ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA OFF-ROAD FEDERATION. Keputusan Rapat Paripurna Nasional IOF di Jakarta, tanggal 12 Nopember 2011 Nomor :...

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I STATUS PERKUMPULAN. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PERUBAHAN KE VII

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI UNIVERSITAS PADJADJARAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM

IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR

Lampiran II Keputusan Musyawarah Nasional Asosiasi Karoseri Indonesia Ke VI Tahun 2012 Nomor : KEP-O4/MUNAS/VI/2012 Tanggal 01 Juli 2012

PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL RAPAT PLENO PENGURUS PUSAT YANG DIPERLUAS DI BALIKPAPAN, 12 JANUARI 2017

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR TATA LINGKUNGAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN

BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN

Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 007/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang

PERATURAN SENAT FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 02 TAHUN 2012 TENTANG TATA TERTIB SENAT FAKULTAS

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1

ANGGARAN DASAR ASOSIASI KURATOR DAN PENGURUS INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II BAB I IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II DAN WILAYAH KERJA.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN USAHA MILIK DESA SE INDONESIA

A N G G A R A N D A S A R

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE

BAB I UMUM. Pasal 1. (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2016

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

DAFTAR ISI BAB V LAMBANG 51

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA

UNDANG-UNDANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

PERUBAHAN KODE ETIK NOTARIS KONGRES LUAR BIASA IKATAN NOTARIS INDONESIA BANTEN, MEI 2015

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA) BAB I. Pasal 1 STRUKTUR ORGANISASI ASITA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN STATUS DAN JANGKA WAKTU MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL RAPAT PLENO PENGURUS PUSAT YANG DIPERLUAS BANTEN 30 MEI 2015

ANGGARAN DASAR PERSATUAN PERUSAHAAN GRAFIKA INDONESIA (INDONESIA PRINT MEDIA ASSOCIATION) MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN

KODE ETIK P O S B A K U M A D I N

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (PENYESUAIAN DENGAN POJK) ANGGARAN DASAR SEKARANG. Rapat Umum Pemegang Saham Pasal 10

Pasal 3 MAKSUD DAN TUJUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI REAL ESTATE BROKER INDONESIA BAB I KODE ETIK DAN KAIDAH TATA LAKU PROFESI

SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk.

ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA AD & ART LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT NUSANTARA CORRUPTION WATCH LSM NCW

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN MUSYAWARAH MUSEA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BAB I LAMBANG DAN DUAJA

ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB. I UMUM. Pasal. 1 LANDASAN PENYUSUN. Pasal.

ANGGARAN RUMAH TANGGA

MASTEL MASYARAKAT TELEMATIKA INDONESIA The Indonesian Infocom Society

DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA KONTRAKTOR DAN KONSTRUKSI NASIONAL

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

TENTANG TATA BERACARA PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG BADAN KEHORMATAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga PPI SPANYOL

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DI KPPU KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA ( ORARI )

K O M I S I I N F O R M A S I

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN HOTEL & RESTORAN INDONESIA. Disempurnakan Pada Munas XV Februari 2010

MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI BUMISERAM ( IKAB )MAKASSAR

ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH

ANGGARAN DASAR IKATAN ARSITEK INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN

Matraman, Kelurahan Kebon Manggis, Rukun Tetangga 011, Rukun Warga 001,

Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN. Pasal 2 Kode Kehormatan

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA NOMOR: 06/MUNAS/PAEI/2013

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA) MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA

KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016.

PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA DI LEIDEN (Indonesian Students Association in Leiden)

ANGGARAN DASAR PERSATUAN SARJANA KEHUTANAN INDONESIA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR ORARI H A S I L M U N A S U S

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MUKADIMAH PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PERABOI ) Bahwa sesungguhnya penyakit tumor/kanker adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan.

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

DEWAN KEHORMATAN DAN PROSEDUR OPERASIONAL KODE ETIK GURU INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN PERUSAHAAN KONTRAKTOR AIR INDONESIA ( GAPKAINDO )

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN HOTEL & RESTORAN INDONESIA (PHRI)

KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 SYARAT KEANGGGOTAAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA DEWAN PENGURUS PUSART IKATAN KELUARGA ALUMNI INSTITUT MANAJEMEN KOPERSI INDONESIA

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG MAJELIS KEHORMATAN NOTARIS

Transkripsi:

ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA OFF-ROAD FEDERATION Keputusan Rapat Paripurna Nasional IOF di Jakarta, tanggal 12 Nopember 2011 Nomor :... BAB I STATUS PERKUMPULAN Pasal 1 Indonesia Off-road Federation (untuk selanjutnya disingkat IOF ) adalah Perkumpulan yang merupakan satu-satunya wadah untuk para penggemar otomotif dan/atau non otomotif offroad serta klub otomotif dan/atau non otomotif offroad di seluruh Indonesia dalam melakukan kegiatan offroad untuk meningkatkan mutu dan kemampuan para offroader secara profesional. BAB II K E A N G G O T A A N Bagian Pertama Terjadinya Keanggotaan A. Anggota Biasa Pasal 2 (1) Yang dapat menjadi Anggota Biasa Perkumpulan sebagaimana yang diatur dalam pasal 7 Anggaran Dasar ialah klub otomotif dan/atau non otomotif offroad yang mendaftarkan klubnya kepada Perkumpulan, dan klub tersebut mempunyai anggota dengan jumlah minimum 2 (dua) orang anggota dan 2 (dua) buah otomotif offroad atau 2 (dua) buah non otomotif offroad. (2) Cara terjadinya keanggotaan Anggota Biasa : a. 1. Setiap klub otomotif dan/atau non otomotif offroad yang akan menjadi Anggota Biasa, wajib mengajukan Surat Pendaftaran Diri (standar baku bentuk formulir Surat Pendaftaran Diri terlampir dalam Lampiran I-1 Anggaran Rumah Tangga ini) kepada Perkumpulan dan setiap klub otomotif dan/atau non otomotif offroad yang akan menjadi calon Anggota Biasa wajib mengajukan surat pendaftaran diri dengan menyerahkan Surat Pendaftaran Diri kepada Pengurus Cabang di tempat kedudukannya atau Pengurus Daerah ditempat kedudukannya dalam hal Pengurus Cabang belum terbentuk, dan menyerahkan persyaratan administrasi yang ditentukan oleh Perkumpulan, antara lain, namun tidak terbatas pada : i. Foto kopi dokumen (a) Deklarasi Pendirian, (b) Anggaran Dasar dan (c) Anggaran Rumah Tangga klub otomotif dan/atau non otomotif offroad, dan (d) daftar susunan pengurus klub otomotif dan/atau non otomotif offroad, serta (e) alamat sekretariat klub otomotif dan/atau non otomotif offroad; ii. Foto kopi (a) buku daftar anggota klub otomotif dan/atau non otomotif offroad berikut (b) foto kopi kartu identitas anggota klub yang resmi; iii. tanda terima yang sah atas pembayaran uang pangkal dan uang iuran keanggotaan Perkumpulan; iv. Surat Pernyataan untuk tunduk dan taat pada Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga, kode etik dan peraturan lain yang telah dan yang akan ditetapkan oleh Perkumpulan. 2. Setiap klub otomotif dan/atau non otomotif offroad yang telah menjadi Anggota Biasa sebelum berlakunya ART ini, wajib mengajukan Surat Pendaftaran Ulang (standar baku bentuk formulir Surat Pendaftaran Ulang terlampir dalam Lampiran II-1 Anggaran Rumah Tangga ini) sampai waktu yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat Perkumpulan dan setiap klub otomotif dan/atau non otomotif offroad yang telah menjadi Anggota Biasa wajib mengajukan Surat Pendaftaran Ulang dengan menyerahkan Surat Pendaftaran Ulang kepada Pengurus Pusat Perkumpulan melalui Pengurus Cabang di tempat kedudukannya atau Pengurus Daerah ditempat 1

kedudukannya dalam hal Pengurus Cabang belum terbentuk, dan menyerahkan persyaratan administrasi yang ditentukan oleh Perkumpulan, antara lain, namun tidak terbatas pada : i. Foto kopi dokumen (a) Anggaran Dasar dan (b) Anggaran Rumah Tangga klub otomotif dan/atau non otomotif offroad, dan (c) daftar susunan pengurus klub otomotif dan/atau non otomotif offroad, serta (d) alamat sekretariat klub otomotif dan/atau non otomotif offroad; ii. Foto kopi (a) buku daftar anggota klub otomotif dan/atau non otomotif offroad berikut (b) foto kopi kartu identitas yang resmi; iii. tanda terima yang sah atas pembayaran uang iuran keanggotaan Perkumpulan; iv. Surat Pernyataan untuk tunduk dan taat pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan lain yang telah dan yang akan ditetapkan oleh Perkumpulan. b. Apabila ditempat kedudukan klub otomotif dan/atau non otomotif offroad yang bersangkutan belum ada Pengurus Cabang, maka Surat Pendaftaran Diri/Surat Pendaftaran Ulang diajukan kepada Pengurus Pusat melalui Pengurus Daerah yang membawahi tempat kedudukan klub otomotif dan/atau non otomotif offroad yang bersangkutan tersebut. c. Pendaftaran diri/pendaftaran ulang untuk menjadi Anggota Biasa diajukan secara tertulis, dan surat pendaftaran diri/pendaftaran ulang tersebut berikut kelengkapan dokumen persyaratannya dibuat dalam 4 (empat) rangkap yaitu : - 1 (satu) rangkap untuk arsip Pengurus Cabang, - 1 (satu) rangkap untuk arsip Pengurus Daerah, - 1 (satu) rangkap untuk arsip Pengurus Pusat Perkumpulan, dan - 1 (satu) rangkap untuk arsip Pemohon. d. -Dalam waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak diterimanya surat pendaftaran diri/ pendaftaran ulang sebagai Anggota Biasa, maka Pengurus Cabang atau Pengurus Daerah membukukan keanggotaan yang bersangkutan dalam Buku Daftar Anggota Biasa Perkumpulan dan menerbitkan Surat Keterangan Pendaftaran Keanggotaan Sementara Perkumpulan (standard baku bentuk surat keterangan keanggotaan sementara sebagaimana terlampir dalam Lampiran I-3) yang nanti akan diganti dengan : - Sertipikat Keanggotaan Anggota Biasa Perkumpulan untuk setiap klub otomotif dan/ atau non otomotif offroad, dan - Kartu Tanda Anggota Perkumpulan untuk anggota pada klub otomotif dan/atau non otomotif yang telah terdaftar sebagai Anggota Biasa Perkumpulan, yang diterbitkan oleh Pengurus Pusat Perkumpulan. - Jangka waktu berlakunya Sertipikat Keanggotaan dan Kartu Tanda Anggota Perkumpulan adalah : a. Sertipikat Keanggotaan Anggota Biasa Perkumpulan untuk setiap klub otomotif dan/atau non otomotif offroad, berlaku selama jangka waktu periode Pengurus Pusat Perkumpulan yang ditetapkan Musyawarah Nasional (MUNAS) berdasarkan pasal 25 ayat (3) Anggaran Dasar Perkumpulan dan pasal 29 ayat 3 Anggaran Rumah Tangga ini, b. Kartu Tanda Anggota Perkumpulan untuk anggota pada klub otomotif dan/ atau non otomotif yang telah terdaftar sebagai Anggota Biasa Perkumpulan, berlaku selama 1 (satu) tahun, berdasarkan tanggal pembukuan penerbitan Kartu Tanda Anggota Perkumpulan oleh Pengurus Pusat Perkumpulan; - Besarnya uang pangkal, uang iuran, biaya pendaftaran pertama kali dan biaya pendaftaran ulang Sertipikat Keanggotaan dan Kartu Tanda Anggota serta biaya lainnya ditetapkan berdasarkan Rapat Pleno Pengurus Pusat Perkumpulan, sedangkan pembagian pendapatan keuangan antara Pengurus Pusat, Pengurus Daerah dan pengurus Cabang ditetapkan berdasarkan Rapat Pleno Pengurus Pusat. e. Dalam waktu maksimum 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak pembukuan keanggotaan yang bersangkutan dalam Buku Daftar Anggota tersebut, Pengurus Cabang atau Pengurus Daerah tersebut wajib memberitahukan dan mengirimkan berkas pendaftaran keanggotaan tersebut tersebut kepada Pengurus Pusat Perkumpulan untuk dibukukan oleh Pengurus Pusat Perkumpulan dan kemudian kepada yang bersangkutan akan diterbitkan : - Sertipikat Keanggotaan Perkumpulan, dan - Kartu Tanda Anggota Perkumpulan 2

(standar baku bentuk Sertipikat Keanggotaan Perkumpulan dan Kartu Tanda Anggota Perkumpulan sebagaimana terlampir dalam Lampiran III dan Lampiran IV Anggaran Rumah Tangga ini). oleh Pengurus Pusat Perkumpulan, f. Dalam waktu 60 (enampuluh) hari kerja terhitung sejak pembukuan keanggotaan yang bersangkutan dalam Buku Daftar Anggota pada Pengurus Pusat Perkumpulan, Pengurus Pusat Perkumpulan akan menerbitkan Sertipikat Keanggotaan dan Kartu Anggota dan mengirimkannya kepada yang bersangkutan melalui Pengurus Cabang atau Pengurus Daerah yang membawahi letak kedudukan Anggota Biasa Perkumpulan. g. Apabila dalam waktu 90 (sembilanpuluh) hari kerja setelah diajukan surat pendaftaran tersebut, ternyata yang bersangkutan belum memperoleh pemberitahuan pembukuan keanggotanya, maka yang bersangkutan dapat mengajukan surat susulan, dan surat susulan tersebut dapat digunakan sebagai bukti sah keanggotaan yang bersangkutan, oleh karena itu dapat digunakan untuk mendapatkan Sertipikat Keanggotaan dan Kartu Tanda Anggota. h Setiap Anggota Biasa dan/atau anggota pada Anggota Biasa yang tidak melakukan pendaftaran ulang, maka demi hukum dalam waktu yang ditentukan sebagaimana diatur dalam ayat (2) pasal ini menjadi dihapus/dicoret/diberhentikan dari keanggotaan Anggota Biasa Perkumpulan, dan untuk kembali dapat menjadi Anggota Biasa wajib mendaftarkan diri sesuai ketentuan ayat (2) huruf a.1 pasal ini. i. Pengurus Pusat berhak dan berwenang menentukan jangka waktu berlakunya Sertipikat Keanggotaan Perkumpulan dan Kartu Tanda Anggota Perkumpulan. j. Sertipikat Keanggotaan dan Kartu Tanda Anggota Perkumpulan ditanda-tangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Perkumpulan, dalam hal Ketua Umum dan/atau Sekretaris Jenderal berhalangan tetap maka berlaku ketentuan pasal 26 ayat (2) dan ayat (3) Anggaran Dasar Perkumpulan dan pasal 30 ayat (2) Anggaran Rumah Tangga ini. k. Sertipikat Keanggotaan dan Kartu Tanda Anggota Perkumpulan hanya dapat dimohonkan kepada Pengurus Pusat melalui Pengurus Cabang setempat, atau dalam hal Pengurus Cabang setempat belum terbentuk dapat diajukan melalui Pengurus Daerah setempat. j. setiap anggota Klub dapat mengajukan permohonan untuk mendapatkan Kartu Tanda Anggota Perkumpulan kepada Pengurus Pusat melalui Klub, dan permohonan tersebut diajukan oleh Klub melaui Pengurus Cabang di tempat kedudukannya atau Pengurus Daerah ditempat kedudukannya dalam hal Pengurus Cabang belum terbentuk kepada Pengurus Pusat, dengan memenuhi persyaratan pendaftaran sebagai berikut : 1. mengisi formulir pendaftaran Kartu Tanda Anggota Perkumpulan, 2. membayar uang iuran Kartu Tanda Anggota Perkumpulan, dan melampirkan : 1. Foto kopi Sertipikat Anggota (Klub) Perkumpulan, 2. Foto kopi KTP/SIM/Paspor Pemohon, 3. Foto kopi Kartu Tanda Anggota Klub/Surat Keterangan Keanggotaan Klub, 4. Foto kopi Buku Daftar Anggota Klub, 5. Pas Foto 3 x 4 = 2 (dua) lembar, 6. Tanda terima yang sah atas pembayaran uang iuran Kartu Tanda Anggota Perkumpulan. B. Anggota Kehormatan Pasal 3 (1) Anggota Kehormatan yang diatur dalam pasal 7 Anggaran Dasar ialah seseorang/pribadi termasuk didalamnya para Pendiri Indonesia Off-road Federation (IOF) atau institusi yang diangkat oleh Musyawarah Nasional (MUNAS) atas usul Pengurus Pusat atau atas usul Pengurus Daerah melalui Pengurus Pusat mengingat jasanya yang sangat besar terhadap Perkumpulan (2) Cara terjadinya keanggotaan : 3

a. Setiap Pengurus Cabang dan/atau Pengurus Daerah berhak untuk mengusulkan kepada Musyawarah Nasional (MUNAS) melalui Pengurus Pusat untuk mengangkat seseorang baik yang berasal dari Anggota Biasa maupun pihak yang dipandang memenuhi syaratsyarat untuk menjadi Anggota Kehormatan. b. Usulan Pengurus Cabang dan/atau Pengurus Daerah sebagaimana yang tercantum dalam huruf a diatas disampaikan oleh Pengurus Pusat kepada Musyawarah Nasional (MUNAS). c. Selain karena usulan Pengurus Cabang dan Pengurus Daerah, Pengurus Pusat berwenang atas inisiatifnya sendiri mengusulkan seseorang yang dipandang memenuhi syarat-syarat sebagai Anggota Kehormatan kepada Musyawarah Nasional (MUNAS). d. Musyawarah Nasional (MUNAS) akan memberikan keputusan untuk menerima atau menolak usulan pengangkatan Anggota Kehormatan sesuai dengan peraturan yang telah dan/atau akan ditetapkan oleh Perkumpulan. e. Keputusan Musyawarah Nasional (MUNAS) yang berisi penerimaan usul pengangkatan Anggota Kehormatan disampaikan oleh Pengurus Pusat kepada orang yang diusulkan tersebut, dalam waktu 60 (enampuluh) hari sejak penutupan Musyawarah Nasional (MUNAS). Bagian Ke Dua Perpindahan Pasal 4 (1) Setiap Anggota Biasa hanya berhak menjadi Anggota Biasa dari 1 (satu) kepengurusan Pengurus Cabang atau kepengurusan Pengurus Daerah, oleh karena itu setiap perpindahan dari 1 (satu) kepengurusan Pengurus Cabang atau kepengurusan Pengurus Daerah ke kepengurusan Pengurus Cabang atau kepengurusan Pengurus Daerah lain, yang bersangkutan harus memberitahukan perpindahannya itu kepada Pengurus Cabang atau Pengurus Daerah tempat kedudukan yang lama ataupun yang baru dengan tembusan kepada Pengurus Pusat, kecuali bagi Anggota Kehormatan Perkumpulan. (2) Setiap Anggota Biasa yang akan pindah harus memberitahukan maksud kepindahannya tersebut kepada Pengurus Cabang dan Pengurus Daerah di tempat kedudukan yang lama, dalam waktu 30 (tigapuluh) hari kalender sebelum meninggalkan tempat kedudukan yang lama. (3) Setiap Anggota Biasa yang telah pindah kedudukan harus memberitahukan kepindahannya kepada Pengurus Cabang dan Pengurus Daerah di tempat kedudukannya yang baru, dalam waktu 30 (tigapuluh) hari kalender setelah kepindahannya. (4) Dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah menerima pemberitahuan perpindahan Anggota Biasa Pengurus Cabang atau Pengurus Daerah yang melepaskan maupun yang menerima perpindahan tersebut harus menyampaikan laporan tentang adanya perpindahan itu kepada Pengurus Pusat Perkumpulan. (5) Dalam waktu 14 (empatbelas) hari kerja setelah menerima pemberitahuan perpindahan, Pengurus Cabang dan Pengurus Daerah yang ditinggalkan maupun yang baru serta Pengurus Pusat sudah harus membukukannya di dalam Buku Daftar Keanggotaan Perkumpulan. Bagian Ke Tiga Berakhirnya Keanggotaan A. Anggota Biasa Pasal 5 -Berakhirnya keanggotaan Anggota Biasa Perkumpulan adalah karena alasan-alasan atau sebabsebab sebagai mana yang diatur dalam pasal 10 Anggaran Dasar, yaitu karena : a. bubarnya klub yang bersangkutan; b. mengundurkan diri; 4

c. dipecat berdasarkan Keputusan Musyawarah Nasional (MUNAS) Perkumpulan yang didahului dengan pemecatan sementara berdasarkan keputusan Pengurus Pusat atas pertimbangan Dewan Pembina Pusat dengan cara yang ditetapkan dalam pasal 10 Anggaran Rumah Tangga ini. Pasal 6 Berakhirnya keanggotaan anggota Klub pada Anggota Biasa ditetapkan dalam peraturan klub otomotif dan/atau non otomotif offroad. Pasal 7 (1) Pengunduran diri sebagai Anggota Perkumpulan, baik sebagai Anggota Biasa, dan/atau Anggota Kehormatan harus dilakukan dengan cara pemberitahuan secara tertulis oleh yang bersangkutan kepada Pengurus Pusat melalui Pengurus Cabang atau Pengurus Daerah (apabila di tempat kedudukan atau tempat tempat tinggalnya tidak terdapat Pengurus Cabang) disertai tembusan kepada Pengurus Daerah dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender sebelum pengunduran diri. (2) Pengurus Pusat, Pengurus Daerah maupun Pengurus Cabang harus membukukan pengunduran diri tersebut dalam buku keanggotaan masing-masing dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah diterimanya pemberitahuan pengunduran diri. Pasal 8 (1) Setiap Anggota Perkumpulan yang berhenti, secara otomatis status keanggotaan Anggota Perkumpulan yang disandangnya berakhir terhitung sejak yang bersangkutan berhenti atau diberhentikan sebagai Anggota Perkumpulan atau tidak memenuhi ketentuan pasal 2 ayat (2) Anggaran Rumah Tangga ini. (2) Dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah menerima pemberitahuan atau laporan adanya Anggota yang telah berhenti sebagai Anggota Perkumpulan, maka Pengurus Cabang, Pengurus Daerah maupun Pengurus Pusat membukukannya didalam Buku Keanggotaan Perkumpulan. Pasal 9 (1) Pemecatan dari keanggotaan ada dua macam yaitu : a. pemecatan sementara, dan b. pemecatan tetap. (2) Kewenangan untuk melakukan pemecatan sementara sesuai ketentuan pasal 35 dan pasal 36 ayat (8) Anggaran Dasar Perkumpulan ada pada Rapat Dewan Pembina Daerah dan/atau Rapat Dewan Pembina Pusat Perkumpulan, sedangkan kewenangan untuk melakukan pemecatan tetap sesuai ketentuan pasal 14 ayat (1) Anggaran Dasar ada pada Keputusan Musyawarah Nasional (MUNAS) yang didahului dengan pemecatan sementara berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Pembina Daerah dan/atau Keputusan Rapat Dewan Pembina Pusat. -Sidang pemeriksaan terhadap Anggota dilaksanakan secara berjenjang yaitu : a. sidang pemeriksaan tingkat pertama ada pada Sidang Dewan Pembina Daerah, b. sidang pemeriksaan tingkat banding ada pada Sidang Dewan Pembina Pusat, c. sidang pemeriksaan tingkat Peninjauan Kembali ada pada Musyawarah Nasional (MUNAS) atau Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB); -Permohonan banding kepada Dewan Pembina Pusat dan peninjauan kembali kepada Musyawarah Nasional (MUNAS) atau Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB) melalui Pengurus Pusat, wajib diajukan oleh Anggota yang bersangkutan tanpa didampingi oleh advokad/pengacara/ penasihat hukum dan tidak dapat memberikan kuasa kepada siapapun juga dalam waktu tidak lebih dari 14 (empatbelas) hari kalender terhitung sejak tanggal putusan pada tingkat yang lebih rendah diberitahukan dan diterima oleh Anggota yang bersangkutan. (3) Seorang Anggota dapat dikenakan tindakan : a. Pemecatan sementara dari keanggotaan apabila : 5

i. melakukan perbuatan yang merupakan pelanggaran berat terhadap ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Kode Etik dan Keputusan yang sah dari Perkumpulan; ii. melakukan perbuatan yang terbukti mencemarkan, merugikan atau merendahkan nama baik Perkumpulan; iii. menyalahgunakan nama Perkumpulan untuk kepentingan pribadi; iv. tidak mampu membina anggota klubnya menurut Peraturan Perkumpulan dan peraturan perundangan yang berlaku. b. Pemecatan tetap dari keanggotaan, apabila Anggota yang bersangkutan pelanggaran berat terhadap ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Kode Etik dan Keputusan yang sah dari Perkumpulan;. (4) Pemecatan Sementara baru dapat dijatuhkan setelah terlebih dahulu Dewan Pembina Daerah dan/atau Dewan Pembina Pusat memberikan kesempatan kepada Anggota yang bersangkutan untuk mengajukan pembelaan diri, baik secara lisan maupun secara tertulis. (5) Untuk keperluan pemeriksaan dan pembelaan diri tersebut, Dewan Pembina Daerah dan/atau Dewan Pembina Pusat memanggil Anggota yang bersangkutan secara tertulis untuk menghadiri sidang yang dimaksudkan untuk melakukan pemeriksaan itu, surat panggilan tersebut wajib dikirim oleh Dewan Pembina Daerah dan/atau Dewan Pembina Pusat dengan surat tercatat melalui perusahaan jasa pengiriman atau disampaikan langsung dengan bukti tanda terima kepada Anggota yang bersangkutan selambat-lambatnya 14 (empatbelas) hari kalender sebelum sidang pemeriksaan tersebut diselenggarakan, dengan tembusan kepada Pengurus Pusat dan Pengurus Daerah serta Pengurus Cabang ditempat Anggota yang bersangkutan terdaftar. (6) Apabila menurut pendapat Dewan Pembina Daerah dan/atau Dewan Pembina Pusat yang melakukan pemeriksaan, ternyata Anggota yang bersangkutan betul-betul telah terbukti secara sah bersalah melakukan perbuatan pelanggaran sebagaimana terurai dalam ayat (3) angka (1) diatas, maka Dewan Pembina Daerah dan/atau Dewan Pembina Pusat berwenang memutuskan pemecatan sementara terhadap Anggota yang bersangkutan. (7) Apabila Anggota yang bersangkutan setelah dipanggil secara wajar sesuai ketentuan ayat (5) pasal ini sebanyak 2 (dua) kali berturut-turut ternyata tetap tidak hadir dalam sidang pemeriksaannya tanpa memberikan alasan tertulis yang sah, maka Dewan Pembina Daerah dan/atau Dewan Pembina Pusat dapat menyidangkan kasus tersebut tanpa kehadiran yang bersangkutan, dan selanjutnya dapat menjatuhkan putusan pemecatan sementara, apabila ternyata yang bersangkutan betul-betul telah terbukti secara sah bersalah melakukan perbuatan pelanggaran sebagaimana terurai dalam ayat (3) angka (1) diatas. (8) Dalam waktu tujuh (7) hari terhitung sejak putusan pemecatan sementara dijatuhkan : -Dewan Pembina Daerah memberitahukan keputusan tersebut kepada Dewan Pembina Pusat, Pengurus Pusat, Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang yang bersangkutan, dan memberitahukannya kepada yang bersangkutan. -Dewan Pembina Pusat memberitahukan keputusan tersebut kepada Pengurus Pusat, Pengurus Daerah, Dewan Pembina Daerah dan Pengurus Cabang yang bersangkutan, dan memberitahukannya kepada yang bersangkutan. (9) Anggota yang dijatuhi pemecatan sementara oleh Dewan Pembina Daerah dan/atau Dewan Pembina Pusat berhak mengajukan peninjauan kembali kepada Musyawarah Nasional (MUNAS) melalui Pengurus Pusat dalam waktu 14 (empatbelas) hari kalender terhitung sejak putusan pemecatan sementara diberitahukan secara sah oleh Dewan Pembina Daerah dan/ atau Dewan Pembina Pusat dan diterima oleh Anggota yang bersangkutan. (10) Apabila dalam waktu 14 (empatbelas) hari kalender sejak diberitahukan dan/atau diterimanya secara sah atas putusan pemecatan sementara, ternyata Anggota yang bersangkutan tidak mengajukan peninjauan kembali, maka dengan lewatnya jangka waktu tersebut, putusan Dewan Pembina Daerah dan/atau Dewan Pembina Pusat yang berisi pemecatan sementara itu berlaku efektif dan memperoleh kekuatan yang tetap. (11) Pengurus Pusat wajib menyelenggarakan Musyawarah Nasional (MUNAS) atau Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB) selambat-lambatnya dalam waktu 90 (sembilanpuluh) hari kerja setelah diterimanya permohonan peninjauan kembali dari Anggota yang dijatuhi putusan pemecatan sementara, atas biaya Anggota yang bersangkutan yang jumlah ditetapkan oleh Pengurus Pusat, Musyawarah Nasional (MUNAS) atau Musyawarah Nasional Luar Biasa 6

(MUNASLUB) harus melakukan pemeriksaan dalam tingkat peninjauan kembali atas putusan Dewan Pembina Daerah dan/atau Dewan Pembina Pusat Perkumpulan yang dimohonkan peninjauan Kembali tersebut. (12) Musyawarah Nasional (MUNAS) atau Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB) akan melakukan pemeriksaan mengenai permohonan peninjauan kembali atas pemecatan sementara yang diajukan oleh Anggota yang bersangkutan melalui Pengurus Pusat, dan selanjutnya menjatuhkan putusan sebagai berikut : a. menolak permohonan peninjauan kembali, oleh karena itu memperkuat putusan pemecatan sementara yang telah dijatuhkan oleh Dewan Pembina Daerah dan/atau Dewan Pembina Pusat Perkumpulan tanpa perubahan apapun, atau b. menerima permohonan peninjauan kembali, oleh karena itu Musyawarah Nasional (MUNAS) atau Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB) dapat : 1. membatalkan atau; 2. memperbaiki putusan pemecatan sementara tersebut dengan perubahanperubahan tertentu, misalnya atas jangka waktu pemecatan; atau bahkan 3. menjatuhkan putusan pemecatan tetap. (13) Keputusan Musyawarah Nasional (MUNAS) atau Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB) tersebut diberitahukan kepada Anggota yang bersangkutan secara sah dalam waktu 14 (empatbelas) hari kerja setelah Musyawarah Nasional (MUNAS) atau Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB) tersebut selesai, dan tembusannya disampaikan kepada Pengurus Pusat, Dewan Pembina Pusat. Pengurus Daerah, Dewan Pembina Daerah dan Pengurus Cabang setempat. Keputusan Musyawarah Nasional (MUNAS) atau Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB) berlaku efektif dan mempunyai kekuatan hukum tetap sejak hari dan tanggal ditutupnya Musyawarah Nasional (MUNAS) atau Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB) tersebut (14) Selama dalam pemecatan sementara, Anggota yang bersangkutan tidak diperbolehkan mengikuti atau melakukan aktivitas/kegiatan Perkumpulan, dan perlombaan/event/turnamen maupun pembinaan dan pelatihan yang diadakan dalam Perkumpulan, serta mengadakan perlombaan/event/turnamen dan pembinaan dan pelatihan yang diadakan atas nama Perkumpulan. (15) Tata cara mengenai pemecatan sementara sebagaimana diatur dalam pasal ini, secara mutatis mutandis berlaku dalam proses pemecatan tetap, dengan ketentuan bahwa Musyawarah Nasional (MUNAS) atau Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB), baik dengan ataupun tanpa permintaan yang bersangkutan yang bersangkutan lewat Pengurus Pusat berhak untuk melakukan Peninjauan kembali Putusan Pemecatan Tetap. (16) Anggota yang diperiksa karena melakukan perbuatan yang dapat diancam sanksi yang berupa pemecatan sementara atau pemecatan tetap ataupun dalam proses peninjauan kembali atas putusan pemecatan sementara atau pemecatan tetap, wajib menghadiri sidang permeriksaan tersebut tanpa didampingi oleh advokad/pengacara/ penasihat hukum dan tidak dapat memberikan kuasa kepada siapapun juga. B. Anggota Kehormatan Pasal 10 Segala ketentuan mengenai berakhirnya keanggotaan dari Anggota Biasa sebagaimana yang diuraikan dalam pasal 6 sampai dengan pasal 10 Anggaran Rumah Tangga ini, berlakukan pula untuk berakhirnya keanggotaan Anggota Kehormatan. Bagian Ke Empat Hak Dan Kewajiban Anggota A. Hak Anggota Pasal 11 (1) Anggota Biasa berhak untuk : a. mengikuti semua kegiatan Perkumpulan; 7

b. memilih dan dipilih sebagai Anggota Pengurus ataupun Dewan Pembina, dengan mengindah kan ketentuan sebagaimana yang tercantum dalam Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga Perkumpulan; c. mengeluarkan pendapat dan mempunyai satu (1) suara dalam Rapat dengan sistem perwakilan; d. mendapat pelayanan dan nikmat yang sama dari Perkumpulan. (2) Anggota Kehormatan berhak untuk : a. mengikuti semua kegiatan Perkumpulan; b. berbicara dalam rapat, akan tetapi tidak mempunyai hak suara; c. mendapat pelayanan dan nikmat yang sama dari Perkumpulan. (3) -Anggota Biasa yang sudah membayar uang pangkal dan uang iuran berhak mendapatkan Sertipikat Keanggotaan Anggota Biasa; dan -Anggota klub otomotif dan/atau non otomotif offroad pada Anggota Biasa yang sudah membayar uang pangkal dan uang iuran berhak mendapatkan Kartu Tanda Anggota dengan membayar uang iuran Kartu Tanda Anggota. (4) Selain hak yang terurai dalam ayat diatas pasal ini, setiap Anggota Perkumpulan berhak juga untuk : a. Mendapatkan perlindungan hukum dari Perkumpulan, sejauh hal itu dapat dan patut diberikan berdasarkan ketentuan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perkumpulan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku ; b. Mendapatkan bantuan dan layanan dari Perkumpulan guna memperoleh bahan atau dokumen mengenai peraturan perundang-undangan dan peraturan perkumpulan, informasi teknologi serta bahan atau dokumen lainnya mempunyai hubungan dengan kegiatan Otomotif dan Non Otomotif Offroad satu dan lain dengan memperhatikan tata cara yang berlaku dalam Perkumpulan. B. Kewajiban Anggota Pasal 12 Anggota Biasa dan Anggota Kehormatan serta anggota pada Anggota Biasa mempunyai kewajiban sebagai berikut : a. menjunjung tinggi nama baik Perkumpulan, memahami, mentaati dan mengamalkan serta taat terhadap Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga serta peraturan lain yang telah dan yang ditetapkan Perkumpulan, demikian pula terhadap Kode Etik; b. mempertahankan dan membela nama baik serta kehormatan Perkumpulan; c. mengamankan dan melaksanakan segala keputusan Perkumpulan; d. menjalin hubungan dan kerja sama yang baik-baik dan saling hormat menghormati antara sesama Anggota, baik Anggota Biasa, Anggota Kehormatan maupun Pengurus dan Dewan Pembina; e. memberikan sumbangan moril maupun materiil kepada Perkumpulan; f. membayar uang pangkal dan uang iuran Perkumpulan. BAB III SUSUNAN DAN ALAT PERLENGKAPAN PERKUMPULAN Bagian Pertama Susunan Kepengurusan Perkumpulan Pasal 13 (1) Pada setiap Kabupaten atau Kota, dimana berkedudukan sekurangnya 2 (dua) Anggota Biasa yaitu Klub otomotif dan/atau non otomotif offroad yang mendaftarkan klubnya kepada Perkumpulan, dan Klub tersebut mempunyai anggota dengan jumlah minimum 2 (dua) orang anggota dan 2 (dua) buah otomotif offroad atau 2 (dua) buah non otomotif offroad, sedapat mungkin dibentuk 1 (satu) Pengurus Cabang. (2) Apabila jumlah Anggota Biasa dalam Kabupaten atau Kota sebagai yang tersebut dalam ayat 1, ternyata jumlahnya kurang dari 2 (dua) Anggota Biasa, maka atas keputusan Pengurus 8

Daerah setempat harus menggabungkan diri pada Pengurus Cabang yang berdekatan, sambil menunggu tercapainya jumlah yang dipersyaratkan untuk dapat membentuk 1 (satu) Pengurus Cabang. (3) Tanpa mengurangi apa yang ditentukan dalam ayat (2) diatas, Pengurus Daerah berhak apabila menurut pertimbangannya hal itu merupakan suatu keharusan (antara lain karena faktor geografis dan komunikasi) untuk menetapkan pembentukan Pengurus Cabang pada satu Kabupaten atau Kota, sekalipun jumlah Anggota Biasa yang berkedudukan di Kabupaten atau Kota tersebut kurang dari 2 (dua) Anggota Biasa. (4) Ketentuan yang tercantum dalam ketiga ayat diatas tidak meniadakan pengakuan atas keberadaan Pengurus Cabang yang telah berdiri dengan jumlah Anggota kurang dari 2 (dua) Anggota Biasa. (5) Ketentuan yang tercantum dalam ayat (1), (2), (3) dan ayat (4) diatas akan meniadakan pengakuan atas keberadaan Pengurus Cabang yang telah berdiri tersebut apabila tidak mempunyai Anggota Biasa, dan untuk hal ini Pengurus Daerah setempat menetapkan penghapusan keberadaan Pengurus Cabang tersebut dengan keputusan Rapat Pengurus Daerah setempat dan kemudian dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja memberitahukan kepada Pengurus Pusat. Pasal 14 Dalam setiap Propinsi dimana terdapat 2 (dua) atau lebih Pengurus Cabang dibentuk Pengurus Daerah. Selama dalam suatu Propinsi belum terbentuk Pengurus Daerah dan hanya terdapat 1 (satu) Pengurus Cabang, maka Pengurus Cabang tersebut berada dibawah kepengurusan Pengurus Daerah yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat. Apabila dalam Propinsi yang dimaksud dalam ayat (2) diatas telah terdapat lebih dari 1 (satu) Pengurus Cabang, maka Pengurus Cabang yang semula berada di bawah pengurusan Pengurus Daerah yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat tersebut, berhak membentuk Pengurus Daerah sendiri. Tanpa mengurangi apa yang ditentukan dalam ayat (4) diatas, Pengurus Pusat berhak apabila menurut pertimbangannya hal itu merupakan suatu keharusan (antara lain karena faktor geografis dan komunikasi) untuk menetapkan pembentukan Pengurus Daerah pada satu Propinsi, sekalipun jumlah Pengurus Cabang yang berkedudukan di Propinsi tersebut kurang dari 2 (dua) Pengurus Cabang. Ketentuan yang tercantum dalam keempat ayat diatas tidak meniadakan pengakuan atas keberadaan Pengurus Daerah yang telah berdiri dengan jumlah kurang dari 2 (dua) Pengurus Cabang. Ketentuan yang tercantum dalam ayat (1), (2), (3) (4) dan ayat (5) diatas akan meniadakan pengakuan atas keberadaan Pengurus Daerah yang telah berdiri tersebut apabila tidak mempunyai Anggota Biasa, dan mengenai pembubaran Pengurus Daerah tersebut, maka Pengurus Pusat akan menetapkannya berdasarkan keputusan Rapat Pengurus Pusat, dan apabila kemudian hari di daerah tersebut terdapat Anggota Biasa setelah pembubaran Pengurus Daerah tersebut, maka Pengurus Pusat akan menetapkannya bernaung dibawah Pengurus Daerah atau Pengurus Cabang terdekat. Perkumpulan mempunyai alat perlengkapan berupa : Bagian Kedua Alat Perlengkapan Perkumpulan Pasal 15 1. Rapat Anggota : a. Musyawarah Nasional (MUNAS) / Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB); b. Musyawarah Daerah (MUSDA) / Musyawarah Daerah Luar Biasa (MUSDALUB); c. Musyawarah Cabang (MUSCAB) / Musyawarah Cabang Luar Biasa (MUSCABLUB). 2. Pengurus : 9

a. Pengurus Pusat; b. Pengurus Daerah; c. Pengurus Cabang. 3. Dewan Pembina. a. Dewan Pembina Pusat; b. Dewan Pembina Daerah. 4. Rapat Pengurus : a. Rapat Paripurna Nasional (RAPARNAS); b. Rapat Paripurna Daerah (RAPARDA); c. Rapat Paripurna Cabang (RAPARCAB); d. Rapat Pleno Pengurus, baik di tingkat pusat, daerah dan cabang e. Rapat Dewan Pembina, di tingkat pusat dan daerah Bagian Ketiga MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) Pasal 16 (1) MUNAS adalah Rapat Anggota Perkumpulan Tingkat Nasional yang merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Perkumpulan. (2) MUNAS diselenggarakan sekali dalam 4 (empat) tahun, dengan memperhatikan waktu berdirinya Perkumpulan, yaitu tanggal 22 (duapuluh dua) Nopember 1999 (seribu sembilanratus sembilanpuluh sembilan) (3) a. Peserta MUNAS terdiri dari : i. Anggota Biasa, dilakukan dengan sistem perwakilan anggota sebagaimana ditetapkan dalam sub b ayat (3) ini, dan mempunyai hak suara; ii. Anggota Pengurus Pusat, dan tidak mempunyai hak suara, akan tetapi dapat memberikan pendapat atau usulan; iii. Anggota Dewan Pembina Pusat, dan tidak mempunyai hak suara, akan tetapi dapat memberikan pendapat atau usulan;; iv. Pengurus Daerah, yang diwakili oleh Ketua dan Sekretaris atau 2 (dua) orang anggota Pengurus Daerah yang ditunjuk berdasarkan Rapat Pengurus Daerah, yang dibuktikan dengan Keputusan Rapat Pengurus Daerah, dan tidak mempunyai hak suara, akan tetapi dapat memberikan pendapat atau usulan (bentuk baku formulir Keputusan Rapat Pengurus sebagaimana terlampir dalam Lampiran VI Anggaran Rumah Tangga ini); v. Anggota Dewan Pembina Daerah, dan tidak mempunyai hak suara, akan tetapi vi. dapat memberikan pendapat atau usulan; dan Pengurus Cabang, yang diwakili oleh Ketua dan Sekretaris atau 2 (dua) orang anggota Pengurus Cabang yang ditunjuk yang dibuktikan dengan Keputusan Rapat Pengurus Cabang, dan dan tidak mempunyai hak suara, akan tetapi dapat memberikan pendapat atau usulan (bentuk baku formulir Keputusan Rapat Pengurus sebagaimana terlampir dalam Lampiran VI Anggaran Rumah Tangga ini); b. Sistem perwakilan Anggota Biasa dalam MUNAS/MUNASLUB dilangsungkan dengan cara sebagai berikut : i. setiap Klub otomotif dan/atau non otomotif offroad yang terdaftar sebagai Anggota Biasa pada Perkumpulan dalam 1 (satu) wilayah Pengurus Daerah memberi kuasa kepada RAPARDA setempat untuk menunjuk wakil Klub dalam MUNAS/ MUNASLUB (bentuk baku formulir Surat Kuasa tersebut sebagaimana terlampir dalam Lampiran V Anggaran Rumah Tangga ini), dan ii. setiap 5 (lima) Klub otomotif dan/atau non otomotif offroad yang terdaftar sebagai Anggota Biasa pada Perkumpulan dalam 1 (satu) wilayah Pengurus Daerah diwakili oleh 1 (satu) orang wakil yang ditetapkan dan ditunjuk berdasarkan Keputusan RAPARDA yang dibuktikan dengan surat Keputusan RAPARDA setempat (bentuk baku formulir Keputusan RAPARDA tersebut sebagaimana terlampir dalam Lampiran VI Anggaran Rumah Tangga ini); iii. apabila dalam 1 (satu) wilayah Pengurus Daerah terdapat lebih dari 5 (lima) Klub otomotif dan/atau non otomotif offroad yang terdaftar sebagai Anggota Biasa pada 10

Perkumpulan, atau lebih dari kelipatan 5 (lima) Klub, kelebihan jumlah Klub tersebut apabila ternyata lebih dari 1 (satu) Klub diwakili oleh 1 (satu) orang wakil yang ditetapkan dan ditunjuk berdasarkan Keputusan RAPARDA yang dibuktikan dengan surat Keputusan RAPARDA setempat, akan tetapi apabila terdapat kelebihan jumlah Klub tersebut hanya 1 (satu) Klub, maka kelebihan jumlah Klub tersebut tidak dapat diwakili dalam MUNAS/MUNASLUB (bentuk baku formulir Keputusan RAPARDA tersebut sebagaimana terlampir dalam Lampiran VI Anggaran Rumah Tangga ini); iv. apabila dalam 1 (satu) wilayah Pengurus Daerah terdapat kurang dari 5 (lima) Klub otomotif dan/atau non otomotif offroad yang terdaftar sebagai Anggota Biasa pada Perkumpulan maka diwakili oleh 1 (satu) orang wakil yang ditetapkan dan ditunjuk berdasarkan Keputusan RAPARDA yang dibuktikan dengan surat Keputusan RAPARDA setempat, akan tetapi apabila terdapat kelebihan jumlah Klub tersebut hanya 1 (satu) Klub, maka kelebihan jumlah Klub tersebut tidak dapat diwakili dalam MUNAS/MUNASLUB (bentuk baku formulir Keputusan RAPARDA tersebut sebagaimana terlampir dalam Lampiran VI Anggaran Rumah Tangga ini); v. setiap wakil Klub (Anggota Biasa) tersebut wajib hadir dan mengikuti semua sidang dalam MUNAS/MUNASLUB IOF; vi. setiap wakil Klub (Anggota Biasa) mempunyai 1 (satu) hak suara. (4) -Pengurus Pusat wajib menyelenggarakan MUNAS pada waktu yang ditetapkan dalam ayat (2) pasal ini.. -Pengurus Pusat wajib membentuk Panitia Pelaksana dan Panitia Pengarah MUNAS dalam waktu 30 (tigapuluh) hari kalender sejak ditutupnya RAPARNAS/PRAMUNAS, yang bertanggungjawab kepada Pengurus Pusat dan melaporkan adminitrasi dan keuangan penyelenggaraan MUNAS kepada Pengurus Pusat yang baru. Pembentukan Panitia Pelaksana MUNAS tersebut wajib dikoordinasikan dengan Pengurus Daerah tempat dimana MUNAS akan diselenggarakan, dalam hal demikian Pengurus Pusat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak terbentuknya kepanitiaan MUNAS wajib menerbitkan Surat Keputusan Pembentukan Panitia Pelaksana dan Panitia Pengarah MUNAS, dan kemudian menyerahkannya kepada Panitia Pelaksana dan Panitia Pengarah MUNAS. -Pengurus Pusat dapat menunjuk Pengurus Daerah tempat dimana MUNAS akan diselenggarakan sebagai Panitia Pelaksana MUNAS, dalam hal demikian Pengurus Daerah yang ditunjuk sebagai Panitia Pelaksana MUNAS dalam waktu 30 (tigapuluh) hari kalender sejak dikeluarkan Surat Keputusan Penunjukan Penyelenggara MUNAS oleh Pengurus Pusat, wajib membentuk Panitia Pelaksana MUNAS, dan kemudian Pengurus Pusat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak terbentuknya kepanitiaan MUNAS menerbitkan SK Pembentukan Panitia Pelaksana dan Panitia Pengarah MUNAS dan menyerahkannya kepada Panitia Pengarah MUNAS dan Pengurus Daerah yang ditunjuk sebagai Penyelenggara MUNAS tersebut untuk disampaikan kepada Panitia Pelaksana MUNAS. -Undangan MUNAS dibuat oleh Pengurus Pusat dan wajib dikirimkan kepada seluruh peserta MUNAS, atas biaya Perkumpulan, sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini; (5) -Apabila Pengurus Pusat tidak menyelenggarakan MUNAS sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) pasal ini, maka dalam jangka waktu 6 (enam) bulan setelah lewatnya waktu sebagaimana ditetapkan dalam ayat (2) pasal ini, Pengurus Daerah dapat mengajukan permintaan dengan atau tanpa persetujuan Dewan Pembina Pusat disertai dukungan tertulis dari 1/25 (satu per duapuluh lima) bagian dari seluruh jumlah Pengurus Daerah, berhak dan berwenang menyelenggarakan MUNAS dengan mengindahkan ketentuan Anggaran Dasar dan atas biaya Perkumpulan. -Dalam hal terjadi peristiwa tersebut di atas, 1/25 (satu per duapuluh lima) bagian dari seluruh jumlah Pengurus Daerah tersebut wajib dalam waktu 30 (tigapuluh) hari kalender membentuk dan menetapkan Panita Penyelenggara dan Panitia Pengarah MUNAS, yang bertanggungjawab secara tehnis penyelenggaraan MUNAS kepada seluruh Pengurus Daerah dan wajib melaporkan adminstrasi dan keuangan penyelenggaraan MUNAS kepada Pengurus Pusat yang baru; -Undangan MUNAS dibuat oleh Pengurus Daerah yang mengusulkan MUNAS tersebut dan wajib dikirimkan kepada seluruh peserta MUNAS, atas biaya Perkumpulan, sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini; 11

(6) Permohonan Pengurus Daerah tersebut harus berdasarkan Keputusan Rapat Pengurus Daerah yang bersangkutan sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini. (7) Pada setiap penyelenggaraan MUNAS, Pengurus Pusat sedapat mungkin menyelenggarakan pembinaan dan/atau pelatihan bagi anggota. (8) Susunan acara, tata tertib, tata cara penyelenggaraan MUNAS dan tata cara pemilihan Formatur Ketua Umum Pengurus Pusat dan anggota Dewan Pembina Pusat dalam MUNAS dibakukan dalam Anggaran Rumah Tangga ini dan ditetapkan dalam RAPARNAS dan dalam MUNAS tidak perlu dilakukan pembahasan terhadap hal tersebut (standar baku Susunan Acara MUNAS, Tata Tertib Munas, Tata Cara Pemilihan tersebut sebagaimana terlampir dalam Lampiran VII, Lampiran VIII, dan Lampiran X Anggaran Rumah Tangga ini). Pasal 17 Tata Cara Pemanggilan Musyawarah Nasional (MUNAS) (1) -Pemanggilan MUNAS dilakukan oleh Pengurus Pusat dengan : a. surat undangan kepada seluruh Anggota melalui Pengurus Daerah dan/atau Pengurus Cabang (standar baku Surat Undangan sebagaimana terlampir dalam Lampiran IX Anggaran Rumah Tangga ini), dan/atau, b. panggilan melalui surat kabar berbahasa Indonesia atau media lain yang mempunyai jangkauan secara nasional, (standar baku panggilan tersebut sebagaimana terlampir dalam Lampiran IX Anggaran Rumah Tangga ini), selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum MUNAS diselenggarakan, kecuali terjadi hal yang dimaksud dalam pasal 12 ayat (5) Anggaran Dasar. -Dalam Surat Undangan dan panggilan melalui surat kabar atau media lainnya, wajib mencantumkan hari, tanggal, acara dan tempat MUNAS diselenggarakan; -Apabila dilakukan panggilan melalui surat kabar atau Media lainnya, maka tanggal panggilan harus sama dengan tanggal penerbitan surat kabar atau media lainnya dan tanggal surat undangan; (2) Dalam hal yang sangat mendesak menurut penilaian Pengurus Pusat berdasarkan keputusan Rapat Pengurus Pusat, jangka waktu diatas dapat dipersingkat m e n j a d i selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum MUNAS diselenggarakan, dengan menyebutkan alasannya. Pasal 18 Acara dan Kewenangan Musyawarah Nasional (MUNAS) (1) -Musyawarah Nasional akan membicarakan dan memberikan keputusan tentang : a. Penilaian dan pengesahan atas laporan yang disampaikan oleh Pengurus Pusat dan Dewan Pembina Pusat mengenai pelaksanaan tugas masing-masing selama masa jabatannya serta penilaian atas perhitungan dan pertanggungjawaban mengenai keuangan Perkumpulan oleh Pengurus Pusat; b. Penyusunan garis-garis besar program kerja Perkumpulan; c. Bila dianggap perlu, menetapkan dan merubah anggaran dasar, kode etik dan tata cara penegakan kode etik; d. Pemilihan dan penetapan serta pelantikan Pengurus Pusat dan Dewan Pembina Pusat. e. Penetapan tempat penyelenggaraan MUNAS berikutnya; f. Pengangkatan dan/atau menetapkan anggota kehormatan apabila dianggap perlu; g. Peninjauan kembali atau pengukuhan atas keputusan Dewan Pembina Pusat dan/atau Dewan Pembina Wilayah; h. Pemecatan anggota Perkumpulan; i. Memberikan tanda penghargaan kepada anggota yang telah menunjukkan pengabdian dan/atau pengorbanan bagi kepentingan profesi dan organisasi; j. Bilamana dianggap perlu, menetapkan penggantian dan penunjukan/pemilihan keanggotaan Komisi Eksekutif Pusat Perkumpulan; k. Hal-hal lain yang dianggap perlu. 12

-Laporan keuangan Pengurus Pusat selama masa jabatannya dalam MUNAS wajib telah diperiksa oleh Auditor (Akuntan Publik) yang ditunjuk oleh Pengurus Pusat dengan persetujuan Rapat Pleno Pengurus Pusat. (2) -Penerimaan dan pengesahan oleh MUNAS atas laporan dan pertanggung jawaban yang disampaikan oleh Pengurus Pusat dan Dewan Pembina Pusat tersebut ayat (1) huruf a pasal ini, ditindak lanjuti dengan serah terima administrasi dan keuangan Perkumpulan dari Pengurus Pusat dan Dewan Pembina Pusat yang lama kepada Pengurus Pusat dan Dewan Pembina Pusat yang baru berarti dibebaskannya Pengurus Pusat dan Dewan Pembina Pusat yang lama dari tanggung jawab selama masa kepengurusannya tersebut. -Serah terima administrasi dan keuangan tersebut wajib dilaksanakan dalam waktu 90 (sembilanpuluh) hari kalender sejak ditutupnya MUNAS, apabila dalam waktu tersebut Pengurus Pusat dan/atau Dewan Pembina Pusat yang lama tidak melakukan serah terima administrasi dan keuangan, maka Pengurus Pusat dengan persetujuan Dewan Pembina Pusat yang baru dapat menempuh jalur hukum dan menuntut sanksi hukum serta sanksi sesuai ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Kode Etik Perkumpulan untuk terlaksananya serah terima tersebut. (3) MUNAS berwenang mengukuhkan pemecatan sementara Anggota Perkumpulan atau mengembalikan keanggotaan yang bersangkutan. (4) Sebelum pengukuhan pemecatan dilakukan, MUNAS terlebih dahulu memberikan kesempatan kepada anggota yang bersangkutan untuk melakukan pembelaan diri. Pasal 19 Presidium Musyawarah Nasioanal (MUNAS) (1) MUNAS dipimpin oleh Presidium yang terdiri dari Ketua-Ketua atau wakil dari Pengurus Daerah, dan diantara mereka dipilih Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris dan Anggota. (2) Masing-masing Pengurus Daerah dapat menunjuk seorang wakilnya dalam Presidium apabila Ketua Pengurus Daerah yang bersangkutan berhalangan, dengan surat penunjukan berdasarkan keputusan Rapat Pengurus Daerah setempat. (3) Semua kewenangan Pengurus Pusat dan Dewan Pembina Pusat selama MUNAS dipegang oleh Presidium. Pasal 20 Korum Musyawarah Nasional (MUNAS) (1) Anggota Biasa Perkumpulan wajib hadir dalam MUNAS dan/atau Rapat-rapat Perkumpulan melalui sistem Perwakilan Anggota yang akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Perkumpulan ini. (2) Perwakilan Anggota dimaksud atas yang hadir dalam MUNAS dan/atau Rapat-rapat Perkumpulan berhak berbicara dan mengeluarkan 1 (satu) suara, sesuai ketentuan pasal 12 ayat (3) huruf a Anggaran Rumah Tangga ini. (3) Kecuali dengan tegas ditentukan lain dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini, MUNAS adalah sah apabila dihadiri oleh lebih dari! (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh Anggota Biasa Perkumpulan, dengan sistem perwakilan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 12 ayat (3) huruf a Anggaran Rumah Tangga ini. (4) Apabila dalam pembukaan MUNAS korum tidak tercapai, maka MUNAS diundur sedikitnya 1 (satu) jam dan kemudian MUNAS dilanjutkan dan dapat mengambil keputusan-keputusan yang sah tanpa memperhatikan korum. (5) a. Keputusan MUNAS sedapat-dapatnya dilakukan secara musyawarah untuk mencapai mufakat; b. Apabila keputusan MUNAS tidak dapat diputuskan dengan suara sebagaimana dimaksud dalam huruf a diatas, maka keputusan diambil dengan disetujui oleh lebih dari! (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan dengan sah oleh Perwakilan Anggota Biasa yang hadir dalam MUNAS; 13

c. Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya maka pemungutan suara diulang, pengulangan mana hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dan apabila pemungutan suara ulang tersebut jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka usul yang bersangkutan dianggap ditolak, kecuali ditentukan lain dalam Anggaran Dasar ini. (6) Pemungutan suara tentang diri orang dilakukan secara rahasia dan tertulis. (7) Pemungutan suara tentang hal-hal lain dapat dilakukan secara lisan. Bagian Ke-empat MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA (MUNASLUB) Pasal 21 (1) MUNASLUB adalah MUNAS yang diselenggarakan diluar ketentuan pasal 12 Anggaran Dasar ini. (2) MUNASLUB dapat diselenggarakan apabila: a. Dianggap perlu dan/atau mendesak oleh Pengurus Pusat setelah mendapat persetujuan dari Rapat Pleno Pengurus Pusat. b. Ada persetujuan dari lebih dari! (satu per dua) bagian dari jumlah Pengurus Daerah berdasarkan keputusan Musyawarah Daerah Luar Biasa. Dan telah mendapat persetujuan secara tertulis dari dan berdasarkan keputusan Dewan Pembina Pusat, maka Pengurus Pusat atau Pengurus Daerah berhak dan berwenang menyelenggarakan MUNASLUB dengan mengindahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini atas biaya Perkumpulan. (3) MUNASLUB mempunyai kekuasaan yang sama dengan MUNAS sebagaimana dimaksud pada pasal 12 Anggaran Dasar dan pasal 16 Anggaran Rumah Tangga ini. (4) MUNASLUB tersebut membahas dan menetapkan a. meminta, menilai dan mengesahkan laporan dan pertanggung jawaban Pengurus Pusat dan/atau Dewan Pembina Pusat; b. pemecatan secara tetap Ketua Umum Indonesia Offroad Federation; c. mengangkat anggota Dewan Pembina Pusat, apabila terjadi perubahan jumlah anggota Dewan Pembina Pusat menjadi hanya 1 (satu) orang; d. Perubahan Anggaran Dasar, Kode Etik dan Tata Cara Penegakan Kode Etik apabila diperlukan. e. Peninjauan kembali atau pengukuhan atas keputusan Dewan Pembina Pusat dan/atau Dewan Pembina Daerah; f. Pemecatan anggota Perkumpulan; g. Usul-usul anggota berdasarkan keputusan Musyawarah Daerah dan/atau Musyawarah Daerah Luar Biasa. (5) Kecuali ditentukan lain dalam Anggaran Dasar ini, ketentuan dalam MUNAS berlaku mutatis mutandis untuk MUNASLUB. BAB IV Bagian Ke-lima KEPUTUSAN DI LUAR MUSYAWARAH NASIONAL (REFERENDUM) Pasal 22 Dipersamakan dengan keputusan Musyawarah Nasional (MUNAS) adalah keputusan yang diambil diluar Musyawarah Nasional (Referendum) dengan syarat-syarat sebagai berikut : (1) Pengurus Pusat mempersiapkan rencana keputusan tersebut untuk selanjutnya dikirim dengan surat tercatat dan/atau kurir kepada seluruh anggota Perkumpulan melalui Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang, disertai pertimbangan dan penjelasan seperlunya. (2) Pengurus Daerah dan/atau Pengurus Cabang mengumpulkan hasil keputusan para anggota dalam waktu 1 (satu) bulan setelah menerima rencana keputusan dari Pengurus Pusat. (3) Hasil keputusan tersebut dalam ayat (2) pasal ini disampaikan oleh Pengurus Daerah kepada Pengurus Pusat dengan surat tercatat atau dengan kurir. 14

(4) Jika anggota biasa dengan melalui Pengurus Daerah tidak memberikan jawaban dalam waktu 1 (satu) bulan maka keputusan dianggap telah disetujui oleh para anggota Perkumpulan yang berada dibawah Pengurus Daerah yang bersangkutan. (5) Keputusan diluar Musyawarah Nasional (Referendum) adalah sah, jika disetujui oleh lebih dari! (satu per dua) dari jumlah anggota biasa Perkumpulan. (6) Pengurus Pusat harus menyampaikan keputusan diluar Musyawarah Nasional tersebut kepada seluruh anggota Perkumpulan melalui Pengurus Daerah dan/atau Pengurus Cabang dalam waktu 1 (satu) bulan setelah hasil jawaban dari seluruh Pengurus Daerah diterima. (7) Jika ternyata rencana keputusan diluar Musyawarah Nasional (Referendum) tidak disetujui maka hal itu harus diberitahukan kepada semua Anggota Perkumpulan melalui Pengurus Daerah dan/atau Pengurus Cabang. Bagian Ke-enam MUSYAWARAH DAERAH (MUSDA) Pasal 23 (1) MUSDA adalah Rapat Anggota Perkumpulan Tingkat Daerah yang merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Perkumpulan di tingkat Daerah. (2) MUSDA diselenggarakan sekali dalam 4 (empat) tahun, yang penyelenggaraanya harus dilaksanakan dalam selambat-lambatnya dalam jangka waktu 4 (empat) bulan setelah MUNAS ditutup. (3) -Setiap Anggota Biasa wajib hadir dalam MUSDA tanpa perwakilan. -Peserta MUSDA terdiri dari : a. Anggota Biasa, dilakukan tanpa perwakilan, dan setiap Anggota Biasa yang hadir mempunyai 1 (satu) hak suara; b. Anggota Pengurus Daerah, tidak mempunyai hak suara, akan tetapi dapat memberikan pendapat atau usulan; c. Anggota Dewan Pembina Daerah, dan tidak mempunyai hak suara, akan tetapi dapat memberikan pendapat atau usulan; dan d. Pengurus Cabang, yang diwakili oleh Ketua dan Sekretaris atau 2 (dua) orang anggota Pengurus Cabang yang ditunjuk yang dibuktikan dengan Keputusan Rapat Pengurus Cabang, dan dan tidak mempunyai hak suara, akan tetapi dapat memberikan pendapat atau usulan (bentuk baku formulir Keputusan Rapat Pengurus sebagaimana terlampir dalam Lampiran VI Anggaran Rumah Tangga ini); (4) -Pengurus Daerah wajib menyelenggarakan MUSDA pada waktu yang ditetapkan dalam ayat (2) pasal ini. -Pengurus Daerah wajib membentuk Panitia Pelaksana dan Panitia Pengarah MUSDA dalam waktu 30 (tigapuluh) hari kalender sebelum dilaksanakannya MUSDA, yang bertanggungjawab secara tehnis penyelenggaraan MUSDA kepada Pengurus Daerah dan melaporkan administrasi dan keuangan penyelenggaraan MUSDA kepada Pengurus Daerah yang baru. Dalam Hal telah terbentuk Pengurus Cabang setempat, pembentukan Panitia Pelaksana MUSDA tersebut wajib dikoordinasikan dengan Pengurus Cabang tempat dimana MUSDA akan diselenggarakan, dalam hal demikian Pengurus Daerah dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak terbentuknya kepanitiaan MUSDA wajib menerbitkan Surat Keputusan Pembentukan Panitia Pelaksana dan Panitia Pengarah MUSDA, dan kemudian menyerahkannya kepada Panitia Pengarah dan Pengurus Cabang yang ditunjuk sebagai Penyelenggara MUSDA tersebut untuk disampaikan kepada Panitia Pelaksana atau kepada Panitia Pelaksana MUSDA dalam hal Panitia Pelaksana dibentuk oleh Pengurus Daerah. -Pengurus Daerah dapat menunjuk Pengurus Cabang tempat dimana MUSDA akan diselenggarakan sebagai Panitia Pelaksana MUSDA, dalam hal demikian Pengurus Cabang yang ditunjuk sebagai Panitia Pelaksana MUSDA dalam waktu 14 (empatbelas) hari kalender sejak dikeluarkan Surat Keputusan Penunjukan Penyelenggara MUSDA oleh Pengurus Daerah, wajib membentuk Panitia Pelaksana MUSDA, dan kemudian Pengurus Daerah dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak terbentuknya kepanitiaan MUSDA menerbitkan SK Pembentukan Panitia Pelaksana dan Panitia Pengarah MUSDA dan menyerahkannya kepada Panitia Pengarah MUSDA dan Pengurus Cabang yang ditunjuk sebagai Penyelenggara MUSDA tersebut untuk disampaikan kepada Panitia Pelaksana MUSDA. 15