BAB I PENDAHULUAN. Hak asasi manusia ( selanjutnya disingkat dengan HAM ) adalah seperangkat hak yang

dokumen-dokumen yang mirip
MEKANISME PENGADUAN DAN PELAPORAN TERHADAP PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. perang Dunia II dan pada waktu pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun

BAHAN AJAR HAK ASASI MANUSIA PEMENUHAN HAK ATAS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PARA TENAGA KERJA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kehidupan umat manusia. Setiap manusia yang lahir sudah melekat hak asasinya.

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas yang tidak menyadari dengan potensi yang mereka miliki. Sudah

PENGERTIAN HAM Hak adalah kekuasaan atau wewenang yang dimiliki seseorang atas sesuatu (Suria Kusuma, 1986). Istilah Hak asasi menunjukkan bahwa kekua

BAB I PENDAHULUAN. Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat

MODUL VII HAK AZAZI MANUSIA

Hak Asasi Manusia. Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut UU No 39/1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan dan berkedudukan sama di

BAB I. memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah. dan membutuhkan penanganan segera supaya tidak semakin membelit dan

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju mensyaratkan para pekerja yang cakap, profesional dan terampil.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Hak Asasi Manusia B. Tujuan Hak Asasi Manusia C. Perkembangan Pemikiran HAM

Pengantar Memahami Hak Ekosob. M. Dian Nafi PATTIRO-NZAID

MAKALAH HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA. Oleh: Ifdhal Kasim Ketua Komnas HAM RI, Jakarta

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara demokrasi. 1 Demokrasi sebagai dasar hidup

HAK ASASI MANUSIA dalam UUD Negara RI tahun Dr.Hj. Hesti

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

Hak Beribadah di Indonesia Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 4 Agustus 2015; disetujui: 6 Agustus 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi fisik bahkan kondisi sosial penyandang disabilitas pada

HAK AZASI MANUSIA DAN PENEGAKAN SUPREMASI HUKUM

Pemahaman Hak Asasi Manusia untuk Hakim Seluruh. oleh Pusham UII bekerjasama dengan Komisi Yudisial RI dan Norwegian Centre for Human Rights.

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

HAK AZASI MANUSIA. Materi Perkuliahan Ilmu Politik FH Unsri. Vegitya Ramadhani Putri, MA, LLM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. haknya. Bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang

PELUANG DAN KENDALA MEMASUKKAN RUU KKG DALAM PROLEGNAS Oleh : Dra. Hj. Soemientarsi Muntoro M.Si

BAB V KESIMPULAN. di berbagai belahan dunia. Di titik ini, norma-norma HAM menyebar luas ke seluruh

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM

I. PENDAHULUAN. kebebasan, baik yang bersifat fisik maupun pikiran. Oleh karena itu, Undang-Undang Dasar

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

-1- PENJELASAN ATAS QANUN ACEH NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI ACEH

HAK MANTAN NARAPIDANA SEBAGAI PEJABAT PUBLIK DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HAK ASASI MANUSIA. Pengertian HAM

HAM dan Hukum Ekonomi Internasional

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat non disabilitas. Sebagai bagian dari warga negara Indoesia,

BAB I PENDAHULUAN. bahkan dalam perspektif Teori Locke Perlindungan hak-hak Kodrati (hak. asasi manusia) merupakan dasar pendirian suatu negara.

MEMUTUSKAN: Menetapkan: KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG

UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA PASAL 1

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia. Hal tersebut dibuktikkan dengan

2012, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Ta

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMNAS HAM. Informasi. Publik. Pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak terlepas dari

Modul ke: HAK ASASI MANUSIA. 09Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

No ekonomi. Akhir-akhir ini di Indonesia sering muncul konflik antar ras dan etnis yang diikuti dengan pelecehan, perusakan, pembakaran, perkel

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Modul ke: Hak Asasi Manusia. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

DENGAN RAHMAT TUHAN Y ANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HAK AZASI MANUSIA. Drs. H. M. Umar Djani Martasuta, M.Pd

Dikdik Baehaqi Arif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang

MAKALAH HAK SIPOL & HAK EKOSOB. Oleh: Ifdhal Kasim Ketua Komnas HAM RI, Jakarta

Makalah. WORKSHOP Memperkuat Justisiabilitas Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya : Prospek dan Tantangan. Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya

HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA. : IRVAN AGUSTIAN PRATAMA NIM : Kelompok : C Program Studi : STRATA 1 : Teknik Informatika

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

HUKUM EKONOMI INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. pelanggaran HAM, karena anak adalah suatu anugerah yang diberikan oleh Allah

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2015 TENTANG

Materi Bahasan. n Pengertian HAM. n Generasi HAM. n Konsepsi Non-Barat. n Perdebatan Internasional tentang HAM.

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan olehnya dapat di pertanggung jawabkan dihadapan hukum.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Hak Asasi Manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum 1. Negara hukum adalah negara. yang berlandaskan hukum dan keadilan bagi warganya.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA PP&PA. Strategi Nasional. Sosial Budaya.

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR XVII /MPR/1998

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG PEMBINAAN KEGIATAN KEAGAMAAN DAN PENGAWASAN ALIRAN SESAT DI JAWA TIMUR

HAK ASASI MANUSIA. by Asnedi KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANWIL SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki kesempatan yang sama. Kesempatan yang sama tersebut

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. negara yang diinginkan serta tujuan pembentukan pemerintahan. Negara

PENULISAN HUKUM. Oleh : IKA INDRIYANI NURRULLAH UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (R P P) (Siklus I)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Niar Riska Agustriani, 2014 Peranan komisi nasional hak asasi manusia Tahun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak asasi manusia ( selanjutnya disingkat dengan HAM ) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. 1 Indonesia sebagai anggota dari Perserikatan Bangsa Bangsa mengemban tanggung jawab moral dan hukum untuk menjunjung tinggi dan melaksanakan Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia yang ditetapkan oleh PBB serta berbagai instrumen internasional lainnya mengenai Hak Asasi Manusia yang telah diterima oleh negara Republik Indonesia. 2 Terlepas dari konsep HAM yang bersifat universal, namun pada penerapannya harus memperhitungkan budaya dan tradisi negara setempat, faktor ekonomi atau tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diangkat sebagai pemegang peran penting yang pada akhirnya ikut menentukan kualitas penegakkan HAM di suatu negara. Sehingga dapat diartikan bahwa semakin bagus kualitas kesejahteraan di suatu negara, maka semakin tinggi kemampuannya untuk memajukan perlindungan terhadap HAM. 1 Pasal 1 (1) Undang - Undang Nomor 39 Tahun 1999 2 Ifdhal Kashim, 2007, Implementasi Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya: Kerangka Normatif dan Standar Internasional, Makalah disampaikan pada Seminar dan Lokakarya Nasional tentang Menuju Perlindungan dan Pemantauan yang Efektif Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya di Indonesia yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Hak Asasi Manusia UII bekerjasama dengan Norwegian Centre for Human Rights (NCHR), di Yogyakarta, 16 April 2007.

Dalam perkembangannya, hak asasi manusia terbagi menjadi tiga generasi hak asasi manusia yaitu generasi pertama hak sipil dan politik, generasi kedua mencakup hak ekonomi, sosial dan budaya, dan generasi ketiga mencakup hak dalam pembangunan. 3 Diantara ketiga generasi tersebut tidak dapat saling dipisahkan, walaupun ketiga generasi tersebut mencakup hak yang berbeda tetapi tetap dalam kesatuan hak asasi manusia yang tidak dapat dipisahkan dan mempunyai keterkaitan antar generasi tersebut. Ada pandangan bahwa dalam pemenuhan hak sipil dan politik tidak dapat berjalan dengan baik tanpa terpenuhinya hak ekonomi, sosial dan budaya, begitu pula dengan hak atas pembangunan. Hak ekonomi, sosial, dan budaya ( selanjutnya disebut hak ekosob ) merupakan bagian yang esensial dalam hukum hak asasi manusia internasional yang tercantum dalam internasional bill of human rights. 4 Kedudukan hak ekosob sangat penting dalam kedudukan sebagai hak asasi manusia internasional, ia menjadi acuan pencapaian bersama dalam pemajuan ekonomi, sosial, dan budaya. Dengan demikian maka hak ekosob tidak dapat ditempatkan dibawah hak sipil dan politik maupun hak lainnya. Karena pentingnya hak ekosob ini maka dunia internasional pun membuat konvensi yang mengatur tentang hak-hak ini yaitu ICESCR ( International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights ) yang dibarengi juga dengan konvensi yang mengatur hak-hak sipil dan politik yaitu ICCPR ( International Covenant on Civil and Political Rights ) pada Tahun 1966. Pentingnya kesetaraan hak politik dan hak ekonomi bagi suatu negara tercermin dalam pelaksanaan kerjasama antar negara yang dilaksanakan atas dasar sama derajat tanpa terkait syarat-syarat tertentu (conditionality). 5.2007. hlm.621 3 Jimly Asshidiqie, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia. PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta 4 Ifdhal Kasim, Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya : Menegaskan Kembali Arti Pentingnya, Makalah disampaikan pada Lokakarya yang diselenggarakan oleh PUSHAM UII, Yogyakarta, pada tanggal 22 September 2005, Hlm 2 5 Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2009, Hlm. 237

Sesuai dengan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, cita-cita umat manusia yang bebas untuk menikmati kebebasan dari rasa takut dan kekurangan hanya dapat dicapai apabila diciptakan kondisi dimana setiap orang dapat menikmati baik hak hak ekonomi, sosial dan budayanya, maupun hak sipil dan politiknya. 6 Pelanggaran terhadap hak ekosob merupakan suatu masalah negara yang sulit dipecahkan. Bila dibandingkan dengan pelanggaran hak sipil dan politik yang telah memiliki mekanisme yang memadai, hak ekosob belum sepenuhnya memiliki mekanisme dalam menangani pelanggaran atasnya Undang Undang Dasar 1945 menjelaskan secara tegas bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (rechtstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtstaat). Hal itu berarti bahwa Republik Indonesia ialah negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, menjunjung tinggi hak asasi manusia dan menjamin segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan, serta wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. 7 Bab XA, dalam pasal 28 sampai dengan 28 J UUD 1945 mengatur mengenai Hak Asasi Manusia. Namun kaitannya dengan hak-hak di bidang ekonomi, sosial dan budaya identifikasinya belum rinci dan jelas. Oleh karena hak-hak yang berkaitan dengan hak dibidang ekonomi, sosial dan budaya masih tersebar dalam pasal-pasal yang ada. Dengan penelusuran melalui pendekatan sejarah, maka ditemukan perkembangan dari hak-hak dibidang ekosob. Hakhak ekosob lazimnya dikategorikan sebagai hak-hak positif (positive rights) yang dirumuskan dalam bahasa rights to (hak atas), sedangkan hak-hak sipil dan politik dikategorikan sebagai hak-hak negative (negative rights) yang dirumuskan dalam bahasa 6 Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Ditetapkan oleh resolusi Majelis Umum PBB 2200 A (XXI) tertanggal 16 Desember 1966. 7 Mashyur Effendi, Dimensi / Dinamika Hak Asasi Manusia dalam Hukum Nasional dan Internasional, ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 1994), Hlm. 130

freedom from (kebebasan dari). Sebagai hak-hak positif, hak-hak ekosob dipahami sebagai hak- hak yang tidak dapat dituntut di muka pengadilan (non-justicible), sebaliknya dengan hak-hak sipil dan politik, sebagai hak-hak negatif, dapat dituntut di muka pengadilan. 8 Tanggung jawab negara ( state obligation ) dalam memajukan hak- hak ekonomi, sosial dan budaya tidak hanya dalam bentuk obligation of result,tetapi sekaligus dalam bentuk obligation of conduct. 9 Dalam konsep tanggung jawab ini, kebijakan negara dalam memajukan hak-hak ekosob harus dapat menunjukkan terpenuhinya kedua bentuk kewajiban itu. Artinya ketika negara merancang kebijakan kesehatan, ia harus sudah menimbang hasilnya dapat menjamin terpenuhinya hak atas kesehatan tersebut. Begitu pula negara harus menyediakan sarana yang memberi akses kepada rakyat apabila hak tersebut tidak terpenuhi. Seperti yang tampak diterapkan oleh pemerintahan saat ini, negara tetap memikul kewajiban untuk merealisasikan hak-hak ekosob warga negaranya dalam kerangka sistem ekonomi. Akan tetapi, apabila kebijakan ekonomi negara tersebut gagal dalam memberi jaminan terhadap pemenuhan hak-hak ekosob warga negaranya, maka negara tersebut dapat dikatakan melanggar hak-hak yang terdapat dalam Kovenan Internasional hak ekonomi, sosial dan budaya ( International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights). 10 Peran Pemerintah sebagai pihak yang terkait dengan jaminan perlindungan HAM sangatlah penting. Pemerintah dalam kewenangannya telah mengusahakan untuk melaksanakan program perlindungan, penegakan serta pemajuan HAM. Diantaranya adalah 8 Ifdhal Kasim, Hak Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya : Menegaskan Kembali Arti Pentingnya, Makalah disampaikan pada Lokakarya yang diselenggarakan oleh PUSHAM UII, Yogyakarta, pada tanggal 22 September 2005 hlm : 4 9 Ifdhal Kasim, Prolog : Pelanggaran Hak Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya dalam Buku : Majda El Muhtaj, Dimensi Dimensi HAM : Mengurai hak ekonomi, sosial dan budaya, Jakarta, 2008, hal xxx 10 www. google.com / peran pemerintah dalam hak ekosob/ diakses tanggal 20 Maret 2011

membangun suatu Lembaga Nasional Komnas HAM pada Tahun 1993, membentuk dan menyempurnakan produk hukum yaitu Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, dan membentuk peradilan HAM. 11 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang ( selanjutnya disebut Komnas HAM ) adalah lembaga mandiri yang berfungsi melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan mediasi hak asasi manusia, termasuk hak ekonomi, sosial dan budaya manusia. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Sumatera Barat (selanjutnya disebut Komnas HAM Sumbar) merupakan perwakilan Komnas HAM yang mempunyai peran penting dalam membantu tugas Komnas HAM untuk memberi perlindungan dan penegakkan HAM. Pada Tahun 2006 sampai dengan akhir Tahun 2009 tercatat sebanyak 354 pengaduan,selain itu juga ada pengaduan terkait hak ekonomi, sosial dan budaya sebanyak 36 kasus pada Tahun 2009. 12 Hal ini menunjukkan bahwa perhatian masyarakat di Sumatera Barat sangat besar atas kasus pelanggaran HAM, termasuk atas pelanggaran hak ekosob. Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan mengangkat Judul: Pelaksanaan Perlindungan dan Penegakan Hak Asasi Manusia atas Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Perwakilan Sumatera Barat B. Perumusan Masalah Berdasarkan Uraian diatas, dapat diangkat beberapa masalah sebagai berikut : 11 Ibid 12 Harian Singgalang, Padang, Pengaduan Pelanggaran HAM meningkat, edisi 25 Desember 2009

1. Bagaimana pelaksanaan perlindungan dan penegakan Hak Asasi Manusia atas hak ekonomi, sosial dan budaya pada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Perwakilan Sumatera Barat? 2. Kendala apa saja yang dihadapi oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Perwakilan Sumatera Barat dalam mewujudkan perlindungan dan penegakan HAM khususnya dalam hal hak ekonomi, sosial dan budaya? C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan memperoleh informasi dan data yang akurat mengenai pelaksanaan perlindungan dan penegakan hak ekonomi, sosial dan budaya yang dilakukan oleh Komnas HAM Perwakilan Sumbar. 2. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi oleh Komnas HAM Perwakilan Sumbar dalam mewujudkan perlindungan dan penegakan HAM khususnya hak ekonomi, sosial dan budaya. D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis hasil penelitian dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut untuk melahirkan konsep ilmiah yang diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi perkembangan hukum di Indonesia. 2. Dari segi Praktis, hasil penelitian diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran bagi para anggota Komnas HAM, khususnya Komnas HAM Perwakilan Sumbar baik dalam merumuskan kebijakan maupun dalam melaksanakan tugasnya. Diharapkan juga agar masyarakat luas tidak ragu-ragu apabila ingin mengadukan pelanggaran hak ekonomi, sosial dan budaya yang terjadi atasnya kepada Komnas HAM.

E. Metode Penelitian Metode pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum empiris yaitu sebuah metode penelitian hukum yang menitikberatkan pada data lapangan untuk memperoleh data primer. 13 1. Jenis Data Data yang digunakan adalah Data Primer yaitu data yang dikumpulkan peneliti secara langsung dari obyek penelitian, dan sebagai penunjang dipergunakan data sekunder yang didapatkan dari bahan kepustakaan. 2. Metode Pengumpulan Data - Wawancara informasi, yaitu salah satu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi secara lisan. Proses wawancara dilakukan dengan cara tatap muka secara langsung dengan : a. Bapak Satria Hidayat, Staf Divisi Ekosob Komnas HAM Perwakilan Sumbar b. Bapak Firdaus, Kasubag Pengaduan Komnas HAM Perwakilan Sumbar c. Bapak Sultanul Arifin, Kasubag Tata Usaha Komnas HAM Perwakilan Sumbar d. Ibu Rahmawati, Divisi Penyuluhan dan Pendidikan Komnas HAM Perwakilan Sumbar e. Bapak Wandri Syahbudi dan Ibu Yulimar, Pihak Pengadu/Korban Pelanggaran Hak Ekosob pada Komnas HAM Perwakilan Sumbar - Dokumentasi yaitu Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen, yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Sumber data diperoleh dari : 14 a. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat yaitu : - Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 13 Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, 2001, PT Grafindo Persada, Jakarta, Hlm : 80 14 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, 1986, UII Press, Jakarta, Hlm. 52

- Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia - Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005 Tentang Pengesahan Konvensi Internasional Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya - Kovenan Internasional Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya Tahun 1966 b. Bahan Hukum Sekunder, berupa hasil penelitian terhadap Masalah yang diteliti, seperti makalah, koran serta artikel. 3. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Tekhnik Pengolahan yang dipakai pada penelitian ini adalah : Editing, yaitu proses memeriksa data yang sudah terkumpul, meliputi kelengkapan isian, keterbacaan tulisan, kejelasan jawaban, relevansi jawaban, keseragaman satuan data yang digunakan, dan sebagainya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Pendekatan kualitatif, yaitu tata cara penelitian yang menghasilkan deskriptif analitis, yaitu dengan menggambarkan dan menganalisis apa yang dinyatakan oleh sasaran penelitian yang bersangkutan secara tertulis atau lisan, dan perilaku nyata dan tidak berupa angka-angka.