BAB I PENDAHULUAN. Engagement sering kali dipandang sebagai kunci untuk mengangkat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia adalah mendapatkan orang-orang terbaik dan. mempertahankannya. Pemilik atau pemimpin perusahaan akan mudah

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, PROFESIONALISME, KOMITMEN ORGANISASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di jaman modern seperti sekarang ini, listrik menjadi kebutuhan yang amat

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

UMIYATI A

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan dapat bekerja dengan baik apabila memiliki kinerja yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Di saat keadaan ekonomi tidak menentu khususnya di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan organisasi dan masyarakat disebut sebagai integrasi dalam. manajemen sumber daya manusia.

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 1, Edisi Februari 2013 (ISSN : ) EMPAT DISIPLIN MENJADI ORGANISASI YANG SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. Proyek konstruksi merupakan suatu industri yang melibatkan kerjasama yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah hal yang menjadi topik penting dalam setiap penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, keinginan pelanggan, pesaing, nilai-nilai sosial, serikat

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. TUNGGAL DARA INDONESIA DI WONOGIRI SKRIPSI

DASAR KOMUNIKASI DAN PERAN PEMIMPIN KRISTEN DI DALAMNYA

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) TERHADAP. PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (Persero) APJ DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun. pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan organisasi mengatasi berbagai tantangan dan berhasil

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor sentral dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dan tuntutan dunia kerja yang semakin tinggi. Manusia sebagai sumber

PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. MONDRIAN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. semakin baiknya kualitas bangsa tersebut. Di Indonesia pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan oleh perusahaan adalah ketenagakerjaan (workforce) (Carnegie, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu. diberikan melalui pendidikan formal di sekolah maupun di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Gelar S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : SITI ANA MISROKHAH A

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu mengahadapi tantangan dari luar maupun dari dalam perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat mengambil keputusan

BAB 2 TINJAUAN REFERENSI

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk menilai sukses tidaknya pemimpin itu. dilakukan antara lain dengan mengamati dan mencatat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pengelolaan sumber daya manusia telah ditandai pergeseran

INDIVIDU. Chapter 13

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Para manajer memiliki peran strategis dalam suatu organisasi. Peran

2015 HUBUNGAN FAMILY SUPPORTIVE SUPERVISORY BEHAVIORS DAN TRUST IN SUPERVISOR DENGAN EMPLOYEE ENGAGEMENT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam faktor, baik

II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah cara untuk

PROFESSIONAL IMAGE. Budaya Kerja Humas yang Efektif. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan kinerja karyawan menurun. Penurunan kinerja karyawan akan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

BAB II LANDASAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kankan Sopyan, 2016

BAB I PENDAHULUAN. aset perusahaan yang bernapas atau hidup disamping aset aset lain

BAB I PENDAHULUAN Secara sederhana Flavell mengartikan metakognisi sebagai knowing

BAB I PENDAHULUAN. demokrafi, geografis, jenis bisnis, lingkungan bisnis, serta dampak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kepempinan Transaksional (X1), Kepemimpinan Transformasional (X2) dan

RIKA HAPSARI B

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis, tidak lepas dari kinerja individu. Dalam hubungan ini faktor

BAB I PENDAHULUAN. karena di lembaga inilah setiap anggota masyarakat dapat mengikuti proses

Manusia di dalam kehidupannya sehari-hari tidak lepas dari kehidupan. berorganisasi, manusia akan selalu untuk hidup bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Semangat Kerja. Mathis (2002) mengatakan masalah semangat kerja di dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. terkandung informasi yang dapat memberikan bahan pertimbangan bagi para

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Jika seorang pemimpin berusaha untuk mempengaruhi perilaku

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, kenyataannya, banyak rintangan yang dilalui. menjawab dalam menghadapi perubahan-perubahan ini.

Leadership Karakteristik, Kompetensi, Perilaku

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan multinasional. Beberapa perusahaan telah mendirikan pabrik-pabrik baru di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu lembaga kearah yang lebih baik merupakan. Dan keinginan setiap individu yang berada di dalam lembaga tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi memaksa setiap organisasi berupaya menciptakan keunggulankeunggulan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komunikasi semakin kompleks dan sangat penting dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Didunia usaha keberadaaan seorang pemimpin dalam organisasi sangat

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting karena manusia merupakan penggerak utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perekonomian salah satunya ditunjang oleh lapangan usaha

BAB I PENDAHULUAN. tersebut antara komponen yang satu dengan yang lain harus bekerja sama. tujuan suatu organisasi dapat diwujudkan.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini adalah masa era Globalisasi, MEA dan kemajuan teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan tersebut dalam mencapai tujuannya. Pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. adalah mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan oleh pejabat-pejabat pemerintahan. Itu merupakan satu jenis

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI MATERI KE-3

BAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab 6 Kesimpulan dan Saran

BAB II KAJIAN TEORI. maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian. Begitu juga terhadap mata pelajaran PKn.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I- Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan harus dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini kecerdasan emosi telah diakui sebagai salah satu aspek yang

Pengertian Kepemimpinan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Untuk memenangkan persaingan, perusahaan harus mampu. memberikan kepuasan kepada para pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. terampil dan berkepribadian serta siap berperan dalam pembangunan nasional. Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kepemimpinan merupakan hubungan antara pemimpin dengan bawahannya yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang selalu berubah dengan cepat. Keadaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. lakukan adalah memuaskan karyawan. Dengan kata lain you can not create

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dalam bekerja tentunya ia akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap

BAB I PENDAHULUAN. seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Engagement sering kali dipandang sebagai kunci untuk mengangkat organisasi ke tingkat yang lebih tinggi dalam perusahaan untuk menjalankan dan mecapai bisnis yang sukses (Corace, Charles J, 2007). Di dalam organisasi, employee engagement merupakan kekuatan utama untuk mencapai tujuan organisaasi (Corace, Charles J, 2007). Menurut Gallup (2001) Employee engagement adalah ikatan kerja yang melibatkan karyawan secara penuh dan mau benar-benar terikat dalam suatu organisasi. Ikatan kerja melibatkan karyawan secara penuh atau keseluruhan, baik secara kognitif, atau secara emosi terlibat, karena dalam employee engagement dua hal tersebut secara penuh dilibatkan untuk membentuk hubungan yang penuh arti. Employee engagement melibatkan seorang pekerja yang secara penuh terlibat dalam pekerjaannya, sehingga orang tersebut mempunyai tanggungjawab yang besar terhadap pekerjaannya. Employee engagement adalah ikatan kerja yang secara penuh melibatkan diri pada suatu pekerjaan secara penuh, bertanggung jawab bukan hanya pada pekerjaannya saja, mau mengutamakan pekejaan, bekerja dengan sungguh-sungguh, menyelesaikan pekerjaan dengan tidak menunda-nunda dan menggunakan jam kerja sebagaimana mestinya. Untuk mencapai tujuan suatu organisasi, employee engagement merupakan hal yang sangat dibutuhkan. 1

Disisi lain Khan (1990) menyatakan perikatan karyawan memusat pada pengalaman secara psikologis tentang pekerjaan dan konteks kerja membentuk proses dari orang-orang yang aktif dan tidak aktif selama mereka bekerja. Untuk meningkatkan ikatan kerja harus ada ikatan yang kuat antara karyawan dan pemimpin. Karyawan yang semakin dilibatkan dalam suatu kegiatan organisasi akan lebih merasa terikat pada suatu organisasi tersebut (Khan, 1990). Dalam pengertian lain, karyawan yang dirinya dilibatkan atau ikut terlibat pada suatu kegiatan diorganisasinya akan merasa bahwa dirinya dibutuhkan dan punya peran penting dalam organisasi, sehingga dengan adanya dukungan secara psikologis dan fisik akan berpengaruh pada dirinya, sehingga merasa benar-benar terikat pada organisasi tersebut. Agar karyawan lebih terikat dalam pekerjaannya, maka harus ada dukungan dari pemimpin, dan hubungan dengan pemimpin yang kuat, terutama dalam hal komunikasi. Komunikasi menurut Octavianus (1986) adalah, proses pertukaran dan penyampaian ide dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi merupakan bagian yang penting dalam kehidupan kerja, hal ini mudah dipahami, sebab komunikasi yang tidak baik bisa mempunyai dampak yang luas terhadap kehidupan organisasi, misalnya konflik antar pegawai, dan sebaliknya komunikasi yang baik akan dapat meningkatkan rasa saling pengertian, kerjasama dan juga kepuasan kerja. Mengingat yang bekerjasama dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan merupakan sekelompok sumber daya manusia dengan berbagai karakter, maka komunikasi yang terbuka haruslah dikembangkan dengan baik. Dengan demikian masing-masing karyawan dalam organisasi mengetahui 2

tanggung jawab dan wewenag masing-masing, sehingga dapat lebih engage dalam bekerja. Pada dasarnya dalam suatu organisasi, komunikasi sangat dibutuhkan antara pemimpin dan bawahannya atau karyawan, terutama pemimpin, yang nantinya dapat dijadikan teladan bagi karyawan, seharusnya pemimpin mampu berinteraksi atau berkomunikasi dengan baik kepada karyawannya, sehingga karyawan dapat berkomunikasi dengan baik pula kepada pemimpin, sehingga antara atasan dan bawahan terdapat hubungan interaksi timbal balik yang baik terutama dalam hal komunikasi, sehingga karyawan merasa engage dengan pekerjaannya, kemudian dapat mewujudkan tujuan organisasi perusahaan. Menurut Octavianus, (1986) komunikasi kepemimpinan adalah, proses dan transaksi pengiriman pesan secara dua arah, yaitu dari pemimpin kepada mereka yang dikomunikasii dan sebaliknya. Secara signifikan komunikasi merupakan suatu proses yang melibatkan pengirim informasi yang memulai proses, dan melibatkan penerima yang melengkapi keterikatan dalam suatu proses terjadinya komunikasi tersebut (Sujak, 1990: 85, 86). Auer dalam Shaw (2005) mengatakan bahwa, komunikasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu, intern dan ekstern. Intern yaitu hubungan komunikasi dengan langsung atau tatap muka, sedangkan ekstern yaitu hubungan atau komunikasasi jarak jauh. Komunikasi ekstern adalah komunukasi yang menggunakan alat komunikasi tertentu, misalnya telephone, e-mail, atau fax dan lain sebagainya. 3

Seperti yang telah dikatakan Junaedi (2006) bahwa, Keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya berhubungan dengan peranan seorang pemimpin. Berangkat dari teori Multiple Intelligence, Howard Gardner dari Universitas Harvard menemukan bahwa seorang pemimpin memiliki linguistic intelligence (kecerdasan berbahasa), artinya seorang pemimpin dapat memakai bahasa, baik dengan kata-kata maupun tulisan, untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Memang tidak semua pemimpin memiliki tingkat kecerdasan yang sama, akan tetapi kecakapan dalam berkomunikasi bisa diperoleh melalui belajar (Octavianus, 1986). Kunci keberhasilan seorang pemimpin dalam berkomunikasi adalah, kejernihan pikiran dan kejelasan akan apa yang hendak disampaikan, bukan sekedar kalimat-kalimat yang tak jelas maknanya (Octavianus, 1986). Selain itu, tanpa keterampilan mendengar aktif, pemimpin pasti akan melewatkan untuk bertindak sebagai pembimbing bagi bawahannya yang sedang kesulitan. Pemimpin yang tidak terampil dalam mendengar aktif berpeluang untuk membuntukan aliran komunikasi dengan pesan-pesan yang tidak tepat, dan karena itu kehilangan kesempatan untuk membantu bawahannya untuk menyelesaikan suatu masalah dan mengembangkan wawasan baru, atau mendapatkan pemecahan yang baik (Gordon, 1994: 92). Untuk meningkatkan engagement karyawan, pemimpin harus meningkatkan komunikasi, aktif berinteraksi, dan menanggapi pembicaraan karyawan, karena dengan terbiasanya berkomunikasi dan berinteraksi antara pimpinan dengan karyawan maka akan menimbulkan rasa keberanian karyawan untuk berbicara menyampaikan pendapat atau inspirasinya kepada pemimpin, sehingga karyawan merasa bahwa dirinya 4

sangat dibutuhkan dan diperhatikan di dalam organisaasi tersebut, maka dengan sendirinya karyawan ini merasa bahwa dirinya sangat terikat dalam tanggung jawabnya sebagai seorang pekerja atau karyawan. Selain itu karyawan yang mempunyai kompetensi komunikasi yang baik akan mampu memperoleh dan mengembangkan tugas yang diembannya, sehingga tingkat employee engagement menjadi semakin meningkat. Komunikasi memegang peranan penting dalam menunjang kelancaran aktivitas karyawan di perusahaan, dan sangat berpengaruh dengan employee engagement. Seorang pemimpin yang ingin memperbaiki kemampuannya guna mempengaruhi pihak lain, perlu mengerti dirinya sendiri, bawahannya, situasi dimana sekelompok bekerja dan teknik-teknik komunikasi dengan apa dilaksanakan memiliki pengaruh (Winardi, 1990: 84). Dengan adanya hubungan komunikasi yang baik antara pemimpin dan karyawan, diharapkan akan meningkatkan engagement karyawan dalam suatu perusahaan atau organisasi sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan. Berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin mengetahui apakah komunikasi pemimpin yang diterapkan pada suatu organisasi akan memiliki pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan employee engagement. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel karyawan PT. PLN Klaten sebagai obyek penelitian. PT. PLN adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, yaitu pembangkit listrik yang terletak di jalan Perintis Kemerdekaan no. 3A, Kabupaten Klaten, provinsi Jawa Tengah. Topik ini diteliti di PT. PLN karena ingin mengetahui bagaimanakah hubungan komunikasi PT. PLN dengan 5

employee engagement, karena melihat perusahaan PLN adalah perusahaan milik negara (BUMN) yang sangat besar dan berkembang yang dilatar belakangi pada suatu artikel Gallup (2001) yang megatakan bahwa, dalam manajemen index perikatan karyawan, terdapat 54% karyawan yang tidak terikat (tidak engaged) pada pekerjaannya. Salah satu dampak dari banyaknya prosentase karyawan (54%) tersebut adalah kurangnya komunikasi antara pemimpin dan karyawan. Dari latar belakang diatas, bagaimanakah prosentase tingkat employee engagement PT. PLN Klaten, adakah hubungannya antara employee engagement dengan komunikasi pemimpin, jika ada bagaimanakah hubungannya. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi masalah yang akan diteliti adalah: Bagaimanakah hubungan komunikasi kepemimpinan dengan employee enggement PT. PLN? C. Batasan Masalah Agar tujuan dari peneletin ini terfokuskan pada permasalahan yang akan dibahas dan tidak menyimpang dari tujuan awal, maka peneliti memberikan beberapa batasan. Batasan masalah dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Komunikasi kepemimpinan Definisi komunikasi kepemimpinan menurut Octavianus (1986) adalah, proses pertukaran dan penyampaian informai dan ide dari seseorang kepada orang lain. Definisi yang lain menjelaskan komunikasi dalam 6

kaitannya dengan kepemimpinan adalah, sebagai suatu proses dan transaksi pengiriman pesan secara dua arah, yaitu dari pemimpin kepada mereka yang dipimpin, dan sebaliknya. Menurut Sujak (1990: 85) komunikasi diartikan sebagai suatu proses transfer informasi beserta pemahamannya dari suatu fihak kepada fihak lain melalui alat-alat berupa simbol-simbol yang penuh arti. Suatu komunikasi paling tidak merupakan suatu media tukar menukar ide, sikap nilai-nilai, opini-opini, dan fakta-fakta. Menurut O Leary (2001: 27) komunikasi adalah kemampuan dalam menyampaikan informasi, pemikiran, dan ide-ide sehingga dapat dipahami dengan memuaskan oleh seseorang atau sekelompok pendengar. Dimensi komunikasi kepemimpinan yang diteliti dalam penelitian ini akan mengarah pada tiga hal, sebagaimana dilakukan pemimpin kepada karyawannya, menurut Shaw (2005): a. Time (Waktu) b. Willingness (Kemauan) c. Skills (Kemampuan) 2. Employee engagement Definisi employee engagement menurut Thatcher (2005) adalah Perikatan yang membentuk suatu prioritas bisnis atau kunci dalam bisnis. perikatan juga bisa dihubungkan untuk meningkatkan hasil bisnis, kepemimpinan harus lebih dulu melatih agar persisnya tau orang-orang yang bagaimana, yang diperlukan untuk lebih dilibatkan dalam organisasi, menemukan dan mengenali orang yang memilki rasa kepemilikan yang lebih 7

pada perusahaan dan memiliki intelektual tentang perikatan di dalam melibatkan untuk meningkatkan hasil bisnis. Engagement bisa dikatakan sebagai orang yang memiliki secara penuh, terlibat penuh pada sutu organisasi, bertanggung jawab dan benar-benar tulus, serius dalam bekerja. Menurut Susanto (2006) Sejatinya employee engagement memiliki tingkatantingkatan atau memiliki 4 aspek, yaitu: a. Kognitif b. Emotional (afektif ) c. Konatif d. Perilaku D. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui hubungan komunikasi kepemimpinan terhadap employee engagement PT. PLN E. Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan atau bisnis. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi manajemen dan pemimpin perusahaan dalam membangun atau meningkatkan mengenai employee engagement melalui gaya komunikasi yang tepat.. 3. Akademi. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bacaan yang bermanfaat dalam menambah pengetahuan atau wawasan, khususnya dalam 8

bidang SDM (sumber daya manusia), yang berkaitan dengan employee engagement. F. Kerangka Penelitian Tinggi rendahnya tingkat employee engagement sangat dipengaruhi oleh pemimpin, dalam hal ini menyangkut masalah komunikasi antara pimpinan dan karyawan. Komunikasi kepemimpinan sangat dibutuhkan dan merupakan alat penting untuk mencapai tujuan organisasi. Jika komunikasi antara bawahan dan atasan seimbang maka akan terjalin sebuah kerjasama yang baik, dan karyawan merasa bahwa dirinya mempunyai ikatan kerja yang kuat dalam perusahaan tersebut. Strategi komunukasi kepemimpinan menurut Shaw (2005:14) mencakup tiga aspek. Tiga aspek tersebut mempunyai pengaruh antara komunikasi pemimpin terhadap employee engagement, tiga aspek tersebut adalah, 1) time 2) willingness 3) skills. Hubungan komunikasi pemimpinan yang diteliti mengacu pada tiga aspek diatas. Karyawan yang mempunyai hubungan komunikasi yang kuat terhadap pemimpinnya biasanya akan mempengaruhi tingginya tingkat employee engagement yang menurut Susanto (2006) terdiri dari empat aspek yaitu, kognitif, emotional (afektif), konatif, perilaku. 9