BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan data pertumbuhan terakhir yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk indonesia mencapai 252,20 juta jiwa (BPS: 2015). Dimana

BAB I PENDAHULUAN. Zakat adalah salah satu rukun islam yang bercorak social-ekonomi dari

BAB I PENDAHULUAN. 90-an dan setelah tahun 90-an memiliki beberapa perbedaan yang mendasar. Pada

BAB I PENDAHULUAN. ingin berkembang. Indonesia yang merupakan Negara berkembang tentunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor keuangan, terutama industri perbankan, berperan sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

ANALISIS EISIENSI LEMBAGA AMIL ZAKAT (LAZ) DI INDONESIA MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan hal yang terpenting bagi setiap Negara,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. akademis serta bermunculannya lembaga perekonomian islam di Indonesia. Begitu

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. intermediasi. Aset, deposito dan beban personalia sebagai faktor input serta Kredit

EFISIENSI KINERJA KEUANGAN BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA): PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius

BAB I PENDAHULUAN. Zakat sebagai sistem jaminan sosial bagi penanggulangan kemiskinan sangat

BAB I PENDAHULUAN. tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 238 Juta Jiwa. Dengan jumlah mayoritas muslim mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. dunia sehingga memiliki potensi zakat yang cukup besar. melansir

ANALISIS TINGKAT EFISIENSI ORGANISASI PENGELOLA ZAKAT (OPZ) DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis data sekunder

BAB I PENDAHULUAN. oleh Bangsa Indonesia. Pada satu sisi pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Secara demografik dan kultural, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. di dunia dan di akhirat. Disamping itu, Islam juga mengajarkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Zakat Center Thoriqotul Jannah (Zakat Center) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, hal ini diperkuat dengan diterbitkannya Undang-Undang No.38 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. itu bertugas untuk mengelola dana sebagaimana mestinya. Zakat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan yang bersifat spritual. Firman Allah QS. Al-Māidah/5: telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Ku-ridhai

Title: The Variables that Affect Compliance of Muslim Merchants for Zakat Maal in the District of Cianjur

No (BAZNAS) yang secara kelembagaan mempunyai kewenangan untuk melakukan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat secara nasional

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

EFISIENSI KINERJA BAZNAS BOGOR DAN SUKABUMI: PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. muslim dengan jumlah 88,1 persen dari jumlah penduduk indonesia

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. mana hal ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. periode tahun Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Maret 2006

BAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan intermediasi memandang bahwa sebuah lembaga keuangan

A. Latar Belakang. 1 Peri Umar Farouk, Sejarah Perkembangan Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan memerlukan pencatatan transaksi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan satu dari lima rukun Islam. Kewajiban mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

B A B. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. bagi seluruh rakyat Indonesia yang menjelaskan dan mengajak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua negara di dunia. Kemiskinan tidak bisa dianggap mudah untuk

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan gambaran kehidupan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan lapangan pekerjaan (Badan Pusat Statistik 2010). Oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu problematika yang melanda umat.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat

Bab I. Pendahuluan. pengembangan zakat menjadi salah satu pemerataan pendapaatan.

Laporan Hasil Survey: Survei Opini Publik di Wilayah Jabodetabek

BAB I PENDAHULUAN. Dampak terus menerus berzakat dan berinfaq, di dalam masyarakat dapat

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. negara adalah sektor perbankan. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. warga non-muslim agar memeluk agama Islam. Hal ini diperlukan tujuan

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan PSAK No 109, Zakat

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan di akhirat nanti. Islam sangat memegang tinggi prinsip solidaritas yang

BAB I PENDAHULUAN. kajiannya. Lebaga ini berdiri berdasarkan SK Rektor No.Un.3/Kp.07.6/104/2007 tanggal

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. manusia khususnya bangsa Indonesia, dan tidak sedikit umat yang jatuh

PEMERINGKATAN (RATING) LPZ DI INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua hal, yaitu pertama, kemiskinan itu sebagai akibat dari kemalasan

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 38,4 juta jiwa (18,2%) yang terdistribusi 14,5% di perkotaan dan 21,1% di

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung pada tahun 2008 dan sepanjang tahun 2009 kinerja perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkanya paket kebijakan Menteri Keuangan pada Desemeber 1983 yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah global, sering dihubungkan dengan

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui perbedaan nilai efisiensi pada bank umum persero (BUMN) dan

SKRIPSI PENGARUH ZAKAT YANG DIKELOLA BAZDA TERHADAP PENGENTASAN KEMISKINAN DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Menurut Aziz

BAB I PENDAHULUAN. tulang punggung perekonomian negara dimana sebagai salah satu pelaku. keseluruhan sistem keuangan (Abidin, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. islam bahkan juga di negara-negara barat. Terbukti dengan ditandai semakin

BAB I PENDAHULUAN. harta dan dilarang untuk memubazirkan dan menyia-nyiakannya, karena

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara yang tercatat memiliki penduduk Islam terbesar di dunia. Jumlah penduduk di Indonesia setiap tahun selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan data pertumbuhan terakhir yang diperoleh, penduduk di Indonesia pada 31 Desember 2010 mencapai 259.940.857 yang terdiri dari 132.240.055 laki-laki dan 127.700.802 perempuan, pada 31 Desember 2011 sebanyak 241 juta jiwa, dimana jumlah tersebut naik 3 persen dibandingkan tahun 2010. Sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2012 menjadi sekitar 224.775.796 jiwa dan terakhir ditahun 2013 mencapai 249,9 juta jiwa dimana 88 persen penduduk di Indonesia beragama Islam, sehingga Indonesia memiliki jumlah penduduk muslim terbesar di dunia meskipun Indonesia bukan Negara Islam (BPS: 2014). Dengan jumlah penduduk yang terbilang cukup banyak, Indonesia termasuk ke dalam negara berkembang. Keberadaan Indonesia sebagai negara berkembang, tidak terlepas dari berbagai permasalahan di bidang ekonomi. Salah satu permasalahan yang sedang di hadapi Negara Indonesia adalah masalah kemiskinan. Kemiskinan didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi standar hidup minimum, antara lain dalam hal pengukuran kemiskinan yang didasarkan pada konsumsi (Kuncoro, 2003: 123). Melihat 1

2 permasalahan seperti ini, agama Islam telah menawarkan solusi, yakni dengan kewajiban berzakat, serta disunahkannya infaq dan bershadaqah. Zakat merupakan suatu kewajiban bagi seluruh umat Islam yang mampu atau telah mencapai nisab dalam hartanya. Secara konsep, zakat merupakan sebuah hubungan yang vertikal sekaligus horizontal. Dalam hubungan horizontal, tujuan zakat tidak sekedar menyantuni orang miskin secara konsumtif, tetapi mempunyai tujuan yang lebih permanen yaitu mengentaskan kemiskinan (Qadir, 2001). Zakat memiliki potensi besar untuk perencanaan pembangunan, strategi pengelolaan, dan evaluasi kinerja zakat nasional. Berbagai studi menginformasi besarnya potensi zakat Indonesia. Studi terkini yang dilakukan oleh Firdaus et al. (2012) menemukan potensi zakat Indonesia mencapai Rp 217 triliun (3,4% dari PDB 2010), yang terdiri dari: (i) Potensi zakat rumah tangga dengan data SUSENAS tahun 2009, menggunakan pendekatan nishab beras, sebesar Rp 82,7 triliun; (ii) Potensi zakat perusahaan manufaktur swasta tahun 2006 sebesar Rp 114 triliun dan potensi zakat BUMN Rp 2,4 triliun; dan (iii) Potensi zakat tabungan tahun 2010 lembaga pemerintah, BUMN dan BUMD sebesar Rp 3,4 triliun, dan dari sektor perbankan Rp 13 triliun.

3 Tabel 1.1 Potensi Dana Zakat Indonesia, 2008-2012 2008 2009 2010 2011 2012 PDB Nominal (Rp triliun) 4.951,4 5.613,4 6.253,8 7.006,7 8.089,7 Potensi Zakat (Rp triliun) 1,0% dari PDB 49,5 56,1 62,5 70,1 80,9 1,7% dari PDB 84,2 95,4 106,3 119,1 137,5 2,0% dari PDB 99,0 112,3 125,1 140,2 161,8 *Data Potensi zakat Indonesia dari Kahf (1989) adalah; (i) Potensi 1 basis zakat meliputi output pertanian, peternakan, inventori perdagangan dan dana tunai; (ii) Potensi 2 menambahkan potensi 1 dengan return dari aset tetap yang digunakan di sektor industri, tranportasi dan konstruksi, serta pendapatan buruh dan profesional; dan (iii) Potensi 3 menambahkan potensi 2 dengan nilai modal dari aset tetap. Sumber: Diolah dari Nota Keuangan 2011 dan 2012. Kahf (1989) menguatkan temuannya, bahwa potensi zakat Indonesia berada di kisaran 1-2% dari PDB. Temuan berikut mendukung persepsi bahwa potensi zakat Indonesia adalah besar. Namun temuan berikut belum memperhitungkan kelayakan implementasinya perlu diterima dengan keterbatasan asumsi-asumsi yang menaunginya. Misal, dari perhitungan sektoral terlihat bahwa salah satu potensi zakat terbesar berasal dari sektor pertanian (Wibisono, 2015: 71-72). Dalam rangka meningkatkan daya guna, zakat yang memiliki potensi besar harus dikelola secara melembaga sesuai dengan syariat Islam, amanah, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi dan akuntabilitas sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat (UU Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat). Berdasarkan UU No. 23 tahun 2011 terdapat delapan lembaga amil zakat yang terdaftar di Indonesia yaitu Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Dompet Dhuafa, Rumah Zakat Indonesia, Pos Keadilan Peduli

4 Umat, Al-Azhar Peduli Umat, Swadaya Ummah, Baitul Maal Hidayatullah, dan Infaq Peduli Masyarakat Islami. Sedangkan masih banyak lembaga lain yang belum terdaftar sebagai Lembaga Amil Zakat (LAZ) namun secara berkala mengumpulkan dana Zakat Infaq dan Sedekah (ZIS) dari masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa jika terintegrasi dengan baik, penerimaan dana ZIS di Indonesia cukup tinggi (Syahidin, 2009). Djupri (2005) berpendapat bahwa bentuk dari organisasi pengelola zakat di masa lampau pada umumnya hanya berbentuk kepanitiaan yang keberadaannya sangat temporer, yaitu pada saat bulan ramadhan saja setelah itu panitia pun dibubarkan atau secara tidak langsung memang dianggap bubar, begitu pun setelah selesai pembagian zakat, dan sampai saat ini masih ada keberadaannya. Dalam hal ini, Qardhawi (2005) menegaskan bahwa efisiensi operasional amilin itu perlu ada. Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja secara teoritis merupakan salah satu kinerja yang mendasari seluruh kinerja semua organisasi. Kemampuan output yang maksimal dengan input yang ada merupakan ukuran kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu penelitian ini berusaha menganalisa tingkat efisiensi beberapa lembaga amil zakat di Indonesia diantaranya yaitu Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, dan PKPU (Pos Keadilan Peduli Umat) dalam menyalurkan dan mengumpulkan dana zakat. Dengan demikian, dapat diketahui operasional-operasional yang dapat ditingkatkan efisiensinya dan seberapa besar potensi dana terhimpun dan dana yang tersalurkan dapat dioptimalkan.

5 Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ANALISIS EFISIENSI LEMBAGA AMIL ZAKAT (LAZ) DI INDONESIA MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE 2012-2013 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dan judul skripsi yang telah ditentukan, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah seberapa besar tingkat efisiensi Lembaga Amil Zakat (LAZ) di Indonesia diantaranya yaitu Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, dan PKPU (Pos Keadilan Peduli Umat) dalam penyaluran dan pengumpulan dana zakat dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) pada periode 2012-2013? C. Tujuan Masalah Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat efisiensi Lembaga Amil Zakat (LAZ) di Indonesia diantaranya adalah Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, dan PKPU (Pos Keadilan Peduli Umat) dalam penyaluran dan pengumpulan dana zakat dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) periode 2012-2013.

6 D. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dan manfaat bagi pihak-pihak terkait, yaitu sebagai berikut: 1. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan di bidang ekonomi syariah khususnya dalam pengelolaan zakat dalam mengukur tingkat efisiensi lembaga amil zakat dengan metode terkait. 2. Bagi Akademisi Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi atau acuan kepada praktisi zakat dalam mengetahui sejauh mana tingkat efisiensi lembaga amil zakat (LAZ) agar dapat mengoptimalkan zakat dalam peningkatan kualitas pelayanan dan kinerjanya sehingga menghasilkan dampak positif terhadap masalah kemiskinan yang dihadapi Indonesia. E. Metode Penelitian 1. Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan dari lembaga Amil Zakat yang dipublikasikan dan literatur-literatur yang berkaitan dengan efisiensi pengelolaan dana zakat. Adapun sumber data dalam penelitian ini berasal dari 3 LAZ sebagai lembaga yang mempublikasikan laporan keuangannya sebagai

7 bentuk dari transparansi dan akuntabilitasi dalam mengelola dana zakat yang diperolehnya. Setelah data-data tersebut terkumpul, langkah berikutnya adalah pengolahan data dengan menentukan variabel input dan output. Input dan output yang digunakan dalam penelitian ini adalah Biaya Operasional (X1) dan Gaji Karyawan (X2) dengan output Penerimaan Dana (Y) dalam lembaga pengumpul dana zakat, kemudian input yang digunakan dalam lembaga sebagai penyalur dana zakat adalah Aktiva Lancar (X1) dan Aktiva Tetap (X2) dengan output Penyaluran Dana (Y). 2. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang beroperasi di Indonesia. Lembaga Amil Zakat memiliki klasifikassi lembaga pembentuk yang bervariasi, ada yang dibentuk oleh Lembaga Bisnis (Perbankan), ORMAS (Organisasi Masyarakat), LSM (Lembaga Masyarakat), dan Komunitas. Beberapa tahun terakhir muncul lembaga pengelola zakat dengan bentuk badan hukum yayasan ataupun lembaga kemanusiaan lainnya, namun tidak semua lembaga-lembaga tersebut dikukuhkan keberadaannya oleh pemerintah. Sampel dalam penelitian ini merupakan bagian dari populasi. Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling artinya metode pemilihan sampel dipilih berdasarkan pertimbangan yang berarti pemilihan sampel tidak secara acak yang informasinya diperoleh dengan pertimbangan tertentu. Sampel dalam

8 penelitian ini adalah Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, dan PKPU (Pos Keadilan Peduli Umat). 3. Metode dan Analisis Data Metode analisis penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, yaitu pengolahan data berupa input dan output yang diambil dari neraca keuangan dari masing-masing lembaga. Dalam penelitian ini menggunakan alat analisis Data Envelopment Analysis (DEA). DEA merupakan model analisis faktor produksi untuk mengukur tingkat efisiensi relatif dari set unit kegiatan ekonomi (UKE). DEA pada awalnya dikembangkan oleh Farell (1957) yang mengukur efisiensi teknik satu input dan satu output menjadi multi input dan multi output. DEA dipopulerkan oleh Charness, Cooper, dan Rhodes (1978) dengan asumsi constan Return to Scale (CRS) dan dikembangkan lagi oleh Bunker, charbess, dan cooper (1994) dengan asumsi Variabel Return to Scale (VRS). Kedua metode ini akhirnya terkenal sebagai model CCR dan BCC. Menurut Cooper, et al., teknik Data Envelopment Analysis (DEA) adalah such as mathematical programming which can handle large numbers of variables and contrains... Sehingga metode DEA dipilih karena dapat mengatasi keterbatasan metode rasio dan regresi yang tidak dapat menggunakan banyak input dan output. Mengacu pada penelitian sebelumnya, DEA (Data Envelopment Analysis) merupakan metode yang telah terstandarisasi sebagai alat

9 pengukuran kinerja suatu aktifitas unit, dengan proses pengolahannya menggunakan perangkat lunak WDEA (Rahmayanti, 2014). F. Sistematika Penulisan Penyusunan penelitian ini menggunakan sistematika sederhana dengan maksud agar lebih mudah menerangkan segala permasalahan yang menjadi pokok pembahasan sehingga lebih terarah pada sasaran. Kerangka sistematika penulisan ini terdiri atas 5 bab, yakni : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang pemaparan latar belakang masalah yang merupakan landasan pemikiran, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini merupakan landasan teori yang berisi tentang teori-teori yang mendasari, mendukung, dan relevan dengan penelitian tinjauan terhadap penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang metode penelitian yang meliputi sumber data input dan output yang digunakan dalam

10 penulisan ini, serta metode analisisnya untuk menjawab permasalahan yang ada dengan menggunakan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA). BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang penjabaran perhitungan data-data yang diperoleh dari penelitian hingga diketahui hasilnya, kemudian dilakukan analisa terhadap hasil data tersebut untuk mendapatkan sebuah kesimpulan. BAB V : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dari serangkaian pembahsan yang diuraikan dalam penelitian dan saran-saran yang perlu disampaikan, baik untuk subyek penelitian maupun bagi penelitian selanjutnya.