BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selama radiasi sinar UV terjadi pembentukan Reactive Oxygen Species

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN... PENYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN. INTISARI.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah paparannya berlebihan. Kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari

KRIM TABIR SURYA DARI KOMBINASI EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens Merr & Perry) DENGAN EKSTRAK BUAH CARICA (Carica pubescens) SEBAGAI SPF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Sebagai pelindung utama tubuh dari kerusakan fisika, kimia dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu radiasi UV-A ( nm), radiasi UV-B ( nm), dan radiasi UV-C

BAB I PENDAHULUAN. kekeringan, keriput sampai kanker kulit (Tranggono dan Latifah, 2007).

OPTIMASI FORMULA DAN UJI IRITASI PRIMER KUALITATIF PADA KELINCI PUTIH BETINA DENGAN KRIM W/O

THE PHYSICAL STABILITY OF LOTION O/W AND W/O FROM Phaleria macrocarpa FRUIT EXTRACT AS SUNSCREEN AND PRIMARY IRRITATION TEST ON RABBIT

I. PENDAHULUAN. pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat. bebas dapat dicegah oleh antioksidan (Nova, 2012).

Iklim tropis di Indonesia menjadikan negara kita ini memperoleh sinar. matahari sepanjang tahun. Pengaruh menguntungkan dari sinar matahari adalah

BAB I PENDAHULUAN. organ tubuh (termasuk kulit) secara perlahan untuk memperbaiki atau mengganti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ultraviolet (UV) dengan cara penebalan stratum korneum dan pigmentasi. Namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jaringan kulit manusia, salah satunya yaitu pengaruh sinar UV sinar matahari. Efek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KONSENTRASI MAHKOTA DEWA TERHADAP STABILITAS LOTION KRIM SERTA UJI TABIR SURYA SECARA SPEKTROFOTOMETRI

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (sinar UV) yang berlebihan dapat menyebabkan eritema, hiperpigmentasi, bahkan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL TUMBUHAN OBAT INDONESIA (TOI) KE-50

BAB I PENDAHULUAN. terkena polusi dan zat zat yang terdapat di lingkungan kita. Kulit merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets

OPTIMASI FORMULA TABLET HISAP EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting sehingga mampu menghadapi serangan zat asing seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. matahari, serta sensitivitas dari seseorang. Apabila seseorang terkena paparan

Sumali W dan Enrico. Fakultas Farnasi UTA 45 Jakarta ABSTRAK. Kata Kunci: Tabir Surya, Efektifitas Eritema, Persen, Sun Protector Factor (SPF)

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Karakterisasi Fisik Vitamin C

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. utama masuknya zat asing dari luar. Paparan sinar ultraviolet berlangsung secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagi kesehatan. Sinar matahari dapat meningkatkan kesehatan tubuh karena sinar

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i HALAMAN SAMPUL...ii HALAMAN PENGESAHAN...iii HALAMAN PERNYATAAN...iv

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa. Hal tersebut menyebabkan wilayah Indonesia selalu terpapar sinar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara tropis dimana pengaruh sinar matahari sangat besar terhadap kehidupan.

1. PENDAHULUAN. Bogem (Sonneratia caseolaris (L.) Engler) merupakan salah satu spesies

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Struktur khalkon dan asam sinamat

FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Munculnya kerutan halus pada wajah, timbul spot-spot hitam, merupakan ciri-ciri

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN POTENSI TABIR SURYA EKSTRAK KLIKA ANAK DARA (Croton oblongus Burm F.)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. turunan asam amino fenil alanin yaitu 2-acetyl-1-pyrroline (Faras et al., 2014).

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan

AKTIVITAS TABIR SURYA EKSTRAK DAUN CEMPEDAK (ARTOCARPUS CHAMPEDEN SPRENG)

Tabir surya. kulit terhadap sinar matahari sehingga sinar UV tdk dpt memasuki kulit (mencegah gangguan kulit karena radiasi sinar )

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Hewan Percobaan 3 ekor Kelinci albino galur New Zealand dengan usia ± 3 bulan, bobot minimal 2,5 kg, dan jenis kelamin jantan.

FORMULASI SEDIAAN LOSIO DARI EKSTRAK KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus L. (Merr)) SEBAGAI TABIR SURYA

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... viii PENDAHULUAN... 1

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Ketika kulit mengalami penuaan, akan terjadi berbagai masalah seperti

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Khasiatnya diketahui dari penuturan orang-orang tua atau dari pengalaman (Anonim, 2009). Salah satu tanaman yang telah terbukti berkhasiat sebagai

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TABIR SURYA EKSTRAK DAUN AFRIKA (Vernonia amygdalina Del.) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. cara menghindari paparan berlebihan sinar, yaitu tidak berada di luar rumah pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. penelitian ini dipilih karena tidak menyebabkan iritasi dan toksisitas (Rowe,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

Determination Sun Protecting Factor (SPF) Of Krokot Herbs Extract (Portulacaoleracea L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

OPTIMASI KOMPOSISI TEPUNG BERAS DAN FRAKSI ETANOL DAUN SENDOK (Plantago major, L) DALAM FORMULASI TABIR SURYA DENGAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN

Tabir surya. kulit terhadap sinar matahari sehingga sinar UV tdk dpt memasuki kulit (mencegah gangguan kulit karena radiasi sinar )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

FORMULASI TABIR SURYA ZINK OKSIDA DALAM SEDIAAN KRIM DENGAN VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK ANGGUR HITAM (Vitis vinivera L.)

MAGDA LILIANNA FORMULASI SOLID LIPID NANOPARTIKEL DENGAN VITAMIN E ASETAT PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI

BAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji

PENGARUH KOMPOSISI SPAN 80 DAN CERA ALBA TERHADAP STABILITAS FISIK SEDIAAN COLD CREAM EKSTRAK ETANOL 96% KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.

PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN C SEBAGAI ANTIOKSIDAN TERHADAP NILAI SUN PROCTECTIVE FACTOR (SPF) DARI OKTIL METOKSISINAMAT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS AKTIVITAS PERLINDUNGAN SINAR UV SECARA IN VITRO

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungan luar, baik berupa sinar matahari, iklim maupun faktor-faktor kimiawi

BAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan suatu organ yang berada pada seluruh permukaan luar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terjadinya kerusakan pada kulit yang dapat mempercepat terjadinya penuaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROFIL TABIR SURYA EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN PIDADA MERAH (Sonneratia caseolaris L.)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manifestasi buruk paparan sinar matahari pada kulit dapat dikurangi dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FORMULASI KRIM EKSTRAK ETANOL BUAH STRAWBERRY (Fragaria Sp.)

BAB I PENDAHULUAN. pelindung, maupun pembalut penyumbat (Lachman, dkk., 1994). Salah satu bahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Luka yang sulit sembuh merupakan salah satu komplikasi pada penderita

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang terletak di daerah tropis dengan paparan sinar matahari sepanjang tahun. Sebagian penduduknya bekerja di luar ruangan sehingga mendapat banyak paparan sinar matahari. Selama radiasi sinar UV terjadi pembentukan Reactive Oxygen Species (ROS) yang dapat menginduksi kerusakan fotooksidatif pada kulit yaitu, kerusakan lipid seluler, protein, DNA, eritema, penuaan dini, fotodermatosis, dan kanker kulit (Tedesco et al.,.1997). Efek buruk radiasi sinar matahari pada kulit manusia dapat menyebabkan sunburn, pigmentasi kulit, penuaan dini, bahkan paling parah dapat menyebabkan kanker pada kulit manusia (Wang et al., 2008; Wilkinson & Moore, 2000). Radiasi Ultraviolet (UV) sinar matahari menyebabkan kerusakan pada kulit manusia: kulit terbakar, bercak coklat, penebalan epidermis dan kulit kering (Moyal, 2012). UV B memiliki panjang gelombang 290-320 nm, radiasi ini merangsang penyamakan kulit. Tanning muncul dalam 2-3 hari setelah terbakar sinar matahari dan akan hilang dalam satu bulan. Sementara itu, UV A memiliki efek pigmentasi yang lebih besar dari UV B (Moyal, 2012; Matts, 2006; Poskitt et al., 1979). Efek buruk pejanan sinar matahari dapat dicegah dengan cara menghindari pejanan berlebihan sinar surya, yaitu tidak berada di luar rumah pada jam 10.00 16.00, memakai pelindung fisik seperti tabir surya topikal apabila memang kegiatan mengharuskan berada di bawah terik matahari (Perwitasari et al., 1999). 1

Kulit mempunyai fungsi yang sangat vital sebagai organ tubuh paling luar, yang menutupi dan melindungi organ tubuh lain dibawahnya dari gangguan fisik, kimiawi, panas, mikroba (Standring, 2008). Pelindung surya (suncreen) perlu digunakan karena untuk mencegah adanya dampak negatif dari sinar matahari. Kosmetik tabir surya merupakan sediaan yang biasanya digunakan pada kulit. Tabir surya umumnya mengandung bahan yang berfungsi sebagai fotoprotektor. Fotoprotektor kimia yang sering digunakan dalam sediaan kosmetik antara lain: benzofenon, titanium oksida, seng oksida. Benzofenon dan turunannya memiliki fotostabilitas yang sangat baik dan dapat berfungsi sebagai penyaring sinar radiasi ultraviolet (Wasitaatmadja, 1997). Fotoprotektor kimia memiliki banyak kelemahan antara lain adanya reaksi iritasi yang mungkin timbul juga banyaknya efek samping lain yang ditimbulkannya, oleh karena itu orang berupaya memanfaatkan bahan alam untuk bahan kosmetika. Senyawa yang memiliki aktivitas sebagai tabir surya antara lain turunan benzofenon. Turunan benzofenon memiliki fotostabilitas yang sangat baik dan dapat berfungsi sebagai penyaring sinar radiasi ultraviolet. Tanaman yang mengandung senyawa fenolik dapat bekerja sebagai photoprotector alami dan berfungsi sebagai jaringan pelindung terhadap kerusakan akibat sinar matahari (Cumpelik, 1972). Tumbuhan daun (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) mengandung senyawa golongan alkaloid dan flavonoid yang berkhasiat sebagai antioksidan dan kanker (Harmanto, 2003). Wahyuningsih et al., (2005a) telah berhasil mengisolasi senyawa Phalerin (4,5-dihidroksi,4 - metoksibensofenon-3-o- -D-glukosida) dari daun (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl). Phalerin mempunyai aktivitas sebagai antioksidan 2

secara in vitro (Wijonarko et al., 2005 dan 2006). Phalerin memiliki struktur yang mirip dengan benzofenon sehingga adanya kemiripan struktur tersebut memungkinkan phalerin juga dapat berfungsi sebagai tabir surya. Uji pendahuluan oleh Zulkarnain, et al (2013) menunjukkan bahwa sediaan ekstrak etanol daun daun memiliki aktivitas sebagai fotoproteksi secara in vivo. Sediaan ekstrak etanol daun daun (Phaleria macrocarpa (Scheff). Boerl.] 10% pada kelinci dalam bentuk sediaan lotion dan krim memiliki aktivitas tabir surya dengan nilai SPF sebesar 7. Adanya aktivitas tabir surya dari daun daun inilah yang menjadi mendorong dilakukannya penelitian ini. Lotion dan krim merupakan sediaan topikal yang memungkinkan pemakaian yang merata pada kulit dan sediaan ini sering dipakai masyarakat sebagai tabir surya (Jone, 2008). Kestabilan formula meliputi uji viskositas, daya sebar, daya lekat, ph, rasio volume pemisahan, stabilitas kandungan kimia sediaan selama penyimpanan. Data kuantitas SPF adalah sangat penting umtuk melihat keefektifan sunscreen (Schalka dan Reis, 2011). Krim dan lotion merupakan sediaan topikal yang cocok untuk bentuk sediaan tabir surya karena mudah dioleskan, terasa enak dan menyenangkan. Oleh karena itu Lotion dan krim diharapkan dapat diperoleh sediaan yang mempunyai aktivitas yang optimal sebagai tabir surya. Bahan aktif yang digunakan dalam sediaan lotion dan krim adalah bahan hasil partisi daun daun, phalerin dan pembanding benzofenon. Phalerin digunakan sebagai kontrol karena zat tersebut merupakan kandungan utama daun daun yang berfungsi sebagai tabir surya. 3

Potensi tabir surya dapat dinyatakan dengan Sun Protecting Factor (SPF) yang menggambarkan kemampuan tabir surya dalam melindungi kulit dari eritema (Stanfield, 2003). Nilai aktivitas SPF dalam sediaan tabir surya sangat penting karena nilai SPF digunakan untuk mengevaluasi efektivitas tabir surya (Schalka & Reis, 2011). Adanya aktivitas tabir surya daun mahkota inilah yang menjadi dasar untuk dilakukannya penelitian lebih lanjut tentang formulasi lotion dan krim tabir surya dari hasil partisi daun daun terhadap stabilitas fisik dan aktivitasnya secara in vitro dan in vivo. Kajian ini penting untuk melihat apakah hasil partisi daun daun dalam sediaan lotion dan krim dapat digunakan sebagai tabir surya. Selain itu formula yang diperoleh ini dapat digunakan sebagai sediaan kosmetik tabir surya yang berasal dari bahan alam. Sediaan semisolid dapat memberikan perlindungan kulit yang baik, bila dibuat dengan bahan yang sesuai dan dilakukan optimasi formula sediaan tabir surya. Beberapa basis yang digunakan untuk optimasi adalah setil alkohol, asam stearat, trietanolamin, cera alba, span 80, minyak mineral dan tween. Setil alkohol berfungsi sebagai penyerap air, emulgator dan emollient yang dapat meningkatkan stabilitas sediaan, memperbaiki tekstur. Asam stearat berfungsi sebagai agen pengemulsi dan peningkat daya larut. Cera alba berfungsi untuk meningkatkan konsistensi sediaan.trietanolamin berfungsi sebagai agen pengemulsi. Minyak mineral berfungsi sebagai emolien, lubrikan dan pelarut. Sedangkan span 80 dan tween berfungsi sebagai agen pengemulsi dan pembasah dalam sediaan kosmetik (Rowe, 2009). 4

Salah satu metode untuk memperoleh formula optimum yaitu dengan teknik menggunakan metode simplex lattice design. Teknik ini dapat menunjukkan efek komposisi bahan yang dioptimasi terhadap respon. Interaksi dari masing-masing bahan yang dioptimasi tersebut terhadap respon yang diamati (Bolton,2010). B. Perumusan Masalah : Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana komposisi bahan untuk optimasi formula dari hasil partisi daun (Phaleria macrocarpa (Scheff). Boerl.)? 2. Apakah sediaan krim dan lotion (o/w dan w/o) hasil partisi daun (Phaleria macrocarpa (Scheff). Boerl.) memiliki stabilitas fisik yang baik sebagai tabir surya? 3. Berapakah nilai SPF formula krim dan lotion hasil partisi daun mampu berfungsi sebagai tabir surya secara in vitro dan in vivo? 4. Apakah sediaan krim dan lotion hasil partisi daun (Phaleria macrocarpa (Scheff). Boerl.) memiliki efek iritasi pada model hewan coba? C. Tujuan Penelitian 1. Melakukan optimasi sediaan lotion dan krim hasil partisi daun untuk memperoleh formula terbaik. 2. Mengetahui sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan krim dan lotion hasil partisi daun (Phaleria macrocarpa (Scheff). Boerl.). 5

3. Mengetahui aktivitas formula lotion dan krim terpilih dari hasil partisi daun sebagai tabir surya secara in vitro dan pengujian daya proteksi surya secara in vivo. 4. Mengetahui adanya uji iritasi primer sediaan hasil partisi daun pada kelinci secara kualitatif dengan melihat perubahan kulit selama percobaan. D. Manfaat penelitian 1. Penelitian tentang formulasi lotion dan krim dari hasil partisi daun mahkota bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kosmetika khususnya dan bidang farmasi umumnya. 2. Penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah tentang formula optimal krim dan lotion hasil partisi daun (Phaleria macrocarpa (Scheff). Boerl.) sebagai tabir surya. Oleh karena itu, diharapkan formula optimal dari krim dan lotion ini menjadi salah satu alternatif kosmetik tabir surya yang berasal dari bahan alam. E. Keaslian Penelitian No Authorshif/ tahun 1 Zulkarnain e tal., 2013 Judul Persamaan Perbedaan stabilitas fisik lotion o/w dan w/o ekstrak buah daun sebagai tabir surya Sediaan lotion, Uji stabilitas, Tabir surya Daun mahkota Menggunakan buah Penelitian ini menggunakan daun daun 2 Tambunan et al., 2006 Penentuan Struktur Kimia Antioksidan Benzofenon Glikosida dari Ekstrak Buah Daun Dari tanaman Daun mahkota Sampel dari hasil isolasi Buah Daun mahkota Penelitian ini digunakan hasil partisi daun 6

Lanjutan No Authorshif/ tahun Judul Persamaan Perbedaan 3 Wahyu ningsih et al.,2005 Phalerin, Glukosida Benzophenon Baru Diisolasi dari Ekstrak Metanol Daun mahkota Tanaman Daun Sampel adalah hasil isolasi. Sedangkan penelitian ini digunakan hasil partisi 5 Wijonarko et al., 2005 6 Wijonarko et al., 2006 Aktivitas Phalerin Hasil Isolasi dari Daun Daun sebagai pemacu fagositosis makrofag In Vitro Aktivitas Antiradikal Phalerin Hasil Isolasi dari Daun Daun mahkota [Phaleria macrocarpa (Scheff). Boerl. Tanaman Daun Tanaman Daun Sampel hasil isolasi, uji imunomodulator. Penelitian ini digunakan l partisi dibuat sediaan sebagai tabir surya tabir surya Sampel hasil isolasi, diuji aktivitas anti oksidan. Peneelitian ini sampel hasil partisi dan sediaan diuji tentang tabir surya Berdasarkan penelusuran pustaka, belum ditemukan penelitian tentang formulasi sediaan krim dan lotion tabir surya hasil partisi daun daun. Kebaharuan yang diangkat dalam penelitian ini adalah 1). Memberikan bukti tentang hasil partisi daun daun memiliki nilai SPF yang berpotensi sebagai tabir surya secara in vitro dan in vivo. 2). Optimasi formula sediaan krim dan lotion dari hasil partisi daun daun sebagai tabir surya dari bahan alam. 7