IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GAYA DAN HUKUM NEWTON T.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

Taufik Aulia Rahmandan Ratna Tanjung Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

Nora Hawari Daulay dan Usler Simarmata Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

Elisabeth Hutasoit dan Henok Siagian Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed Abstrak. Abstract

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH

Helastrin Hutagaol dan Sehat Simatupang Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI CAHAYA DI KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 10 MEDAN

Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTU MEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

Rappel Situmorang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Jln. Willem Iskandar Pasar V, Medan 20221

Ema Yesha Sinaga dan Abd. Hakim Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRACT

Bioedusiana Volume 01, Nomor 01, September 2016 ISSN

UPAYA MENINGKATKAN KINERJA DAN HASIL BELAJAR MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

Iramaya Fridayanti Sinaga dan Nurdin Siregar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH GABUNGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER DAN TANYA JAWAB TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI FAKULTAS EKONOMI

PERBEDAAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI ANTARA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE KELAS XI DI SMA N 2 OKU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL REACT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA KABUPATEN PAMEKASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TPS PADA POKOK BAHASAN RELASI DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

Irdes Hidayana Siregar dan Rita Juliani Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sri Istikomah, 2013

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

JSEE - Vol. III, No. 1 April 2015 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 MEDAN

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KOMBINASI STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI MTS USB SAGULUNG BATAM

Sartika Sari Rambe dan Sahyar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

EFEKTIVITAS METODE KOOPERATIF TIPE GI DAN STAD DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL. Praptiwi dan Jeffry Handhika

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STAD DENGAN TGT MATERI OPERASI HIMPUNAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Surono, Pengaruh model pembelajaran inquiry...

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN DUA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATERI BIOSFER DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KISARAN TAHUN AJARAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER TERMODIFIKASI DAN THINK-PAIR-SHARE

PENERAPAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN NHT TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk. kehidupan Bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya

Ridwan Abdullah Sani dan Maryono Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Pasar V, Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA SISWA KELAS VIII

DESAIN MODEL GUIDED INQUIRY UNTUK EKSPLORASI KESULITAN BELAJAR DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SERTA KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA MELALUI STRATEGI THINK-PAIR-SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION

`BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru tidak hanya mentransfer ilmu kepada

PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN MODEL KONVENSIONAL PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

Abstrak. Kata kunci: model pembelajaran NHT, model pembelajaran TPS, fungsi, prestasi belajar matematika

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE YANG BERBEDA 1. Oleh

PENERAPAN TEORI MOTIVASI KOMPETENSI MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA MATERI LISTRIK DINAMIS

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT, SNOWBALL THROWING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI SEGITIGA SISWA KELAS VII

Dita Amelia*, Johni Azmi**, Jimmi Copriady*** No.

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta

Anggita Stefany K.D dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATAKULIAH FISIKA UMUM I MATERI KINEMATIKA PARTIKEL

ARTIKEL ILMIAH STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFE TIPE SCRIPT

Putri Sarini, Ni Made Pujani, I Nyoman Suardana Jurusan Pendidikan IPA FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

Nova Rina Setia Sari Sinaga dan Sehat Simatupang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTU MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

ISSN: Volume-3, Edisi-2, September 2016 Halaman

Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di era globalisasi seperti saat ini menghadapi

PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION (STAD) DAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT)

Kata Kunci: Metode Group Investigation (GI), hasil belajar siswa

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan bahwa

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE JIGSAW PADA MATERI SUHU DI KELAS VII-6 SMP NEGERI 1 TEBING TINGGI

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

JSEE - Vol. II, No. 2 November 2014 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi

Ismawati, Maria Erna, dan Miharty Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti penyelidikan, penyusunan dan

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DAN KONVENSIONAL DITINJAU DARI DISIPLIN BELAJAR MAHASISWA

PENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA

Rita Juliani dan Saima Putrini R. Harahap Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD 1)

Jurnal Suluh Pendidikan FKIP-UHN ISSN: Volime 1(1), 64-72, September 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Transkripsi:

Jurnal INPAFI, Volume 1, Nomor 2, Juni 2013 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GAYA DAN HUKUM NEWTON T.P 2012/2013 Mariati Purnama Simanjuntak * Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan, Indonesia ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa SMP kelas VIII pada materi pokok Gaya dan Hukum Newton T.P. 2012/2013 serta aktivitas belajar siswa. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terdiri dari 80 siswa yang dibagi dalam dua kelas. Desain penelitian ini adalah penelitian eksperimen pretest-posttets control group design. Pada kelas VIII-1 diimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan pada kelas VIII-2 dengan model pembelajaran konvensional. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan tes pilihan berganda sebanyak 20 soal untuk mengukur hasil belajar dan aktivitas belajar diukur dengan menggunakan lembar observasi. Hasil analisis data menunjukkan, siswa yang diajar dengan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik daripada siswa yang diajar dengan implementasi model pembelajaran konvensional. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar siswa SMP pada materi pokok Gaya dan Hukum Newton T.P. 2012/2013. Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT, Hasil Belajar, Gaya dan Hukum Newton Pendahuluan Pendidikan merupakan proses mendidik, yaitu suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, sehingga akan menimbulkan perubahan dalam dirinya. Dalam pendidikan terjadi proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar, dengan adanya belajar terjadilah perkembangan jasmani dan mental siswa. Proses belajar mengajar mencakup komponen pendekatan dan berbagai metode pengajaran yang kemudian dikembangkan dalam proses pembelajaran tersebut. Kegiatan proses belajar mengajar di sekolah merupakan usaha dalam meningkatkan kualitas pendidikan, karena sekolah merupakan salah satu perangkat pendidikan, termasuk belajar fisika. Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting karena digunakan dalam kehidupan seharihari dan teknologi. Proses pembelajaran fisika sebaiknya 107

dikembangkan dan diperhatikan oleh semua pelaku pendidikan. Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya proses pendidikan, khususnya fisika. Pendidikan di sekolah masih menjejali otak anak dengan berbagai bahan ajar yang harus dihafal, pendidikan tidak diarahkan untuk membangun dan mengembangkan karakter serta potensi yang dimiliki. Pelajaran fisika hingga saat ini masih dianggap sebagai salah satu pelajaran yang paling sulit untuk dipelajari di antara pelajaran IPA lainnya. Pernyataan ini sering dilontarkan oleh siswa tingkat SMP. Hal ini dikarenakan siswa merasa selain dituntut untuk memahami konsep-konsep yang ada, juga dituntut untuk mampu menggunakan rumus-rumus matematika untuk menyelesaikan soal-soal fisika. Siswa juga sering merasa jenuh dan bosan dengan pembelajaran yang berpusat pada guru. Guru cenderung menggunakan model konvensional dengan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan sehingga siswa hanya bisa menulis dan mencatat apa yang didengar dan dijelaskan oleh gurunya, tanpa dilibatkan langsung dalam proses menemukan dan mengembangkan pengetahuan sesuai dengan kemampuannya sendiri. Padahal setiap siswa merupakan subjek dalam proses belajar mengajar yang memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain. Ada anak yang cepat tanggap, mudah mengerti, ada pula yang lambat menerima. Berdasarkan observasi yang dilakukan di salah satu SMP Swasta di Medan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang dicapai pada umumnya masih kurang sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan Daftar Kumpulan Nilai (DKN) siswa kelas VIII tahun pelajaran 2011/2012 pada ranah kognitif diketahui nilai rata-rata yang diperoleh adalah 60. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang guru fisika di sekolah tersebut, rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan rendahnya kemampuan awal siswa mengenai konsep-konsep fisika, serta kurangnya kerja sama di antara siswa untuk mempelajari fisika mengakibatkan menurunnya minat belajar terhadap fisika. Berdasarkan pemaparan masalah-masalah tersebut di atas, salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh guru untuk memperbaikinya adalah dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat, pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif sehingga siswa belajar dengan suasana yang menyenangkan, dalam hal ini, salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif adalah suatu pendekatan pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Model pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa tipe, antara lain: 1) Student Team Achievement Division (STAD), Jigsaw, 3) Teams Games Tournaments (TGT), 4) Group Investigation (GI), 5) Numbered Head Together (NHT), 6) Think-Pair-Shair (TPS), dan 7) Listening Team (Lie, 2008). Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) yang digunakan dalam penelitian ini. Model ini dikembangkan oleh Spencer Kagan 108

(Lie, 2008). Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling memberikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, model ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sesama mereka dan siswa dituntut melaksanakan tanggung jawab pribadinya dan adanya saling keterkaitan dengan rekan-rekan kelompoknya sehingga memudahkan mereka dalam hal pembagian tugas. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini ada fase penomoran, sehingga siswa bertanggung jawab atas nomor anggotanya masing. Implementasi model ini sudah pernah diteliti oleh Sembiring, (2009). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dengan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT, diperoleh rerata tes akhir siswa sebesar 72,3 serta nilai aktivitas siswa selama proses belajar siswa berlangsung adalah sebesar 77,9. Adapun kendala yang dihadapi dalam penelitian ini adalah sebelum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, peneliti tidak menciptakan keakraban di dalam kelas terlebih dahulu sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran karena adanya rasa canggung antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam penelitian terdahulu adalah menciptakan suasana keakraban di dalam kelas terlebih dahulu dengan cara memperkenalkan diri kepada siswa dan meminta siswa untuk memperkenalkan diri. Selain itu lebih memotivasi siswa dalam bentuk ilustrasi ataupun cerita. Selain itu, setiap pembelajaran berikutnya anggota kelompok diusahakan berganti dengan kelompok sebelumnya sehingga akan lebih mengakrapkan mereka satu sama lain. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT terhadap Hasil Belajar Siswa SMP pada Materi Gaya dan Hukum Newton T.P 2012/2013. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMP Swasta di Medan. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas VIII semester I SMP yang terdiri dari dua kelas. Sampel penelitian ini merupakan seluruh populasi penelitian, yang berjumlah 80 orang. Satu kelas (40 siswa) dijadikan sebagai kelas eksperimen dengan mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan satu kelas lain (40 siswa) sebagai kelas kontrol dengan mengimpelentasikan model pembelajaran konvensional. Desain penelitian yang dipergunakan adalah Two group pretest-posttest desaign. Desain penelitian ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Two group pretest-posttest desaign Sampel Tes awal Perlakuan Keterangan : T 1 = Pemberian tes awal T 2 = Pemberian tes akhir X 1 = Pembelajaran model kooperatif tipe NHT Tes akhir Kelas Kontrol T 1 X 1 T 2 Kelas Eksperimen T 1 X 2 T 2 109

X 2 = pembelajaran model konvensional Data penelitian ini berupa tes hasil belajar dan hasil observasi. Tes hasil belajar dikumpulkan dengan menggunakan tes pilihan berganda sebanyak 20 soal. Untuk mengukur aktivitas diukur dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan dua orang pengamat. Uji hipotesis menggunakan uji beda (uji t), yang sebelumnya data hasil belajar yang diperoleh terlebih dahulu diuji normalitas dan homogenitasnya. Kriteria pengujian adalah: terima H o jika t t 1-α dimana t 1-α didapat dari daftar distribusi t dengan peluang (1-α) dan dk = n 1 + n 2 2 dan α = 0,05. Untuk harga t lainnya H o ditolak. Hasil dan Pembahasan Nilai rerata hasil tes awal untuk kelas ekseperimen sebesar 34,90 sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh nilai rerata 37,10. Perbandingan nilai tes awal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ditunjukkan pada Gambar 1. frekuensi rerata 73,20 sedangkan untuk kelas kontrol dengan nilai rerata 66,80. Perbandingan nilai tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ditunjukkan pada Gambar 2. frekuensi Nilai tes akhir kedua kelas Gambar 2. Perbandingan nilai tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol Uji beda dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian dengan syarat data yang diuji harus berdistribusi normal dan homogen. Uji normalitas dilakukan dengan uji Liliefors dan uji homogenitas dengan uji homogenitas varians. Berdasarkan uji Liliefors dan uji homogen diperoleh data tes awal dan tes akhir berdistribusi normal dan homogen. Uji beda dilakukan untuk menguji hipotesis. Hasil uji beda ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Uji Beda Kedua Kelas Nilai tes awal kedua kelas Gambar 1. Perbandingan nilai tes awal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol Hasil pemberian tes akhir pada kelas ekseperimen diperoleh nilai Data t hitung t tabel Kesimpulan Tes awal Tidak ada Eksperimen pengaruh 1,00 Tes awal yang Kontrol signifikan 1,99 Tes akhir Ada Eksperimen pengaruh 2,78 Tes akhir yang Kontrol signifikan Hasil pemberian tes awal pada kelas eksperimen adalah 34,90 dan 110

kelas kontrol diperoleh rerata 37,10. Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung = 1,00 dan dengan α = 0,05 diperoleh t tabel = 1,99 maka t hitung < t tabel sehingga H o diterima, artinya nilai tes awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terdapat perbedaan yang signifikan, dengan kata lain terdapat kesamaan kemampuan belajar siswa sebelum diberi perlakuan. Setelah diberi perlakuan, hasil rerata tes akhir kelas eksperimen diperoleh nilai rerata 73,20 dan dan kelas kontrol, reratanya 66,80. Dari perhitungan uji perbedaan nilai tes akhir untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh t hitung = 2,8 dengan t tabel = 1,99 sehingga t hitung > t tabel. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan antara rerata tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol maka dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan dengan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar siswa. Pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe NHT memberikan keuntungan baik pada siswa yang kemampuannya lebih rendah maupun siswa yang kemampuannya lebih tinggi yang bekerja sama dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik, karena siswa yang kemampuannya lebih tinggi dapat membantu teman-temannya, dan siswa yang kemampuannya lebih rendah dapat menerima pengetahuan/informasi dari siswa yang kemampuannya lebih tinggi, serta pembelajaran ini juga melibatkan siswa lebih banyak siswa untuk menelaah materi yang tercakup daam pelajaran tersebut. Kondisi ini terjadi pada saat siswa bekerja dan belajar di dalam kelompok. Tugas-tugas yang diberikan guru menuntut siswa untuk aktif saling bekerja sama serta bertanggung jawab dengan kelompoknya masing-masing. Adanya tanggung jawab pribadi yang dibebankan pada masing-masing anggota, yang mengharuskan siswa untuk membantu temannya, mengembangkan kemampuan kelompok, dan memelihara hubungan kerja sama yang efektif dan solid. Hal ini juga terjadi ketika guru membimbing kelompok bekerja dan belajar. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Siswa dituntut untuk saling bertukar pendapat dan pengetahuan, serta dapat menumbuhkan sikap saling menghargai pendapat orang lain, menghargai perbedaan yang ada, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing. Selain itu dengan adanya sistem penomoran, siswa dituntut untuk bertanggung jawab atas nomor anggotanya masing-masing. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer di kelas eksperimen diperoleh bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan yang positif dari pertemuan I sampai dengan pertemuan III. Pada pertemuan I persentase rerata aktivitas siswa per kelas diperoleh sebesar 64% dengan kategori kurang baik. Hal ini terjadi karena siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sehingga instruksi dan motivasi yang diberikan peneliti kurang dimengerti oleh sebagian siswa. Oleh karena itu, peneliti terus memberikan 111

bimbingan dan arahan sehingga siswa paham dan termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, seperti pada saat mengerjakan LKS. Aktivitas pada pertemuan II diperoleh persentase rerata per kelas sebesar 72% dengan kategori cukup baik. Dari pertemuan I dan II terjadi peningkatan aktivitas siswa. Hal ini karena siswa sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan dan memahami tugas serta tanggung jawab mereka dalam pembelajaran. Aktivitas pada pertemuan III persentase rerata per kelas sebesar 79% dengan kategori baik. Hal ini karena siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan mereka sudah lebih menyadari tanggung jawab mereka dalam proses pembelajaran. Ternyata, aktivitas siswa yang semakin meningkat sejalan dengan peningkatan hasil belajar siswa yang lebih baik. Aktivitas siswa memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar. Hal ini didukung oleh pendapat Joice, et all., (2009); Isjoni, (2009); dan Lie, (2008), yang menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif memberikan proses pembelajaran yang aktif, terutama saat siswa melakukan diskusi kelompok. Aktivitas siswa mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa yang semakin aktif dalam belajarnya sejalan dengan hasil belajarnya yang semakin meningkat. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat digunakan untuk mendorong siswa lebih aktif dalam belajar sehingga siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan mendalam terhadap materi fisika yang dipelajari dan lebih tertarik terhadap proses pembelajaran. Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam penelitian ini, antara lain keterbatasan waktu yang tersedia dan siswa kurang siap untuk mempresentasikan hasil diskusi ketika guru memanggil nomor anggota pada siswa, sehingga menyebabkan pemaparan hasil diskusi kelompok kurang efektif. Hal ini disebabkan banyaknya waktu yang tersita saat siswa mengerjakan LKS dan saat mempresentasikan hasil kerjanya serta adanya ketakutan siswa saat mempresentasikan hasil diskusi. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian, dapat ditarik kesimpulan (1) Hasil belajar siswa pada materi Gaya dan Hukum Newton yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT memiliki rerata 73,20. (2) Hasil belajar siswa pada materi Gaya dan Hukum Newton yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran konvensional memiliki rerata 66,80. (3) Rerata aktivitas belajar siswa pada pertemuan I sebesar 64% dengan kategori kurang baik, pada pertemuan II sebesar 72% dengan kategori cukup baik, dan pada pertemuan III sebesar 79% dengan kategori baik. (4) Ada pengaruh yang signifikan hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi Gaya dan hukum Newton di Kelas VIII SMP Swasta Medan T.P. 2012/2013. Saran Saran dari penelitian ini bagi peneliti selanjutnya yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah: (1) 112

Diharapkan lebih memperhatikan pembagian waktu dalam setiap fase, khususnya pada kegiatan siswa mengerjakan LKS dan saat mempresentasikan hasil diskusi. (2) Lebih memotivasi siswa, khususnya yang akan mempresentasikan hasil diskusi untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa. (3) Lebih meningkatkan kemampuan dalam membimbing kelompok melalui kerja sama dengan guru bidang studi sehingga tercapai pembelajaran yang efektif di kelas karena dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT siswa SMP masih kurang siap untuk bertanggung jawab dengan nomor anggotanya masing-masing. Daftar Pustaka Anderson, L. W. & Krathwohl, D. R. (eds). (2001). A Taxonomy for Learning Teaching and Assessing. A Revision of Bloom s Taxonomy of education Objectives. New York: Addisin Wesley. Arikunto, S. (2005). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Rineka Cipta: Jakarta. Isjoni, (2009). Cooperative Learning, Penerbit Alfabeta, Bandung. Joice. B., Weil. M., dan Chalhoun. E. (2009). Models of Teaching; Model-model Pengajaran Edisi Kedelapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas, Penerbit PT Grasindo, Jakarta. Giancoli, D. C. (2001). Physics: Principles with Applications, Fifth Edition. New Jersey: Prentice Hall International. Sembiring, S., M. (2009). Pengaruh Model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok kalor di kelas VII semester I SMP Negeri 2 Kaban jahe T.A. 2009/2010., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan. Slavin, R., E. (2005). Cooperative Learning, Theory, Research and practice, London. Slameto, (2003). Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta. Sudjana, (2005). Metode dan teknik pembelajaran partisipatif, Bandung, Falah Production Suprijono, A. (2009), Cooperative Learning, Penerbit Pustaka Belajar, Surabaya. Tipler, P. A. (1991). Fisika untuk Sains dan Teknik. Jilid 1. PT. Gelora Aksara Pratama. Penerbit Erlangga. Trianto., (2011), Mendesain Model- Model Pembelajaran Inovatif- Progresif, Kencana, Jakarta Lie, A. (2008), Cooperative Learning Mempraktikkan 113