BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 12/PRT/M/2006. TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI. MENTERI PEKERJAAN UMUM,

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 23/PRT/M/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 25/PRT/M/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BENDUNGAN MENTERI PEKERJAAN UMUM,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Wilayah studi Balai Besar Wilayah Sungai Brantas adalah Wilayah Sungai

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P.41/MENHUT-II/2006 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MATARAM

IV. GAMBARAN UMUM. mempergunakan pendekatan one river basin, one plan, and one integrated

PERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR : 301/Kpts/OT.140/7/2005 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 665/Kpts-II/2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 11/Permentan/OT.140/3/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

PERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR : 300/Kpts/OT.140/7/2005 TENTANG

BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

BERITA NEGARA. Ombudsman RI. Organisasi dan Tata Kerja. PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.557/Menhut-II/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PEMANTAUAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 21/PRT/M/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA MUSEUM PENERANGAN.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 08/Permentan/OT.140/3/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN TANAH

Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/M-DAG/PER/12/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.597,2012

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 390/Kpts/OT.130/6/2004 TENTANG

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Nomor : 04/P/M.KOMINFO/5/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERS

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN Nomor : 392/Kpts/OT.130/6/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 391/Kpts/OT.130/6/2004 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 32 /Menhut-II/2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52/PMK.01/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN

PERPUSTAKAAN NASIONAL R.I. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN Nomor : 393/Kpts/OT.130/6/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGUJIAN MUTU PRODUK TANAMAN MENTERI PERTANIAN,

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan. Organisasi dan Tata Kerja.

SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 628/Kpts/OT.140/12/2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PENGUJIAN DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN

Memperhatikan : Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dalam surat Nomor B/2795-7/M.PAN/9/2008, tanggal 26 September 2008;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 49/Permentan/OT.140/6/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGELOLA ALIH TEKNOLOGI PERTANIAN

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 6188/Kpts-II/2002. Tentang

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 32/MEN/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KARANTINA IKAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/PERMEN-KP/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 12/Permentan/OT.140/3/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PENELITIAN TANAMAN PADI

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

2016, No sebagaimana dimaksud dalam huruf a, sudah tidak sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan saat ini; e. bahwa berdasarkan pertimbangan s

2011, No Memperhatikan : 4. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 40/Menhut-II/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan (Beri

GUBERNUR JAWA TENGAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 133/PMK.01/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KOMITE PENGAWAS PERPAJAKAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 101/Permentan/OT.140/10/2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.21/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 44/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGUJIAN MUTU ALAT DAN MESIN PERTANIAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 03/Menhut-II/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS TAMAN NASIONAL MENTERI KEHUTANAN,

ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Organisasi. Tata Kerja. Pusat Pengembangan. PAUD. Nonformal. Informal. Pencabutan.

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 663/Kpts-II/2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PERBENIHAN TANAMAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN,

2011, No Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 40/Menhut-II/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan (Berita Negara Republ

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TENTANG

SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/OT.160/10/2003 TENTANG

MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 632/Kpts/OT.140/12/2003 TENTANG

2016, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkun

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Hidup dan Kehutanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Serat Tanaman Hutan; Mengingat : 1.

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 33 /Menhut-II/2011 TENTANG

Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/M-DAG/PER/12/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN Nomor : 402/Kpts/OT.210/6/2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGUJIAN MUTU ALAT DAN MESIN PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 07/MEN/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PENGEMBANGAN BUDIDAYA LAUT

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.06/MEN/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELABUHAN PERIKANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 07/MEN/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 28 /Menhut-II/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI AGROFORESTRY

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nom

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR 92/PER/B5/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 12/PRT/M/2007 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN Nomor : 331/Kpts/OT.210/5/2002 TENTANG

2016, No f. bahwa Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, sudah tidak sesuai

2015, No menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Su

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 27/Menhut-II/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PENELITIAN DIPTEROKARPA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 41/Permentan/OT.140/9/2006 TENTANG

SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 488/Kpts/OT.160/10/2003 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 15/Permentan/OT.140/3/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PENELITIAN VETERINER

TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM MENTERI KEHUTANAN,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.24/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG

PEMERINTAH ACEH PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Kedudukan BBWS Balai Besar Wilayah Sungai adalah unit pelaksana teknis di bidang konservasi sumber daya air, pengembangan sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Sumber Daya Air dan dipimpin oleh seorang Kepala 2.1.1 Tugas Balai Besar Wilayah Sungai mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan sumber daya air yang meliputi perencanaan, pelaksanaan konstruksi, operasi dan pemeliharaan dalam rangka konservasi sumber daya air, pengembangan Sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai. 2.1.2 Fungsi Dalam melaksanakan tugas, Balai Besar Wilayah Sungai menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana dan pelaksanaan pengelolaan kawasan lindung sumber air pada wilayah sungai. 7

8 b. Pengelolaan sumber daya air yang meliputi konservasi sumber daya air, pengembangan sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai. c. Penyiapan rekomendasi teknis dalam pemberian ijin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai. d. Operasi dan pemeliharaan sumber daya air pada wilayah sungai. e. Pengelolaan sistem hidrologi. f. Penyelenggaraan data dan informasi sumber daya air. g. Fasilitasi kegiatan Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air pada wilayah sungai 2.2 Visi dan Misi Balai Besar Wilayah Sungai Brantas 2.2.1 Visi Adapun visi dan misi dari BBWS Brantas ini adalah sebagai berikut: Terpenuhinya Layanan Sarana Prasarana SDA di WS Brantas guna Terwujudnya Kemanfaatan Sumber Daya Air bagi kesejahteraan Masyarakat. 2.2.2 Misi a. Meningkatkan Operasi dan Pemeliharaan Sarana Prasarana SDA Guna Mengoptimalkan Manfaat dengan melestarikan Sumber Air dan Sarana Prasarana SDA. b. Meningkatkan keamanan dan Kenyamanan Masyarakat dan Sarana Prasarana SDA dari ancaman Daya Rusak Air.

9 c. Mengembangkan dan mendayagunakan Potensi SDA agar Berhasil Guna dan Berdaya Guna. d. Meningkatkan Keterpaduan dan Keterbukaan Sistem Informasi SDA yang Efektif. e. Mengembangkan dan Memberdayakan Peran Serta Pemangku Kepentingan Dalam Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas SDA. f. Mengembangkan Sarana dan Prasarana SDA guna Terpenuhinya Kesejahteraan Masyarakat dengan Prinsip Pembangunan yang Berkelanjutan

10 2.3 Struktur Organisasi Adapun struktur organisasi dari BBWS Brantas tersebut adalah sebagai berikut: Gambar 2.1 Struktur Organisasi

11 2.4 Tanggung Jawab dan Wewenang Tipe Balai Besar Wilayah Sungai Tipe A, memiliki Susunan Organisasi terdiri dari : 2.4.1 Bagian Tata Usaha Bagian Tata Usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan administratif kepada semua unsur di lingkungan Balai Besar Wilayah Sungai. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan administrasi kepegawaian, keuangan, penyelenggaraan rumah tangga, perlengkapan dan Barang MiIik/Kekayaan Negara. b. pelaksanaan penyusunan, perencanaan, pengembangan, evaluasi kepegawaian dan administrasi serta pengelolaan organisasi dan tatalaksana. c. pelaksanaan penyiapan penyusunan rencana pengelolaan anggaran dan administrasi keuangan;. d. pelaksanaan pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Ba1ai Besar Wilayah Sungai. e. penyusunan laporan berkala Balai Besar Wilayah Sungai.

12 Bagian Tata Usaha, terdiri dari : a. Subbagian Kepegawaian; Subbagian Kepegawaian mempunyai tugas melakukan administrasi penyusunan perencanaan, pengembangan, evaluasi kepegawaian dan pengelolaan organisasi tatalaksana. b. Subbagian Keuangan; Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan pengelolaan administrasi keuangan. c. Subbagian Administrasi Umum. Subbagian Administrasi Umum mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga serta inventarisasi Barang Milik/Kekayaan Negara. 2.4.2 Bidang Program dan Evaluasi Bidang Program dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air, evaluasi kelayakan, penyusunan program dan anggaran serta evaluasi kinerja. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Bidang Program dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai. b. pelaksanaan evaluasi kelayakan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai. c. penyusunan program kegiatan dan anggaran.

13 d. pelaksanaan evaluasi kinerja, manfaat dan dampak kegiatan pengelolaan sumber daya air. Bidang Program dan Evaluasi terdiri dari : a. Seksi Program Seksi Program mempunyai tugas melakukan penyusunan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air serta program kegiatan dan anggaran. b. Seksi Evaluasi. Seksi Evaluasi mempunyai tugas melakukan evaluasi kelayakan kinerja., manfaat dan dampak pengelolaan sumber daya air. 2.4.3 Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Bidang Pelaksanaan Jaringan Surnber Air rnempunyai tugas melaksanakan konservasi sumber daya air, pengembangan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, penyusunan rencana persiapan operasi dan pemeliharaan jaringan sumber air. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan perencanaan teknis sungai, pantai, danau dan waduk dalam rangka konservasi sumber daya air, pengembangan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air. b. pelaksanaan konstruksi sungai, pantai, danau dan waduk.

14 c. penyusunan rencana persiapan operasi dan pemeliharaan sungai, pantri, danau dan waduk Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air terdiri dari : a. Seksi Pelaksanaan Sungai dan Pantai. Seksi Pelaksanaan Sungai dan Pantai mempunyai tugas me1akukan perencanaan, pelaksanaan konstruksi, konservasi sumber daya air dan pengendalian daya rusak air serta persiapan operasi dan pemeliharaan di bidang sungai dan pantai. b. Seksi Pelaksanaan Danau dan Waduk. Seksi Pelaksanaan Danau dan Waduk mempunyai tugas melakukan perencanaan, pelaksanaan konstruksi konservasi sumber daya air, pengembangan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air serta persiapan operasi dan pemeliharaan di bidang danau dan waduk. 2.4.4 Bidang Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Bidang Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air mempunyai tugas melaksanakan pendayagunaan sumber daya air, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, penyusunan rencana persiapan operasi dan pemeliharaan jaringan pemanfaatan air. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Bidang Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan perencanaan teknis irigasi dan air baku dalam rangka pendayagunaan sumber daya air.

15 b. pelaksanaan konstruksi irigasi dan air baku. c. penyusunan rencana persiapan operasi dan pemeliharaan irigasi dan air baku. Bidang Pelaksanaaa Jaringan Pemanfaatan Air terdiri dari : a. Seksi Pelaksanaan Irigasi; Seksi Pelaksanaan Irigasi rnempunyai tugas rnelakukan perencanaan, pelaksanaan konstruksi serta rencana persiapan operasi dan pemeliharaan konstruksi irigasi. b. Seksi Pelaksanaan Air Baku. Seksi Pelaksanaan Air Baku mempunyai tugas melakukan perencanaan, pelaksanaan konstruksi serta rencana persiapan operasi dan pemeliharaan konstruksl air baku. 2.4.5 Bidang Operasi dan Pemeliharaan Bidang Operasi dan Pemeliharaan mempunyai tugas melaksanakan operasi dan pemeliharaan, penyediaan data dan informasi sumber daya air serta koordinasi pengelolaan sumber daya air. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dirnaksud diatas, Bidang Operasi dan Pemeliharaan menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sungai, danau, waduk serta sarana dan prasarananya termasuk bendungan, irigasi, air baku dan pantai. b. pemantauan dan pengevaluasian kelayakan operasi pada sarana dan prasarana sungai, danau, waduk, bendungan., irigasi, air baku, rawa dan pantai.

16 c. penyiapan rekomendasi teknis dalam pemberian ijin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai. d. penyelenggaraan sistem hidrologi dan informasi sumber daya air. e. fasilitasi kegiatan Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air pada wilayah sungai. f. pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air. Bidang Operasi dan Pemeliharaan terdiri dari : a. Seksi Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air; Seksi Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air mempunyai tugas melakukan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengevaluasian operasi dan pemeliharaan serta pemberdayaan masyarakat dalam operasi dan pemeliharaan sumber daya air. b. Seksi Data dan Informasi Sumber Daya Air. Seksi Data dan Informasi Sumber Daya Air mempunyai tugas melakukan pengelolaan sistem hidrologi, data dan informasi sumber daya air, penyiapan rekomendasi teknis dan pemberian izin serta menyiapkan bahan fasilitasi Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air.

17 2.4.6 Kelompok Jabatan Fungsional. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatansesuai dengan jabatan fimgsionai masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejmlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai Kelompok Jabatan Fungsional sesuai dengan biadang keahliannya. Masing-masing Kelompok labatan Fungsional sebagaimana dimaksud diatas melaksanakan kegiatan sehari-hari dikoordinasikan oleh Kepala Balai. Jumlah tenaga fungsionai sebagaimana dimaksud diatas ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud diatas diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2.5 Tata Kerja a. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari Balai Besar Wilayah Sungai wajib melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dengan Eselon II terkait. b. Dalam rnelaksanakan tugas setiap pirnpinan satuan orgarrisasi dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkroniasi baik di lingkungan masing-masing. maupun antar unit kerja, dan instansi lain terkait sesuai dengan tugas masing-masing. c. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi pelaksanaan tugas bawahan masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan wajib mengambil

18 langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. d. Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. e. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti, mematuhi pentunjuk dan bertanggungjawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktumya. f. Setiap Pejabat Fungsional bertanggungjawab didalam melaksanakan tugas sesuai dengan substansi kegiatannya serta wajib mengikuti, mematuhi peratnran yang beraku dan wajib menyampaikan laporan kepada pimpinan Balai mengenai kegiatan yang telah dilakukan / dikerjakan. g. Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut. Kepala Bagian Tata Usaha wajib menyusun laporan berkala Balai. h. Dalam menyampaikan laporan kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan pula kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. i. Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan satuan organisasi dibantu oleh kepala satuan organisasi dibawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan wajib mengadakan rapat berkala.

19 2.6 Eselonisasi 1. Kepala Balai Besar Wilayah Sungai adalah jabatan eselon II.b. 2. Kepala Bagian dan Kepala Bidang adalah jabatan eselon III.b. 3. Kepala Subbagian dan Kepala Seksi adalah jabatan eselon IV.a.