CONCEPTUAL FRAMEWORK (ACCOUNTING THEORY)
PENGERTIAN (1) Menurut FASB: a coherent system of interrelated objectives and fundamentals that is expected to lead to consistent standards and that prescribes the nature, function, and limits of financial accounting and reporting. Kerangka konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan
PENGERTIAN (2) Dalam buku Accounting Theory, Godfrey (2010): Kerangka kerja konseptual dideskripsikan sebagai sebuah konstitusi, sistem yang koheren dari objek-objek yang saling berhubungan dan mendasar yang menuju kepada standar yang konsisten dan menentukan sifat dasar,fungsi batas dari akuntansi keuangan dan pelaporan keuangan. Dasar-dasar ini mendasari konsep akuntansi, konsep yang menjadi petunjuk dan prinsip bagi transaksi-transaksi akuntansi, pengukuran transaksi-transaksi tersebut untuk sekelompok pengguna akuntansi.
PERANAN (1) Kerangka kerja konseptual berguna sebagai pengatur aturan dalam pengembangan standar-standar akuntansi dengan landasan yang umum dan mendasar. Adapun kebutuhan akan kerangka kerja konseptual, dapat diuraikan antara lain: 1. Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar laporan keuangan perusahaan. 2. Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori yang telah ada.
PERANAN (2) Terkait manfaat kerangka kerja konseptual, Australia Setter Standard merangkumnya sebagai berikut: 1. Persyaratan pelaporan akan lebih konsisten dan logis; 2. Menghindari persyaratan pelaporan akan menjadi lebih sulit karena adanya kesragaman ketentuan; 3. Pihak yang menetapkan persyaratan akan lebih akuntabel terkait kebijakan yang mereka tetapkan, karena latar belakang dari penetapan persyaratan tersebut menjadi lebih terbuka, karena adanya beberapa kesepakatan yang juga tercakup didalamnya; 4. Kebutuhan akan standar akuntansi khhusus akan dikurangi, hal ini untuk mengurangi over regulasi; 5. Pihak penyusun dan auditor akan lebih memahami persyaratan pelaporan keuangan yang mereka hadapi; 6. Pengaturan persyaratan akan lebih ekonomis, karena masalahmasalah tidak harus diperdebatkan dari berbagai sudut pandang.
TUJUAN Tujuan dari pelaporan keuangan menurut SFAC No. 1 (Statement of Financial Accounting Concepts) secara lebih terperinci: Pelaporan keuangan memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor dan kreditor, dan pemakai lainnya dalam mengambil keputusan investasi, kredit dan yang serupa secara rasional. Informasi tersebut harus bersifat comprehensive bagi mereka yang memiliki pemahaman yang rasional tentang kegiatan bisnis dan ekonomi dan memiliki kemauan untuk memelajari informasi dengan cara yang rasional. Pelaporan keuangan memberikan informasi untuk membantu investor, kreditor, dan pemakai lainnya tentang penerimaan kas bersih yang berkaitan dengan perusahaan. Pelaporan keuangan memberikan informasi tentang sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan dan klaim terhadap sumber-sumber tersebut. Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang hasil usaha (performan keuangan) selama satu periode. Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang bagaimana perusahaan memperoleh dan membelanjakan kas, pinjaman dan pengembaliannya, transaksi modal, dividen dan ekuitas lainnya dan faktor yang mempengaruhi likuiditas perusahan. Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang bagaimana manajemen mempertanggung-jawabkan kepada pemilik atas pemakaian sumber ekonomi yang dipercayakan kepadanya. Pelaporan keuangan memberikan informasi yang bermanfaat bagi manajer dan direktur sesuai kepentingan pemilik.
KUALITAS INFORMASI (DALAM LAPORAN KEUANGAN) Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi Agar berguna dalam pengambilan keputusan (decision usefulness), informasi akuntansi harus memiliki dua kualitas yaitu kualitas primer dan kualitas sekunder. Tentu saja terdapat beberapa kendala untuk mencapai dua kualitas tersebut. Kualitas Primer, antara lain: 1. Relevansi (relevance) 2. Keandalan (reliability) Daya Uji (verifiability) Ketepatan penyajian (representational faithfulness) Netralitas (neutrality) Kualitas Sekunder, antara lain: 1. Keberdayabandingan (comparability) 2. Konsistensi (consistency)
KENDALA Terdapat dua kendala yang mempengaruhi tercapainya kualitas informasi seperti yang telah dijelaskan, yaitu: 1. Pertimbangan manfaat-biaya (cost-effectiveness); dan 2. Tingkat Materialitas (materiality). Dua kendala lainnya yang kurang dominan tapi merupakan bagian dari lingkungan pelaporan adalah: 1. Praktik industri (industry practices); dan 2. Konservatisme (conservatism)
PERKEMBANGAN Perkembangan dari kerangka kerja konseptual dipengaruhi oleh dua isu yakni pengaturan standar dengan pendekatan: 1. Berbasis Prinsip (Principles-Based) dan 2. Berbasis Aturan (Rule-Based)
KRITIK Kerangka konseptual dikritik karena masih ditemukan masalah pada pendefinisian dan pengukuran. Di dalam pengukuran masih ada hal yang tidak jelas seperti persediaan yang diukur berdasarkan beberapa metode, atau IFRS yang menyarankan pengukuran berdasarkan current cost bukan historical cost. 1. Masalah interpretasi : beberapa metode menghasilkan hasil yang berbeda beda. 2. Hanya tergantung pada pengamatan yang terjadi /tidak disusun secara terstruktur sehingga tidak memenuhi standar 3. Kelemahan rule-based antara lain : Dipengaruhi kelompok dominan (sesuai dengan lingkungan dimana kelompok itu berada) sehingga standarnya tidak berlaku umum. Kelemahan dalam pendefinisian yaitu pendefinisian elemen elemen tertentu yang sulit ditentukan kepastiannya.
KERANGKA KERJA KONSEPTUAL UNTUK STANDAR AUDIT Praktek akuntansi harus dilaksanakan mengacu pada Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum. Berlaku Umum mempunyai makna bahwa laporan keuangan suatu perusahaan bisa dimengerti oleh siapapun dengan latar belakang apapun termasuk pihak auditor. Dalam hal ini Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 paragraf 9 dan 10 menyatakan bahwa laporan keuangan yang dibuat berdasarkan standar akuntansi tetap bisa memenuhi kebutuhan semua pengguna yang meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor lainnya, pemerintah serta lembaga lembaganya, dan masyarakat.
TERIMA KASIH