[DEDY GUNAWAN] PENGEMBANGAN KREATIVITAS INOVASI POTENSI PARIWISATA KABUPATEN CILACAP

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang dapat memberikan alternatif lain sebagai salah satu sektor andalan (leading

CURUG CIMANDAWAY, PESONA WISATA DI UJUNG KULON TANAH WIJAYAKUSUMA Oleh: Nur Efri Setyadi, S.Pd

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi

i-cilacap: Sebuah Strategi Promosi Wisata Bahari Kabupaten Cilacap oleh: Nabilla Desyalika Putri

Paket Ekowisata Bahari Segara Anakan Kabupaten Cilacap sebagai Poros Wisata Bahari di Pulau Jawa

BUTUH KESADARAN PEMERINTAH DAERAH UNTUK PENGELOLAAN SEKTOR PARIWISATA DI KABUPATEN CILACAP. Oleh: Depi Andy Viantoro

Ini dia! 4 Pantai Cantik di kota Cilacap

Mempercantik Primadona yang terlupa Gunung Selok

BERWISATA BAHARI MENYUSURI SEGARA ANAKAN

ADA BALI DI KOTA NGAPAK

Ayo!!!Kita Wujudkan Cilacap Menjadi Daerah Pariwisata yang Menakjubkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Cilacap merupakan kota yang terletak di sebelah selatan dari

UPAYA PENGEMBANGAN EKOTURISME BERBASIS PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI KABUPATEN CILACAP

[DEDY GUNAWAN] MENGGALI ULANG POTENSI PERIKANAN LAUT DI SEGARA ANAKAN CILACAP

BAB V PENUTUP. di Cilacap untuk mempertahankan pengaruhnya di kota tersebut. Pembangunan

Denpasar, Juli 2012

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya banyak yang dihuni oleh manusia, salah satunya adalah Pulau Maratua

BAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

Pantai-ku, Pulau-ku Kesayanganku, Harta Terindahku Oleh : Yasinta Larasati Galuh Nindyasari

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

PENGEMBANGAN EKOWISATA ( ECOTOURISM ) DI KAWASAN SEGARA ANAKAN CILACAP

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. upaya terus ditempuh pemerintah guna mendorong pembangunan ekonomi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

INVESTMENT OPPORTUNITIES OF PADANG CITY

MATRIKS PENJABARAN PENCAPAIAN KINERJA PROGRAM MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 6.1 Kesimpulan. 1. Rendahnya tingkat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kulon Progo dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan industri dengan pertumbuhan tercepat di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

Cilacap Berpotensi Menjadi Kota Destinasi Wisata

BAB. I PENDAHULUAN. wilayah III (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) serta dikenal dengan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Itu terjadi tidak saja di hampir setiap negara di dunia ini, tetapi juga di dalam negeri sendiri, yang

BAB II KONDISI DAERAH SEKITAR TEMPAT TINGGAL PANGLIMA BESAR JENDERAL SOEDIRMAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENYUSUNAN MATRIKS PERSANDINGAN PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

MASDARWIS, Harmoni Pariwisata Cilacap*

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HOTEL WISATA PEGUNUNGAN DI KAWASAN WISATA BATURADEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

fauna, gua masegit sela (disepanjang Pulau Nusakambangan) dan suasana alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata ini menjadi sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi di

PROYEK STRATEGIS NASIONAL DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Samosir secara garis besar berada pada fase 3 tetapi fase perkembangannya ada

TAMAN REKREASI DAN COTTAGE DI PULAU KARIMUNJAWA

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

VII PRIORITAS STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA TN KARIMUNJAWA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana pariwisata dapat menunjang sektor lainnya. Dimana dari Pariwisata negara atau

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA MALUKU (Paparan Dinas Pariwisata Provinsi Maluku)

BAB 1. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen (Tempo.co,2014). hal

KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA JABATAN STRUKTURAL

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR. Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D

OPD : DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB V STRATEGI DAN REKOMENDASI. 5.1 Strategi Pengembangan Pariwisata di Kecamatan Badau

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. Jakarta Barat merupakan salah satu bagian yang memiliki kedudukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rahendra Andry Irawan, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN I 1

Transkripsi:

PENGEMBANGAN KREATIVITAS INOVASI POTENSI PARIWISATA KABUPATEN CILACAP Cilacap merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah bagian selatan yang mempunyai posisi stratgeis. Secara nasional, sesuai Rencana Tata Wilayah Ruang Naional (RTRWN) Kabupaten Cilacap telah ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang seharusnya seluruh aktivitas ekonomi dan sosial didukung dengan sarana/prasarana bertaraf nasional dan sebaliknya aktivitas terebut mampu memberikan nilai tambah/konstribusi yang besar bagi perekonomian nasional. Lebih dari itu, dalam Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi (MP3EI), Cilacap ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Perhatian Investasi (KPI) prioritas dengan berbagai potensi investasi. Selanjutnya mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 50/2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025, Cilacap-Nusakambangan merupakan salah satu Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) sebagai bagian terintegrasi dari Destinasi Pariwisa Nasional (DPN) Pangandaran-Nusakambangan dan sekitarnya bersama Baturaden dan Karst Kebumen

Luasan Kabupaten Cilacap termasuk P Nusa Kambangan sekitar 225.360,840 Ha, mempunyai berbagi macam objek wisata yang beragam. Beberap objek wisata yang telah dikenali masyarakat umum adalah Pantai Teluk Penyu, Pantai Widarapayung, Pantai Katapang Indah, Pantai Jetis, Pantai Singkil Indah, Wana wisata Gunung Selok dan Gunung Srandil, Obyek wisata Hutan Payau/mangroove (Segara Anakan), Benteng Pendem, Benteng Karang Bolong, Pulau Nusakambangan dan Wisata Bahari (Pelabuhan Sleko dan Lomanis). Didalam Pulau Nusakambangan sendiri menyimpan potensi wisata yang sangat banyak seperti : Gua Ratu, Pantai Permisan, Pantai Pasir Putih, Gua Masigitsela, Pantai Karang Bandung (Pulau Majethi) yang dipercayai sebagai tempat tumbuhnya bunga wijayakusuma, Benteng Klingker, Mercu Suar Cimiring, Monumen Altileri, Cagar Alam/ Hutan Lindung, Pantai Ranca Babakan). Selain itu terdapat juga Petilasan Mbah Kanjeng Gusti Agung. Petilasan Nyai Dewi Tanjungsekarsari, Petilasan Kaki Semar Tunggal Sabdojati Dayo Amongrogo, Petilasan Juragan Dampo Awang, Petilasan Langlang Buana, Petilasan Hyang Sukma Sejati, Padepokan Jambe Lima, Padepokan Jambe Pitu dan Makam Kyai Somalangu. Pemerintah Kabupaten Cilacap juga aktif menggelar berbagai even/festival seperti Gelar Budaya Tradisional Sedekah Laut yang digelar pada bulan Syuro, festival perayaan Imlek yang digelar pada bulan Februari meliputi pameran kampung Cina, festival Barongsai, festival Nusa Kambangan, dan Pemilihan Mas dan Mbak Duta Pariwisata. Sementari itu kesenian yang ada di Kabupaten Cilacap meliputi: Kesenian Lenggeran, Calung Banyumasan, Ebeg (Kuda Lumping) dan Wayang, Barzanji/Perjanjen, Dalang Jemblung,

Campursari, Sintren, dan Salawatan Jawa. Namun demikian, jumlah wisatawan belum dapat mencapai 1 juta pengunjung per tahun-nya. Bahkan target Pemkab Cilacap untuk memperoleh pendapatan Rp 1,7 Milyar pada tshun 2013 meleset dan hanya dapat meraup Rp 1,5 Milyar dari sektor pariwisata. Meskipun jumlah wisman terus meningkat dari tahun ke tahun, namun kebanyakan adalah wisatawan dalam negiri, hanya pada tahun 2010 dan 2011 tercatat sekitar 798 wisman mancananegara yang mengunjungi Benteng Pendem dan THR Teluk Penyu. Pada tahun 2014 terdapat rombongan sekitar 155 mahasiswa dari 44 negara mengunjungi Benteng Pendem. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata di Kabupaten Cilacap perlu pembenahan,promosi dan inovasi lebih lanjut. Menurut berbagai sumber, sekurang-kurangnya terdapat 6 (enam) faktor dalam upaya mengembangkan potensi pariwisata yaitu: 1. Keamanan, wisman memerlukan tempat, suasana dan lingkungan yang aman. Ini perlu diperhatiakn oleh Pemkab Cilacap bagaimana membangun image bahwa Kabupaten Cilacap memenuhi unsur tersebut apalagi terkait dengan Pulau Nusakambangan sebagai Alcatraz-nya Indonesia yang disisi lain ditetapkan sebagai destinasi pariwisata. 2. Kebersihan, wisman memerlukan tempat dan lingkungan yang bersih. Untuk itu kebersihan objek wisata perlu dijaga dan akomodasi juga harus sesuai dengan kebutuhan, Di Cilacap baru terdapat 5 hotel bintang 2 dan 3. Kebersihan bandara Tunggul Wulung, stasiun Kota dan Gumilir serta Terminal Gunung Simping perlu di jaga dan diperindah sebagai pintu masuk wisman.

3. Wisman datang karena adanya suatu reason/alasan dan promosikan itu. Alasan tersebut dapat bersifat alami atau dibuat oleh manusia. Seperti orang datang ke Mesir karena adanya Pyramid, datang ke Bandung karena kuliner dan fashion, ke Bali karena Pantai Kuta dan sebaginya.pemkab perlu membuat suatu icon wisata tertentu yang menjadi andalan, tidak secara sporadic memepromosikan semuanya objek wisata. DIlihat dari data statistik yang ada, maka objek wisata yang menarik untuk wisman adalah Benteng Pendem dan Teluk Penyu. Namun tidak tertutup kemungkinan dikembangkan objek lain, karena wisman juga perlu suasana yang berbeda. Kota Bandung awalnya hanya merupakan pusat fashion, namun sekarang bertambah jadi pusat kuliner. Inovasi objek wisata perlu dikembangkan. 4. Wisman cenderung menghindari masalah/kesulitan.misalnya tidak mau terkendala dengan masalah Bahasa/komunikasi, penukaran uang Dollar atau Euro. Diperlukan suatu Tourist Information Center lengkap dengan segala pendukungnya termasuk tempat penukaran uang. 5. Mudahkan akses transportasi.diperlukan peningkatan kapasitas dan kenyamanan bandara Tunggul Wulung, terminal bus dan stasiun kereta api yang terintegrasi dengan sistem angkutan umum yang aman, nyaman, tepat waktu, dan informasi yang cukup. Penyediaan bus dan pemandu wisata akan sangat membantu. Pemkab perlu mendorong Pemerintah untuk mempercepat pembangunan Jalan Lintas Pantai Selatan dan Jalan Tol Pejagan-Cilacap. 6. Lakukan promosi secara terus menerus akan keunggulan Cilacap di banding wilayah lain (differentiation). Dapat dilakukan kerjasama misalnya dengan Susi Air dengan menempelkan icon wisata pada badan pesawat, atau pada kereta api. Ikuti dan lakukan promosi melalui ajang-ajang nasional atau internasional. Dengan demikian kunci utama dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Cilacap adalah kreativitas Inovasi dan Promosi. Pemerintah

tidak bisa terpaku pada objek wisata yang ada sekarang. Potensi alam yang perlu dipikirkan untuk di kembangkan antara lain memadukan wisata hutan mangrove Segara Anakan dengan wisata Alam di P Nusa Kambangan. Meskipun ini memerlukan sumber biaya yang sangat besar untuk memodifikasi Segara Anakan sebagai pusat ekomina wisata. Penyediaan resort kecil ditengah hutan mangrove dan wisata keliling hutan akan dapat menarik wisman. Dipadukan dengan wisata advanture di P Nusa Kambangan serta dilanjutkan dengan wisata pantai. Perlu diaktifkan kembali jalur penyeberangan Pangandaran-Cilacap dan peningkatan akses penyeberangan ke P Nusa Kambangan dengan kapal kapal yang cantik dan menawan. Pemerintah juga dapat mulai berfikir untuk mengembangkan wisata sepeda. Jadikan Kota Cilacap sebagai Cycle City yang dapat menjadi pusat para cyclist untuk bersepeda di Kota Cilacap dan kemudian di kembangkan untuk penyedian jalur sepeda di wilayah yang ekstrim seperti di hutan wilayah Jeruklegi atau di P Nusa Kambangan. Wisata advanture ini akan memberikan nilai tambah bagi lingkungan dan masih belum ada di Indonesia. Potensi ini masih tebuka karena Kota Cilacap secara topografi datar dan belum banyak kendaraan bermotor. Perlu dimulai dari masyarakat dan para PNS menggunakan sepeda untuk aktivitas seharihari. Pemerintah perlu menyedikan lajur khusus sepeda dengan marka yang jelas dan mampu memberikan rasa nyaman dan aman di lengkapi dengan pepohonan agar rindang/mengurangi resiko pada waktu hujan. Perlu penyediaan terminal sepeda yang berfungsi juga sebagai tempat berteduh, sepeda gratis dan insentif bagi masyarakat yang menggunakan sepeda secara terus menerus. Pada tahap awal Pemkab perlu membuat suatu Masterplan Pengembangan Wisata Sepeda dan dalam implementasinya dapat bekerjasama dengan swasta atau organisasi nirlaba. Apalagi sekarang kecenderungan dunia untuk mengurangi penggunaan BBM dan peningkatan eco energy untuk aktivitas sehari-hari.

Banyak organisasi dunia yang menawarkan pengembangan transportasi sepeda. Pemkab perlu mendorong penggunaan sepeda misalnya dengan memasukkan dalam kurikulum sekolah baik secara teori maupun olahraga sepeda dan turunannya. Dengan demikian akan terjadi perubahan mental dan pandangan yang lebih positif terhadap transportasi sepeda. Selain itu, untuk mendukung Cycle City, dapat diterapkan traffic restraint pada koridor jalan tertentu sehingga hanya sepeda dan pejalan kaki yang dapat melewati korodir tersebut. Misalnya pada Jalan Ahmad Yani dan di sepanjang koridor dapat didirikan tenda café untuk makanan/minuman ringan. Aktivasi koridor ini dapat dipelopori oleh pejabat teras Pemkab Cilacap misalnya pada tiap pagi/sore, melakukan obrolan sebentar di café tersebut sebelum masuk ke kantor / pulang ke rumah. Ini akan meningkatkan hubungan pejabat publik dengan masyarakat dan menarik wisman untk menikmati susana tersebut. Selanjutnya dalam jangka menengah setelah infrastruktur jalur sepeda terbangun dapat dilakukan ajang promosi misalnya dengan melakukan Tour de Cilacap lomba sepeda untuk tingkat nasional/internasional sambil mempromosikan objek wisata lainnya. Tour ini menggabungkan jalur advanture dan jalur kota. Pada thap awal, Pemkab dapat melakukan lomba wisata sepeda dengan peserta masyarakat Cilacap dan sekitarnya. Kegiatan ini akan menimbulkan efek yang cukup besar sekurangkurangnya memperkenalkan Cilacap sebagai objek wisata selain sebagai Alcatrez Indonesia. Peningkatan sector wisata akan meningkatkan pendapatan masyarakat, memperkuat dan mengembangkan budaya yang mendukung Visi Misi Trisakti Persiden mendatang Berdikari dalam Ekonomi dan Berkepribadaian Secara Sosial Budaya. Daftar Pustaka BPS Kab Cilacap. Indikator Pembangunan Kabupaten Cilacap Tahun 2013

Dedy Gunawan, lahir di Kawunganten Cilacap, tinggal dan bekerja sebagai PNS di Jakarta Dedy mempunyai keahlian dan minat pada bidang kebijakan, strategi, pengembangan wilayah dan prasarana publik (jalan), pembiayaan dan peran swasta dalam infrastruktur publik, lingkungan, keselamatan jalan, ekonomi/keuangan dan pengembangan jalan daerah. Alamat email : dedygw@yahoo.co.id; dedyg@engineer.com