: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

dokumen-dokumen yang mirip
Tjiptaning Suprihati, Mirisa Izzatun Haniyah. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER)

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GAYA DAN HUKUM NEWTON T.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN STRATEGI PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 12 JEMBER

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia. Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 3 PALOPO

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kondisi pembelajaran awal siswa sebelum diterapkan metode pembelajaran

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN NUMBERED HEADS TOGETHER SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 1 POLANHARJO KLATEN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI KOMBINASI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN COURSE REVIEW HORAY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

JEMBER TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

ABSTRAKSI. Irma Susilowati Guru SMA Negeri 1 Cepiring

Oleh : Retnosari Widiastuti ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SEMESTER I SDN 4 BESUKI SITUBONDO

Shinta Metikasari 1), Imam Sujadi 2), Yemi Kuswardi 3) Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Pelajaran fisika menarik untuk dipelajari tetapi pada kenyatan siswa

ARTIKEL ILMIAH STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFE TIPE SCRIPT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP PADA SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

Penulis 1: Dwi Yanu Mardi S. Penulis 2: Sri Palupi, M.Pd

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Bagi Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 2 Galang

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN NHT (Numbered Heads Together) Abstrak

Rizky Ridlo Rahmanda Putri. Kata kunci: model GI, aktivitas siswa, prestasi belajar fisika

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

PENERAPAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

JIME, Vol. 2. No. 2 ISSN Oktober 2016

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Oleh: Endang Mayawati SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

OLEH DESRIYANTI A1C309009

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

Transkripsi:

Tugas Kegiatan Belajar II Tatang Kurniawan Judul Jurnal : PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS XI KRIA KAYU SMK NEGERI 1 TAMANAN BONDOWOSO Penulis : Oleh: Juwandoko Guru SMA N 1 Tamanan Bondowoso Jurnal : Jurnal Pendidikan IPA, edisi Volume XI. Nomor 14, Agustus 2013 NO Aspek Ya Tidak Keterangan 1. Mencakup masalah yang akan dibahas Model cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) berbeda dengan cara pembelajaran kelompok biasa. Pada pembelajaran kelompok biasa yang mempresentasikan hasil kerja kelompok bebas (boleh disampaikan oleh salah seorang anggota kelompok), tetapi pada model cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) yang harus mempresentasikan hasil kerja kelompok atau laporan kelompok adalah nomor yang dipilih secara acak oleh guru, sehingga setiap siswa dalam kelompok merasa bertanggung jawab terhadap hasil kerja kelompoknya dan dengan sendirinya siswa merasa dirinya harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian siswa akan merasa termotivasi untuk belajar sehingga aktivitas belajar

dapat meningkat yang pada akhirnya dapat 2. Esensi atau latar belakang penulisan artikel 3. Pentingnya atau manfaat pembahasan materi artikel meningkatkan hasil belajar siswa (Rahmi, 2008) Rendahnya aktivitas dan ketuntasan hasil belajar IPA siswa di kelas XI kria kayu SMK Negeri 1 Tamanan disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, siswa tidak menyukai pelajaran IPA karena siswa menganggap IPA adalah pelajaran yang sulit. Kedua, metode pembelajaran IPA yang digunakan guru kurang inovatif, guru lebih sering menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan mengerjakan soal latihan, proses pembelajaran dengan metode ceramah dapat membuat siswa cepat bosan dan malas belajar, selain itu ketika guru menerapkan proses pembelajaran diskusi, siswa banyak yang pasif dan dalam bekerja kelompok hanya mengandalkan temannya, sehingga kerja kelompok kurang terjalin serta kurang terciptanya rasa tanggung jawab individu dalam diskusi kelompok. Ketiga, media pembelajaran IPA yang digunakan guru kurang bervariasi, siswa menginginkan pembelajaran lewat suatu kenyataan yang dapat diamati, sehingga mudah dimengerti dan siswa dapat mengamati sesuatu yang nyata serta bagaimana cara bekerjanya proses tersebut Penerapan model cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPA dalam pembelajaran IPA kelas XI Kria Kayu di SMKN 1 Tamanan Bondowoso. Pada siklus 1 ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 64%, dan pada siklus 2 ketuntasan hasil belajar IPA siswa mengalami peningkatan menjadi 80%. 4. Metodologi penelitian ( jika artikel yang ditulis adalah hasil penelitian) Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1)

merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa meningkat 5. Solusi terhadap masalah Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus Pada siklus 1 diperoleh solusi sebagai berikut: cara (1) guru lebih bersifat ramah, sabar, komunikatif, perhatian serta membantu siswa yang mengalami kesulitan dengan cara berkeliling kelas dan selalu memantau siswa dalam pembelajaran; (2) memberikan kesempatan pada siswa untuk mengemukakan pendapat dan pertanyaan pada persoalan yang belum jelas; (3) meningkatkan perhatian kepada siswa baik saat menjelaskan materi, mengerjakan LKS, diskusi maupun ketika melakukan demonstrasi agar siswa tidak merasa malu untuk bertanya jika siswa mengalami kendala; (4) menghimbau siswa untuk lebih teliti dalam mengerjakan soal post-test. Pada siklus 2 sbb: dengan menggunakan model cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas dan ketuntasan hasil belajar IPA khususnya pada pokok bahasan penanganan limbah di SMKN 1 Tamanan Bondowoso ISI JURNAL SECARA LENGKAP PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS XI KRIA KAYU SMK NEGERI 1 TAMANAN BONDOWOSO Oleh: Juwandoko Guru SMA N 1 Tamanan Bondowoso ABSTRAK Berdasarkan data observasi awal ditemukan aktivitas belajar dan ketuntasan hasil belajar IPA siswa tergolong masih rendah, dari 25 siswa menunjukkan hanya 52% aktivitas siswa mendengarkan penjelasan guru, 29.26% siswa mengerjakan soal, 12.19% siswa bertanya, dan 14.63% siswa menjawab pertanyaan dari guru. Ketuntasan hasil belajar IPA juga masih rendah, berdasarkan data ulangan harian dari 25 siswa hanya 12 yang mendapatkan nilai 75 sedangkan 13 siswa lainnya mendapatkan nilai < 75. Berdasarkan data observasi, maka diperlukan perbaikan pembelajaran melalui penerapan model cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) dengan metode demonstrasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar dan ketuntasan hasil belajar IPA siswa menggunakan model cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) dengan metode demonstrasi. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Data yang didapatkan adalah aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan hasil belajar pada siklus I dan siklus II serta hasil wawancara dengan siswa. Aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan, terutama aktivitas belajar siswa yang meliputi mendengarkan penjelasan guru, mengerjakan LKS, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan mengalami peningkatan. Berdasarkan analisis hasil belajar IPA pada siklus I diperoleh ketuntasan hasil belajar IPA siswa secara klasikal sebesar 64%, siswa yang tuntas belajar secara individu sebanyak 16 siswa dan 9 siswa yang tidak tuntas secara individu. Siklus 2 diperoleh ketuntasan hasil belajar IPA siswa secara klasikal sebesar 80%, siswa yang tuntas belajar secara individu sebanyak 20 siswa dan 5 siswa yang tidak tuntas secara individu. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa model cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) dengan metode demonstrasi dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif dan dapat memahami konsep IPA dalam rangka meningkatkan aktivitas belajar dan ketuntasan hasil belajar IPA siswa. Kata kunci : Model Cooperative Learning tipe Numbered Head Together (NHT), Metode Demonstrasi, Aktivitas Belajar dan Ketuntasan Hasil Belajar IPA

1. PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis berupa penemuan, penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan pengetahuan di dalam kehidupan sehari-hari (Depdiknas, 2003:2). Selain itu Sears dan Zemansky (1993:1) menyatakan bahwa IPA merupakan ilmu yang bersifat empiris, artinya setiap hal yang dipelajari dalam IPA didasarkan pada hasil pengamatan tentang alam dan gejala-gejalanya. Oleh karena itu, sebagian besar peristiwa alam dipelajari dalam IPA. Hal ini menyebabkan diperlukan aktivitas-aktivitas dan pola pikir yang cermat dari guru ataupun siswa dalam mempelajari IPA. Pelajaran IPA merupakan pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa di sekolah. IPA dianggap sulit sebab terlalu teoritis, sehingga siswa merasa kesulitan untuk mengahafal dan belum mengerti yang harus digunakan dalam konsep pelajaran yang satu dengan yang lain. Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas XI kria kayu SMK Negeri 1 Tamanan tahun pelajaran 2010/2011, menunjukkan bahwa aktivitas dan hasil belajar IPA siswa masih rendah. Berdasarkan hasil observasi awal, dari 25 siswa menunjukkan hanya 52% aktivitas siswa mendengarkan penjelasan guru, 29.26% siswa mengerjakan soal, 12.19% siswa bertanya, dan 14.63% siswa menjawab pertanyaan dari guru. Selain aktivitas rendah, hasil belajar siswa di kelas XI kria kayu SMK Negeri 1 Tamanan juga masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Siswa yang dapat dinyatakan tuntas belajar hanya 12 siswa, mengingat KKM yang harus ditempuh siswa agar dapat dikatakan tuntas dalam pembelajaran yaitu minimal memperoleh nilai 75. Rendahnya ketuntasan hasil belajar siswa kelas XI kria kayu menunjukkan siswa kurang menguasai konsep IPA. Rendahnya aktivitas dan ketuntasan hasil belajar IPA siswa di kelas XI kria kayu SMK Negeri 1 Tamanan disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, siswa tidak menyukai pelajaran IPA karena siswa menganggap IPA adalah pelajaran yang sulit. Kedua, metode pembelajaran IPA yang digunakan guru kurang inovatif, guru lebih sering menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan mengerjakan soal latihan, proses pembelajaran dengan metode ceramah dapat membuat siswa cepat bosan dan malas belajar, selain itu ketika guru menerapkan proses pembelajaran diskusi, siswa banyak yang pasif dan dalam bekerja kelompok hanya mengandalkan temannya, sehingga kerja kelompok kurang terjalin serta kurang terciptanya rasa tanggung jawab individu dalam diskusi kelompok. Ketiga, media pembelajaran IPA yang digunakan guru kurang bervariasi, siswa menginginkan pembelajaran lewat suatu kenyataan yang dapat diamati, sehingga mudah dimengerti dan siswa dapat mengamati sesuatu yang nyata serta bagaimana cara bekerjanya proses tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, maka diperlukan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT). Model cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) berbeda dengan cara pembelajaran kelompok biasa. Pada pembelajaran kelompok biasa yang mempresentasikan hasil kerja kelompok bebas (boleh disampaikan oleh salah seorang anggota kelompok), tetapi pada model cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) yang harus mempresentasikan hasil kerja kelompok atau laporan kelompok adalah nomor yang dipilih secara acak oleh guru, sehingga setiap siswa dalam kelompok merasa bertanggung jawab terhadap hasil kerja kelompoknya dan dengan sendirinya siswa merasa dirinya harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian siswa akan merasa

termotivasi untuk belajar sehingga aktivitas belajar dapat meningkat yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Rahmi, 2008). Kombinasi model cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) dengan metode demonstrasi dalam pembelajaran ini diharapkan siswa dapat lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran IPA, karena dengan demonstrasi siswa dapat melihat langsung tentang sesuatu yang nyata serta bagaimana cara bekerjanya proses tersebut. 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa meningkat. 2.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah model siklus Hopkins, yaitu penelitian tindakan kelas dalam bentuk siklus spiral yang terdiri dari empat fase meliputi perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan atau observasi (observation), dan refleksi (reflection) (Aqib, 2006:31). Keempat fase tersebut saling berhubungan dalam siklus yang berulang, untuk lebih jelas dapat diperhatikan gambar 1. Tahap Identifikasi masalah perencanaan refleksi tindakan Siklus 1 observasi refleksi perencanaan ulang Siklus 2 observasi tindakan Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Hopkins (Aqib, 2006:31)

2.2 Analisa Data Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini meliputi aktivitas belajar dan nilai hasil belajar IPA siswa. a. Aktivitas Belajar Siswa Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa pada penggunaan model cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) dengan metode demonstrasi dapat diamati oleh dua pengamat dengan meminta dua orang tersebut mengisi lembar aktivitas yang sudah disediakan. kemudian instrumen dihitung reliabilitasnya terlebih dahulu dengan menggunakan rumus sebagai berikut: dimana: ( ) [ ] (Borich, dalam Trianto, 2009:240) R : reliabilitas (instrumen dianggap reliabel bila R 75 %) A : frekuensi aspek tingkah laku yang teramati oleh pengamat yang memberikan frekuensi tinggi B : frekuensi aspek tingkah laku yang teramati oleh pengamat yang memberikan frekuensi rendah. b. Ketuntasan hasil belajar Untuk menghitung ketuntasan hasil belajar IPA siswa setelah pembelajaran menggunakan model cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) dengan metode demonstrasi dapat dilakukan dengan rumus. Keterangan: (Depdiknas, 2004:39) : persentase ketuntasan hasil belajar siswa : jumlah siswa yang tuntas belajar : jumlah seluruh siswa Seorang siswa dikatakan tuntas apabila telah mencapai 75 dari nilai maksimal 100. Suatu kelas dikatakan tuntas apabila terdapat minimal 75% telah mencapai ketuntasan individual 75. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Aktivitas belajar siswa pada siklus 1 Tabel 1. Frekuensi aktivitas belajar siswa pada Siklus 1 No Aktivitas Siswa P 1 P 2 R (%) 1 Mental activities 13 14 96.3 (memperhatikan penjelasan guru) 2 Writing activities 12 11 95.7 (mencatat/menulis) 3 Mental activities 15 15 100 (mengerjakan LKS) 4 Oral activities (bertanya) 8 9 94.1 5 Oral activities (menjawab) 6 6 100 6 Oral activities (melakukan diskusi kelompok) 16 18 94.1 Keterangan: P 1 : Pengamat 1, P 2 : Pengamat 2, R : Reliabilitas Berdasarka n Tabel 1. diperoleh data aktivitas belajar siswa pada aspek memperhatikan penjelasan guru sebanyak 13 siswa dari pengamat pertama dan 14 siswa dari pengamat kedua; pada aspek mencatat sebanyak 12 siswa dari pengamat pertama dan 11 siswa dari pengamat kedua; pada aspek mengerjakan LKS sebanyak 15 siswa dari pengamat pertama dan 15 siswa dari pengamat kedua; pada aspek bertanya sebanyak 8 siswa dari pengamat pertama dan 9 siswa dari pengamat kedua; pada aspek menjawab pertanyaan sebanyak 6 siswa dari pengamat pertama dan 6 siswa dari pengamat kedua; pada aspek melakukan diskusi kelompok sebanyak 16 siswa dari pengamat pertama dan 18 siswa dari pengamat kedua. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Tabel 2. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Pada Siklus 1 siklus Jumlah siswa Jumlah siswa yang hadir Jumlah siswa tidak hadir Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa tidak tuntas Siklus 1 25 25 0 16 9 Persentase 64% 36% Berdasarkan Tabel 2. diketahui bahwa jumlah siswa yang mengikuti post test pada siklus 1 sebanyak 25 siswa, sedangkan ketuntasan hasil belajar IPA siswa pada siklus 1 sebanyak 16 siswa tuntas individu, 9 siswa tidak tuntas secara individu. Ketuntasan hasil belajar IPA siswa secara klasikal sebesar 64 %.

Refleksi Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 berlangsung baik selama pembelajaran dengan model cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) dengan metode demonstrasi. Akan tetapi pada pembelajaran siklus 1 masih belum mencapai target yaitu ketuntasan hasil belajar IPA siswa secara klasikal 75%. Ada beberapa permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian khusus dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dan ketuntasan hasil belajar dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut: 1) Masih terdapat beberapa siswa yang tidak menyimak penjelasan guru karena sibuk berbicara dengan teman sekelompoknya, terbukti dari frekuensi aktivitas siswa yang memperhatikan penjelasan guru. 2) Siswa takut bertanya ketika diberikan kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai materi yang tidak dimengerti, terbukti dari frekuensi aktivitas siswa yang bertanya kepada guru. 3) Masih terdapat beberapa siswa yang takut mengungkapkan pendapatnya saat berdiskusi, terbukti dari 25 siswa hanya sekitar 16 siswa yang melakukan diskusi. 4) Siswa masih belum terbiasa dengan penerapan model cooperative learning tipe Numbered Head together (NHT) dengan metode demonstrasi, terbukti dari hasil wawancara. Rancangan Perbaikan Setelah diadakan refleksi, maka langkah selanjutnya yaitu menyusun rencana perbaikan yang digunakan oleh guru dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa dan ketuntasan hasil belajar IPA siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe Numbered Head together (NHT) dengan metode demonstrasi dengan mengkaji ulang permasalahan-permasalahan yang terdapat pada siklus 1 yaitu dengan cara (1) guru lebih bersifat ramah, sabar, komunikatif, perhatian serta membantu siswa yang mengalami kesulitan dengan cara berkeliling kelas dan selalu memantau siswa dalam pembelajaran; (2) memberikan kesempatan pada siswa untuk mengemukakan pendapat dan pertanyaan pada persoalan yang belum jelas; (3) meningkatkan perhatian kepada siswa baik saat menjelaskan materi, mengerjakan LKS, diskusi maupun ketika melakukan demonstrasi agar siswa tidak merasa malu untuk bertanya jika siswa mengalami kendala; (4) menghimbau siswa untuk lebih teliti dalam mengerjakan soal post-test. Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus 2 Tabel 3. Frekuensi aktivitas belajar siswa pada Siklus 2 No Aktivitas Siswa P 1 P 2 R (%) 1 Mental activities 20 22 95.2 (memperhatikan penjelasan guru) 2 Writing activities 18 20 94.7 (mencatat/menulis) 3 Mental activities 22 21 97.7

(mengerjakan LKS) 4 Oral activities (bertanya) 15 16 96.8 5 Oral activities (menjawab) 12 12 100 6 Oral activities (melakukan diskusi kelompok) 21 20 97.6 Keterangan: P 1 : Pengamat 1, P 2 : Pengamat 2, R : Reliabilitas Berdasark an Tabel 3. diperoleh data pada aktivitas belajar siswa pada aspek memperhatikan penjelasan guru sebanyak 20 siswa dari pengamat pertama dan 22 siswa dari pengamat kedua; pada aspek mencatat sebanyak 18 siswa dan 20 siswa dari pengamat kedua; pada aspek mengerjakan LKS sebanyak 22 siswa dari pengamat pertama dan 21 siswa dan dari pengamat kedua; pada aspek bertanya sebanyak 15 siswa dari pengamat pertama dan 16 siswa dari pengamat kedua; pada aspek menjawab pertanyaan sebanyak 12 siswa dari pengamat pertama dan 12 siswa dari pengamat kedua; pada aspek melakukan diskusi kelompok sebanyak 21 siswa dari pengamat pertama dan 20 siswa dari pengamat kedua. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 2 Tabel 4. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Pada Siklus 2 siklus Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa belum tuntas Jumlah siswa Siklus 2 20 5 Persentase 80% 20% 25 Berdasarkan data ketuntasan hasil belajar IPA siswa (Tabel 4), diperoleh data dari 25 siswa, terdapat 20 siswa yang tuntas secara individu dan 5 siswa yang tidak tuntas, sehingga ketuntasan hasil belajar IPA siswa secara klasikal diperoleh sebesar 80%. Refleksi Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 berlangsung dengan baik, pada siklus 2 aktivitas belajar IPA siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus 1. Hasil perhitungan dan analisis nilai post-test pada siklus 2 menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar yang diperoleh siswa kelas XI kria kayu mencapai kenaikan dari 64% menjadi 80% sehingga dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan model cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas dan ketuntasan hasil belajar IPA khususnya pada pokok bahasan penanganan limbah di SMKN 1 Tamanan Bondowoso.

Pembahasan Penelitian dilakukan sebanyak 2 siklus. Berdasarkan hasil analisis kegiatan observasi diperoleh bahwa pada siklus 1 besarnya rata-rata frekuensi aktivitas belajar siswa secara klasikal mengalami peningkatan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas siswa memperhatikan penjelasan guru, guru menjelaskan materi pembelajaran tidak hanya monoton dengan ceramah dan menggunakan media papan tulis, melainkan guru menggunakan media yang dapat menarik minat siswa untuk belajar, yaitu berupa demonstarsi yang sudah dirancang untuk memperlihatkan pengolahan sampah. Analisis terhadap hasil post-test, didapatkan bahwa rata-rata persentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas XI Kria Kayu SMKN 1 setelah diberi perlakuan yaitu pada siklus 1 sebesar 64%. Tetapi besarnya persentase tersebut belum mencapai dengan kriteria yang sudah ditargetkan yaitu 75%, sehingga pada siklus 1 belum dapat dikatakan berhasil. Hal ini disebabkan karena pada siklus 1 siswa masih belum terbiasa dengan model cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) dengan metode demonstrasi, sehingga masih terdapat siswa yang masih belum terbiasa dengan jalannya pembelajaran dan masih ada siswa yang tidak mengerjakan LKS karena bergantung dengan teman kelompoknya, sehingga ketika guru menunjuk siswa yang bersangkutan tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru. Ketidakberhasilan pada siklus 1 juga disebabkan oleh ketidaktelitian siswa saat menjawab soal post-test. Penelitian pada siklus 2 mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus 1, siswa semakin mengerti dengan jalannya pembelajaran dengan model cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) dengan metode demonstrasi. Seluruh kelompok dapat berdiskusi dengan lancar, siswa tidak bergantung pada teman kelompoknya untuk mengerjakan LKS meskipun beberapa masih ada yang tidak mengerjakan. Pada siklus 2 siswa mulai berani mengungkapkan pertanyaan dan pendapat sehingga materi pelajaran yang belum mereka pahami ditanyakan kepada guru, hal inilah yang mempengaruhi keberhasilan pada siklus 2. Pelaksanaan demonstrasi dalam model cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) membantu siswa dalam meningkatkan aktivitas belajarnya, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Setelah siswa memecahkan masalah bersama kelompoknya, kemampuan siswa individu akan di uji yaitu dengan cara guru menunjuk nomor secara acak, dan siswa yang ditunjuk nomornya wajib menjawab pertanyaan dari guru. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model cooperative learning tipe Numbered Head together (NHT) dengan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA mampu memotivasi siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran dengan model cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) dengan metode demonstrasi menghasilkan peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa yang terlihat pada nilai posttest. Penggunaan model cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) pernah dilakukan oleh Rahmi (2008) terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar dan ketuntasan hasil belajar siswa. Dengan demikian dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan model cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) dengan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA di SMKN 1 Tamanan Bondowoso dapat diterapkan sebagai alternatif model pembelajaran IPA di sekolah tersebut. Jadi dapat dikatakan bahwa penerapan model cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) dengan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA dapat

meningkatkan aktivitas dan ketuntasan hasil belajar siswa kelas XI Kria Kayu di SMKN 1 Tamanan Bondowoso. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Penerapan model cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA kelas XI Kria Kayu di SMKN 1 Tamanan Bondowoso. 2) Penerapan model cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPA dalam pembelajaran IPA kelas XI Kria Kayu di SMKN 1 Tamanan Bondowoso. Pada siklus 1 ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 64%, dan pada siklus 2 ketuntasan hasil belajar IPA siswa mengalami peningkatan menjadi 80%. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Aqib, Z. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Fisika. Jakarta : Balitbang Depdiknas Depdiknas. 2004. Model Penilaian Kelas untuk SMP dan MTs. Jakarta: Balitbang Depdiknas Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Hamalik, O. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press. Lie, A. 2007. Mempraktikkan cooperative learning di ruang-ruang kelas. Jakarta: Grasindo Rahmi. 2008. Model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam matematika. Jurnal pendidikan, 89 (2): 85-89. Sears dan Zemansky. 1993. Fisika Universitas Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif (Konsep, Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Jakarta: Prenada media group.