B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DI PERKANTORAN

dokumen-dokumen yang mirip
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Deputi IV Bidang Pengelolaan B3, LB3 dan Sampah Asdep PLB3 dan Pemulihan Lahan Terkontaminasi LB3

2014, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disin

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PEMANTAUAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 DI PROVINSI BANTEN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IDENTIFIKASI & TEKNIK PENYIMPANAN LIMBAH B3

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

Disampaikan Pada Kegiatan Bimbingan Teknis Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B September 2016

PEMBINAAN PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA

BERITA DAERAH KOTA CIREBON

KOP SURAT PERUSAHAAN

PEMBINAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA

KRITERIA PENGELOLAAN LIMBAH B3

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3

BERITA DAEARAH KOTA DEPOK NOMOR 123 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 299 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 245 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 300 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 106 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BAB V PEMBAHASAN. Beracun (B3) yang dihasilkan di PT Saptaindra Sejati site ADMO bahwa

BAB II LANDASAN TEORI. Pemerintah No 18 tahun 1999).

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

ContohPenilaianPROPER: PengelolaanLimbahB3Kegiatan Pertambangan

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 76 TAHUN 2009 TENTANG PELAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 151 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA KOTA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2010

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) PROVINSI BALI Jl. D.I. Panjaitan No. 1 Telp , Fax Denpasar 80233

BUPATI BANTUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 339 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 12 TAHUN 2009

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengelolaan dan Pengendalian Limbah B3

FORMULIR PERMOHONAN IZIN PENGUMPULAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN A. Cara Penyampaian Dokumen Permohonan 1. Pemohon izin harus menyampaikan

MERAH KUNING KUNING UNGU COKLAT

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 247 TAHUN 2016 TENTANG

FORMULIR PERMOHONAN REKOMENDASI PENGANGKUTAN DARAT LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 13 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

FORMULIR PERMOHONAN IZIN PENGUMPULAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 09 TH. 2010

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

AUDIT LIMBAH B3 Bahan Berbahaya dan Beracun

PENYIMPANAN DAN PENGUMPULAN LIMBAH B3

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PERIZINAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) PROVINSI BALI Jl. D.I. Panjaitan No. 1 Telp , Fax Denpasar 80233

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 06 TAHUN 2009 TENTANG PENGENDALIAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

Persyaratan Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 Yulinah Trihadiningrum 11 Nopember 2009

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

Keputusan Kepala Bapedal No. 2 Tahun 1995 Tentang : Dokumen Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PENGELOLAAN LIMBAH B3. Disampaikan oleh: Deputi MENLH Bidang Pengeloaan B3, Limbah B3, dan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup

PEMBINAAN PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 02 TAHUN 2008 TENTANG PEMANFAATAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

FORMULIR PERMOHONAN REKOMENDASI PENGANGKUTAN LAUT LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR : 1 Tahun TENTANG IZIN PENYIMPANAN SEMENTARA DAN/ ATAU PENGUMPULAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BAB III TINJAUAN UMUM TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH LIMBAH B3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1994 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PERIZINAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PENGUMUMAN PELELANGAN UMUM DENGAN PASCAKUALIFIKASI Nomor : 1059.Pm/612/UPGRK/2015

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Bahan Berbahaya dan Beracun) dan menghasilkan limbah B3 yang. berasal dari sumber spesifik dan sumber non spesifik.

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 40 TAHUN 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 27 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 673 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TUGAS AKHIR PENGELOLAAN LIMBAH B3 BENGKEL RESMI KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI SURABAYA PUSAT IA NATUL MUKHLISHOH

NERACA LIMBAH BAHAN BERBAHAYA BERACUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Rawannya Pelanggaran dalam Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

KEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188/103/KEP./ /2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN RUMAH MAKAN

BAB II DASAR-DASAR PENGELOLAAN LIMBAH B3

IMPLEMENTASI PERATURAN DAN KEBIJAKAN DI BIDANG PENGUMPULAN DAN PEMANFAATAN LIMBAH B3

Transkripsi:

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DI PERKANTORAN

DAFTAR ISI 1. Apakah Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun itu? 2. Bahaya Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun 3. Jenis Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun 7. Potensi Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari Perkantoran 8. Bagaimana Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun di Perkantoran. 4. Berdasarkan Kategori 5. Berdasarkan Sumber B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T 6. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

1 LIMBAH B3 R e U s e R e d u c e R e c y c l e Hampir semua kegiatan manusia akan menghasilkan limbah seperti dari kegiatan rumah tangga maupun perkantoran. Limbah tersebut apabila tidak dikelola dengan baik maka dapat menimbulkan dampak negatif bagi manusia maupun lingkungan. Salah satu limbah yang harus dikelola dengan baik dan sesuai dengan ketentuan adalah Limbah Bahan berbahaya dan beracun (B3).

Peraturan 2 Pemerintah No. 101 Tahun 2014, Pasal 3 : Setiap penghasil limbah Bahan berbahaya dan beracun (B3) wajib mengelola limbah B3 yang dihasilkannya Apakah Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) itu? Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun adalah Sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.

3 Bahaya Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Limbah B3 apabila tidak dikelola sesuai dengan ketentuan atau dibuang langsung ke lingkungan dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia serta makhluk hidup lainnya. Mengingat resiko tersebut, maka perlu diupayakan agar setiap kegiatan usaha dapat menghasilkan limbah B3 seminimal mungkin dan perlunya pengelolaan limbah B3 secara baik. Pengelolaan limbah B3 di- maksudkan agar limbah B3 yang dihasilkan oleh setiap kegiatan/usaha sesedikit mungkin bahkan diusahakan sampai nol, dengan mengupayakan reduksi pada sumber dengan pengolahan bahan, substitusi bahan, pengaturan operasi kegiatan dan penerapan teknologi bersih. Luka bakar akibat Abu batu bara yang dibuang sembarang (a), Luka akibat asam dari aki bekas (b) dan luka akibat arsen

4 Jenis Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, pembagian limbah B3 dibagi atas : Berdasarkan Kategori Limbah B3 kategori I merupakan Limbah B3 yang berdampak akut dan langsung, contoh : obat-obatan kadaluarsa, accu bekas, debu asbes, limbah laboratorium, pestisida/ddt, jarum suntik bekas dan lainlain. Limbah B3 kategori II merupakan Limbah B3 yang memiliki efek tunda & berdampak tidak langsung,

5 Berdasarkan Sumber 1) Limbah B3 dari sumber tidak spesifik adalah limbah B3 yang pada umumnya berasal bukan dari proses utamanya, tetapi berasal dari kegiatan pemeliharaan alat, pencuciaan, pengemasan dan lain-lain contohnya: Debu dan fiber asbes asbes putih, Lead scrap, Kemasan bekas B3, Minyak pelumas bekas, Limbah elektronik termasuk lampu TL, Sludge IPAL, Kain majun bekas (used rags) dan lain-lain. 2) Limbah B3 dari sumber spesifik adalah Limbah B3 sisa proses suatu industri atau kegiatan yang secara spesifik dapat ditentukan. 3) Limbah B3 dari B3 kadaluwarsa, B3 yang tumpah, B3 yang tidak memenuhi spesifikasi produk yang akan dibuang, dan bekas kemasan B3 Limbah B3 dari bekas kemasan B3 Sand Foundry dari Industri peleburan baja Oli bekas dari sumber tidak spesifik

6 Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) identifikasi & pencatatan Pengelolaan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan limbah B3. Pengelolaan limbah B3 bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai fungsinya kembali. Pelaporan Pengelolaan Penyimpanan Pengangkutan

7 Limbah bahan berbahaya dan beracun yang dihasilkan dari kegiatan perkantoran pada umumnya sedikit sehingga pengelolaannya sering terabaikan dan pengelolaanya disatukan dengan sampah domestik padahal berdasarkan Undang -Undang 32 Tahun 2009, setiap penghasil limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) wajib mengelola limbah B3 yang dihasilkannya sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang berlaku. Potensi Timbulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Perkantoran Potensi timbulan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dari kegiatan perkantoran berasal dari : 1. Ruangan kerja; 2. Pool/Garasi kendaraan; 3. Genset; 4. Dapur; 5. Kamar mandi; 6. Kantin.

Bagaimana pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Perkantoran? 8 Pengelolaan limbah B3 dari kegiatan perkantoran sama dengan dari kegiatan lainnya yaitu meliputi : 1. Tahapan pertama yang harus dilakukan adalah melakukan identifikasi terhadap sumber yang berpotensi menghasilkan limbah B3. Kegiatan yang berpotensi menghasilkan limbah B3 adalah : NO SUMBER LIMBAH B3 YANG DIHASILKAN 1. Pemakaian dari aktivitas kantor Catridge printer bekas, Toner bekas, Electronic Waste (Printer bekas, PC bekas dan alat-alat elektronik bekas lainnya) 2. Genset, kendaraan operasional Oli Bekas, Accu Bekas 3. Penerangan Lampu TL Bekas 4. Pemakaian dari aktivitas Pemeliharaan kebersihan Bekas kemasan bahan kimia (disinfektan, aerosol, pembersih lantai/kaca dan lain-lain) 2. Melakukan pencatatan terhadap jenis limbah B3 yang dihasilkan (jenis limbah B3 sesuai dengan hasil identifikasi) ke dalam log book.

9 CONTOH LIMBAH B3 DARI KEGIATAN DOMESTIK (RUMAH TANGGA & PERKANTORAN )

10 3. Menyimpan limbah B3 di Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 (TPS Limbah B3) dalam kemasan yang sesuai dengan karakteristik limbah B3 dan dilengkapi dengan simbol dan label serta disimpan dengan masa simpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku (PP 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun). Ketentuan masa simpan adalah sebagai berikut : a. 90 (sembilan puluh) hari sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk Limbah B3 yang dihasilkan sebesar 50 kg (lima puluh kilogram) per hari atau lebih; b. 180 (seratus delapan puluh) hari sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 kg (lima puluh kilogram) per hari untuk Limbah B3 kategori 1; c. 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 kg (lima puluh kilogram) per hari untuk Limbah B3

11 TPS LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Ketentuan teknis Tempat Penyimpanan Sementara limbah B3 mengacu kepada Kepdal No. 01/1995 tentang Tata cara penyimpanan dan pengumpulan limbah B3. Tentang Simbol dan Label Limbah B3.

KETENTUAN TEKNIS TPS LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN 12 1. Bagian luar bangunan diberi papan nama dan diberi simbol limbah B3 sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang disimpan; 2. Limbah B3 terlindung dari hujan dan sinar matahari; 3. Bangunan memiliki sistem ventilasi; 4. Bangunan dilengkapi dengan saluran dan bak penampung tumpahan (jika menyimpan limbah B3 cair); 5. Sistem penyimpanan menggunakan sistem blok / sel yang dipisahkan masing-masing blok/sel dipisahkan gang/tanggul; 6. Lokasi Penyimpanan Limbah B3 bebas banjir dan tidak rawan bencana (dapat direkayasa dengan teknologi untuk perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; 7. lokasi Penyimpanan Limbah B3 berada di dalam penguasaan Setiap Orang yang menghasilkan limbah B3 tersebut/tanah hal milik; 8. kemasan/limbah limbah B3 diberi alas/pallet; 9. Pengemasan limbah B3 dilakukan sesuai dengan bentuk dan karakteristik limbah B3 dan mampu mengungkung limbah B3 untuk tetap berada dalam kemasan; 10. Pengemasan limbah B3 dilengkapi dengan simbol label limbah B3 dengan Label paling sedikit memuat keterangan mengenai nama limbah B3, identitas penghasil limbah B3, tanggal dihasilkan limbah B3 dan tanggal pengemasan limbah B3; 11. kondisi kemasan limbah B3 bebas karat, tidak bocor dan tidak meluber; 12. Memiliki logbook/catatan untuk mendata/mencatat keluar masuk limbah limbah B3 yang memuat sumber, nama, jumlah dan karakteristik limbah B3, pelaksanaan penyimpanan dan pengelolaan lanjutan; 13. Dilengkapi dengan SOP tanggap darurat dan SOP Penyimpanan ; 14. Dilengkapi dengan alat pemadam api dan penanggulangan keadaan darurat lain yang sesuai ; 15. Serta tersedia fasilitas P3K yang mudah dijangkau.

13 KETENTUAN TEKNIS TPS LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Papan nama, symbol limbah B3 Saluran ceceran, system sel, dan tanggul Pallet dan symbol dan label pada kemasan APAR, Shower SOP Penyimpanan dan Tanggap Darurat P3K, Alaram

SIMBOL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN 14 Simbol dan label limbah B3 mengacu kepada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2013 Tentang Simbol dan Label Limbah B3.

15 SIMBOL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PADA KEMASAN A. Pengemasan Limbah B3 dilakukan dengan menggunakan kemasan yang : 1. Terbuat dari bahan yang dapat mengemas Limbah B3 sesuai dengan karakteristik Limbah B3 yang akan disimpan; 2. Mampu mengungkung Limbah B3 untuk tetap berada dalam kemasan; 3. Memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya tumpahan saat dilakukan penyimpanan, pemindahan atau pengangkutan; dan 4. Berada dalam kondisi baik, tidak bocor, tidak berkarat, atau tidak rusak. B. Kemasan Limbah B3 wajib dilekati Label Limbah B3 dan Simbol Limbah B3. C. Label Limbah B3 paling sedikit meliputi keterangan mengenai : 1. Nama Limbah B3; 2. Identitas Penghasil Limbah B3; 3. Tanggal dihasilkannya Limbah B3; dan Tanggal Pengemasan Limbah B3.

4. Jika limbah B3 yang disimpan di TPS limbah B3 sudah mencukupi atau akan habis masa simpannya maka segera menyerahkan limbah B3 yang disimpan ke pihak ketiga yang berizin. 16 PIHAK KETIGA PENERIMA LIMBAH B3 MEMILIKI IZIN YANG SESUAI KETENTUAN Pihak ke-3 memiliki izin sebagai Pengelola limbah B3 (pengumpul/pengolah/pemanfaat/penimbun) Izin pengelolaan Limbah B3 pihak ke-3 belum habis masa berlaku Pihak ketiga pemanfaat limbah B3 Pihak ke-3 memenuhi ketentuan izin yang berlaku / sesuai dengan izin yang dimiliki Limbah B3 yang dikelola oleh pihak ke-3 sesuai dengan yang tertera dalam izin yang dimiliki Penghasil memiliki kontrak kerjasama dengan pengumpul/pemanfaat/pengolah/penimbun Apabila penghasil memiliki kontrak kerjasama dengan pengumpul maka penghasil wajib memiliki salinan kontrak kerjasama antara pengumpul dengan pemanfaat/ pengolah/penimbun Pihak ketiga penimbun limbah B3

17 PENGANGKUTAN LIMBAH B3 MEMENUHI KETENTUAN YANG BERLAKU Perpindahan / pergerakan limbah B3 yang dilakukan oleh pihak ke-3 dilengkapi dengan dokumen manifest limbah B3 Pihak yang melakukan pengelola limbah B3 memperoleh salinan dokumen manifest limbah B3 sesuai dipersyaratkan Untuk pengangkut limbah B3, kendaraan yang digunakan sesuai dengan rekomendasi dari KLH Pengangkutan limbah B3 telah mendapatkan rekomendasi pengangkutan limbah B3 dari KLHK dan izin pengangkutan limbah B3 dari Kementerian Perhubungan Jenis limbah B3 yang diangkut sesuai dengan rekomendasi dan izin pengangkutan limbah B3 yang dimiliki Rekomendasi dan izin pengangkutan limbah B3 belum habis masa berlakunya Rute dan wilayah pengangkutan limbah B3 sesuai dengan rekomendasi dan izin pengangkutan limbah B3

18 5. Menyimpan bukti penyerahan limbah B3 yang telah diangkut atau diserahkan kepada pihak ketiga. Bukti tersebut berupa Manifest salinan #2, salinan #3 dan salinan #7. Ketentuan manifest limbah B3 : Dokumen Manifest limbah B3 1. Satu berkas manifes (7 rangkap atau 11 rangkap) berlaku hanya untuk satu jenis limbah 2. Semua kolom dalam lembar manifes harus terisi sesuai peruntukannya (tidak boleh ada yang kosong). 3. Saat pengangkutan pertama oleh pengangkut dari penghasil limbah B3, maka penghasil limbah menerima salinan manifes nomor #2 (kuning) dan #3 (hijau). 4. Dalam salinan manifest nomor #2 dan #3 hanya kolom 1 (informasi penghasil) dan kolom 2 (informasi pengangkut) yang terisi penuh dan ada cap penghasil dan pengangkut. Kolom 3 (informasi penerima limbah akhir) boleh terisi hanya menyampaikan informasi akan dibawa kemana selanjutnya limbah tersebut tanpa ada tanggal dan cap penerima akhir limbah. 5. Perusahaan akan menerima salinan manifes nomor #7 (ungu) dari pengangkut yang sudah di tandatangani dan dicap oleh pengumpul/ pengolah/pemanfaat/penimbun. 6. Salinan manifes nomor #7 harus diterima oleh penghasil limbah selambat-lambatnya 120 hari setelah limbah diangkut oleh pengangkut untuk dibawa ke pengumpul/ pengolah/ pemanfaat/ penimbun limbah B3.

19 Cara Pengisian Dokumen Manifest Limbah B3 Dokumen No 1 (putih) : Pengangkut Dokumen No 2 (kuning) : Bapedal/KLH Dokumen No 3 (hijau) : Penghasil Dokumen No 4 (merah muda) : pengumpul/pengolah Dokumen No 5 (biru) : Bapedal/KLH Dokumen No 6 (krem) : Provinsi Dokumen No 7 (ungu) : Penghasil

20

21 6. Melaporkan pengelolaan limbah B3 yang dilakukan secara triwulanan kepada Instansi lingkungan hidup kabupaten/kota setempat. Laporan Penyimpanan Limbah B3 paling sedikit memuat : Sumber, nama, jumlah, dan karakteristik Limbah B3; Pelaksanaan Penyimpanan Limbah B3; dan Pemanfaatan Limbah B3, Pengolahan Limbah B3, dan/atau Penimbunan Limbah B3 yang dilakukan sendiri oleh pemegang izin dan/atau penyerahan Limbah B3 kepada Pengumpul Limbah B3, Pemanfaat Limbah B3, Pengolah Limbah B3,dan/atau Penimbun Limbah B3.

Contoh Neraca Limbah B3 22

23 Contoh Log Book Limbah B3 SURAT IZIN TPS LIMBAH B3 Nomor : 660.9/054/PPKL/BPLH/2012 Tanggal : 06 Juni 2012 LEMBAR KEGIATAN PEMANFAATAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PT. HARAPAN JAYA PERIODE : Bulan Jan s/d Maret 2014 MASUKNYA /PENERIMAAN LIMBAH PEMANFAATAN LIM No. Jenis Limbah B3 Masuk Tanggal Masuk Limbah B3 Sumber Limbah B3 Jumlah Limbah B3 Masuk Maksimal Penyimpanan s/d tanggal (t=0+90hr, 180+90hr,180hr) Tanggal Keluar Limbah Jumlah Limbah B3 Tujuan Penyerahan (A) (B) ( C ) ( D ) (E) (F) (G) (H) (I) Stok per 01 Jan 2014 1 Aki Bekas 4-Jan-14 PT Harapan Jaya 1 4-Apr-14 2 Total 1 Total 0

PERATURAN-PERATURAN TERKAIT PENGELOLAAN LIMBAH B3 24 PERATURAN TENTANG UU 32/2009 (Pasal 58 61) Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup UU 23/2014 Pemerintahan Daerah PP 38/2007 PP 27/2012 Pembagian Urusan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kab/Kota Izin Lingkungan PP 101/2014 PermenLH 02/2008 PermenLH 05/2009 PermenLH 18/2009 Pengelolaan Limbah B3 Pemanfaatan Limbah B3 Pengelolaan Limbah di Pelabuhan Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah B3

25 Contoh Log Book PERATURAN Limbah B3 PermenLH 30/2009 PermenLH 33/2009 PermenLH 14/2013 Kep. Ka. Bapedal Nomor : Kep- 01/ BAPEDAL/09/1995 Kep. Ka. Bapedal Nomor : Kep- 02/ BAPEDAL/09/1995 Kep. Ka. Bapedal Nomor : Kep- 03/ BAPEDAL/09/1995 Kep. Ka. Bapedal Nomor : Kep- 04/ BAPEDAL/09/1995 Kep. Ka. Bapedal Nomor : Kep-02/ BAPEDAL/01/98 TENTANG NSPK (Norma, Standar, Prosedur, Kriteria) Pengelolaan Limbah B3 Tata Cara Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah B3 Simbol dan Label Limbah B3 Tata Cara & Persyaratan Teknis Penyimpanan & Pengumpulan Limbah B3 Dokumen Limbah B3 Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah B3 Tata Cara Penimbunan Hasil Pengolahan, Persyaratan Lokasi Bekas Pengolahan dan Lokasi Penimbunan Limbah B3 Tata Laksana Pengawasan Pengelolaan Limbah B3

BPLHD PROVINSI JAWA BARAT JL. NARIPAN NO. 25 BANDUNG 40111 KOTAK POS 1117 TELP. (022) 4231570, 4204871 FAX. (022) 4231570 WEBSITE : www.bplhdjabar.go.id EMAIL : bplhd@bplhdjabar.go.id