MENGENAL GUILLAIN BARRE SYNDROME) (GBS) Tutiek Rahayu Dosen Jurdik Biologi FMIPA UNY

dokumen-dokumen yang mirip
Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

BAB I PENDAHULUAN. (Aries & Midford dalam Corr 2012). Setiap individu memiliki respon yang

SINDROMA GUILLAINBARRE

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peran fisioterapi memberikan layanan kepada individu atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

Definisi Bell s palsy

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

BAB II LANDASAN TEORI

VIRUS HEPATITIS B. Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage. Oleh AROBIYANA G0C PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

Gejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Obat Diabetes Ampuh Bagi Neuropati Jenis Tambahan

Obat Untuk Diabetes Dengan Komplikasi Neuropati Perifer

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang optimal (Sarwono, 2002). Sejak awal pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan dalam pekerjaan. Perubahan gaya hidup tersebut diantaranya adalah

Waspada Keracunan Phenylpropanolamin (PPA)

Pengalaman sakit adalah hal yang dapat terjadi pada siapa pun, kapan pun. dan dimana pun, begitu pula dengan anak-anak. Sebagaimana orang dewasa,

INFO TENTANG H7N9 1. Apa virus influenza A (H7N9)?

Tips Mengatasi Susah Buang Air Besar

Wabah Polio. Bersama ini kami akan membagi informasi mengenai POLIO yang sangat berbahaya, yang kami harap dapat bermanfaat untuk kita semua.

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas penduduk semakin meningkat, dalam

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

BAB XXV. Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB?

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal

Jangan Sembarangan Minum Antibiotik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

STROKE Penuntun untuk memahami Stroke

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT AVIAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Inilah 10 Gejala Serangan Jantung di Usia Muda

Sakit Gigi Akibatkan Penyakit Jantung dan Stroke

Diabetes dan Penyakit Mata

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Kesehatan Anak - Aneka penyakit anak yg perlu diketahui semua ortu

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Jika tidak terjadi komplikasi, penyembuhan memakan waktu 2 5 hari dimana pasien sembuh dalam 1 minggu.

BAB I PENDAHULUAN. dari orang ke orang. PTM mempunyai durasi yang panjang, umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Artritis reumatoid/rheumatoid Arthritis (RA) adalah

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

Manfaat Terapi Ozon Manfaat Terapi Ozon Pengobatan / Terapi alternatif / komplementer diabetes, kanker, stroke, dll

Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) dan Merck peduli kesehatan saraf

BAB I PENDAHULUAN. memberikan prioritas pada upaya promotif dan preventif tanpa

MACAM-MACAM PENYAKIT. Nama : Ardian Nugraheni ( C) Nifariani ( C)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu manifestasi klinis gangguan peredaran darah otak yang

Etiology dan Faktor Resiko

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi dari makanan diet khusus selama dirawat di rumah sakit (Altmatsier,

Swine influenza (flu babi / A H1N1) adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae.

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

BAB I PENDAHULUAN. berbagai lapisan masyarakat dan ke berbagai bagian dunia. Di Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. utama di daerah perkotaan ( Media Aeculapius, 2007 ). Menurut American Hospital Association (AHA) dalam Herkutanto (2007),

Mengapa disebut sebagai flu babi?

BAB 1 PENDAHULUAN. Rheumatoid arthritis adalah penyakit kronis, yang berarti dapat

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian. Namun pada kenyataannya, kehidupan

TETAP SEHAT! PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan

Bab III Sistem Kesehatan

Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016

Pedoman Surveilans dan Respon Kesiapsiagaan Menghadapi Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-COV) untuk Puskesmas di Kabupaten Bogor

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik atau menekan dan

ABSTRAK. Adherence Scale (MMAS).

BAB 2 DATA DAN ANALISA

TATA LAKSANA IMUNODEFISIENSI PRIMER: PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA

Obat Penyakit Diabetes dan Berbagai Komplikasi Neuropati

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang penyebabnya adalah virus. Salah satunya adalah flu, tetapi penyakit ini

FORMAT 2 A BAHAN KUESIONER PERSONAL UNTUK ANAK / REMAJA (USIA 18) Harus ditanyakan oleh dokter

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

Transkripsi:

MENGENAL GUILLAIN BARRE SYNDROME) (GBS) Tutiek Rahayu Dosen Jurdik Biologi FMIPA UNY Pendahuluan Menurut Centers of Disease Control and Prevention / CDC (2012), Guillain Barre Syndrom (GBS) adalah penyakit langka di mana sistem kekebalan seseorang menyerang sistem syaraf tepi dan menyebabkan kelemahan otot bahkan apabila parah bisa terjadi kelumpuhan. Hal ini terjadi karena susunan syaraf tepi yang menghubungkan otak dan sumsum belakang dengan seluruh bagian tubuh kita rusak. Kerusakan sistem syaraf tepi menyebabkan sistem ini sulit menghantarkan rangsang sehingga ada penurunan respon sistem otot terhadap kerja sistem syaraf. Angka kejadian penyakit GBS kurang lebih 0,6-1,6 setiap 10.000-40.000 penduduk. Perbedaan angka kejadian di negara maju dan berkembang tidak nampak. Kasus ini cenderung lebih banyak pada pria dibandingkan wanita. Data RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta menunjukkan pada akhir tahun 2010-2011 tercatat 48 kasus GBS dalam satu tahun dengan berbagai varian jumlahnya per bulan. Pada Tahun 2012 berbagai kasus di RSCM mengalami kenaikan sekitar 10% (Anonim, 2012 ; Mikail, 2012). Keadaan tersebut di atas menunjukkan walaupun kasus penyakit GBS relatif jarang ditemukan namun dalam beberapa tahun terakhir ternyata jumlah kasusnya terus mengalami peningkatan. Meskipun bukan angka nasional negara Indonesia, data RSCM tidak dapat dipisahkan dengan kasus yang terjadi di negara ini, karena RSCM merupakan salah satu Rumah Sakit pusat rujukan nasional. Berdasarkan fakta di atas perlu kita mengenal penyakit GBS secara lebih rinci. Guillain Barre Syndrom (GBS) Penyebab GBS awalnya tidak diketahui sehingga penyakit ini mempunyai nama lain Acute idiophatic polineuritis atau polineuritis idiopatik akut. Idiopatik berasal dari kata idiot atau tidak tahu. Bersama jalannya waktu diketahui bahwa GBS dapat disebabkan oleh kerusakan sistem kekebalan. Kerusakan sistem kekebalan tersebut menimbulkan pembengkakan syaraf peripheral, sehingga mengakibatkan tidak adanya pesan dari otak untuk melakukan gerakan yang dapat diterima oleh otot yang terserang. Apabila banyak

syaraf yang terserang, di mana salah satunya adalah syaraf sistem kekebalan, sehingga sistem kekebalan tubuh kita pun akan kacau, dengan tidak diperintah dia akan mengeluarkan cairan sistem kekebalan tubuh di tempat-tempat yang tidak diinginkan. Pengobatan akan menyebabkan sistem kekebalan tubuh akan berhenti menyerang syaraf dan bekerja sebagaimana mestinya dan gejala hilang dan bisa pulih sehat seperti semula. Beberapa kasus menunjukkan orang mengalami gejala GBS setelah beberapa hari atau minggu mengalami sakit dengan gejala diare atau gangguan pernapasan. Infeksi bakteri Campylobacter jejeni bisa sebagai pemicu gejala GBS. Selain itu, GBS bisa terjadi setelah orang tersebut mengalami flu atau infeksi virus lainnya seperti Cytomegalovirus dan virus Epstein Barr. Walaupun sangat jarang terjadi, penyakit GBS bisa dipicu vaksinasi atau pembedahan yang dilakukan beberapa hari atau minggu sebelum serangan penyakit tersebut. Kasus penyakit GBS pada tahun 1976 meningkat karena penggunaan vaksin flu babi. Baru pada tahun 2003 The Institute of Medicine ( IOM) mengemukakan beberapa teori tentang kemungkinan mengapa hai ini terjadi, tetapi belum dapat menjelaskan secara pasti. Setiap orang bisa terkena GBS tetapi pada umumya lebih banyak terjadi pada orang tua. Orang berumur 50 tahun keatas merupakan golongan paling tinggi risikonya untuk mengalami GBS (CDC, 2012). Namun, menurut ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) dr. Darma Imran, Sp S(K) mengatakan bahwa GBS dapat dialami semua usia mulai anak-anak sampai orang tua, tapi puncaknya adalah pada pasien usia produktif ( Mikail, 2013). Gejala awal antara lain adalah rasa seperti ditusuk-tusuk jarum di ujung jari kaki atau tangan atau mati rasa di bagian tubuh tersebut. Kaki terasa berat dan kaku mengeras, lengan terasa lemah dan telapak tangan tidak bisa mengenggam erat atau memutar sesuatu dengan baik (buka kunci, buka kaleng dan lain-lain). Gejala awal ini bisa hilang dalam tempo waktu beberapa minggu, penderita biasanya tidak merasa perlu perawatan atau susah menjelaskannya pada tim dokter untuk meminta perawatan lebih lanjut karena gejala-gejala akan hilang pada saat diperiksa. Gejala tahap berikutnya pada saat mulai muncul kesulitan berarti, misalnya : kaki sudah melangkah, lengan menjadi sakit lemah, dan kemudian dokter menemukan syaraf refleks lengan telah hilang fungsinya (Anonim, 2006). Gejala awal biasanya kelemahan atau rasa kesemutan pada kaki. Rasa itu dapat menjalar ke bagian tubuh atas tubuh. Pada beberapa kasus bisa menjadi lumpuh, Hal ini bisa

menyebabkan kematian. Pasien kadang membutuhkan alat respirator untuk bernapas. Gejala biasanya memburuk setelah beberapa minggu, kemudian stabil. Banyak orang bisa sembuh, namun kesembuhan bisa didapatkan dalam minggu atau tahun (CDC, 2012 ; Marjo, 1978 ; Sidarta, 2004 ; Walshe, 1978). T T (17), penderita Gullain-Barre Syndrome (GBS) berupa salah satu manifestasi penyakit autoimun, terbaring di ruang ICU RS Dharmais, Rabu (10/8/2011) ; Sumber : Kompas.com Diagnosa GBS ditegakkan berdasarkan riwayat dan hasil tes kesehatan baik secara fisik maupun laboratorium. Berdasarkan riwayat penyakit didapatkan data tentang obatobatan yang biasa diminum, apakah ada riwayat konsumsi alkohol, infeksi-infeksi yang pernah diderita sebelumnya, riwayat vaksinasi dan pembedahan yang dilakukan pada orang tersebut sebelumnya, maka dokter akan menyimpulkan apakah pasien menderita penyakit GBS. Tidak lupa juga riwayat penyakit yang pernah diderita pasien maupun keluarga pasien misalnya diabetes mellitus, diet yang dilakukan, semuanya akan diteliti dengan seksama hingga dokter bisa menarik kesimpulan apakah orang terkena GBS atau penyakit lainnya. Pasien yang diduga mengidap GBS diharuskan melakukan tes: 1. Darah lengkap, berupa pemeriksaan kimia darah secara komplit 2. Lumbal puncti, berfungsi untuk mengambil cairan otak 3. EMG (electromyogram), untuk merekam kontraksi otot. 4. Pemeriksaan kecepatan hantar syaraf. Sesuai urutannya, test pertama akan dilakukan kemudian test ke dua apabila test pertama tidak terdeteksi adanya GBS, dan selanjutnya.

Tanda-tanda melemahnya syaraf akan nampak semakin parah dalam waktu 4 sampai 6 minggu. Beberapa pasien melemah dalam waktu relatif singkat hingga pada titik lumpuh total dalam hitungan hari, tapi kasus seperti itu amat langka. Pasien memasuki tahap tidak berdaya dalam beberapa hari. Pada masa ini biasanya pasien dianjurkan untuk beristirahat total di rumah sakit. Meskipun kondisi dalam keadaan lemah sangat dianjurkan pasien untuk selalu menggerakkan bagian-bagian tubuh yang terserang untuk menghindari kaku otot. Ahli fisioterapi biasanya akan sangat dibutuhkan untuk melatih pasien dengan terapi-terapi khusus. Pengarahan-pengarahan akan diberikan tim medis kepada keluarga dan teman pasien cara-cara melatih pasien GBS. Pasien penyakit GBS biasanya merasakan sakit yang akut, terutama pada daerah tulang belakang dan lengan dan kaki. Namun ada juga pasien yang tidak mengeluhkan rasa sakit yang berarti meskipun mereka mengalami kelumpuhan parah. Rasa sakit muncul dari pembengkakan dari syaraf yang terserang, atau dari otot yang sementara kehilangan suplai energi, atau dari posisi duduk atau tidur pasien yang mengalami kesulitan untuk bergerak atau memutar tubuhnya ke posisi nyaman. Untuk melawan rasa sakit dokter akan memberikan obat penghilang rasa sakit dan perawat akan memberikan terapi-terapi untuk merelokasi bagian-bagian tubuh yang terserang dengan terapi-terapi khusus. Rasa sakit dapat datang dan pergi dan itu sangat menyiksa bagi penderita GBS. Pasien biasanya akan melemah dalam waktu beberapa minggu, maka dari itu perawatan intensif sangat diperlukan pada tahap-tahap saat GBS mulai terdeteksi. Sesuai dengan tahap dan tingkat kelumpuhan pasien maka dokter akan menentukan apa pasien memerlukan perawatan di ruang ICU atau tidak. Sekitar 25% pasien GBS akan mengalami berbagai kesulitan antara pada : sistem pernafasan ditandai dengan sesak nafas bahkan henti nafas, penurunan kemampuan menelan dan batuk. Pasien biasanya akan diberi bantuan alat ventilator untuk membantu pernafasan dalam kondisi tersebut di atas, Setelah beberapa waktu, kondisi mati rasa akan berangsur membaik. Pasien harus tetap waspada karena hanya 80% pasien yang dapat sembuh total, tergantung parahnya penyakit. Pasien bisa berjalan dalam waktu lagi setelah perawatan dalam hitungan minggu atau tahun. Namun statistik membuktikan bahwa rata-rata pasien akan membaik dalam waktu 3 sampai 6 bulan. Pasien parah akan menjadi cacat pada bagian yang terserang paling parah, perlu terapi yang cukup lama untuk mengembalikan fungsi-fungsi otot yang layuh akibat GBS. Bisanya memakan waktu maksimal 4 tahun.

Pengobatan GBS adalah dengan pemberian imunoglobulin secara intravena dan plasmapharesis atau pengambilan antibodi yang merusak sistem saraf tepi dengan jalan mengganti plasma darah. Selain terapi pokok tersebut juga telah dijelaskan di atas tentang pemberian fisioterapi dan perawatan dengan terapi khusus serta pemberian obat untuk mengurangi rasa sakit. GBS merupakan penyakit akut akan tetapi bila diterapi dengan baik dan tepat maka dapat memperbaiki kualitas hidup pasien. Pencegahan dilakukan dengan menjaga kesehatan supaya tidak mengalami infeksi dan melakukan pemantauan keamanan vaksin. Vaccine Adverse Event Reporting (VAERS) adalah suatu sistem yang dikelola CDC dan Food and Drug Administration (FDA) untuk mengumpulkan laporan sukarela tentang kemungkinan efek samping yang dialami orang setelah mendapatkan vaksinasi. Hal ini bisa kita lakukan di Indonesia dengan melaporkan kasus efek samping pemberian vaksinasi pada Puskesmas setempat yang akan dilanjutkan sampai Kementrian Kesehatan untuk ditindaklanjuti. Melalui tindak lanjut tersebut diharapkan dapat mendeteksi adanya kemungkinan risiko GBS yang terkait dengan vaksinasi diketahui secara dini dan mengambil tindakan lebih awal dan tepat. Penutup Guillain Barre Syndrom (GBS) adalah penyakit langka di mana sistem kekebalan seseorang menyerang sistem syaraf tepi dan menyebabkan kelemahan otot bahkan apabila parah bisa terjadi kelumpuhan. Hal ini terjadi karena susunan syaraf tepi yang menghubungkan otak dan sumsum belakang dengan seluruh bagian tubuh kita rusak. Kerusakan sistem syaraf ini menyebabkan sistem ini sulit menghantarkan rangsang sehingga ada penurunan respon sistem otot terhadap kerja sistem syaraf. Kasus ini cenderung lebih banyak pada pria dibandingkan wanita. Pasien yang diduga mengidap GBS diharuskan melakukan tes darah lengkap, berupa pemeriksaan kimia darah secara komplit, lumbal puncti berfungsi untuk mengambil cairan otak, electromyogram (EMG) untuk merekam kontraksi otot dan pemeriksaan kecepatan hantar syaraf. Pengobatan GBS adalah dengan pemberian imunoglobulin secara intravena dan plasmapharesis atau pengambilan antibodi yang merusak sistem saraf tepi dengan jalan mengganti plasma darah. Selain terapi pokok tersebut juga perlu dilakukan pemberian fisioterapi dan perawatan dengan terapi khusus serta pemberian obat untuk mengurangi rasa

sakit Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kesehatan supaya tidak mengalami infeksi dan melakukan pemantauan keamanan vaksin. Daftar Pustaka Anonim.2006.Pengenalan Penyakit Guillain Barre Syndrome (GBS). http://www.gauli.com/2006/05/31/pengenalan-penyakit-gbs/. Diakses pada tanggal 14 Februari 2013 pada pukul 18:21..2012. Guillain Barre Syndrome (GBS). http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/guillainbarresyndrome.html. Diakses pada tanggal 14 Februari 2013 pada pukul 18:17. Mikail,B.2012. Penderita Guillain Barre Syndrome ( GBS) meningkat di Kalangan Usia Produktif. http://health.kompas.com/read/2012/04/14/09265323/penderita Guillain Barre Syndrome(GBS).Meningkat.di.Kalangan.Usia.Produktif. Diakses pada tanggal 14 Februari 2013 pada pukul 18:18 Center for disease control (CDC). 2012. Guillain Barre Syndrome (GBS) http://www.cdc.gov/flu/protect/vaccine//guillainbarre.htm. Diakses pada tanggal 14 Februari 2013 pada pukul 18:16. Mardjo, M. dkk.1978. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta. PT Dian Rakyat. Sidarta,P.2004.Neurologi Klinis dalam Praktek Umum. Jakarta. Penerbit Dian Rakyat. Walshe.T.M.1978. Manual of Neurologic Therapetic.Boston.Little Brown.