PERILAKU PERSONAL HYGIENE REMAJA PUTERI PADA SAAT MENSTRUASI PERSONAL HYGIENE BEHAVIOR FEMALE TEENAGER WHEN TO MENSTRUATING

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal

BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, moral, maupun sosial (Mahfiana&Yuliani,2009:1). Pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. dari kesehatan secara umum, sehingga upaya untuk mempertahankan. kondisi sehat dalam hal kesehatan reproduksi harus didukung oleh

PENGETAHUAN TENTANG HYGIENE GENETALIA EKSTERNA SAAT MENSTRUASI PADA REMAJA DI DESA MINGGIRAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS X TENTANG MENSTRUASI DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SAAT MEANTRUASI DI SMKN 02 BANGKALAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali mengahadapi resikoresiko

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenal usia. Keputihan juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. & Wartonah, 2006). Pengertian lain personal hygiene menurut Departemen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masalah kesehatan reproduksi telah menjadi perhatian bersama

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental, emosional dan

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan adalah suatu

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : penyuluhan kesehatan, perilaku personal hygiene, menstruasi

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi resiko resiko kesehatan reproduksi. Kegiatan kegiatan seksual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA. Judul : Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas X SMA AL AZHAR Medan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan perasaan kesegaran serta mencegah timbulnya penyakit akibat

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.

Gambaran Perilaku Hygiene Menstruasi pada Siswi SMKN 8 Kota Bekasi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang remaja. Menstruasi merupakan indikator kematangan

I. PENDAHULUAN. manusia, dan sering disebut masa peralihan. Tanda - tanda remaja pada

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMP MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

Kata Kunci : Pengetahuan,Kesehatan Reproduksi, Perilaku, Personal Hygiene

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI SMA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 TAWANGSARI

The 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan

KARYA TULIS ILMIAH. PERILAKU REMAJA PUTRI DALAM PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI Di Madrasah Aliyah Darul Huda Mayak Kabupaten Ponorogo

TINDAKAN PERSONAL HYGINE (VULVA HYGINE) SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SMP MUHAMMADIYAH X SURABAYA. Supatmi 1), Asta Adyani 2)

Devi Endah Saraswati, Hubungan Pengetahuan Tentang Menstruasi Dengan Perilaku Personal Hygiene Saat Mentruasi Pada Remaja Putri

Kata kunci : Pengetahuan, remaja puteri, kebersihan, genetalia eksterna PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kelamin) (Manuaba Ida Bagus Gde, 2009: 61). Wanita yang mengalami

STIKES NGUDI WALUYO JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERSONAL HYGIENE DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE REMAJA SAAT MENSTRUASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERSONAL HYGIENE DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN KEPUTIHAN DI SMA NEGERI 9 SEMARANG TAHUN 2012

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan, remaja adalah masa transisi dari kanan-kanak menuju dewasa

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PERILAKU TENTANG VULVA HIGIENE

PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI WUSTHO (SMP) DI PESANTREN AL-FALAH BANJARBARU

BAB 1 PENDAHULUAN. sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan karena akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal yang artinya

BAB I PENDAHULUAN. biak dan ekosistem di vagina terganggu sehingga menimbulkan bau tidak sedap

BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi

HUBUNGAN PERAN IBU DENGAN PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SMP MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. hormone yang dikendalikan oleh kelenjar hipofisis anterior yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja bisa meningkat terutama dalam bidang repoduksi dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanakkanak

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN GURU TAMAN KANAK-KANAK TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF

Ervina Sari*)., Eko Jemi Santoso**), Sayono***)

VOLUME 1 NO. 2 (JULI DESEMBER 2016) P-ISSN: E-ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai salah satu negara dengan AKI tertinggi Asia dan tertinggi ke-3 di

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERSONAL HYGIENE SAAT MENTRUASI. Aris Dwi Cahyono, Amelia Noerainin Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE ORGAN GENITALIA PADA PELAJAR PUTRI DI SMK N 7 SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi

Universitas Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

umur tahun berjumlah 2.9 juta jiwa (Susenas, 2006).

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Puteri Terhadap Perilaku Menjaga Kebersihan Daerah Kewanitaan di SMA N 1 Gamping¹

BAB I PENDAHULUAN. memasuki masa dewasa. Perkembangan fisik pada remaja biasanya ditandai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional

: Pendidikan Kesehatan, Pencegahan Keputihan, Perilaku, Remaja

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat, salah satunya adalah perilaku perineal hygiene. Perilaku

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,

BAB I PENDAHULUAN. berupa lendir jernih, tidak berwarna dan tidak berbau busuk (Putu, 2009).

UPAYA MENINGKATKAN KEBERSIHAN GENETALIA REMAJA PUTRI UNTUK MENCEGAH KEJADIAN FLOUR ALBUS DI SMA DALAM MUHAMMADIYAH KALIREJO LAMPUNG TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. pertama (1 kegagalan dalam kehamilan). Meskipun alat kontrasepsi

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial secara utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SISWI PADA SAAT MENARCHE DI MTS BANTARUJEG KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengambil peran yang cukup besar daripada ayah terutama pada. perkembangan anak perempuan, karena kesamaan gender dan

Pengetahuan dan Sikap Remaja Panti Asuhan Yatim (PAY) Aisiyah Pekajangan tentang Vulva Hygiene Pada Saat Menstruasi

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE)

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan

Nurul Fatimah, Isy Royhanaty, Sawitry Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, STIKES Karya Husada Semarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERSONAL HYGIENE

BAB I PENDAHULUAN. bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari. bahasa latin adolescere yang artinya tumbuh kembang untuk mencapai

SKRIPSI. Skripsi ini disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Melakukan Penelitian di Bidang Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh :

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat

PENGARUH PENYULUHAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERSEPSI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA PADA SISWI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN DENGAN PERSONAL HYGIENE MENSTRUASI PADA RMAJA PUTRI DI SMP NEGERI SATAP BUKIT ASRI KABUPATEN BUTON TAHUN

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

PENGETAHUAN MENSTRUASI REMAJA YANG MENGALAMI SUBSTITUSI POLA ASUH PADA KELUARGA TKI. Hery Ernawati

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada saluran reproduksi (Romauli&Vindari, 2012). Beberapa masalah

HUBUNGAN PERILAKU HYGIENE ORGAN REPRODUKSI DENGAN KEJADIAN ABNORMAL FLUOR ALBUS PADA REMAJA PUTRI DI SMP N 17 SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sisten reproduksi dan fungsi serta proses-prosesnya, guna mencapai kesejahteraan yang

Transkripsi:

Perilaku Personal Hygiene Remaja Puteri pada Saat Menstruasi PERILAKU PERSONAL HYGIENE REMAJA PUTERI PADA SAAT MENSTRUASI PERSONAL HYGIENE BEHAVIOR FEMALE TEENAGER WHEN TO MENSTRUATING STIKES RS. Baptis Kediri Jl. Mayjend. Panjaitan No. 3B Kediri Telp. (0354) 683470 Email stikesbaptisjurnal@ymail.com ABSTRAK Menstruasi merupakan perdarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda bahwa organ kandungan telah berfungsi matang. Saat menstruasi sangat dibutuhkan perilaku personal hygiene yang baik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui personal hygiene remaja puteri pada saat menstruasi. Desain penelitian ini adalah Deskriptif. Populasi dari penelitian adalah semua siswi kelas X di SMAK St.Augustinus Kediri. Sampel dari penelitian ini sebanyak 48 responden yang diambil menggunakan tehnik sampling purposive sampling. Variabel perilaku personal hygiene pada saat menstruasi. Pengumpulan data menggunakan wawancara terstruktur. Dianalisis menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian didapatkan siswi kelas X sebanyak (58,3%) memiliki perilaku personal hygiene cukup. Kesimpulan remaja puteri perlu melakukan perilaku personal hygiene baik untuk mencegah terjadinya infeksi oleh bakteri. Kata Kunci : Perilaku, personal hygiene, menstruasi, remaja puteri ABSTRACT Menstruation is a regular uterine bleeding as a sign that the organ was functioning mature content. When menstruation is needed behavior good personal hygiene. The purpose of this study was to determine the girls personal hygiene during menstruation. This study was descriptive. The populated of the study were all students of class X in SMAK St. Augustinus Kediri. Samples of this study were 48 respondents drawn using purposive sampling technique sampling. Variable behavior is personal hygiene during menstruation. Collecting data use a interview. Was analyzed using frequency distribution. The result showed grader X as many (58.3%) have a sufficient personal hygiene behavior. Conclusion girls need to conduct good personal hygiene to prevent infection by bacteria. Keywords: Behavior, personal hygiene, menstruation, female teenager 14

Jurnal STIKES Vol. 9, No.1, Juli 2016 Pendahuluan Masa remaja merupakan periode peralihan dan masa anak ke masa dewasa. Pada masa ini dimulai suatu periode pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa pubertas pada remaja putri ditandai dengan terjadinya menstruasi (Widyastuti, 2009). Hygiene pada saat menstruasi merupakan hal penting dalam menentukan kesehatan organ reproduksi remaja putri, khususnya terhindar dari infeksi alat reproduksi. Oleh karena itu pada saat menstruasi seharusnya perempuan benar-benar dapat menjaga kebersihan organ reproduksi dengan baik, terutama pada bagian vagina, karena apabila tidak dijaga kebersihannya, maka akan menimbulkan mikroorganisme seperti bakteri, jamur dan virus yang berlebih sehingga dapat mengganggu fungsi organ reproduksi (Indriastuti, 2009). Perilaku hygiene merupakan tema penting yang perlu ditelaah secara mendalam. Salah satu upaya untuk mengurangi gangguan pada saat menstruasi yaitu membiasakan diri dengan perilaku personalhygiene. Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani, yaitu personal yang artinya perseorangan dan hygiene berarti sehat.kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Laily dan Sulistyo, 2012). Perilaku buruk dalam menjaga kebersihan genitalia, seperti mencucinya dengan air kotor, memakai pembilas secara berlebihan, menggunakan celana yang tidak menyerap keringat, jarang mengganti celana dalam, tak sering mengganti pembalut dapat menjadi pencetus timbulnya infeksi. Perilaku hygiene pada saat menstruasi tidak akan terjadi begitu saja, tetapi merupakan sebuah proses yang dipelajari karena individu mengerti dampak positif atau negatif suatu perilaku yang terkait dengan keadaan menstruasi (Indriastuti, 2009). Berdasarkan data WHO (2007), disebutkan bahwa sebanyak 75% wanita dari seluruh dunia pernah mengalami keputihan dalam hidupnya. Indonesia adalah urutan pertama dengan kasus penderita kanker leher rahim. Fenomena yang terjadi pada remaja putri di SMAK St. Augustinus Kediri saat pra penelitian yang dilakukan dengan wawancara didapatkan hasil 10 remaja putri yang sudah menstruasi dan didapatkan 3 remaja putri mempunyai perilaku yang benar tentang personal hygiene pada saat menstruasi disebabkan mereka mendapatkan informasi dari orang tua, 2 remaja puteri berperilaku cukup, sedangkan 5 remaja putri perilakunya masih salah dalam melakukan personal hygiene pada saat menstruasi disebabkan belum ada informasiyang didapatkan baik dari orang tua maupun program penyuluhan di institusi pendidikan. Organ reproduksi merupakan salah satu organ tubuh yang sensitif dan memerlukan perawatan secara khusus. Perawatan yang baik merupakan faktor penentu dalam memelihara kesehatan reproduksi. Jamur dan bakteri banyak tumbuh dalam kondisi tidak bersih dan lembab. Organ reproduksi merupakan daerah tertutup dan berlipat, sehingga lebih mudah untuk berkeringat, lembab dan kotor. Perawatan saat menstruasi perlu dilakukan karena pada saat menstruasi pembuluh darah dalam rahim sangat mudah sekali terkena infeksi. Kebersihan harus sangat dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi. Pembalut tidak boleh dipakai lebih dari 6 jam atau harus diganti sesering mungkin bila sudah penuh oleh darah menstruasi (Aryani, 2010). Masalah reproduksi pada remaja perlu mendapat penanganan serius karena masalah tersebut paling banyak muncul di negara berkembang dan beriklim tropis seperti Indonesia karena kurangnya informasi, sikap, niat dan lain-lain serta tingkat kelembapan iklimnya. Hal itu terbukti karena beberapa penelitian 15

Perilaku Personal Hygiene Remaja Puteri pada Saat Menstruasi menyatakan bahwa banyak faktor yang berpengaruh dalam perilaku hygiene remaja saat menstruasi. Bila remaja putri melakukan personal hygiene pada saat menstruasi maka akan terhindar dari kanker rahim, merasa nyaman beraktifitas sehari hari, percaya diri, bersemangat dan tidak bermalas malasan lagi, tidak dijauhi dari teman temannya karena bau amis. Perilaku personal hygiene merupakan hal penting yang perlu dipelajari secara mendalam. Berdasarkan kajian teoritis yang ada salah satu upaya mengurangi gangguan - gangguan pada saat menstruasi seperti terjadinya infeksi karena jamur dan bakteri yaitu membiasakan diri dengan perilaku hyigiene. Perilaku hygiene tersebut tidak dilakukan oleh remaja putri yang kurang peduli kebersihan alat reproduksinya, remaja putri tidak menjaga penampilan dan kesehatan saat menstruasi, dapat terkena kanker rahim, keputihan, mengurangi aktivitas seharihari saat menstruasi dikarenakan malas (Indriastuti, 2009). Namun perilaku hygiene pada saat menstruasi tidak akan terjadi begitu saja, tetapi merupakan sebuah proses yang dipelajari karena individu mengerti dampak positif atau negatif suatu perilaku yang terkait dengan keadaan menstruasi (Indriastuti, 2009). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Perilaku personal hygiene remaja puteri pada saat menstruasi di SMAK St. Augustinus Kediri. Metodologi Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah Deskriptif. Populasi penelitian yaitu semua siswi kelas X di SMAK St. Augustinus Kediri yang mengalami menstruasi jumlah subyek 48 responden yang diambil dengan menggunakan purposive sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah perilaku personal hygiene. Instrumen penelitian ini diukur wawancara terstruktur. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan distribusi frekuensi dengan menggunakan software komputer. Hasil Penelitian Tabel 1. Karakteristik perilaku personal hygiene remaja puteri pada saat menstruasi di SMAK St. Augustinus Kediri pada tanggal 15 Mei 15 Juni 2015. (n=48) Indikator Perilaku personal hygiene Perilaku Personal Hygiene Total Baik Cukup Kurang % % % % Kebersihan kulit dan wajah 0 0 4 8,3 44 91,7 48 100 Kebersihan rambut 0 0 2 4,2 46 95,8 48 100 Kebersihan tubuh dan genetalia 0 0 9 18,8 39 81,2 48 100 Kebersihan pakaian sehari-hari 0 0 10 20,8 38 79,2 48 100 Kebersihan pembalut 0 0 4 8,3 44 91,7 48 100 Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa lebih dari 50% responden memiliki perilaku personal hygiene cukup yaitu 28 responden (58,3%). Pembahasan Perilaku Personal Hygiene Remaja Puteri pada saat menstruasi Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMAK St. Augustinus Kediri lebih dari separuh jumlah 16

Jurnal STIKES Vol. 9, No.1, Juli 2016 responden yang ada, memiliki perilaku personal hygiene cukup. Dilihat dari segi biologis, perilaku merupakan seperangkat perbuatan atau tindakan seseorang dalam melakukan respon terhadap sesuatu dan kemudiaan dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini. Perilaku yang dimiliki manusia pada dasarnya terdiri atas komponen pengetahuan (kognitif), komponen sikap (afektif), dan terakhir komponen ketrampilan (psikomotor). Perilaku manusia yang mempengaruhi kesehatan dapat digolongkan dalamdua kategori, yaitu perilaku yang terwujud sengaja atau sadar dan perilaku yang disengaja atau tidak disengaja merugikan atau tidak disengaja membawa manfaat bagi kesehatan baik bagi diri individu yang melakukan perilaku tersebut maupun masyarakat. Sebaliknya ada perilaku yang disengaja atau tidak disengaja merugikan kesehatan baik bagi diri individu yang melakukan maupun masyarakat. Dalam hal ini perilaku atau kebiasaan yang buruk dalam menjaga kebersihan genitalia eksterna, seperti penggunaan douching, celana dalam ketat dan berbahan nylon, daerah genital sering lembab dan tidak bersih akan berdampak pada kejadian keputihan. Perbuatan seseorang atau respon seseorang didasari oleh seberapa jauh pengetahuannya terhadap rangsang tersebut, bagaimana perasaan dan penerimaannya, dan seberapa besar ketrampilannya dalam melaksanakan atau melakukan perbuatan yang diharapkan (Wahit, 2011). Perilaku kesehatan menurut Skinner adalah semua aktivitas seseorang yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencangkup mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan yang lain, meningkatkan kesehatan dan mencari penyembuhan jika terjadi masalah kesehatan. Personal hygiene ini merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik fisik maupun psikologis (A.Aziz Alimul H. M. Uliyah, 2008). Kemampuan seseorang untuk melakukan personal hygiene tentunya dipengaruhi domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berabstraksi, analisa, memecahkan masalah dan lain-lain), yang meliputi pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation). Individu dengan pengetahuan tentang kebersihan diri akan selalu menjaga kebersihan dirinya untuk mencegah dari kondisi atau keadaan sakit. Personal hygiene memiliki tujuan meningkatkan derajat kesehatan seseorang, memiliki kebersihan diri seseorang, memperbaiki personal hygiene yang kurang, pencegahan penyakit, meningkatkan percaya diri seseorang dan menciptakan keindahan (Tarwoto Wartonah, 2011). Personal Hygiene dipengaruhi 7 faktor yaitu citra tubuh, praktik sosial, status sosial ekonomi, pengetahuan, budaya, kebiasaan seseorang dan kondisi fisik. Dalam penelitian ini, perilaku hygiene menstruasi merupakan upaya atau tindakan untuk menghindari masalah organ reproduksi (Notoatmojo, 2010). Ketika upaya menjaga personal hygiene tidak dilakukan secara optimal, maka akan timbul dampak psikologis pada seseorang, yaitu adanya masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene seperti gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan mencintai dan dicintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial dapat muncul juga dampak fisik seperti banyaknya gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku (Tarwoto dan Wartonah, 2011). Perilaku personal hygiene remaja puteri pada saat menstruasi didapatkan lebih dari 50% responden memiliki perilaku personal hygiene cukup.hal ini dibuktikan dengan remaja puteri yang 17

Perilaku Personal Hygiene Remaja Puteri pada Saat Menstruasi memiliki perilaku personal hygiene cukup, mereka mendapatkan informasi menstruasi tentang berperilaku personal hygiene pada saat menstruasi rata-rata mendapatkannya dari guru pengajar di sekolah. Remaja puteri juga memiliki perilaku personal hygiene yang kurang hal ini dikarenakan banyaknya remaja puteri yang mengalami menarche pada usia 10-12 tahun sedangkan teori mengatakan bahwa semakin lama remaja puteri itu telah lama mengalami menstruasi maka perilaku personal hygienenya juga baik. Remaja puteri juga mendapatkan informasi secara teori tentang menstruasi dari guru pengajar di sekolah namun hanya sebatas informasi tentang reproduksi secara fisiologis, definisi menstruasi, lamanya menstruasi sehingga remaja puteri tersebut tidak mendapatkan contoh secara langsung bagaimana cara berperilaku personal hygiene yang benar oleh guru pengajar mereka tetapi remaja puteri mendapatkan contoh perilaku personal hygiene saat menstruasi dari tradisi orang tua bahwa mereka hanya melihat kebiasaan saja dan tidak mendapatkan penjelasan secara langsung dari ibu karena orang tua menganggap personal hygiene saat menstruasi adalah hal yang bersifat privasi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa yang paling mempengaruhi dalam perilaku personal hygiene pada saat menstruasi adalah orangtua terutama ibu karena seorang puteri akan belajar dan menganut kebiasaan yang sudah ada sebelumnya dari keluarga. Selain itu remaja puteri yang memiliki perilaku personal hygiene yang kurang juga dibuktikan dengan tidak melakukan perawatan kulit wajah dengan benar, tidak melakukan perawatan kulit dan rambut terutama rambut kemaluan dengan benar supaya tidak timbulnya jamur, tidak menggunakan jenis celana dalam yang benar pada saat menstruasi, tidak mengganti pembalut tiap 4 jam sekali dan menggunakan pembalut yang berbahan dasar herbal. Simpulan Perilaku personal hygiene remaja puteri di SMAK St. Augutinus Kediri memiliki perilaku personal hygiene cukup. Saran Peran UKS sangat penting dalam menanamkan pentingnya berperilaku personal hygiene saat menstruasi dengan cara penyuluhan melalui poster, pembinaan secara langsung tentang personal hygiene saat menstruasi dan lain-lain. Daftar Pustaka Aryani R, (2010). Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika Hidayat, Aziz Alimul, M. Uliyah, (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi ke 2. Jakarta: Salemba Medika Indriastuti, Putri. (2009). Hubungan Antara Pengetahuan Kesehatan Reproduksi dengan Perilaku Higienis pada remaja puteri. Muhammadiyah Surakarta Laily dan Sulistyo (2012). Personal Hygiene Konsep, Proses dan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan. Jogjakarta: Graha Ilmu Notoatmodjo, (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta Tarwoto Wartonah, (2011). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Jakarta: Salemba Medika 18

Jurnal STIKES Vol. 9, No.1, Juli 2016 Wahit, Mubbarak (2011). Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Jogjakarta: Graha ilmu WHO (2007). Kesehatan Reproduksi di Indonesia Widyastuti. (2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitra Maya 19