BAB IV HASIL PENELITIAN. Pemerintah Kota Bandung yang sudah membuat laporan keuangan berdasarkan

dokumen-dokumen yang mirip
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung.

Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015

BAGIAN I PENDAHULUAN

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

[CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN] K e c a m a t a n B u a h B a t u J l. C i w a s t r a N o B a n d u n g Page 1

BAGIAN I PENDAHULUAN 1.1. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BAGIAN I PENDAHULUAN 1.1. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN I PENDAHULUAN

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 03 NERACA

Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2014

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 2014 KECAMATAN COBLONG KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012.

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. Neraca Komparatif NERACA PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN Per 31 Desember 2009 Dan 2008 (Dalam Rupiah)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Anggaran Realisasi Realisasi Cat

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006

KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI N E R A C A Per 31 Desember Tahun 2009 dan Tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN

KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014

LAPORAN KEUANGAN POKOK

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

CATATAN LAPORAN KEUANGAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG TAHUN 2015

AKUNTANSI DI SATUAN KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

BUNGA RAMPAI STUDI KASUS AKUNTANSI PEMERINTAHAN TAHUN 2016

PROGRAM S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN AKUNTANSI

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

Laporan keuangan Kec. Andir 2014 Februari 2014 KATA PENGANTAR

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP

BAGIAN I PENDAHULUAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 URAIAN REF ANGGARAN 2014

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah)

BAB X KEBIJAKAN AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

PEMERINTAH KOTA DENPASAR LAPORAN ARUS KAS

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN KOTA MEDAN TAHUN ANGGARAN 2013 (dalam rupiah) NO.

Gerung, 13 Januari 2014 Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lombok Barat, H. ILHAM, S.Pd, M.Pd NIP

SIKLUS AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK. Phone:

LAPORAN KEUANGAN POKOK

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

NERACA SKPD DINPORA PROVINSI JAWA TENGAH Per 31 Desember 2016

NERACA DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Per 31 Desember 2016

TATA CARA PELAKSANAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG BAB I PENDAHULUAN

Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah TAMBAHAN LAMPIRAN LAPORAN KEUANGAN Per 31 Desember 2015

NERACA. Per 31 Desember 2016 URAIAN AUDITED DEBET KREDIT ASET 2 ASET LANCAR

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

-1- KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA, BELANJA, TRANSFER DAN PEMBIAYAAN

BUNGA RAMPAI STUDI KASUS AKUNTANSI PEMERINTAHAN TAHUN 2016

BAB IV PROSEDUR AKUNTANSI PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (PPKD)

NERACA BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH Per 31 Desember 2016

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

NERACA PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH Per 31 Desember Uraian Ref

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

Grafik 5.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kaltara Tahun Anggaran Sumber: Hasil Olahan, 2016

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

LAMPIRAN VII PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG LAPORAN ARUS KAS A.

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

BUNGA RAMPAI 2016 STUDI KASUS AKUNTANSI PEMERINTAHAN. Untuk Periode Januari s.d. Juni Tahun 2016 KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Transkripsi:

35 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Neraca per 31 Desember 2012 BKD Kota Bandung merupakan salah satu SKPD yang ada dibawah Pemerintah Kota Bandung yang sudah membuat laporan keuangan berdasarkan PP No. 24 tahun 2005 tentang SAP.Berikut neraca yangdisusun pihak BKD yang menjadi dasar penyusunan laporan keuangan BKD periode Januari s.d Maret. Tabel 4.1 Neraca (Dalam Rupiah) BKD Kota Bandung Neraca Per 31Desember2012 URAIAN 2012 ASET ASET LANCAR Kas di Kas Daerah 0,00 Kas di Bendahara Pengeluaran 0,00 Kas di Bendahara Penerimaan 0,00 Investasi Jangka Pendek 0,00 Piutang Pajak 0,00 Piutang Retribusi 0,00 Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara 0,00 Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah 0,00 Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemarintah Pusat 0,00 Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya 0,00 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran 0,00 Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan 0,00 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi 0,00 Piutang Lainnya 0,00 Persediaan 121.801.850,00 Jumlah Aset Lancar 121.801.850,00

36 INVESTASI JANGKA PANJANG Investasi Nonpermanen Pinjaman kepada Perusahaan Negara 0,00 Pinjaman kepada Perusahaan Daerah 0,00 Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya 0,00 Investasi dalam Surat Utang Negara 0,00 Investasi dalam Proyek Pembangunan 0,00 Investasi Nonpermanen Lainnya 0,00 Jumlah Investasi Nonpermanen 0,00 Investasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 0,00 Investasi Permanen Lainnya 0,00 Jumlah Investasi Permanen 0,00 ASET TETAP Jumlah Investasi Jangka Panjang 0,00 Tanah Peralatan dan Mesin 4.496.505.800,00 Gedung dan Bangunan 0,00 Jalan, Irigasi dan Jaringan 0,00 Aset Tetap Lainnya 80.188.700,00 Konstruksi dalam Pengerjaan 0,00 Akumulasi Penyusutan Jumlah Aset Tetap 4.576.694.500,00 DANA CADANGAN Dana Cadangan 0,00 Jumlah Dana Cadangan 0,00 ASET LAINNYA Tagihan Penjualan Angsuran 0,00 Tuntutan Perbendaharaan 0,00 Tuntutan Ganti Rugi 0,00 Kemitraan dengan Pihak Ketiga 0,00 Aset Tak Berwujud 0,00 Aset Lain-lain 0,00 Jumlah Aset Lainnya 0,00 JUMLAH ASET 4.698.496.350,00 KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 0,00 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri-Pemerintah Pusat 0,00 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri-Pemerintah Daerah Lainnya 0,00 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri-Lembaga Keuangan Bank 0,00 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri-Lembaga Keuangan Bukan Bank 0,00 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri-Obligasi 0,00 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Lainnya 0,00 Utang Jangka Pendek Lainnya 0,00 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 0,00

37 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Utang Dalam Negeri-Pemerintah Pusat 0,00 Utang Dalam Negeri-Pemerintah Daerah Lainnya 0,00 Utang Dalam Negeri-Lembaga Keuangan Bank 0,00 Utang Dalam Negeri-Lembaga Keuangan Bukan Bank 0,00 Utang Dalam Negeri-Obligasi 0,00 Utang Jangka Panjang Lainnya 0,00 Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 0,00 JUMLAH KEWAJIBAN 0,00 EKUITAS DANA EKUITAS DANA LANCAR Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 0,00 Pendapatan yang Ditangguhkan 0,00 Cadangan Piutang 0,00 Cadangan Persediaan 121.801.850,00 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek 0,00 Jumlah Ekuitas Dana Lancar 121.801.850,00 EKUITAS DANA INVESTASI Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang 0,00 Diinvestasikan dalam Aset Tetap 4.576.694.500,00 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 0,00 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang 0,00 Jumlah Ekuitas Dana Investasi 4.576.694.500,00 EKUITAS DANA CADANGAN Diinvestasikan dalam Dana Cadangan 0,00 Jumlah Ekuitas Dana Cadangan 0,00 JUMLAH EKUITAS DANA 4.698.496.350,00 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 4.698.496.350,00 4.2Identifikasi dan Jurnal Transaksi Periode Januari s.d Maret Setelah memperoleh data periode Januari s.d Maret, selanjutnya penulis mengidentifikasi dan menjurnal transaksinya. Berikut transaksi dan jurnalnya

38 Tabel 4.2 Transaksi dan Jurnal Umum Tgl Uraian Ref Debet (RP) Kredit (Rp) (1/5) 2/1 Pembayaran Gaji dan Tunjangan Pegawai dengan SPM-LS untuk Bulan Januari Rp. 322.611.419,00 Jan 2 Belanja Pegawai 51 322.611.419,00 RKPD 322.611.419,00 2/2 Pembayaran Gaji dan Tunjangan Pegawai dengan SPM-LS untuk Bulan Pebruari Rp. 322.664.961 Peb 2 Belanja Pegawai 51 322.664.961,00 RKPD 322.664.961,00 1/3 Pembayaran Gaji dan Tunjangan Pegawai dengan SPM-LS untuk Bulan Maret Rp. 318.996.596,00 Mar 1 Belanja Pegawai 51 318.996.596,00 RKPD 318.996.596,00 13/3Pembayaran TPP berdasarkan beban kerja dengan SPM-LS untuk Bulan Desember 2012 Rp. 103.200.000,00 Mar 13 Belanja Pegawai 52 103.200.000,00 RKPD 103.200.000,00 13/3Penerimaan PFK PPh 21 Rp. 8.430.000,00 Mar 13 Kas di bendahara Pengeluaran 111 8.430.000,00 Penerimaan PFK PPh 21 518 8.430.000,00 13/3Pengeluaran PFK PPh 21 Rp. 8.430.000,00 Mar 13 Pengeluaran PFK PPh 21 518 8.430.000,00 Kas di bendahara Pengeluaran 111 8.430.000,00 20/3Penerimaan Uang Persediaan Rp. 567.000.000,00 Mar 20 Kas di bendahara Pengeluaran 111 567.000.000,00 RKPD 567.000.000,00 28/3 Belanja Penggandaan Rp.28.603.000,00 No Entry 59 28/3 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah Rp. 6.315.000,00 28/3 Belanja ATK Rp. 16.650.000,00 No Entry 54 No Entry 58 28/3 Belanja Honorarium Tenaga Ahli Rp. 44.425.000,00 No Entry 516 28/3 Belanja Sewa Gedung/Kantor Rp. 5.450.000,00 No Entry 56

39 28/3 Belanja Koran Rp. 6.747.000,00 No Entry 57 28/3 Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah Rp. 21.300.000,00 No Entry 53 28/3 Belanja Kursus-kursus Singkat Rp. 68.475.000,00 No Entry 514 28/3 Belanja Honor Panitia Rp. 114.955.000,00 No Entry 515 28/3 Belanja Lembur Rp. 46.478.000,00 No Entry 517 28/3 Belanja Materai Rp. 6.109.000,00 No Entry 510 28/3 Belanja Beasiswa Tugas Belajar Rp. 39.200.000,00 No Entry 55 28/3 Belanja Makanan & Minuman Rapat Rp. 7.980.000,00 No Entry 512 28/3 Belanja Belanja Cetak Rp. 10.805.000,00 No Entry 511 28/3 Belanja Makanan & Minuman Kegiatan Rp. 24.152.500,00 No Entry 513 28/3 Penerimaan PFK PPn Rp.2.708.637,00 No Entry 521 28/3 Penerimaan PFK PPh 21 Rp.19.383.650,00 No Entry 518 28/3 Penerimaan PFK PPh 22 Rp.331.978,00 No Entry 519 28/3 Penerimaan PFK PPh 23 Rp. 74.318,00 No Entry 520 28/3 Penerimaan PFK PPD Rp. 2.921.137,00 No Entry 522 28/3 Pengeluaran PFK PPn Rp.2.708.637,00 No Entry 521 28/3 Pengeluaran PFK PPh 21 Rp.19.383.650,00 No Entry 518 28/3 Pengeluaran PFK PPh 22 Rp.331.978,00 (2/5)

40 No Entry 519 28/3 Pengeluaran PFK PPh 23 Rp. 74.318,00 No Entry 520 28/3 Pengeluaran PFK PPD Rp. 2.921.137,00 No Entry 522 28/3 Penerimaan SP2D-GU Rp.447.644.500,00 (3/5) Mar 28 Kas di bendahara Pengeluaran 111 447.644.500,00 RKPD 447.644.500,00 28/3 Belanja Penggandaan Rp.28.603.000,00 Mar 28 Belanja Penggandaan 59 28.603.000,00 Kas di Bendahara Pengeluaran 111 28.603.000,00 28/3 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah Rp. 6.315.000,00 Mar 28 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah 54 6.315.000,00 Kas di Bendahara Pengeluaran 111 6.315.000,00 28/3 Belanja ATK Rp. 16.650.000,00 Mar 28 Belanja ATK 58 16.650.000,00 Kas di Bendahara Pengeluaran 111 16.650.000,00 28/3 Belanja Honorarium Tenaga Ahli Rp. 44.425.000,00 Mar 28 Belanja Honorarium Tenaga Ahli 516 44.425.000,00 Kas di Bendahara Pengeluaran 111 44.425.000,00 28/3 Belanja Sewa Gedung/Kantor Rp. 5.450.000,00 Mar 28 Belanja Sewa Gedung/Kantor 56 5.450.000,00 Kas di Bendahara Pengeluaran 111 5.450.000,00 28/3 Belanja Koran Rp. 6.747.000,00 Mar 28 Belanja Koran 57 6.747.000,00 Kas di Bendahara Pengeluaran 111 6.747.000,00 28/3 Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah Rp. 21.300.000,00 Mar 28 Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah 53 21.300.000,00 Kas di Bendahara Pengeluaran 111 21.300.000,00 28/3 Belanja Kursus-kursus Singkat Rp. 68.475.000,00 Mar 28 Belanja Kursus-kursus Singkat 514 68.475.000,00 Kas di Bendahara Pengeluaran 111 68.475.000,00 28/3 Belanja Honor Panitia Rp. 114.955.000,00 Mar 28 Belanja Honor Panitia 515 114.955.000,00 Kas di Bendahara Pengeluaran 111 114.955.000,00 28/3 Belanja Lembur Rp. 46.478.000,00 Mar 28 Belanja Lembur 517 46.478.000,00 Kas di Bendahara Pengeluaran 111 46.478.000,00

41 28/3 Belanja Materai Rp. 6.109.000,00 (4/5) Mar 28 Belanja Materai 510 6.109.000,00 Kas di Bendahara Pengeluaran 111 6.109.000,00 28/3 Belanja Beasiswa Rp. 39.200.000,00 Mar 28 Belanja Beasiswa 55 39.200.000,00 Kas di Bendahara Pengeluaran 111 39.200.000,00 28/3 Belanja Makanan & Minuman Rapat Rp. 7.980.000,00 Mar 28 Belanja Makanan & Minuman Rapat 512 7.980.000,00 Kas di Bendahara Pengeluaran 111 7.980.000,00 28/3 Belanja Cetak (Modul) Rp. 10.805.000,00 Mar 28 Belanja Cetak 511 10.805.000,00 Kas di Bendahara Pengeluaran 111 10.805.000,00 28/3 Belanja Makanan & Minuman Kegiatan Rp. 24.152.500,00 Mar 28 Belanja Makanan & Minuman Kegiatan 513 24.152.500,00 Kas di Bendahara Pengeluaran 111 24.152.500,00 28/3 Penerimaan PFK PPn Rp. 2.708.637,00 Mar 28 Kas di Bendahara Pengeluaran 111 2.708.637,00 Penerimaan PFK PPn 521 2.708.637,00 28/3 Penerimaan PFK PPh 21 Rp. 19.383.650,00 Mar 28 Kas di Bendahara Pengeluaran 111 19.383.650,00 Penerimaan PFK PPh 21 518 19.383.650,00 28/3 Penerimaan PFK PPh 22 Rp. 331.978,00 Mar 28 Kas di Bendahara Pengeluaran 111 331.978,00 Penerimaan PFK PPh 22 519 331.978,00 28/3 Penerimaan PFK PPh 23 Rp. 74.318,00 Mar 28 Kas di Bendahara Pengeluaran 111 74.318,00 Penerimaan PFK PPh 23 520 74.318,00 28/3 Penerimaan PFK PPD Rp. 2.921.137,00 Mar 28 Kas di Bendahara Pengeluaran 111 2.921.137,00 Penerimaan PFK PPD 522 2.921.137,00 28/3 Pengeluaran PFK PPn Rp. 2.708.637,00 Mar 28 Pengeluaran PFK PPn 521 2.708.637,00 Kas di Bendahara Pengeluaran 111 2.708.637,00 28/3 Pengeluaran PFK PPh 21 Rp. 19.383.650,00 Mar 28 Pengeluaran PFK PPh 21 518 19.383.650,00 Kas di Bendahara Pengeluaran 111 19.383.650,00 28/3 Pengeluaran PFK PPh 22 Rp. 331.978,00

42 (5/5) Mar 28 Pengeluaran PFK PPh 22 519 331.978,00 Kas di BendaharaPengeluaran 111 331.978,00 28/3 Pengeluaran PFK PPh 23 Rp. 74.318,00 Mar 28 Pengeluaran PFK PPh 23 520 74.318,00 Kas di Bendahara Pengeluaran 111 74.318,00 28/3 Pengeluaran PFK PPD Rp. 2.921.137,00 Mar 28 Pengeluaran PFK PPD 522 2.921.137,00 Kas di Bendahara Pengeluaran 111 2.921.137,00 4.2.1 Posting ke Buku Besar Setelah transaksi yang terjadi dicatat dan dijurnal, kemudian dikelompokkan dalam buku besar. Berikut buku besar dari setiap akunnya Tabel 4.3 Buku Besar Belanja Pegawai (Gaji dan Tunjangan) No. Akun 5.1 Saldo Awal 0 0 0 2 Jan JU1 322.611.419,00 322.611.419,00 1 Peb JU1 322.664.961,00 645.276.380,00 1 Mar JU1 318.996.596,00 641.661.557,00 Belanja Pegawai (TPP) No. Akun 5.2 Saldo Awal 0 0 0 13 Mar JU1 103.200.000,00 103.200.000,00

43 Kas di Bendahara PengeluaranNo. Akun 1.1.1 Saldo Awal 0 0 0 13 Mar JU1 8.430.000,00 8.430.000,00 0 20 Mar JU1 567.000.000,00 567.000.000,00 28 Mar JU3 28.603.000,00 538.397.000,00 JU3 6.315.000,00 532.082.000,00 JU3 16.650.000,00 515.432.000,00 JU3 44.425.000,00 471.007.000,00 JU3 5.450.000,00 465.557.000,00 JU3 6.747.000,00 458.810.000,00 JU3 21.300.000,00 437.510.000,00 JU3 68.475.000,00 369.035.000,00 JU3 114.955.000,00 254.080.000,00 JU3 46.478.000,00 207.602.000,00 JU4 6.109.000,00 201.493.000,00 JU4 39.200.000,00 162.293.000,00 JU4 7.980.000,00 154.313.000,00 JU4 10.805.000,00 143.508.000,00 JU4 24.152.500,00 119.355.500,00 Belanja Penggandaan No.Akun 5.9 Saldo Awal 0 0 0 28 Mar JU3 28.603.000,00 28.603.000,00 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah No. Akun 5.4 Saldo Awal 0 0 0 28 Mar JU3 6.315.000,00 6.315.000,00 Belanja ATK No. Akun 5.8 Saldo Awal 0 0 121.801.850,00 28 Mar JU3 16.650.000,00 138.451.850,00

44 Peralatan dan MesinNo.Akun 1.2.2 2012 Saldo Awal 0 0 0 28 Mar NA 4.496.505.800,00 Aset Tetap LainnyaNo.Akun 1.2.5 2012 Saldo Awal 0 0 0 28 Mar NA 80.188.700,00 Honorarium Tenaga Ahli No.Akun 5.16 Saldo Awal 0 0 0 28 Mar JU3 44.425.000,00 44.425.000,00 Belanja Sewa Gedung/Kantor No. Akun 5.6 Saldo Awal 0 0 0 28 Mar JU3 5.450.000,00 5.450.000,00 Belanja Koran No.Akun 5.7 Saldo Awal 0 0 0 28 Mar JU3 6.747.000,00 6.747.000,00 Belanja Perjalanan dinas Luar Daerah No. Akun 5.3 Saldo Awal 0 0 0 28 Mar JU3 21.300.000,00 21.300.000,00

45 Belanja Kursus-kursus Singkat No. Akun 5.14 Saldo Awal 0 0 0 28 Mar JU3 68.475.000,00 68.475.000,00 Belanja Honor Panitia No. Akun 5.15 Saldo Awal 0 0 0 28 Mar JU3 114.955.000,00 114.955.000,00 Belanja Lembur No. Akun 5.17 Saldo Awal 0 0 0 28 Mar JU3 46.478.000,00 46.478.000,00 Belanja Materai No. Akun 5.10 Saldo Awal 0 0 0 28 Mar JU4 6.109.000,00 6.109.000,00 Belanja Beasiswa No. Akun 5.5 Saldo Awal 0 0 0 28 Mar JU4 39.200.000,00 39.200.000,00 Belanja Makanan & Minuman Rapat No. Akun 5.12 Saldo Awal 0 0 0 28 Mar JU4 7.980.000,00 7.980.000,00

46 Belanja Cetak No. Akun 5.11 Saldo Awal JU4 0 0 0 28 Mar JU4 10.805.000,00 10.805.000,00 Belanja Makanan & Minuman Kegiatan No. Akun 5.13 Saldo Awal 0 0 0 28 Mar JU4 24.152.500,00 24.152.500,00

47 4.2.2PenyusunanNeraca Saldo Setelah memposting semua transaksi kedalam buku besar umum, maka proses selanjutnya yaitu penyusunan neraca saldo. Berikut neraca saldo BKD Kota Bandung periode Januari s.d Maret Tabel 4.4 Neraca (Dalam Rupiah) No Kode BKD Kota Bandung Neraca Saldo Per 31Maret Nama Akun Debet Kredit 1 Aset 1.1 Aset Lancar 1.1.1 Kas di Bendahara Pengeluaran 119.355.500 1.1.2 Investasi Jangka Pendek 1.1.3 Piutang Pajak dan bukan Pajak 1.1.4 Persediaan 1.1.5 Biaya Dibayar Dimuka 1.1.6 Investasi Jangka Panjang 1.2 Aset Tetap 1.2.1 Tanah 1.2.2 Peralatan dan Mesin 4.496.505.800 1.2.3 Gedung dan Bangunan 1.2.4 Jalan, Jaringan dan Instalasi 1.2.5 Aset Tetap lainnya 80.188.700 1.2.6 Konstruksi dalam Pengejaan 1.2.7 Akumulasi Penyusutan 2 Kewajiban 2.1 Kewajiban Jangka Pendek 2.1.1 Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 2.1.2 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang - Utang Bank 2.1.3 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang - Utang kepada lembaga keuangan bukan Bank 2.1.4 Pendapatan Diterima dimuka 2.1.5 Utang Jangka Pendek Lainnya 2.2 Kewajiban Jangka Panjang 2.2.1 Utang Dalam Negeri - Sektor Perbankan 2.2.2 Utang Dalam Negeri - Obligasi 2.2.3 Utang Pemerintah Pusat

48 2.2.4 Utang Pemerintah Provinsi 2.2.5 Utang Pemerintah Kab/Kota 2.2.6 Utang Luar Negeri - Sektor Perbankan 3 Ekuitas Dana 3.1 Ekuitas Dana Lancar 3.1.1 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran 119.355.500 (SILPA) 3.1.2 Cadangan Piutang 3.1.3 Cadangan Persediaan 3.1.4 Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Pendek 3.1.5 Pendapatan yang Ditangguhkan 3.1.6 Selisih Kasda 3.1.7 Cadangan untuk Biaya Dibayar Dimuka 3.2 Ekuitas Dana Investasi 3.2.1 Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang 3.2.2 Diinvestasikan dalam Aset Tetap 4.576.694.500 3.2.3 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya (tidak termasuk Dana Cadangan) 3.2.4 Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Panjang 3.3 Ekuitas Dana Cadangan 3.3.1 Diinvestasikan dalam dana Cadangan 4 Pendapatan 1.636.919.326 5 Belanja-belanja 5.1 Belanja Pegawai (Gaji) 964.272.976 5.2 Belanja Pegawai (TPP) 103.200.000 5.3 Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah 21.300.000 5.4 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah 6.315.000 5.5 Belanja Beasiswa/Tubel 39.200.000 5.6 Belanja Sewa Gedung/Kantor 5.450.000 5.7 Belanja Koran 6.747.000 5.8 Belanja ATK 138.451.850 5.9 Belanja Penggandaan 28.603.000 5.10 Belanja Materai 6.109.000 5.11 Belanja Cetak 10.805.000 5.12 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 7.980.000 5.13 Belanja Makanan dan Minuman Kegiatan 24.152.500 5.14 Belanja Kursus-kursus Singkat 68.475.000 5.15 Belanja Honorarium Panitia Pelaksana 114.955.000 Kegiatan 5.16 Belanja Honorarium Narasumber 44.425.000 5.17 Belanja Lembur 46.478.000 Total 6.332.969.326 6.332.969.326

49 4.3 Penyusunan Laporan Keuangan Setelah menyusun neraca saldo per 31 Maret, tahap selanjutnya yaitu penyusunan laporan keuangan pada BKD Kota Bandung periode Januari s.d Maret yang terdiri dari : 4.3.1 Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Berikut penyusunan Laporan Realisasi Anggaran, yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya. Tabel 4.5 Laporan Realisasi Anggaran BKD Kota Bandung Laporan Realisasi Anggaran Periode 1 Januari s.d 31 Maret dan Tahun 2012 URAIAN ANGGARAN REALISASI 1 Jan s.d 31 Mar (%) REALISASI 2012 BELANJA 20.738.029.091 1.515.117.476 7,30 17.364.235.083 BELANJA OPERASI 19.788.543.408 1.515.117.476 7,65 16.084.233.683 Belanja Pegawai 9.959.220.566 1.273.330.976 12,78 8.095.469.841 Belanja Barang 9.829.322.843 241.786.500 2,45 7.988.763.842 BELANJA MODAL 949.485.683 0 0 1.280.001.400 Belanja Peralatan & Mesin 946.885.683 0 0 1.275.595.900 Belanja Aset Tetap Lainnya 2.600.000 0 0 SURPLUS/(DEFISIT) (20.738.029.091) (1.515.117.476) 7,30 (17.364.235.083)

50 SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (20.738.029.091) (1.515.117.476) 7,30 (17.364.235.083) 4.3.2 Neraca Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu. Berikut Neraca BKD Kota Bandung per 31 Maret dan Tahun 2012. Tabel 4.6 Neraca BKD Kota Bandung Neraca Per 31Maret dan Tahun 2012 URAIAN 2012 ASET ASET LANCAR Kas di Kas Daerah 0,00 0,00 Kas di Bendahara Pengeluaran 119.355.500,00 0,00 Kas di Bendahara Penerimaan 0,00 0,00 Investasi Jangka Pendek 0,00 0,00 Piutang Pajak 0,00 0,00 Piutang Retribusi 0,00 0,00 Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara 0,00 0,00 Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah 0,00 0,00 Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemarintah Pusat 0,00 0,00 Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Daerah 0,00 0,00 Lainnya Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran 0,00 0,00 Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan 0,00 0,00 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi 0,00 0,00 Piutang Lainnya 0,00 0,00 Persediaan 183.968.850,00 121.801.850,00

51 Jumlah Aset Lancar 303.324.350,00 121.801.850 INVESTASI JANGKA PANJANG Investasi Nonpermanen Pinjaman kepada Perusahaan Negara 0,00 0,00 Pinjaman kepada Perusahaan Daerah 0,00 0,00 Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya 0,00 0,00 Investasi dalam Surat Utang Negara 0,00 0,00 Investasi dalam Proyek Pembangunan 0,00 0,00 Investasi Nonpermanen Lainnya 0,00 0,00 Jumlah Investasi Nonpermanen 0 0 Investasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 0,00 0,00 Investasi Permanen Lainnya 0,00 0,00 Jumlah Investasi Permanen 0,00 0,00 ASET TETAP Jumlah Investasi Jangka Panjang 0,00 0,00 Tanah 0,00 0,00 Peralatan dan Mesin 4.496.505.800,00 4.496.505.800,00 Gedung dan Bangunan 0,00 0,00 Jalan, Irigasi dan Jaringan 0,00 0,00 Aset Tetap Lainnya 80.188.700,00 80.188.700,00 Konstruksi dalam Pengerjaan 0,00 0,00 Akumulasi Penyusutan 0,00 0,00 Jumlah Aset Tetap 4.576.694.500,00 4.576.694.500,00 DANA CADANGAN Dana Cadangan 0,00 0,00 Jumlah Dana Cadangan 0,00 0,00 ASET LAINNYA Tagihan Penjualan Angsuran 0,00 0,00 Tuntutan Perbendaharaan 0,00 0,00 Tuntutan Ganti Rugi 0,00 0,00 Kemitraan dengan Pihak Ketiga 0,00 0,00 Aset Tak Berwujud 0,00 0,00 Aset Lain-lain 0,00 0,00 Jumlah Aset Lainnya 0,00 0,00 JUMLAH ASET 4.834.501.850,00 4.698.496.350 KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 0,00 0,00 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri-Pemerintah 0,00 0,00 Pusat Bagian Lancar Utang Dalam Negeri-Pemerintah 0,00 0,00 Daerah Lainnya Bagian Lancar Utang Dalam Negeri-Lembaga 0,00 0,00 Keuangan Bank Bagian Lancar Utang Dalam Negeri-Lembaga 0,00 0,00 Keuangan Bukan Bank Bagian Lancar Utang Dalam Negeri-Obligasi 0,00 0,00 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Lainnya 0,00 0,00

52 Utang Jangka Pendek Lainnya 0,00 0,00 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 0,00 0,00 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Utang Dalam Negeri-Pemerintah Pusat 0,00 0,00 Utang Dalam Negeri-Pemerintah Daerah Lainnya 0,00 0,00 Utang Dalam Negeri-Lembaga Keuangan Bank 0,00 0,00 Utang Dalam Negeri-Lembaga Keuangan Bukan 0,00 0,00 Bank Utang Dalam Negeri-Obligasi 0,00 0,00 Utang Jangka Panjang Lainnya 0,00 0,00 Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 0,00 0,00 JUMLAH KEWAJIBAN 0,00 0,00 EKUITAS DANA EKUITAS DANA LANCAR Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 119.355.500,00 0,00 Pendapatan yang Ditangguhkan 0,00 0,00 Cadangan Piutang 0,00 0,00 Cadangan Persediaan 183.968.850,00 121.801.850,00 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran 0,00 0,00 Utang Jangka Pendek Jumlah Ekuitas Dana Lancar 257.807.350,00 121.801.850,00 EKUITAS DANA INVESTASI Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang 0,00 0,00 Diinvestasikan dalam Aset Tetap 4.576.694.500,00 4.576.694.500,00 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 0,00 0,00 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang 0,00 0,00 Jumlah Ekuitas Dana Investasi 4.576.694.500 4.576.694.500 EKUITAS DANA CADANGAN Diinvestasikan dalam Dana Cadangan 0 0 Jumlah Ekuitas Dana Cadangan 0 0 JUMLAH EKUITAS DANA 4.834.501.850,00 4.698.496.350 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 4.834.501.850,00 4.698.496.350 4.3.3 Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) 1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Dalam hal pengelolaan Keuangan Daerah sesuai dengan Permendagri nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

53 Daerah, Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan yang meliputi : 1. Laporan Realisasi Anggaran 2. Neraca 3. Catatan atas Laporan Keuangan Laporan dimaksud disusun sesuai dengan sistem Akuntansi Pemerintahan. Adapun maksud dari penyusunan laporan keuangan ini adalah : a. Menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung selama satu periode pelaporan b. Menyajikan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran, antar periode, maupun antar entitas. c. Menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, Realisasi Anggaran dan kinerja keuangan sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya. Sedangkan tujuan penyusunan laporan adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan: a. Menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan mengenai sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi;

54 b. Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya; c. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya. 2. Ekonomi Makro Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung sebagai lembaga teknis daerah di lingkungan Pemerintah Kota Bandung sesuai dengan Peraturan Daerah nomor 12 Tahun 2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah nomor 12 Tahun 2009 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung, merupakan unsur penunjang Pemerintah Kota Bandung, dipimpin oleh seorang Kepala Badan, berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Walikota, melalui Sekretaris Daerah. Rincian tugas pokok dan fungsi BKD sesuai Perda, yaitu melaksanakan sebagian kewenangan daerah di bidang manajemen kepegawaian meliputi perencanaan dan kesejahteraan pegawai, pengembangan karier pegawai, mutasi pegawai, pendidikan dan pelatihan. 3. Kebijakan Keuangan Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dinilai dengan uang, termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah dalam rangka Anggaran, Belanja dan Pembiayaan. Hal tersebut menjadikan Keuangan Daerah merupakan

55 salah satu faktor penentu dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Belanja pada dasarnya untuk membiayai kegiatan pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung yang dibiayai oleh APBD Kota Bandung Tahun Anggaran sebesar Rp. 20.738.029.091,00 direalisasikan sampai dengan BulanMaret sebesar Rp. 1.515.117.476,00 dengan kondisi Belanja tersebut diatas telah diserap sebesar 7,30%. 4. Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan Ikhtisar pencapaian kinerja APBD yang berisi gambaran realisasi pencapaian efektifitas dan efesiensi program dan kegiatan selama pelaksanaan APBD Tahun. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan sampai dengan Bulan Maret dapat diuraikan melalui laporan realisasi anggaran yang disajikan sebagai berikut :

56 Tabel 4.10 Laporan Realisasi Anggaran BKD Kota Bandung Laporan Realisasi Anggaran Periode 1 Januari s.d 31 Maret dan Tahun 2012 URAIAN ANGGARAN REALISASI 1 Jan s.d 31 Mar (%) REALISASI 2012 BELANJA 20.738.029.091 1.515.117.476 7,30 17.364.235.083 BELANJA OPERASI 19.788.543.408 1.515.117.476 7,65 16.084.233.683 Belanja Pegawai 9.959.220.566 1.273.330.976 12,78 8.095.469.841 Belanja Barang 9.829.322.843 241.786.500 2,45 7.988.763.842 BELANJA MODAL 949.485.683 0 0 1.280.001.400 Belanja Peralatan & Mesin Belanja Aset Tetap Lainnya SURPLUS/(DEFISIT) SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN 946.885.683 0 0 1.275.595.900 2.600.000 0 0 (20.738.029.091) (1.515.117.476) 7,30 (17.364.235.083) (20.738.029.091) (1.515.117.476) 7,30 (17.364.235.083) 5. Kebijakan Akuntansi a. Entitas akuntansi/ entitas pelaporan keuangan daerah Berdasarkan PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yaitu Kepala Badan Kepegawaian Daerah sebagai entitas akuntansi menyusun pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahun berupa Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi APBD, Neraca dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Laporan dimaksud berdasarkan akuntansi Pemerintahan

57 b. Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan 1. Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung, adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan akrual untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dana dalam neraca. 2. Basiskas untuk Laporan RealisasiAnggaran, berarti bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima oleh kas daerah serta belanja dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari kas daerah. 3. Basis akrual untuk Neraca, berarti bahwa aset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan Pemerintah Kota Bandung, bukan pada saat kas diterima atau dibayar oleh kas daerah. 4. Asas Bruto, berarti pengakuan serta pencatatannya tidak diperkenalkan secara netto, penerimaan setelah dikurangi pengeluaran pada suatu unit organisasi. c. Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan Beberapa informasi penting yang perlu disajikan, sehubungan dengan basis pengukuran yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan adalah sebagai berikut :

58 1. Penyusunan Neraca Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung menganut Substansi mengungguli bentuk formalnya (substansi overform). 2. Asas yang digunakan adalah akrual yang dimodifikasi (modified accrual basis) / kas yang dimodifikasi (modified cash basis). 3. Periode akuntansi yang digunakan dalam penyusunan Neraca Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung adalah tahun anggaran 1 Januari sampai dengan 31 Desember. 4. Aset adalah sumber daya ekonomis yang dimiliki dan atau dikuasai oleh Pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/ atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh Pemerintah maupun masyarakat serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. 5. Kas Pencatatan kas menggunakan asas dasar kas. Kas di Bendahara dinyatakan dalam rupiah. Jika terdapat kas dalam valuta asing maka harus dikonversikan berdasarkan nilai kurs pada tanggal transaksi. Pada akhir tahun kas di bendahara dalam valuta asing dikonversi ke dalam rupiah menggunakan kurs pada tanggal neraca.

59 6. Persediaan Persediaan adalah barang yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual / diserahkan dalam rangka pelayanan masyarakat. Persediaan dicatat pada akhir periode akuntansi dihitung berdasarkan hasil investarisasi fisik persediaan. Persediaan dinilai dalam neraca dengan cara : Harga pembelian terakhir apabila diperoleh dengan pembelian Harga standar bila diperoleh dengan memproduksi sendiri Harga/ nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi. Jenis-jenis persediaan : Persediaan Habis Pakai, adalah barang-barang yang bekas penggunaannya tidak dapat digunakan kembali, misalnya ATK; Persediaan Tak Habis Pakai, adalah persediaan yang dapat digunakan berulang kali, misalnya file box; Persediaan Bekas Pakai, adalah persediaan bekas pakai yang masih dapat digunakan, misalnya whiteboard.

60 Persediaan untuk dijual, misal aspal dalam drum, obatobatan, alat-alat kedokteran, bibit, benih ikan dlsb. 7. Piutang Piutang adalah hak atau klaim kepada pihak ketiga yang diharapkan dapat dijadikan kas dalam satu periode akuntansi Piutang adalah transaksi yang terjadi antara Pemerintah Daerah dengan pihak ketiga, dapat berupa penjualan barang, kewajiban kepada pemerintah daerah yang belum dilunasi, seperti pajak/restribusi atau pinjaman uang yang belum dilunasi pada saat pencatatan. Piutang dinilai sebesar nilai nominal Piutang diakui pada saat timbulnya hak atas piutang tersebut Pengakuan Piutang Pajak/ retribusi diakui sebagai piutang apabila telah diterbitkan dasar ketetapan pajak/ retribusi yaitu Surat Keputusan Pajak Daerah/ Surat Keputusan Retribusi Daerah (SKPD/SKRD). 8. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah dalam BUMN/D atau lembaga keuangan Negara dicatat sebesar jumlah yang dibayar oleh pemerintah daerah untuk penyertaan modal tersebut baik di dalam atau di luar negeri serta pada lembaga-lembaga keuangan dimana pemerintah daerah memiliki kepentingan yang berdasarkan perjanjiannya dinyatakan sebagai penyertaan modal.

61 9. Aset Tetap Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi atau 1 (satu) tahun untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap dapat diperoleh dari dana yang bersumber dari sebagian atau seluruh APBD melalui pembelian, pembangunan, hibah atau donasi, pertukaran dengan aset lainnya dan atau dari sitaan atau rampasan. Kebijakan penilaian asset tetap telah mengacu pada PP No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang menyatakan bahwa penyusunan Neraca Awal menggunakan nilai wajar pada saat penyusunan. Dalam hal penyusutan Aset Tetap, penerapan akuntansi penyusutan belum dilakukan karena kebijakan akuntansi mengenai masa manfaat aset dan metode penyusutan belum ditetapkan. 10. Konstruksi dalam Pengerjaan Konstruksi dalam pengerjaan baru dapat dicatat sebagai asset daerah pada saat biaya telah dikeluarkan. Konstruksi dalam pengerjaan dinyatakan dalam neraca dengan nilai historis, yaitu harga perolehan. Bila biaya perolehan suatu konstruksi dalam pengerjaan dinyatakan dalam valuta asing, maka nilai rupiah

62 asset itu akan ditetapkan berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada saat perolehan. Konstruksi dalam pengerjaan dinilai berdasarkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang diterbitkan atas pekerjaan tersebut. 11. Dana Bergulir Dana Bergulir adalah program berupa bantuan pinjaman penyaluran dana kepada pihak ketiga sesuai dengan program pemerintah daerah. Pengelolaan dana tersebut diserahkan kepada Tim Teknis / Bank Jabar Cabang Kota Bandung. Jumlah yang dicatat di neraca adalah sebesar dana yang telah diserahkan dari pemerintah daerah ke tim teknis/ bank Jabar. 12. Kewajiban Jangka Pendek Merupakan utang lancar yang harus dibayar kembali atau akan jatuh tempo dalam satu periode akuntansi atau 12 (dua belas) bulan sejak tanggal neraca. Dibukukan sebesar nilai nominal. Utang dalam valuta asing (valas) dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada tanggal transaksi terdiri dari : a. Bagian Lancar (BL) Utang kepada Pemerintah Pusat Merupakan Bagian utang Jangka Panjang kepada Pemerintah Pusat, yang dipindahkan ke Utang Jangka Pendek karena akan jatuh tempo dalam satu periode akuntansi atau 12 (dua belas) bulan sejak tanggal neraca.

63 b. Utang Perhitungan Pihak Ketiga Merupakan utang jangka pendek kepada pihak ketiga yang akan jatuh tempo dalam periode akuntansi c. Utang Bunga, Denda dan Commitment Fee Utang Bunga adalah beban bunga yang harus dibayar oleh Pemerintah Daerah kepada Lender melalui DP3 karena telah menarik pinjaman dengan tarif suku bunga tertentu, dimana pembayarannya telah jatuh tempo. Denda adalah kewajiban yang timbul karena pemerintah daerah tidak dapat melunasi angsuran pokok utang maupun bunganya dengan prosentase tertentu secara tepat waktu sesuai perjanjian pinjaman yang telah disepakati kedua belah pihak. Commitment Fee adalah kewajiban yang harus dibayar oleh pemerintah daerah sebesar prosentase tertentu terhadap jumlah pinjaman yang belum/ tidak ditarik sampai dengan waktu yang telah disepakati dalam perjanjian pinjaman. 13. Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban Jangka Panjang merupakan utang yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi. Kewajiban jangka panjang dapat berasal dari luar negeri maupun dalam negeri.

64 Kewajiban Jangka Panjang diakui pada saat dana tersebut diterima dan dibukukan sebesar nilai nominal. Utang dalam valuta asing (valas) dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada tanggal transaksi. a. Utang kepada Pemerintah Utang jangka panjang kepada pemerintah pusat, untuk tenggang waktu lebih dari satu periode akuntansi. b. Utang Bunga Jangka Panjang Utang Bunga Jangka Panjang merupakan utang atas bunga pinjaman jangka panjang yang pembayaran bunganya belum jatuh tempo. 14. Ekuitas Dana Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih daerah yang merupakan selisih antara asset dengan utang pemerintah. a. Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara jumlah nilai asset lancar dengan jumlah nilai hutang lancar. Ekuitas Dana Lancar, terdiri atas Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA), Cadangan untuk Piutang, Cadangan untuk Persediaan dan Dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka pendek. b. Ekuitas Dana Investasi

65 Ekuitas Dana yang diinvestasikan merupakan selisih antara jumlah nilai investasi jangka panjang, asset tetap, asset lainnya (tidak termasuk Dana Cadangan) dengan jumlah nilai hutang jangka panjang. Ekuitas Dana yang diinvestasikan meliputi dana yang diinvestasikan dalam Investasi Permanen, diinvestasikan dalam Aset Tetap, Diinvestasikan dalam Aset lainnya, dan sebagai perkiraan yang mengurangi (contra account) adalah Dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka panjang. c. Ekuitas Dana Cadangan Diinvestasikan dalam dana cadangan merupakan ekuitas dana yang dicadangkan untuk tujuan tertentu. Jadi perkiraan ini merupakan pasangan perkiraan dana cadangan. PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran sampai dengan tanggal 31Maret, diketahui realisasi pendapatan tidak ada karena Badan Kepegawaian Daerah bukan merupakan SKPD penghasil sehingga tidak terdapat target maupun realisasi pendapatan.

66 Neraca Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung menyajikan informasi mengenai posisi aktiva, kewajiban dan ekuitas dana. Neraca Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung sampai dengan 31Maret jumlahnya sebesar Rp.4.834.501.850,00Nilai Aset sampai dengan 31 Maret sebesar Rp.4.834.501.850,00terdiri dari aset lancar Rp. 248.280.150,00aset tetap Rp.4.576.694.500,00sedangkan nilai kewajiban dan ekuitas dana sampai dengan 31 Maret sebesar Rp.4.834.501.850,00 terdiri dari kewajiban jangka pendek sebesar Rp. 0,00 Ekuitas Dana Lancar sebesar Rp. 248.280.150,00dan Ekuitas dana investasi sebesar Rp. 4.576.694.500,00 Rincian dan Penjelasan Masing-Masing Pos Laporan Keuangan 1. Pendapatan Realisasi pendapatan tidak ada, karena Badan Kepegawaian Daerah bukan merupakan SKPD penghasil sehingga tidak terdapat target maupun realisasi pendapatan. 2. Belanja Struktur Belanja dalam APBD Kota Bandung Tahun pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung sesuai Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, Belanja Daerah terdiri dari dua bagian yaitu Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. 1) Kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja administrasi umum yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan pemerintahan pada SKPD berkenaan,

67 yaitu belanja pegawai yang terdiri dari Gaji & Tunjangan dan Tambahan Penghasilan PNS (TPP). 2) Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan pemerintahan pada SKPD berkenaan, yaitu belanja pegawai (honorarium panitia pelaksana kegiatan, honorarium tenaga ahli/narasumber, uang lembur), belanja barang jasa dan belanja modal. Berikut Realisasi Belanja dari 1 Januari sampai dengan 31Maret sebesar Rp. 1.515.117.476,00berdasarkan kelompokknya : 1) Belanja tidak langsung merupakan belanja pegawai yang terdiri dari : a. Gaji & tunjangan : Rp. 964.272.976,00 b. TPP : Rp. 103.200.000,00 Jumlah : Rp. 1.067.472.976,00 2) Belanja langsung merupakan yaitu belanja yang terdiri dari : a. Belanja pegawai terdiri dari honorarium panitia pelaksana keg. : Rp. 114.955.000,00 honorarium tenaga ahli : Rp.44.425.000,00 uang lembur : Rp. 46.478.000,00 Jumlah : Rp. 205.858.000,00 b. Belanja barang dan jasa : Rp. 241.786.500,00 c. Belanja Modal : Rp. 0,00 Jumlah Total : Rp. 447.644.500,00

68 3. Pembiayaan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung merupakan SKPD yang hanya mempunyai Anggaran Belanja, khusus untuk pembiayaan ada di SKPKD. 4. Aset a. Kas di Bendahara Penerimaan Saldo Pendapatan yang ditangguhkan sampai dengan 31 Maret sebesar Rp. 0,00- karena BKD bukan unit kerja penghasil. b. Kas di Bendahara Pengeluaran Nilai saldo Kas di Bendahara Pengeluaran sampai dengan31 Maret sebesar Rp.119.355.500,00 c. Persediaan Saldo persediaan sampai dengan 31 Maret sebesar Rp. 216.101.350,00 d. Piutang Retribusi Piutang Retribusi per 31 Maret adalah Rp. 0,- dan nilai saldo per 31 Maret adalah Rp. 0,00 e. Aset Tetap Saldo Aset Tetap sampai dengan 31 Maret sebesar Rp. 4.576.694.500,00.Adapun Saldo tersebut berasal dari : Peralatan dan Mesin Rp. 4.496.505.800,- Aset Tetap Lainnya Rp. 80.188.700,- Jumlah Rp. 4.576.694.500,-

69 5. Kewajiban a. Uang Muka (UP) Saldo Uang Muka (UP) dari BUD per 31Maret sebesar Rp. 119.355.500,00 b. Pendapatan yang Ditangguhkan Saldo pendapatan yang ditangguhkan per31maret sebesar Rp. 0,00 karena BKD tidak mempunyai rekening pendapatan yang ditangguhkan karena bukan unit kerja penghasil. 6. Ekuitas Dana a. SILPA Nilai saldo SILPA per 31 Maret sebesar Rp. 1.515.117.476,00 yang merupakan realisasi belanja dari Bulan Januari s.d Maret. b. Cadangan Piutang Cadangan Piutang sampai dengan 31 Desember sebesar Rp. 0,00 c. Cadangan Persediaan Saldo persediaan sampai dengan 31 Maret sebesar Rp. 216.101.350,00 d. Ekuitas Dana Saldo Ekuitas dana diinvestasikan dalam asset tetap sampai dengan 31 Maret sebesar Rp. 4.576.694.500,-

70 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan BKD Kota Bandung merupakan salah satu entitas akuntansi dibawah Pemerintah Kota Bandung yang sudah menyusun laporan keuangan berdasarkan sistem akuntasi yang berbasis kas, sesuai dengan PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut : 5.1.1 Neraca per 31 Desember 2012 Pada 31 Desember 2012 Aset yang dimiliki BKD Kota Bandung sebesar Rp. 4.698.496350,00 yang terdiri dari aset lancar Rp. 121.801.850,00 dan aset tetap Rp. 4.576.694.500,00 tidak mempunyai kewajiban, baik kewajiban lancar maupun kewajiban tidak lancar. 5.1.2 Laporan Realisasi Anggaran Berdasarkan laporan realisasi anggaran, selama periode Januari s.d Maret yang terealisasi sebesar Rp. 1.515.117.476,00

71 5.1.3 Neraca per 31 Maret Neraca pada akhir 31 Maret aset yang ada di BKD naik sebesar Rp. 136.005.500,00 menjadi Rp. 4.834.501.850,00