Paradigma Pemrograman Dinamis dalam Menentukan Rute Distribusi Bahan Bakar Minyak Berdasarkan Kebutuhan Penduduk di Suatu Daerah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Program Dinamis (Dynamic Programming)

Penerapan Travelling Salesman Problem dalam Penentuan Rute Pesawat

Program Dinamis (Dynamic Programming)

PENERAPAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND DALAM MENENTUKAN RUTE TERPENDEK UNTUK PERJALANAN ANTARKOTA DI JAWA BARAT

Program Dinamis. Oleh: Fitri Yulianti

Program Dinamis (dynamic programming):

Penerapan Program Dinamis Pada Sistem Navigasi Otomotif

Penentuan Lintasan Terbaik Dengan Algoritma Dynamic Programming Pada Fitur Get Driving Directions Google Maps

Pemanfaatan Algoritma Program Dinamis dalam Pendistribusian Barang

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #10 Ganjil 2015/2016 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

Penentuan Rute Terbaik pada Permainan Taxi Rider

Design and Analysis Algorithm. Ahmad Afif Supianto, S.Si., M.Kom. Pertemuan 09

Program Dinamis Sebagai Algoritma Dalam Link State Routing Protocol

Penerapan Program Dinamis dalam Menentukan Rute Terbaik Transportasi Umum

Aplikasi Shortest Path dengan Menggunakan Graf dalam Kehidupan Sehari-hari

Pencarian Lintasan Terpendek Jalur Pendakian Gunung dengan Program Dinamis

Penyelesaian Sum of Subset Problem dengan Dynamic Programming

Penerapan Sirkuit Hamilton dalam Perencanaan Lintasan Trem di ITB

Penerapan TSP pada Penentuan Rute Wahana dalam Taman Rekreasi

Aplikasi Graf dalam Rute Pengiriman Barang

Penghematan BBM pada Bisnis Antar-Jemput dengan Algoritma Branch and Bound

Analisis Pengimplementasian Algoritma Greedy untuk Memilih Rute Angkutan Umum

Penentuan Rute Belanja dengan TSP dan Algoritma Greedy

Strategi Permainan Menggambar Tanpa Mengangkat Pena

Penerapan Program Dinamis untuk Optimisasi Taktik Pit Stop F1

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT

Pencarian Lintasan Terpendek Pada Aplikasi Navigasi Menggunakan Algoritma A*

METODE BRANCH AND BOUND UNTUK MENEMUKAN SHORTEST PATH

Perbandingan Algoritma Dijkstra dan Algoritma Floyd-Warshall dalam Penentuan Lintasan Terpendek (Single Pair Shortest Path)

Pencarian Jalur Terpendek Pada Sistem Jaringan Komputer Menggunakan Algoritma Program Dinamis

Aplikasi Graf pada Penentuan Jadwal dan Jalur Penerbangan

Aplikasi Algoritma Branch and Bound dalam Pencarian Solusi Optimum Job Assignment Problem

Penerapan Algoritma Greedy dalam Optimasi Keuntungan Perusahaan Pengiriman Barang

Penentuan Menu Makan dengan Pemrograman Dinamis

Penerapan Algoritma Branch and Bound untuk Penentuan Jalur Wisata

Deteksi Wajah Menggunakan Program Dinamis

Branch & Bound. Bahan Kuliah IF2211 Strategi Algoritma Rinaldi Munir & Masayu Leylia Khodra

Penerapan Algoritma Program Dinamis dalam Penjadwalan Pengerjaan Sekumpulan Tugas Pelajar

Penerapan Algoritma Branch and Bound pada Penentuan Staffing Organisasi dan Kepanitiaan

Journal of Informatics and Technology, Vol 1, No 1, Tahun 2012, p

Graf. Bekerjasama dengan. Rinaldi Munir

Penerapan Algoritma Branch and Bound pada Perancangan Jalur Bandros

Pencarian Jalur Terpendek dengan Menggunakan Graf dan Greedy dalam Kehidupan Sehari-hari

Optimalisasi Susunan Tempat Duduk Kereta Api Menggunakan Algoritma Greedy dan Program Dinamis

Implementasi Pencocokan String Tidak Eksak dengan Algoritma Program Dinamis

Eksplorasi Algoritma Brute Force, Greedy, dan Dynamic Programming untuk Persoalan Integer Knapsack

Algoritma Branch & Bound untuk Optimasi Pengiriman Surat antar Himpunan di ITB

Penerapan Algoritma Greedy dalam Penyetokan Barang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Penyelesaian Persoalan Penukaran Uang dengan Program Dinamis

MODUL I PROGRAM DINAMIS

Pengaturan Pilihan Makanan untuk Memenuhi Kebutuhan Kalori dengan Algoritma Pemrograman Dinamis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Penerapan Algoritma Branch and Bound untuk Optimasi Rute Penempelan Poster di Papan Mading ITB

Penyelesaian Traveling Salesperson Problem dengan Menggunakan Algoritma Semut

MateMatika Diskrit Aplikasi TI. Sirait, MT 1

Analisa Keputusan Manajemen dengan Pemrograman Dinamis

Penyusunan Jarkom HMIF ITB dengan Menggunakan Algoritma Branch and Bound

Pengaplikasian Graf dan Algoritma Dijkstra dalam Masalah Penentuan Pengemudi Ojek Daring

STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC DAN ANT COLONY SYSTEM DALAM PEMECAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

PENYELESAIAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) MENGGUNAKAN ALGORITMA RECURSIVE BEST FIRST SEARCH (RBFS)

BAB III ALGORITMA GREEDY DAN PROGRAM DINAMIS

Penyelesaian Traveling Salesman Problem dengan Algoritma Heuristik

Implementasi Pemrograman Dinamis dalam Pencarian Solusi Permainan Menara Hanoi

Penerapan Algoritma Branch and Bound dalam Pemacahan Travelling Salesman Problem (TSP) dalam Graf Lengkap

Penyelesaian TSP Simetris dengan Algoritma Greedy Dua Arah

Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf

Penggunaan Metode Branch And Bound With Search Tree

Penerapan Dynamic Programming pada sistem GPS (Global Positioning System)

APLIKASI TEORI PRIM DALAM MENENTUKAN JALUR MUDIK

Penerapan Pohon Keputusan pada Pemilihan Rencana Studi Mahasiswa Institut Teknologi Bandung

PENERAPAN ALGORITMA GREEDY UNTUK PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI BANTUAN PASCA BENCANA ALAM

Aplikasi Teori Graf dalam Permainan Instant Insanity

MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK SUATU GRAF BERBOBOT DENGAN PENDEKATAN PEMROGRAMAN DINAMIS. Oleh Novia Suhraeni 1, Asrul Sani 2, Mukhsar 3 ABSTRACT

Aplikasi Algoritma Greedy pada Optimasi Pelaksanaan Misi dalam Permainan Assassins Creed : Revelations

Penerapan Pohon dengan Algoritma Branch and Bound dalam Menyelesaikan N-Queen Problem

Penerapan Program Dinamis dalam Menentukan Kegiatan Olahraga dengan Pembakaran Kalori Optimal

Algoritma Branch & Bound

Matematika Diskret (Graf II) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

PENENTUAN RUTE TERPENDEK MENUJU KAMPUS MENGGUNAKAN ALGORITMA DYNAMIC PROGRAMMING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

Aplikasi Pohon Merentang Minimum dalam Rute Jalur Kereta Api di Pulau Jawa

Perancangan Sistem Transportasi Kota Bandung dengan Menerapkan Konsep Sirkuit Hamilton dan Graf Berbobot

Penyelesaian Permainan Sliding Puzzle 3x3 Menggunakan Algoritma Greedy Dengan Dua Fungsi Heuristik

Aplikasi Branch and Bound Pada Pencarian Jalan Pada Software Navigasi

Penerapan Pewarnaan Graf dalam Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas

PENGGUNAAN GRAF SEBAGAI SOLUSI TRANSPORTASI SAAT INI

Penerapan Greedy pada Jalan Jalan Di Bandung Yuk! V1.71

Branch and Bound untuk Rute Terpendek Tur Pengenalan Labtek V Gedung Benny Subianto Chita Najmi Nabila /

BAB III ALGORITMA BRANCH AND BOUND. Algoritma Branch and Bound merupakan metode pencarian di dalam ruang

Perencanaan Kebijakan Penggantian Alat Masak Paling Optimal pada Usaha Restoran dengan Menggunakan Program Dinamis

Penggabungan Algoritma Brute Force dan Backtracking dalam Travelling Thief Problem

ANT COLONY OPTIMIZATION

Menentukan Titik Evakuasi Selanjutnya bagi Sekelompok Regu Tim SAR dengan Algoritma Branch and Bound

Penerapan Algoritma Program Dinamis pada Penyejajaran Sekuens dengan Algoritma Smith Waterman

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pencarian Solusi Optimal dalam Permainan Congklak dengan Program Dinamis

Aplikasi Divide and Conquer pada Perkalian Large Integer untuk Menghitung Jumlah Rute TSP Brute Force

Penerapan Algoritma BFS dan DFS dalam Mencari Solusi Permainan Rolling Block

Transkripsi:

Paradigma Pemrograman Dinamis dalam Menentukan Rute Distribusi Bahan Bakar Minyak Berdasarkan Kebutuhan Penduduk di Suatu Daerah Aditya Agung Putra (13510010) 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia 1 adityaagungputra@students.itb.a.id Abstrak - Makalah ini membahas pemodelan untuk distribusi BBM dari beberapa lokasi penyimpanan BBM menuju daerah-daerah di Indonesia. Wilayah mana saja yang akan dikunjungi selama distribusi bergantung kepada beberapa faktor seperti tingkat penggunaan BBM di daerah tersebut dan jarak daerah tersebut dari daerah sebelumnya. Jika tingkat penggunaan BBM di suatu daerah tinggi, maka distribusi ke daerah tersebut harus diprioritaskan. Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah jalur transportasi untuk mendistribusikan BBM tersebut, haruslah dipilih rute yang paling efisien untuk meminimalisir biaya transportasi. Perlu diingat bahwa sumber BBM kini tidak dapat diproduksi sebanyak yang diharapkan masyarakat sehingga penggunaannya harus tepat sasaran. Sumber penghasil BBM pun bukan hanya dari kilang minyak nasional saja, terdapat juga minyak mentah hasil impor dari negara luar dan didistribusikan mulai dari wilayah pelabuhan. Pemilihan jalur transportasi distribusi BBM ini, darimanapun dimulainya menerapkan paradigma pemrograman dinamis dimana penentuan jalur terpendek berikutnya juga didasarkan pada pilihan yang diambil sebelumnya. Karena implementasi pemrograman dinamis berbeda dengan algoritma Greedy yang senantiasa mengambil rute terpendek dari tiap tahap. Pemrograman dinamis juga menentukan jalur terpendek berdasarkan rangkaian keputusan yang diambil sebelumnya dan tetap berpikir optimal untuk tahap berikutnya. Kata kuni - distribusi BBM, optimalisasi, Pemrograman Dinamis, TSP I. PENDAHULUAN Bahan bakar minyak (BBM) masih menjadi kebutuhan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersbeut didukung oleh fakta bahwa walaupun sudah ditemukan banyak energi alternatif yang lebih murah dan ramah lingkungan, aktivitas-aktivitas pada industri dan transportasi masih saja menggunakan banyak porsi dari BBM ini. Penggunaan BBM di Indonesia menemukan masalahnya ketika tidak digunakan seara tepat sasaran. Seperti yang kita ketahui, bahan bakar fosil di Indonesia kian menipis dan teknologi untuk memproduksi energi terbarukan belum dikembangkan dengan baik. Selain itu, penggunaan BBM yang berlebihan juga mengakibatkan subsidi yang dikeluarkan pemerintah untuk konsumsi BBM semakin tinggi. Dengan begitu, setiap BBM yang dihasilkan di Indonesia, baik dari kilang minyak ataupun impor harus didistribusikan seara efektif dan efisien ke semua daerah yang membutuhkannya. Dalam distribusinya, dibutuhkan juga biaya operasional yang rendah. Biaya operasional ini dapat dioptimalkan dengan memperkeil jarak yang ditempuh selama distribusi BBM. Selama mendistribusikan BBM dari suatu kilang minyak, hendaknya kita memiliki strategi untuk meminimalisasi jarak transportasi dengan memilih daerahdaerah mana saja yang akan dikunjungi lebih dahulu. Semua daerah nantinya akan dikunjungi mulai dari wilayah yang dekat dengan kilang minyak tersebut hingga kembali lagi ke kilang semula. Inti dari persoalan ini adalah meminimalisir jarak rute distribusi yang dimulai dari suatu kilang minyak atau pelabuhan ke semua daerah yang membutuhkan BBM dan kembali lagi ke kilang minyak asal. Persoalan ini tentunya analog dengan Travelling Salesperson Problem (TSP) yang salah satunya dapat diselesaikan dengan paradigma pemrograman dinamis. Penulis merasa bahwa paradigma pemrograman dinamis dapat menghasilkan rute distribusi terpendek dan lebih efektif dari algoritma Greedy yang lebih sederhana untuk diterapkan. II. TEORI DASAR A. Sirkuit Hamilton Dalam konteks graf, dikenal istilah sirkuit Hamilton. Sirkuit Hamilton adalah rangkaian lintasan pada suatu graf yang mampu melewati semua titik pada graf tersebut dan kembali lagi ke titik asal. Semua titik pada graf tersebut tepat dilewati sekali keuali titik awal perjalanan yang juga dilalui di akhir rute. Jika lintasan tersebut mampu melewati semua titik pada graf tetapi tidak kembali lagi ke titik semua, lintasan tersebut disebut lintasan Hamilton.

yang memiliki total panjang rute minimum dari sekian pilihan sirkuit Hamilton tersebut. Bermaam-maam algoritma dapat digunakan untuk menentukan sirkuit Hamilton dari suatu graf lengkap. Mulai dari exhaustive searh seara mengenumerasi semua sirkuit yang mungkin didapat, algoritma runut balik (baktraking), algoritma branh and bound baik dengan metode matriks tereduksi maupun setengah bobot tur lengkap, hingga pemrograman dinamis yang akan dibahas dalam bagian berikutnya. Gambar 1 Contoh graf Hamilton beserta sirkuit Hamilton(sumber: http://kuliahmsi.blogspot.om/2010/07/lintasan-dan-sirkuithamilton.html) Pada gambar diatas misalnya, kita dapat menemukan lintasan Hamilton yaitu rute b--d-e-f-a-g-b. Karena rute tersebut mampu kembali ke titik awal, maka dapat dikatakan bahwa lintasan yang disebutkan diatas adalah sirkuit Hamilton. Syarat ukup bagi suatu graf memiliki sirkuit Hamilton adalah setiap titik (simpul) dari graf tersebut memiliki derajat paling sedikit n dimana n merupakan banyak 2 simpul dari graf tersebut. Sirkuit Hamilton ini pasti dapat ditemukan di setiap graf lengkap. Dan pada graf tersebut sirkuit Hamilton yang dapat ditemukan adalah sebanyak (n- 1)!/2. B. Travelling Salesperson Problem Persoalan pedanagn keliling (Travelling Salesperson Problem - TSP) merupakan persoalan yang ukup terkenal dalam topik graf. Persoalan ini mula-mula dimodelkan dengan seorang pedagang yang berkeliling mengunjungi sejumlah kota yang jarak antarkotanya diketahui. Pedagang tersebut harus menari rute terpendek yang dimulai dari titik asal pedagang tersebut, melewati semua kota, dan kembali lagi ke titik asal. Representasi jarak antarkota pada persoalan diatas tentunya adalah graf lengkap berbobot. Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, pada graf lengkap dengan n titik, kita bisa menemukan (n-1)!/2 sirkuit Hamilton. Kita ukup membandingkan sirkuit mana saja C. Pemrograman Dinamis Pada pemeahan masalah optimasi dengan paradigma pemrograman dinamis, solusi diuraikan menjadi sekumpulan tahap dimana solusi dari tiap-tiap tahap saling optimal dan dapat dipandang sebagai serangkaian keputusan yang saling berkaitan. Pada penyelesaian dengan metode ini terdapat sejumlah berhingga pilihan yang mungkin, solusi pada setiap tahap yang dibangun dari hasil solusi tahap sebelumnya, dan prasyarat optimasi dan kendala yang membatasi sejumlah pilihan yang harus dipertimbangkan di setiap tahapnya. Metode pemrograman dinamis ini mengingatkan kita pada algoritma Greedy. Hanya saja, pada algoritma Greedy pengambilan keputusan di setiap tahap didasarkan hanya pada informasi lokal sehingga tidak selalu bekerja dengan baik pada permasalahan yang lebih global. Berbeda dengan pemrograman dinamis yang menganut prinsip optimalitas. Prinsip ini mengatakan bahwa jika kita bekerja dari tahap k ke tahap k+1 dengan pilihan optimal dari tahap k. Prinsip ini tentunya mengembangkan penarian solusi seara exhaustive searh dengan mengabaikan pilihan yang tidak mengarah ke solusi optimal. Prinsip tersebut juga membuat pengambilan keputusan di suatu tahap merupakan keputusan yang benar untuk tahap-tahap selanjutnya. Tentunya pada pemrograman dinamis ini akan terdapat lebih dari satu rangkaian keputusan. Pada pemrograman dinamis, persoalan terbagi dalam beberapa tahap yang di setiap tahapannya hanya diambil satu keputusan. Masing-masing tahap terdiri dari sejumlah status yang berhubungan dengan tahap tersebut. Hasil yang diambil pada setiap tahap ditransformasikan kembali menjadi status untuk tahap berikutnya. Ongkos yang dihasilkan pada suatu tahap meningkat seara teratur. Pada metode ini, terdapat hubungan rekursif yang mengidentifikasikan keputusan terbaik untuk setiap status dan memberlakukan prinsip optimalitas. Terdapat dua pendekatan dalam pemrograman dinamis yaitu program dinamis maju dna program dinamis mundur. Kedua pendekatan ekuivalen dan menghasilkan solusi optimum yang sama. Hanya saja runtutan keputusan untuk program dinamis maju adalah x 1, x 2,, x n sedangkan pada pendekatan seara mundur, sebaliknya. Seara umum terdapat empat langkah dalam memnembangkan algoritma program dinamis yaitu pendefinisian struktur solusi optimal, definisi rekursif nilai

solusi optimal, penghitungan solusi optimal seara maju atau mundur, dan konstruksi solusi optimal. Pada akhir dari transportasi masing-masing. Peta lokasi antarkota tersebut digambarkan dalam peta berikut ini: Gambar 2 Peta kota Cilaap dan sekitarnya diambil dari googlemaps program dinamis ini, mungkin terdapat lebih dari satu Untuk jarak antarkota, akan digunakan data berikut penyelesaian. (jarak dituliskan dalam satuan kilometer): D. Pendefinisian Persoalan Travelling Salesperson Problem Menggunakan Program Dinamis Pada permasalahan Travelling Salesperson Problem (TSP), jarak antardaerah didefinisikan sebagai graf berbobot. Misalkan setiap daerah ditandai dengan nomor 1, 2,, n. Misalkan pula perjalanan dimulai dari daerah 1 hingga kembali lagi ke daerah 1. Perjalanan pasti melewati setiap simpul pada V-{1,k} tepat sekali. Jika perjalanan tersebut optimal maka lintasan dari titik k ke 1 juga menjadi lintasan k ke 1 yang terpendek. Misalkan f(i, adalah bobot lintasan terpendek yang berawal di i yang melalui semua simpul pada S dan berakhir pada simpul 1. Nilai f(1, v - {1}) adalah bobot perjalanan terpendek. Berdasarkan prinsip optimalitas tersebut, diperoleh hubungan rekursif berikut: f ( 1 V {1}) min{ 1 k f ( k, V {1, k})} Untuk hubungan basis dan rekurensnya, dari persamaan sebelumnya diperoleh: ( i,{}) untuk 2 i n (basis) f 1 i (rekurens) III. PEMBAHASAN Lokasi kilang minyak yang akan dimodelkan pada penarian rute distribusi BBM kali ini adalah kilang minyak di Cilaap, Jawa Tengah. Pada persoalan kali ini, dari Cilaap, BBM akan didistribusikan kembali ke kotakota yang terletak disekitar Cilaap seperti Purwokerto, Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen. Pada kota-kota tersebut, BBM yang sudah disalurkan akan disalurkan kembali untuk digunakan dalam keperluan industri dan Jarak Cila ap Purwok erto Purbali ngga Banjarne gara Kebu men Cilaap 0 61 81 132 94 Purwoke 61 0 20 69 75 rto Purbalin 81 20 0 49 95 gga Banjarne 132 69 49 0 114 gara Kebume n 94 75 95 114 0 Tabel 1 Potongan jarak antarkota wilayah Jawa Tengah Untuk berikutnya, akan digunakan indeks berikut untuk menyebutkan daftar kota yang ada pada lingkup persoalan kali ini: Kota Indeks Cilaap 1 Purwokerto 2 Purbalingga 3 Banjarnegara 4 Kebumen 5 Tabel 2 Indeks tiap kota dalam persoalan kali ini Perjalanan distribusi BBM tentunya dimulai dari kota Cilaap (1). Dengan begitu, kita dapat melakukan tahaptahap penarian tiap jalur berikutnya sebagai berikut: Tahap 1: Menggunakan rumus basis: {}) 1 i dimana 2 i n. Dalam hal ini juga untuk tahap berikutnya, nilai n adalah 5 karena banyak kota yang akan dikunjungi pada tur lengkap adalah 5. Melalui rumus basis tersebut, didapat:

f (2,{}) 61 f (3,{}) 81 f (4,{}) 132 f (5,{}) 94 Pada tahap kedua, digunakan formula rekurens pertama yaitu: dimana banyak anggota dari S adalah 1. Pada operasi hitung yang dilakukan, diperoleh: f (2,{3}) min{ f (3,{})} min{20 81} 101 f (2,{4}) min{ f (2,{5}) min{ f (3,{2}) min{ f (3,{4}) min{ f (3,{5}) min{ f (4,{2}) min{ f (4,{3}) min{ f (4,{5}) min{ f (5,{2}) min{ f (5,{3}) min{ 23 24 25 32 34 35 42 43 45 52 53 f (4,{})} min{69 132} 201 f (5,{})} min{75 94} 169 f (2,{})} min{20 61} 81 f (4,{})} min{49 132} 181 f (5,{})} min{95 94} 189 f (2,{})} min{69 61} 130 f (3,{})} min{49 81} 130 f (5,{})} min{114 94} 208 f (2,{})} min{75 61} 136 f (3,{})} min{95 81} 176 f (5,{4}) min{ 54 f (4,{})} min{114 132} 246 Pada tahap ketiga, digunakan formula rekurens sebagai berikut: dimana banyak anggota dari S adalah 2. Pada operasi hitung yang dilakukan, diperoleh hasil yang dinyatakan pada tabel berikut ini: min{ f ( j, min ij f (2,{3,4}) min{20+181, 69+130} 199 f (2,{3,5}) min{20+189, 75+176} 209 f (2,{4,5}) min{69+208, 75+246} 277 f (3,{2,4}) min{20+201, 49+130} 179 f (3,{2,5}) min{20+169, 95+136} 189 f (3,{4,5}) min{49+208, 95+246} 257 f (4,{2,3}) min{69+101, 49+81} 130 f (4,{2,5}) min{69+169, 114+136} 238 f (4,{3,5}) min{49+189, 114+176} 238 f (5,{2,3}) min{75+101, 95+81} 176 f (5,{2,4}) min{75+201, 114+130} 244 f (5,{3,4}) min{95+181, 114+130} 244 Tabel 3 Nilai fungsi optimasi pada tahap ketiga Pada tahap keempat, digunakan formula rekurens sebagai: dimana banyak anggota dari S adalah 3. Hasil perhitungan bobot dari tahap keempat dituliskan dalam tabel berikut: min{ f ( j, min f (2,{3,4,5}) min{20+257, 69+238, 75+244} f (3,{2,4,5}) min{20+277, 49+238, 95+244} f (4,{2,3,5}) min{69+209, 49+189, 114+176} f (5,{2,3,4}) min{75+199, 95+179, 114+130} ij 277 287 238 244 Tabel 4 Nilai fungsi optimasi pada tahap keempat Pada tahap kelima, berdasarkan persamaan awal diperoleh f (1,{2,3,4,5}) min{ 13 14 15 12 f (2,{3,4,5}), f (3,{2,4,5}), f (4,{2,3,5}), f (5,{2,3,4})} min{338,368,370,338} 338 Dengan demikian bobot rute perjalanan distribusi BBM dari kota Cilaap dan berakhir di titik yang sama adalah 338 km. Terdapat 2 lintasan yang memiliki bobot tersebut yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 1 dan 1, 5, 4, 3, 2, 1. Terlihat bahwa kedua rute tersebut hanyalah berbeda arahnya saja. Walaupun seara intuitif, dari peta yang ditunjukkan memang terlihat jelas bahwa rute minimum didapat seara melingkar dari kota Cilaap, tetapi dengan pemrograman dinamis ini, optimasi rute tersebut dapat dibuktikan seara tegas. Saat ternyata solusi optimal yang dihasilkan sejumlah bilangan genap (dalam persoalan kali ini adalah 2), solusi tersebut adalah ekuivalen karena rute yang dihasilkan adalah kebalikan dari rute lainnya. Dalam persoalan berikutnya, jika ternyata jalan antara dua kota yang merupakan jalur terpendek memiliki jalan yang kurang baik untuk dilewati, sebaiknya pemerintah kota memperbaikinya karena dapat meningkatkan efisiensi distribusi BBM. IV. KESIMPULAN Dari uraian sebelumnya tentang penerapan paradigma pemrograman dinamis, kita dapat menarik beberapa kesimpulan, diantaranya adalah: 1. Paradigma pemrograman dinamis dapat diimplementasikan dalam penarian solusi optimal dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya dengan menari rute terpendek pada suatu perjalanan yang berawal dan berakhir pada titik yang sama.

2. Penarian rute distribusi BBM menggunakan program dinamis mungkin memberikan lebih dari satu solusi permasalahan dan akan sellau memberikan solusi yang lebih optimal dibandingkan penggunaan algoritma Greedy. 3. Pemilihan rute distribusi BBM berdasarkan paradigma pemrograman dinamis dapat memberi usulan pengembangan pembangunan jalan terhadap dua wilayah terpilih yang jaraknya lebih dekat bila dilalui langsung. V. REFERENSI [1] Munir, Rinaldi, Matematika Diskrit. Bandung: Penerbit Informatika, 2004. [2] Munir, Rinaldi, Diktat Kuliah IF 3051 Strategi Algoritma. Bandung: Program Studi Teknik Infomatika Institut Teknologi Bandung, 2009. [3] Peta Jarak Antar Kota di Provinsi Jawa, URL: http://kusmoro.blogspot.om/2012/04/peta-jarak-antar-kota-di-provjawa.html, diakses tanggal 21 Desember 2012, 13.00 [4] Jarak Antar Kota, URL: http://www.sribd.om/do/100392353/jarak-antar-kota, diakses tanggal 21 Desember 2012, 13.00 WIB Aditya Agung Putra/13510010 VI. UCAPAN TERIMA KASIH Selama pembuatan makalah ini penulis ingin menguapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini: 1. Pengajar matakuliah IF 3051, pak Rinaldi Munir dan Ibu Masayu Leylia Khodra yang sudah mengajarkan maam-maam penyelesaian masalah optimasi selama satu semester ini. 2. Penulis materi tentang program dinamis di dunia maya yang sudah memberikan referensi yang ukup terhadap penyelesaian makalah ini. 3. Panitia kompetisi OSN Pertamina 2011 yang sudah memberikan inspirasi tentang permasalahan distribusi BBM sehingga saya memilih topik yang bersangkutan pada makalah kali ini. PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa makalah yang saya tulis ini adalah tulisan saya sendiri, bukan saduran, atau terjemahan dari makalah orang lain, dan bukan plagiasi. Bandung, 21 Desember 2012