ANALISIS PENGARUH KINERJA PELAYANAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN RUMAH SAKIT BOGOR MEDICAL CENTER. Oleh YUSRI CHAERONIZA H

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial,

III. METODE PENELITIAN

BAB II URAIAN TEORITIS

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian suatu tujuan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Menurut

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB 2 TINJAUN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Didalam penelitian ini, adapun teori teori yang mendukung atas judul

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Penggunaan Rasio Keuangan (BAB 1) Astried P. ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Obyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Graha Husada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pos Indonesia (Persero)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

INDIKATOR KINERJA UTAMA

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian laporan keuangan adalah suatu laporan yang berisikan informasi seputar

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 KINERJA KEUANGAN PADA KANTOR PUSAT CREDIT UNION KELING KUMANG BERDASARKAN RASIO SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II URAIAN TEORITIS. aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

Transkripsi:

ANALISIS PENGARUH KINERJA PELAYANAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN RUMAH SAKIT BOGOR MEDICAL CENTER Oleh YUSRI CHAERONIZA H 24096065 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

ANALISIS PENGARUH KINERJA PELAYANAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN RUMAH SAKIT BOGOR MEDICAL CENTER SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh YUSRI CHAERONIZA H24096065 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Judul Penelitian Nama NIM : Analisis Pengaruh Kinerja Pelayanan Terhadap Kinerja Keuangan pada RS Bogor Medical Center : Yusri Chaeroniza : H24096065 Disetujui oleh, Dosen Pembimbing Ir. Budi Purwanto, ME. NIP 19630751994031003 Diketahui oleh, Ketua Departemen Dr. Mukhammad Najib, STP, MM. NIP 197606232006041001 Tanggal Lulus:

ii

RINGKASAN YUSRI CHAERONIZA. H24096065. Analisis Pengaruh Kinerja Pelayanan Terhadap Kinerja Keuangan pada RS. Bogor Medical Center. Di bawah bimbingan BUDI PURWANTO. Perkembangan IPTEK di bidang kesehatan dan persaingan yang semakin tinggi menyebabkan rumah sakit di kota Bogor harus mempertahanakan keberadaanya. RS Bogor Medical Center sebagai salah satu rumah sakit di kota Bogor juga turut berjuang menghadapi persaingan ini, aspek yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah aspek finansial dan aspek non finansial, dari sisi keuangan bahan yang diteliti yaitu laporan keuangan dan dari aspek non finansial yaitu dari indikator kinerja pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Untuk mengidentifikasi kinerja pelayanan dan kinerja keuangan RS Bogor Medical Center selama periode 2010 sampai dengan 2012.(2) Untuk menganalisis kinerja keuangan RS Bogor Medical Center dalam mendukung kelancaran proses pelayanan rumah sakit selama periode 2010 sampai dengan 2012.(3) Untuk menganalisis pengaruh kinerja pelayanan rumah sakit terhadap kinerja keuangan RS Bogor Medical Center selama periode 2010 sampai dengan 2012. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang telah dikumpulkan untuk dianalisis dan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Data yang dikumpulkan merupakan data yang akurat, seluruhnya bersumber dari data manajemen rumah sakit Bogor Medical Center. Dalam implementasinya, data sekunder merupakan data utama yang akan digunakan sebagai analisis. Alat analisis dalam penelitian ini yang digunakan untuk mengolahan data adalah analisis deskriptif dan Path Analysis atau analisis jalur dengan bantuan software Minitab 14. Hasil penelitian yang diperoleh menyatakan bahwa kinerja pelayanan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja keuangan. Peningkatan kinerja pelayanan searah dengan peningkatan kinerja keuangan. Angka R square mengartikan bahwa sebesar 33,5 % keragaman kinerja keuangan dapat dijelaskan oleh kinerja pelayanan sedangkan sisanya sebesar 66,5 % dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model ini. Sementara itu, variabel teramati kinerja pelayanan yang paling berkontribusi adalah TOI dengan nilai signifikansi 24,85 dan variabel teramati untuk kinerja keuangan yang paling banyak dipengaruhi adalah Rasio Hutang dengan nilai signifikansi 18,70. Faktor faktor lain yang mempengaruhi Kinerja keuangan dapat dipengaruhi dari pelayanan rawat jalan seperti penunjang medis (Laboratorium, Radiologi dan Fisioterapi), IGD dan Poliklinik, Penambahan fasilitas pada unit rawat jalan pada tahun 2012 juga sangat membantu dalam peningkatan jumlah pasien rawat jalan. i

ii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 28 Juli 1980. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan H. Zaenal Abidin dan Hj. Nining Nuryani. Penulis mengawali pendidikan di TK Ad-Dakwah daerah Kelapa Gading pada tahun 1985. Kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Impres Kelapa Gading Jakarta Utara pada tahun 1986 hingga tahun 1992. Pendidikan tingkat menengah pertama diselesaikan penulis di SMP Negeri 170 Pegangsaan Jakarta pada tahun 1995. Penulis melanjutkan pendidikan menengah atas dan masuk program IPA di SMA Negeri 45 Jakarta dan lulus pada tahun 1998. Penulis melanjutkan pendidikan Diploma 3 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Jurusan Manajemen Informasi Kesehatan dan Rekam Medis dan lulus pada tahun 2001. Setelah lulus Diploma penulis bekerja pada perusahaan otomatif yaitu PT. DaimlerChrysler Indonesia di Imam Bonjol Jakarta di bagian Sales Commercial Vehicles selama hampir tiga tahun. Kemudian, pada tahun 2004 penulis diterima bekerja di Rumah Sakit Bogor Medical Center di bagian Rekam Medis sampai pada saat ini. Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Sarjana Alih Jenis Manajemen di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. ii

iii KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Kinerja Pelayanan Terhadap Kinerja Keuangan Pada RS Bogor Medical Center. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan oleh berbagai pihak. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi rumah sakit, penulis, dan seluruh pihak yang berkepentingan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat kekurangan, sehingga saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan. Penulis berharap penelitian yang dilakukan dapat diterima dan bermanfaat bagi seluruh pihak yang berkepentingan. Bogor, Juli 2014 Penulis iii

iv UCAPAN TERIMA KASIH Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah mendapatkan sumbangan pikiran, bimbingan, dukungan, dorongan dan doa dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Bapak Ir. Budi Purwanto, ME. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, menuntun, mengarahkan dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran. 2. Ibu Farida Ratna Dewi, SE., MM. dan Ibu Dra. Hj. Siti Rahmawati, MPd. yang telah meluangkan waktu sebagai dosen penguji. 3. Bapak, Mamah dan kakak-adik tercinta yang senantiasa memberikan kasih sayang, doa dan dukungan baik moril maupun materil serta bantuan teknis maupun non teknis tanpa henti kepada penulis. 4. Erik Sanjaya, Nayla dan Naira Yasmine Kencana suami dan anak anak tercinta yang telah meluangkan waktu untuk membantu dan memberi dorongan agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 5. Segenap pimpinan dan pegawai RS Bogor Medical Center yang telah memaklumi dan memberikan izin kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 6. Staf Pendidik dan Staf Kependidikan Program Sarjana Alih Jenis Departemen Manajemen, FEM IPB. 7. Hestia, Sutrisno, Rinni, Susan, Mela, Delta, Ruri, Rista, dan teman teman rekam medis RS BMC, yang telah memberikan semangat dan dukungan moril agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 8. Pihak-pihak lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, namun sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. iv

v DAFTAR ISI RINGKASAN... i RIWAYAT HIDUP... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 3 1.3. Tujuan Penelitian... 3 1.4. Manfaat Penelitian... 4 1.5. Ruang Lingkup Penelitian... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA... 5 2.1. Rumah Sakit... 5 2.1.1 Jenis Pelayanan Kesehatan... 5 2.1.2 Indikator Pelayanan Rumah Sakit... 6 2.2. Kinerja Keuangan... 7 2.3. Laporan Keuangan... 8 2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan... 8 2.3.2 Tujuan Laporan Keuangan... 9 2.3.3 Pihak yang berkepentingan terhadap Laporan Keuangan... 10 2.3.4 Analisis Laporan Keuangan... 11 2.3.5 Metode dan Teknik Analisa Laporan Keuangan... 12 2.4. Analisis Rasio... 14 2.4.1 Rasio Likuiditas... 15 2.4.2 Rasio Leverage... 15 2.4.3 Rasio Aktivitas... 16 2.4.4 Rasio Profitabilitas... 16 2.5. Penelitian Terdahulu... 17 III. METODE PENELITIAN... 19 3.1. Kerangka Pemikiran... 19 3.2. Hipotesis... 20 3.3. Waktu dan Lokasi Penelitian... 21 3.4. Jenis dan Sumber Data... 22 3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data... 22 3.5.1 Indikator Pelayanan Rumah Sakit... 22 v

vi 3.5.2 Analisis Rasio... 24 3.5.3 Analisis Regresi Jalur (Path Analyzes)... 27 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 29 4.1. Gambaran Umum RS Bogor Medical Center... 29 4.2. Perkembangan Kinerja Pelayanan RS Bogor Medical Center... 34 4.2.1 Rawat Inap... 34 4.2.2 Rawat Jalan... 38 4.3. Perkembangan Kinerja Keuangan RS Bogor Medical Center... 38 4.3.1 Perkembangan Neraca... 39 4.3.2 Perkembangan Rugi Laba... 40 4.4 Analisis Rasio Keuangan RS Bogor Medical Center... 41 4.4.1 Rasio Likuiditas... 42 4.4.2 Rasio Leverage ( Rasio Hutang )... 45 4.4.3 Rasio Aktivitas... 47 4.4.4 Rasio Profitabilitas... 51 4.5. Analisis Pengaruh Kinerja Pelayanan Terhadap Kinerja Keuangan... 54 4.5.1 Pengaruh Kinerja Pelayanan terhadap Kinerja Keuangan... 54 4.5.2 Analisis Model Struktural... 56 KESIMPULAN DAN SARAN... 59 1. Kesimpulan... 59 2. Saran... 60 DAFTAR PUSTAKA... 61 vi

vii DAFTAR GAMBAR 1. Kerangka pemikiran.... 21 2. BOR : Sumber data kegiatan RS BMC tahun 2010 2012 35 3. ALOS : Sumber data kegiatan RS BMC tahun 2010-36 2012.. 4. TOI : Sumber data kegiatan RS BMC tahun 2010-2012 37 5. BTO : Sumber data kegiatan RS BMC tahun 2010-2012... 37 6. Kunjungan rawat jalan 38... 7. Perkembangan aktiva RS 40 BMC... 8. Perkembangan kewajiban dan ekuitas RS BMC.... 40 9. Perkembangan laporan rugi laba RS BMC 41. 10. Perkembangan rasio likuiditas RS. Bogor Medical Center 43. 11. Perkembangan rasio hutang RS. Bogor Medical Center... 45 12. Perkembangan rasio aktivitas RS. Bogor Medical Center... 47 13. Perkembangan average collection period RS. Bogor Medical 50 Center... 14. Perkembangan rasio profitabilitas RS. Bogor Medical Center 51... 15. Spesifikasi model diagram jalur... 54 vii

viii DAFTAR TABEL 1. Jumlah kunjungan rawat inap, gawat darurat, poliklinik dan 2 penunjang medis RS BMC tahun 2010-2012.. 2. Data jumlah tempat tidur RS BMC tahun 2010-2012... 31 3. Kinerja Pelayanan RS BMC tahun 2010-2012... 34 4. Hasil analisis rasio keuangan RS BMC tahun 2010-42 2012.. 5. Perhitungan current ratio RS BMC... 43 6. Perhitungan cash ratio RS BMC... 44 7. Perhitungan quick ratio RS BMC. 45 8. Perhitungan debt ratio RS BMC... 46 9. Perhitungan total debt to equity ratio RS BMC... 47 10. Perhitungan total assets turn over RS BMC.. 48 11. Perhitungan receivable turnover RS 49 BMC. 12. Perhitungan inventory turnover RS BMC.. 49 13. Perhitungan average collection period RS BMC... 50 14. Perhitungan net profit margin RS BMC... 51 15. Perhitungan gross profit margin RS BMC... 52 16. Perhitungan rate of return on total assets RS BMC. 53 17. Perhitungan rate return on net worth RS BMC 53 18. Hasil uji T- 55 hitung 19. Analisis varians kinerja pelayanan terhadap kinerja 56 keuangan... viii

ix DAFTAR LAMPIRAN 1. Neraca RS Bogor Medical Center Tahun 2010... 63 2. Neraca RS Bogor Medical Center Tahun 2011... 64 3. Neraca RS Bogor Medical Center Tahun 2012... 65 4. Laporan rugi laba RS Bogor Medical Center Tahun 2010... 66 5. Laporan rugi laba RS Bogor Medical Center Tahun 2011... 67 6. Laporan rugi laba RS Bogor Medical Center Tahun 2012... 68 7. Rasio keuangan... 69 8. Indikator pelayanan... 70 9. Korelasi antar variabel... 71 ix

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu, teknologi dan informasi yang begitu cepat membuat rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan harus mengikuti perkembangan yang ada. Rumah sakit sebagai salah satu organisasi yang memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat juga harus mampu menerapkan manajemen yang baik termasuk mengevaluasi, menilai prestasi kerjanya sehingga tujuan dapat dicapai dengan baik dan rumah sakit mampu menghadapi ketatnya persaingan. Dengan kemajuan ilmu dan teknologi pula, pendekatan peningkatan mutu pada saat ini lebih dikaitkan dengan penilaian outcome dari pelayanan. Kinerja rumah sakit merupakan suatu dimensi utama dari mutu pelayanan RS, untuk menilai kinerja rumah sakit diperlukan indikator. Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2005 tentang indikator kinerja rumah sakit, terdapat 6 (enam) indikator yaitu BOR (Bed Occupancy Rate), ALOS (Average Length of Stay), TOI (Turn Over Interval), BTO (Bed Turn Over), NDR (Net Death Rate), dan GDR (Gross Death Rate). NDR dan GDR bertujuan untuk menggambarkan angka kematian, sehingga hanya memberikan gambaran pelayanan mutu di rumah sakit. Untuk mengetahui tingkat hunian pasien digunakan analisa Bed Occupancy Rate (BOR), dampak dari perkembangan BOR yang rendah berakibat kepada rendahnya pendapatan jasa perawatan. Rendahnya jasa perawatan mempengaruhi secara keseluruhan pendapatan rumah sakit. Sehingga dalam memandang dan menilai perkembangan serta kemajuan suatu rumah sakit tidak hanya dengan cara menganalisis dari aspek non finansial saja, tetapi juga harus dilihat dari aspek finansial. Salah satu rumah sakit swasta di Bogor yang harus mempertahankan eksistensinya yaitu rumah sakit Bogor Medical Center yang berdiri sembilan tahun lalu oleh beberapa dokter spesialis di bogor. Berikut data jumlah kunjungan pasien RS BMC periode 2010 2012:

2 Tabel 1. Jumlah kunjungan rawat inap, gawat darurat, poliklinik dan penunjang medis RS Bogor Medical Center Tahun 2010-2012 Jenis Layanan Jumlah Pasien 2010 2011 2012 Rawat Inap 7.238 7.260 8.017 Gawat Darurat 23.959 25.759 30.255 Poliklinik 54.547 61.434 68.001 Penunjang Medis : (Lab, Radiologi, Fisioterapi) 46.060 46.247 51.923 Sumber : Laporan Kegiatan RS BMC, Tahun 2010-2012 Berdasarkan Tabel 1, peningkatan jumlah pasien di tahun 2011 yang tidak signifikan dibandingkan tahun 2010 dan adanya penambahan tempat tidur pada tahun 2011 menyebabkan BOR rumah sakit Bogor Medical Center tahun 2011 mengalami penurunan. Peningkatan juga terlihat pada kunjungan pada gawat darurat, poliklinik, penunjang medis dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Sedangkan pada aspek finansial, dilihat dari laporan keuangan rumah sakit. Laporan Keuangan yang merupakan produk akhir dari suatu proses akuntansi adalah salah satu sumber informasi yang sangat diperlukan, baik oleh pihak intern maupun ekstern perusahaan. Adapun kepentingan pihakpihak tersebut adalah sebagai berikut : Pertama, bagi pimpinan perusahaan Laporan Keuangan akan sangat berguna terutama untuk membantu pelaksanaan perencanaan dan pengendalian jalannya perusahaan serta akan berguna untuk memecahkan masalah-masalah keuangan terutama masalah yang berkaitan dengan likuiditas dan profitabilitas. Kedua, pemilik, terutama berkepentingan terhadap prospek pengembangan perusahaan dimasa mendatang, khususnya dalam kemampuan menghasilkan laba dan pembagian keuntungannya. Ketiga, bagi kreditur atau calon kreditur, berkepentingan untuk melihat kemampuan perusahaan membayar pinjaman dan bunganya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Keempat, pihak pemerintah - dalam hal ini Jawatan Pajak - sangat berkepentingan dengan laporan keuangan terutama dalam menetapkan berapa besarnya pajak yang harus dibayar oleh perusahaan. Analisis terhadap laporan keuangan akan sangat besar manfaatnya bagi pihak manajemen guna mengetahui sampai seberapa jauh perkembangan

3 dan kemajuan yang telah dicapai jika ditinjau dari aspek finansialnya, dan hal inipun akan memudahkan bagi pihak luar dalam menentukan kebijaksanaan yang berkaitan dengan perusahaan. Analisis yang digunakan pada aspek keuangan dalam penelitian adalah analisis rasio. Analisis rasio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba. Hal ini menarik perhatian penulis untuk menganalisis lebih jauh tentang pengaruh kinerja pelayanan RS BMC terhadap kinerja keuangan, apakah tingkat pelayanan seimbang dengan kinerja keuangan yang baik dan sebaliknya apakah dari segi keuangan mendukung proses kelancaran pelayanan. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti ANALISIS PENGARUH KINERJA PELAYANAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN RUMAH SAKIT BOGOR MEDICAL CENTER. 1.2. Perumusan Masalah Pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kinerja pelayanan dan kinerja keuangan RS Bogor Medical Center selama periode 2010 sampai dengan 2012? 2. Bagaimana kinerja keuangan RS Bogor Medical Center dalam mendukung kelancaran proses pelayanan rumah sakit selama periode 2010 sampai dengan 2012? 3. Bagaimana pengaruh kinerja pelayanan rumah sakit terhadap kinerja keuangan RS Bogor Medical Center selama periode 2010 sampai dengan 2012? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan diadakan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengidentifikasi kinerja pelayanan dan kinerja keuangan RS Bogor Medical Center selama periode 2010 sampai dengan 2012.

4 2. Untuk menganalisis kinerja keuangan RS Bogor Medical Center dalam mendukung kelancaran proses pelayanan rumah sakit selama periode 2010 sampai dengan 2012. 3. Untuk menganalisis pengaruh kinerja pelayanan rumah sakit terhadap kinerja keuangan RS Bogor Medical Center selama periode 2010 sampai dengan 2012. 1.4. Manfaat Penelitian Diharapkan dengan adanya penelitian ini membawa manfaat bagi pihakpihak: 1. Bagi RS Bogor Medical Center Dengan adanya hasil penelitian, perusahaan akan dapat mengetahui posisi dan perkembangan serta sebagai dasar pengambilan keputusan bagi manajemen perusahaan dimasa-masa mendatang. 2. Bagi Para Praktisi Studi penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pembanding dalam menganalisis kinerja pelayanan dan kinerja keuangan di rumah sakit. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Laporan keuangan yang dianalisis dalam penelitian ini difokuskan pada laporan neraca dan laporan laba rugi perusahaan dengan menggunakan metode analisis rasio (likuiditas, leverage/hutang, aktivitas, dan profitabilitas). Walaupun indikator rawat inap mempunyai 6 indikator (Depkes RI, 2005), namun penulis hanya menggunakan empat indikator pelayanan rumah sakit rawat inap yaitu BOR, ALOS, TOI, BTO karena NDR dan GDR hanya menggambarkan jumlah angka kematian saja. Data penelitian ini adalah data selama tiga tahun, yaitu tahun 2010 sampai dengan data tahun 2012, yang kemudian data dianalisis untuk diketahui pengaruh antara kedua aspek.

5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rumah Sakit Rumah sakit yang dalam bahasa Inggris disebut Hospital, berasal dari bahasa latin yaitu Hospitium dikenal juga dengan nama ZH atau Zieken Huis yang dalam bahasa Belanda artinya rumah orang sakit. Beragam pengertian rumah sakit diantaranya : 1. UU RI No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan : Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat. 2. Perhimpunan RS seluruh Indonesia (PERSI) : Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang telah ditentukan dan diatur oleh peraturan perundang-undangan Negara RI. 2.1.1 Jenis Pelayanan Kesehatan Berdasarkan tingkatannya menurut UU RI No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, pelayanan kesehatan dibagi menjadi 3, yaitu: 1. Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan dasar. 2. Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan tingkat kedua adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan spesialistik 3. Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan tingkat ketiga adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan sub spesialistik. Dalam memberikan pelayanan yang baik dan bermutu, rumah sakit harus mempunyai sejumlah biaya yang memadai dan biaya ini menjadi masalah dan tantangan rumah sakit yang harus disikapi dengan cermat oleh pihak manajemen (Jacobalis, 2000).

6 Tantangan dalam menghadapi perubahan dilingkungan dalam adalah ketidaksiapan SDM, keterbatasan sarana dan prasarana, buruknya sistem yang ada dan keterbatasan biaya sedangkan faktor luarnya adalah pengaruh pemilik, pasar yang berubah ubah, melemahnya kepercayaan pasar terhadap produk dan menurunnya kepercayaan pemasok. Selain tantangan keuangan, tantangan rumah sakit lainnya adalah adanya kenaikan harga, laju inflasi yang meningkat yang antaralain disebabkan oleh kenaikan gaji, kenaikan permintaaan, transisi epidemiologis, kemajuan ilmu dan teknologi dan perubahan pola pelayanan kesehatan. (Feldstein, 1993) 2.1.2 Indikator Pelayanan Rumah Sakit Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap, yaitu: 1. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur). BOR menurut Huffman (1994) adalah the ratio of patient service days to inpatient bed count days in a period under consideration. Sedangkan menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005). 2. ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat). ALOS menurut Huffman (1994) adalah The average hospitalization stay of inpatient discharged during the period under consideration. ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes,2005).

7 3. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran). TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. 4. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur). BTO menurut Huffman (1994) adalah...the net effect of changed in occupancy rate and length of stay. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali/ Tahun. 5. NDR (Net Death Rate) NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 2 x 24 jam atau 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. 6. GDR (Gross Death Rate) GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar. 2.2. Kinerja Keuangan Menurut Bastian (2006) menjelaskan bahwa : Kinerja adalah gambaran tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategi (strategic planning) suatu organisasi. Jadi kinerja adalah suatu alat yang digunakan untuk mengetahui kesehatan suatu perusahaan, alat utamanya untuk mengetahui sehatnya suatu perusahaan adalah laporan keuangan. Menurut Mahsun (2006), kinerja keuangan menjelaskan bahwa: kinerja merupakan suatu manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Dapat disimpulkan bahwa kinerja diukur dengan cara : (a) menentukan tujuan, sasaran, dan strategi organisasi, (b) merumuskan indikator dan ukuran kinerja, (c)

8 mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran-sasaran organisasi, (d) evaluasi kerja. Definisi kinerja keuangan menurut Sawir (2003) menjelaskan bahwa: Kinerja keuangan merupakan suatu proses atau perangkat proses untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan, dengan cara pengambilan keputusan secara rasional dengan menggunakan alat-alat analisis tertentu. Analisis kinerja keuangan ini dapat dilakukan baik oleh pihak eksternal maupun pihak internal perusahaan. Berdasarkan beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa kinerja keuangan merupakan prestasi yang dihasilkan atau yang dicapai oleh suatu perusahaan dibidang keuangan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan pada bidang tersebut. 2.3. Laporan Keuangan 2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan Untuk membahas manajemen keuangan, tidak bisa terlepas dari laporan keuangan. Kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, oleh karena itu perlu pembahasan singkat mengenai laporan keuangan. Kasmir (2008) berpendapat bahwa: Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Menurut Sutrisno (2007) laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama, yakni (1) Neraca dan (2) Laporan Laba-Rugi. Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu laporan keuangan merupakan informasi yang penting bagi berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan yang bersangkutan, dan merupakan suatu produk akhir dari proses kegiatan kegiatan akuntansi dalam suatu usaha serta dapat dijadikan sebagai bahan penguji dalam pengerjaan menganalisis pembukuan dan menilai posisi keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu, karena berisi semua informasi tentang keadaan keuangan serta hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan.

9 Laporan keuangan yang disusun oleh manajemen menurut Baridwan (2004) biasanya terdiri dari: 1. Neraca yaitu laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang disebut pasiva. 2. Laporan laba rugi yaitu laporan yang menunjukkan hasil usaha dan biaya biaya selama periode akuntansi. Laporan rugi laba kadangkadang disebut laporan penghasilan atau laporan pendapatan dan biaya merupakan laporan yang menunjukkan kemajuan keuangan perusahaan dan juga tali penghubung dua neraca yang berurutan. 3. Laporan perubahan modal, yaitu laporan yang menunjukkan sebabsebab perubahan modal dari jumlah awal periode menjadi jumlah modal pada akhir periode. 4. Laporan perubahan posisi keuangan (Statement of changes in financial position), menunjukkan arus dana dan perubahan-perubahan dalam posisi keuangan selama tahun buku yang bersangkutan. Pada dasarnya laporan keuangan yang utama terdiri dari neraca dan laporan laba rugi. Sedangkan laporan keuangan lainnya seperti laporan perubahan modal, laporan arus kas, laporan sebab-sebab perubahan laba kotor serta daftar-daftar lainnya hanya merupakan laporan pelengkap yang sifatnya memberikan penjelasan lebih lanjut. Dua jenis laporan keuangan yang sering dipakai adalah Neraca (Balance Sheet) dan Laporan Laba Rugi (Income Statement). 2.3.2 Tujuan Laporan Keuangan Menurut Sutrisno (2007) laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam mengambil keputusan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut antara lain manajemen, pemilik, kreditor, investor dan pemerintah. Kasmir (2008) memiliki beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu:

10 1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu. 4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu. 5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada aktiva, pasiva, dan modal perusahaan. 6. Memberikan informasi tentang kinerja perusahaan dalam suatu periode. 7. memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan. 8. Informasi keuangan lainya. Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat diketahui kondisi keuangan secara menyeluruh. 2.3.3 Pihak yang berkepentingan terhadap Laporan Keuangan Penyajian Laporan Keuangan serta analisisnya akan sangat berguna bagi pihak-pihak tertentu yang berhubungan langsung dengan perusahaan. Pihak - pihak yang dimaksud tersebut adalah: 1. Pemilik Perusahaan Pemilik perusahaan berkepentingan terhadap Laporan Keuangan untuk dapat menilai sukses atau tidaknya para manajer yang diberi kepercayaan untuk mengendalikan dan memimpin perusahaannya. 2. Manajemen Perusahaan Dengan diterbitkannya Laporan Keuangan, manajemen perusahaan dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan serta dapat menyusun suatu rencana dan kebijaksanaan yang lebih baik. 3. Investor, Bank ataupun Kreditor Dengan membaca Laporan Keuangan yang diterbitkan perusahaan, mereka dapat menentukan prospek keuntungan perusahaan di masa

11 datang, mengetahui jaminan investasinya serta kemampuannya dalam mengembalikan pinjaman. 4. Pemerintah Pemerintah berkepentingan dengan Laporan Keuangan terutama untuk menentukan besarnya pajak serta masalah tenaga kerja dan kebijaksanaan lain yang dapat menunjang pertumbuhan perekonomian nasional. 5. Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakilinya tertarik terhadap laporan keuangan berkaitan dengan stabilitas dan profitabilitas perusahaan selain juga untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja. 6. Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan. 7. Masyarakat Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara dan melalui laporan keuangannya perusahaan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan ( trend ) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. 8. Pemasok dan kreditor usaha lainnya Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan terhadap perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dibanding kreditor. 2.3.4 Analisis Laporan Keuangan

12 Dalam menganalisis dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan perusahaan, faktor yang paling utama untuk mendapatkan perhatian adalah: 1. Likuiditas yaitu menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. 2. Solvabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. 3. Rentabilitas atau Profitabilitas adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan mempergunakan aktivanya secara produktif dengan demikian rentabilitas perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut. 4. Stabilitas usaha adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar kembali beban bunga atas hutang hutangnya dan akhirnya membayar kembali hutang hutang tersebut tepat pada waktunya, serta kemampuan perusahaan untuk membayar dividen secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan. 2.3.5 Metode dan Teknik Analisa Laporan Keuangan Metode dan teknik analisa yang dipergunakan untuk menganalisa Laporan Keuangan pada dasarnya bertujuan untuk menyederhanakan informasi keuangan supaya dapat lebih dimengerti. a) Metode Analisis Laporan Keuangan Ada 2 (dua) metode analisis yang digunakan, yaitu:

13 1. Analisis Horisontal adalah analisa dengan mengadakan pembandingan Laporan Keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. 2. Analisis Vertikal yaitu apabila analisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja. b) Teknik Analisis Laporan Keuangan Dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan diperlukan teknik-teknik tersendiri yang secara khusus dapat memenuhi tujuan pihak-pihak yang berkepentingan terhadapnya. Teknik analisis laporan keuangan tersebut dibedakan menjadi 8 (delapan), yaitu: 1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, adalah teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah, kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah, kenaikan atau penurunan dalam prosentase, perbandingan yang dinyatakan dengan rasio atau prosentase dari total. 2. Analisis Trend, adalah suatu teknik analisa untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan, tetap, naik atau turun. 3. Common Zise Statement, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualnnya. 4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu. 5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas (Cash Flow Statement Analysis), adalah suatu analisis yang bertujuan untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau

14 untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu. 6. Analisis Rasio, merupakan suatu metode analisis yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca dan laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. 7. Analisis Perubahan Laba Kotor (Gross Profit Anlysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dianggarkan untuk periode tersebut. 8. Analisis Break-Even, yaitu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. 2.4. Analisis Rasio Sesungguhnya, metode dan teknik manapun yang digunakan, kesemuanya itu merupakan permulaan dari proses analisis yang diperlukan untuk menganalisis laporan keuangan, dan setiap metode dan teknik analisis mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk membuat agar data dapat lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Namun, dalam penelitian ini pembahasan hanya akan difokuskan pada analisis rasio saja, karena dalam prakteknya analisis ini lebih banyak dipergunakan, hal ini disebabkan analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan dan sekaligus menjadi dasar pembandingan yang menunjukkan kondisi atau kecenderungan yang tidak dapat dideteksi bila hanya melihat komponen-komponen rasio itu sendiri. Penerapan analisis rasio dalam hubungannya dengan keputusan yang diambil serta penilaian atas perkembangan perusahaan, bertujuan untuk menilai efektifitas keputusan yang telah diambil oleh perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas usahanya serta seberapa besar perkembangan

15 yang dialami oleh perusahaan, yang pada akhirnya akan diperoleh informasi mengenai kekuatan dan kelemahan perusahaan. Analisis ini mencakup analisa likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas (Harjito dan Martono, 2012): 2.4.1 Rasio Likuiditas Suatu analisis yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang jangka pendeknya. Rasio likuiditas terdiri atas beberapa rasio, yaitu: 1. Current Ratio, yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini bertujuan untuk mengetahui kesanggupan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan atau tagihan dari para kreditur segera dapat berubah menjadi tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo hutang atau tagihan tersebut. 2. Cash Ratio, yaitu rasio yang dihitung dari penjumlahan kas dan efek yang dibagi dengan hutang lancar. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan menggunakan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan. 3. Quick (Acid Test) Ratio, yaitu rasio yang dihitung dengan menggunakan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan dibagi dengan hutang lancar. Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang paling tidak likuid dan unsur tersebut seringkali merupakan kerugian jika terjadi likuiditas. Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid. 2.4.2 Rasio Leverage 1. Debt Ratio (Rasio Hutang) adalah rasio antara total hutang (total debt) dengan total asset (total assets). Rasio hutang mengukur berapa persen asset perusahaan yang dibelanjai dengan hutang.

16 2. Total Debt to Equity Ratio (Rasio Total Hutang Terhadap Modal Sendiri) adalah perbandingan antara jumlah seluruh hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan jumlah modal sendiri perusahaan. Bila nilai rasio lebih besar dari satu, maka kemampuan modal sendiri untuk menjamin hutang semakin rendah demikian pula sebaliknya. 2.4.3 Rasio Aktivitas Suatu analisis yang mengukur efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Rasio aktivitas meliputi rasio-rasio: 1. Total Assets Turnover, adalah rasio yang mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva, berputar dalam satu periode tertentu atau kemampuan modal yang ditanam untuk menghasilkan revenue. Semakin cepat perputarannya yang ditunjukkan dengan angka rasio yang lebih besar adalah semakin baik karena perusahaan dapat memanfaatkan total aktivanya dengan efisiensi untuk menghasilkan penjualan. 2. Receivable Turnover, adalah rasio yang mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar pada periode tertentu. Perusahaan yang mempunyai kesulitan dalam penagihan, berarti perusahaan mempunyai saldo piutang yang besar dan rasio yang rendah. Sebaliknya, jika perusahaan mempunyai kebijakan kredit dan prosedur penagihan yang baik, maka saldo piutangnya rendah dan rasionya tinggi. 3. Average Collection Periode, adalah rasio yang memberikan gambaran tentang berapa periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang. 4. Inventory Turnover, adalah rasio yang mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persedian berputar pada suatu periode tertentu. 2.4.4 Rasio Profitabilitas

17 Suatu alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba selama periode tertentu. Rasio profitabilitas terdiri atas: 1. Gross Profit Margin, adalah rasio yang mengukur ukuran persentase dari hasil sisa penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik dan secara relative semakin rendah haga pokok barang yang dijual dan mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisiensi. 2. Net Profit Margin, adalah rasio yang mengukur keuntungan neto per rupiah penjualan. 3. Rate of Return on Investment ( ROI ), adalah rasio yang mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan kondisi perusahaan yang semakin baik. 4. Rate of Return on Net Worth (ROE), adalah rasio yang mengukur kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan. 2.5. Penelitian Terdahulu Sumarto (2002) melakukan penelitian analisis BOR untuk menilai kinerja keuangan pada Rumah Sakit Atma Jaya Jakarta. Analisa ini membahas segi keuangan, khususnya yang mencakup pendapatan jasa rawat inap. Besar kecilnya pendapatan jasa rawat inap tergantung dari jumlah pasien. Untuk mengetahui tingkat hunian pasien digunakan analisa Bed Occupancy Rate (BOR). Dampak dari perkembangan BOR yang rendah berakibat kepada pendapatan jasa perawatan rendah. Rendahnya jasa perawatan mempengaruhi secara keseluruhan pendapatan rumah sakit. Selanjutnya dilakukan analisis Bed Turn Over (BTO) dan Turn Over Interval (TOI), dengan tujuan mengukur tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Analisa rasio keuangan yang digunakan antara lain rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas. Hasil analisa

18 dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan Rumah Sakit Atma Jaya tergolong kurang baik. Inti kelemahan Rumah Sakit Atma Jaya adalah jumlah pasien yang dirawat inap maupun rawat jalan masih tergolong rendah. Pendapatan jasa rawat inap dilihat dari perhitungan rata-rata BOR selama 5 tahun, yang hanya berkisar antara 39,54 % menunjukkan jumlah yang rendah. Untuk mencapai Break Even Point (BEP) rata-rata BOR harus mencapai 65% dengan jumlah pasien 95 orang dan lama hari perawatan 2850 hari dalam satu bulan. Adam (2008) melakukan penelitian hubungan rasio lancar (current ratio) dengan BOR (Bed Occupancy Rate) dari 24 rumah sakit. Dari penelitian diperoleh hasil bahwa hubungan BOR dengan Rasio Lancar tidak terbukti secara statistik. Tidak ada jaminan jika terjadi peningkatan BOR sebagai indikator penilaian kinerja layanan akan meningkatkan Rasio Lancar sebagai indikator penilaian likuiditas. Pengaruh BOR terhadap rasio lancar hanya sebesar 4,8 % dan sisanya 95,2 % Rasio Lancar dipengaruhi oleh variabel lain seperti waktu pengembalian piutang, dan pemanfaatan kas yang kurang maksimal (hasil wawancara). Warastuti (2013) melakukan penelitian pengaruh efektivitas bisnis internal terhadap ROI RS Cahya Kawaluyan, berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa hasil uji statistik menunjukan bahwa secara bersama efektifitas Proses Bisnis Internal instalasi layanan Rawat Inap yang diukur dalam tingkat BOR, ALOS, BTO, dan TOI secara bersama-sama memiliki pengaruh sebesar 43,5 % terhadap pencapaian keuntungan atas tingkat ROI. Hal ini berarti tingkat ROI RS Cahya Kawaluyan lebih banyak dipengaruhi oleh instalasi layanan lain selain rawat inap seperti instalasi rawat darurat, instalasi rawat jalan, instalasi penunjang medis ataupun layanan RS Cahya Kawaluyan lainnya.

19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan seberapa hasil suatu perusahaan dalam menjalankan roda usahanya. Penilaian kinerja keuangan terhadap RS Bogor Medical Center ini dilakukan melalui analisis laporan keuangan. Laporan keuangan yang digunakan adalah neraca dan laporan laba rugi. Neraca adalah laporan sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada saat tertentu yang bertujuan untuk menunjukan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu di mana bukubuku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut dengan balanced sheet. Sedangkan laporan rugi laba adalah suatu laporan sistematis tentang penghasilan biaya, laba rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Melalui analisis laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan analisis rasio dapat diketahui informasi mengenai kinerja keuangan serta faktor faktor yang mempengaruhi. Adapun indikator penilaian kinerja pelayanan rawat inap (aspek non keuangan) yang digunakan yaitu BOR, ALOS, TOI, dan BTO. Indikator finansial dan non finansial ini belum diketahui seberapa jauh hubungan diantara keduanya. Apakah jika Indikator pelayanan meningkat akan diikuti dengan peningkatan dari segi pendapatan ataukah sebaliknya. Secara ringkas, dalam kerangka pemikiran penulisan ini akan membahas hubungan dan pengaruh dua indikator yang berbeda antara finansial dan non finansial. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini:

20 RS BMC Kinerja Pelayanan Kinerja Keuangan Indikator : 1. BOR 2. ALOS 3. TOI 4. BTO Pengaruh Rasio Keuangan: 1. Rasio Likuiditas 2. Rasio Leverage 3. Rasio Aktivitas 4. Rasio Profitabilitas Hasil dan Masukan bagi Pihak Manajemen Gambar 1. Kerangka pemikiran Dari kerangka pemikiran tersebut dapat dilihat bahwa kinerja pelayanan (BOR, ALOS, TOI, dan BTO) merupakan Independent Variabels yang dapat mempengaruhi parameter kinerja keuangan dari rumah sakit yang diukur dengan analisis rasio keuangan (rasio likuiditas, rasio hutang, rasio aktivitas, rasio profitabilitas) sebagai Dependent Variabels. 3.2. Hipotesis Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: H 0 H 1 : Kinerja Pelayanan (BOR, ALOS, TOI dan BTO) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas dan Rasio Profitabilitas). : Kinerja Pelayanan (BOR, ALOS, TOI dan BTO) berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas dan Rasio Profitabilitas). Berdasarkan kerangka pemikiran yang dikemukakan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

21 1. BOR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pelayanan (H 0 ). Sedangkan, H 1 menyatakan bahwa BOR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pelayanan. 2. ALOS tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pelayanan (H 0 ). Sedangkan, H 1 menyatakan bahwa ALOS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pelayanan. 3. TOI tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pelayanan (H 0 ). Sedangkan, H 1 menyatakan bahwa TOI memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pelayanan. 4. BTO tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pelayanan (H 0 ). Sedangkan, H 1 menyatakan bahwa BTO memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pelayanan. 5. RL (Rasio Likuiditas) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan (H 0 ). Sedangkan, H 1 menyatakan bahwa RL (Rasio Likuiditas) memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. 6. RH (Rasio Hutang) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan (H 0 ). Sedangkan, H 1 menyatakan bahwa RH (Rasio Hutang) memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. 7. RA (Rasio Aktivitas) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan (H 0 ). Sedangkan, H 1 menyatakan bahwa RA (Rasio Aktivitas) memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. 8. RP (Rasio Profitabilitas) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan (H 0 ). Sedangkan, H 1 menyatakan bahwa RP (Rasio Profitabilitas) memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. 3.3. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di RS Bogor Medical Center yang beralamat di Jl. Pajajaran Indah V no. 97 Bogor, dan dilaksanakan dalam waktu dua bulan dimulai dari bulan Januari sampai Februari 2014.

22 3.4. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data Kuantitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk angka-angka atau data yang dapat dihitung dalam satuan tertentu. Dalam hal ini berupa laporan keuangan. Data Kualitatif yaitu data yang tidak berbentuk angka-angka, seperti gambaran umum perusahaan serta keterangan-keterangan lain yang diperlukan untuk analisis. Data primer adalah data yang diperoleh melalui konfirmasi dengan pihak manajemen rumah sakit. Sedangkan data sekunder adalah data pelengkap yang diperoleh dari unit rekam medis, diantaranya adalah data rekapitulasi indikator pelayanan RS BMC selama periode 2010 sampai 2012 dan dari bagian keuangan, yaitu data keuangan meliputi laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) pada periode tiga tahun yaitu 2010 sampai 2012. 3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data Pengumpulan data dilakukan dari studi pustaka dan kajian literatur yang menunjang penellitian. Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah, karena dengan data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. 3.5.1 Indikator Pelayanan Rumah Sakit Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap: 1. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur) BOR menurut Huffman (1994) adalah the ratio of patient service days to inpatient bed count days in a period under consideration. Sedangkan menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat

23 tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005). Rumus:...(1) 2. ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat) ALOS menurut Huffman (1994) adalah The average hospitalization stay of inpatient discharged during the period under consideration. ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari. (Depkes RI, 2005) Rumus:...(2) 3. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran) TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. (Depkes RI, 2005) Rumus:...(3) 4. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur) BTO menurut Huffman (1994) adalah...the net effect of changed in occupancy rate and length of stay. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya