BAB II KAJIAN PUSTAKA. (efisien) yang maksimal. Dalam memaknai efektivitas setiap orang memberi arti

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR. Pengembangan Bahan Ajar. Sosialisasi KTSP 2008

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun tidak tertulis (Amri dan Ahmadi 2010:159). Hal senada juga diungkapkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. ajar terlebih dahulu sebelum mengikuti pembelajaran di kelas.

II. TINJAUAN PUSTAKA. dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 25 B. TUJUAN 25 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 25 D. UNSUR YANG TERLIBAT 26 E. REFERENSI 26 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 26

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 25 B. TUJUAN 25 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 25 D. UNSUR YANG TERLIBAT 26 E. REFERENSI 26 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Bahan Ajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bahan pelajaran adalah segala bentuk bahan yang dipergunakan untuk

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

Variasi Bahan Ajar pada Pembelajaran E-Learning Guna Menunjang Pembelajaran di Sekolah Menengah Atas ARTIKEL ILMIAH

1. PENDAHULUAN. Kemampuan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam

PERAN DAN FUNGSI BAHAN AJAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pannen (dalam Belawati, 2003: 2) mendefinisikan bahan ajar sebagai bahanbahan

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPDIKNAS DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 1

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam setiap jenjang pendidikan, Bahasa Indonesia juga sebagai mata

II. TINJAUAN PUSTAKA. dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Lebih lanjut disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai:

KONSEP KURIKULUM 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB. I PENDAHULUAN. pelajaran di sekolah. Namun demikian akhir-akhir ini ada beberapa mata

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.

STRATEGI PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN. Wildan Nafi i Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Madiun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. diinginkan untuk siswa dapat diraih dengan baik dan optimal.

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan, karena pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

NASKAH PUBLIKASI. Derajat Sarjana S-I Program Studi Pendidikan. Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kalangan guru ilmu pengetahuan sosial (IPS) Negeri se Kecamatan Ambarawa.

BAB I PENDAHULUAN. upaya perwujudan kompetensi siswa, dibangun oleh berbagai unsur, yaitu unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO. Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika

BAB V PEMBAHASAN. selanjutnya peneliti akan menganalisis data yang telah terkumpul.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan perkembangan mutu pendidikan yang baik, haruslah ditunjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komputer, termasuk peserta didik berkebutuhan khusus. Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mereka sehingga terwujud keprofesionalan yang mantap. Seorang guru dituntut

Materi Pembelajaran (Pengembangan Materi)

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon dengan

besar haluan negara (GBHN, ) adalah

Hakikat Belajar dan Pembelajaran A. Belajar dan Pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses komunikasi (proses penyampaian pesan) harus diciptakan atau

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan

IMPLEMENTASI PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ENERGI DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4S TMD

UNIT 5 MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA

KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM. Oleh : Galuh Puspo Rimby

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK MELALUI PENDIDIKAN JASMANI

I. PENDAHULUAN. yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam. menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. yang menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran. Efektivitas itu sendiri menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI TRIGONOMETRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIFITAS SISWA KELAS X2 SMAN 1 KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan dan tetap

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan mengemban misi yang besar dan mulia untuk

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan kegiatan menusia menjadi lebih efisien dan lebih efektif. Hal

ANALISIS BUKU AJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELAS IX. Oleh Meilia Pratiwi Drs. Syamsul Arif, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olga Septeani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DESAIN PERENCANAAN PEMBELAJARAN Oleh WENI KURNIAWATI (Dosen STAI An-Nur Lampung)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembelajaran yang sifatnya aktif, inovatif dan kreatif. Sehingga proses

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur

BAB I PENDAHULUAN. menjadi gerak, fluida, panas, suara, cahaya, listrik dan magnet, dan topik-topik

PENGELOLAAN PELATIHAN DALAM ORGANISASI (Tinjauan Teori Pembelajaran Orang Dewasa)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pengertian Bahan Ajar

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan-kumpulan

SIGI TENTANG PENGGUNAAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 19 SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. sosial, emosional peserta didik juga merupakan penunjang keberhasilan

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 1. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M.

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DALAM KEGIATAN LESSON STUDY

Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk. Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

Transkripsi:

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Efektivitas Efektivitas dalam pengertian secara umum adalah kemampuan berdaya guna dalam melaksanakan sesuatu pekerjaan sehingga memberikan hasil guna (efisien) yang maksimal. Dalam memaknai efektivitas setiap orang memberi arti yang berbeda, sesuai sudut pandang dan kepentingan masing-masing. Kajian yang menyeluruh mengenai efektivitas dalam suatu aktivitas secara umum mengarah kepada proses pelaksanaan ataupun tingkat keberhasilan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang memberikan manfaat dari hasil pekerjaan yang dilaksanakan. Mengenai defenisi efektivitas ini sendiri, banyak ahli yang mengemukakan pandangannya dengan sudut yang berbeda. Efektivitas merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan secara cermat dan tepat pada waktunya sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Kemampuan dari setiap perangkat kerja baik perangkat kerja manusia maupun bukan manusia yang dapat melahirkan suatu hasil yang maksimal yang digunakan sesuai tujuan yang diharapkan. Jelaslah bahwa efektivitas tidak lain adalah kemampuan seseorang atau beberapa orang untuk mengelola dan mendesain suatu organisasi untuk meningkatkan bawahannya ataupun peserta didiknya agar menjadi manusia yang lebih kreatif dan mampu menjalankan semua tugas yang diembankan padany dengan baik dan benar.

2 Menurut (Mulyasa, 2009: 82) dikemukakan bahwa Efektif berarti ada efeknya (akibatnya,pengaruhnya,dan kesannya). Jadi efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksa`nakan tugas dengan sasaran yang dituju. Sementara itu Rahmat (2011:92) Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya. Dari beberapa pendapat para ahli diatas, suatu pekerjaan dapat dilaksanakan secara tepat, efektif, efisien apabila pekerjaan tersebut dilaksanakan dengan tepat sesuai dengan yang telah direncanakan. Pengertian efektivitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah kemampuan seseorang atau beberapa orang yang terdapat dalam suatu unit tertentu, untuk dapat mengerjakan sesuatu yang nilai guna atau manfaat dari apa yang dikerjakan. Jika dikaitkan dengan penelitian ini, maka efektivitas penggunaan bahan ajar yang dimaksudkan adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan/menggunakan bahan ajar di dalam pembelajaran, sehingga Tujuan pendidikan dapat dicapai secara efisiensi dan efektif, karena penyusunan bahan ajar diambil dari berbagai referensi yang kemudian disusun secara sistemati dan terpadu. Sehingga memudahkan siswa untuk mempelajarinya.

3 2.2. Pengertian dan Prinsip Pemilihan Bahan Ajar 2.2.1. Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar merupakan alat dan teks yang diperlukan guru atau instruktur untuk merencanakan dan penelaahan implementasi pembelajaran, bahan ajar yang merupakan unit pembelajaran terkecil dengan memuat rangkaian kegiatan pembelajaran yang direncanakan secara sistematik dan tujuan belajar yang dirumuskan secara jelas serta spesifik (khusus) memungkinkan siswa belajar sendiri (independen). Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu perlu diketahui kriteria pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah tujuan pembelajaran. Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru di satu pihak dan harus dipelajari siswa di lain pihak hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, pemilihan bahan ajar haruslah mengacu atau merujuk pada tujuan pembelajaran. Setelah diketahui kriteria pemilihan bahan ajar, sampailah kita pada langkah-langkah pemilihan bahan ajar. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi pertama-tama mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam tujuan pembelajaran yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar. Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar. Langkah ketiga memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan tujuan

4 pembelajaran yang telah teridentifikasi. Terakhir adalah memilih sumber bahan ajar. Menurut Majid (2005:173) Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang dapat digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar memiliki manfaat bagi guru dan siswa, adapun manfaat yang dimaksud yaitu: Manfaat bagi guru 1. Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik, 2. Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh 3. Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi 4. Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar 5. Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya. 6. Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.

5 Manfaat bagi siswa 1. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. 2. Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru. 3. Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya. Lebih lanjut disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai : 1. Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa. 2. Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya. Ketersediaan bahan ajar yang cukup dilingkungan pendidikan dapat mendukung kegiatan pembelajaran serta meningkatkan minat belajar siswa sehingga waktu yang dihabiskan untuk belajar menjadi lebih banyak. Semakin banyak waktu yang dihabiskan oleh siswa dengan bahan ajar, maka proses pembelajaran akan terus berlangsung Bahan ajar disusun dengan tujuan untuk: 1) membantu siswa dalam mempelajari sesuatu, 2) memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, 3) agar kegiatan pembelajaran dapat lebih menjadi lebih menarik, dan 4)

6 menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar. Bahan ajar memmungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kopetensi atau kopetensi dasar secara utuh dan sistematik sehingga secara kumulatif mampu menguasai semua kopetensi secara utuh dan terpadu. Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistemtik sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siwa belajar dengan baik. Dengan demikian, menurut Majid (2005:174) bentuk bahan ajar dapat dikelompokan menjadi empat yaitu : 1. Bahan ajar cetak (printed) antara lain hand out (buku pegangan), buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wall chart, foto, atau gambar, model/mabet. 2. Bahan ajar dengan (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact closk audio.s 3. Bahan ajar gendang (audio visual) seperti radio, kompact disk film. 4. Bahan ajar interaktif (intractive teaching material) seperti compact disk interaktif. Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kopetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetehuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.

7 2.2.2.Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan Ajar Ada beberapa prinsip yang harus perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran. prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi prinsip relevansi konsistensi, dan kecukupan. Prinsip relevensi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan/hubungan dengan pencapaian standar kopetensi dan kopetensi dasar. Sebagai misal, jika kopetensi yang diharapkan dikuasai oleh siswa berupa penghafalan fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta atau bahan hafalan. Jika kopetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya kopetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa adalah pengoperasian bilangan yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kopetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu pencapaian standar kopetensi dasar. Sebaliknya jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.

8 Prinsip Pengembangan 1. Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk memahami yang abstrak, 2. Pengulangan akan memperkuat pemahaman 3. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman peserta didik 4. Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar 5. Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai ketinggian tertentu. 6. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong peserta didik untuk terus mencapai tujuan Penyusunan Bahan Ajar Cetak memperhatikan 1. Susunan tampilan, 2. Bahasa yang mudah 3. Menguji pemahaman 4. Stimulan, 5. Kemudahan dibaca 6. Materi instruksional, Dalam website Dikmenjur dikemukakan pengertian bahwa, bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pelajaran (teaching material) yang

9 disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Menurut Nasution (2005: 28) Dalam pembuatan bahan ajar ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan ajar antara lain : 1. Menampilkan daftar isi. 2. Penulisan harus jelas dan mudah dipahami. 3. Memiliki petunjuk belajar mengajar. 4. Memiliki kompetensi yang akan dicapai. 5. Informasi pendukung. 6. Melampirkan Latihan-latihan. 7. Memiliki petunjuk kerja, dapat berupa lembar kerja (LK) dan 8. Memilki soal-soal evaluasi Bahan ajar secara maksimal akan mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu : 1. Tujuan pendidikan dapat dicapai secara efisiensi dan efektif 2. Siswa dapat mengikuti program pendidikan sesuai dengan kecepatan dan kemampuan sendiri. 3. Siswa dapat memilih dan mengetahui hasil pelajarannya secara berkelanjutan. 4. Siswa benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar mengajar.

10 5. Kemajuan siswa dapat diukur dengan frekuensi yang lebih tinggi melalui evaluasi yang dilakukan pada setiap bahan berakhir. 6. Disusun dengan berdasarkan kepada konsep mastery learning yaitu suatu konsep guru membelajarkan siswa. 7. Yang menekan siswa harus secara optimal menguasai bahan belajar yang disajikan dalam bahan ajar. Bahan ajar mempunyai karakteristik sebagaimana yang teruraian berikut ini: 1. Merupakan hasil pembelajara terkecil dan lengkap. 2. Memuat rangkaian kegiatan belajar yang direncanakan dan sistematik. 3. Memuat tujuan belajar yang dirumuskan secara jelas dan spesifik (khusus). 4. Memungkinkan siswa belajar sendiri (independen) Apabila bahan ajar tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan yaitu : 1) Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan guru untuk menunjukan kepada peserta didik bagian yang sedang diplajari. 2) Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit. 3) Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dengan mudah dipidahpindahkan. 4) Menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi indifidu. 5) Bahan tertulis relative ringan dan dapat dibaca dimana saja. 6) Bahan ajar yangg baik akan dapat memotifasi pembaca untuk melakukan aktifitas seperti mencatat, dan membuat sketsa.

11 7) Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar. 8) Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri. 2.3. Kegiatan Pembelajaran Pembelajaran adalah sebuah rangkaian aktivitas membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh perserta didik atau murid. Menurut Rahmat (2011:51) pembelajaran adalah suatu suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Kedudukan guru dalam KBM sangat penting dalam menciptakan suasana belajar yang dinamis serta memberikan rasa senang bagi siswa. Dalam konteks ini, guru perlu menggunakan metode yang dianggap sesuai dengan karakter materi pelajaran serta kondisi totalitas siswa. Dengan penggunaan metode pembelajaran tersebut, siswa diharapkan berpartsipasi secara aktif serta memberikan umpan balik (feedback) secara proporsional dalam pembelajaran. Penulis berpendapat bahwa metode pembelajaran secara teknis lebih menekankan pada cara guru dalam mengkomunikasikan atau mentransformasi ilmu pengetahuan kepada siswa dengan harapan mendapat feedback yang sewajarnya. Pemilihan metode ajar yang

12 tepat diharapkan dapat mendorong siswa untuk lebih berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga proses KBM lebih dinamis. Pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dapat diterjemahkan bahwa guru sebenarnya telah menerapkan sebuah proses demokratisasi dalam kegiatan pembelajaran.. Asmin (2006), dikutip dalam www.depdiknas.org, juga mengemukakan bahwa penetapan dan pemilihan metode pembelajaran orang dewasa yang menurut penulis dapat juga diterapkan pada siswa SMK, menuntut guru mempertimbangkan aspek tujuan yang ingin dicapai, yang dalam hal ini mengacu pada garis besar program pengajaran yang dibagi dalam dua jenis, yakni: 1) Rancangan proses untuk mendorong orang dewasa mampu menata dan mengisi pengalaman baru dengan mempedomani masa lampau yang pernah dialami, serta 2) Proses pembelajaran yang dirancang untuk tujuan meningkatkan transfer pengetahuan baru, pengalaman baru, keterampilan baru, untuk mendorong masing-masing individu orang dewasa dapat meraih semaksimal mungkin ilmu pengetahuan yang diinginkannya, apa yang menjadi kebutuhannya, keterampilan yang diperlukannya. Kondisi sebagaimana uraian tersebut bisa berjalan optimal apabila seluruh komponen pembelajaran berperan dengan baik, komponen belajar mengajar dapat meliputi tujuan belajar, materi pelajaran, motode mengajar, sumber belajar, media, manajemen interaksi belajar-mengajar, evaluasi belajar, siswa, guru yang kompeten dan pengembangan dalam PBM. Berdasarakan uraian ini, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat berpangaruh dalam pembelajaran mencakup latar belakang pendidikan guru, metode mengajar, sumber dan bahan

13 pelajaran, peralatan dan perlengkapan, evaluasi belajar, supervisi pembelajaran serta kerja sama dengan pemerintah dan juga pihak swasta. Metode pembelajaran pada dasarnya merupakan cara yang digunakan guru yang dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar lebih mengarah pada prosedural yakni berisi tahapan-tahapan pembelajaran. Yang kemudian akan menjadi strategi guru dalam memberikan materi pelajaran kepada peserta didik. 2.3.1 Hakikat dan tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. Sebab segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut (Hamzah B. Uno, 2006 : 34) Keuntungan yang dapat Diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran adalah sebagai: 1. Waktu mengajar dapa dialokasikan dan dimanfaaatkan secara tepat. 2. Pokok bahasan dapat dibuat seimbang, sehingga tidak ada materi pelajaran yang dibahas terlalu mendalam atau terlalu sedikit. 3. Guru dapat menetapkan berapa banya materi pelajaran yang dapat atau sebaiknya bisa disajikan dalam setiap pelajaran. 4. Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran secara tepat. Artinya, peletakan masing-masing materi pelajaran akan memudahkan siswa dalam mempelajari isi pelajaran.

14 5. Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan strategi belajar mengajar yang paling cocok dan menarik. 6. Guru dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan peralatan maupun bahan dalam keperluan mengajar. 7. Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam belajar. 8. Guru dapat menjamin bahwa hasi belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar tanpa tujuan yang jelas. Dengan demikian pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah pencapaiannya. Dalam kegiatan pembelajaran diperlukan strategi yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. pada setiap pembelajaran terlebih dahulu yang harus dirumuskan adalah tujuan pembelajaran dapat dicapai. Pada setiap pembelajaran terlebih dahulu yang harus dirumuskan adalah tujuan pembelajarannya. Salah satu tahap dalam proses pembelajaran adalah merumuskan tujuan ingin dicapai dalam pembelajaran itu sendiri. Sebab, tujuan merupakan sesuatu yang sangat esensial dan besar maknanya, baik dalam ranga perencanaan pengajaran maupun pencapaian hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran, tujuan memberikan arah atau petunjuk untuk memilih isi materi pelajaran, menata urutan topik-topik, menentukan metode dan strategi pembelajaran, mengukur prestasi belajar siswa, dan sebagainya. Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses komunikasi transaksional antara dosen dan mahasiswa dimana dalam proses tersebut bersifat timbal balik,

15 proses transaksional juga terjadi antara mahasiswa dengan mahasiswa. Komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran Proses pembelajaran yaitu suatu proses interaksi antara guruh dan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan dimana siswa sebagai pembelajar melakukan kegiatan belajar dan guru sebagai pengajar melakukan kegiatan mengajar. Hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik dalam Hernawan, dkk (2008:3), bahwa: pembelajaran adalah prosedur dan metode yang ditempuh oleh pengajar untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. 2.3.2 Prinsip-prinsip Pembelajaran Dimyati dan Mudjiono (2005:42-49) mengemukakan beberapa prinsip yang menjadi landasan pembelajaran antara lain: 1. Perhatian dan motivasi 2. Keaktifan 3. Keterlibatan langsung/berpengalaman 4. Pengulangan 5. Tantangan 6. Balikan dan penguatan

16 7. Perbedaan individu Perhatian akan timbul pada individu apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan ajar dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan untuk belajar lebih lanjut dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. Belajar pada hakekatnya adalah proses aktif dimana seseorang melakukan kegiatan secara sadar untuk mengubah suatu perilaku. Seseorang yang belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain, belajar hanya akan mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman. Berbagai pengalaman yang diperoleh pembelajar selama pembelajaran berlangsung akan memperkaya pengetahuannya dan akan menjadi modal bagi dirinya di masa mendatang. Selama individu belajar hendaknya diberikan situasi pembelajaran yang kondusif bagi pembelajaran agar diperoleh pengalaman yang berarti bagi diri individu.