PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL. Presiden Republik Indonesia

PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 Tanggal 15 Mei 1979 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PP 10/1979, PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL. Tentang: PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

I. Kesetiaan. Karena kurang pengetahuan pernah. mengeluarkan ucapan

SURAT EDARAN NOMOR: 02/SE/1980 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Penilaian Kinerja PNS

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2010 T E N T A N G

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN Nomor: 395/A.51.01/Unwidha/VII/2014 tentang PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI

BUPATI SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1979 TENTANG DAFTAR URUT KEPANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PANDUAN PENILAIAN PEGAWAI MELALUI DAFTAR PELAKSANAAN PEKERJAAN (DP3)

RENSTRA BKD

TAHUN 2OL4 NOMOR 12 TAHUN 2OT+ KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL KEPALA BADAN KEPBGAWAIAN NEGARA NOMOR 33 TAHUN 2OI4 PERATURAN BERSAMA DAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

FORMULIR PERMOHONAN IZIN LOKASI

2.Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041);

Kriteria yang digunakan untuk pengukuran kualitas: Kriteria

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1980 TENTANG PENGANGKATAN DALAM PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

JURNAL SAINTIFIK VOL.2 NO.2, JULI Murtafiah Universitas Sulawesi Barat

DI SELURUH DUNIA. DI SETIAP WAKTU. Kita Dipandu Oleh Nilai-Nilai Kita PEDOMAN PERILAKU KITA

KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PESERTA DIDIK SMA PADA PEMBELAJARAN KONSEPPROTISTAMELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING. Oleh : Fathul Zannah *

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Implementasi Pembelajaran Kooperatif Ni Komang Sukertiasih 69

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 063 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1976 Tanggal 18 Pebruari 1976 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1979 TENTANG DAFTAR URUT KEPANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL. Presiden Republik Indonesia,

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 536 TAHUN 2013 TENTANG

SURAT EDARAN BERSAMA KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA DAN KETUA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR : 11/SE/1981 NOMOR : 181/Seklan/7/81

1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah,

Target Capaian Kinerja. Lokasi 88% ,50% orang peserta dan 2 kali sosialisasi. Purworejo/Semaran g/jatinangor

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TABEL 5.1 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BANDUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN... NOMOR 01 TAHUN 2013

2016, No Pembangunan tentang Pedoman Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Badan P

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. pengendalian bahan baku diperlukan perangkat keras dan perangkat lunak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adanya berbagai jenis kegiatan pembangunan di lingkungan. pengawasan yang tepat. Ini bertujuan untuk menjaga kemungkinan agar

PROSEDUR MUTU PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PNS

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MATRIKS PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor layanan kesehatan merupakan sektor yang sangat penting bagi setiap

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1994 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA KARYA SATYA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMBERHENTIAN TIDAK HORMAT PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPIL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGEMBANGAN DAN ANALISIS TES KIMIA BERBASIS OPEN- ENDED PROBLEM UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1976 TENTANG KEANGGOTAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM PARTAI POLITIK ATAU GOLONGAN KARYA

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep dasar masalah. penjadwalan kuliah, algoritma memetika serta komponen algoritma

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1994 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA KARYA SATYA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PEJABAT PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN BIDAN SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

file://\\ \web\prokum\uu\2004\uu htm

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBEDAKAN WARNA BENDA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

2016, No Kartu Tanda Pengenal Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil perlu diganti; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PERADILAN UMUM.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 74 TAHUN 2010 TENTANG KETENTUAN BAGI TENAGA KONTRAK PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG

Transkripsi:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimban : a. dalam ranka usaha menjamin obyektifitas dalam pembinaan Peawai Neeri Sipil berdasarkan sistem kirierdam sistem prestasi kerja, dipandan perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentan penilaian pelaksanaan pekerjaan Peawai Neeri Sipil; b. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1952 tentan Daftar Pernyataan Kecakapan untuk Peawai Neeri Sipil dipandan tidak sesuai lai, oleh sebab itu perlu ditinjau kembali dan disempurnakan; Meninat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undan-Undan Dasar 1945; 2. Undan-undan Nomor 8 Tahun 1974 tentan Pokok-pokok Kepeawaian (Lembaran Neara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Neara Nomor 3041); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENILAIAN PELAKSANA AN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yan dimaksud denan : a. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Peawai Neeri Sipil, yan selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah ini disebut Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan, adalah suatu daftar yan memuat hasil Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan seoran Peawai Neeri Sipil dalam janka waktu 1 (satu) tahun yan dibuat oleh Pejabat Penilai; b. Pejabat Penilai adalah atasan lansun Peawai Neeri Sipil yan dinilai, denan ketentuan serendah-rendahnya Kepala Urusan atau pejabat lain yan setinkat denan itu, kecuali ditentukan lain oleh Menteri, Jaksa Aun, Pimpinan Kesekretaiatan

Lembaa Tertini/Tini Neara, Pimpinan Lembaa Pemerintah Non Departemen, dan Gubernur Kepala Daerah Tinkat I dalam linkunannya masin-masin; c. Atasan Pejabat Penilai adalah atasan lansun dari Pejabat Penilai. Pasal 2 Tujuan dari Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan, adalah untuk memperoleh bahan-bahan pertimbanan yan obyektif dalam pembinaan Peawai Neeri Sipil. Pasal 3 Terhadap setiap Peawai Neeri Sipil, dilakukan Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan sekali setahun oleh Pejabat Penilai. BAB II DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN Pasal 4 (1) Hasil penilaian pelaksanaan pekerjaan Peawai Neeri Sipil, dituankan dalam daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan. (2) Dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan unsur-unsur yan dinilai adalah: a. kesetiaan; b. prestasi kerja; c. tanunjawab; d. ketaatan; e. kejujuran; f. kerjasama;. prakarsa; dan h. kepemimpinan. (3) Unsur kepemimpinan sebaaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf h, hanya dinilai bai Peawai Neeri Sipil yan berpankat Penatur Muda olonan ruan II/a ke atas yan memanku suatu jabatan. Pasal 5 (1) Nilai pelaksanaan pekerjaan dinyatakan denan sebutan dan anka sebaai berikut: a. = 91-100 b. = 76-90 c. = 61-75

d. = 51-60 e. =. (2) Pedoman dalam memberikan nilai pelaksanaan pekerjaan Peawai Neeri Sipil, adalah sebaai tersebut dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini. Pasal 6 Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan adalah bersifat rahasia. BAB III PEJABAT PENILAI, ATASAN PEJABAT PENILAI, DAN TATACARA PENILAIAN Pasal 7 (1) Pejabat Penilai wajib melakukan Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan terhadap Peawai Neeri Sipil yan berada dalam linkunannya. (2) Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan sebaaimana dimaksud dalam ayat (1), dilakukan pada tiap-tiap akhir tahun. Pasal 8 Pejabat Peniali baru dapat melakukan Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan, apabila ia telah membawahkan Peawai Neeri Sipil yan bersankutan se-nya 6 (enam) bulan. Pasal 9 (1) Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan diberikan oleh Pejabat Penilai kepada Peawai Neeri Sipil yan dinilai. (2) Apabila Peawai Neeri Sipil yan dinilai berkeberatan atas nilai dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan, maka ia dapat menajukan keberatan disertai denan alasan-alasannya, kepada Atasan Pejabat Penilai melalui hierarki dalam janka waktu 14 (empat belas) hari sejak tanal diterimanya Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan tersebut. (3) Peawai Neeri Sipil yan dinilai wajib menembalikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan sebaaimana dimaksud dalam ayat (2) kepada Pejabat Penilai selambatlambatnya dalam janka waktu 14 (empat belas) hari sejak tanal diterimanya Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan tersebut.

Pasal 10 (1) Pejabat Penilai menyampaikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan kepada Atasan Pejabat Penilai denan ketentuan sebaai berikut: a. apabila tidak ada keberatan dari Peawai Neeri Sipil yan dinilai Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan tersebut disampaikan tanpa catatan; b. apabila ada keberatan dari Peawai Neeri Sipil yan dinilai Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan tersebut disampaikan denan catatan tentan tanapan Pejabat Penilai atas keberatan yan diajukan oleh Peawai Neeri Sipil yan dinilai. (2) Atasan Pejabat Penilai memeriksa denan seksama Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan yan disampaikan kepadanya. (3) Apabila terdapat alasan-alasan yan Atasan Pejabat Penilai dapat menadakan perubahan nilai yan tercantum dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan sebaaimana dimaksud dalam ayat (2). (4) Dartaf Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan baru berlaku sesudah ada penesahan dari Atasan Pejabat Penilai. Pasal 11 Menteri, Jaksa Aun, Pimpinan Kesekretaiatan Lembaa Tertini/Tini Neara, Pimpinan Lembaa Pemerintah Non Departemen, dan Gubernur Kepala Daerah Tinkat I, adalah Pejabat Penilai dan atau Atasan Pejabat Penilai yan tertini dalam linkunannya masin-masin. BAB IV KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 12 (1) Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan bai Peawai Neeri Sipil yan diankat menjadi Pejabat Neara, dibuat oleh Pejabat Penilai denan menunakan bahanbahan yan diberikan oleh pimpinan badan atau dewan tempat Peawai Neeri Sipil yan bersankutan menjalankan tuasnya sebaai Pejabat Neara. (2) Khusus bai Peawai Neeri Sipil yan diankat menjadi Anota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, bahan-bahan Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan tersebut diberikan oleh Ketua Fraksi yan bersankutan.

Pasal 13 (1) Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan bai Peawai Neeri Sipil yan menjalankan tuas belajar, dibuat oleh Pejabat Penilai denan menunakan bahanbahan yan diberikan oleh pimpinan peruruan tini, sekolah atau kursus yan bersankutan. (2) Khusus bai Peawai Neeri Sipil yan menjalankan tuas belajar di luar neeri bahan-bahan Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan tersebut diberikan oleh Kepala Perwakilan Republik Indonesia di Neara yan bersankutan. Pasal 14 Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan bai Peawai Neeri Sipil yan diperbantukan atau dipekerjakan pada Daerah Otonom atau instansi Pemerintah lainya, dibuat oleh Pejabat Penilai dari Daerah otonom atau instansi Pemerintah yan bersankutan. Pasal 15 (1) Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan bai Peawai Neeri Sipil yan diperbantukan atau dipekerjaan pada perusahaan milik Neara, oranisasi profesi, badan swasta yan ditentukan, neara sahabat, atau badan internasional, dibuat oleh Pejabat Peniali denan menunkan bahan-bahan dari pimpinan perusahaan, oranisasi, atau badan yan bersankutan. (2) Khusus bai Peawai Neeri Sipil yan diperbantukan atau dipekerjakan pada neara sahabat atau badan internasional bahan-bahan Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan tersebut diberikan oleh Kepala Perwakilan Republik Indonesia di Neara yan bersankutan. Pasal 16 Hal-hal yan belum diatur dalam Peraturan Pemerintah ini diatur lebih lanjut denan Keputusan Presiden. Pasal 17 Ketentuan-ketentuan teknis tentan pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini, ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Badan Administrasi Kepeawaian Neara. BAB V

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 18 Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan yan dibuat sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini dianap dibuat berdasarkan Peraturan Pemerintah ini. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 19 Denan berlakunya Peraturan Pemerintah ini, maka Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1952 tentan Daftar Pernyataan kecakapan Peawai Neeri (Lembaran Neara Tahun 1952 Nomor 155, Tambahan Lembaran Neara Nomor 201) dan seala peraturan perundan-undanan lainya yan bertentanan denan Peraturan Pemerintah ini dinyatakan tidak berlaku lai. Pasal 20 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanal diundankan. Aar supaya setiap oran menetahuinya, memerintahkan penundanan Peraturan Pemerintah ini denan penempatannya dalam Lembaran Neara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanal 15 Mei 1979 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA t.t.d SOEHARTO Diundankan di Jakarta pada tanal 15 Mei 1979 MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA t.t.d SUDHARMONO, SH.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1979 NOMOR 17 LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 10 TAHUN 1979 TANGGAL : 15 MEI 1979 NO MO R UNSUR YANG DINILAI URAIAN NILAI KET ERA NGA N SEBU TAN ANGK A 1 2 3 4 5 6 7 I. KESETI 1. AAN tidak pernah menyansikan kebenaran Pancasila dalam ucapan, sikap, tinkah laku, dan perbuatan. 2. selalu menjunjun tini kehormatan Neara dan atau Pemerintah, serta senantiasa menutamakan kepentinan Neara daripada kepentinan diri sendiri, seseoran atau olonan 3. selalu berusaha denan sunuhsunuh memperdalam penetahuannya tentan Pancasila dan Undan-Undan Dasar 1945, serta selalu berusaha mempelajari Haluan Neara, Politik Pemerintah dan rencana-rencana pemerintah denan tujuan untuk dapat melaksanakan tuasnya secra berdayauna dan berhasiluna. 4. tidak pernah menjadi simpatisan/anota perkumpulan atau tidak pernah terlibat erakan yan bertujuan menubah atau

menentan Pancasila, Undan- Undan Dasar 1945 bentuk Neara Kesatuan Republik Indonesia atau Pemerintah. 5. 6. 7. 8. tidak pernah meneluarkan ucapan, membuat tulisan atau melakukan tindakkan yan dapat dinilai bertujuan menubah atau menentan Pancasila, Undan- Undan Dasar 1945, Neara dan pemerintah. karena penetahuan secara tidak sadar pernah ikut-ikutan meneluarkan ucapan atau menunjukkan sikap atai tinkah laku yan dapat dinilai menyansikan kebenaran Pancasila, tetapi kemudian sadar akan kekeliruannya dan tidak lai menyansikan kebenaran Pancasila. karena kealpaan dan tidak sadar pernah bersikap atau bertinkah laku yan dapat dinilai menjunjun tini kehormatan Neara dan atau Pemerintah, tetapi kemudian sadar akan kekeliruannya dan tidak lai menulani kekeliruan tersebut. kalau ada doronan baru mau berusaha denan sunuh-sunuh mempelajari dan memeperdalam penetahuannya tentan Pancasila, Undan-Undan Dasar 1945, Haluan Neara, Politik Pemerintah, dan rencana-rencana Pemerintah sesuai denan bidan tuasnya. 9. karena penetahuan pernah meneluarkan ucapan atau menunjukkan sikap atau tinkah laku yan dapat dinilai

10 11 12 13 14 menyansikan kebenaran Pancasila, tetapi sesudah diperinatkan ia sadar akan kekeliruannya dan tidak lai menyansikan kebenaran Pancasila. karena kealpaan pernah bersikap atau bertinkah laku yan dapat dinilai menjunjun tini kehormatan Neara dan atau Pemerintah tetapi sesudah diperinatkan ia sadar akan kekeliruannyadan tidak lai menulani kekeliruan tersebut. berusaha mempelajari dan memperdalam penetahuannya tentan Pancasila, Undan-Undan Dasar 1945, Haluan Neara, politik Pemerintah dan rencana-rencana Pemerintah sesuai denan bidan tuasnya. karena terpenaruh oleh oran lain atau linkunan menjadi ikutikutan meneluarkan ucapan atau menunjukkan sikap atau tinkah laku yan dapat dinilai menyansikan kebenaran Pancasila dan baru sadar akan kekeliruannya setelah diberi perinatan yan keras. karena terpenaruh oleh oran lain atau linkunan menjadi ikutikutan bersikap atau bertinkah laku yan dapat dinilai menjunjun tini kehormatan Neara dan atau Pemerintah dan baru sadar akan kekeliruannya setelah diberi perinatan yan keras. jaran memepelajari Pancasila, Undan-Undan Dasar 1945,

15 Haluan Neara, politik Pemerintah dan rencana-rencana Pemerintah sesuai denan bidan tuasnya. bawah 16 walaupun telah diberikan perinatan tetapi masih meneluarkan ucapan atau menunjukkan sikap atau tinkah laku yan dapat menyansikan kebenaran pancasila. 17 walaupun telah diberikan perinatan tetapi masih bersikap atau bertinkah laku yan dapat dinilai kuarn menjunjun tini kehormatan Neara dan atau Pemerintah. tidak berusaha mempelajari Pancasila, Undan-Undan Dasar 1945, Haluan Neara, politk Pemerintah dan rencana-rencana Pemerintah sesuai denan bidan tuasnya. II Prestasi kerja 1. 2. 3. 4. mempunyai kecakapan dan menuasai seala seluk beluk bidan tuasnya dan bidan lain yan berhubunan denan tuasnya. mempunyai ketrampilan yan sanat dalam melaksanakan tuasnya. mempunyai penalaman yan luas di bidan tuasnya dan bidan lain yan berhubunan denan tuasnya. 5. selalu bersunuh-sunuh dan tidak menenal waktu dalam melaksanakan tuasnya. mempunyai kesearan dan

6. kesehatan jasmani dan rohani yan. 7. selalu melaksanakan tuas secara berdayauna dan berhasiluna. 8. hasil kerjanya jauh melebihi hasil kerja rata-rata yan ditentukan dalam arti mutu maupun dalam arti jumlah. 9. mempunyai kecakapan dan menuasai seala seluk beluk bidan tuasnya. 10 mempunyai ketrampilan yan dalam melaksanakan tuasnya. 11 mempunyai penalaman yan luas di bidan tuasnya. 12 selalu bersunuh-sunuh dalam melaksanakan tuasnya. 13 pada umumnya mempunyai kesearan jasmani dan rohani yan. 14 pada umumnya melaksanakan tuas secara berdayauna dan berhasiluna. 15 mencapai hasil kerja rata-rata yan ditentukan dalam arti mutu maupun dalam arti jumlah. 16 mempunyai kecakapan yan di bidan tuasnya. 17 18 mempunyai ketrampilan yan dalam melaksanakan tuasnya. mempunyai penalaman yan di bidan tuasnya.

19 20 bersunuh-sunuh melaksanakan tuasnya kalau ada doronan. adakalanya teranu kesehatan jasmanniya. 21 adakalanya tidak dapat melaksanakan tuas secara berdayauna dan berhasiluna. 22 23 adakalanya tidak mencapai hasil kerja rata-rata yan ditentukan dalam arti mutu maupun dalam arti jumlah. mempunyai kecakapan yan di bidan tuasnya. 24 25 26 mempunyai ketrampilan yan dalam melaksanakan tuasnya. mempunyai penalaman yan di bidan tuasnya. adakalanya tidak bersunuhsunuh dalam melaksanakan tuasnya. 27 berkali-kali teranu kesehatan jasmaninya sehina serin teranu pelaksanaan tuasnya. 28 berkali-kali tidak dapat melaksanakan tuasnya secara berdayauna dan berhasiluna. 29 30 berkali-kali tidak mencapai hasil kerja rata-rata yan ditentukan, dalam arti mutu maupun dalam arti jumlah. kuarn mempunyai kecakapan di bidan tuasnya.

31 32 33 34 mempunyai ketrampilan dalam tuasnya. mempunyai penalaman di bidan tuasnya. bersunuh-sunuh dalam melaksanakan tuasnya. serin teranu kesehatan jasmaninya. 35 serin tidak dapat melaksanakan tuasnya secara berdayauna dan berhasiluna. hasil kerjanya selalu jauh di bawah hasil kerja rata-rata yan ditentukan dalam arti mutu maupun dalam arti jumlah. III Tanun jawab 1. selalu menyelesaikan tuas denan se-nya dan tepat pada waktunya. 2. selalu berada di tempat tuasnya dalam seala keadaan. 3. selalu menutamakan kepentinan dinas daripada kepentinan diri sendiri, oran lain atau olonan. 4. tidak pernah berusaha melemparkan kesalahan yan dibuatnya kepada oran lain. 5. berani memikul resiko dari

keputusan yan diambil atau tindakan yan dilakukannya. 6. selalu menyimpan dan atau memelihara denan se-nya baran-baran milik Neara yan dipercayakan kepadanya. 7. pada umumnya menyelesaikan tuas denan dan tepat pada waktunya. 8. pada umumnya berada di tempat tuasnya dalam seala keadaan. 9. pada umumnya menutamakan kepentinan dinas daripada kepentinan diri sendiri, oran lain, atau olonan. 10 pada umumnya tidak pernah berusaha melemparkan kesalahan yan dibuatnya kepada oran lain. 11 12 13 14 15 16 pada umumnya berani memikul resiko dari keputusan yan diambil atai tindakan yan dilakukannya. pada umumnya menyimpan dan atau memelihara denan senya baran-baran milik Neara yan dipercayakan kepadanya. adakalanya terlambat melaksanakan tuasnya atau tepat pada waktunya tetapi lenkap. pada umumnya berada di tempat tuasnya. pada umumnya menutamakan kepentinan dinas tetapi dalam keadaan terdesak adakalanya menutamakan kepentinan dinas.

17 pada umumnya tidak berusaha melemparkan kesalahan yan dibuatnya kepada oran lain tetapi adakalanya berusaha melibatkan oran lain untuk turut bertanunjawab. 18 pada umumnya berani memikul resiko dari keputusan yan diambil atau tindakan yan dilakukannya, tetapi adakalanya berusaha melibatkan oran lain untuk turut memikul resiko. 19 20 21 adakalanya menyimpan dan atau memelihara baran-baran milik Neara yan dipercayakan kepadanya. adakalanya tidak dapat menyelesaikan tuasnya denan dan tidak tepat pada waktunya. adakalanya meninalkan tempat tuasnya. 22 adakalanya menutamakan kepentinan dinas. 23 adakalanya melemparkan kesalahan yan dibuatnya sendiri kepada oran lain. 24 25 26 adakalanya tidak berani memikul resiko dari keputusan yan diambil atau tindakan yan dilakukannya. menyimpan dan atau memelihara baran-baran milik Neara yan dipercayakan kepadanya. serin tidak dapat menyelesaikan tuasnya.

27 28 29 30 serin meninalkan tempat tuasnya. serin menaan kepentinan dinas. serin melemparkan kesalahan yan dibuatnya sendiri kepada oran lain. serin tidak berani memikul resiko dari keputusan yan diambil atau tindakan yan dilakukannya. serin lalai menyimpan dan atau memelihara baran-baran milik Neara yan dipercayakan kepadanya. IV Ketaatan 1. selalu mentaati peraturan perundan-undanan dan atau peraturan kedinasan yan berlaku 2. selalu mentaati perintah kedinasan yan diberikan oleh atasan yan berwenan denan se-nya. 3. selalu mentaati ketentuan-ketentuan jam kerja 4. selalu memberikan pelayanan terhadap masyarakat denan se-nya sesuai denan bidan tuasnya. 5. selalu bersikap sopan santun. 6. pada umumnya mentaati peraturan

perundan-undanan dan atau peraturan kedinasan yan berlaku. 7. 8. 9. 10 11 12 13 14 pada umumnya mentaati perintah kedinasan yan diberikan oleh atasan yan berwenan denan. adakalanya tidak masuk kerja atau terlambat masuk kerja dan atau cepat pulan dari waktu jam kerja yan ditentukan tanpa alasan yan sah, tetapi tidak lebih dari 40 (empat puluh) jam kerja dalam waktu 1 (satu) tahun. pada umumnya memberikan pelayanan terhadap masyarakat denan sesuai denan bidan tuasnya. pada umumnya bersikap sopan santun. karena penetahuan adakalanya menaan ketentuan peraturan perundan-undanan dan atau peraturan kedinasan tetapi tidak menimbulkan keruian Neara atau dinas. pada umumnya mentaati perintah kedinasan yan diberikan oleh atasan yan berwenan. adakalanya tidak masuk kerja atau terlambat masuk kerja dan atau lebih cepat pulan dari waktu jam kerja yan ditentukan tanpa alasan yan sah tetapi tidak lebih dari 80 (delapan puluh) jam kerja dalam waktu 1 (satu) tahun. adakalanya memberikan pelayanan terhadap

15 masyarakat sesuai denan bidan tuasnya. 16 17 18 adakalanya menunjukkan sikap sopan santun. adakalanya menaan peraturan perundan-undanan dan atau perintah kedinasan yan berlaku. adakalanya salah melaksanakan perintah kedinasan yan diberikan oleh atasan yan berwenan. 19 adakalanya tidak masuk kerja atau terlambat masuk kerja dan atau lebih cepat pulan dari waktu jam kerja yan ditentukan tanpa alasan yan sah tetapi tidak lebih dari 120 (seratus dua puluh) jam kerja dalam waktu 1 (satu) tahun. 20 memberikan pelayanan terhadap masyarakat sesuai denan bidan tuasnya. 21 22 23 24 berkali-kali menunjukkan sikap sopan santun. serin menaan peraturan perundan-undanan dan atau perintah kedinasan yan berlaku. serin salah melaksanakan perintah kedinasan yan diberikan oleh atasan yan berwenan. serin tidak masuk kerja atau terlambat masuk kerja dan atau lebih cepat pulan dari waktu jam kerja yan ditentukan tanpa alasan yan sah lebih dari 120 (seratus dua puluh) jam kerja dalam waktu 1 (satu) tahun.

25 serin terlambat memberi pelayanan terhadap masyarakat sesuai denan bidan tuasnya. serin menunjukkan sikap sopan santun. V Kejujura n 1. selalu malaksanakan tuas denan ikhas. 2. tidak pernah menyalahunakan wewenannya. 3. selalu melaporkan hasil kerjanya kepada atasannya menurut keadaan yan sebenarnya. 4. pada umumnya melaksankan tuas denan ikhlas. 5. pada umumnya tidak pernah menyalahunakan wewenannya. 6. pada umumnya melaporkan hasil kerjanya kepada atasannya menurut keadaan yan sebenarnya. 7. adakalanya ikhlas melaksankan tuasnya. 8. karena terpenaruh oleh linkunan adakalanya menyimpan dari wewenannya tetapi tidak menimbulkan keruian terhadap Neara dan masyarakat. 9. adakalanya hasil kerjanya

10 11 12 13 14 15 dilaporkan kepada atasan sesuai denan keadaan yan sebenarnya. adakalanya tidak ikhlas melaksanakan tuasnya. adakalanya menyimpan dari wewenannya tetapi tidak menimbulkan keruian terhadap Neara. kadan-kadan hasil kerjanya yan dilaporkan kepada atasan lebih daripada keadaan yan sebenarnya. serin tidak ikhlas melaksanakan tuas. serin menyimpan dari wewenannya yan adakalanya menumbilkan keruian terhadap Neara atau masyarakat. serin hasil kerjanya yan dilaporkan pada atasan menyimpan dari keadaan yan sebenarnya. VI Kerja sama 1. menetahui secara mendalam bidan tuas oran lain yan ada hubunannya denan bidan tuasnya. 2. selalu menharai pendapat oran lain. 3. denan cepat dapat menyesuaikan pendapatnya denan pendapat oran lain apabila yakin pendapat oran lain itu benar. 4. selalu bersedia mempertimbankan dan menerima usul yan dari

oran lain. 5. 6. 7. 8. 9. 10. selalu mampu bekerja bersamasama denan oran lain menurut waktu dan bidan tuas yan ditentukan. selalu bersedia menerima keputusan yan diambil secara sah walaupun ia tidak sependapat. pada umumnya menetahui bidan tuas oran lain yan ada hubunannya denan bidan tuasnya. pada umumnya menharai pendapat oran lain. pada umumnya dapat menyesuaikan pendapatnya denan pendapat oran lain, apabila ia yakin pendapat oran lain itu benar. 11 pada umumnya bersedia mempertimbankan dan menerima usul yan dari oran lain. 12 pada umumnya mampu bekerja bersama-sama denan oran lain menurut waktu dan bidan tuas yan ditentukan. 13 pada umumnya bersedia menerima keputusan yan diambil secara sah walaupun ia tidak sependapat. 14 menetahui secara aris besar bidan tuas oran lain yan ada hubunannya denan bidan tuasnya. adakalanya menharai

15 pendapat oran lain. 16 baru dapat menyesuaikan pendapatnya denan pendapat oran lain setelah berkali-kali diyakinkan. 17 adakalanya lambat mempertimbankan dan menerima usul yan dari oran lain. 18 adakalanya mampu bekerja bersama-sama denan oran lain menurut waktu dan bidan tuas yan ditentukan. 19 adakalanya sulit menerima keputusan yan diambil secara sah karena tidak sesuai denan pendapatnya. 20 21 22 kuan menetahui bidan tuas oran lain yan ada hubunannya denan bidan tuasnya. menharai pendapat oran lain. adakalanya tidak dapat menyesuaikan pendapatnya denan pendapat oran lain yan benar. 23 adakalanya sulit mempertimbankan dan menerima usul yan dari oran lain. 24 adakalanya tidak mampu bekerja bersama-sama denan oran lain menurut waktu dan bidan tuas yan ditentukan. 25 adakalanya tidak dapat menerima keputusan yan diambil secara sah karena tidak sesuai denan pendapatnya.

26 27 tidak menetahui bidan tuas oran lain yan ada hubunannya denan bidan tuasnya. serin menharai pendapat oran lain. 28 serin tidak dapat menyesuiakan pendapatnya denan pendapat oran lain yan benar. 29 30 serin tidak dapat memeprtimbankan dan menerima usul yan dari oran lain. serin tidak mampu bekerja bersama-sama denan oran lain menurut waktu dan bidan tuas yan ditentukan. serin tidak dapat menerima keputusan yan diambil secara sah karena tidak sesuai denan pendapatnya. VII Prakarsa 1. tanpa menunu petunjuk atau perintah dari atasan menambil keputusan atau melakukan tindakan yan diperlukan dalam melaksanakan tuasnya, tetapi tidak bertentanan denan kebijaksanaan umum pimpinan. 2. selalu berusaha mencari tatacara kerja baru dalam mencapai dayauna dan hasiluna yan

sebesar-besarnya. 3. selalu berusaha memberikan saran yan dipandannya beruna kepada atasan diminta atau tidak diminta menenai atau yan ada hubunannya denan pelaksanaan tuas. 4. dalam keadaan yan mendesak tanpa menunu petunjuk atau perintah dari atasan menambil keputusan atau melakukan tindakan yan diperlukan dalam melaksanakan tuasnya, tetapi tidak bertentanan denan kebijaksanaan umum pimpinan. 5. pada umumnya berusaha mencari tatacara kerja baru dalam mencapai dayauna dan hasiluna yan sebesar-besarnya. 6. pada umumnya selalu berusaha memberikan saran yan dipandannya dan beruna kepada atasan, diminta atau tidak diminta menenai atau yan ada hubunannya denan pelaksanaan tuas. 7. 8. 9. tanpa petunjuk atau perintah dari atasan adakalanya lambat menambil keputusan atau melakukan tindakan yan diperlukan dalam melaksanakan tuasnya. adakalanya berusaha mencari tatacara kerja baru dalam mencapai dayauna dan hasiluna yan sebesar-besarnya. baru mau memberikan saran kepada pimpinan apabila diminta.

10 11 12 13 14 15 tanpa petunjuk atau perintah dari atasan rau-rau menambil keputusan atau melakukan tindakan yan diperlukan dalam melaksanakan tuasnya. berusaha mencari tatacara kerja baru dalam mencapai dayauna dan hasiluna yan sebesar-besarnya. berani memberikan saran kepada pimpinan. tanpa petunjuk atau perintah dari atasan tidak berani menambil keputusan atau melakukan tindakan yan diperlukan dalam melaksaankan tuasnya. tidak berusaha mencari tatacara kerja baru dalam mencapai dayauna dan hasiluna yan sebesar-besarnya. tidak berani memberikan saran kepada pimpinan. VIII Kepemim pinan 1. menuasai denan sepenuhnya bidan tuasnya. 2. selalu mampu menambil keputusan denan cepat dan tepat. 3. selalu mampu menemukakan pendapatnya denan jelas kepada oran lain. 4. selalu mampu menentukan prioritas

denan tepat. 5. selalu bertindak teas dan tidak memihak. 6. selalu memberikan teladan. 7. selalu berusaha memupuk dan menembankan kerjasama. 8. menetahui denan kemampuan dan batas kemampuan bawahan. 9. 10 11 12 13 14 15 16 17 18 selalu berusaha menuah semanat dan menerakkan bawahan dalam melaksanakan tuas. selalu memperhatikan nasib dan mendoron kemajuan bawahan. selalu bersedia mempertimbankan saran-saran bawahan. pada umumnya menuasai denan sepenuhnya bidan tuasnya. pada umumnya mampu menambil keputusan denan cepat dan tepat. pada umumnya mampu menemukakan pendapatnya denan jelas kepada oran lain. pada umumnya mampu menentukan prioritas denan tepat. pada umumnya bertindak teas dan tidak memihak. pada umumnya memberikan teladan.

19 20 21 pada umumnya berusaha memupuk dan menembankan kerjasama. menetahui kemampuan dan batas kemampuan bawahan. pada umumnya mampu menuah semanat dan menerakkan bawahan dalam melaksanakan tuas. 22 pada umumnya memperhatikan basib dan mendoron kemajuan bawahan. 23 pada umumnya bersedia mempertimbankan saran-saran bawahan. 24 menuasai secara aris besar bidan tuasnya. 25 adakalanya cepat dan tepat dalam menambil keputusan. 26 adakalanya jelas menemukakan pendapatnya kepada oran lain. 27 adakalanya tepat menemukan prioritas. 28 adakalanya mampu bertindak teas dan tidak memihak. 29 adakalanya mampu memnberikan teladan. 30 adakalanya memupuk dan menembankan kerjasama. 31 adakalanya menetahui kemampuan dan batas kemampuan bawahan.

32 adakalanya mampu menuah semanat dan menerakkan bawahan dalam melaksanakan tuas. 33 adakalanya memperhatikan nasib dan mendoron kemajuan bawahan. 34 adakalanya saran-saran yan dari bawahan diperhatikan. 35 36 37 38 39 40 41 menuasai secara aris besar bidan tuasnya. cepat dan tepat dalam menambil keputusan. jelas menemukakan pendapatnya kepada oran lain. tepat menentukan prioritas. mampu bertindak teas dan tidak memihak. mampu memberikan teladan. berusaha memupuk dan menembankan kerjasama. 42 menetahui kemampuan dan batas kemampuan bawahan. 43 mampu menuah semanat dan menerakkan bawahan dalam melaksankan tuas. 44 45 memperhatikan nasib dan mendoron kemajuan bawahan. memperhatikan saran-saran yan dari bawahan.

46 serin menuasai secara aris besar bidan tuasnya. 47 48 49 serin tidak cepat dan tepat dalam menambil keputusan. serin tidak jelas menemukakan pendapatnya kepada oran lain. serin tidak tepat dalam menentukan prioritas. 50 serin tidak mampu bertindak teas dan memihak. 51 52 53 54 55 serin tidak mampu memberikan teladan. serin tidak berusaha memupuk dan menembankan kerjasama. serin tidak menetahui kemampuan dan batas kemampuan bawahan. serin tidak mampu menuah semanat dan menerakkan bawahan dalam melaksanakan tuas. serin tidak memperhatikan nasib dan tidak pernah mendoron kemajuan bawahan. serin tidak mempertimbankan saran-saran yan dari bawahan.

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL UMUM Dalam ranka usaha untuk lebih menjamin obyektifitas dalam pembinaan Peawai Neeri Sipil berdasarkan sistem karier dan sistem Prestasi kerja, maka perlu diadakan Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Peawai Neeri Sipil. Hasil Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan tersebut dituankan dalam satu daftar yan disebut Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan. Dalam Peraturan Pemerintah ini ditentukan, yan berwenan membuat Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Peawai Neeri Sipil adalah Pejabat Penilai, yaitu atasan lansun dari Peawai Neeri Sipil yan bersankutan denan ketentuan serendah-rendahnya kepala Urusan atau pejabat lain yan setinkat denan itu. Pe4jabat lain yan setinkat denan Kepala Urusan, antara lain adalah Pemilik Sekolah Dasar, Penilik Pendidikan Aama, Kepala Sekolah Dasar, dan Pejabat lain yan ditentukan oleh Menteri, Jaksa Aun, Pimpinan Kesekretaiatan Lembaa Tertini/Tini Neara, Pimpinan Lembaa Pemerintah Non Departemen, dan Gubernur Kepala Daerah Tinkat I dalam linkunannya masin-masin. Denan adanya ketentuan sebaai tersebut di atas, maka Penilai benar-benar menenal secara pribadi Peawai Neeri Sipil yan dinilai, sehina denan demikian diharapkan penilaian dapat dilakukan lebih obyektif PASAL DEMI PASAL Pasal 1

Cukup jelas. Pasal 2 Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan diunakan sebaai bahan dalam melaksanakan pembinaan Peawai Neeri Sipil, antara lain dalam mempertimbankan kenaikan pankat, penempatan dalam jabatan, pemindahan, kenaikan aji berkala, dan lain-lain. Nilai dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan, diunakan sebaai bahan pertimbanan dalam menetapkan suatu mutasi Kepeawaian dalam tahun berikutnya, kecuali ada perbuatan tercela dari Peawai Neeri Sipil yan bersankutan yan dapat menurani nilai tersebut. Pasal 3 Sipil. Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dilakukan jua terhadap calon Peawai Neeri Pasal 4 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Huruf a Yan dimaksud denan kesetiaan, adalah kesetiaan, ketaatan, dan penabdian kepad Pancasila, Undan-Undan Dasar 1945, Neara, dan pemerintah. Pada umumnya yan dimaksud denan kesetiaan adalah tekad dan kesanupan mentaati melaksanakan, dan menamalkan sesuatu yan disetiai denan penuh kesadaran dan tanunjawab. Tekad dan kesanupan tersebut harus dibuktikan dalam sikap dan tinkah laku seharihari serta dalam perbuatan dalam melaksanakan tuas. Pada umumnya yan dimaksud denan penabdian, adalah penyumbanan pikiran dan tenaa secara ikhlas denan menutamakan kepentinan umum di atas kepentinan olonan atau pribadi. Peawai Neeri Sipil sebaai unsur Aparatur Neara, Abdi Neara, dan Abdi Masyarakat wajib setia, taat, dan menabdi sepenuhnya kepada Pancasila, Undan-Undan Dasar 1945, Neara, dan Pemerintah. Pada umumnya kesetiaan, ketaatan, dan penabdian timbul dari penetahuan dan pemahaman yan mendalam, oleh sebab itu setiap Peawai Neeri Sipil wajib

mempelajari, memahami, melaksanakan, dan menamalkan Pancasila, Undan-Undan Dasar 1945, Haluan neara, politik, kebijaksanan, dan rencana-rencana Pemerintah. Huruf b Prestasi kerja adalah hasil kerja yan dicapai oleh seoran Peawai Neeri Sipil dalam melaksanakan tuas yan dibebankan kepadanya. Pada umumnya, prestasi kerja seoran Peawai Neeri Sipil antara lain dipenaruhi oleh kecakapan, ketrampilan, penalaman, dan kesunuhan Peawai Neeri Sipil yan bersankutan. Huruf c Tanunjawab adalah kesanupan seoran Peawai Neeri Sipil menyelesaikan pekerjaan yan diserahkan kepadanya denan se-nya dan tepat pada waktunya serta berani memikul resiko atas keputusan yan diambilnya atau tindakan yan dilakukannya. Huruf d Ketaatan adalah kesanupan seoran Peawai Neeri Sipil untuk mentaati seala peraturan perundan-undanan dan peraturan kedinasan yan berlaku, mentaati perintah kedinasan yan diberikan oleh atasan yan berwenan serta kesanupan untuk tidak melanar laranan yan ditentukan. Huruf e Pada umumnya yan dimaksud denan kejujuran, adalah ketulusan hati seoran Peawai Neeri Sipil dalam melaksanakan tuas dan kemampuan untuk tidak menyalahunakan wewenan yan diberikan kepadanya. Huruf f Kerjasama, adalah kemampuan seoran Peawai Neeri Sipil untuk bekerja bersama-saman denan oran lain dalam menyelesaiakan sesuatu tuas yan ditentukan, sehina mencapai dayauna dan hasiluna yan sebesar-besarnya. Huruf Prakarsa, adalah kemampuan seoran Peawai Neeri Sipil untuk menambil keputusan, lankah-lankah atau melaksanakan sesuatu tindakan yan diperlukan dalam melaksanakan tuas pokok tanpa menunu perintah dari atasan. Huruf h

Kepemimpinan, adalah kemampuan seoran Peawai Neeri Sipil untuk myakinkan oran lain sehina dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tuas pokok. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan hanya dapat diketahui oleh Pejabat Penilai Yan tertini, Atasan Pejabat Penilai, Pejabat penilai. Peawai Neeri Sipil yan dinilai, dan atau pejabat lain yan karena tuas atau jabatannya menetahui Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan. Pasal 7 Ayat (1) Pejabat Penilai wajib membuat dan memelihara catatan menenai diri Peawai Neeri Sipil yan berada dalam linkunannya, tentan unsur-unsur sebaaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), sehina denan demikian Pejabat Penilai yan berswankutan dapat membuat penilaian denan se-nya. Ayat (2) Penilaian dilakukan pada bulan Desember tiap-tiap tahun. Janka waktu penilaian adalah mulai bulan Januari sampai denan bulam Desember dalam tahun yan bersankutan. Bai calon Peawai Neeri Sipil, Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan hanya dibuat dalam tahun yan bersankutan apabila ia sampai denan bulan Desember telah 6 (enam) bulan menjadi calon Peawai Neeri Sipil. Apabila seoran calon Peawai Neeri Sipil dalam tahun yan bersankutan belum 6 (enam) bulan menjadi calon Peawai Neeri Sipil, Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan terhadapnya dilakukan dalam tahun berikutnya. Khusus bai calon Peawai Neeri Sipil yan akan diankat menjadi Peawai Neeri Sipil, Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dilakukan setelah ia se-nya 1 (satu) tahun menjadi calon Peawai Neeri Sipil.

Pasal 8 Ketentuan pasal ini, adalah untuk memberikan kesempatan kepada Pejabat Penilai untuk menenal denan Peawai Neeri Sipil yan dinilai, sehina denan demikian diharapkan adanya obyektifitas di dalam memberikan penilaian. Apabila Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan diperlukan untuk suatu mutasi kepeawaian, Pejabat Penilai belum 6 (enam) bulan membawahi Peawai Neeri Sipil yan dinilai, maka pejabat Penilai tersebut dapat melakukan Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan denan menunakan bahan-bahan yan ditinalkan oleh pejabat lama. Pasal 9 Ayat (1) Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan sebaaimana dimaksud dalam ayat ini, diberikan secara lansun oleh Pejabat Penilai kepada Peawai Neeri Sipil yan dinilai. Apabila tempat bekerja antara Pejabat Penilai denan Peawai Neeri Sipil yan dinilai berjauhan, maka Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan tersebut dikirimkan kepada Peawai Neeri Sipil yan dinilai. Denan adanya ketentuan sebaaimana dimaksud dalam ayat ini, maka Peawai Neeri Sipil yan bersankutan menetahui penilaian atasannya tehadap dirinya, sehina denan demikian ia dapat berusaha menembankan hal-hal yan telah dan memperi hal-hal yan. Apabila isi Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dapat diterima oleh Peawai Neeri Sipil yan dinilai, maka ia menandataninya pada tempat yan telah disediakan. Ayat (2) Peawai Neeri Sipil yan dinilai berhak menajukan keberatan apabila menurut pendapatnya ada nilai yan sesuai. Keberatan tersebut harus sudah diajukan dalam janka waktu 14 (empat belas) hari terhitun mulai ia menerima Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan tersebut. Keberatan yan diajukan melebihi janka waktu 14 (empat belas) hari tidak dipertimbankan. Alasan-alasan keberatan harus dikemukakan dena lenkap secara tertulis. Keberatan tersebut diajukan kepada Atasan Pejabat Penilai melalui Pejabat Penilai. Walaupun Peawai Neeri Sipil yan dinilai keberatan atas seluruh atau sebaian nilai yan tercantum dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan ia harus jua menandatanani Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan tersebut denan mencantumkan catatan pada tempat yan disediakan ia keberatan.

Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 10 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Atasan Pejabat penilai memeriksa denan seksama isi Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan termasuk keberatan yan diajukan oleh Peawai Neeri Sipil yan dinilai dan tanapan Pejabat Penilai atas keberatan itu (apabila ada). Ayat (3) Apabila Atasan Pejabat Penilai mempunyai alasan-alasan yan, maka ia dapat menadakan perubahan terhadap nilai yan diberikan oleh Pejabat Penilai, dalam arti menaikkan nilai atau menurunkan nilai. Perubahan nilai yan dilakukan oleh Atasan Pejabat Penilai tidak dapat dianu uat. Ayat (4) Cukup jelas. Pasal 11 Para pejabat yan dimaksud dalam pasal ini, adalah Pejabat Penilai dan sekalius menjadi Atasan Pejabat Penilai Tertini dalam linkunannya masin-masin. Umpamanya Menteri adalah Pejabat Penilai dan sekalius menjadi Atasan Pejabat Penilai terhadap seoran Direktur jenderal dalam linkunannya. Nilai yan diberikan oleh Pejabat sebaaimana dimaksud dalam pasal ini tidak dapat dianu uat. Pasal 12 Ayat (1) yan dimaksud denan Pejabat Penilai dalam ayat ini adalah pejabat Penilai dari instansi semula tempat Peawai Neeri Sipil yan bersankutan bekerja sebelum ia diankat menjadi Pejabat Neara. Bahan-bahan yan diperlukan dalam membuat Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan, diminta oleh Pejabt Penilai dari Pimpinan badan atau

Dewan di mana Peawai Neeri Sipil yan bersankutan menjalankan tuasnya sebaai Pejabat Neara. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 13 Ayat (1) Lihat penjelasan Pasal 12 ayat (1). Ayat (2) Untuk dapat memberikan bahan-bahan penilaian, maka Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar neeri atau Pejabt lain yan ditunjuk olehnya menikuti dan mencatat tinkah laku dan keiatan Peawai Neeri Sipil yan melakukan tuas belajar di Neata yan bersankutan. Pasal 14 Cukup jelas. Pasal 15 Ayat (1) Lihat penjelasan Pasal 12 ayat (1). Ayat (2) Bahan-bahan untuk penilain pelaksanaan pekerjaan bai Peawai Neeri Sipil yan dituaskan pada badan-badan internasional yan lokasinya berada dalam wilayah Republik Indonesia, diminta oleh Pejabat Penilai dari Pimpinan Badan Internasional yan bersankutan. Selanjutnya lihat penjelasan Pasal 13 ayat (2). Pasal 16 sampai denan Pasal 20 Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3134.