PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK ORGANISASI NON-PROFIT

dokumen-dokumen yang mirip
Isu-isu Strategis dalam Kewirausahaan dan Usaha Kecil (disarikan dari berbagai sumber)

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan pembahasan pada bab IV sebelumnya, maka penulis dapat

ANALISA KONSEP PERENCANAAN STRATEGIS

TATAKELOLA KORPORASI MANAJEMEN STRATEGIK KULIAH II TATAKELOLA SECARA UMUM PENGELOLAAN KORPORASI DAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL

Manajemen Strategis. Novia Kencana, S.IP., MPA

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good public and corporate governance (Mardiasmo, 2009:27).

B A B III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KARYAWAN DI PERUSDA PERCETAKAN KLATEN

Perencanaan Stratejik, Pertemuan ke 4

.BAB 1 PENDAHULUAN. dari sistem pemerintahan yang bercorak sentralisasi mengarah kepada sistem

: 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Untuk menanamkan pemahaman praja mengenai. Konsep Rencana Strategis Daerah.

BAB V KESIMPULAN. 1. Penyusunan dan Pengelolaan Anggaran Berbasis Kinerja pada Dinas

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja secara profesional layaknya organisasi swasta. Sebuah

BAB I PENDAHULUAN. buruknya kinerja dari perusahaan tersebut. Kinerja dari sebuah perusahaan

GOOD NGO GOVERNANCE. Oleh Lucky Jani

SEKILAS TENTANG ANALISIS KEBIJAKAN BELANJA PUBLIK/NEGARA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan. masyarakat merupakan sebuah konsep yang sangat multi kompleks.

RENCANA STRATEGIS INSTITUSI KEAGAMAAN (KASUS GKPI SENTOSA BARU MEDAN) Murbanto Sinaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Organisasi merupakan sistem dan kegiatan manusia yang bekerja

TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian-penelitian yang khusus mengenai Perusahaan Daerah Air

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. yang terdapat dalam organisasi tersebut. Keberhasilan untuk mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan korporasi pada awalnya dibentuk agar badan usaha dapat

BAB V PENUTUP. a. Forum Informal; b. Studi Banding; c. Focus Group Discussion (FGD); d.

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan para pemegang saham (shareholder) saja dan juga menyebabkan

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN MODEL PENELITIAN

Good Governance. Etika Bisnis

PEMBAHASAN IMPLEMENTASI PERENCATki^T

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi di beberapa daerah kota/kabupaten di Indonesia diharapkan

V I S I Tertatanya Produk Hukum Daerah dan Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan Menuju Tata Pemerintahan yang Baik

ISU-ISU PENDIDIKAN DIY Oleh Dr. Rochmat Wahab, MA

Bab I PENDAHULUAN. berkeadilan sosial dalam menjalankan aspek-aspek fungsional dari

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan hakpublik (Mardiasmo, 2002). Menurut Mahsun

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia. Organisasi yang berorientasi pada profit maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain

PERENCANAAN: DEFINISI DAN KONSEP (DISERTAI TEKNIK PENYUSUNAN VISI

BAB I LATAR BELAKANG. bertanggungjawab menyelenggarakan tri dharma perguruan tinggi wajib turut serta

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk

BAB VI KEMITRAAN DAN KERJASAMA PERKUMPULAN

BUDAYA (Moeljono, 2003:16)

B. Latar Belakang Penyusunan Pedoman Perilaku Perusahaan (Code of Conduct)

BKPPD Kabupaten Bengkulu Utara RENSTRA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Pusat Studi

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan

DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN MUSI RAWAS

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini istilah Good Corporate Governance kian

TINJAUAN PUSTAKA. A. Landasan Teori 1. Akuntansi Pemerintahan

BAB 1 P E N D A H U L U A N. kekayaan alam lainnya dikuasai oleh negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran

Visi dan Misi adalah suatu konsep perencanaan yang di sertai dengan tindakan sesuai dengan apa yang di rencanakan untuk mencapai suatu tujuan.

B. C. PROSEDUR PELAKSANAAN SISTEM TATA PAMONG SPMI - UBD

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan

kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara telah mendorong pemerintah. baik pusat maupun daerah untuk lebih bersungguh-sungguh

MANAJEMEN STRATEGIK KULIAH IV. Tujuan Pembelajaran BAHASAN KASUS

Makna yang tersurat dalam rumusan tujuan tersebut

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Manajemen Stratejik. Dosen: Pristiana Widyastuti

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

KATA PENGANTAR. Wonogiri, Februari 2016 KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

Rencana Strategis Organisasi Penelitian Studi Internasional Malang (OPSIM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah organisasi yang unik dan kompleks karena

BAB I PENDAHULUAN. bidang agar good governance yang dicita-citakan dapat tercapai. Untuk

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku ekonomi

1 UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAYA

Distinctive Strategic Management

Agus Widarsono, SE., M.Si, Ak Prodi Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia

PERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA YANG EFEKTIF: STRATEGI MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah

RANCANGAN PENGUKURAN KINERJA PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia didunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran kinerja pemerintah merupakan hal yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada era-era yang lalu tidak luput dari

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lain yang diatur dengan

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. "Terwujudnya peningkatan kualitas kinerja Biro Pemerintahan Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan perubahan sehingga mampu mengikuti perkembangan zaman.

Transkripsi:

PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK ORGANISASI NON-PROFIT DR. Johannes Buku : Manajemen Stratejik - bab 11 TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti BAB ini diharapkan menjelaskan hal-hal berikut. anda dapat 1.Perkembangan Organisasi Non-profit 2.Isu Organisasi Non-profit 3.Pengkatrogorian organisasi Non-profit 4.Manfaat perencanaan strategi untuk organisasi Non-profit 5.Langkah-langkah Penyusunan Perencanaan Strategis manajemen strategik tidak saja diadopsi oleh perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan, akan tetapi juga untuk organisasi non-profit. Organisasi terakhir ini mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, Gereja, dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang dikenal dengan Non Governmental Organization (NGO). Sebelumnya organisasi seperti ini tidak mengenal pendekatan strategis. 1

Isu Strategis Untuk Organisasi Non Profit pendekatan manajemen strategis untuk mendapat kepastian bahwa mereka akan dapat bertahan di tengah-tengah persaingan yang ketat. organisasi ini menyadari pentingnya pendekatan strategis lebih dari yang diterapkan oleh organisasi bisnis, karena mereka kehilangan disiplin pada bahagian bawah telah terjadi reformasi Indonesia dimana seluruh organisasi pemerintah yang dapat dikelompokkan menjadi organisasi bukan bertujuan untuk keuntungan menerapkan pendekatan strategis indikator yang mendukung pertumbuhan organisasi bertujuan bukan keuntungan: Pertumbuhan pencari kerja adalah 23 persen sedangkan pertumbuhan perusahaan hanya 6,2 persen. Pertumbuhan angkatan kerja melebihi pertumbuhan kesempatan kerja yang tersedia. Organisasi dengan ciri bukan untuk keuntungan memiliki kekayaan sampai dengan 15 persen dari kekayaan negara. Dua bentuk organisasi non profit: 1. Private nonprofit corporations. termasuk di dalamnya adalah Rumah Sakit, Sekolah Swasta, dan lembaga pemberi bantuan lainnya 2. Public governmental agencies. Organisasi yang termasuk ke dalam bentuk ini mulai dari penjara, lembaga kesejahteraan sampai kepada Perguruan Tinggi. 2

Dua alasan mengapa publik semakin memberi perhatian kepada organisasi nir-laba: Pertama : Masyarakat menginginkan agar barang dan jasa yang tidak dapat dihasilkan oleh organisasi bertujuan untuk keuntungan dapat dihasilkan oleh perusahaan yang bertujuan bukan untuk keuntungan. Barang dan jasa demikian dikenal sebagai barang publik atau barang kolektif. Kedua : Bahwa perusahaan swasta yang bertujuan bukan untuk keuntungan cenderung menerima benefit dari masyarakat, sedangkan perusahaan swasta yang bertujuan keuntungan tidak mendapatkannya. berbagai pola sumber pembiayaan dengan model hubungan antara pelanggan dengan organisasi Pentingnya Penerimaan dalam organisasi nir-laba tidak selalu ada kaitan antara orang yang menerima manfaat dengan prestasi suatu organisasi. Penerima manfaat tidak selalu membayar penuh harga dari barang dan jasa yang dikonsumsi karena sebagian atau mungkin sepenuhnya dibayar oleh donor. Semakin kecil dana yang bersumber dari pelanggan maka semakin kentara identitas sebagai organisasi nir-laba dalam konteks keberlanjutan organisasi nir-laba, pertimbangan menyiapkan sumber pendapatan sendiri menjadi penting. kriteria yang diterapkan oleh sponsor juga menyangkut apakah organisasi dapat menyiapkan sendiri sumber pendapatannya. Hal ini penting sebagai salah satu cara untuk menentukan apakah organisasi sustainable. 3

Manfaat Pendekatan Strategis Perusahaan yang menerapkan pendekatan manajemen strategis akan melakukan tugasnya lebih efektif dibanding dengan organisasi yang bukan. Hal ini dikenal dengan institutional advantage. Pendekatan strategis terdiri dari: Analisis SWOT untuk mengetahui kekuatan apa yang dimiliki oleh organisasi dan kesempatan apa yang tersedia. Analisis disertai upaya memeriksa kelemahan dan ancaman yang sedang dan akan dihadapi oleh organisasi. Pernyataan Misi penting sekali untuk kepentingan internal organisasi dan lebih dari itu untuk kepentingan eksternal. Analisis stakeholder untuk menentukan lembaga apa dan mana yang berkepentingan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Tatalaksana pengaturan korporasi. Bagaimana organisasi dikelola juga harus dapat disusun dan disampaikan kepada stakeholder sehingga didapat satu bentuk tatakelola yang baik (good governance). Analisis Portofolio menjadi langkah minimal yang harus dilakukan oleh Organisasi NFP. Rumusan demikian menarik perhatian lembaga donor, dan lebih dari itu juga menarik perhatian para relawan. Dampak Terhadap Penerapan Manajemen strategis Jasa yang sifatnya sering intangible dan sulit diukur. Hal ini biasanya dipersulit lagi oleh banyaknya tujuan yang ingin dicapai untuk memuaskan sponsor. Pengaruh klien mungkin rendah. Keberadaaan organisasi seperti ini di satu wilayah mungkin menjadi monopoli dan kemampuan bayar pelanggan juga rendah. Komitmen karyawan yang tinggi mungkin tidak sepenuhnya dapat digunakan oleh organisasi yang mempekerjakan mereka. Kontribusi donor mungkin menyusup kepada manajemen internal perusahaan Sebagai akibat kendala 1) dan 3), organisasi sering tidak menerapkan sistem hadiah dan hukuman (Reward and punishment). 4

Dampaknya Terhadap Penyusunan Strategis Konflik tujuan yang merusak perencanaan yang rasional. Hal ini muncul sebagai akibat dari keinginan menetapkan tujuan yang multi, sementara antara tujuan yang satu dengan yang lain terjadi konflik. Fokus Perencanaan terpadu cenderung bergeser dari hasil ke sumberdaya. Karena sulit mengukur hasil yang akan diperoleh, maka perhatian cenderung kepada pengunaan sumberdaya. Sasaran operasi yang ambigu sebagai akibat munculnya konflik antara penetapan sasaran dengan suasana politik yang ada. Profesionalisme menyederhanakan perencanaan yang rinci tapi membuat rigid. Organisasi sering tidak dapat mengubah pendekatan yang konvensional sehingga tidak dapat meresponi kebutuhan masyarakat yang telah berubah. DAMPAK TERHADAP EVALUASI DAN PENGENDALIAN - Hadiah dan hukuman kecil kaitannya dengan kinerja karyawan. - Pengendalian input lebih kuat daripada output. Dampak Terhadap Implementasi Strategi Desentralisasi sulit diterapkan. Karena sasaran sulit diukur maka penyerahan wewenang kepada organisasi bawah menjadi sulit. Celah-celah hubungan dengan pihak eksternal menjadi penting Perluasan pekerjan dan pengembangan eksekutif dapat terhalangi oleh adanya profesionalisme. Tekanan terhadap organisasi NFP demikian kuat baik dari sponsor maupun dari masyarakat, agar dapat menghasilkan jasa yang sesuai dengan tuntutan. Oleh karena itu organisasi seperti ini selalu memikirkan bagaimana melakukan perubahan. 1. Strategic Piggybacking lima persyaratan bagi organisasi untuk menerapkan strategi ini. Ada sesuatu yang dijual. Talenta mengelola masa secara kritis. Dukungan yang terpercaya. Sikap Entrepreneurship. Pendanaan Ventura. 2. Merger Antar organisasi NFP dapat bergabung untuk memberikan pelayanan guna menghemat penggunaan sumberdaya dan mengurangi biaya. 3. Strategik Aliansi Berbagai organisasi NPF dapat membuat ikatan untuk bersepakat memberikan pelayanan yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Aliansi akan meningkatkan kapasitas setiap organisasi yang terikat di dalamnya. 5

Langkah-langkah Penyusunan Perencanaan Strategis 1. Memprakarsai dan menyepakati suatu proses perencanaan strategis. 2. Mengidentifikasi mandat organisasi. 3. Memperjelas misi dan nilai-nilai organisasi. 4. Menilai lingkungan eksternal, peluang dan ancaman. 5. Menilai lingkungan internal, kekuatan dan kelemahan. 6. Mengidentifikasi isu strategis yang dihadapi organisasi. 7. Merumuskan strategi untuk mengelola isu-isu. 8. Menciptakan visi organisasi yang efektif bagi masa depan. 6