RSNI3 Rancangan Standar Nasional Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung

BAB XIII PENGECATAN A.

KEGIATAN BELAJAR I MEMPERSIAPKAN ADUKAN PASTA SEBAGAI BAHAN ACIAN UNTUK PERMUKAAN PLESTERAN

Frequently Ask Question

PROSES PENGECATAN (PAINTING) Dosen : Agus Solehudin, Ir., MT

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

OXYFLOOR Epoxy Floor Coating

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. yang diharapkan. Tahap terakhir ini termasuk dalam tahap pengetesan stand

Company Profile... Technical Data Permacoat Matte Finish... Permacoat Exterior... Decolith... Decoplus... Permasol... Permaproof...

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk;

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

FAQ. Pengisi Nat (Tile Grout):

Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat

DECORATIVE PAINT PT. MEKAR PERDANA

RSU KASIH IBU - EXTENSION ARSITEKTUR - BAB - 12 DAFTAR ISI PEKERJAAN PENGECATAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode

Spesifikasi aspal cair tipe penguapan sedang

Cara uji kelarutan aspal

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

Cara uji penetrasi aspal

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

Cara uji kelarutan aspal modifikasi dalam toluen dengan alat sentrifus

Spesifikasi aspal emulsi kationik

Cara uji bakar bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

Cara uji berat jenis aspal keras

Spesifikasi lapis tipis aspal pasir (Latasir)

International Quality Waterproofing

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

Cara uji kuat tekan beton ringan isolasi

PERTANYAAN YANG SERING MUNCUL. Tanya (T-01) :Bagaimana cara kerja RUST COMBAT?

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

SNI Standar Nasional Indonesia. Lada hitam. Badan Standardisasi Nasional ICS

Cara uji penyulingan aspal cair

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

Minyak terpentin SNI 7633:2011

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

Cara uji berat isi beton ringan struktural

Cara identifikasi aspal emulsi kationik mantap cepat

TATA CARA PENGECATAN LOGAM

Papan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI

Cara uji daktilitas aspal

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK

TATA CARA PENGECATAN LOGAM

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS LIFE CYCLE COST PADA PEMBANGUNAN GEDUNG (Studi Kasus: Sekolah St. URSULA Kotamobagu)

Cara uji berat jenis tanah

Cara uji jalar api pada permukaan bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

SNI 6832:2011. Standar Nasional Indonesia. Spesifikasi aspal emulsi anionik

Revisi SNI Daftar isi

Cat adalah istilah umum yang digunakan untuk keluarga produk yang digunakan untuk melindungi dan memberikanwarna pada suatu objek atau permukaan

DAFTAR ISI. Daftar isi... vii BAB I DESKRIPSI Maksud dan tujuan Maksud Tujuan Ruang lingkup Pengertian...

Kayu jati (JA1) dan Mahoni (MaA1) yang difinishing dengan penambahan air 10% untuk sealer dan 30% air untuk top coat.

Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol

PROSEDUR PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Metode uji penentuan faktor-faktor susut tanah

BUKU PANDUAN PROSES PENGECATAN MOBIL & PROBLEM SOLVING

Rumus untuk membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat berbentuk cair :

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural

Spesifikasi lembaran bahan penutup untuk perawatan beton

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN

BAB IV PROSEDUR KERJA

Revisi SNI Daftar isi

Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

Spesifikasi bahan tambahan pembentuk gelembung udara untuk beton. Badan Standardisasi Nasional. Revisi SNI

Aneka kebiasaan turun temurun perawatan bayi

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

Lakukan Sendiri Aplikasi Peredam Suara Mobil Acourete Paint

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus

DATA LAPANGAN WAKTU DASAR INDIVIDU WAKTU NORMAL INDIVIDU TABULASI DATA TES KESERAGAMAN DATA TES KECUKUPAN DATA WAKTU NORMAL WAKTU STANDAR

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

PENANGANAN LINEN KOTOR NON-INFEKSIUS DI RUANGAN KEPERAWATAN No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1. RS Siti Khodijah Pekalongan

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Selain itu, menyimpan peralatan gelas dalam keadaan kotor, atau dari hasil pencucian yang tidak/kurang bersih akan menyukarkan proses pencucian atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 110KEP/BSN/ 12/2008 /12/2005 TENTANG PENETAPAN 52 (LIMA PULUH DUA) STANDAR NASIONAL INDONESIA

TATA CARA PENGAMBILAN CONTOH ASPAL

METODE PENGUJIAN UJI BASAH DAN KERING CAMPURAN TANAH SEMEN DIPADATKAN

SNI 3564:2009. Standar Nasional Indonesia. Cat tembok emulsi. Badan Standardisasi Nasional

Cara uji sifat tahan lekang batu

SNI. Metode Pengujian Berat Jenis Dan penyerapan air agregat halus SNI Standar Nasional Indonesia

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Finishing Bumper

METODE PENGUJIAN KADAR AIR DAN KADAR FRAKSI RINGAN DALAM CAMPURAN PERKERASAN BERASPAL

Transkripsi:

RSNI3 Rancangan Standar Nasional Indonesia SNI 03-2407-1991 Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung ICS Badan Standarisasi Nasional BSN

Daftar Isi Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung... i Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Persyaratan bahan, alat dan pelaksanaan pengecatan... 2 5 Pelaksanaan pengecatan... 4 6 Cara penanggulangan bila terjadi kegagalan dalam pengecatan... 6

Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung adalah revisi dari SNI 03-2407-1997, Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung, dengan perubahan pada penambahan teknologi pengecatan. Standar ini disusun oleh panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil melalui gugus kerja Struktur dan Konstruksi bangunan pada Subpanitia Teknik bahan, Sains, Struktur, dan konstruksi bangunan. Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman BSN Nomor 8 Tahun 2000 dan dibahas pada forum rapat consensus pada tanggal 6 Desember 2006 di Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman bandung dengan melibatkan para nara sumber, pakar dan lembaga terkait.

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung 1 Ruang lingkup Tata cara ini memuat cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung antara lain pada pintu, jendela, lisplang dan sebagainya serta penaggulangan kegagalan dalam pengecatan dan berlaku bagi produk cat yang mencantumkan label SNI. Standar isi tidak mencakup keselamatan, keamana, kesehatan kerja dan lingkungan. 2 Acuan normatif SNI 03-6861.1-2002, Spesifikasi bahan bangunan bagian A (Bahan bangunan bukan logam) SNI 06-4827-1998, Spesifikasi campuran cat siap pakai berbahan dasar minyak SNI 06-4564-1998, Dempul kayu untuk kayu lapis SNI 06-0657-1989, Plamir kayu SNI 06-3685.1-2000, Spesifikasi cat merah timbale siap pakai 3 Istilah dan definisi 3.1 Meni kayu Berfungsi memberikan proteksi terhadap noda yang dihasilkan oleh getah kayu 3.2 Cat dasar Cat dasar digunakan sebelum cat akhir untuk meningkatkan daya rekat cat dengan kayu dan menyeragamkan warna pada cat akhir 3.3 Dempul kayu Suatu bahan berupa pasta mengandung bahan kadar pigmen tinggi dan akan mengeras sesudah dibiarkan di udara, yang berfungsi untuk menutup lubang-lubang pada kayu 3.4 plamir suatu bahan berupa pasta terdiri dari bahan pengisi pigmen dan bahan pengikat, yang berfungsi sebagai cat dasar untuk menutup pori-pori pada permukaan kayu dan celah-celah sambungan serta memberi suatu lapisan yang kuat untuk pengecatan berikutnya 3.5 Cat tutup untuk kayu Cat yang campuran utamanya, terdiri dari bahan pengikat (yang terlarut dalam pelarut organik), pigmen dan pelarut organic.cat ini membuat lapisan film (tipis, padat, kering) setelah pelarutnya meguap dan berfungsi sebagai pelindung serta memperindah permukaan 3.6 Pigmen Senyawa berupa serbuk sangat halus atau pasta cat berupa suspensi gunanya untuk memperkuat selaput cat dan memberikan warna serta daya tutup

3.7 Terpentin Pengencer cat yang dibuat dari getah pohon pinis, warnanya jernih, mudah menguap dan mudah terbakar dengan titik didih 150-180 0 C 3.8 Tiner (white spirit, solphent naphta) Pengencer cat yang dibuat dari minyak bumi, merupakan hasil sulingan minyak tanah, mudah menguap dan mudah terbakar dengan titik didih 135-180 0 C 3.9 Kape dan skrap Berupa plat baja yang lentur dan ujungnya rata untuk meratakan dempul atau plamir 4 Persyaratan bahan, alat dan pelaksanaan pengecatan 4.1 Bahan 4.1.1 Meni kayu Meni kayu sesuai SNI 06-3685.1-2000 harus memenuhi syarat antara lain : a) keadaan dalam kaleng : sewaktu dibuka cat tidak boleh mengandung atau bahan asing lainnya, serta berbahan dasar minyak; b) sifat penggunaan : apabila cat dasar kayu diulaskan sesuai standar yang berlaku dapat menutup noda yang dihasilkan oleh getah kayu. 4.1.2 Cat dasar Cat dasar kayu harus sesuai SNI 06-4827-1998 harus memenuhi syarat antara lain : a) keadaan dalam kaleng : sewaktu dibuka cat tidak boleh mengandung atau bahan asing lainnya, serta berbahan dasar minyak; b) sifat penggunaan : apabila cat dasar kayu diulaskan sesuai standar yang berlaku dapat menutup noda yang dihasilkan oleh dempul maupun plamir. 4.1.3 Dempul kayu Dempul kayu sesuai ZNI 06-4564-1998 harus memenuhi syarat antara lain : a) keadaan dalam kaleng : sewaktu dibuka konsistensi harus merupakan suatu massa yang serba sama (homogen); b) sifat penggunaan : apabila dempul diulaskan sesuai standar yang berlaku menggunakan kape atau skrap harus mudah dan pasta tidak putus,dapat menutup lubang pada kayu, setelah kering tidak terkelupas dan mudah diampelas. 4.1.4 Plamir kayu Palmir kayu sesuai SNI 06-0657-1989 harus memenuhi syarat antara lain : a) keadaan dalam kaleng : sewaktu dibuka, plamir tidak boleh mengandung endapan atau bahan asing lainnya, serta masih berupa pasta serba sama; b) sifat penggunaan : apabila plamir diulaskan sesuai standar yang berlaku, setelah kering tidak terkelupas dan mudah diampelas. 4.1.5 Cat kayu Cat kayu sesuai SNI 06-4827-1998 harus memenuhi syarat antara lain :

a) waktu pengeringan sesuai spesifikasi; b) keadaan dalam kaleng : sewaktu kaleng baru dibuka, cat tidak boleh mengandung endapan, menggumpal, mengeras, mengulit, berbau busuk, adanya pemisahan warna dan bahan asing lainnya, serta mudah diaduk menjadi campuran serba sama; c) sifat pengulasan dan sifat lapisan kering cat siap pakai, harus mudah diulaskan dengan kwas sesuai standar yang berlaku; d) lapisan cat kering harus halus, rata, tidak berkerut, tidak tutrun dan tidak meninggalkan bristles (gelembung-gelembung kecil); e) mudah dibersihkan dari noda; f) tidak mengandung bahan merkuri dan timah hitam yang mempunyai dampak berbahaya bagi manusia dan lingkungan. 4.2 Peralatan 4.2.1 pengecatan dengan kwas Peralatan yang digunakan untuk pengecatan dengan kwas antara lain : a) kwas, sekrap dank ape; b) batang pengaduk terbuat dari kayu atau besi atau bahan lain yang tidak bereaksi dengan cat; c) ampelas No. 0 2; d) sikat dan lap untuk membersihkan debu; e) wadah atau kaleng kosong yang sudah dibersihkan; f) alat-alat bantu yang kokoh (missal tangga) yang memenuhi keselamatan kerja. 4.2.2 pengecatan pengan sprayer peralatan yang digunakan untuk pengecatan dengan sprayer antara lain : a) sprayer, kawat pembersih nozel, sekrap dank ape; b) batang pengaduk terbuat dari kayu atau besi atau bahan lain yang tidak bereaksi dengan cat; c) ampelas No. 0 2; d) sikat dan lap untuk membersihkan debu; e) wadah atau kaleng kosong yang sudah dibersihkan; f) alat-alat Bantu seperti sarung tangan, kaca mata, masker dan tangga yang memenuhi persyaratan keselamatan kerja. 4.3 Persyaratan pengecatan Persyaratan untuk menghasilkan pengecatan yang baik adalah : a) perkirakan kebutuhan cat yang diperlukan dengan daya sebar sesuai petunjuk kemasan cat; b) persiapkan permukaan yang akan dicat dalam keadaan kering dan bebas debu, lindungi bagian-bagian yang seharusnya tidak terkena cat; c) hindari saat mengecat jendela dalam keadaan tertutup karena sesudah kering, cat dapat menyebabkan daun jendela menempel dengan bingkainya; d) untuk mengecat daun pintu, sebaiknya roller khusus yang biasa disebut cigar atau hotdog roller, karena akan menghasilkan pengecatan yang halus dan tidak meninggalkan tanda seperti kwas; e) sebaiknya daun pintu / jendela dicopot terlebih dahulu, sehingga dapat mengecat secara horizontal; f) untuk cat semprot, pencemaran sesuai petunjuk kemasan dan tergantung lubang nozel dan tekanan angina yang digunakan; g) semua peralatan dalam keadaan bersih dan kering.

h) Jangan melakukan pengecatan lapisan kedua sebelum lapisan pertama benar-benar kering, karena akan mengakibatkan kegagalan pengecatan (cat meleleh) dan sebagian cat yang belum kering akan tertarik oleh roll atau kwasnya; i) Untuk semua produk cat yang berbahan dasar minyak, pengenceran harus menggunakan bahan pengencer yang sesuai petunjuk dalam kemasan cat. 5 Pelaksanaan pengecatan 5.1 Pengecatan dengan menggunakan kwas 5.1.1 Persiapan permukaan 5.1.1.1 Kayu baru Persiapan yang perlu dilakukan : a) permukaan harus kering sempurna, bebas dari debu, kotoran dan minyak; b) tutup lubanmg-lubang kecil dengan plamir dan untuk lubang-lubang besar menggunakan dempul; c) haluskan permukaan dengan ampelas dan bersihkan dari debu; d) ulaskan satu lapisan meni dan biarkan kering. 5.1.1.2 Kayu yang pernah dicat atau dipernis Persiapan yang perlu dilakukan : a) bila cat lama balam keadaan baik dan masih kuat daya lekatnya, maka bersihkanlah permukaan dengan sabun dan air, larutan detergent atau solvent yang cocok untuk menghilangkan debu, kotoran, gemuk, minyak poles dsb; b) sementara permukaan masih basah, ampelas dengan kertas ampelas tahan air ukuran medium, kemudian bilas dengan air bersih dan biarkan mongering; c) kalau lapisan cat lama mengelupas atau mengapur, maka hilangkan lapisan tersebut dengan cara mengerok sampai ke permukaan kayu sehingga hanya tersisa bagian- bagian yang masih baik; d) pada bagian-bagian yang nampak kayunya berilah plamir kayu dan untuk menutup lubanglubang yang besar gunakan dempul kayu; e) bila cat lama sangat buruk keadaannya, maka hilangkan seluruhnya dan lakukan persiapan permukaan sama seperti pada kayu baru. 5.1.2 Persiapan bahan 5.1.2.1 Meni kayu Meni kayu diaduk sampai rata, bila perlu ditambahkan pengencer (terpentin) secukupnya. 5.1.2.2 Dempul kayu Dempul kayu dapat digunakan langsung tanpa pengencer. 5.1.2.3 Plamir kayu Plamir kayu diaduk sampai rata, bila perlu ditambahkan pengencer (terpentin) secukupnya. 5.1.2.4 Cat dasar Cat dasar diaduk sampai rata, bila perlu ditambahkan pengencer (terpentin) secukupnya.

5.1.2.5 Cat tutup Cat tutup kayu diaduk sampai rata, bila perlu ditambahkan pengencer (terpentin) secukupnya. 5.1.3 Tahap pengecatan akhir a) ampelas permukaan kayu sampai halus kemudian bersihkan; b) mulai berikan satu lapis primer / meni; c) biarkan selama minimal 6 jam, sehingga lapisan benar-benar kering; d) kemudian ampelas dan bersihkan; e) berilah cat akhir dan biarkan selama minimal 6 jam, sehingga lapisan benar-benar kering; f) kemudian ampelas dan bersihkan; g) lakukan pengecatan lapisan kedua sampai rata; h) bila kondisi lapisan cat lama masih dalam keadaan baik, proses pengecatan dapat dilakukan seperti pada pengecatan kayu baru; i) bila cat lama sudah mengelupas/mengapurlakukan pengerokan terhadap cat lama sampai bersih; j) selanjutnya lakukan langkah a) sampai g). 5.2 Pengecatan dengan menggunakan sprayer Langkah-langkah yang dilakukan untuk pengecatan dengan kwas berlaku juga untuk pengecatan dengan sprayer, hanya dalam pelaksanaan pengecatan, cat perlu diencerkan dengan tiner disesuaikan petunjuk pada kemasan yang pada umumnya 10 30% tergantung pemakaian besar nozel dan tekanan angina serta jarak penyemprotan. 5.3 membersihkan alat 5.3.1 Membersihkan kwas a) bersihkan kwas dari sisa cat yang masih menempel; b) rendam kwas dalam terpentin; c) bila cat telah mengeras di kwas, gunakan sikat kawat untuk memisahkannya (bila tidak ada sikat kawat dapat juga menggunakan sikat plastic biasa); d) cuci kwas menggunakan terpentin, kemudian keringkan bulu kwasnya; e) simpan kwas dalm keadaan terbungkus. 5.3.2 membersihkan roller a) bersihkan roller dari sisa cat kemudian rendam dalam terpentin; b) cuci dengan terpentin sampai bersih; c) peras roller kemudian keringkan dan simpan dengan posisi vertical atau digantung. 5.3.3 Membersihkan sprayer a) bersihkan tabung sprayer dengan menambahkan tiner dan kocok-kocok, lalu semprotkan, kemudian sisanya buang atau masukan kedalam kaleng; b) nozel direndam tiner, lalu bersihkan lubang nozel dengan kawat. 5.3.4 Menyimpan sisa cat a) bila masih memiliki sisa cat yang belum terpakai, maka dapat menyimpannya selama cat tersebut belum mengeras;

b) simpan sisa cat dalam kemasan yang tertutup rapat, pada suhu ruangan dan ditempat yang kering serta jauhkan dari jangkauan anak-anak. 6 Cara penanggulangan bila terjadi kegagalan dalam pengecatan Untuk menanggulangi bila terjadi kegagalan dalam pengecatan dapat dilihat pada table 1. Tabel 1 Cara penanggulangan No Jenis kegagalan Penyebabnya Cara penanggulangan 1 Menggelembung (blistering) 2 Berbintik (Bittiness) 3 Retak-retak (Crazing/cracking) 4 Perubahan warna (Discoloration) 5 Sukar mongering (Drying troubles) 6 Garis-garis bekas kwas (Brush mark) - Pengecatan pada permukaan yang belum kering, - Pengecatan terkena terik matahari langsung, - Pengecatan atas permukaan yang lama sudah tejadi pengapuran, - Pengecatan atas permukaan yang kotor dan berminyak, - Bahan yang dicat menyusut/ memuai, ini terjadi apabila permukaan yang dicat mengandung air atau menyerap air. - Debu atau kotoran dari udara atau Kwas/alat penyemprot, - Adanya bagian-bagian cairan yang sudah mongering ikut tercampur/ teraduk. - Umumnya terjadi pada lapisan cat yang sudah tua karena elastisitas berkurang, - Pengecatan pada lapisan cat pertama yang belum cukup kering, - Cat terlampau tebal, - Pengeringan lapisan cat tidak merata. - Pigmen yang dipakai tidak tahan terhadap cuaca dan terik matahari - Adanya bahan pengikat (binder) bereaksi dengan garam-garam alkali - Pengecatan dilakukan pada cuaca yang tidak baik / kurangnya sinar matahari, misalnya udara lembab. - pengecatan pada permukaan yang mengandung lemak (wax polish) minyak atau berdebu - Kwas diulas terus pada saat cat mulai mongering - Pemakaian cat terlalu kental - pemakaian kwas yang kotor - Kerok lapisan yang menggelembung dan haluskan permukaannya dengan kertas ampelas, - Beri lapisan cat baru hingga seluruh permukaan tertutup rata, - Kerok lapisan yang mengelupas dan bersihkan dengan kertas ampelas hingga permukaan rata, halus dan kering, - Beri lapisan cat yang baru hingga permukaan tertutup rata. - Tunggu lapisan cat sampai kering sempurna, - Gosok permukaan yang akan dicat dengan kertas ampelas halus dan bersihkan, - Beri lapisan cat baru. - Kerok seluruh lapisan cat, dan permukaannya haluskan dengan kertas ampelas kemudian dibersihkan. - Beri lapisan cat baru. - Pilihlah jenis cat lain, - Lakukan kembali persiapan permukaan dan lapisi dengan cat dasar tahan alkali - Kerok seluruh lapisan cat, bersihkan dan biarkan permukaan mengering dan baru dicat ulang dalam keadaan cuaca baik - Kerok seluruh lapisan cat, bersihkan dan beri lapisan yang tahan alkali - Setelah lapisan cat mengering gosoklah dengan kertas ampelas, bersihkan dan dicat dengan cara pengecatan yang benar dan dicat ulang dengan cat yang kekentalannya cukup

Tabel 1 Cara penanggulangan (lanjutan) No Jenis kegagalan Penyebabnya Cara penanggulangan 7 8 9 Daya tutup Berkurang (poor opacity) Lapisan cat menurun pada beberapa tempat (Sagging) Kurang mengkilap dari pada seharusnya. (loss of gloss) - Cat yang terlalu encer - Pengadukan kurang baik - Permukaan bahan yang akan dicat Terlampau porous - Encerkan cat sesuai anjuran, aduk cat sehingga merata. - Ulangi pengecatan sampai cukup rata - Pengecatan dilakukan tidak merata - biarkan cat mongering dengan baik - Ratakan bagian-bagian yang menurun dengan kertas ampelas, kemudian lakukan pengecatan ulang - Pengecatan dilakukan pada permukaan yang mengandung minyak atau lilin - Pengecatan pada saat cuaca kurang baik / lembab - Pengecatan dilakukan pada cat yang sudah tua atau mulai mengapur - Ampelaslah dan ulang pengecatan, jika lapisan cat sudah tua/kurang mengkilap - Kerok seluruh lapisan cat dari permukaan sebelum melakukan pengecatan baru