Dari Sini Kita Memulai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

Doa Dies Natalis ke-51 Fakultas Farmasi Universitas Andalas

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini permasalahan pendidikan merupakan permasalahan yang. merupakan bagian dari upaya membangun karakter dan budaya.

SAMBUTAN MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA RI PADA ACARA PERINGATAN HARI SUMPAH PEMUDA KE-83 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap insan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. begitu, seorang guru pendidikan agama Islam harus mampu mendidik. keselamatan dunia maupun di akhirat kelak.

SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI pada Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. analisis bahasan utama pada tesis ini ada tiga hal yaitu: 1. Bagaimana

POINTER PAPARAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KEHORMATAN PESERTA PENDIDIKAN KETAHANAN NASIONAL UNTUK PEMUDA (TANNASDA)

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW, 1432 HIJRIAH DIMASDJID AGUNG DARUSSALAM PALU MINGGU, 20 PEBRUARI 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

J. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SMPLB AUTIS

SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru belum terbentuk. Hal ini karena sendi-sendi kehidupan selama ini dianggap

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan. demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA PUNCAK HARI ANAK NASIONAL TINGKAT KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan. pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan.

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

BAB V PENUTUP. Dari rangkaian pembahasan yang telah dipaparkan di atas,

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku mulia. Begitulah kutipan filsuf Yunani, Plato, SM (dalam

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan secara jelas pada uraian berikutnya.

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMALB TUNAGRAHITA

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat.di mana pengalaman-pengalaman yang didapat

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

DO A PADA PENERIMAAN MAHASISWA BARU & PEMBUKAAN OSPEK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 20 AGUSTUS 2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

Masyarakat. Sekolah. Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari belum mengerti sampai mengerti agar lebih maju dan handal dalam

Allah Telah Memudahkan Alquran Untuk Dipelajari

1 ( atau

Modul ke: Kesalehan Sosial. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sarana dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

warga negara yang diandalkan oleh bangsa dan negara.

MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI PENDIDIKAN MORAL. Oleh Sukiniarti FKIP UT

J. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SDLB TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran dan pendidikan agama dari guru Pendidikan Agama Islam.

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

PIDATO SAMBUTAN PADA PEMBUKAAN TRAINING ESQ DI JAKARTA SABTU, 13 FEBRUARI 2010

J. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SMALB AUTIS

KELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA. Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

Kejayaan Umat Dalam Berhijrah. Dr. Tajuddin Pogo, Lc.MH

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

Para Hadirin yang saya hormati, Pemimpin adalah orang yang diberi wewenang untuk mengelola organisasi dalam rangka mencapai tujuan tertentu, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH. Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

Membentuk Karakter Cara Islam (ringkasan)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BUPATI BENGKALIS ASSALAMU ALAIKUM WR. WB, SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan akhlak mulia adalah amanat dari Undang-Undang Nomor 20

SAMBUTAN BUPATI SLEMAN PADA ACARA PENGAMBILAN SUMPAH/JANJI PNS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN TANGGAL : 11 MEI 2016

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu dibutuhkan sistem pendidikan dan manajemen sekolah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya. Pembangunan tersebut sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dan tanpa manusia, organisasi tidak akan berfungsi. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan,

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADAPEMBUKAAN KEMAH SRI JUNJUNGAN GUGUSDEPAN STIE SYARIAH BENGKALIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan

Transkripsi:

Membangun Energi dan Karakter Positif Dari Sini Kita Memulai Sebagai manusia, tentu saja kita memiliki harapan dan potensi yang dianugerahkan oleh Allah Swt., namun kita juga memiliki kekurangan. Dengan adanya harapan, potensi, dan kekurangan tersebut, sesungguhnya ini merupakan tantangan yang harus dikelola menjadi energi positif dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, kekuatan yang mampu dibangun adalah menjadikan harapan, potensi diri, dan kekurangan sebagai tantangan dalam menata dan mengelola kehidupan menjadi lebih baik dan bahagia. Di antara tantangan itu adalah gambaran masyarakat yang belum sepenuhnya belajar dari keteladanan baik para pemimpin. Apakah selama ini mereka yang memimpin ini kurang berpendidikan? Tentu tidak. Mereka adalah kaum terpelajar yang merupakan putra-putri terbaik pilihan bangsa. Pakar di bidangnya masing-masing dan tentu saja menguasai permasalahan yang ditangani. Lalu mengapa masih ada penyelewengan, kurang peduli, persaingan 001

Heru Hidayat tidak sehat? Jawaban yang paling mendasar adalah karena niat atau orientasi hidup yang parsial keduniaan, moral, dan etika yang belum terimplementasi dari nilai agama, sehingga hal ini harus menjadi perhatian semua pihak. Kini saatnya kita mempersiapkan generasi yang memiliki orientasi hidup yang jelas dan berjangka panjang untuk sukses dunia-akhirat, moral, dan karakter masyarakat yang ramah dan santun. Generasi yang memiliki karakter mulia itulah yang akan memberikan kontribusi nyata untuk pembangunan dan manfaat kepada masyarakatnya. Menjadi generasi yang berkarakter mulia merupakan suatu hal yang sangat penting dan harus menjadi perhatian semua pihak dalam upaya membangun sumber daya manusia di masa yang akan datang. Sehingga mampu menyinergikan antara harapan masa depan, keunggulan potensi diri setiap generasi, dan kekurangan yang senantiasa diperbaiki. Jika hal ini menjadi prioritas pembentukan generasi muda maka kita sedang mempersiapkan masyarakat yang kokoh, dinamis, dan memiliki daya saing yang handal. 002

Membangun Energi dan Karakter Positif Membangun Pribadi Berkarakter Setiap jiwa yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Tapi bukan berarti kesucian dari lahir itu meniadakan upaya untuk membangun dan menjaganya, justru karena telah diawali dengan fitrah itulah, jiwa tersebut harus dijaga dan dirawat kesuciannya dan selanjutnya dibangun agar menjadi pribadi yang berkarakter. Beberapa aspek penting yang harus dibangun pada pribadi pemuda berkarakter di antaranya adalah aspek jiwa yang harus mendapatkan perhatian khusus oleh setiap pemuda. Jiwa menjadi motor utama dari poin lainnya, memberikan pelajaran kapada kita akan pentingnya untuk senantiasa menjaga jiwa, kerugian yang besar bagi orang yang mengotorinya dan peringatan keras agar kita meninggalkan amalan yang bisa mengeraskan hati. Bahkan pembinaan kejiwaan adalah dasar dari seluruh bentuk pembinaan, menjadi pendorong untuk berbuat baik dan dia juga memperkokoh manusia dalam menyikapi berbagai problematika kehidupan. 003

Heru Hidayat Poin-poin yang sangat terkait dengan dengan kejiwaan seseorang adalah: a. Keyakinan Beragama. Kejiwaan yang baik akan melahirkan keyakinan yang lurus dan kokoh, dan sebaliknya jika kejiwaan lemah bisa menyebabkan lemahnya keyakinan. Padahal keyakinan beragama adalah suatu keyakinan yang akan mewarnai sikap dan tingkah laku seseorang. Oleh sebab itu, kalau ingin keyakinannya terbangun dengan baik maka jiwanya harus dikokohkan. b. Akhlak adalah bukti tingkah laku dari nilai yang diyakini seseorang. Akhlak merupakan bagian penting dari keimanan seseorang. Akhlak juga salah satu tolok ukur kesempurnaan iman seseorang terhadap keyakinan agama yang dianutnya. c. Tingkah laku. Tingkah laku adalah cerminan dari akhlak yang melekat pada diri seseorang. 004

Membangun Energi dan Karakter Positif Pola Pikir Jangka Panjang Sebagai pemuda yang beragama maka menjadi keniscayaan bagi kita untuk memperluas wawasan agamanya. Sebab dengan wawasan agama akan memperkokoh keyakinan keimanan dan daya manfaat diri untuk orang lain. Yang kedua adalah pola pikir kebaikan. Pola pikir kebaikan juga harus dibangun dalam diri seorang pemuda berkarakter. Semua alur berpikir seorang pemuda harus mengarah dan bersumber pada satu sumber yaitu kebenaran. Seorang pemuda berkarakter harus senantiasa menggunakan dan mengoptimalkan potensi pemikirannya agar ia dapat memimpin dan mengelola setiap sumber daya yang ada, baik manusia, maupun alam sekitarnya untuk memberikan kemanfaatan dan keberkahan dari Tuhan Yang Maha Esa. 005

Heru Hidayat Aspek ketiga adalah perbuatan, di antara sisi yang harus dibangun pada pemuda berkarakter adalah perbuatan. Perbuatan yang mengubah kehidupan seorang menjadi lebih baik. Jadi, tidak cukup seseorang menyatakan baik tanpa mewujudkan apa yang diyakininya dalam bentuk perbuatan yang nyata. Ada sedikitnya tiga alasan kenapa seorang harus berbuat kebaikan di antaranya adalah kewajiban diri pribadi, sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa tentunya harus menyadari bahwa dirinya diciptakan bukan untuk hal yang sia-sia. Kewajiban terhadap keluarga, keluarga adalah lapisan kedua dalam pembentukan masyarakat. Lapisan ini akan memiliki pengaruh yang kuat, baik, dan rusaknya sebuah masyarakat. Oleh sebab itulah seseorang dituntut untuk berbuat kebaikan karena terkait dengan kewajiban dia membentuk keluarga yang baik, sebab tidak akan terbentuk masyarakat yang baik tanpa melalui pembentukan keluarga yang baik pula. Kewajiban terhadap masyarakat, bangsa, berbuat baik bagi seorang pemuda berkarakter tidak saja terbatas bagi diri sendiri, keluarga, namun ia harus meluas dan menyebar ke setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. 006