2.1 HUKUM TERMODINAMIKA DAN SISTEM TERBUKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DASAR TEORI. Energy balance 1 = Energy balance 2 EP 1 + EK 1 + U 1 + EF 1 + ΔQ = EP 2 + EK 2 + U 2 + EF 2 + ΔWnet ( 2.1)

Maka persamaan energi,

BAB IV ANALISA SIMULASI DAN EKSPERIMEN

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk

BAB IV ANALISA EKSPERIMEN DAN SIMULASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12

Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Suction Line terhadap Kinerja Mesin Pendingin

Termodinamika II FST USD Jogja. TERMODINAMIKA II Semester Genap TA 2007/2008

BAB II LANDASAN TEORI

MULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. listrik dimana generator atau pembangkit digerakkan oleh turbin dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Rangkaian Alat Uji Dan Cara Kerja Sistem Refrigerasi Tanpa CES (Full Sistem) Heri Kiswanto / Page 39

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu pembangkit daya uap. Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara

TURBIN UAP. Penggunaan:

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

BAB II DASAR TEORI. Pengujian alat pendingin..., Khalif Imami, FT UI, 2008

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB II LANDASAN TEORI. tropis dengan kondisi temperatur udara yang relatif tinggi/panas.

BAB 2 ENERGI DAN HUKUM TERMODINAMIKA I

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas

PROSES ADIABATIK PADA REAKSI PEMBAKARAN MOTOR ROKET PROPELAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Udara. Bahan Bakar. Generator Kopel Kompresor Turbin

Bab IV Analisa dan Pembahasan

BAB II LANDASAN TEORI

II HUKUM THERMODINAMIKA I

menurun dari tekanan kondensasi ( Pc ) ke tekanan penguapan ( Pe ). Pendinginan,

Tugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika

LTM TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA Pemicu

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Blood Bank Cabinet

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

BAB II DASAR TEORI. Pengujian sistem refrigerasi..., Dedeng Rahmat, FT UI, Universitas 2008 Indonesia

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

Bab IV Analisa dan Pembahasan

MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)

BAB V TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. No. Turbin Gas Turbin Uap

BAB II DASAR TEORI. Tugas Akhir Rancang Bangun Sistem Refrigerasi Kompresi Uap untuk Prototype AHU 4. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap

ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN

BAB II LANDASAN TEORI

Perencanaan Mesin Pendingin Absorbsi (Lithium Bromide) memanfaatkan Waste Energy di PT. PJB Paiton dengan tinjauan secara thermodinamika

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

Analisa Performansi Sistem Pendingin Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik padasistem Water Chiller dengan Penerapan Metode Cooled Energy Storage

PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 4 Analisis Energi dalam Sistem Tertutup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini

ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU. Bambang Setyoko * ) Abstracts

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH SUHU DAN TEKANAN TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI THERMAL SIKLUS RANKINE PADA PEMBANGKIT DAYA TENAGA UAP. Oleh ( ) TEKNIK MESIN UNILA

MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN HIROLIKA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF

ANALISA WAKTU SIMPAN AIR PADA TABUNG WATER HEATER TERHADAP KINERJA AC SPLIT 1 PK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Efisiensi Mesin Carnot

HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN

LANDASAN TEORI. P = Pc = P 3 = P 2 = Pg P 5 P 4. x 5. x 1 =x 2 x 3 x 2 1

Diktat TERMODINAMIKA DASAR

BAB II STUDI LITERATUR

Pengaruh Penggunaan Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Efisiensi Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sejarah Tabung Vortex

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perbaikan Dan Uji Kebocoran Mesin Pendingin Absorpsi

PENDINGINAN KOMPRESI UAP

Transkripsi:

BAB II DASAR TEORI 2.1 HUKUM TERMODINAMIKA DAN SISTEM TERBUKA Hukum pertama termodinamika adalah hukum kekekalan energi. Hukum ini menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dilenyapkan. Energi dari suatu sistem yang mengalami perubahan (proses) dapat bertambah atau berkurang oleh pertukaran lingkungan dan dapat diubah dari bentuk yang satu ke bentuk lain dalam suatu sistem. Jadi hukum ini menyatakan tentang pertukaran dan kemampuan perubahan energi, menjaga bahwa dalam setiap perubahan semua energi harus diperhitungkan. Hukum pertama tidak menunjukan apakah perubahan energi berlangsung secara sempurna atau tidak, atau apakah beberapa bentuk energi dapat dikonversikan secara penuh ke bentuk lain. Masalah keterbatasan tersebut dilanjutkan dalam hukum termodinamika kedua. Sebenarnya, pernyataan matematis yang paling umum mengenai hukum pertama termodinamika adalah untuk sistem terbuka yang mengalami perubahan transien. Sistem terbagi menjadi dua yaitu, sistem terbuka dan sistem tertutup. Yang dimaksud sistem adalah setiap bagian tertentu, yang volume dan batasbatasnya tidak perlu tetap, dimana perpindahan dan konservasi energi serta massanya akan dikaji. Sistem terbuka terjadi bila energi dan massa dapat melintasi sistem. Sistem terbuka dalam keadaan transien adalah sistem dimana aliran massa yang masuk dan keluar tidak sama atau berubah dengan waktu. Sistem terbuka dengan keadaan tunak (steady) atau sistem aliran-tunak keadaan-tunak, karena aliran massa dan energi melalui bidang batas tidak berubah menurut waktu dan jumlah massanya juga tetap. Sistem aliran terbuka berlaku untuk energi mekanik (artinya, mengabaikan energi listrik, kimia dan efek-efek lain) digambarkan dalam bentuk bagan pada gambar 1.1. Persamaan hukum pertama termodinamika untuk sistem itu adalah : Pengujian throttling process..., Mahpudi 6 Baisir, FT UI, 2008

Energy balance 1 = Energy balance 2 EP 1 + EK 1 + U 1 + EF 1 + ΔQ = EP 2 + EK 2 + U 2 + EF 2 + Δwnet (2.1) ΔQ EP 1 EP 2 EK 1 2 EK 2 U 1 U 2 EF 1 EF 2 ΔWnet Gambar 2.1 Bagan sistem aliran tunak dengan satu aliran masuk dan keluar EP = energi potensial EP = mgh g c (2.2) Dengan m adalah massa sejumlah zat yang masuk dan keluar dari sistem, z adalah ketinggian sisi 1 dan 2 diatas titik datum, g adalah percepatan gravitasi, dan gc adalah faktor konversi yang bilangnanya adalah 32,2 lb m ft/lb f s 2 atau 1 Kgm/Ns 2. EK = energi kinetik EK= ½ mv s 2 (2.3) dimana V s adalah kecepatan pada 1 dan 2 U = energi dalam (internal energy) Adalah semata-mata fungsi suhu dari gas ideal, sedangkan untuk gas, uap dan cairan yang non-ideal terutama merupakan fungsi suhu, disamping juga merupakan sedikit fungsi tekanan. Energi dalam merupakan ukuran aktivitas dalam (molekul) dan interaksi fluida. EF = energi fluida EF = PV (2.4) Pengujian throttling process..., Mahpudi 7 Baisir, FT UI, 2008

P = tekanan fluida dan V = volume fluida Energi aliran adalah kerja yang dilakukan oleh fluida yang mengalir untuk mendorong sejumlah massa m ke dalam atau ke luar sistem. ΔQ = kalor netto ΔQ = Q a - Q r (2.5) atau ΔQ = mc n (T 2 T 1 ) (2.6) dimana Q a = kalor yang ditambahkan dan Q r = kalor yang dilepas dari sistem melalui bidang batas, sedangkan. c n = kalor spesifik yang bergantung pada proses yang berlangsung antara 1 dan 2 yang nilainya diberikan pada table 2.1. Tabel 2.1 Kalor Spesifik Untuk Barbagai Proses proses Cn n Tekanan tetap Cp 0 Temperatur tetap 1 Adiabatik mampu balik 0 K = Cp/Cv Volume tetap Cv politropik Cv = k-n/1-n 0 - ΔW= kerja mekanik aliran tunak yang dilakukan oleh sistem ΔW = W by - W on (2.7) Dimana W by adalah kerja yang dilakukan oleh sistem dan W on adalah kerja yang dilakukan terhadap sistem. Entalpi atau H = U + PV h = u + Pv (2.8) Pengujian throttling process..., Mahpudi 8 Baisir, FT UI, 2008

Merupakan nilai yang sering muncul secara bersama-sama, karena itu gabungan nilai ini diberi nama entalpi dengan lambing H atau h Entalpi dan energi dalam merupakan sifat properties fluida, yang berarti masing-masing mempunyai nilai tunggal untuk setiap keadaan tertentu, definisinya adalah Cv (δ U / δt) n (2.9) Cp (δ h / δt) p (2.10) Cp Cv = R (2.11) dimana R adalah konstanta gas, untuk gas ideal du = Cv dt (2.12) dh = Cp dt (2.13) 2.2 SIFAT-SIFAT FLUIDA AIR Nilai sifat-sifat air (vapour dan steam) lebih kompleks dari gas ideal. Keterangan mengenai sifat-sifat air dapat diperjelas berdasarkan gambar 1.2. T cair gas cair + gas Gambar 2.2 T-S diagram fluida air S dimana daerah disebelah kiri kubah merupakan daerah fase cair dan garis kubahnya merupakan fasa jenuh cair. Sedangkan daerah di sebelah kanan kubah merupakan daerah fase gas dan garis kubah-nya merupakan fase jenuh gas. Pengujian throttling process..., Mahpudi 9 Baisir, FT UI, 2008

Titik Triple Air Triple point adalah hubungan antara temperatur dan tekanan dalam campuran tiga fase suatu zat, yaitu padat, cair dan gas pada titik keseimbangannya. Tripel point air biasanya digunakan untuk mendefinisikan suatu satuan temperatur yang digunakan sebagai satuan internasional. Pada titik ini, dapat memungkinkan suatu zat berubah dalam bentuk tiga fase padat, cair dan gas apabila berada pada temperatur 273.16 K (0.01 C) dan tekanan 611.73 pascal (0.00604 atm). Gambar 2.3 Fase diagram air 2.3 PROSES THROTHLING Salah satu teknologi yang digunakan dalam pemanfaatan air buangan kondensor adalah dengan melakukan throttling/pencekikan. Throthling adalah proses ekspansi tak-terkendai suatu fluida dari daerah tekanan tinggi (dan dapat juga bersuhu tinggi) ke daerah bertekanan rendah. Dalam proses ini tidak ada kerja yang dilakukan, perpindahan kalor melalui lubang katup throttling itu sangat kecil (dapat diabaikan). Energi kinetik tinggi yang dihasilkan dilesap dalam gesekan fluida untuk mengembalikan entalpi fliuda ke nilai semula. Memang dalam proses ini entalpi konstan, tetapi secara analisa, sebenarnya terjadi perubahan energi dalam (Δu) dan energi alirannya (P v) karena terjadi perubahan tekanan dan temperatur [3]. E 1 = E 2 (2.14) EP 1 + EK 1 + H 1 + ΔQ = EP 2 + EK 2 + H 2 + Δwnet (2.15) Pengujian throttling process..., Mahpudi 10 Baisir, FT UI, 2008

Δ EP ( energi potensial ) = 0, karena ketinggian stasion masuk dan keluar sama ΔEK (energi kinetik) = kecil dan dapat diabaikan, memang terjadi perubahan kecepatan yang cukup besar, tetapi karena sistemnya kecil dan massanya kecil, karena itu perubahan energi kinetiknya juga kecil. ΔQ = 0, karena tidak ada kalor yang masuk dan keluar. ΔWnet = 0, karena tidak ada kerja yang diakukan oleh dan terhadap sistem. Jadi H 1 = H 2 (2.16) dan, h 1 = h 2 (2.17) Entalpi (h) = U + PV atau u + Pv (2.18) Jadi, proses throttling merupakan proses dengan entalpi tetap, akan tetapi di dalamnya terjadi perubahan energi dalam dan energi aliran karena perubahan tekanan dan temperatur. Selain itu, sebenarnya terdapat pula perubahan energi kinetik, tapi nilainya cukup kecil dibandingkan dengan perubahan energi dalam dan energi alirannya. 2.4 SISTEM REFRIGERASI Saat ini mesin refrigerasi yang paling banyak digunakan di dunia adalah dari jenis siklus kompresi uap. Sistem lain, seperti sistem magneto-kalorik, absorbsi, adsorpsi, dan efek siebeck hingga saat ini masih terbatas penggunaannya. Mesin refrigerasi siklus kompresi uap memiliki fleksibilitas penggunaan, yakni bisa berfungsi sebagai mesin pendingin (AC) ataupun pompa kalor (heat pump) dengan mengubah arah aliran refrigerant-nya. Mesin refrigerasi jenis ini juga berukuran cukup kompak, sehingga tidak memerlukan ruang yang besar. Mesin refrigerasi kompresi uap terdiri atas empat komponen utama, yakni kompresor, kondensor, katup ekspansi, dan evaporator. Kondensor dan evaporator sesungguhnya merupakan penukar kalor (heat exchanger) yang berfungsi mempertukarkan kalor diantara dua fluida, yakni antara refrigerant dengan fluida luar (bisa berupa air ataupun udara). Kondensor berfungsi untuk proses kondensasi yang terjadi pada temperatur dan tekanan tinggi, dimana sejumlah kalor dilepaskan oleh refrigerant ke dalam medium air sehingga Pengujian throttling process..., Mahpudi 11 Baisir, FT UI, 2008

refrigerant berubah fase menjadi cair. Dan evaporator berfungsi untuk proses penguapan refrigerant dimana kalor tersebut diambil dari udara yang mengalir melalui pipa dan sirip evaporator. Sedangkan katup ekspansi berfungsi untuk menurunkan tekanan tinggi ke tekenan yang lebih rendah dimana refrigerant dalam keadaan cair bertekanan tinggi diekspansi sedemikian rupa sehingga tekanan refrigerant setelah melewati katup ekspansi sama tekanannya dengan evaporator. Skema mesin refrigerasi ini dapat dilihat pada gambar 1.4 di bawah ini. Gambar 2.4 Skema mesin refrigerasi siklus kompresi uap Sedangkan diagram tekanan entalpi yang menjelaskan proses pada mesin refrigerasi siklus kompresi uap bisa dilihat pada gambar 2.5. Gambar 2.5 Diagram tekanan entalpi pada proses refrigerasi siklus kompresi uap Pengujian throttling process..., Mahpudi 12 Baisir, FT UI, 2008

Pada proses 1 2, kompresor menaikkan tekanan uap refrigerant. Kenaikan tekanan ini diikuti dengan kenaikan temperatur uap refrigerant. Pada tingkat keadaan (TK) 2, uap refrigerant berada pada kondisi uap panas. Pada proses 2 3, uap refrigerant memasuki kondensor dan mendapatkan pendinginan dari kondensor. Pendinginan ini terjadi akibat pertukaran panas antara uap refrigerant dengan fluida luar (misalnya udara lingkungan ataupun air pendingin). Refrigerant keluar dari kondensor pada TK 3 dalam kondisi cair jenuh, atau bisa juga pada kondisi cair dingin. Refrigerant kemudian memasuki katup ekspansi. Katup ekspansi ini pada prinsipnya berupa penyempitan daerah aliran yang berakibat pada penurunan tekanan fluida secara drastis. Idealnya, refrigerant melalui katup ekspansi (proses 3 4) secara iso-entalpi (isentalpi). Pada TK 4, refrigerant berada dalam kondisi campuran cair dan uap. Karena refrigerant berada pada tekanan jenuhnya (tekanan penguapan), maka dia akan mengalami penguapan, hukum alam menyatakan bahwa penguapan membutuhkan energi, terjadilah penyerapan energi thermal dari luar evaporator yang menyebabkan efek pendinginan oleh mesin refrigerasi. Kemampuan/prestasi pendinginan dinyatakan Q dengan COP = W E C, COP (tak bersatuan) singkatan dari Coefficient of Performance, Q E adalah perpindahan panas pada evaporator, dan W C adalah kerja kompresor. Perpindahan panas pada evaporator digunakan untuk mengkondensasi uap didalam tabung vakum. Perpindahan panas yang diserap oleh refrigerant pada evaporator sama dengan perpindahan panas yang diterima uap air hasil proses throttling di dalam tabung vakum. Sesuai asas black maka: Qevaporato r = Qkondensasi (2.19) COPxW = m xh (2.20) komp uap fg Vakum Maka massa uap yang dapat dikondensasi oleh evaporator adalah COPxwk omp m uap = (2.21) h fgvakum Pengujian throttling process..., Mahpudi 13 Baisir, FT UI, 2008

2.5 POMPA AIR Pompa merupakan salah satu alat yang berfungsi untuk mengalirkan fluida dari potensial rendah ke potensial yang lebih tinggi dengan menggunakan gerak putaran dari blades dan arah aliran sejajar dengan sumbu porosnya. Karena adanya perputaran dari blades yang mempunyai kedudukan sudut tertentu sehingga tekanan dari sisi hisap bades pada daerah inlet menjadi ebih rendah, akibatnya fluida mengalir ke sisi hisap blades yang selanjutnya masuk ke sisi tekan blades pada tekanan outlet yang lebih tinggi sehingga fluida mengalir ke tekanan yang lebih rendah [4]. W pompa = Q x H x ρ x g (2.22) Dengan : Q = kapasitas aliran fluida (m 3 /s) H = head pompa (meter) Ρ = massa jenis fluida (Kg/m 3 ) G = gravitasi bumi (m/s 2 ) 2.6 POMPA VAKUM Vakum merupakan kondisi dimana suatu ruang terdapat sedikit atau tidak terdapat molekul gas/udara. Untuk membuat suatu kevakuman dalam sistem diperlukan perbedaan tekanan untuk memindahkan molekul gas yang ada dalam sistem keluar sistem. Tekanan yang lebih rendah memiliki jumlah molekul yang lebih sedikit dibandingkan tekanan tinggi. Karena itu, diperlukan suatu alat yang dapat membuat dan menjaga suatu perbedaan tekanan antara dua ruang yang disebut pompa vakum. Terdapat dua jenis pompa vakum, yaitu transfer pumps and trapping pumps. Transfer pumps disebut juga kinetic pumps karena memberikan momentum kepada gas/udara dengan cara mengekspansi sehingga gas/udara dapat dihisap secara terus-menerus masuk melalui katup hisap pompa dan keluar menuju katup keluar pompa. Rotor yang terdapat didalam pompa bergerak rotasi sehingga menghasilkan tekanan rendah didalam pompa untuk menghisap udara secara terus menerus sehingga udara didalam suatu ruangan keadaannya vakum. Setelah mencapai titik vakum maksimum, katup tertutup agar gas yang berada pada tekanan yang lebih tinggi (luar ruangan) tidak masuk kembali kedalam ruangan vakum. Pengujian throttling process..., Mahpudi 14 Baisir, FT UI, 2008

Gambar 2.6. Pergerakan rotasi rotor pompa menghisap udara/gas Trapping atau capture pumps pada umumnya terletak didalam ruangan. Trapping or capture pumps akan memindahkan molekul udara/gas dengan cara sorption atau condensation pada bagian dalam permukaan gas tersebut. Jika molekul gas bereaksi dengan material yang internal pompa secara kimiawi, material yang baru yang diciptakan oleh reaksi gas dan molekul material bagian dalam akan disimpan dalam pelat film tipis. Hal inilah yang disebut sorption molekul gas. Lagipula, jika molekul gas yang masuk dan bersentuhan dengan permukaan yang didinginkan pompa, gas akan dikondensasi dan dipindahkan dalam bentuk cairan. 2.7 SIKLUS PLTU 1 B Boiler A Air laut out turbin kondensor 2 Air laut in 4 P 3 Gambar 2.7. Siklus PLTU Pengujian throttling process..., Mahpudi 15 Baisir, FT UI, 2008

T 1 A B 4 3 2 Gambar 2.8. T-S Diagram untuk siklus rankine S P A B 1 4 3 2 Gambar 2.9. P-V Diagram untuk siklus rankine V Siklus PLTU : 4-A = 4 merupakan proses membawa cairan dingin lanjut menjadi cairan jenuh pada B dalam ekonomisator. A-B = merupakan pemanasan cairan jenuh menjadi uap jenuh pada tekanan dan suhu tetap karena campuran dua fase pada boiler. B-1 = pemanasan lanjut oleh superheater menjadi uap panas pada tekanan tetap. 1-2 = ekspansi mampu balik oleh turbin, uap keluar pada 2 menjadi dua fase uap dan air pada kondensor. 2-3 = proses dua fase pada suhu dan tekanan tetap pada kondensor sekaligus pembuangan panas kondensor ke laut. 3-4 = kompresi adiabatik oleh pompa pada cairan jenuh pada tekanan kondensor 3 menjadi cairan dingin lanjut pada tekanan pembangkit. Pengujian throttling process..., Mahpudi 16 Baisir, FT UI, 2008

Analisa siklus tersebut dapat ditentukan secara sederhana atas dasar satuan massa uap jenuhnya yaitu [3] : Kalor yang ditambahkan pada boiler (q in ) = h 1 h 4 (kj/kg) (2.23) Kerja turbin (w T ) = h 1 h 2 (kj/kg) (2.24) Kalor yang dibuang oleh kondensor (q out ) = h 2 h 3 (kj/kg) (2.25) Kerja pompa (w p ) = h 4 h 3 (kj/kg) (2.26) Kerja netto (Δ w net ) = (h 1 h 2 ) (h 4 h 3 ) (kj/kg) (2.27) Efisiensi thermal (ή th ) = Δ w net /q in x 100% (2.28) Berdasarkan hubungan PLTU dengan penulisan ini adalah pemanfaatan air laut buangan kondensor. Tugas utama kondensor adalah untuk mengembunkan uap buangan turbin dengan demikian dapat memulihkan air umpan berkualitas tinggi untuk dipakai lagi dalam siklus tersebut. Dalam melaksanakan hal tersebut, kondensor juga melaksanakan fungsi lain yang malah lebih penting yaitu, jika suhu air laut pendingin lebih rendah akan menimbulkan tekanan balik yang rendah (vakum) untuk menghisap uap keluar dari turbin. Tekanan ini sama dengan tekanan-jenuh yang sehubungan dengan suhu entalpi, oleh karena itu juga kerja turbin persatuan penurunan tekanan jauh lebih besar pada bagian tekanan rendah daripada ujung yang bertekanan tinggi. Dengan demikian, dengan menurunkan tekanan hilir beberapa psia saja dapat meningkatkan efisiensi dan aliran uap-pun berkurang untuk suatu keluaran instalasi yang tetap. Makin rendah tekanan maka makin besar efek ini. Jadi dari segi termodinamika, penting sekali menggunakan suhu air pendingin serendah mungkin. Pengujian throttling process..., Mahpudi 17 Baisir, FT UI, 2008