1. Rinda Ika Maiharti 2. Kuspriyanto. S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI

PENGARUH STATUS SOSIAL, EKONOMI TERHADAP PARTISIPASI PASANGAN USIA SUBUR DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI KECAMATAN SUKOMANUNGGAL KOTA SURABAYA

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

Ulfa Miftachur Rochmah. Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK

ANALISIS FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS CIMANDALA KABUPATEN BOGOR

Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD pada Wanita PUS di Desa Pasekan Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang

Rendahnya Keikutsertaan Pengguna Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Pada Pasangan Usia Subur

BAB I PENDAHULUAN. pasangan usia subur(pus) untuk mengikuti Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU No.

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKIKUTSERTAAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS SUKAWARNA TAHUN 2010

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI DENGAN JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN WANITA PUS. (Jurnal) Oleh AYU FITRI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MKJP PADA PUS DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN SUAMI PADA PROGRAM KB VASEKTOMI DI WILAYAH KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DROP OUT AKSEPTOR KB DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT. Yunik Windarti

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS JOMBANG-KOTA TANGERANG SELATAN

FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAN IMPLANT (Studi pada akseptor KB Desa Arjasari, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya 2014)

UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENGWI II


BAB I PENDAHULUAN. penduduknya di dunia. Program KB seharusnya menjadi prioritas. pembangunan di setiap daerah karena sangat penting untuk Human

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB

HUBUNGAN PELAYANAN KONSELING KB TENTANG AKDR DENGAN CAKUPAN AKSEPTOR AKDR

ABSTRAK GAMBARAN AKSEPTOR KB DI KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami peningkatan tahun 2010

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

Faktor yang Memengaruhi Unmet Need Keluarga Berencana

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN JUMLAH ANAK DENGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB (Di RW 03 Kelurahan Kedung Cowek Surabaya)

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS AKSEPTOR KB TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK

Siti Amallia 1, Rahmalia Afriyani 2, Yuni Permata Sari 3 1,2,3 STIK Siti Khadijah Palembang.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI PASANGAN USIA SUBUR DALAM PROGRAM KB DI KECAMATAN KAUMAN KABUPATEN PONOROGO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA PENGGUNAAN KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

ABSTRAK. Referensi : 16 buku ( ) + 7 kutipan dari internet Kata Kunci : Pengetahuan, tingkat ekonomi, pemilihan alat kontrasepsi..

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI HORMONAL DI DESA BATURSARI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : AHMAD NASRULLOH J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Universitas Muhammadiyah Semarang.

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingginya laju pertumbuhan penduduk saat ini memang menjadi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

PARTISIPASI PRIA DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEDEN KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

ARTIKEL HUBUNGAN KARAKTERISTIK AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI MOP DI DUSUN TEKHELAN DESA BATUR KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

MA RIFATUL AULIYAH Subject : Dukungan Suami, MKJP, Akseptor KB DESCRIPTION ABSTRACT

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

PRAKTEK KELUARGA BERENCANA (KB) PADA PASANGAN USIA SUBUR MUDA PARITAS RENDAH (PUS MUPAR) JURNAL. Oleh. Ilma Safitri ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muncul di seluruh dunia, di samping isu tentang global warning, keterpurukan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN KB IMPLAN DI DESA PAGERSARI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan Keluarga Berkualitas Tahun Keluarga yang berkualitas

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KOTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGENTAN 2 TAHUN 2014

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperaatan. Disusun oleh : SUNARSIH J.

BAB I PENDAHULUAN. dan misi Program KB Nasional. Visi KB itu sendiri yaitu Norma Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. menempati posisi keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat, dengan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia semakin nyata. Menurut World Population Data Sheet 2013, Indonesia

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DI BPM SRI MAYA TRESIA, SST

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KB PRIA DI KABUPATEN DEMAK (Studi Pada Masyarakat Pesisir Dan Masyarakat Kota di Kabupaten Demak)

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Sukriani 1),Priharyanti Wulandari 2)

INTISARI PENGARUH PEMAKAIAN KONTRASEPSI ORAL DAN SUNTIK TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS TAPIN UTARA KABUPATEN TAPIN

SRI NATALINA BANJARNAHOR NIM.

BAB I PENDAHULUAN. maka 10 tahun lagi Indonesia akan mengalami ledakan penduduk. wilayah terpadat ke dua se-diy setelah Sleman (BPS, 2010).

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

ABSTRACT PENGARUH PENDIDIKAN, PEKERJAAN, USIA KAWIN PERTAMA, PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

HUBUNGAN INFORMASI DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI METODE OPERASI PRIA (MOP) PADA PRIA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN PAKUALAMAN YOGYAKARTA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN SOSIODEMOGRAFI, SIKAP DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN UNMET NEED KELUARGA BERENCANA DI DESA AMPLAS KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG

ANALISIS PARTISIPASI PRIA DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI KELURAHAN INDRALAYA MULYA KECAMATAN INDRALAYA KABUPATEN OGAN ILIR TAHUN 2011

HUBUNGAN USIA PARITAS DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DUSUN GETASAN KAB. SEMARANG TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD)

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK

UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN DAN PERSEPSI AKSEPTOR KB NON MKJP TENTANG KONTRASEPSI IMPLAN DI PUSKESMAS I DENPASAR UTARA TAHUN 2016

STIKES NGUDI WALUYO. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS SILIWANGI FAKULTAS ILMU KESEHATAN PEMINATAN KESEHATAN REPRODUKSI SKRIPSI, NOVEMBER 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI YANG DIGUNAKAN PADA PUS DI DESA GENTASARI KECAMATAN KROYA KABUPATEN CILACAP

Transkripsi:

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan dan Pendapatan dengan pada PUS HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN DENGAN PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI PADA PUS DI KECAMATAN JENU DAN KECAMATAN JATIROGO KABUPATEN TUBAN 1. Rinda Ika Maiharti. Kuspriyanto S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Surabaya (rmaiharti@ymail.com) Abstrak Program Keluarga Berencana merupakan cara untuk mengendalikan jumlah kelahiran penduduk dengan menggunakan salah satu dari beberapa metode (cara dan alat) kontrasepsi yang efektif. Di Kecamatan Jenu dan Jatirogo dengan prevalensi KB terendah yaitu 15,45% dan 33,96% keefektifan penggunaan metode kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur (PUS) dihubungkan dengan beberapa faktor, diantaranya tingkat pengetahuan, pendidikan dan pendapatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, pendidikan dan pendapatan dengan penggunaan metode kontrasepsi pada PUS di Kecamatan Jenu dan Kecamatan Jatirogo Kabupaten Tuban. Jenis penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah penelitian survey dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasangan usia subur yang ada di Kecamatan Jenu dan Kecamatan Jatirogo. Penentuan sampel daerah dalam penelitian ini dilakukan secara random, sedangkan pengambilan sampel responden secara sistematik random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara berdasarkan kuesioner dan dokumentasi. Analisis data menggunakan program SPSS versi 16. Uji yang digunakan untuk mengetahui adanya hubungan menggunakan uji chi square, sedangkan untuk mengetahui faktor yang memiliki hubungan paling signifikan menggunakan uji regresi logistic berganda. Hasil penelitian dengan uji chi square menunjukkan bahwa di Kecamatan Jenu tingkat pengetahuan p = 0,000, pendidikan p = 0,035 dan pendapatan p = 0,004 sedangkan di Kecamatan Jatirogo tingkat pengetahuan p = 0,000, pendidikan p = 0,000 dan pendapatan p = 0,000. Dengan demikian tingkat pengetahuan, pendidikan dan pendapatan di Kecamatan Jenu dan Jatirogo memiliki hubungan yang signifikan dengan penggunaan metode (cara dan alat) kontrasepsi pada PUS karena p < α. Berdasarkan uji regresi logistik berganda faktor yang memiliki hubungan paling signifikan dengan penggunaan metode (cara dan alat) kontrasepsi di Kecamatan Jenu adalah pengetahuan dengan nilai p = 0,000 sedangkan di Kecamatan Jatirogo faktor yang memiliki hubungan paling signifikan adalah pengetahuan dengan nilai p = 0,000 dan pendapatan dengan nilai p = 0,000. Kata Kunci: Pengetahuan, Pendidikan, Pendapatan, Metode Kontrasepsi Abstract Family Planning Program is a way to control the number of births to residents using one of several methods (ways and means) effective contraception. In Jenu and Jatirogo Subdistrict with the lowest prevalence of KB that is 15.45% and 33.96% effectiveness of the use of contraceptive methods Couple Fertile Age (CFA) connecting it with several factors, including the level of knowledge, education and income. This study aimed to determine the relationship of the level of knowledge, education and income with the use of contraceptive methods on CFA in Jenu and Jatirogo Subdistrict in Tuban regency. This type of research chosen by the researcher is the research with cross sectional survey. The population in this study were all Fertile Age (CFA) in the Jenu and Jatirogo subdistrict in Tuban regency. Determination of the sample in the study area was conducted by random, whereas respondents in a systematic random sampling. Data is collected through interviews based on questionnaires and documentation. Data analysis using SPSS version 16. Test used to determine the relationship using chi square test, whereas to determine the factors that have the most significant relationship using multiple logistic regression. The results with the chi square test showed that the level of knowledge in Jenu Subdistrict p = 0.000, p = 0.035 for education and p = 0.004for income, while in Jatirogo Subdistrict have knowledge level have a value p = 0.000, p = 0.000 for education and p = 0.000 for income. Thus the level of knowledge, education and income in the Jenu and Jatirogo Subdistrict have a significant relationship with the use of methods (ways and means) for contraception in CFA that is p < α. Based on multiple logistic regression of factors that have the most significant relationship with the use of methods (ways and means) contraception in Jenu Subdistrict of knowledge has a value p = 0.000, while in Jatirogo Subdistrict has two factor that the most significant relationship that is knowledge of the value of p = 0.000 and income by value of p = 0.000. Keywords: Level of Knowledge, Education, Income, Methods of Contraception. 1. Rinda Ika Maiharti (08474033) adalah mahasiswa S1 Pendidikan Geografi. Kuspriyanto adalah dosen pembimbing 1

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan dan Pendapatan dengan pada PUS PENDAHULUAN Di Indonesia, dewasa ini sangat marak dengan permasalahan pertambahan jumlah penduduk yang tidak terkontrol yang dapat menimbulkan prolema sosial dan ekonomi. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan, salah satu cara yang telah dilaksanakan adalah dengan mengadakan program keluarga berencana guna membentuk keluarga kecil bahagia sejahtera. Undangundang Republik Indonesia Nomor. 5 Tahun 009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, dalam paragraf mengenai Keluarga Berencana dinyatakan bahwa untuk mewujudkan pembangunan keluarga sejahtera, pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijaksanaan upaya penyelenggaraan Keluarga Berencana. Kebijaksaan tersebut dilakukan dengan upaya peningkatan keterpaduan dan peran serta masyarakat, pembinaan keluarga dan pengaturan kelahiran dengan memperhatikan nilainilai agama, keselarasan, dan keseimbangan, antara jumlah penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Memasuki era baru program KB di Indonesia diperlukan adanya reorientasi dan reposisi program secara menyeluruh dan terpadu. Reorientasi yang dimaksud terutama ditempuh dengan jalan menjamin kualitas pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi yang lebih baik serta menghargai dan melindungi hakhak reproduksi yang menjadi bagian integral dari hakhak azasi manusia yang bersifat universal dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan. Banyaknya metode kontrasepsi yang dipakai menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat dalam mengendalikan kelahiran. Progran Keluarga Berencana merupakan program yang dicanangkan oleh pemerintah yaitu program perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan hanya terjadi pada waktu yang diinginkan bila Pasangan Usia Subur tepat dalam menggunakan metode kontrasepsi. Dimana jarak antara kelahiran diperpanjang, dan kelahiran selanjutnya dapat dicegah apa bila jumlah anak telah sesuai dengan jumlah yang diinginkan, untuk membina kesehatan seluruh anggota keluarga dengan sebaikbaiknya menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) (Waloejono, 000:48). Pelaksanaan program Keluarga Berencana mempunyai dampak yang bermakna terhadap angka kelahiran. Penurunan tingkat kelahiran dilakukan atas dasar kesadaran dan tanggung jawab keluarga dengan mempertimbangkan nilainilai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Penentuan jumlah anak untuk masingmasing keluarga tetap diserahkan sepenuhnya kepada keluarga yang bersangkutan. Hal yang masih perlu diusahakan adalah tumbuhnya pengetahuan tentang pentingnya usaha pengendalian kelahiran. Kecamatan Jenu dan Kecamatan Jatirogo merupakan kecamatan di Kabupaten Tuban dengan luas wilayah masingmasing 81,61 Km dan 111,48 Km yang memiliki jumlah penduduk masingmasing sebesar 50.163 jiwa dan 53.99 jiwa. Kedua kecamatan ini memiliki angka prevalensi KB dengan persentase terkecil dibanding kecamatankecamatan lain yang ada di Kabupaten Tuban yaitu sebesar 15,45 untuk Kecamatan Jenu dan 33,96 untuk Kecamatan Jatirogo. Berdasarkan informasi terakhir dari Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Kecamatan Tahun 011 yang diperoleh dari PLKB / Pengelola KB diketahui bahwa di Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban jumlah Pasangan Usia Subur sebanyak 10.71 jiwa yang menjadi akseptor KB aktif sebanyak 1.655 jiwa yang terdiri dari : pemakaian metode

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan dan Pendapatan dengan pada PUS kontrasepsi IUD sebanyak 5 jiwa, Pil sebanyak 150 jiwa, Kondom sebanyak 7 jiwa, MO sebanyak 117 jiwa, suntik sebanyak 75 jiwa dan Implan sebanyak 404 jiwa. Sementara itu, di Kecamatan Jatirogo jumlah Pasangan Usia Subur sebanyak 11.517 jiwa yang menjadi akseptor KB aktif sebanyak 4.581 jiwa yang terdiri dari : pemakaian metode kontrasepsi IUD sebanyak 471 jiwa, Pil sebanyak 164 jiwa, Kondom sebanyak 37 jiwa, MO sebanyak 93 jiwa, suntik sebanyak 3651 jiwa dan Implan sebanyak 165 jiwa. Dalam penggunaan metode kontrasepsi, masih ditemui permasalahan yaitu banyak PUS kesulitan dalam pemilihan jenis kontrasepsi, ketidaktahuan PUS tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut dan biaya yang harus dikeluarkan untuk metode kontrasepsi yang digunakan. Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status kesehatan, efek samping potensial, konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, besar keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan bahkan dan orang tua (Saifuddin, 003:57). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, pendidikan dan pendapatan dengan penggunaan metode kontrasepsi pada pus di Kecamatan Jenu dan Kecamatan Jatirogo Kabupaten Tuban. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dan observasi langsung di lapangan dengan rancangan penelitian Cross sectional yang lokasinya di desa Beji, Karang Asem dan Sugihwaras untuk Kecamatan Jenu serta desa Besowo, dan Sugihan untuk Kecamatan Jatirogo. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasangan usia subur yang ada di Kecamatan Jenu yaitu sebanyak 10.71 jiwa dan di Kecamatan Jatirogo yaitu sebanyak 11.517 jiwa dengan sampel penelitian masingmasing 100 responden tiap kecamatan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan wawancara dan dokumentasi. Wawancara untuk mengetahui pengetahuan tentang kontrasepsi, pendidikan terakhir, pendapatan ratarata per bulan yang diperoleh dan efektifitas metode kontrasepsi yang digunakan responden. Untuk menjawab permasalahan mengenai hubungan tingkat pengetahuan, pendidikan dan pendapatan dengan penggunaan metode kontrasepsi pada PUS di Kecamatan Jenu dan Kecamatan Jatirogo menggunakan hasil wawancara dari responden kemudian dianalisis secara analisis chisquare, dan regresi logistik berganda. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil wawancara kepada 00 responden mengenai hubungan tingkat pengetahuan, pendidikan dan pendapatan dengan penggunan metode kontrasepsi pada PUS di Kecamatan Jenu dan Kecamatan Jatirogo, diperoleh data sebagai berikut: Tabel 1 Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan Jenu Kabupaten Tuban Tahun 01 Pengetahuan f % F % f % Buruk 3 3 9 9 41 41 Baik 9 9 50 50 59 59 Jumlah 41 41 59 59 100 100 p = 0,000 Tabel 1 menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuannya buruk, penggunaan metode kontrasepsinya tidak efektif sejumlah 3 responden (3%) dan 9 responden (9%) penggunaan metode kontrasepsinya efektif. Sedangkan responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik dan penggunaan metode kontrasepsi tidak efektif sejumlah 9 responden (9%) dan sebanyak 50 responden (50%) penggunaan metode kontrasepsi efektif. 3

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan dan Pendapatan dengan pada PUS Berdasarkan hasil uji chisquare dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan Kecamatan Jenu memiliki nilai p = 0,000 < α sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima, artinya ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan penggunaan metode kontrasepsi pada PUS di Kecamatan Jenu. Variabel pengetahuan mempunyai hubungan yang signifikan dengan penggunaan metode kontrasepsi pada PUS di Kecamatan Jenu karena tanpa adanya pengetahuan tentang kontrasepsi, PUS tidak akan memiliki pertimbangan terhadap efektifitas dari metode kontrasepsi yang digunakan. Tabel Hubungan Pendidikan dengan Penggunaan Jenu Kabupaten Tuban Tahun 01 Pendidikan f % f % f % Rendah 7 7 5 5 5 5 Tinggi 14 14 34 34 48 48 Jumlah 41 41 59 59 100 100 p = 0,035 Tabel menunjukkan bahwa tingkat pendidikan rendah sebanyak 7 orang (7%) responden yang menggunakan metode kontrasepsi tidak efektif. Sedangkan tingkat pendidikan tinggi sebanyak 14 orang (14%) responden yang menggunakan metode kontrasepsi tidak efektif. Berdasarkan hasil uji chisquare dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan Kecamatan Jenu memiliki nilai p = 0,035 < α sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima, artinya ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan penggunaan metode kontrasepsi pada PUS di Kecamatan Jenu. Variabel pendidikan mempunyai hubungan yang signifikan dengan penggunaan metode kontrasepsi pada PUS di Kecamatan Jenu karena pendidikan juga akan mempengaruhi pengetahuan dan persepsi seseorang tentang pentingnya suatu hal, termasuk perannya dalam program KB. Rendahnya pendidikan pasangan usia subur di Kecamatan Jenu dan Kecamatan Jatirogo sangat menentukan dalam pola pengambilan keputusan dan penerimaan berbagai informasi tentang Keluarga Berencana dan kontrasepsi. Pada PUS dengan tingkat pendidikan rendah, keikutsetaannya dalam program KB hanya ditujukan untuk mengatur kelahiran. Sementara itu pada PUS dengan tingkat pendidikan tinggi, Keikutsertaannya dalam program KB selain untuk mengatur kelahiran juga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga karena dengan cukup dua anak dalam satu keluarga bahkan terwujud keluarga kecil bahagia dan sejahtera sehingga mereka lebih memikirkan tingkat efektifitas dari metode kontrasepsi yang digunakan. Tabel 3 Hubungan Pendapatan dengan Penggunaan Jenu Kabupaten Tuban Tahun 01 Pendapatan F % F % F % Rendah 6 6 19 19 45 45 Tinggi 15 15 40 40 55 55 Jumlah 41 41 59 59 100 100 p = 0,004 Tabel 3 menunjukkan bahwa pendapatan rendah sebanyak 6 orang (6%) responden yang menggunakan metode kontrasepsi tidak efektif. Sedangkan pendapatan tinggi sebanyak 15 orang (15%) responden yang menggunakan metode kontrasepsi tidak efektif. Berdasarkan hasil uji chisquare dapat diketahui bahwa tingkat pendapatan Kecamatan Jenu memiliki nilai p = 0,004 < α sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima, artinya ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan dengan penggunaan metode kontrasepsi pada PUS di Kecamatan Jenu. Bila dihubungkan dengan tingkat keikutsertaan pada program KB (penggunaan keefektifan metode kontrasepsi), orang pada tingkat penghasilan tinggi akan lebih mudah menerima dan mengikuti program ini dan akan 4

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan dan Pendapatan dengan pada PUS memilih metode kontrasepsi yang efektif. Sebaliknya orang dengan penghasilan rendah akan sangat sulit ikut dalam program KB karena pada program KB, akseptor menanggung sendiri biaya yang dikenakan bila dia menggunakan salah satu alat kontrasepsi. Hal ini diperkuat dengan pendapat Notoadmojo (1997:5) yang mengutip pendapat dari Andeersen yang menyatakan bahwa penghasilan memiliki pengaruh terhadap keikutsertaan seseorang dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Tabel 4 Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan Jatirogo Kabupaten Tuban Tahun 01 Pengetahuan f % f % f % Buruk 49 49 5 5 54 54 Baik 9 9 37 37 46 46 Jumlah 58 58 4 4 100 100 p = 0,000 Tabel 4 menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuannya buruk, penggunaan metode kontrasepsinya tidak efektif sejumlah 49 responden (49%) dan 5 responden (5%) penggunaan metode kontrasepsinya efektif. Sedangkan responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik dan penggunaan metode kontrasepsi tidak efektif sejumlah 9 responden (9%) dan sebanyak 37 responden (37%) penggunaan metode kontrasepsi efektif. Berdasarkan hasil uji chisquare dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan PUS di Kecamatan Jenu memiliki nilai p = 0,000 < 0,05 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima artinya ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan penggunaan metode kontrasepsi pada PUS di Kecamatan Jatirogo dan hubungan tersebut positif artinya semakin rendah tingkat pengetahuan maka semakin tidak efektif metode kontrasepsi yang digunakan PUS karena kurang atau tidak memperoleh informasi yang kuat tentang KB dan kontrasepsi. Secara teori hal itu benar dan masuk akal, hal ini dapat ditunjukkan kenyataanya dalam hasil penelitian di Kecamatan Jenu dan Jatirogo. Menurut Roger (1983:79), prilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Tabel 5 Hubungan Pendidikan dengan Penggunaan Jatirogo Kabupaten Tuban Tahun 01 Pendidikan F % f % f % Rendah 45 45 15 15 60 60 Tinggi 13 13 7 7 40 40 Jumlah 58 58 4 4 100 100 p = 0,000 Tabel 5 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan rendah sebanyak 45 orang (45%) responden yang menggunakan metode kontrasepsi tidak efektif. Sedangkan tingkat pendidikan tinggi sebanyak 13 orang (13%) responden yang menggunakan metode kontrasepsi tidak efektif. Berdasarkan hasil uji chisquare tingkat pendidikan Kecamatan Jatirogo memiliki nilai p = 0,000 < 0,05 maka H 0 dan H 1 diterima ditolak artinya ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan penggunaan metode kontrasepsi pada PUS di Kecamatan Jatirogo karena tingkat pendidikan juga akan mempengaruhi pengetahuan dan persepsi seseorang tentang pentingnya suatu hal, termasuk perannya dalam program KB. Pada PUS dengan tingkat pendidikan rendah, keikutsetaannya dalam program KB hanya ditujukan untuk mengatur kelahiran. Sementara itu pada PUS dengan tingkat pendidikan tinggi, Keikutsertaannya dalam program KB selain untuk mengatur kelahiran juga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga karena dengan cukup dua anak dalam satu keluargabakan terwujud keluarga kecil bahagia dan sejahtera sehingga mereka lebih memikirkan tingkat efektifitas dari metode 5

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan dan Pendapatan dengan pada PUS kontrasepsi yang digunakan. Hal ini duperkuat dengan pendapat dari Broewer (1993:48) yang menyatakan bahwa faktor pendidikan seseorang sangat menentukan dalam pola pengambilan keputusan dan penerimaan informasi dari pada seseorang yang berpendidikan rendah. Tabel 6 Hubungan Pendapatan dengan Penggunaan Jatirogo Kabupaten Tuban Tahun 01 Pendapatan f % f % f % Rendah 45 45 1 1 57 57 Tinggi 13 13 30 30 43 43 Jumlah 58 58 4 4 100 100 p = 0,000 Tabel 6 menunjukkan bahwa pendapatan rendah sebanyak 45 orang (45%) responden yang menggunakan metode kontrasepsi tidak efektif. Sedangkan pendapatan tinggi sebanyak 13 orang (13%) responden yang menggunakan metode kontrasepsi tidak efektif. Berdasarkan hasil uji chisquare pendapatan dapat diketahui bahwa Kecamatan Jatirogo memiliki nilai p = 0,000 < 0,05 maka H 0 dan H 1 diterima ditolak artinya ada hubungan yang signifikan antara pendapatan dengan penggunaan metode kontrasepsi pada PUS di Kecamatan Jatirogo. Bila dihubungkan dengan tingkat keikutsertaan pada program KB (penggunaan keefektifan metode kontrasepsi), orang pada tingkat penghasilan tinggi akan lebih mudah menerima dan mengikuti program ini dan akan memilih metode kontrasepsi yang efektif. Sebaliknya orang dengan penghasilan rendah akan sangat sulit ikut dalam program KB karena pada program KB, akseptor menanggung sendiri biaya yang dikenakan bila dia menggunakan salah satu alat kontrasepsi. Hal ini diperkuat dengan pendapat Notoadmojo (1997:5) yang mengutip pendapat dari Andeersen yang menyatakan bahwa penghasilan memiliki pengaruh terhadap keikutsertaan seseorang dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Tabel 7 Hasil Analisis Regresi Logistik Terhadap Hubungan antara Pengetahuan, Pendidikan dan Pendapatan dengan Pada PUS di Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban Tahun 01 No Variabel Koef(B) Sig Exp(B) Ket. 1 3 Pengetahuan Pendidikan Pendapatan,983 0,000 0,30 0,300 0,051 Konstantan 1,715 0,000 5,556 p < α, p > α, tidak p > α, tidak Masuk dalam model Tabel 7 menunjukkan bahwa variabel yang memiliki hubungan paling signifikan dengan penggunaan metode kontrasepsi pada pasangan usia subur di Kecamatan Jenu dengan nilai α = 0,05 adalah tingkat pengetahuan pasangan usia subur dengan p = 0,000 sedangkan variabel yang tidak memiliki hubungan yang signifikan adalah tingkat pendidikan dan pendapatan. Berdasarkan hasil analisis Regresi Logistik Berganda diperoleh variabel yang memiliki hubungan paling signifikan dengan penggunaan metode kontrasepsi di Kecamatan Jenu adalah variabel pengetahuan. Hal ini dikarenakan pasangan usia subur di Kecamatan Jenu yang memiliki pengetahuan tinggi mempengaruhi persepsi mereka tentang kontrasepsi. pengetahuan PUS akan mempengaruhi penerimaan program KB pada PUS. Studi yang dilakukan oleh Anne R Pebley dan James W Breckett (198:7) menemukan bahwa Sekali wanita mengetahui tentang pelayanan kontrasepsi, perbedaan jarak dan waktu bukanlah hal yang penting dalam menggunakan kontrasepsi, dan mempunyai hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan metode kontrasepsi yang digunakan. Pengetahuan yang benar tentang program KB termasuk tentang 6

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan dan Pendapatan dengan pada PUS berbagai jenis kontrasepsi akan mempertinggi keikutsertaan masyarakat dalam program KB. Tabel 8 Hasil Analisis Regresi Logistik Terhadap Hubungan antara Pengetahuan, Pendidikan dan Pendapatan dengan Pada PUS di Kecamatan Jatirogo Kabupaten Tuban Tahun 01 No Variabel Koef(B) Sig Exp(B) Ket. 1 3 Pengetahuan Pendidikan Pendapatan 3,587 1,987 0,000 0,151 0,00 0,08 0,137 Konstantan,49 0,000 11,351 p < α, p > α, tidak p < α, Masuk dalam model Tabel 8 menunjukkan bahwa variabel memiliki hubungan paling signifikan dengan penggunaan metode kontrasepsi pasangan usia subur di Kecamatan Jatirogo dengan nilai α = 0,05 adalah tingkat pengetahuan dengan p = 0,000 dan pendapatan dengan p = 0,00. Sedangkan variabel yang tidak memiliki hubungan yang signifikan adalah tingkat pendidikan. Berdasarkan hasil analisis Regresi Logistik Berganda diperoleh variabel yang memiliki hubungan paling signifikan dengan penggunaan metode kontrasepsi di Kecamatan Jatirogo adalah variabel pengetahuan p = 0,000 dan pendapatan p = 0,000. Responden yang mempunyai pengetahuan buruk kemungkinan menggunakan metode kontrasepsi efektif sebesar 0,08 kali dibandingkan dengan responden yang mempunyai pengetahuan baik. Hal ini dikarenakan ketidak tahuan PUS tentang pasangan usia subur di Kecamatan Jatirogo yang kurang memiliki pengetahuan tentang kontrasepsi akan cenderung memilih metode kontrasepsi yang sederhana, misalnya pil karena ketidaktahuan mereka tentang keefektifan dari metode kontrasepsi pil itu sendiri, maka rutinitas penggunaan pil juga kurang diperhatikan sehingga menjadi tidak efektif. Sementara itu pasangan usia subur di Kecamatan Jatirogo ratarata berpenghasilan rendah dengan p = 0,000 yang artinya responden yang mempunyai pendapatan rendah kemungkinan menggunakan metode kontrasepsi efektif sebesar 0,137 kali dibandingkan dengan responden yang mempunyai pendapatan tinggi Hal ini dikarenakan pendapatan dapat mempengaruhi pertimbangan mereka dalam mengeluarkan biaya untuk mengikuti program keluarga berencana yaitu dengan memakai salah satu dari metode kontrasepsi yang ada. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa PUS di Kecamatan jenu dan Kecamatan Jatirogo ratarata penggunaan metode kontrasepsinya tidak efektif. Hal ini disebabkan karena rendahnya pengetahuan dan pendapatan PUS. Dalam hal ini, pengetahuan dan pendapatan memiliki hubungan yang signifikan dengan penggunaan metode kontrasepsi. Pengetahuan yang baik mengenai kontrasepsi, sangat menentukan keefektifan dari metode kontrasepsi yang digunakan. Bila responden tidak mengetahui efektifitas dari metode kontrasepsi yang digunakan, maka penggunaannya menjadi tidak efektif, misalnya saja Pil yang tidak dikonsumsi setiap hari akan menjadi tidak efektif. Selain itu, besarnya pendapatan juga mempengaruhi seberapa besar kesanggupan biaya yang akan dikeluarkan untuk metode kontrasepsi yang digunakan. PENUTUP Simpulan 1. pengetahuan PUS di Kecamatan Jenu dan Kecamatan Jatirogo memiliki hubungan yang signifikan dengan penggunaan metode kontrasepsi, dimana nilai p = 0,000 < α = 0,05.. pendidikan PUS di Kecamatan Jenu dan Kecamatan Jatirogo memiliki hubungan yang signifikan dengan penggunaan metode kontrasepsi karena p < α dimana nilai p untuk Kecamatan Jenu sebesar 0,035 dan untuk Kecamatan Jatirogo sebesar 0,000. 7

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan dan Pendapatan dengan pada PUS 3. pendapatan PUS di Kecamatan Jenu dan Kecamatan Jatirogo memiliki hubungan yang signifikan dengan penggunaan metode kontrasepsi karena p < α dimana nilai p untuk Kecamatan Jenu sebesar 0,004 dan untuk Kecamatan Jatirogo sebesar 0,000. 4. Berdasarkan hasil uji Regresi Logistic diperoleh bahwa di Kecamatan Jenu variabel yang memiliki hubungan paling signifikan dengan penggunaan metode kontrasepsi adalah tingkat pengetahuan. Sedangkan di Kecamatan Jatirogo variabel yang memiliki hubungan paling signifikan dengan penggunaan metode kontrasepsi adalah tingkat pengetahuan dan pendapatan. Hartanto, Hanafi. 004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan Mantra, Ida Bagus. 000.LangkahLangkah Penelitian Survey Usulan Penelitian Dan Laporan Penelitian. Jogjakarta.Fakultas Geografi Ugm (BPFG) Wauran, M.H. 00. Keluarga Berencana. Bandung : Indonesia Publishing House Saran 1. Bagi pasangan usia subur disarankan untuk mengikuti program KB supaya dapat mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera dan dapat memilih metode kontrasepsi yang tepat dan efektif agar dapat memperkecil resiko kegagalan dari metode kontrasepsi yang ada.. Bagi calon akseptor KB baru disarankan supaya menambah pengetahuan tentang metode kontrasepsi agar lebih mantap dalam menentukan pilihan jenis metode kontrasepsi yang tepat dan efektif bagi dirinya. 3. Bagi Petugas Lapangan Keluarga Berencana untuk lebih mengefektifkan pemberian penyuluhan kepada pasangan usia subur agar dapat memperoleh pengetahuan tentang KB dan Kontrasepsi. DAFTAR PUSTAKA A, Fazidah Siregar. 003. Pengaruh Nilai dan Jumlah Anak Pada Keluarga terhadap Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Arikunto, S. 006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta 8