yang

ekonomi K-13 PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG K e l a s A. KONSEP DASAR a. Sejarah Uang Tujuan Pembelajaran

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

Permintaan dan Penawaran Uang

REDENOMINASI RUPIAH DAN SISTIM KEUANGAN Prof. Dr. H. Amri Amir, SE., MS (Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jambi)

Uang EKO 2 A. PENDAHULUAN C. NILAI DAN JENIS-JENIS UANG B. FUNGSI UANG. value).

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya,

I. PENDAHULUAN. kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) untuk mencapai tujuannya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN` Universitas Indonesia. Dinamika moneter indonesia.., Ratna Sari Pakpahan, Program Pascasarjana, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peristiwa moneter yang penting dan hampir dijumpai semua

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

BAB II TINJAUAN TEORI. landasan teori yang digunakan dalam penelitian yaitu mengenai variabel-variabel

Keseimbangan di Pasar Uang

INFLATION TARGETING FRAMEWORK SEBAGAI KERANGKA KERJA DALAM PENERAPAN KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

melindamelindo.wordpress.com Page 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA SKRIPSI. Diajukan Oleh : Marta Kristiani / FE/ IE

1. PENDAHULUAN. makro. Kebijakan moneter ditujukan untuk mendukung tercapainya sasaran

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor

BAB I PENDAHULUAN. inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7,

Teori Klasik tentang Permintaan Uang

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

= Inflasi Pt = Indeks Harga Konsumen tahun-t Pt-1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya (t-1)

Redenominasi Rupiah dan Sistem Keuangan. Amri Amir Program Magister Ilmu Ekononomi Fakultas Ekonomi Universitas Jambi

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

Teori Ekonomi Keynes: Pasar Uang dan Pasar Tenaga Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB II TELAAH TEORITIS DAN PENGEMBANGAN MODEL PENELITIAN. Volatilitas (volatility)berasal dari kata dasar volatile(restiyanto, 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

Perekonomian Indonesia

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum

BAB 1 PENDAHULUAN. riil, dan meningkatnya lapangan kerja sehingga mengurangi pengangguran.

TUJUAN KEBIJAKAN MONETER

I. PENDAHULUAN. berhasil menerapkan kebijakan dalam ekonomi. Pendapatan nasional yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

KESEIMBANGAN di PASAR UANG. Minggu 11

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa jasa perbankan. Bank memiliki

Konsep Dasar Uang dalam Islam. Oleh: Syarif As ad

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap suatu perekonomian,

Makro ekonomi adalah Makro artinya besar, analisis makro ekonomi merupakan analisis keseluruhan kegiatan perekonomian. Bersifat global dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

BAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan

I. PENDAHULUAN. menghimpun dana dari pihak yang berkelebihan dana dan menyalurkannya

I. PENDAHULUAN. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar Amerika setelah

UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN

Indikator Inflasi Beberapa indeks yang sering digunakan untuk mengukur inflasi seperti;.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Indeks Harga dan Inflasi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

SKRIPSI. Kausalitas Jumlah Uang Beredar Terhadap Inflasi. di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. (growth). Pembangunan ekonomi yang mengalami pertumbuhan yaitu apabila tingkat

By Nina Triolita, SE, MM. Pengantar Bisnis Pertemuan Ke 7

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi

Inflasi dalam Perspektif Ekonomi Syariah

VII. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia yang pada awalnya bertumbuh pesat tiba-tiba

ekonomi K-13 INFLASI K e l a s A. INFLASI DAN GEJALA INFLASI Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

Inflasi dan Indeks Harga

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan antara lain melalui pendekatan jumlah uang yang beredar dan

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

BAB I PENDAHULUAN. membuat pilihan yang menyangkut alokasi mereka.

BAB I PENDAHULUAN. Peranan uang dalam peradaban manusia hingga saat ini dirasakan sangat

BAB I PENDAHULUAN. orang. Manfaat bagi kegiatan setiap orang yakni, dapat mengakomodasi

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi membutuhkan modal dasar sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua ahli ekonomi berpendapat bahwa modal merupakan faktor yang

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI INFLATION, MONEY GROWTH & BUDGET DEFICIT

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

BAB I PENDAHULUAN. Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, baik itu mencakup kelembagaan,

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. yang melambat ditandai dengan meningkatnya angka inflasi dan kenaikan

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. R Serfianto D. Purnomo et al. Buku Pintar Pasar Uang & Pasar Valas (Jakarta, Gramedia 2013), h. 98.

Transkripsi:

1 Bunga Menghancurkan Ekonomi Bangsa Oleh: Rio Satria, S.H.I. (Hakim Pengadilan Agama Sengeti) A. Pendahuluan Inflasi dan ketidakstabilan sektor riil dari waktu ke waktu senantiasa menjadi perhatian rezim pemerintahan yang berkuasa serta otoritas moneter. Hal ini tercermin dari kebijakan otoritas moneter dalam menjaga tingkat inflasi yang harus selalu turun menjadi satu digit atau inflasi moderat. Paradigma berfikir ini menunjukan bahwa inflasi akan terus terjadi, karena paradigma berfikirnya bukan bagaimana inflasi tidak terjadi. 1 Upaya otoritas moneter mengendalikan inflasi memang sangatlah beralasan. Terutama disebabkan dampak inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi. Dari segi biayanya, biaya yang harus ditanggung pemerintah dengan adanya inflasi sangatlah besar. Secara emperik dampak inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi terlihat dari krisis tahun 1997 1998 yang mengakibatkan terganggunya sektor riil.2 Boedi Abdullah mengemukakan bahwa inflasi tidak hanya dimungkinkan terjadi pada negara yang menggunakan fiat money, namun juga bisa terjadi pada negara yang menggunakan mata uang emas dan perak. Jika ditemukan lebih banyak emas dan perak, persediaan uang akan meningkat, harga akan naik, dan nilai uang akan turun, hal sebaliknya akan terjadi jika persediaan emas dan perak turun. 3 Ketidakseimbangan antara jumlah uang beredar dengan jumlah barang telah menyebabkan inflasi keuangan pada masa itu, sesuai dengan teori Irving Fisher: MV = PT (jumlah uang beredar. kecepatan uang beredar = tingkat harga produk. nilai produk yang diperdagangkan). 4 1 M. Hatta, Telaah Singkat Pengendalian Inflasi Dalam Perspektif Kebijakan Moneter Islam, Jurnal Ekonomi Ideologis, http://www.jurnal-ekonomi.org/2008/06/16/telaah-singkatpengendalian-inflasi-dalam-perspektif-kebijakan-moneter-islam/, hal. 2. 2 Ibid., hal. 3. 3 Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), cet. Ke-1, hal. 230. 4 Ibid., hal. 249.

2 B. Pembahasan Berdasarkan teori kuantitas, inflasi merupakan kelebihan pada kuantitas mata uang yang berlaku, sehingga menyebabkan kelebihan pada level umum terhadap nilai harga, sedangkan berdasarkan dampak yang ditimbulkan, inflasi didefenisikan sebagai gejala kelebihan pada level harga umum.5 Meskipun ekonom berbeda pendapat dalam mendefinisikan dan menentukan bentuk-bentuk inflasi, namun terdapat dua bentuk inflasi yang disepakati oleh para ahli ekonomi sebagai berikut: 6 1) Inflasi yang berlebihan adalah inflasi yang berbahaya, sebab ia dapat menyebabkan kenaikan harga dengan ratio yang sangat tinggi, serta dapat menurunkan nilai harga mata uang mencapai tingkat terendah. Inflasi ini terjadi karena: a) Munculnya kehancuran sosial dan runtuhnya aktivitas perekonomian. b) Ketidakmampuan pemerintah untuk mengamankan situasi serta kehilangan kekuasaan terhadap rakyat. c) Terjadinya perang yang menghancurkan. 2) Inflasi yang bergerak dengan perlahan, bentuk inflasi ini juga biasa disebut dengan inflasi menengah, atau inflasi yang tidak aktif adalah inflasi yang mengakibatkan kenaikan harga dengan perlahan, tapi berkelanjutan. Menurut Al-Maqrizi, inflasi terjadi ketika harga-harga secara umum mengalami kenaikan terus-menerus, Al-Maqrizi menyadari bahwa penggunaan mata uang emas dan perak tidak serta merta akan menghilangkan inflasi dalam ekonomi, karena inflasi juga dapat terjadi karena faktor alam dan tindakan dari penguasa yang sewenang-wenang. Inflasi yang disebabkan human error, terjadi karena tindakan korupsi, administrasi yang buruk, dan sirkulasi mata uang fulus yang berlebihan. 7 5 Ibid., h. 274. 6 Hasan, Ahmad, al-auraq al-naqdiyah fi al-iqtishad al-islamy, terj. Barito, Saifurrahman dan Ali, Zulfakar, Mata uang Islam (telaah komprehensif Sistem Keuangan Islami), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h. 279. 7 Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, hal. 306.

3 Kejadian inflasi secara substansi bukanlah ditentukan oleh jenis mata uang yang digunakan. Meskipun uang yang digunakan adalah uang yang bernilai instrinsik dan ekstrinsik. Jika kebijakan moneter yang digunakan adalah kebijakan moneter yang kontraproduktif dengan keinginan untuk menghilangkan inflasi, maka inflasi tetap akan terjadi, meskipun angka inflasi dapat dikendalikan, inflasi moderat. Tidak ada nas dari Alquran dan Hadis yang mewajibkan menjadikan emas dan perak sebagai uang yang diakui oleh syariat dan juga tidak ada nas yang menafikan uang selain emas dan perak yang menjadi istilah pasar. Dengan demikian jelas, bahwa permasalah uang termasuk dalam masalah almashalih al-mursalah, oleh sebab itu, apabila pasar menemukan maslahah ketika menjadikan sesuatu sebagai uang, berarti sikap mereka tidak bertentangan dengan syariah. 8 Ketika Abbasiyah dikuasai oleh orang-orang Turki (Bani Saljuk) kekuasaan pemerintah melemah 9, kondisi ini berlangsung sejak tahun 1055 sampai dengan tahun 1194 M, hingga akhirnya ditumbangkan oleh serangan Hulagu Khan pada tahun 1258 M. 10 Ketika itu orang-orang berada dalam gelimangan harta, jumlah uang tidak mencukupi lagi, sehingga negara membutuhkan bahan baku tambahan, terjadilah kecurangan dalam pembuatan dirham dengan cara mencampurkannya dengan tembaga untuk memperoleh keuntungan dari selisih antara nilai nominal dengan instrinsiknya. 11 Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Kamil ibnu al-adil al- Ayyubi, dibuat rasio nominal 48 fulus untuk setiap dirham. Setelah pemerintahan Sultan Al-Kamil, pada tahun 650 H kebijakan sepihak mulai muncul, dengan menetapkan rasio nominal 24 fulus untuk setiap satu dirham, 8 Hasan, Ahmad, al-auraq al-naqdiyah fi al-iqtishad al-islamy, terj. Barito, Saifurrahman dan Ali, Zulfakar, Mata uang Islam (telaah komprehensif Sistem Keuangan Islami), hal. 219. 9 Ibid., hal. 242. 10 Daulah Abbasiyah, makalah, hal. 2, http://afud1428.files.wordpress.com/2011/02/ makalah-abbasiyah.pdf. 11 Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, hal. 242.

4 sehingga barang-barang yang dahulunya berharga ½ dirham, naik menjadi 1 dirham. 12 Inti yang menyebabkan turunnya nilai mata uang terhadap barang adalah inflasi. Pertanyaan utama adalah, kenapa terjadi inflasi? Secara teoritis selama ini diketahui ada 2 penyebab utama terjadinya inflasi, yaitu tarikan permintaan (demand full inflation) dan desakan biaya (cost push inflation), inflasi yang terjadi di Indonesia lebih banyak terjadi karena desakan biaya dan sistem keuangan serta sistem ekonomi yang berlaku saat ini adalah sistem kapitalis. 13 Kelemahan utama sistem kapitalis saat ini adalah menjadikan uang sebagai komoditi dan alat spekulasi dalam perekonomian. Ketika uang dijadikan sebagai komoditi, maka nilai uang tidak lagi sesuai dengan nilai riil. Inilah penyebab kenapa nilai uang selalu merosot dibandingkan nilai barang. Selain itu, uang juga berfungsi sebagai alat produksi (uang dapat menghasilkan uang) melalui bunga (interest) yang dilakukan oleh bank. Bank merupakan mesin utama dalam sistem ekonomi kapitalis, di samping mesin keduanya adalah pasar modal yang notabene lebih bersifat spekulatif (judi). 14 Perbedaan antara mata uang emas dan perak dengan mata uang dari jenis lain adalah tingkat kesulitan atau kemudahan untuk membuat mata uang palsu, jika kebijakan moneter negara mampu mengatur keseimbangan antara jumlah mata uang beredar dengan jumlah barang melalui mekanisme ekonomi riil bukan berbasis bunga yang menyebabkan buble economic, meskipun uang yang digunakan adalah fiat money, inflasi tidak akan terjadi. Bahaya bunga sangat mengancam stabilitas ekonomi, karena ketika bunga dijadikan instrumen utama moneter, maka keseimbangan nilai tukar uang bukan lagi diukur dengan jumlah nilai harga barang dan jasa pada sektor ekonomi riil, namun akan dimainkan oleh otoritas moneter melalui penentuan interest rate. 12 Al-Maqrizi, Ighatsah al-ummah bi Kasyfi al-ghummah, (al-haram: Ain al-dirasat wa al-buhuts al-insaniyah wa al-ijtima iyah, 2007), cet. Ke-1, hal. 144. 13 Amri Amir, Redenominasi Rupiah dan Sistem Keuangan, Jurnal Paradigma Ekonomika, Vol. 1, Nomor 4 (Oktober 2011), hal. 73. 14 Ibid., hal. 75.

5 Metode ini didasarkan atas pandangan bahwa sebagaimana barang dan jasa, permintaan atas uang terdiri atas tiga faktor, permintaan transaksi, permintaan untuk cadangan, dan permintaan untuk berspekulasi. Ketika tingkat suku bunga naik, tentunya kesempatan biaya uang juga akan meningkat, maka orang akan mempersiapkan untuk mengurangi pengeluaran. Dalam kondisi ini, ada hubungan yang negatif antara permintaan uang untuk berspekulasi dengan tingkat suku bunga. Jadi, ketika suku bunga tinggi, maka permintaan uang menurun, meskipun hubungan ini hanya terjadi pada sektor individu, karena pada sektor publik, permintaan atas uang ditentukan oleh kebijakan pemerintah atas belanja keuangan publik serta pajak. 15 Kebijakan moneter dengan menggunakan standar suku bunga tersebut dapat digambarkan dengan kurva IS-LM berikut ini: r 16 r Ms IS LM Md m y Kurva tersebut memperlihatkan bagaimana keseimbangan di pasar uang menentukan kurva LM dan keseimbangan nilai tingkat suku bunga. r adalah tingkat suku bunga, m adalah jumlah uang, y adalah total pengeluaran dalam ekonomi, Ms merupakan penawaran uang yang ditentukan oleh bank sentral, dan Md permintaan uang berdasarkan permintaan karena transaksi, jaga-jaga, serta spekulasi. Garis menurun Md merupakan hasil yang menunjukan hubungan negatif antara tingkat suku bunga dengan permintaan uang untuk tujuan spekulasi. 17 15 Hasan Kiaee, Monetary Policy in Islamic Economic Framework. Case of Islamic Republic of Iran, Proceeding of the 2 nd Islamic Conference 2007 (iecons2007), Faculty of Economics and Muamalat, Islamic Science University of Malaysia, hal. 4. 16 Ibid., hal. 5. 17 Ibid.

6 Menjadikan bunga sebagai instrumen kebijakan moneter, mengancam keberlangsungan stabilitas ekonomi mikro, padahal standar kesejahteraan secara ekonomi bukanlah ditentukan makro ekonomi. Meskipun angka pertumbuhan ekonomi pada skala makro bagus, namun jika banyak rakyat yang kelaparan, apakah kondisi tersebut dapat dikatakan sejahtera? Kemajuan ekonomi menurut konsep ekonomi Islam, adalah terwujudnya rahmatan lil alamin. Ketika pemegang modal besar diberi kesempatan menjadikan uang sebagai alat spekulasi, maka uang yang dimilikinya cenderung akan diinvestasikan melalui instrumen ekonomi yang bersifat spekulasi, tentunya dengan mengharapkan bunga besar. Bank berbasis bunga serta pasar uang dan pasar modal berbasis bunga akan menjadi instrumen utama untuk mewujudkan tujuan tersebut. Sebagai gambaran, besaran transaksi yang terjadi di pasar uang dunia berjumlah 1,5 triliun dolar AS dalam sehari. Sebaliknya, besaran transaksi pada perdagangan dunia di sektor riil hanya 6 triliun dolar AS setiap tahunnya. Jadi, perbandingannya adalah 500:6. Dengan kata lain, transaksi di sektor riil hanya sekitar 1%-an dari sektor keuangan. 18 Perkembangan ekonomi makro harus dibangun berdasarkan ekonomi mikro, jangan sebaliknya, karena jika lebih mengutamakan ekonomi makro dan melupakan ekonomi mikro, maka ekonomi mikro akan digulung oleh ekonomi makro, sehingga yang kaya akan semakin kaya, sedangkan yang miskin akan semakin miskin, bahkan kalangan menengah terancam akan menjadi kelompok miskin yang baru. Bahaya bunga dapat digambarkan bahwa, jika jumlah uang bertambah, disebabkan meningkatnya permintaan atas uang karena dorongan beban bunga, ketika jumlah uang yang beredar tidak sebanding dengan jumlah barang, maka menurut teori kuntitas, inflasi terjadi dengan indikasi kenaikan harga barang pada level umum. Kenaikan harga barang, berbanding terbalik dengan kemampuan produksi masyarakat yang mengalami penurunan. 18 Saatnya Sistem Ekonomi Islam Menggantikan Sistem Ekonomi Kapitalis, http://hizbuttahrir.or.id/2008/10/29/saatnya-sistem-ekonomi-islam-menggantikan-sistem-ekonomi-kapitalis/.

7 Hubungan Tingkat Suku Bunga dan Inflasi di Kanada tahun 1960 1995 19 Ketika kemampuan produksi masyarakat menurun, maka angka kredit macet akan meningkat, padahal di sisi lain bank atau pengguna modal tetap memiliki beban untuk memberikan bunga kepada para investor yang menanamkan modalnya melalui bank ataupun pasar modal, sehingga kondisi inilah yang disebut negative spreet. Ketika sistem ekonomi kapitalis dan sosialis selama ini hanya mampu menjadi sistem alternatif (pilihan), maka untuk keluar dari sistem ekonomi inflasi, dibutuhkan sebuah sistem yang mampu menjadi solusi, maka saat ini sistem ekonomi yang menawarkan instrumen moneter tanpa bunga, hanya sistem ekonomi Islam. Ekonomi Islam adalah sistem ekonomi riil, jumlah uang beredar secara proporsinal terukur dengan nilai barang dan jasa di lapangan. Dalam ekonomi Islam uang bukanlah komuditi, uang tidak memiliki nilai sama sekali, kecuali uang tersebut telah diinvestasikan (follow concept). C. Penutup Kejadian inflasi secara substansi bukanlah ditentukan oleh jenis mata uang yang digunakan. Secara teoritis selama ini diketahui ada 2 penyebab 19 Amri Amir, Redenominasi Rupiah dan Sistem Keuangan, Jurnal Paradigma Ekonomika, Vol. 1, Nomor 4 (Oktober 2011), hal. 76.

8 utama terjadinya inflasi, yaitu tarikan permintaan (demand full inflation) dan desakan biaya (cost push inflation. Bunga, sebagai instrumen utama sistem ekonomi kapitalis, sangat mengancam stabilitas ekonomi pada sektor riil. Jika jumlah uang bertambah, disebabkan meningkatnya permintaan atas uang karena dorongan beban bunga, ketika jumlah uang yang beredar tidak sebanding dengan jumlah barang, maka menurut teori kuntitas, inflasi terjadi dengan indikasi kenaikan harga barang pada level umum. Kenaikan harga barang, berbanding terbalik dengan kemampuan produksi masyarakat yang mengalami penurunan. Ketika sistem ekonomi kapitalis dan sosialis selama ini hanya mampu menjadi sistem alternatif (pilihan), maka untuk keluar dari sistem ekonomi inflasi, dibutuhkan sebuah sistem yang mampu menjadi solusi, maka saat ini sistem ekonomi yang menawarkan instrumen moneter tanpa bunga, hanya sistem ekonomi Islam. D. Daftar Kepustakaan 1. Al-Maqrizi, Ighatsah al-ummah bi Kasyfi al-ghummah, (al-haram: Ain al-dirasat wa al-buhuts al-insaniyah wa al-ijtima iyah, 2007). 2. Amri Amir, Redenominasi Rupiah dan Sistem Keuangan, Jurnal Paradigma Ekonomika, Vol. 1, Nomor 4 (Oktober 2011). 3. Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2010). 4. Daulah Abbasiyah, makalah, hal. 2, http://afud1428.files.wordpress.com /2011/02/ makalah-abbasiyah.pdf. 5. Hasan, Ahmad, al-auraq al-naqdiyah fi al-iqtishad al-islamy, terj. Barito, Saifurrahman dan Ali, Zulfakar, Mata uang Islam (telaah komprehensif Sistem Keuangan Islami), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005). 6. M. Hatta, Telaah Singkat Pengendalian Inflasi Dalam Perspektif Kebijakan Moneter Islam, Jurnal Ekonomi Ideologis, http://www.jurnalekonomi.org/2008/06/16/telaah-singkat-pengendalian-inflasi-dalamperspektif-kebijakan-moneter-islam/.

9 7. Saatnya Sistem Ekonomi Islam Menggantikan Sistem Ekonomi Kapitalis, http://hizbut-tahrir.or.id/2008/10/29/saatnya-sistem-ekonomi-islammenggantikan-sistem-ekonomi-kapitalis/.