BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Informasi akuntansi merupakan informasi kuantitatif dalam bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. menjelaskan kondisi keuangan suatu entitas yang ingin disampaikan kepada pihak-pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baridwan dalam As ad (2010:26) merupakan ringkasan dari suatu

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Standar Akuntansi Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEMAMPUAN ARUS KAS DAN LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tanggungjawab terhadap konsumsi dan alokasi sumber daya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai

BAB I PENDAHULUAN. Para pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1. Pengertian dan Manfaat Laporan Arus Kas

BAB 1 PENDAHULUAN. terpisahkan. Hal ini dikarenakan pelaporan keuangan memiliki tujuan-tujuan umum

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) laporan keuangan

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya untuk mengurangi ketidakpastian investasi adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman

KEMAMPUAN INFORMASI ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN. (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur. Go Publik di Bursa Efek Indonesia)

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dan

KEMAMPUAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS DI MASA YANG AKAN DATANG

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2):

Laporan Keuangan: Neraca

BAB I PENDAHULUAN. Eropa, harus segera direspons pemerintah. Penurunan nilai tukar rupiah terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan masih diyakini sebagai alat yang

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Tidak bisa dipungkiri bahwa pertumbuhan sektor industri atau manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. serta kepastian dari hasil evaluasi laporan keuangan. terhadap pihak intern dan ekstern perusahaan selama periode tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dari kinerjanya. Makin baik kinerja suatu perusahaan, semakin baik

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI. PSAK 1 revisi 2009 paragraf 5 menyatakan Laporan keuangan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Penilaian investor akan prospek laba dimasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat yang handal bagi para pemakainya untuk mengurangi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sumber pembiayaan usaha. Pasar modal merupakan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan kinerjanya agar

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keuangan dari beberapa ahli, antara lain sebagaiberikut:

PENGGUNAAN INFORMASI LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA MASA DEPAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengan menjembatani hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

KEMAMPUAN INFORMASI LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI EARNINGS DI MASA YANG AKAN DATANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dan kinerja perusahaan. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat

BAB II TINJAUAN TEORITIS. untuk menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan sehingga kas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANFAAT INFORMASI LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA MASA YANG AKAN DATANG

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian laporan keuangan adalah suatu laporan yang berisikan informasi seputar

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan salah satunya menyusun laporan keuangan. Perusahaan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, pengertian dari Usaha

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari pelaporan keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal indonesia telah menjadi fenomena tersendiri, dan menjadi catatan sebuah

Penyusunan Laporan Keuangan Pada Stars Auto Care 99 Periode Januari 2014

BAB I PENDAHULUAN. arus kas (Sulistyawan dan Septiani, 2015). Penilaian ini dapat dilihat dari

Kemampuan Laba dan Komponen Arus Kas dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas

BAB I PENDAHULUAN. SFAC No. 1 tujuan dari pelaporan keuangan yaitu untuk memberikan

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTURDI KABUPATEN SRAGEN

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Laporan Arus Kas. menjadi beberapa aktivitas yaitu: a. Aktivitas Operasi. b. Aktivitas Investasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan untuk mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, laporan. Pengertian laporan keuangan ada berbagai macam, yaitu:

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Menurut IAI (2009) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi ini perusahaan dituntut untuk bekerja secara maksimal

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Informasi Akuntansi Informasi akuntansi adalah informasi yang dihasilkan oleh akuntansi. Akuntansi adalah sebuah sistem yang mengukur aktifitas perusahaan, memproses informasi kedalam laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi akuntansi bersifat keuangan, tentang suatu perusahaan, dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pengguna dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Media yang digunakan untuk menyajikan dan mengkomunikasikan informasi akuntansi adalah laporan keuangan.informasi akuntansi bermanfaat bagi perusahaan dalam mempengaruhi pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan. Informasi akuntansi merupakan informasi kuantitatif dalam bentuk moneter yang menjelaskan kondisi keuangan suatu entitas yang ingin disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan yang berada di luar ataupun di dalam perusahaan tersebut. Informasi akan bermanfaat apabila mempunyai nilai serta dapat digunakan dan dipercaya oleh para pemakai informasi tersebut. Dalam Suwardjono (2003), informasi dikatakan mempunyai nilai (kebermanfaatan keputusan) apabila informasi tersebut : 6

7 1. Menambah pengetahuan pembuat keputusan tentang keputusannya di masa lalu, sekarang atau masa depan. 2. Menambah keyakinan para pemakai mengenai profitabilitas terealisasinya suatu harapan dalam kondisi ketidakpastian. 3. Mengubah keputusan atau perilaku para pemakai. Sudah seharusnya suatu perusahaan menyediakan informasi akuntansi dalam laporan keuangannya sebagai informasi yang berkualitas, yang dapat dipercaya dan diandalkan oleh pengguna laporan keuangan. Sesuai dengan pernyataan dalam Standar Akuntansi Keuangan, manajemen menetapkan kebijakan untuk memastikan bahwa laporan keuangan menyajikan informasi yang sedemikian rupa sehingga memberikan informasi yang dapat dipahami, relevan, keterandalan, dan dapat dibandingkan. Informasi yang dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat dibandingkan ini menjadi karakteristik kualitatif laporan keuangan, seperti yang tertuang dalam kerangka dasar Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), 2009 dan juga Standards of Financial Accounting Concept No. 2 Qualitative Characteristics of Accounting Information (SFAC). Penjelasan mengenai dapat dipahami, relevan, keterandalan, dan dapat dibandingkan adalah sebagai berikut : 1. Dapat Dipahami Dapat dipahami yaitu kualitas penting yang ditampung, dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna.untuk maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan

8 yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. 2. Relevan Relevan yaitu Agar bermanfaat informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan, informasi yang relevan yang memiliki nilai prediksi, umpan balik serta ketepatan waktu, yang mampu membantu para pemakai informasi dalam mengambil keputusan ekonomi berdasarkan hasil dari evaluasi kejadian di masa lalu, masa kini, dan masa depan. 3. Keandalan Informasi yang andal yaitu kualitas informasi yang mampu memberikan keyakinan bahwa informasi tersebut benar atau valid, dapat dipercaya dan diandalkan. Dimana kualitas tersebut mengandung nilai ketepatan dalam penyajian, yaitu disajikan sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya secara wajar, bersifat netral yaitu tidak berpihak pada kelompok tertentu atau hanya untuk memenuhi kepentingan kelompok tertentu, dan bebas dari pengertian yang menyesatkan atau kesalahan material. 4. Dapat dibandingkan Informasi yang memiliki daya banding yaitu informasi yang dapat dibandingkan secara antar periode ini dilakukan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

9 Setelah perusahaan dapat menyajikan laporan keuangannya dengan memenuhi karakteristik di atas, maka pemakai laporan keuangan dapat meyakinkan dirinya atas informasi yang terdapat pada laporan keuangan tersebut. Hal ini dapat mempengaruhi keputusan-keputusan ekonomi para pemakai laporan keuangan khususnya investor dan kreditor untuk dapat memberikan keputusan atau kontribusi yang menguntungkan bagi perusahaan tersebut. B. Laporan Keuangan Akuntansi pada tingkatan manajerial adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, penganalisisan dan pengkomunikasian informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen untuk merencanakan, mengevaluasi, dan mengendalikan operasi sebuah organisasi. Pada akuntansi keuangan, hasil proses akhir yang dihasilkan adalah laporan keuangan yang menyangkut perusahaan secara keseluruhan, yang informasinya ditujukan kepada pihak-pihak internal maupun eksternal. Tidak semua informasi dilaporkan dalam laporan keuangan, karena menurut FASB, beberapa informasi keuangan hanya dapat atau lebih baik disajikan melalui pelaporan keuangan. Oleh karena itu, istilah pelaporan keuangan (financial reporting) berbeda dengan laporan keuangan (financial statements). Pelaporan keuangan lebih luas dari pada laporan keuangan, dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan

10 utama kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter. Laporan keuangan (financial statements) yang sering disajikan adalah : 1. Laporan posisi keuangan, sering disebut sebagai laporan aktiva dan kewajiban atau laporan posisi keuangan. a. Laporan posisi keuangan disiapkan per tanggal tertentu. b. Laporan posisi keuangan melaporkan aktiva yang dimiliki perusahaan per tanggal tersebut serta klaim dari kreditor dan pemilik atas aktiva tersebut. 2. Laporan laba rugi komprehensif, sering disebut sebagai laporan operasional. a. Laporan laba rugi komprehensif, disiapkan untuk suatu periode, misalnya satu tahun, satu kuartal, atau satu bulan. b. Untuk periode tersebut, laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban dan laba atau ruginya. 3. Laporan ekuitas pemilik, sering disebut sebagai laporoan ekuitas pemegang saham. a. Laporan ekuitas pemilik disiapkan untuk periode, misalnya satu tahun, satu kuartal, atau satu bulan. b. Untuk periode tersebut, laporan ini melaporkan perubahan dalam ekuitas karena laba atau rugi serta keuntungan atau kerugian tertentu yang meliputi laba komprehensif lainya, dan transaksi

11 lainnya dengan pemilik yang menambah atau mengurangi ekuitas. Transaksi lainnya tersebut termasuk investasi tambahan oleh pemilik dalam usaha, pembayaran deviden atau distribusi kepada pemilik, atau pembelian kembali saham dari pemilik oleh perusahaan. 4. Laporan arus kas a. Laporan arus kas disiapkan untuk periode, misalnya satu tahun, satu kuartal, atau satu bulan. b. Laporan ini merinci penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama periode tersebut dan memperlihatkan bagaimana semua perubahan-perubahannya secara bersama-sama menghasilkan perubahan kas di neraca dari awal hingga akhir periode. 5. Catatan atas laporan keuangan Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Dalam rangka membantu pengguna laporan keuangan dan membandingkannya dengan laporan keuangan perusahaan lain, catatan atas laporan keuangan umumnya disajikan dengan urutan sebagai berikut : a. Pengungkapan mengenai dasar pengukuran dan kebijakan akuntansi yang diterapkan.

12 b. Informasi pendukung pos-pos laporan keuangan sesuai urutan sebagaimana pos-pos tersebut disajikan dalam laporan keuangan dan urutan penyajian komponen laporan keuangan. c. Pengungkapan lain termasuk kontinjensi, komitmen, dan pengungkapan keuangan lainnya serta pengungkapan yang bersifat non-keuangan. Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur atau elemen laporan keuangan.berdasarkan IAI tahun 2009 terdapat lima elemen laporan keuangan, yaitu : 1. Asset, adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari manfaat ekonomi di masa depan yang diharapkan akan diperoleh perusahaan. 2. Kewajiban, merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus kas keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. 3. Ekuitas, adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. 4. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk dari pelaksanaan aktivitas perusahaan

13 yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda, seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividen, royalty, dan sewa. 5. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas yang biasa meliputi misalnya, beban pokok penjualan, beban gaji, dan beban penyusutan. Beban tersebut biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya asset seperti kas, persediaan, dan asset tetap. Menurut PSAK No 1 per 1 juli 2009 revisi tahun 1998 tujuan laporan keuangan secara umum adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada manajemen. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi : 1. Aktiva 2. Kewajiban 3. Ekuitas 4. Pendapatan dan beban,dan 5. Arus kas Informasi-informasi tersebut beserta informasi lainnya terdapat dalam catatan atas laporan keuangan membantu pengguna laporan keuangan dalam

14 memprediksi arus kas pada masa mendatang, khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas. Pelaporan keuangan dan laporan keuangan berbeda dalam hal kegunaan masing-masing. Beberapa informasi penting akan lebih baik disajikan dalam laporan keuangan, dan beberapa informasi penting lainnya akan lebih baik bila dilaporkan dalam media laporan lain. SFAC No.1 dalam Anis Chariri dan Imam (2007), disebutkan bahwa tujuan pelaporan keuangan tidak terbatas pada isi dari laporan keuangan tetapi juga media pelaporan lainnya. Dengan kata lain, cakupan pelaporan keuangan adalah lebih luas dibandingkan laporan keuangan. Dalam PSAK No. 1 per 1 juli 2009 revisi 1998 dijelaskan mengenai tujuan umum dari laporan keuangan adalah laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan keuangan. Dapat disimpulkan, bahwa pelaporan keuangan dan laporan keuangan sama-sama bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi mengenai kondisi perusahaan dan prospek kelangsungan usahanya di masa mendatang, yang digunakan para pengguna laporan keuangan khususnya external users, dalam membuat keputusan-keputusan strategis. Secara umum kalangan pemakai laporan keuangan meliputi internal users (pemakai dari dalam perusahaan) dan exsternal users (pemakai dari luar perusahaan). Internal users terdiri dari manajemen yang terlibat dalam operasi dan pengambilan keputusan strategis perusahaan. Menurut Standar Akuntansi

15 Keuangan (SAK) paragraph 9 tahun 2009, disebutkan pihak-pihak External users terdiri dari : 1. Investor dan potensial investor, membutuhkan informasi yang terdapat pada laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan untuk mempertahankan, menjual atau menambah saham yang dimilikinya. 2. Pemasok dan kreditor usaha lainnya, menggunakan laporan keuangan untuk menilai kemampuan pinjaman untuk membayar bunga dan membayar kembali pokok pinjaman pada saat jatuh tempo. 3. Karyawan, menggunakan informasi laporan keuangan untuk menilai kewajaran gaji, bonus dan kondisi kerja. 4. Pemberi pinjaman, pemberi pinjaman tertarik dengan informasi laporan keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. 5. Regulatory agencies atau pemerintah, membutuhkan atau menggunakan laporan keuangan untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistic pendapatan nasional dan statistic lainnya. 6. Customers atau pelanggan, berkepentingan dengan informasi tentang kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang-hutangnya pada saat jatuh tempo. 7. Badan-badan atau pihak-pihak yang peduli lingkungan, akademisi, masyarakat umum dan kelompok-kelompok khusus yang mencoba untuk

16 mempengaruhi perusahaan yang berkaitan dengan keuangannya atau kepentingan-kepentingan lain. Para pengguna laporan keuangan dapat menilai kinerja perusahaan dari informasi yang disajikan dalam laporan keuangan, terutama bagi investor dan kreditor. Konsep dasar indikator kinerja adalah suatu ukuran kuantitatif atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu, indikator kinerja merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun setelah kegiatan selesai. Laporan laba rugi dan arus kas adalah indikator yang menjadi perhatian utama bagi investor dan kreditor. C. Laporan Laba Rugi Komprehensif dan Kegunaannya Laporan laba rugi komprehensif merupakan bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menyajikan unsur-unsur pendapatan dan biaya perusahaan sehingga menghasilkan laba atau rugi bersih. Laporan laba rugi komprehensif merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja dari suatu perusahaan selama suatu periode tertentu. Informasi tentang kinerja suatu perusahaan terutama tentang profitabilitas, dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan di masa yang akan datang. Informasi tersebut juga seringkali digunakan untuk memperkirakan kemampuan suatu perusahaan untuk

17 menghasilkan kas dan aktiva yang disamakan dengan kas di masa yang akan datang (PSAK No. 25 per 1 juli 2009 reformat 2007). Penyusunan laporan laba rugi ada dua bentuk, yaitu : 1. Bentuk single step, atau biasa disebut dengan bentuk langsung. Dalam bentuk single step, pendapatan dikurangkan dengan biaya untuk menghitung laba bersih atau rugi bersih. Jadi hanya ada dua pengelompokan, yaitu pendapatan dan biaya. Dalam mempertemukan unsur pendapatan dan biaya hanya dilakukan satu tahap, dimana seluruh pendapatan dari manapun asalnya dijumlahkan terlebih dahulu untuk menghasilkan total pendapatan dalam suatu periode. Begitu pula dengan unsur-unsur biaya, seluruh biaya dijumlahkan tanpa menunjukkan apakah biaya itu terjadi dalam rangka usaha pokok untuk menghasilkan total biaya dalam suatu periode. 2. Bentuk multiple step, atau biasa disebut dengan bentuk bertahap. Dalam bentuk multiple step, unsur-unsur pendapatan dan biaya diklasifikasikan menurut sumbernya, dalam kaitannya dengan kegiatan atau usaha pokok perusahaan. Secara umum laporan laba rugi bentuk bertahap menunjukan adanya pemisahan hasil usaha (laba rugi) menurut sumbernya, misalnya pemisahan dari sumber aktivitas operasi dan non operasi perusahaan. Kemudian biaya juga diklasifikasikan berdasarkan fungsi-fungsi pokok perusahaan, misalnya fungsi pembelian, penjualan, produksi dan administrasi. Penyajian dalam bentuk ini, memungkinkan

18 pemakai membandingkan secara langsung biaya berjalan dengan biaya tahun sebelumnya serta biaya antar kegiatan atau fungsi dalam tahun yang sama. Bagi internal perusahaan khususnya manajemen, laporan laba rugi dapat menjadi informasi untuk menilai sampai seberapa jauh efisiensi biaya dan laba yang dapat dicapai oleh perusahaan atas kinerja yang telah dilakukan. Oleh karena itu, selanjutnya hal ini dapat dijadikan motivasi bagi manajerial dan seluruh karyawan untuk terus berkinerja lebih baik lagi. Laporan laba rugi komprehensif dapat digunakan untuk membantu pemakai laporan keuangan memprediksi arus kas masa mendatang. informasi laba rugi dapat digunakan oleh investor dan kreditor untuk : a. Mengevaluasi kinerja masa lampau perusahaan. Dengan memeriksa pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya, maka pemakai laporan laba rugi dapat menilai kinerja perusahaan dan membandingkannya dengan perusahaan pesaing. b. Menyediakan basis untuk memprediksi kinerja di masa yang akan datang. Informasi kinerja masa lampau dapat digunakan dalam menentukan trend penting yang menyediakan informasi kinerja masa mendatang. c. Membantu menilai risiko atau ketidakpastian dari arus kas masa mendatang. Komponen-komponen dalam informasi laba, seperti pendapatan, biaya, laba, dan rugi menggambarkan hubungan di antara

19 komponen tersebut dan dapat digunakan untuk menilai risiko pada tingkat tertentu suatu arus kas di masa mendatang. Para pemakai laporan laba rugi komprehensif perlu menyadari keterbatasan tertentu dari informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi yang akan mengurangi manfaat dari laporan ini untuk meramalkan jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan. Beberapa keterbatasan tersebut diantaranya adalah (Kieso, 2005) : 1. Laporan laba rugi komprehensif tidak memuat banyak pos yang memberi kontribusi terhadap pertumbuhan dan kesehatan perusahaan secara umum. 2. Angka laba seringkali dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan. 3. Ukuran laba merupakan subjek estimasi. D. Laporan Arus kas dan Kegunaannya Statement of cash flows a summary of the cash receipts and cash payments for a specific period of time, such as a month or a year (Reeve et al. 2008: 18). Laporan arus kas (cash flow statement) adalah laporan keuangan yang memperlihatkan pengaruh dari aktivitas-aktivitas operasi, pendanaan, dan investasi perusahaan terhadap arus kas selama periode akuntansi tertentu dalam suatu cara yang merekonsiliasi saldo awal dan akhir kas. Laporan arus kas adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajiannya pada setiap perusahaan yang menyajikan laporan keuangan. Laporan arus kas adalah suatu rangkuman baik penerimaan atau pengeluaran kas

20 selama satu periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Pada awalnya laporan keuangan hanya terdiri dari laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif. Laporan arus kas pertama kali ditetapkan sebagai bagian dari laporan keuangan pada tahun 1987 melalui SFAS No. 95 yang menghendaki laporan arus kas sebagai pengganti laporan perubahan posisi keuangan dan sebagai bagian dari laporan keuangan. Alasan utama keputusan FASB yang mengharuskan perusahaan menyediakan laporan arus kas adalah keinginan untuk membantu para investor dan kreditor agar dapat memprediksi arus kas masa mendatang dengan lebih baik. Laporan arus kas wajib untuk dilaporkan di Indonesia pada tahun 2009 melalui Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 paragraf 1, disebutkan bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Kebijakan ini tentu saja berkaitan dengan manfaat yang dapat diambil para pemakai laporan keuangan khususnya investor dan kreditor. Informasi arus kas menyajikan informasi yang berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas yang memungkinkan para pemakai, dan pemakai potensial mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. Informasi dalam laporan arus kas akan membantu para

21 pemodal, kreditor, dan pihak-pihak lainnya dalam menilai bermacam-macam aspek dari posisi keuangan perusahaan : a. Kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas di masa depan. b. Kemampuan entitas untuk membayar deviden dan memenuhi kewajibannya. c. Penyebab perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari kegiatan operasi. d. Transaksi investasi dan pembiayaan yang melibatkan kas dan non kas selama suatu periode. Laporan arus kas dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu : 1. Arus kas dari kegiatan operasi Arus kas operasi merupakan arus kas yang berasal dari kegiatan operasi yang dihasilkan akibat transaksi dan kejadian yang mempengaruhi laba operasional baik dari produksi dan penjualan barang maupun persediaan. 2. Arus kas dari kegiatan investasi Merupakan arus kas dari kegiatan seperti pembelian dan penjualan suratsurat berharga, pembelian dan penghentian berbagai asset seperti peralatan, tanah, dan asset lain. 3. Arus kas dari kegiatan pendanaan Arus kas pendanaan merupakan arus kas yang dihasilkan dari penerbitan saham atau obligasi baru, pembayaran deviden, pembelian kembali saham perusahaan, peminjaman utang maupun pelunasan utang.

22 Tidak seperti laporan keuangan utama lainnya, laporan arus kas tidak disiapkan dari neraca saldo yang telah disesuaikan. Informasi untuk menyiapkan laporan ini biasanya berasal dari tiga sumber : 1. Neraca komparatif, menyajikan jumlah perubahan aktiva, kewajiban, dan ekuitas dari awal hingga akhir periode. 2. Laporan laba rugi periode berjalan, berisi data yang membantu penentuan jumlah kas yang diterima atau digunakan oleh operasi selama periode berjalan. 3. Data transaksi tertentu, memberikan informasi tambahan terinci yang dibutuhkan untuk menentukan bagaimana kas diterima dan digunakan selama periode berjalan. Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kebutuhan perusahaan dalam menggunakan kas dan setara kas. Oleh karena itu, dalam proses pengambilan keputusan ekonomi suatu perusahaan perlu dilakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian yang diperolehnya. E. Penelitian terdahulu Beberapa peneliti melakukan pengujian untuk membandingkan manfaat informasi laba dan arus kas. Menurut Syafriadi (2000) dengan mengetahui sifat laba sebagai data seri waktu, maka perubahan laba tersebut bersifat acak dan ada

23 korelasi yang serial. Hal ini menunjukkan bahwa laba memiliki potensi sebagai prediktor. Finger (1994) juga menguji mengenai relevansi laba untuk kemampuannya memprediksi laba dan arus kas masa depan, dan menyimpulkan bahwa laba adalah signifikan sebagai prediktor laba di masa depan sampai dengan periode 8 tahun di muka dan laba baik digunakan secara parsial maupun serentak dengan arus kas merupakan prediktor yang signifikan juga bagi arus kas. Arus kas dalam periode jangka pendek adalah prediktor arus kas yang lebih baik dibandingkan dengan laba atas arus kas. Namun, hasil penelitian yang dilakukan oleh Parawiyati dan Baridwan (1998) yang juga meneliti kemampuan laba dan arus kas dalam memprediksi laba dan arus kas perusahaan manufaktur mempublik di Indonesia menemukan bahwa, baik dengan memasukkan faktor deflator (consumer price index) maupun tanpa faktor deflator tersebut, prediktor laba memberikan pengaruh yang lebih besar dalam memprediksi laba dan arus kas untuk periode satu tahun ke depan dibandingkan dengan prediktor arus kas. Kusuma (2003) dalam penelitiannya menguji nilai tambah kandungan informasi laba dan arus kas, khususnya arus kas pada saat laba bersifat permanen. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa laba tidak mempunyai nilai tambah kandungan informasi di luar informasi yang diberikan oleh arus kas operasi. Arus kas operasi mempunyai nilai tambah kandungan informasi di luar informasi yang diberikan oleh laba serta memiliki nilai tambah kandungan informasi pada saat laba mengandung komponen transitori.

24 Cheng et al. (1996) juga menguji nilai tambah informasi arus kas operasi ketika laba bersifat transitori. Secara umum hasilnya menunjukkan bahwa nilai tambah kandungan informasi arus kas operasi menunjukkan peningkatan ketika sifat permanen laba menurun. Nilai tambah kandungan informasi arus kas diduga akan meningkat ketika laba mempunyai kemungkinan besar tersentuh oleh praktik-praktik manipulasi yang menyebabkan munculnya komponen transitory dalam laba. Supriyadi (1999) dalam penelitiannya mengenai kemampuan laba versus arus kas dalam memprediksi arus kas masa depan menggunakan tiga model peramalan arus kas, yaitu cash flow model, earnings model, dan earnings-cash flow model. Berdasarkan pengujian hipotesisnya dinyatakan bahwa data arus kas memberikan informasi yang lebih baik untuk meramalkan arus kas masa depan dibandingkan dengan laba. Ia juga menegaskan bahwa laba menambah sedikit terhadap kemampuan arus kas dalam memprediksi arus kas masa depan. Hasil yang senada juga diperoleh oleh DeFond dan Hung (2001) yang juga menguji arus kas dan laba untuk memprediksi arus kas masa depan antara perusahaan dengan atau tanpa ramalan arus kas. Hasil penelitiannya mengindikasikan bahwa laba secara signifikan memiliki sedikit kemampuan dan arus kas secara signifikan memiliki kemampuan yang lebih besar untuk memprediksi arus kas masa depan di antara perusahaan-perusahaan dengan ramalan arus kas. Temuannya ini konsisten dengan permintaan partisipan pasar akan ramalan arus kas ketika laba secara relatif kurang informatif dan arus kas

25 lebih informatif dalam memprediksi arus kas masa depan. Mereka mengekspektasi bahwa arus kas membantu partisipan pasar menginterpretasi informasi yang terkandung dalam laba, dan menilai viabilitas perusahaan. Partisipan pasar mungkin menggunakan arus kas untuk menginterpretasi informasi dalam laba, contohnya dengan membandingkan arus kas terhadap laba bersih karena arus kas kurang subjektif daripada akrual. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kim dan Kross (2002) malah menyatakan bahwa kemampuan laba untuk memprediksi arus kas operasi masa depan meningkat dan peningkatan kemampuan prediksi ini sepanjang waktu bertahan untuk beberapa horizon peramalan. Mereka menggunakan tiga model untuk memprediksi arus kas operasi masa depan, yaitu earnings model, lalu earnings tersebut di disagregasi ke dalam arus kas dan komponen akrual yang disebut dengan full model. Untuk menilai kekuatan penjelas arus kas operasi dan komponen akrual, full model tersebut dipecahnya menjadi CFO model dan accrual model. F. Kerangka Pemikiran Dasar penelitian dari penelitian ini adalah mencoba untuk mencari bukti empiris mengenai muatan informasi dari laba bersi dan arus kas operasi bagi para pemakai laporan keuangan, khususnya investor di Bursa Efek Indonesia. Berikut ini gambaran pengaruh informasi laba bersih dan arus kas operasi dalam memprediksi arus kas dimasa mendatang pada gambar 2.1 :

26 Gambar 2.1 Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi dalam Memprediksi Arus Kas dimasa Mendatang Variabel Independen Variabel Dependen ( X ) ( Y ) Laba Bersih Arus Kas Operasi H1 H2 Arus Kas Di masa Mendatang H3