BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi bagi manusia. Melalui bahasa orang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan untuk mewujudkan diri menjadi manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kamaludin Gumilar, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKS ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK SQ3R PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GATAK SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. segi kepribadian, pengetahuan, kemampuan maupun tanggung jawabnya. dalam yaitu dari diri manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Taofik, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Masalah mendasar dalam dunia pendidikan ini di samping masalah. peningkatan kualitas untuk memenuhi kebutuhan akan

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan salah satu kemampuan terpenting manusia yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Proses belajar-mengajar akan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, oleh karena itu pendidikan perlu dikaji secara baik. Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ida Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran IPA yang memberikan landasan melalui pengetahuan serta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. materi ini mulai dikenalkan dan diajarkan pada semua jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. membaca sangat diperlukan setiap orang agar ia dapat mentransfer semua ilmu

BAB I PENDAHULUAN. lama, yaitu pembelajaran berpusat pada guru, sementara siswa yang harus siap

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat memiliki kemampuan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berlangsung tanpa kehadiran bahasa. Bahasa sangat diperlukan dalam

sebagai wahana sumber daya manusia, perlu dikembangkan iklim belajarmengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DIKELAS SMA NEGERI 7 BANJARMASIN.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN SQ3R PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 CILAWU KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang disampaikan secara terselubung atau tidak secara langsung.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud adalah dengan meningkatkan kualitas pembelajaran. Pendidikan bukan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eka Fanovita Mulyani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa maju pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam berbahasa. Terdapat empat keterampilan berbahasa yaitu membaca,

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. pula pembelajaran bahasa-bahasa asing, di antaranya bahasa Inggris, bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat di pisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses dalam mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. dalam model pembelajaran SQ3R ini siswa diharapkan menguasai materi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendengarkan, berbicara/ bercerita, membaca, dan menulis/mengarang.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam belajar dapat diketahui dari prestasi yang dicapai oleh

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

Nurdia Artu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. cita-cita dan kesuksesan dalam belajar. Clouder (Rüştü Yeşil, 2013: 2)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang kita pakai sehari-hari dan juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB 1 PENDAHULUAN. siswa memperoleh keahlian praktis untuk berkomunikasi, yakni membaca, menulis,

MAKALAH Oleh Umrohaeti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan agar siswa terampil menyimak, terampil berbicara, terampil

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ketrampilan reseptif dan ketrampilan produktif. Ketrampilan

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kebudayaan suatu daerah. Pasal 22 Undang-Undang Nomor

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN. MELALUI METODE SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) PADA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu penentu agar bangsa kita dapat melangkah lebih maju

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT MENGGUNAKAN METODE SQ3R DI KELAS V SDN 07 PONTIANAK UTARA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana komunikasi bagi manusia. Melalui bahasa orang dapat menyampaikan dan menerima informasi. Dengan kata lain, bahasa memegang peranan yang esensial dalam kehidupan. Selain itu, bahasa juga merupakan sutau keterampilan. Dengan demikian, keterampilan berbahasa perlu dikembangkan sedini mungkin agar seseorang dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik di masyarakat. Suatu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan berbahasa seseorang, yaitu melalui pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Melalui pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berinteraksi dan berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan, standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran bahasa, yaitu belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi dan belajar sastra adalah belajar mengahargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaan (Depdiknas, 2003b:2) Keteramilan membaca merupakan satu di antara keterampilan berbahasa yang harus dikembangkan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh embaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media katakata atau bahasa tulisan (Tarigan, 1993:7). Oleh karena itu, keterampilan

membaca memiliki peranan yang penting bagi siswa. Pertama, penting untuk melatih kemampuan siswa berpikir dan mampu memahami apa yang tersirat dalam suatu bacaan. Kedua penting bagi siswa untuk menemukan sejumlah informasi dan pengetahuan yang sangat berguna dalam praktik hidup sehari-hari. Ketiga, agar siswa dapat berkomunikasi dengan pemikiran, pesan yang ingin disampaikan penulis. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca merupakan keterampilan yang penting bagi siswa untuk melatih kemampuan berpikir siswa dan mampu dengan tepat menemukan informasi yang tersirat dalam suatu bacaan dan menjadikan informasi tersebut sebagai pengetahuan yang berguna dalam kehidupan. Keterampilan membaca sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Tidak hanya pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, tetapi juga pada mata pelajaran lain. Oleh sebab itu, pembelajaran membaca mempunyai kedudukan yang penting dalam mengembangkan kemampuan membaca siswa. Tujuan pelajaran membaca adalah agar siswa dapat mencari serta memperoleh informasi yang mencakup isi dan makna bacaan. Peningkatan keterampilan membaca siswa pada akhirnya akan berpengaruh terhadap keberhasilan siswa. Membca cepat merupakan satu diantara jenis membaca. Membaca cepat dapat diartikan sebagai proses membaca bacaan untuk memahami isi bacaan dengan cepat. Membaca cepat adalah bagaimana kita dapat membaca dengan pemahaman yang lebih baik dalam waktu yang lebih cepat serta mengingatnya dengan baik pula. Membaca cepat memberikan kesempatan untuk membaca secara lebih luas, bagian-bagian yang sudah dikenali atau dipahami tidak usah

dihiraukan perhatian dapat difokuskan pada bagian-bagian yang belum dikuasai. Dengan membaca cepat, pembaca dapat memperoleh pengetahuan yang luas tentang apa yang dibacanya. Dalam era serba cepat ini, tanpa kita kehendaki tuntutan kehidupan meningkat, pembaca tidak boleh hanya sebagai membawa kenikmatan, tetapi sebagai alat pencapai pencepatan itu sendiri. Artinya orang wajib mengejar semua informasi. Ia harus memiliki keterampilan mengumpulkan data dengan cepat sekaligus benar Membaca menduduki posisi serta peran yang sangat penting dalam konteks kehidupan umat manusia, terlebih pada era informasi dan komunikasi seperti sekarang ini. Membaca juga merupakan sebuah jembatan bagi sapa saja dan dimana saja yang berkeinginan meraih kemajuan dan kesuksesan, baik d lingkungan dunia persekolahan maupun di dunia pekerjaan. Oleh karena itu para pakar sepakat bahwa kemahiran membaca (reading literacy) merupakan condition sinequanon (prasyarat mutlak) bagi setiap insane yang ingin memperoleh kemahiran membaca yang layak bukanlah perkara yang gampang. Mengapa demikian? Karena aktivitas merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak media cetak seperti buku, majalah, dan surat kabar menyajikan berbagai informasi dan ilmu pengetahuan dan hal tersebut dapat dipahami apabila dibaca. Tanpa dibaca, hal-hal tersebut akan berlalu tanpa arti. Dengan demikian, kemampuan membaca sangat penting peranannya untuk mengetahui isi atau pesan yang terkandung dalam teks bacaan. Adapun tujuan dari membaca cepat adalah (1) membaca cepat menghemat waktu, (2) membaca cepat menciptakan efesiensi, (3) semakin sedikit waktu yang

diperlukan untuk melakukan hal-hal rutin, maka semakin banyak waktu yang tersedia untuk mengerjakan hal penting lainnya, (4) membaca cepat memperluas cakrawala mental, (5) membaca cepat membantu berbicara secara efektif, (6) membaca cepat membantu dalam menghadapi ujian, (7) membaca cepat meningkatkan pemahaman. Berdasarkan hasil observasi kemampuan membaca cepat siswa kelas V SD Negeri Tegallega Kecamatan Warungkondang belum mencapai yang optimal. Hal tersebut tecermin dalam kemampuan memahami isi yang terkandung dalam teks bacaan masih rendah yakni 145 WPM (Word per Menit) dari 35 siswa hanya 12 siswa atay 35 % mampu memahami isi yang terkandung dalam bacaan teks sisanya 23 atau 65% siswa belum mampu memahami isi yang terkandung dalam teks bacaan berarti di bawah 66% dari acuan standar isi dan kurikulum tingkat satuan pendidikan SDN Tegallega. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain guru tidak tepat dalam memilih metode pembelajaran dan teknik mengajar guru yang kurang bervariasi, dan siswa kurang menyimak apa yang disampaikan guru. Berdasarkan hal tersebut, faktor yang paling berpengaruh terhadap rendahnya keterampilan membaca siswa adalah guru tidak tepat dalam memilih metode pembelajaran. Kenyataan di lapangan menunjukan bahwa guru masih menggunakan metode konvensionl seperti ceramah dalam proses pembelajaran. Metode ceramah memang memiliki keunggulan dalam proses pembelajaran, tetapi tidak pada semua materi dapat digunakan metode ceramah. Hal ini dapat menimbulkan

kejenuhan pada siswa karena siswa merasa berada pada posisi sebagai penyimak, sedangkan guru adalah pembicara dan sebagi satu-satunya sumber ilmu. Hal tersebut juga muncul karena kurangnya keterlibtan siswa dalam proses pembelajaran sehingga menyebabkan siswa merasa enggan menyimak apa yang disampaika guru. Apabila ini dibiarkan, maka akan berpengaruh negative terhadap prestasi belajar siswa sebab membaca merupakan kunci utama dalam belajar. Kemampuan membaca cepat akan berpengaruh positif terhadap pemahaman materi pelajaran yang disajikan dalam teks bacaan. Begitu juga sebaliknya apabila kekampuan membacanya rendah, maka akan berpengaruh negative terhadap peningkatan prestasi belajar. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu ada upaya dari guru atau pihak lain untuk mengatasi berbagai faktor penghambat dalam membaca. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca salah satunya adalah dengan memilih dan mengujicobakan model pembelajaran termasuk memilih metode. Perlunya pemilihan metode pembelajaran membaca karena setiap metode mempunyai kelebihan dan kelemahan. Ali (2002:78) mengemukakan bahwa setiap metode mempuyai keunggulan dan kelemahan dibandingkan dengan yang lain. Tidak ada satu metode pun dianggap ampuh untuk segala situasi. Suatu metode dapat dipandang ampuh untuk situasi tertentu, namun tidak ampuh untuk situasi lain. Banyak metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca cepat dan salah satunya adalah metode SQ3R, metode ini merupakan kependekan dari Survei, Question, Read, Recite, dan Revew. Melalui metode SQ3R, siswa

dihadapkan kepada beberapa kegiatan dan keterampilan yang mengarah kepada kemampuan membaca pemahaman. Sebelum kegiatan membaca dimulai, terlebih dahulu dihadapkan kepada pengenalan bahan bacaan. Setelah itu mengajukan berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan bacaan tersebut. Langkah berikutnya adalah membaca, menjawab pertanyaan, ekmudian mengulangi lagi dengan maksud menelusuri kembali untuk mengingat kembali. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat melatih siswa untk membaca dengan baik. Dalam hal ini siswa tidak membaca teks bacaan tanpa memahami maksud dari kegiatan membaca. Sehubungan hal tersebut, metode SQ3R perlu diujicobakan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca cepat. Seberapa jauh penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan kemampuan dan motivasi membaca cepat, belum diketahui secara pasti sementara pemilihan metode sangat penting untk dilakukan. Untuk menjawab permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Peserta Didik Dalam Membaca Cepat Dengan Menggunakan Metode SQ3R B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian ini dirumuskan berikut ini. 1. Bagaimana perencanaan pembelejaran Membaca Cepat dengan Metode SQ3R pada siswa kelas V SD Negeri Tegallega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur.

2. Bagaimana pelaksanaa Pembelajaran Membaca Cepat dengan Metode SQ3R pada siswa kelas V SD Negeri Tegallega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cainjur. 3. Bagaimana hasil pembelajaran Membaca Cepat dengan Metode SQ2R pada siswa kelas V SD Negeri Tegallega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur. C. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Penggunaan metode SQ3R dapat meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa kelas V SD Negeri Tegallega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur. 2. Penggunaan metode SQ3R dapat meningkatkan motivasi membaca cepat siswa kelas V SD Negeri Tegallega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan metode SQ3R dengan tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagi berikut. 1. Untuk mendeskripsikan perencanaan pemebelajaran dalam proses pembelajaran membaca cepat dengan menggunakan metode SQ3R pada

siswa kelas V SD Negeri Tegallega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur. 2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran kemampuan membaca cepat dengan menggunakan metode SQ3R pada siswa kelas V SD Negeri Tegallega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur. 3. Untuk mendeskripsikan hasil pembelajaran membaca cepat dengan metode SQ3R pada siswa kelas v SD Negeri Tegalega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur. E. Manfaat Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mempunyai manfaat sebagai beikut. 1. Bagi peneliti menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam pengajaran membaca yang menunjang kepada peningkatan kemampuan membaca cepat siswa di kelas V sekolah dasar. 2. Bagi guru, memberikan informasi kepada guru sekolah dasar tentang pentingnya kemampuan membaca cepat sekaligus sebagai salah satu panduan dalam menjalankan ugas mengajar yang menyankut dengan upaya membimbing siswa terampil dalam membaca cepat. 3. Bagi siswa lebih meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas V sekolah dasar dalam keteramilan membaca cepat.

F. Penjelasan Istilah 1. Peserta Didik Peserta Didik dalam perspektif pedagosis manusia diartikan sebagi sejenis mahluk (homo educantum) mahluk yang harus dididik (Madyo Ekosusilo, 1993:20). Menurut aspek ini manusia dikategorikan sebagi animal educabile, peserta didik dipandang sebagai manusia yang memilki potensi yang bersifat laten, sehinga sibutuhkan binaan dan bimbingan untuk mengaktualisasikannya agar ia dapat menjadi manusia susila yang cakap. Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya masing-masing (Madyo Ekosusilo, 1993:20). Sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya. Dalam perspektif Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 4, peserta didik diartikan sebagai anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Berdasarkan beberapa definisi tentang peserta didik yang disebutkan di atas dapat disimpulkan bahawa pserta didik individu yang memiliki sejumlah karakteristik, diantaranya: a) Peserta didik adalah individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga ia merupakan insan yang unik.

b) Peserta didik adalah individu yang sedang berkembang. Artinya peserta didik tengah mengalami perubahan-perubahan dalam dirinya secara wajar, baik yang diujukan kepada diri sendiri maupun yang diarahkan pada penyesuaian dengan lingkungannya. c) Peserta didik adalah individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi. d) Peserta didik adalah individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri, peserta didik juga dikenal dengan istilah lain seperti siswa, mahasiswa, warga belajar, pelajar, murid serta santri. Siswa adalah istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mahasiswa adalah istilah umu bagi peserta didik pada jenjang perguruan tinggi, warga belajar adalah istilah bagi peserta didik non formal seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), pelajar adalah istilah lain yang digunakan bagi peserta didik yang mengikuti pendidikan formal timgkat menengah maupun tingkat atas, murid memiliki definisi yang hamper sama dengan pelajar dan siswa. Santri adaah istilah bagi peserta didik pada jalur pendidikan non formal, khususnya pesantren atau sekolahsekolah yang berbasisikan agama islam. Pendidikan merupakan bantuan bimbingan yang diberikan pendidik terhadap peserta didik menuju kedewasaannya. Sejauh dan sebesar apapun bantuan itu diberikan sangat berpengaruh oleh pandangan pendidik terhadap kemungkinan peserta didik untuk dididik. Sesuai dengan fitrahnya manusia adalah mahluk berbudaya, yang mana manusia dilahirkan dalam keadaan yang tidak

mengetahui apa-apa dan ia mempunyai kesiapan untuk menjadi baik atau buruk. 2. Membaca Cepat Membaca cepat adalah membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tidak mengabaikan pemahamannya. Biasanya kecepatan itu dikaitkan dengan tujuan membaca, keperluan, dan bahan bacaan. Artinya, serang pembaca cepat yang baik, tidak menerapkan kecepatan membacanya secara konstan di berbagai cuaca dan keadaan membacanya. Penerapan kekampuan membaca cepat itu disesuaikan dengan tujuan membacanya, aspek bacaan yang digal (keperluan) dan berat ringannya bahan bacaan. 3. Metode SQ3R Metode SQ3R adalah suatu rencana studi yang terpadu untuk memahami serta menguasai isi bacaan. Adapun rencana itu meliputi a. Mensurvai isi (survey : S) b. Mengajukan pertanyaan yang dapat membimbing kita dalam kegiatan membaca (question : Q) c. Membaca isi (read : R1) d. Menceritakan isi bacaan dengan kata-kata kita sendiri (recite : R2) e. Meninjau kembali isi bahan bacaan itu; apakah yang kita ceritakan dengan kata-kata sendiri itu sesuai dengan isi yang sebenarnya atau tidak (revew :R3)