BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan yang berkualitas bagi suatu organisasi harus ada kinerja yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Hal tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat profesi dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai. Menurut American Hospital Association, 1974 dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan jasa yang di dalamnya terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki berbagai fungsi didalam peningkatan produktivitas kerja dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terkait keselamatan di RS yaitu: keselamatan pasien, keselamatan pekerja atau

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama diterapkan di berbagai sektor industri, kecuali di sektor

ISNANIAR BP PEMBIMBING I:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan untuk memberikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. setingggi-tingginya. Menurut Depkes RI (2007), rumah sakit sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ketenagakerjaan, antara lain masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Tenaga Kerja

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 432

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada dekade terakhir, organisasi (perusahaan) yang sebelumnya lebih

BAB I PENDAHULUAN. obat-obatan dan logistik lainnya. Dampak negatif dapat berupa kecelakaan

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5)

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam kesehariannya disibukkan dengan berbagai macam

Survey Budaya Aman Rumah Sakit 2016 Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan setiap 15 detik

BAB 1 : PENDAHULUAN. pekerja rumah sakit agar produktivitas pekerja tidak mengalami penurunan. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman modernisasi seperti sekarang ini Rumah Sakit harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.

BAB 1 : PENDAHULUAN. didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melindungi pekerja dari mesin, dan peralatan kerja yang akan menyebabkan traumatic injury.

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB I DEFINISI. Pengertian

BAB 1 : PENDAHULUAN. kuat. (2) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, seperti: sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehatan. Dewasa

BAB I PENDAHULUAN. kerja. 3 K3 di tempat kerja harus dikelola dengan aspek lainnya seperti

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

BAB I PENDAHULUAN. bahaya tersebut diantaranya bahaya faktor kimia (debu, uap logam, uap),

BAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sedang dilakukan oleh tenaga kerja. Besar kecilnya potensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya

RENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH

LAMPIRAN 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ( Informed Consent )

BAB 1 LATAR BELAKANG. signifikan bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2006, luas lahan areal kelapa

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi maju tidak dapat dielakkan, banyak perusahaan yang

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organization)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, pelayanan kesehatan yang berakhir dengan timbulnya kerugian (Puslitbag

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara


BAB I PENDAHULUAN. eksis. Masalah utama yang selalu berkaitan dan melekat dengan dunia kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. bila upaya pencegahan infeksi tidak dikelola dengan baik. 2. berkembang menjadi sirosis hati maupun kanker hati primer.

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin berkembangnya prindustrian dengan mendayagunakan

BAB I PENDAHULUAN. dan dikendalikan. Salah satu pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit

AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN 2 (2) 2017, Available online at

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dan pasar bebas yang akan berlaku pada tahun 2020,

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multi

BAB I PENDAHULUAN. menular maupun tidak menular (Musadad, Lubis, &Kasnodihardjo, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. kesusilaan dan perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia serta nilainilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan pekerjaan dalam rumah sakit di Indonesia, dikategorikan memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah terhadap upaya

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan adanya globalisasi disegala bidang maka perindustrian di

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara kompetitif. Dari segi dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah


Dasar Manajemen Lingkungan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

A. PENGANTAR. pula disebabkan oleh stresor yang datang dari beban kerja, tempat kerja dan

Penyakit Akibat Kerja Kuliah 7

nosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data International Labour Organization (ILO) tahun 2012, angka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelaku dalam industri (Heinrich, 1980). Pekerjaan konstruksi merupakan

Pengertian (Definisi) Bahaya

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan berkeadilan. Sedangkan misinya yaitu meningkatkan derajat kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan dan keselamatan kerja masih merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan organisasi yang semakin luas berdampak pada peningkatan efektivitas dan efisiensi pelayanan yang akan diberikan. Pelayanan yang berkualitas bagi suatu organisasi harus ada kinerja yang lebih baik. Kinerja yang baik di perlukan adanya suatu manajemen pelayanan yang mengatur sumber daya yang ada dan mengelolanya agar untuk selalu ditingkatkan. Sumber daya manusia menjadi sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi, agar tujuan yang sudah direncanakan dapat tercapai. Untuk itu pendayagunaan sumber daya manusia perlu dilakukan sebaik-baiknya sehingga sumber daya manusia tersebut dapat bekerja secara optimal. (1) Pengembangan sumber daya manusia adalah suatu hal perlu dipelihara untuk meningkatkan kinerja karyawan. Kompetensi sumber daya manusia juga dilakukan oleh organisasi yang bergerak pada produk layanan jasa kesehatan seperti Rumah Sakit. Rumah sakit harus memberikan penjaminan mutu dan efektivitas yang diberikan oleh kinerja dari karyawan karena tuntutan kualitas dari masyarakat luas yang kebutuhan nya semakin kompleks. Kinerja yang diberkan oleh karyawan tidak selalu memberikan pelayanan yang baik sehingga rumah sakit dituntut untuk tidak hanya memenuhi kebutuhan pasien tetapi juga 1

2 memenuhi kebutuhan karyawan agar selalu meningkatkan pelayanan di rumah sakit. (1) Salah satu upaya mengantisipasi keadaan tersebut yaitu dengan menjaga kualitas pelayanan yang akan diberikan, sehingga perlu dilakukan upaya secara terus menerus agar diketahui kelemahan dan kekurangan jasa pelayanan kesehatan. Pelayanan yang berkualitas berkaitan erat dengan mutu rumah sakit karena dengan pelayanan yang berkualitas akan meningkatkan mutu dirumah sakit. Menurut Azwar, mutu dapat diartikan sebagai derajat kesempurnaan dalam pelayanan kesehatan, mutu kesehatan dapat diukur dengan membandingkan penampilan dari pelayanan dengan standar pelayanan kesehatan. (2) K3 merupakan salah satu mutu pelayanan yang penting di rumah sakit. Dalam Undang-Undang 36 Tahun 2009 tentang kesehatan telah disebutkan bahwa upaya kesehatan dan keselamatan kerja untuk memberikan jaminan kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/ buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya ditempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi. (3) Kegiatan dirumah sakit berpotensi menimbulkan bahaya fisik (suhu, cahaya, bising, listrik, getaran dan radiasi), kimia ( antiseptik, reagent, gas anestesi), biologi (virus, bakteri, jamur, parasit), ergonomik (lingkungan kerja, cara kerja, dan posisi kerja yang salah), dan psikososial (kerja bergilir, beban kerja, hubungan sesama pekerja/ atasan) dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan baik terhadap

3 pekerja, pasien, pengunjung maupun masyarakat di lingkungan rumah sakit. (4) Hasil laporan National Safety Council (NSC) tahun 1988 menunjukkan bahwa terjadinya kecelakaan di RS 41% lebih besar dari pekerja industri lain. Kasus yang sering terjadi adalah tertusuk jarum, terkilir, sakit pinggang, tergores/ terpotong, luka bakar, dan penyakit infeksi dan lain-lain. Pada tahun 2004, 65,4% petugas pembersih suatu Rumah Sakit di Jakarta menderita Dermatitis Kontak Iritan Kronik Tangan. Menurut Gun, Insiden akut secara signifikan lebih besar terjadi pada Pekerja Rumah Sakit dibandingkan dengan seluruh pekerja di semua (4) (5) kategori seperti Umur, jenis kelamin, ras, dan status pekerjaan. Menurut teori domino yang dikemukakan oleh H.W. Heinrich dan Teori Gordon bahwa kejadian yang berakibat cedera karena kecelakaan kerja adalah suatu tindakan yang tidak diharapkan, tidak dapat dihindari serta menjelaskan bahwa kecelakaan adalah hasil interaksi pelaku yang rentan dan kompleks serta acak antara korban, agen dan linkungan kerja dalam situasi berhadapan dengan risiko. Menurut penelitian Prihardany mengatakan bahwa kerentanan pelaku disebabkan karena kurangnya motivasi, pengetahuan, dan keterampilan dalam berinteraksi dengan lingkungan dan bahan yang berbahaya, apabila persepsi terhadap (3) (6) bahaya itu buruk, maka akan risiko kecelakaan kerja akan terjadi. Pada penelitian Dinar diketahui bahwa pegawai seksi nonmedis di RS PMI Bogor, dari hasil penelitian diketahui bahwa pegawai non medis yang baik terhadap K3 RS sebanyak 48,2 % dan persepsi pegawai non medis yang kurang baik terhadap K3 RS sebanyak 51,8 %. Sedangkan

4 pada penelitian Imar, diketahui bahwa pekerja di PT.Krama Yudha Ratu Motor,didalam penelitian ini presentase pekerja dengan persepsi baik sebanyak 47,3 % dan pekerja dengan persepsi kurang baik sebanyak 52,7 %. Berdasarkan dari penelitian sebelumnya dapat diketahui bahwa masih banyak pekerja yang memiliki persepsi kurang dalam keselamatan (7) (8) dan kesehatan kerja. Persepsi menurut Robbins merupakan faktor yang cenderung dapat mempengaruhi perilaku. Oleh karena kesalahan-kesalahan penginterprestasian ini, maka seseorang dapat berperilaku yang mengabaikan risiko tersebut. Menurut Robbins dan Judge karakteristik pribadi yang mempengaruhi persepsi meliputi sikap, kepribadian, motif, minat, pengalaman masa lalu, dan harapan-harapan seseorang. (9) Standar K3 yang sudah ditetapkan dirumah sakit dapat dipatuhi atau tidak, tergantung dari karyawan itu sendiri. Seorang karyawan yang merasa bahwa dirinya harus selalu aman dalam bekerja maka cenderung mematuhi peraturan tersebut dan sebaliknya. Persepsi dapat mempengaruhi seseorang dalam menanggapi suatu bahaya dan risiko yang ada disekitarnya. Menurut Karsono, terdapat empat kaidah yang bertahap persepsi manusia dalam menanggapi suatu bahaya yaitu tahap pertama pekerja melihat lebih dulu dari segi kebutuhan tanpa memperdulikan adanya bahaya dan risiko yang ada bahya cenderung mengabaikannya, tahap kedua pekerja menaruh perhatian terhadap hal-hal yang sangat berbahaya dan dengan risiko tinggi, tahap ketiga pekerja akan lebih menilai semua bahaya yang dapat menjadi risiko pekerjaannya walaupun risiko sekecil apapun, dan tahap

5 keempat pekerja menentukan sikap yang jelas tentang bahaya dan risiko dengan melakukan upaya pencegahan. (10) RSUD Tugurejo adalah RS milik pemerintah yang bertipe B. Sebagai rumah sakit yang menjamin mutu pelayanannya yang berfokus kepada pasien, saat ini RSUD Tugurejo telah terakreditasi 16 pelayanan yaitu pada tahun 2008 dan 2011 yang dilakukan oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS). K3 RS di RSUD Tugurejo merupakan tim yang dibentuk di RS Tugurejo. Ruangan kerja tim K3 RS saat ini masih belum ada. Oleh karena itu, rapat K3 RS sering dilakukan di ruangan Admission Office. Tim K3 RS yang ada di RSUD Tugurejo semua anggotanya melakukan kerja rangkap. Ketua tim K3 RS merangkap jabatan sebagai dokter. Sekretaris Tim K3 RS merangkap jabatan sebagai Staff seksi Sanitarian. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No 432/MENKES/SK/IV/2007 disebutkan bahwa organisasi K3 berada di bawah direktur dan bukan merupakan kerja rangkap. (4) Berdasarkan survey awal pada bulan Januari 2016 dengan responden kepala bagian kepegawaian dan sekretaris K3 RS Tugurejo terdapat kasus kecelakaan pada pengunjung, pasien dan pegawai. Jumlah kecelakaan yang terjadi pada tahun 2014 terdapat 5 pengunjung, 1 pasien dan 3 pegawai. Sedangkan pada tahun 2015 jumlah kecelakaan pegawai yang terjadi sebanyak 8 kasus dan pada pasien 6 kasus. Berdasarkan hasil wawancara terhadap pihak bagian K3 terdapat kasus kecelakaan kerja yang sering terjadi pada pasien dan pengunjung tersebut antara lain terpeleset, kesandung dan tumpahan B3 seperti

6 darah tercecer, darah beku yang terjatuh. Sedangkan kecelakaan kerja pada pegawai karena tumpahan B3, tergores jarum dan ada yang terkena bahan metanol dalam melakukan pekerjaannya. Berdasarkan hasil kuesioner yang dilakukan pada saat survey awal diambil sampel 10 pegawai dibeberapa unit di rumah sakit, untuk mengetahui persepsi pegawai terhadap K3 RS, diperoleh hasil 60 % pegawai menunjukkan persepsi baik terhadap K3 RS, dan 40 % pegawai menunjukkan persepsi kurang baik terhadap K3 RS. Dari hasil kuesioner tersebut, diketahui apa yang mempengaruhi persepsi pegawai terhadap K3 RS yaitu : 1. Sebanyak 35,6 %, menjawab setuju bahwa menurut mereka selama bekerja tidak pernah ada paparan/ pajanan bahaya atau risiko terkena bahaya. Faktor kurangnya pemahamam tentang persepsi K3 RS bahwa lingkungan tempat mereka bekerja memiliki peluang untuk terkena bahaya. 2. Sebanyak 34,6 %, pegawai paramedis merasa bahwa tidak setuju bahwa kecelakaan kerja yang terjadi disebabkan oleh acuhnya pegawai pada aturan-aturan K3. 3. Sebanyak 30,2 %, pegawai merasa bahwa akan bekerja lebih aman ketika akan diperhatikan oleh atasannya. Karyawan rumah sakit adalah sumber daya yang potensial dan harus dibina agar menjadi produkif. Dalam pelayanan jasa di lingkungan rumah sakit, karyawan banyak terpapar dengan berbagai faktor risiko yang dapat menimbulkan dampak negatif dan mempengaruhi kesehatan mereka. Karyawan rumah sakit dari berbagai jenis bidangnya selalu

7 berhubungan dengan berbagai bahaya bila tidak diantisipasi akan berdampak negatif pada kesehatan dan keselamatan kerja, sehingga mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. Produktivitas kerja yang rendah akan berdampak pada pelayanan kesehatan di rumah sakit. (11) Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi karyawan mengenai K3 RS pada tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi karyawan yang ada di RSUD Tugurejo mengenai K3 RS. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dari penelitian ini adalah Adakah pengaruh persepsi pegawai terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) rumah sakit di Rumah Sakit Tugurejo Semarang 2016? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui persepsi pegawai RSUD Tugurejo terhadap kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit Tugurejo Semarang 2016. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan umur, jenis kelamin, pendidikan, dan masa kerja karyawan.

8 b. Menjelaskan persepsi, sikap, pengetahuan, motivasi, pengalaman kerja, dan Keadaan kerja tenaga medis di RSUD Tugurejo Semarang. c. Menjelaskan hubungan antara sikap karyawan dengan persepsi karyawan RSUD Tugurejo Semarang. d. Menjelaskan hubungan antara pengetahuan karyawan dengan persepsi karyawan RSUD Tugurejo tentang K3 RS. e. Menjelaskan hubungan antara kondisi motivasi karyawan dengan persepsi karyawan RSUD Tugurejo Semarang tentang K3 RS. f. Menjelaskan hubungan antara pengalaman kerja karyawan dengan persepsi karyawan RSUD Tugurejo Semarang tentang K3 RS. g. Menjelaskan hubungan antara kondisi keadaan kerjadengan persepsi karyawan RSUD Tugurejo tentang K3 RS. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pihak Rumah Sakit Sebagai bahan masukan atau referensi untuk meningkatkan kualitas pelayanan karyawan medis dan non medis agar aman bekerja dan produktif dalam memenuhi kebutuhan pasien serta pengembangan pelayanan kesehatan bagi rumah sakit. 2. Bagi Institusi Kesehatan Dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk kerja sama dengan instansi terkait dalam pengembangan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

9 3. Bagi Masyarakat Umum Untuk menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat dalam mengetahui kualitas pelayanan yang diberikan. 4. Bagi Peneliti Untuk menambah pengetahuan dan kemampuan dalam melakukan penelitian.

10 E. Keaslian Penelitian No Nama Peneliti 1. Dinar Mayasari 2 Khoirul Muntiana 3 Imar Masriyah Judul Peneliti Persepsi karyawan non medis terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) rumah sakit pasca akreditasi 12 pelayanan di rumah sakit PMI Bogor tahun 2011 Hubungan persepsi karyawan terhadap penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) pada jalur 3 dan 4 PT Wijaya Karya Beton Boyolali Tbk. 2014 Faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerja PT.Krama Yudha Ratu Motor Tahun 2012 Tabel 1.1 Tabel Keaslian Penelitian Variabel Variabel bebas : Faktor internal ( pengetahuan, pengalaman ) Variabel terikat : Persepsi karyawan terhadap K3 Variabel bebas : persepsi karyawan terhadap penerapan K3 Variabel terikat : Penggunaan APD Variabel bebas : Pengetahuan, Motivasi, Sikap, Pengalamaan dan Kondisi Lingkungan Kerja Variabel Terikat : Persepsi risiko K3 Rancanga n Penelitian Cross sectional bersifat deskriptif analitik Cross sectional bersifat survei analitik Cross Sectional Hasil Ada hubungan antara pengetahuan, pengalaman dan lingkungan dengan persepsi karyawan non medis terhadap K3 RS. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi karyawan terhadap penerapan K3 dengan penggunaan APD Ada hubungan yang signifikan tingkat pengetahuan, sikap, pengalaman, dan kondisi lingkungan kerja terhadap persepsi risiko keselamatan dan kesehatan kerja

11 Perbedaan keaslian penelitian : Peneliti saat ini berbeda dengan peneliti terdahulu karena peneliti saat ini akan dilakukan di Rumah Sakit Tugurejo Semarang sedangkan peneliti terdahulu dilakukan di Rumah Sakit PMI Bogor. Hanya pada penelitian terdahulu dilihat dari pengetahuan, pengalaman dan lingkungan dan tempat kerja yang ada berbeda sedangkan pada peneliti saat ini menggunakan umur, jenis kelamin, motivasi, dan sikap. Pada Peneliti terdahulu dilakukan di PT Krama Yudha Ratu Motor, sedangkan peneliti saat ini dilakukan di Rumah Sakit Tugurejo Semarang dan populasi yang digunakan adalah seluruh tenaga medis di RSUD Tugurejo dengan kriteria PNS dengan masa kerja minimal 2 tahun.

12 F. Lingkup Penelitian 1. Lingkup Keilmuan Lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu kesehatan masyarakat khususnya dalam bidang ilmu Manajemen Kesehatan. 2. Lingkup Materi Lingkup materi adalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi karyawan terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di rumah sakit Tugurejo Semarang. 3. Lingkup Lokasi Lokasi tempat penelitian adalah Rumah Sakit Tugurejo Semarang. 4. Lingkup Metode Penelitian ini menggunakan metode survey, observasi dan wawancara. 5. Lingkup Sasaran Sasaran dalam penelitian ini adalah karyawan yang bertugas di rumah sakit Tugurejo Semarang. 6. Lingkup Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2016 Juni 2016.