BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy

Penerapan Logika Fuzzy

KECERDASAN BUATAN LOGIKA FUZZY

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Definisi Sistem

LOGIKA FUZZY. By: Intan Cahyanti K, ST

MATERI KULIAH (PERTEMUAN 12,13) Lecturer : M. Miftakul Amin, M. Eng. Logika Fuzzy. Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang

BAB VII LOGIKA FUZZY

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom

Himpunan Fuzzy. Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

LOGIKA FUZZY FUNGSI KEANGGOTAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya

MENENTUKAN HARGA MOBIL BEKAS TOYOTA AVANZA MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO

Aplikasi Prediksi Harga Bekas Sepeda Motor Yamaha. Menggunakan Fuzzy Logic

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

VII. LOGIKA FUZZY. Antara input dan output terdapat suatu kotak hitam yang harus memetakan input ke output yang sesuai. Misal : Ruang Input

BAB 2 LANDASAN TEORI

Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy.

BAB IV METODOLOGI. Gambar 4.1 Model keseimbangan air pada waduk (Sumber : Noor jannah,2004)

KOTAK HITAM. Pemetaan input-output pada masalah produksi Diberikan data persediaan barang, berapa jumlah barang yang harus diproduksi?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TEORI PENUNJANG

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING

BAB 2 LANDASAN TEORI

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan

BAB 2 2. LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

DENIA FADILA RUSMAN

Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan metode Sugeno, tingkat kepribadian siswa

BAB 2 LANDASAN TEORI

manusia diantaranya penyakit mata konjungtivitis, keratitis, dan glaukoma.

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. A. Kinerja Pegawai di Universitas Muhammadiyah Purwokerto

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM INFERENSI FUZZY (METODE TSUKAMOTO) UNTUK PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI HARIAN OLEH

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

PEMODELAN SISTEM FUZZY DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB

: Sistem Pendukung Keputusan, Siswa berprestasi, Tsukamoto

BAB 2 LANDASAN TEORI

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S-1, S-2, atau S-3) maupun nongelar (D-

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas

Himpunan Tegas (Crisp)

Prof. Erich P., Johannes Kepler Univ. Suyanto, Artificial Intelligence

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI


RANCANG BANGUN SISTEM PENGUNDIAN SEPAKBOLA MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN SISTEM INFERENSI FUZZY UNTUK PENENTUAN JURUSAN DI SMA NEGERI 1 BIREUEN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE FUZZY MAMDANI

BAB II LANDASAN TEORI

Jurnal Informatika SIMANTIK Vol. 2 No. 2 September 2017 ISSN:

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI TELEVISI MERK X MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI

ke dalam suatu ruang output. Orang yang belum pernah mengenal logika fuzzy pasti

BAB 1 PENDAHULUAN. Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy.

REVIEW PENERAPAN FUZZY LOGIC SUGENO DAN MAMDANI PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PRAKIRAAN CUACA DI INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan untuk menunjang dalam proses pembuatan tugas akhir ini.

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO

NURAIDA, IRYANTO, DJAKARIA SEBAYANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JURUSAN DI SMU DENGAN LOGIKA FUZZY

4-5-FUZZY INFERENCE SYSTEMS

PENERAPAN ALGORITMA FUZZY PADA USAHA KREATIF TAS POLO

Mengukur Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kinerja Dosen Menggunakan Metode Fuzzy Mamdani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGHITUNGAN WAKTU PENGERINGAN KAYU JATI METODE PROGRESIF DENGAN LOGIKA FUZZY (STUDI KASUS CV. DWI TUNGGAL BAWEN)

Rima Ayuningtyas NIM Jurusan Teknik Informatika, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Jl. Politeknik Senggarang, Tanjungpinang

KASUS PENERAPAN LOGIKA FUZZY. Fuzzy tsukamoto, mamdani, sugeno

PENERAPAN FUZZY SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN KELAS PEMINATAN (STUDI KASUS : STMIK POTENSI UTAMA)

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY MAMDANI UNTUK MENENTUKAN HARGA GABAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1.1. Latar Belakang Masalah

PENENTUAN TINGKAT PELUNASAN PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN MOBIL DI PT AUTO 2000 MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI

SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI

Penentuan Jumlah Produksi Kue Bolu pada Nella Cake Padang dengan Sistem Inferensi Fuzzy Metode Sugeno

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) diselenggarakan oleh suatu perguruan tinggi secara mandiri.

Definisi LOGIKA FUZZY. Himpunan Fuzzy. Himpunan Fuzzy(contd) 3/13/2012. Budi Rudianto

Logika Himpunan Fuzzy

Transkripsi:

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penjurusan di SMA Sepanjang perkembangan Pendidikan formal di Indonesia teramati bahwa penjurusan di SMA telah dilaksanakan sejak awal kemerdekaan yaitu tahun 1945 sampai sekarang, yang dipilah menjadi Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Bahasa. Pergantian kurikulum dari tahun ke tahun, mulai dari kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, 1994, sampai dengan yang terakhir yaitu kurikulum 2004, tetap memberlakukan penjurusan sebagai bagian integral untuk mencapai tujuan pendidikan yakni mewujudkan potensi anak sesuai dengan kemampuannya pada masing-masing gugus ilmu pengetahuan (Lasan, 2009). B. Logika Fuzzy Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Terdapat beberapa alasan orang menggunakan logika fuzzy (Widodo & Handayanto, 2012), antara lain adalah : 1) Konsep logika fuzzy mudah dimengerti. Konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti. 2) Logika fuzzy sangat fleksibel. 3) Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat. 4) Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi nonlinear yang sangat kompleks. 4

5 5) Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalamanpengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan. 6) Logika fuzzy dapat bekerja sama dengan teknik-teknik kendali secara konvensional. 7) Logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami. Beberapa aplikasi logika fuzzy, antara lain adalah (Widodo & Handayanto, 2012) : 1) Pada tahun 1990 pertama kali dibuat mesin cuci dengan logika fuzzy di jepang (Matsushita Electric Industrial Company). Sistem fuzzy digunakan untuk menentukan putaran yang tepat secara otomatis berdasarkan jenis dan banyaknya kotoran serta jumlah yang akan dicuci. Input yang digunakan adalah : seberapa kotor, jenis kotoran dan banyaknya yang dicuci. Mesin ini menggunakan sensor optik, mengeluarkan cahaya ke air dan mengukur bagaimana cahaya tersebut sampai ke ujung lainnya. Makin kotor maka sinar yang sampai makin redup. Disamping itu mesin juga dapat menentukan jenis kotoran (daki atau minyak). 2) Transmisi otomatis pada mobil. Mobil nissan telah menggunakan sistem fuzzy pada transmisi otomatis dan mampu menghemat bensin 12-17%. 3) Kereta bawah tanah sendai mengontrol pemberhentian otomatis pada daerah tertentu. 4) Ilmu kedokteran dan biologi, seperti sistem diagnosis yang didasarkan pada logika fuzzy, penelitian kanker, manipulasi peralatan prostetik yang didasarkan pada logika fuzzy, dll. 5

6 5) Manajemen dan pengambilan keputusan, seperti manajemen basis data yang didasarkan pada logika fuzzy, tata letak pabrik yang didasarkan pada logika fuzzy, sistem pembuat keputusan di militer yang didasarkan pada logika fuzzy, pembuatan games yang didasarkan pada logika fuzzy, dll. 6) Ekonomi, seperti pemodelan fuzzy pada sistem pemasaran yang kompleks, dll. 7) Klasifikasi dan percobaan pola. 8) Psikologi, seperti logika fuzzy untuk menganalisis kelakuan masyarakat, pencegahan dan investigasi kriminal, dll. 9) Ilmu-ilmu sosial, terutama untuk pemodelan informasi tidak pasti 10) Ilmu lingkungan, seperti kendali kualitas air, prediksi cuaca, dll 11) Teknik, seperti perancangan jaringan komputer, prediksi adanya gempa bumi, dll. 12) Riset operasi, seperti penjadwalan dan pemodelan, pengalokasian, dll. 13) Peningkatan kepercayaan, seperti kegagalan diagnosis, inpeksi dan monitoring produksi. 1. Himpunan Fuzzy Himpunan fuzzy didasarkan pada gagasan untuk memperluas jangkauan fungsi karakteristik sedemikian hingga fungsi tersebut akan mencakup bilangan real pada interval [0,1]. Nilai keanggotaanya menunjukkan bahwa suatu item dalam semesta pembicaraan tidak hanya berada pada 0 atau 1, namun juga nilai yang terletak diantaranya. Dengan kata lain, nilai kebenaran suatu item tidak hanya bernilai benar atau salah. Nilai 0 menunjukkan salah, nilai 1 menunjukkan 6

7 benar, dan masih ada nilai-nilai yang terletak antara benar dan salah (Widodo & Handayanto, 2012). 2. Fungsi Keanggotaan Fungsi Keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya (sering juga disebut dengan derajat keanggotaan) yang memiliki interval antara 0 sampai 1. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah dengan melalui pendekatan fungsi. Ada beberapa fungsi yang bisa digunakan. (Dhansipp, 2009) a. Representasi Linear b. Representasi Kurva Segitiga c. Representasi Kurva Trapesium d. Representasi Kurva Bentuk Bahu e. Representasi Kurva-S f. Representasi Kurva Bentuk Lonceng (Bell Curve) 3. Operator Dasar Untuk Himpunan Fuzzy a. Operator AND Operator ini berhubungan dengan operasi interseksi pada himpunan. α predikat sebagai hasil operasi dengan operator AND diperoleh dengan mengambil nilai keanggotaan terkecil antar elemen pada himpunanhimpunan yang bersangkutan. μa B = min(μa[x], μb[y]) (1) 7

8 b. Operator OR Operator ini berhubungan dengan operasi union pada himpunan. α predikat sebagai hasil operasi dengan operator OR diperoleh dengan mengambil nilai keanggotaan terbesar antar elemen pada himpunan-himpunan yang bersangkutan. µa B = max(µa[x], µb[y]) (2) c. Operator NOT Operator ini berhubungan dengan operasi komplemen pada himpunan. α predikat sebagai hasil operasi dengan operator not diperoleh dengan mengurangkan nilai keanggotaan pada himpunan yang bersangkutan dari 1. µa = 1-µA[x] (3) 4. Fungsi Implikasi Tiap-tiap aturan pada basis pengetahuan fuzzy akan berhubungan dengan suatu relasi fuzzy. Bentuk umum dari aturan yang digunakan dalam fungsi implikasi adalah: IF x is A THEN y is B (4) dengan x dan y adalah skalar, dan A dan B adalah himpunan fuzzy. Aturan yang mengikuti IF disebut sebagai anteseden, sedangkan aturan yang mengikuti THEN disebut sebagai konsekuen. Proposisi ini dapat diperluas dengan menggunakan operator fuzzy, seperti: IF (x1 is A1) (x2 is A2) (x3 is A3)... (xn is AN) THEN y is B (5) dengan adalah operator (misal: OR atau AND). 8

9 C. Sistem Inferensi Fuzzy Sistem inferensi fuzzy merupakan kerangka komputasi yang didasarkan pada teori himpunan fuzzy, aturan fuzzy berbentuk IF-THEN, dan penalaran fuzzy. Halhal yang terdapat dalam sistem fuzzy yaitu sebagai berikut (Tampubolon, 2010): 1. Variabel fuzzy merupakan variabel yang dibahas dalam suatu sistem fuzzy seperti umur, temperatur, permintaan dsb. 2. Himpunan fuzzy, merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy. Contoh: variabel umur, terbagi atas 3 himpunan fuzzy, yaitu: MUDA, PAROBAYA, TUA 3. Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy. Semesta pembicaraaan merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai semesta pembicaraan dapat berupa bilangan positif maupun negatif. Adakalanya nilai semesta pembicaraan tidak dibatasi batas atasnya. Contoh: Semesta pembicaraan untuk variabel umur: [0 40] 4. Domain adalah keseluruhan nilai yang diijinkan dalam semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam himpunan fuzzy. Ada beberapa model yang digunakan dalam pembuatan sistem inferensi fuzzy diantaranya model mamdani, sugeno dan tsukamoto. Model Mamdani sering juga dikenal dengan nama metode Max-Min. Model ini diperkenalkan oleh Ebrahim Mamdani pada tahun 1975. Untuk mendapatkan output, diperlukan 4 tahapan yaitu Pembentukan himpunan fuzzy, Aplikasi fungsi implikasi (aturan), Komposisi aturan, dan Penegasan (deffuzy). Pada Model Tsukamoto, setiap konsekuen pada 9

10 aturan yang berbentuk IF-Then harus direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton. Sebagai hasilnya, output hasil inferensi dari tiap-tiap aturan diberikan secara tegas (crisp) berdasarkan α- predikat (fire strength). Hasil akhirnya diperoleh dengan menggunakan rata-rata terbobot. Sedangkan Penalaran dengan model Sugeno hampir sama dengan penalaran Mamdani, hanya saja output (konsekuen) sistem tidak berupa himpunan fuzzy, melainkan berupa konstanta atau persamaan linear. Model ini diperkenalkan oleh Takagi-Sugeno Kang pada tahun 1985. Dari tiga model yang ada, peneliti mencoba menggunakan model sugeno untuk pemecahan masalah penjurusan diatas. D. Model Sugeno Penalaran dengan model sugeno hampir sama dengan penalaran mamdani, hanya saja output (konsekuen) sistem tidak berupa himpunan fuzzy, melainkan berupa konstanta atau persamaan linear. Model ini diperkenalkan oleh Takagi- Sugeno Kang pada tahun 1985. 1. Model Fuzzy Sugeno Orde-Nol Secara umum bentuk model fuzzy sugeno Orde-Nol adalah: IF (x1 is A1) (x2 is A2) (x3 is A3)... (xn is AN) THEN z=k (6) dengan ANi adalah himpunan fuzzy ke-n sebagai anteseden, dan k adalah suatu konstanta (tegas) sebagai konsekuen. 2. Model Fuzzy Sugeno Orde-Satu Secara umum bentuk model fuzzy sugeno Orde-Satu adalah: IF (x1 is A1)... (xn is AN) THEN z = p1*x1 + + pn*xn + q (7) 10

11 dengan AN adalah himpunan fuzzy ke-n sebagai anteseden, dan pn adalah suatu konstanta (tegas) ke-n dan q juga merupakan konstanta dalam konsekuen. Apabila komposisi aturan menggunakan model sugeno, maka deffuzifikasi dilakukan dengan cara mencari nilai rata-ratanya. Menurut Li (dalam Tampubolon, 2010) tahapan-tahapan dalam model Sugeno yaitu sebagai berikut: a. Pembentukan himpunan fuzzy Pada tahapan ini variabel input (crisp) dari sistem fuzzy ditransfer ke dalam himpunan fuzzy untuk dapat digunakan dalam perhitungan nilai kebenaran dari premis pada setiap aturan dalam basis pengetahuan. Dengan demikian tahap ini mengambil nilai-nilai crisp dan menentukan derajat di mana nilai-nilai tersebut menjadi anggota dari setiap himpunan fuzzy yang sesuai. b. Aplikasi fungsi implikasi Tiap-tiap aturan pada basis pengetahuan fuzzy akan berhubungan dengan suatu relasi fuzzy. Bentuk umum dari aturan yang digunakan dalam fungsi implikasi (4) Dengan x dan y adalah skalar, dan A dan B adalah himpunan fuzzy. Aturan yang mengikuti IF disebut sebagai antesenden sedangkan aturan yang mengikuti THEN disebut konsekuen. Aturan ini dapat diperluas dengan menggunakan operator fuzzy (5) Secara umum fungsi implikasi yang dapat digunakan yaitu sebagai berikut: 1 Min (minimum) Fungsi ini akan memotong output himpunan fuzzy. 11

12 2 Dot (product) Fungsi ini akan menskala output himpunan fuzzy. Pada model Sugeno ini, fungsi implikasi yang digunakan adalah fungsi min. c. Defuzzifikasi (Defuzzification) Proses defuzzifikasi pada model Sugeno dilakukan dengan perhitungan Weight Average (WA) E. Penelitian Terkait Tampubolon (2010) dalam penelitiannya Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Penyakit Diabetes Mellitus Dengan Metode Sugeno, dengan salah satu kesimpulannya yaitu dengan menggunakan metode inferensi model Sugeno dalam penentuan penyakit Diabetes Mellitus, diperoleh hasil yang sama antara hasil sistem dengan hasil perhitungan manual. Triyuniarta, dkk (2009) dalam penelitiannya Aplikasi Logika Fuzzy Untuk Pendukung Keputusan Penentuan Keluarga Miskin Di Kota Yogyakarta diperoleh kesimpulan bahwa Aplikasi sistem pendukung keputusan yang dibuat dapat membantu pemerintah untuk mengetahui persentase keluarga miskin berdasarkan tahun pendataan sehingga pemerintah dapat mengetahui keberhasilan pengentasan kemiskinan dari tahun ke tahun. Hafsah, dkk (2008) dalam penelitiannya Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan Di SMU Dengan Logika Fuzzy salah satu kesimpulan dari penelitiannya yaitu Logika fuzzy dapat diterapkan dalam memilih salah satu jurusan di SMU dengan kemungkinan hasil atau output yang lebih baik, karena setiap keluaran atau output data disertai atau diberikan nilai dukungan yaitu 12

13 persentase kedekatan atau nilai keanggotaan (degree of membership). Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada model yang digunakan yakni, pada penelitian ini menggunakan model mamdani sedangkan yang penulis gunakan adalah model sugeno. 13