BAB III METODE PENULISAN. organisasi atau perorangan langsung dari objeknya. oleh pihak lain, yang biasanya dalam bentuk publikasi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berganti nama menjadi PN PERMINA dan setelah merger dengan PN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bidang minyak dan gas yang terletak di Jl. Medan Merdeka Timur 1A,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal

BAB 3 ANALISIS SISTEM / PROGRAM. sederhana, dimana seluruh aspek operasional dan manajemen, dipertanggungjawabkan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. PERTAMINA Persero

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah PT. PERTAMINA (PERSERO) dari tahun per tahun

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing di pasar global. Perluasan produksi yang sangat pesat telah terjadi,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT.PERTAMINA pada tahun 1961

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Profil Perusahaan

BAB III PROFIL PT PERTAMINA ( PERSERO ) MARKETING OPERATION REGION V. dari minyak dan gas. Namun saat itu, pengelolaan ladang-ladang minyak

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1975 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Oleh karena minyak dan gas

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB V PENUTUP. SPBU di Indonesia memiliki 3 (tiga) macam SPBU yaitu diantaranya COCO

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Pertamina adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. BURUNG LAUT BANDA ACEH CABANG. Perusahaan pelayaran PT. Burung Laut Banda Aceh didirikan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. pada ketentuan Perundang-undangan yang ada, maka Pedoman Pelaksanaan

PROFIL PERUSAHAAN. 2) Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Perusahaan PT Pertamina (Persero) Gambar 1.1 Logo PT Pertamina (Persero)

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. surat keputusan Gubernur Militer Sumatra Tengah pada tanggal 9 November 1948

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KEWENANGAN KABUPATEN MUSI RAWAS DIBIDANG MINYAK DAN GAS BUMI

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB V PENUTUP. kajian dalam penelitian ini dan telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 109 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB III METODE PENULISAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (supply chain management). Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Anatan dan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2005 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU

BAB II PROFIL PT. KHARISMA PEMASARAN BERSAMA NUSANTARA (KPBN) CABANG MEDAN

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usa

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Pengendalian. Pengguna. Bahan Bakar Minyak.

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 06/P/BPH Migas/III/2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYALURAN BAHAN BAKAR MINYAK

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 081 TAHUN 2014

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. merupakan tonggak awal berdirinya Bank Pembangunan Daerah (BPD) diseluruh

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 169 TAHUN 2000 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan di dunia yang memiliki wilayah

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor: 0044 TAHUN 2005.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Sejarah PT. Pertamina EP Asset 1 Lirik Field

BUPATI SERUYAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 13 TAHUN 2010 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN USAHA MINYAK DAN GAS BUMI

3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembara Negara

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

c. memantau, mengevaluasi dan menilai hasil kerja bawahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. perairan dua per tiga dari luas wilayah Indonesia. Sebagai negara

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH

TUGAS & FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUMENEP

B AB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya alam yang sangat besar pengaruhnya bagi kepentingan

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani sendiri adalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor: 0007 tahun 2005.

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendesak untuk segera di tangani bagi kehidupan manusia, karena dalam

Dinas Perhubungan Kabupaten Buleleng mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang perhubungan.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191 TAHUN 2014 TENTANG PENYEDIAAN, PENDISTRIBUSIAN DAN HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Salah satu sumber pemasukan yang paling vital yaitu perpajakan

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan fenomena yang selalu hidup dan berkembang dalam kehidupan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAHAN BAKAR. Minyak. Harga Jual Eceran.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini dunia industri berkembang dan tumbuh secara cepat,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Indonesia yang didirikan pada tanggal 10 Mei Perusahaan didirikan oleh Endang

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA ACEH

PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA PENYIMPANAN BBG (CNG), LPG, LNG

PP 58/1991, PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PELABUHAN III MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU

Transkripsi:

BAB III METODE PENULISAN 3.1 Sumber Data Berdasarkan cara memperolehnya, data dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu : 1. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari objeknya. 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk jadi dan telah diolah oleh pihak lain, yang biasanya dalam bentuk publikasi. Untuk pembahsan Prosedur pemungutan dan pelaporan PPh Pasal 22 atas penjualan BBM untuk SPBU pada PT Pertamina Terminal BBM Panjang ini diperlukan data primer dan sekunder dengan tujuan agar dapat membantu penulis dalam pembahasan dan menarik kesimpulan. Data primer mrupakan data pokok yang harus ada dan sekunder merupakan data pendukung yang dapat dipakai dalam proses penyusunan laporan Tugas Akhir, dapat juga digunakan sebagai sumber data yang diperoleh dengan melalui proses pengolahan sehingga menjadi data yang siap digunakan. Dalam laporan Tugas Akhir ini data primer yang diperlukan adalah dengan survey langsung pada lokasi kegiatan dan wawancara langsung dengan pelaku pekerjaan dalam hal ini pihak penyedia atau penjual barang serta PT Pertamina Terminal BBM

32 Panjang selaku pihak dalam pemungutan pajak, sehingga data akan lebih lengkap karena didapat langsung dari pemungut pajak. Adapun data sekunder yang diperlukan adalah peraturan-peraturan, perpustakaan FEB Unila, literatur-literatur/buku-buku, sumber internet dan laporan-laporan yang berkaitan dengan penulisan laporan Tugas akhir ini. 3.2 Metode Pengumpulan Data Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode-metode yang digunakan adalah: 1. Observasi Langsung Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) atau magang kerja ke instansi terkait sehingga bisa menilai dan melihat langsung praktek dalam dunia kerja. Dalam hal ini penulis melakukan observasi langsung ke PT Pertamina Terminal BBM Panjang. 2. Metode Wawancara Yaitu metode dengan mewawancarai pegawai PT Pertamina Terminal BBM Panjang yang dianggap mengetahui tentang pekerjaan di lapangan yang ada hubungannya dengan judul Tugas Akhir sehingga nantinya bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembahasan dan menarik kesimpulan.

33 3.3 Gambaran Umum PT Pertamina PT Pertamina adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pemasaran Bahan Bakar Minyak, PT Pertamina Depot Panjang yang berlokasi di Jalan Sumatra Kompleks Pelabuhan Panjang, dibangun oleh STANVAC pad tahun 1957 dan dioperasikan pada tahun 1960. Saat ini luas lahan yang digunakan adalah 75.325 m2 tanah daratan, dan 57.776 m2 perairan dengan status sewa dari PT PELINDO II Cabang Panjang. Jam kerja pegwai PT Pertamina dimulai pada pukul 07.00 sampai 15.30 dan hari kerja dari senin sampai Jum at. 3.3.1 Sejarah Umum PT Pertamina (Persero) TBBM Panjang PT Pertamina (Persero) TBBM Panjang merupakan salah satu depot unit pemasaran region 1B atau Unit pemasaran (Upms) II yang beralamat di Jalan Sumatera Komplek Pelabuhan Panjang, Bandar Lampung. PT Pertamina (Persero) TBBM Panjang saat ini terdapat dua lokasi yaitu Depot Existing dan Area Reklamasi. Pertamina adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company). Yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT Pertamina yang merupakan jenis depot seafeed yang dalam kegiatan operasionalnya memenuhi kebutuhan konsumen di wilayah Provinsi Lampung, dengan menerima minyak melalui jalur laut dan berlokasi di pinggiran pantai. Pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama menjadi PN Permina dan setelah merger dengan PN Pertamin di tahun 1968 namanya berubah menjadi PN Pertamina. Sejak bergulirnya Undang-Undang No. 8 Tahun 1971 sebutan perusahaan menjadi

34 Pertamina. Sebutan ini tetap dipakai setelah Pertamina berubah status hukumnya menjadi PT Pertamina (Persero) pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. PT Pertamina (Persero) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny Janis Ishak, SH No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri Hukum & HAM melalui Surat Keputusan No.C-24025 HT.01.01 pada tanggal 09 Oktober 2003. Pendirian Perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero), dan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No.12 tahun 1998 dan peralihannya berdasarkan PP No. 31 tahun 2003 Tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (Pertamina) Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Sesuai akta pendiriannya, maksud dari Perusahaan Perseroan adalah untuk menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut. 3.3.2 Tujuan, Visi dan Misi PT Pertamina (Persero) Terminal BBM Panjang Tujuan PT Pertamina (Persero) Terminal BBM Panjang yaitu menyalurkan dan memasarkan produk-produk Pertamina dalam rangka memperoleh revenue/laba dan

35 sekaligus pengemban misi pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan BBM di wilayah Lampung. 1) Visi Perusahaan PT Pertamina (Persero) TBBM Panjang menjadi perusahaan energy nasional kelas dunia. 2) Misi Perusahaan menjalankan usaha inti minyak,gas,serta energy baru dan terbarukan secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat. 3.3.3 Ruang Lingkup Kegiatan PT Pertamina (Persero) Terminal BBM Panjang PT Pertamina (Persero) Terminal BBM Panjang adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pemasaran Bahan Bakar Minyak. Ruang Lingkup kegiatan PT Pertamina (Persero) Terminal BBM Panjang antara lain : 1) Penyediaan Untuk pemenuhan kebutuhan Bahan Bakar Minyak masyarakat Lampung, PT Pertamina (Persero) Terminal BBM Panjang bekerja sama dengan kilang-kilang minyak dan Upms yang ada di Indonesia untuk menyediakan Bahan Bakar Minyak tersebut. Penyediaan Bahan Bakar Minyak yaitu dengan mengirimkan Bahan Bakar Minyak tersebut ke Depot Panjang dari kilang-kilang/upms melalui kapal tanker. Kapal Pengangkut Bahan Bakar Minyak antara lain MT. Griya Asmat, MT.Pegaden, MT.Paluh Tabuan, dll.

36 Kapal-kapal yang mengangkut Bahan Bakar Minyak tersebut sebelumnya telah diatur oleh Perkapalan yang ada di Jakarta, Perkapalan Jakarta mempunyai system dimana ia tahu akan stok-stok Bahan Bakar Minyak yang ada di Depot Panjang tidak perlu meminta Bahan Bakar Minyak karena mereka akan mengirimkan BBM tersebut. PT Pertamina hanya membayar biaya-biaya untuk pengiriman dan pembongkaran BBM tersebut. 2) Penimbunan Setibanya kapal tanker di PT Pertamina Depot Panjang, penerimaan BBM tresebut akan ditangani oleh bagian marine, kemudian marine akan berkoordinasi dengan bagian Penerimaan dan Penimbunan untuk bersiap-siap dalm menyimpan BBM tersebut. Bagian Penerimaan dan Penimbunan yang akan memberitahu ke tanki mana Bahan Bakar Minyak tersebut akan disimpan. Kemudian Bahan Bakar Minyak tersebut akan disalurkan melalui pipa-pipa yang telah dibuat oleh PT Pertamina (Persero) Terminal BBM Panjang. Pipa-pipa tersebut akan langsung disalurkan pad tanki timbun yang bermuatan 25.000 KL. Untuk BBM jenis premium pipa yang digunakan berwarna kuning, pipa untuk minyak tanah berwarna biru, pipa untuk solar berwarna abu-abu dan untuk pertamax berwarna hijau. Kemudian Bahan Bakar Minyak tersebut akan dimasukan kedalam tanki timbun PT Pertamina (Persero) TBBM Panjang. Untuk setiap jenis Bahan Bakar Minyak akan disimpan sesuai dengan jenisnya masing-masing, antara lain yaitu: a. Tanki timbun untuk premium yaitu : tanki 7,8,10,11,12,13,17, dan 18 b. Tanki timbun untuk solar yaitu : tanki 14,15, dan 16

37 c. Tanki timbun untuk pertamax yaitu : tanki 5 d. Tanki timbun untuk minyak tanah/ kerosin yaitu : tanki 1,4 dan 9 3) Penyaluran Terminal BBM PT Pertamina (Persero) Terminal BBM Panjang melakukan penyaluran dengan beberapa pihak antara lain: a. SPBU/Agen/Penyalur b. Pihak lain yaitu Industri Swasta dan BUMN Untuk penyaluran BBM pihak yang ingin membeli BBM harus menyetorkan sejumlah uang sesuai dengan pembelian BBM tersebut melalui bank-bank yang telah bekerja sama dengan PT Pertamina yaitu Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BNI, Bank Bukopin dan Bank BCA. Konsumen, pada saat menyetorkan sejumlah uang atas pembelian BBM maka, bank akan mengeluarkan SO (Sold To). SO akan keluar apabila system bank dan PT Pertamina sama, tetapi apabila system yang ada di bank dan PT Pertamina tidak sama maka bank tidak bisa mengeluarkan SO, tetapi konsumen bisa mendapatkan SO di PT Pertamina. Setelah itu mereka akan memberikan aplikasi setoran tersebut ke PT Pertamina untuk menerbitkan Loading Order (LO), dari 1 (satu) SO terdiri dari beberapa LO (Loading Order). Setelah LO keluar dari setoran tersebut. Maka Bahan Bakar Minyak tersebut akan dikirim sesuai dengan permintan SPBU/Agen/Penyalur. SPBU/Agen/Penyalur juga tidak dapat langsung meminta pengiriman BBM tersebut pada hari penyetoran karena uang yang telah disetor baru dapat diproses pada malam

38 hari. Mereka baru dapat meminta pengiriman tersebut pada hari berikutnya. Jangka waktu pengiriman BBM tersebut yaitu selama 3 hari setelah penyetoran BBM, apabila mereka belom meminta pengiriman BBM tersebut selama 3 hari maka mereka harus membuat surat perpanjangan untuk pengiriman BBM tersebut. Tetapi apabila pasokan BBM mereka telah habis maka mereka bisa mempercepat pengiriman BBM tersebut dengaan membuat Surat Perpendekan. Pembelian yang dilakukan oleh SPBU/Agen/Penyalur tidak dibatasi dalam pembelian BBM-nya, tetapi dibatasi dalam penyalurannya. Disebabkan karena selain PT Prtamina memiliki mobil tanki yang terbatas. Selain itu, PT Pertamina juga mempunyai rencana atas penyalurannya. Sedangkan dalam penyetorannya pada pihak lain yaitu Industri Swasta dan BUMN dibatasi dalam pembelian BBM-nya. Ini sesuai dengan surat perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Mekanisme atas pengiriman BBM tersebut sama seperti SPBU/Agen/Penyalur. Penyetoran yang dilakukan oleh SPBU/Agen/Penyalur, dilakukan secara tunai tetapi untuk pihak lain ada yang tunai dan ada yang kredit. Untuk menyalurkan BBM itu sendiri yaitu melalui mobil-mobil tanki ke SPBU/Agen/Penyalur. Penyetoran yang dilakukan oleh SPBU/Agen/Penyalur, dilakukan secara tunai tetapi untuk pihak lain ada yang tunai dan ada yang kredit. Untuk menyalurkan BBM itu sendiri yaitu, melalui mobil-mobil tanki ke SPBU/Agen/Penyalur.

39 3.3.4 Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero) Terminal BBM Panjang Setiap organisasi merupakan bentuk perserikatan manusia untuk dapat mencapai suatu tujuan tertentu. Organisasi sangat diperlukan oleh suatu perusahaan, mengingat bahwa semakin besar perusahaan maka akan semakin komplek kegiatannya, sehingga diperlukan suatu keselarasan aktivitas antara satuan organisasi atau keselarasan tugas antar pejabat.keselarasan tersebut menunjukn adanya koordinasi dalam mencapai tujuan serta sasaran organisasi. Struktur organisasi PT Pertamina (Persero) berbentuk linier ke bawah atau garis tugas dan wewenang pimpinan tertinggi dapat mengalir secara langsung pada bagian yang ada dibawahnya, akan tetapi setiap pekerja atau karyawan yang ada pada unit-unit organisasi akan menerima tugas dan petunjuk langsung dari masing-masing unit. Tugas dan tanggung jawab dalam masing-masing bagian struktur organisasi adalah sebagai berikut: 1. Operasional Head Tugas dan wewenang operasional Head (OH): a. Memimpin dan mengkoordinasikan jalannya perusahaan. b. Membuat perencanaan perusahaan bersama masing-masing kepala bagian. c. Mengawasi jalannya operasional perusahaan. d. Mengawasi kerja bawahan baik secara langsung maupun tidak langsung.

40 2. Pengawas Penerimaan,Penimbunan, dan Penyaluran (PPP) Tugas dan wewenang pengawas Penerimaan, Penimbunan, dan Penyaluran (PPP): a. Mengawasi proses penerimaan produk BBM b. Mengkoordinir dan membuat kebijakan penyaluran produk BBM. c. Menngatur pengiriman BBM dengan mobil tanki. d. Merencanakan penyaluran BBM ke SPBU dan Industri. e. Bertanggung jawab kepada OH. 3. Pengawas Administrasi Penjualan dan Umum Tugas dan Wewenang pengawas Administrasi Penjualan dan Umum: a. Melaksanakan kegiatan Administrasi umum, personalia, rumah dinas perusahaan, kesehatan dan administrasi kearsipan Terminal BBM Panjang. b. Menyediakan alat tulis kantor, inventaris kantor serta ketertiban administrasinya. 4. Pengawas Keuangan Tugas dan wewenang pengawas Keuangan: a. Mengawasi dan mengatur kegiatan administrasi keuangan, produk dan porter. b. Menghimpun usulan anggaran perusahaan.

41 5. Pengawas Teknik Tugas dan wewenang pengawas Teknik: a. Melaksanakan pemeriksaan terhadap operasi perusahaan dan area reklamasi dalam aspek perlindungan lingkungan. b. Memantau pelaksanaan dari tanki melalui bak tanki timbun serta melakukan pengawasan kerja tanki cleaning sampai dengan pengangkutan dan penimbunan. c. Menyiapkan alat penampung pada saat connection dari kapal. 6. Pengawas Lingkungan Keselamatan dan Ksehatan Kerja (LKKK) Tugas dan wewenang pengawas Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja: a. Menyiapkan Oil Boom dan Dispersent sewaktu kegiatan tangker discharge. b. Memantau laporan tentang pemeliharaan dan LKKK. c. Mengawasi pelaksanaan pemeliharaan LKKK. d. Pengkoordinasian, pengawasan kegiatan pemeliharaan terhadap LKKK. 7. Pengawas Marine Tugas dan wewenang pengawas Marine: a. Melaksanakan kegiatan operasi perkapalan untuk mensuplai BBM. b. Melaksanakan kegiatan administrasi dan pelayanan crew kapal. c. Mengawasi pengoperasian dan pelayanan kirim/terima berita melalui telepon dan fax serta layanan permintaan penyambungan pembicaraan melalui pesawat radio.

42 8. Pengawas Sekuriti Tugas dan wewenang pengawas Sekuriti: a. Melaksanakan kegiatan fisik/non fisik guna kelancaran operasi perusahaan. b. Pengawasan pembuatan izin masuk areal untuk pihak ke-3 sebagai akses alat control. c. Pelaksanaan upaya pengamanan lokasi Terminal BBM Panjang.