Mystery Rumah Tua... Mystery Rumah Tua Oleh Adi Satriawan Adi Satriawan

dokumen-dokumen yang mirip
Siang itu terasa sangat terik, kami merasa lelah

Pagi itu, Roni beranjak dari tempat tidur.

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

dengan penuh hormat. rumah. mata.

Keberanian. Dekat tempat peristirahatan Belanda pada zaman penjajahan, dimulailah perjuangan nya.

Pemilik jiwa yang sepi

kegiatan sehari hari pelajaran 2

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

SAHABAT PERTAMA. Hari Senin pagi, Lisha masih mandi. Padahal seharusnya ia sudah berangkat sekolah.

Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah. Rahasia Gudang Tua

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati

Sang Pangeran. Kinanti 1

Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa.

Arif Rahman

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

Belajar Memahami Drama

AKHIR PERJALANAN. ( Kisah Tentang Kehidupan ) Aghana V Idents. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

PAGI itu Tahir dengan terburu-buru menuju

BAB I MANUSIA BISA TUMBUH SAYAP

huh, akhirnya hanya mimpi, ucapnya sambil mengusap dada.

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada

Juli Milik kita. Aku sudah sampai depan RS Margono. siap. menunggu. engga usah kaget, aku bisa. menit aku sampai, tunggu ya mas

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya

"BOLA DAN CINTA" TRI ISTANTO S1TI-07

hijau tuanya, jam tangannya dan topinya. Ia sempat melihat Widya masih sedang membuat sarapan di dapur dekat kamar mandi. Dan pada saat kembali ke

Hemat Energi. Belajar Apa di Pelajaran 8? Menjelaskan isi drama dan memerankan drama melalui kegiatan mendengarkan

PESAN UNTUK SANG ANAK AGUS BUDI SANTOSO

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

TILL DEATH DO US PART

Di Unduh dari : Bukupaket.com

sudah rapi kembali setelah dicukur. Ruangan-ruangan didalam bangunan ini sangat

PERANCANGAN FILM KARTUN SINOPSIS DAN NASKAH FILM PENDEK (POLA C.VOLGER) Ujian MID Perancangan film kartun

Kegiatan Sehari-hari

Puzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca

Lingkungan Sehat, Nyaman Dilihat, Gairah Meningkat!

Perjalanan Sekeping Lima Puluh Perak

Terdengar suara ayam berkokok yang menandakan hari sudah mulai pagi, aku pun bangun untuk siap-siap berangkat sekolah. Nama ku Dinda aryani aku masih

Memang benar. Asap tebal membubung tinggi ke angkasa. Kancil ketakutan melihatnya. Dia langsung bangkit dan berlari mengikuti teman-temannya.

Part 1 : Aku Menghajar Nenek-Nenek Dengan Cangkul

Karya Nurul Alma Febriyanti

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Aduh 15 menit lagi masuk nih, gimana donk? Jalanan macet segala lagi, kenapa sih setiap hari jalanan macet kaya gini? Kayanya hari ini bakalan jadi

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini

AKU AKAN MATI HARI INI

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi

It s a long story Part I

Bab 1. Awal Perjuangan

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus

CHAPTER 1. There s nothing left to say but good bye Air Supply

Butterfly in the Winter

Kumpulan Cerita Menarik

AZAN PERTAMA DENDY. (Penulis : IDM)

Kegemaran 15. Bab 2. Kegemaran

Matahari dan Kehidupan Kita

Seru sekali lomba lari itu! Siapa yang lebih dulu tiba di lapangan, dialah yang menjadi pemenang...

Mungkin mereka tidak akan menemuiku, ujarku dalam hati.

Setelah para penyamun pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat

Bab 1. Kehilangan mimpi

"ne..cheonmaneyo" jawab Yunho mewakili DBSK sambil sedikit membungkuk.

Aku sedang sibuk. Les-les untuk persiapan Ujian Akhir Nasional-ku sangat menyita perhatian.

Kring...kring...kring...pukul menunjukkan waktu 05:45 WIB.

2 Our Precious School

"Tapi mimpi itu inspirasi. Aku ragu untuk melangkah tanpa aku tau mimpiku."

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

Hey, sedang apa kamu di situ teriak Very yang mengetahui ada orang didaerah kekuasaannya.

Anam Rufisa. Catatan Anak Kelinci. Penerbit. Ana Monica Rufisa

Rambut sepunggungnya dibiarkan tergerai, hanya disisir sedemikian rupa agar tidak terlihat kusut. Aku berangkat! Gadis itu tiba di kampus tempat ia

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36

IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU.

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

terlampau banyak dan entah mengapa aku bisa menjawab nya, sesuai kehendaknya, itu pun jika mereka ingin mendengarnya. Kadang aku bertemu dengan

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina

My Love Just For You vol1

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna

"Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini". Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati.

yang paling tidak pernah luput dari kematian adalah cairan ini. Wanita itu meringis ngilu. Semua yang menimpanya kini sudah jelas bagian dari

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui

Seorang gadis sedang berjalan bahagia di

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa...

Suzy melangkahkan kaki memasuki lift gedung tempatnya bekerja. Beberapa orang wanita yang tidak ia kenal akrab mengikutinya dari belakang.

HANYA KAMU BAB 1 AMANDA

Surat Cinta Untuk Bunda Oleh : Santi Widiasari

Fiction. John! Waktunya untuk bangun!

NASKAH FILM DESA YANG SEJUK TUGAS FILM KARTUN

Bersahabat dengan Alam

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7

Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku!

Aku tau apa yang kau rasakan, John. Rumah ini adalah hasil jerih payah kita selama ini. Tapi aku tak mau John, jika harus tinggal disini lagi.

Dengan senyum aku menyapanya. Tapi dia tidak merespon dan tetap saja membaca sebuah novel. Sekali lagi aku mengulangi sapaanku.

Kuda Berkacamata Hitam

S a t u DI PAKUAN EXPRESS

Ucok: Si Penjala Ikan

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ

BAB II RINGKSAN CERITA. timah yang bernama Djuasin bin Djamaludin Ansori. Isi surat itu menyatakan kuli yang naik

PROLOG. Terbangun di tempat yang aku tidak mengenalnya bukanlah impianku.

Transkripsi:

Mystery Rumah Tua... 1 Mystery Rumah Tua Oleh Adi Satriawan

Mystery Rumah Tua... 2 Mystery Rumah Tua Oleh Adi Satriawan http://www.jualebook.com Copyright 2004 Anda diijinkan untuk menjual ulang ebook ini dengan 100% keuntungan untuk anda semua. Karena ebook ini dilengkapi dengan Hak Jual Ulang. Akan tetapi, anda tidak boleh mengedit, merubah layout, nama-nama, link-link, dan segala sesuatu yang terdapat di dalam ebook ini karena kesemuanya adalah hak dari Jualebook.com. Adi Satriawan Email : adisatriawan@yahoo.com atau adisatriawan@telkom.net http://www.jualebook.com

Mystery Rumah Tua... 3 1 Aku yang bernama Heru tinggal di sebuah rumah dengan kedua orang tua. Teman-teman aku bernama Andi, Anton, Hendi, dan Ari. Kami berencana, jika libur sekolah telah tiba kami ingin pergi tamasya ke pegunungan yang ada air terjunnya. Aku dan teman-teman akan menghabiskan waktu berlibur di sana dengan santai, sambil menikmati segarnya udara di pegunungan.

Mystery Rumah Tua... 4 Melepas semua kejenuhan, kepusingan dan lelah setelah lama bertajar di Sekolah. Libur sekolah tinggal dua hari lagi kan kataku sambil bergumam. Hendi menjawab Asyik kita dapat berlibur ke pegunangan yang ada air terjunnya. Dalam hatiku berkata hari libur ini pasti sangat menyenangkan sekali, bersama teman-teman. Aku tersenyum simpul. Hai hai Anton menyapa. Besok orang tua kita di suruh datang untuk mengambil rapot, sampai bertemu besok. Jangan lupa ya liburan kita tamasya ke air terjun, ingat hanya kita berlima saja. Eh kamu lupa ya Hendi membalas, kita kan ada enam orang. Loh!! kok enam orang bukanya lima kata Anton keheranan. Aduh kamu payah kata Hendi kan satu orang lagi sopirnya Ayah Heru.

Mystery Rumah Tua... 5 Benar juga ya, yang penting tamasya. Bagi rapot baru akan dimulai. Para orang tua kami telah siap untuk mengambilnya. Jantungku berdebar-debar tak menentu, dalam hatiku berkata semoga nilai-nilai di rapotku tidak ada merahnya. Ketiga kawanku sudah mendapatkan rapot semua, tinggal aku dan Anton lagi. Anehnya Anton kelihatan tenang tanpa ada rasa cemas sedikitpun di wajahnya. Mungkin, dia telah belajar sungguh-sungguh sehingga dia yakin hasil pasti memuaskan. Nama Anton di panggil, orang tuanya segara maju kedepan untuk mengambil rapot. Ternyata dia mendapatkan peringkat pertama di kelas. Aku sama sekali tidak heran karena ia memang anak yang pintar. Setelah itu giliran namaku yang dipanggil. Jantungku tambah berdebardebar. Ibuku segara maju ke meja guru di depan kelas untuk mengambil rapotku.

Mystery Rumah Tua... 6 Hasilnya sungguh memuaskan, aku mendapatkan peringkat kedua di kelas. Ibu ku sangat senang ketika menerima rapot ku itu. Aku di suruh maju ke depan kelas untuk menerima hadiah. Ibu tambah senang lagi ketika membuka rapotku. Berderet angka delapan dan sembilan tertulis disitu. Sebagai hadiah dari kesuksesanku Ibu mengijinkan ku dan teman-teman sekalian untuk berlibur dangan menaiki mobil yang yang di kendarai oleh Pak Mamat, sopir pribadi Ayahku. Sebelum pulang kami berlima berkumpul dulu untuk membicarakan kepergian kami besok. Besok kalian siap-siaplah pergi tamasya untuk melihat air terjun dan menghirup udara yang segar kata Heru seraya mengingatkan sambil menunjuk ke arah kami. Oke deh, dah kami pulang dulu jawab Ari.

Mystery Rumah Tua... 7 2 Keesokan harinya kerena hari libur maka aku biasanya bangun siang. Heru. Heru.. jadi nggak perginya. Aku langsung terbangun ketika mendengar suara temanku memanggilku. Aku langsung beranjak dari tempat tidur, mandi dan berpakaian. Aku baru sadar bahwa hari aku akan pergi tamasya bagaimananih pakaian ku belum kusiapkan. Heru Heru Heru. Ia..ia tunggu tunggu.

Mystery Rumah Tua... 8 Heru cepatlah kata Ibuku sambil membawa tas gunang, kamu sudah ditunggu temanmu. Ini tasmu dan semua peralatanmu untuk tamasya serta ini bekal untuk diperjalanan, Ibu menujukkannya padaku dan aku segera membawanya kedalam mobil. Heru lama sekali sih bangunnya kata Andi menyapaku. Maaf ya sudah menunggu lama aku dengan malu keluar rumah. Sebelum bepergian aku berpamitan terlebih dahulu ke pada kedua orang tua ku dan orang tuaku menjawab Hati-hati ya. Setelah itu aku pergi naik mobil bersama teman-temanku. Di perjalanan kami bernyanyinyanyi, setelah kurang lebih 12 jam kami di perjalanan, mobil yang kami naikki mogok, hari sudah malam dan mulai gelap. Pak sopir memberhentikan mobil ku di penggil jalan. Ia mulai memperbaiki mobil, ternyata mobil kami kepanasan. Pak sopir meminta kami untuk membantunya untuk memperbaiki

Mystery Rumah Tua... 9 mobil. Tetapi kami tidak tahu dan tidak mengerti cara memperbaiki mobil. Kemudian pak sopir berkata Kalau begitu kalian berikan air minum kalian untuk menghilangkan panasnya mesin mobil ini. Mobil masih tetap mogok, dengan terpaksa kami mununggu sampai pagi.

Mystery Rumah Tua... 10 3 Pak sopir pergi untuk mencari air untuk menghilangkan panasnya mesin mobil serta kayu untuk di bakar sebagai penghangat badan. Setelah 2 jam kami menunggu. Pak sopir tidak kembali juga, kami tetap menungggu. Hei lihat ada sebuah rumah di sana lebih baik kita kesana dari pada di sini membosankan kata Anton sambil menunjuk kearah rumah tersebut. Jangan itu terlalu berbahaya lebih baik kita menunggu saja di sini jawab Andi.

Mystery Rumah Tua... 11 Begini saja kata Ari sambil memberikan penjelasan kita menunggu 2 jam lagi di sini, nanti setelah 2 jam kalau pak sopir tidak datang baru kita pergi kesana. Kami semua tidur kecuali Anton yang tetap menuggu. Dia benarbenar seseorang yang penuh dengan percaya diri dan kepercaya diriannya tersebut muncul hampil dari berbagai macam hal. Bungun bangun bangun sudah 2 jam pak sopir tidak datang juga ayo kita pergi kesana. Kita harus beri tanda pada pak sopir kalau kita pergi kesana. Akhirnya setelah kami memberi tanda yang artinya kami berlima pergi ke rumah itu. Kami pergi juga ke rumah itu. Sesampainya di sana kami mengetuk pintunya, ternyata tidak ada seorangpun yang menjawab. Rasa penasaran kami semakin bertambah jadi. Keinginan kami untuk masuk ke dalam rumah menghilangkan semua

Mystery Rumah Tua... 12 rasa takut dan segan yang ada dalam diri kami berlima. Anton perlahan-lahan masuk dan membuka pintu, ternyata pintunya tidak terkunci. Jantung kami berdedak kenjang kecuali Anton dia seorang anak yang berani sekali. Pintunya telah terbuka lebar kami berlima masuk ke dalam sambil memanggil- manggil, adakah orang disini. Kami terus memanggil tetapi tidak ada seorang pun yang menjawab malah suara kami yang terdengar kembali karena gaung. Di sekeliling kami gelap, tiba-tiba lampunya hidup dengan sendirinya. Kami sangat terkejut, jantung kami tambah berdedak keras, aku merasa badan ku merinding, bulu kudukku berdiri dan semua temanteman ku ketakutan kecuali Anton yang masih mengamati keadaan sekitar rumah.

Mystery Rumah Tua... 13 4 Kami berlima masih masuk ke dalam rumah itu, situasinya sangat parah, keadaan rumah sangat kacau semuanya berantakan, berserakan, berhamburan, dan sangat kotor seperi sudah lama ditinggalkan penghuninya. Tanpa berpikir panjang kami berlima terpaksa tinggal di dalam rumah tersebut. Aku bersama teman-teman membersihkan, dan membereskan semua perabotan rumah, hingga semuanya bersih dan rapi dan layak untuk di tempati.

Mystery Rumah Tua... 14 Aku bersama Andi tidur di kamar atas sedangkan Hendi, Ari, dan Anton tidur di kamar bawah. Aku bersama Andi tidak bisa tidur di kamar atas, kami gelisah, gerah dan takut tidur di kamar atas. Aku dan Andi mencoba untuk pergi ke kamar bawah, kami membuka pintu kamar kami tetapi pintunya terkunci, kami berteriak keras, sampai-sampai kamar bawah kedengaran suara kami. Anton bersama teman-teman yang tidur di kamar bawah keluar dan pergi naik ke atas untuk mengetahui apa yang terjadi. Aku dan Andi yang berada di kamar atas berteriak lagi. Anton dengan cepat naik ke atas tangga dan mendobrak pintu atas yang terkunci. Akhirnya pintu dapat di buka juga. Anton bertanya Sebenarnya apa yang sedang terjadi di sini?. Aku bersama Andi hanya bisa mengatakan pintu ini tiba-tiba terkunci sehingga kami berteriak.

Mystery Rumah Tua... 15 Akhirnya kami putuskan untuk tidur dalam satu kamar, di kamar atas. Aku dan teman-teman tidur bersama, teman-teman aku semuanya sudah tidur kecuali aku yang masih merinding ketakutan. Terdengarlah suara orang naik tangga bawah, membuat aku menjadi lebih ketakutan, dan matinya lampu bawah, yang aku lihat dari cahaya pentilasi. Badan aku panas dingin tidak menentu jadinya, aku berusaha untuk memejamkan mata dan berhayal yang indah-indah tetapi tetap saja tidak bisa, rasa takut menghantui aku. Dengan memejamkan mata terus-menerus akhirnya aku tertidur juga.

Mystery Rumah Tua... 16 5 Kukuruyung kukuruyung.suara ayam jantan berkokok membangunkan kami semua yang terlelap tidur. Ayo semua bangun ada yang melihat Ari enggak kata Anton dengan suara seperti orang kebingungan. Apa Ari hilang bagaimana nih!! kata Andi yang langsung menyambung pembicaraan. Ayo kita cari dia, mungkin dia sudah bangun lebih awal dari pada kita dan sudah jalan-jalan di sekitar sini kata Hendi seraya meyakinkan. Mana mungkin dia kan orangnya penakut, kalau

Mystery Rumah Tua... 17 dia mau berpergian pasti dia mengajak kita juga kata Andi menegaskan. Yang penting sekarang kita harus temukan dia, ayo semua, kita pergi dan cari dia kata Anton dengan gesitnya. Aku hanya terdiam saja ketika mereka membicarakan tentang Ari yang hilang, apa yang harus aku katakan, rasa ketakutan ku saja masih terasa. Aku dan teman-teman turun ke bawah tangga, kami membuka pintu ternyata pintunya terkunci. Siapa sih yang mengunci pintu? kata Anton dengan jangkelnya bikin susah saja. Akhirnya kami terpaksa keluar lewat jendela. Kami pergi ke tempat mobil di parkirkan, mobil kami juga hilang tanpa bekas dan tanda yang kami buat untuk mengetahui tempat kami berada juga hilang. Siapa sih yang berani membuat semua ini, pertama mobil mogok, kedua, Pak sopir pergi dan tidak kembali,

Mystery Rumah Tua... 18 ketiga, teman kita Ari hilang tampa bekas, keempat, mobilnya Heru hilang tanpa bekas, dan kelima, tanda yang kita buat untuk mengetahui tempat kita berada hilang juga kata Anton. Mungkin ini ulah hantu yang berkeliaran di sini kataku yang asal saja menjawab. Dan membuat takut teman-temanku kecuai Anton yang terus memikirkan teka-teki ini. Dengan berpikir cepat Anton menemukan akal. Kami langsung mengikuti Anton dan membantunya untuk melaksanakan akalnya yang kelihatannya tidak terlalu memberbahaya. Setelah dikerjakan kami langsung pergi ke rumah tua dan berpikir untuk kedua kalinya, kami langsung menjalankan rencana yang kedua yaitu sengaja membuat tanda disekitar rumah tua, tempat kami menginap. Tanda itu diberi gambar tengkorak dan dibawah gambar tengkorak kami tuliskan tanda berbahaya.

Mystery Rumah Tua... 19 Sesudah kami mengerjakannya kami pergi ke sungai untuk mencari bekal makanan, karena perut kami sangat lapar setelah semalaman tidak makan apa pun. Sesampainya di sungai kami langsung menghirup air sungai yang rasanya agak aneh. Anton yang mencium bau air yang aneh, dia langsung pergi mengikuti asal air sungai.

Mystery Rumah Tua... 20 6 Disana ada baju yang koyak dan kusam digantungkan pada sebuah kayu yang bercabang dua dan di lumuri dengan darah. Inilah yang membuat bau dan rasa air terasa agak aneh, badan ku semakin ketakutan melihat darah yang berlumuran di baju tersebut. Kami meminggirkan baju tersebut ke pinggir sungai agar bau sungai kembali seperti semula, dan ternyata baju tersebut adalah bajunya Ari. Kami benar-benar terkenjut,

Mystery Rumah Tua... 21 sebenarnya apa yang terjadi dengan Ari. Jangan-jangan Ari di bunuh oleh huntu yang ada di sini kata Andi yang mengada-ngada. Selagi kita belum menemukan mayat Ari berarti dia masih hidup kata Anton dengan berusaha menyakinkan kami semua. Karena perut kamu sudah mulai lapar, kami segera mencari makan dengan cara memancing ikan di sungai. Ini adalah jalan yang paling mudah dan resikonya kecil. Setelah itu, kami mengambil pancing yang telah kami siapkan sebelumnya, mulailah kami memancing. Hendi yang jago memancing tentu mudah mendapatkan ikan, dialah yang mangajarkan kami cara memancing ikan. Semua ikan hasil dari pencingan kami, kami berikan kepada Andi untuk di masak. Andi yang pandai masak yang julukannya biasanya kami sebut koki muda. Dia membuat masakan yang membuat kami teringat pada

Mystery Rumah Tua... 22 masa kecil bermain di pinggir sungai. Hendi yang hobinya makan ikan sangat senang dengan masakkan Andi dengan lahapnya dia menyantap ikan-ikan tersebut. Hei hati-hati nanti ketulangan kata Andi mengingatkan. Dengan pikiran yang belum tenang kami makan pagi di pinggir sungai. Aku berkata kepada teman-teman kita ini rencananya pergi ke pegunangan yang ada air terjunnya tetapi malah sampai di sebuah rumah tua dan bukannya air terjun yang ada malah sungai. Teman-teman hanya tersenyum saja ketika aku mengatakan hal itu. Ini masih lebih baik dari pada kita mogoknya di tengah hutan rimba yang banyak binatang buasnya, bisa-bisa kita jadi santapannya kata Hendi sambil makan ikan dengan lahapnya. Setelah makan pagi kami kembali ke rumah tua tempat kami menginap. Dengan berjalan kaki

Mystery Rumah Tua... 23 kami akhirnya sampai juga di rumah tua itu. Dengan pikiran yang masih belum tenang karena masih teringat dengan baju Ari yang berlumuran darah tersebut. Kami mencoba untuk berpikir secara sehat.

Mystery Rumah Tua... 24 7 Ada apa dengan semua ini? Hanya kebingungan yang kami dapatkan. Perangkap yang berupa tanda tengkorak berhasil, karena tanda ini tidak hilang pada hari besoknya dan seterusnya. Anton berhasil menjalan rencana kedua, selanjutnya rencana ketiga yang telah di persiapkan Anton sebagai perangkap. Rencana ketiga adalah membuat si pengganggu masuk ke dalam perangkap yang telah kita siapkan.

Mystery Rumah Tua... 25 Dengan memasang tali yang digantungkan ke pohon dan dengan pohon yang ditarik oleh tali dan membuat ikatan pada ujungnya yang di sembunyikan di semaksemak sehingga kalau si pengganggu datang maka dengan tidak sengaja dia telah menginjak tali tersebut akibatnya dia akan tergelantung di pohon ini kata Anton menjelaskan kepada kami, kami hanya bisa bengong dan membayangkan bagaimana jadinya nanti. Perangkap pertama dipasang di semua sisi dan sudut rumah sehingga membuat si penggangu tidak mungkin bisa masuk ke dalam rumah lagi. Setelah malam tiba, cahaya yang sangat terang terlihat dari pentilasi jandela. Aku sangat ketakutan badan aku menggigil dan berkeringat, hanya aku dan Anton yang belum tidur karena menunggu si pengganggu datang. Paginya aku ditinggalkan teman-teman, mereka telah pergi ke sungai dan mencari sarapan

Mystery Rumah Tua... 26 pagi, dengan mata yang merah dan rambut yang kusut aku beranjak dari tempat tidur dan pergi ke sungai. Aku pun langsung menyapa mereka Hei kenapa kalian tidak membangunkan aku? Anton menjawab Kami sudah membangunkan mu tetapi kamu tetap tidak mau bangun juga, ya sudah, kami pergi duluan saja. Mereka ada yang sedang mandi dan ada yang sedang membakar ikan. Aku pun ikut mandi pagi setelah itu aku dan Andi makan ikan yang telah dibakar. Rasanya sangat enak sekali dengan angin yang sepoi-sepoi bersama temanteman. Ari belum di temukan juga. Walau bagaimanapun kami harus tetap mencarinya. Kami tinggal berempat lagi, hari pertama dan kedua sudah kami lalui.

Mystery Rumah Tua... 27 8 Hari ketiga baru saja kami mulai. Perangkap yang kami pasang di sekeliling rumah tidak membuahkan hasil. Anton segara memikirkan ide baru yaitu memasang sebuah kamera rahasia yang di letakkan di atas pentilasi kamas atas sehingga ruangan depan dapat terlihat dengan jelas. Dengan bantuan sebuah komputer dan kamera rahasia kami mencoba untuk mengawasi ruangan pintu depan rumah.

Mystery Rumah Tua... 28 Kami tidak dapat memasang kamera rahasia di setiap ruangan karena kamera tersebut hanya ada satu. Anton dan Hendi melakukan pengawasan pada malam hari sedangkan aku dan Andi pada siang hari artinya kami melakukan pengawasan secara bergantian. Hari ketiga telah kami lalui. Pada hari keempat kamera yang kami pasang ternyata hilang tanpa bekas karena kami kualahan untuk menjaganya dan ketiduran. Pada hari kelima kami putuskan untuk mencari Ari yang hilang karena kami berpendapat bahwa telah lima hari Ari hilang dan dia mungkin saat ini sedang ditawan atau malah sudah dibunuh. Dengan segala upaya yang kami lakukan ternyata tidak membuahkan hasil. Jejak manusiapun tidak kami temukan. Tetapi ada yang kami herankan. Rumah tua tempat kami menginap sudah dikelilingi dengan perangkap, mana mungkin manusia bisa masuk kedalamnya kecuali

Mystery Rumah Tua... 29 mereka itu adalah kami sendiri yang tahu letak pasti perangkap tersebut atau mereka bisa terbang seperti burung atau kelilawar. Pada hari keenam malah Andi yang hilang. Kami tambah panik pikiran kami semuanya menjadi kacau. Bagaimana ini semua bisa terjadi kata Anton dengan kesal. Aku berusaha untuk menenangkan suasana. Mungkin mereka sedang menakut-nakuti kita berdua, mungkin saja mereka sengaja melakukan ini agar kita menjadi panik, buktinya kok mereka bisa keluar jendela yang sempit itu, itukan mustahil!!! pasti mereka yang keluar sendiri bukan di culik, iya kan. Hendi dengan tanggapnya langsung menegaskan kepadaku Itu ada benarnya juga mana mungkin hal tersebut dilakukan oleh orang lain pasti mereka sendiri yang kabur bukan begitu, tetapi untuk apa?... Untuk apa?..., Apakah untuk menakutnakuti kita itu juga mustahil

Mystery Rumah Tua... 30 buat apa itu semuanya tidaklah bermanfaat untuk mereka, mereka kan sahabat baik kita mana mungkin mereka melakukan ini semua. Anton dengan tangkasnya langsung menjawab ya untuk menakut-nakuti kita. Begini saja lebih baik sekarang kita tenangkan pikiran dan satukan tujuan kata Hendi.

Mystery Rumah Tua... 31 9 Hari keenam tiba. Otak kami mulai bisa bekerja normal lagi. Walaupun masih ada tanda tanya dalam diriku mengapa semua ini terjadi?. Kami mulai kehabisan ide, semuanya telah kami terapkan tetapi hasinya nihil. Akhirnya kami putuskan untuk kembali ke tempat mobil kami mogok. Sesampainya disana banyak sekali kami melihat bekas telapak sepatu orang dewasa. Bentuknya tidak beraturan dan

Mystery Rumah Tua... 32 banyak sekali lubang di tanah seperti bekas ditusuk sesuatu. Suatu teka-teki baru untuk kami, yang malah membuat pikiran kami menjadi tambah tidak tenang. Secara tidak sengaja aku melihat sebuah kamera rahasia berbentuk mini seperti yang kami punya mengarah kepada kami, kamera tersebut diletakkan di dahan pohon. Aku segara mengambilnya dan ternyata di atasnya ada kamera lagi yang mengarah ke rumah tua tempat kami menginap. Setelah kedua kemera itu dilepas terdengar suara aneh. Bunyinya merambat melalui dahan pohon. Duarrrrrrrrrrrrrrrrr.., meledak, tempat kami memasang perangkap meledak. Rupanya itu adalah suara petasan. Kejutan, semua orang ramai sekali menghampiriku. Kedua orang tua bersama Pak Mamat, Ari dan Andi menyapaku. Hai Heru, ini kejutan untuk mu.

Mystery Rumah Tua... 33 Kamu lapa ya inikan hari ulangtahunmu. Bukan main kagetnya aku ketika melihat mereka kembali dan mengagetkanku dengan cara seperti ini. Anton langsung tersenyum, kami langsung berpelukan. Hatiku yang cemas malah menjari riang gembira. Anton berkata Aebenarnya aku telah di suruh oleh orang tuamu untuk memainkan peran ini sampai tiba saatnya. Aku hanya bisa tersenyum malu ketika mendengarnya. Terima kasih Ayah, Ibu dan teman-teman sekalian telah bersusah payah menyiapkan semua ini. Sebenarnya yang tahu kejutan ini hanya Ayah, Ibu mu, Pak Mamat, dan Anton. Yang lainya tidak tahu sama sekali. Hendi pun bengong ketika kami menjelaskan semuanya. Jadi ini semua adalah kejutan, sungguh kejutan yang membuat kami cemas setengah mati!!. Setelah berbicara panjang lebar menjelaskan semua yang terjadi di sini.

Mystery Rumah Tua... 34 Ayah dan Ibuku hanya tersenyum. Aku sangat bahagia dan senang sekali saat itu.