Bab III. Metodologi Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan quantitative research (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. website Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Penelitian ini sampel dan data penelitian diambil dari perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2014 Januari Data

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Juli Adapun data penelitian diperoleh dengan melakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2014.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk dijadikan subjek penelitian dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode purposive sampling, artinya bahwa populasi yang akan dijadikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode dalam meneliti status

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. independensi dari dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia yang diambil dari website Data diperoleh

BAB III METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan tipe penelitian Hipothesis Testing Study atau penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Populasi dan Penentuan Sampel Penelitian. sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

BAB 3 METODA PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generelisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode melalui website :

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Praktik

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, likuiditas, grwoth, media

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor

BAB III METODE PENELITIAN. riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan melihat pengaruh Adopsi IFRS terhadap Earnings Response

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil objek penelitian yaitu perusahaan manufaktur. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan laporan keuangan (annual report) kepada publik periode 2013

pengerjaan audit sehingga audit fee yang didapatkannya akan semakin kecil. dalam laporan keuangan terlambat didapat oleh investor.

BAB IV METODE PENELITIAN. 2 variabel atau lebih dengan mencari pengaruh variabel independen terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia (BEI) untuk tahun , sampel dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. tanggal 31 Desember 2008, 2009, 2010, 2011 dan Sumber data dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. informasi laporan keuangan pada situs resminya di atau dapat

BAB III METODE PENELITIAN Data ini dipilih karena seperti pada data yang telah dikutip dari

BAB III METODE PENELITIAN. tahun 2009 sampai Dalam penelitian ini, pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya (Ulum dan

audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Daftar Efek Syariah

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini terdiri atas perusahaan automotif yang terdaftar di Bursa Efek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif Variabel dan Definisi Operasional Variabel

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di bidang industri

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis mengadakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sampel adalah mengunakan teknik purposive sampling. Adapun Kriteria yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data-data

BAB III METODE PENELITIAN. pertumbuhan sedangkan variabel dependentnya adalah sruktur modal.

BAB III DESAIN PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengujian hipotesis. Penelitian ini mencoba menjelaskan apakah variabelvariabel

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode purposive sampling, dengan adanya beberapa kriteria dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. laporan keuangan perusahaan yang didapat dari Annual Report perusahaan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun kuantitatif berupa laporan keuangan dan annual report yang

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2009:5) metode penelitian dapat diartikan, Metode deskriptif itu sendiri menurut (Sugiono, 2009:206):

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. beralamat di Jl. Jend. Sudirman Kav Jakarta Selatan dengan alamat

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia (BEI) pada tahun Pemilihan periode dari tahun

Transkripsi:

31 Bab III Metodologi Penelitian 3.1. Populasi and Sample Menurut Sugiyono (2006, p72) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi untuk penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap representatif, yang akan diolah dalam penelitian ini. Penelitian ini merupakan studi empiris yang menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005. perusahaan manufaktur yang dipilih dengan pertimbangan kecukupan jumlah perusahaan untuk dijadikan sampel serta menghindari adanya bias yang mungkin terjadi karena perbedaan industri. Sampel penelitian ditentukan secara purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut : Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan 2005 dan beroperasi penuh selama tahun tersebut. Perusahaan tidak pernah mengalami delisting dari BEI sehingga bisa terus menerus melakukan perdagangan saham di BEI selama periode estimasi.

Perusahaan tidak menghentikan aktivitasnya di pasar bursa, tidak menghentikan operasinya dan tidak melakukan penggabungan usaha dan tidak berubah status sektor industrinya. Data perusahaan yang dibutuhkan untuk penelitian ini tersedia. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan di atas, maka besarnya sampel penelitian dtentukan sebagai berikut : Tabel 3.1 Kriteria pengambilan Sampel Keterangan Jumlah Perusahaan manufaktur yang yang terdaftar di BEI 145 Laporan tahunan perusahaan manufaktur yang berhasil diperoleh 93 Data tidak lengkap 8 Sampel yang diteliti 85 Menurut rumus Taro Yamane (1973, dalam Mardiyah 2001), ukuran sampel minimal dihitung sebagai berikut : n = N Nd 2 + 1 Dimana n=jumlah sampel; N=ukuran populasi; d=presisi yang ditetapkan (pada umumnya digunakan presisi 10%); dan 1= angka konstanta. Dengan rumus 32

tersebut, maka sampel minimum untuk penelitian ini dapat dihitung sebagai berikut : 145 n = (145x10% 2 = 60 ) + 1 Sampel yang berhasil diperoleh berjumlah 85 perusahaan, ini berarti jumlah sampel telah melebihi dari syarat minimum. 3.2. Jenis data dan metode pengumpulan data Data yang digunakan dalam penelitian ini memakai data sekunder, adapun data yang diperlukan yaitu : a. Laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005 b. Harga saham harian perusahaan c. Index harga saham gabungan (IHSG) harian perusahaan d. Tingkat suku bunga SBI Pengambilan data di atas diperoleh dari PRPM (Pusat Referensi Pasar Modal) di BEI, Perpustakaan Magister Akuntansi Universitas Indonesia, Indonesian Capital Market Directory (ICMD), www.jsx.co.id, www.yahoo.com/finance, www.bi.go.id, serta beberapa website yang dimiliki perusahaan sebagai sampel. 33

3.3. Variable dan pengukuran Variable penelitian dan pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.3.1. Variabel dependen Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Sebagai variable dependen dalam penelitian ini adalah biaya modal / cost of equity capital yang diukur dengan menggunakan CAPM (Capital Asset Pricing Modal). Botosan (1997) dan beberapa penelitian lainnya menyarankan model residual income EBO (Edward Bell Ohlson) untuk mengestimasi biaya modal. Metode ini tidak dipilih untuk digunakan dalam peneltian ini karena adanya kesulitan data, khususnya untuk pengestimasian earnings. CAPM dihitung dengan rumus sebagai berikut : COE it = Rf t + β Rp Dimana : COE it Rf t = Estimasi biaya modal (cost of equity capital) = Risk free rate yang diproksi dengan tingkat suku bunga SBI selama bulan desember 2005 Rp = Risk premium yang diproksi dari data risiko investasi di Indonesia menurut Damodaran di website www.damodaran.com, penilaian risk premium Damodaran dihitung dengan memperhitungkan berbagai faktor sehingga 34

dianggap cukup valid untuk dijadikan dasar perhitungan return saham oleh analis keuangan β = Beta pasar yang diperoleh dari hasil regresi antara return saham perusahaan dengan return pasar yang diproksi dengan IHSG selama 120 hari sebelum event window 3.3.2. Variabel Independen Variabel independen sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Ada empat variable independent yang digunakan dalam penelitian ini. Masing-masing variable independent tersebut diukur sebagai berikut : A. Tingkat pengungkapan Tingkat pengungkapan akan diukur dengan menggunakan indikator Botosan. Indikator pengungkapan informasi menggunakan indikator yang digunakan oleh Botosan (1997) yang terdiri dari 35 item dan terbagi dalam lima kelompok, seperti yang terlihat pada lampiran 1. Adapun keunggulan indikator yang dimilliki oleh Botosan dibanding dengan yang yang lainnya adalah adanya pemberian bobot untuk setiap item informasi yang diungkapkan. Perhitungan index disclosure menggunakan skor antara 0 sampai 3, tergantung item yang diungkapkan. Skor maksimum index disclosure sebesar 75. Item-item dalam elemen I tentang latar belakang perusahaan dan elemen V tentang analisis dan pembahasan umum oleh manajemen, diberi skor 0 untuk setiap elemen yang tidak diungkapkan, skor 1 jika pengungkapan hanya sekilas, skor 2 jika pengungkapan disertai data kuantitatif, gambar, tabel, diagram atau 35

grafik. Item-item dalam elemen II tentang ringkasan laporan keuangan selama 10 atau 5 tahun terakhir dan elemen III tentang informasi non keuangan yang berupa data kuantitatif, diberi skor 0 untuk setiap item yang tidak diungkapkan dan skor 2 jika diungkapkan. Sedangkan untuk item-item dalam elemen IV berupa informasi mengenai masa depan perusahaan, diberi skor 0 jika tidak diungkapkan, skor 2 jika diungkapkan dalam bentuk kualitatif, dan skor 3 jika diungkapkan dalam bentuk kuantitatif. Selanjutnya tingkat pengungkapan informasi setiap perusahaan akan dibandingkan dengan total pengeluaran maksimum dari seluruh item. Rumus : 5 DSCORE j = Σ SCORE ij I=j Dimana : SCORE = Item-item informasi DSCORE = Jumlah skor Item informasi yang diungkapkan (Index disclosure) B. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan yang digunakan dalam penelitian disini adalah dengan Jumlah Total Asset pada akhir tahun 2005. Jumlah total asset ini akan ditransformasi ke dalam natural log untuk mempermudah analisis. 36

C. Kualitas Audit Kualitas audit diproksi dengan kelompok kantor akuntan publik (KAP) antara yang termasuk sebagai the big four dan yang non big four. KAP yang termasuk sebagai the big four KAP yang merupakan afiliasi dari KAP Deloitee & Touche, KPMG, Erns & Young, dan Price Waterhouse Copper. Kualitas audit akan diukur secara dummy, dimana jika perusahaan diaudit oleh auditor yang termasuk dalam the big four akan diberi skor 1, dan skor 0 untuk non big four. D. Kebangkrutan (financial distress) Untuk menghitung tingkat kebangkrutan pada penelitian ini dengan menggunakan rumus Altman Z Scores khusus perusahaan trading atau manufaktur,yaitu : Dimana : Z = 1,2 x ( Modal kerja / Total Asset ) + 1,4 x ( Laba ditahan / Total Asset ) + 3,3 x ( Laba sebelum pajak dan Beban bunga / Total Asset ) + 0,6 x (Nilai pasar dari ekuitas / Nilai buku dari utang ) + 1,0 x ( Penjualan / Total Asset ) Dengan ketentuan : - Z-score lebih besar dari 2,99 menunjukkan perusahaan yang tidak mempunyai permasalahan (non-bankrupt company) - Z-score antara 2,7 sampai 2,99 menunjukkan indikasi adanya sedikit masalah dalam perusahaan (meskipun tidak serius) 37

- Z-score antara 1,8 sampai 2,69 memberikan indikasi apabila perusahaan/ tidak melakukan perbaikan radikal, perusahaan mungkin akan mengalami ancaman kebangkrutan dalam jangka waktu dua tahun. - Z-score dibawah 1,8 menunjukkan indikasi perusahaan menghadapi ancaman kebangkrutan yang serius dengan para investor dan kreditor seharusnya berhati-hati dalam melakukan investasi. 3.4. Model Penelitian Untuk memudahkan pemahaman hubungan dari setiap variable penelitian yang digunakan, maka dapat dibuat model sebagai berikut : Gambar 3.1 Model Penelitian Tingkat pengungkapan cost of equity capital - Ukuran Perusahaan - Kualitas Audit - Prediksi Kebangkrutan Berdasarkan model tersebut dirumuskan bentuk persamaan regresinya sebagai berikut : COE = α+ β1 DSCORE + β 2 SIZE + β 3 AUD + β 4 ALTMAN + e 38

COE = α+ β1 DSCORE + β 2 SIZE + β 3 AUD + β 4 ALTMAN + β 5 DSSIZE + β 6 DSAUD + β 7 DSALTMAN+ e Dimana : COE a b DSCORE SIZE AUD Altman DSSIZE : Cost of equity capital : Konstanta : Koefisien variabel : Tingkat pengungkapan informasi : Ukuran perusahaan : Kualitas Audit : Prediksi Altman Z-score : Interaksi antara tingkat pengungkapan informasi dengan ukuran perusahaan DSAUD :Interaksi antara tingkat pengungkapan informasi dengan kualitas audit DSALTMAN :Interaksi antara tingkat pengungkapan informasi dengan prediksi kebangkrutan. e : Error 3.5. Perumusan Hipotesis Dari uraian di atas dapat diketahui ada pengaruh tingkat pengungkapan informasi, ukuran perusahaan, kualitas audit yang dilihat dari KAP yang mengaudit, dan prediksi kebangkrutan, terhadap cost of equity capital Oleh 39

karena itu dapat disusun hipotesis untuk menguji pengaruh variabel variabel independen terhadap dependen secara parsial maupun simultan. Menurut Sudjana ( 2002, p219 ), hipotesis merupakan asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar oleh karena itu perlu diadakan penelitian sebelum hipotesis itu diterima atau ditolak. Langkah atau prosedur untuk menentukan apakah menerima atau menolak hipotesis disebut pengujian hipotesis. Menurut Sugiyono ( 2006, p156 ), hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Secara statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi ( parameter ) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian ( statistik ). Jadi maksudnya adalah taksiran terhadap keadaan populasi melalui data sampel yang diambil dari populasi. Oleh karena itu dalam statistik, yang diuji adalah hipotesis nol. Jadi hipotesis nol adalah pernyataan tidak adanya perbedaan antara parameter dengan statistik ( data sampel ). Lawan dari hipotesis nol adalah hipotesis alternatif, yang menyatakan ada perbedaan antara parameter dan statistik. Hipotesis nol diberi notasi Ho, dan hipotesis alternatif diberi notasi Ha. Berdasarkan perumusan masalah yang ditentukan, disusunlah hipotesis hipotesis penelitian untuk membuktikan kebenarannya seperti berikut ini: H1 : terdapat korelasi parsial tingkat pengungkapan, ukuran perusahaan, kualitas audit, dan prediksi kebangkrutan dengan cost of equity capital. 40

H2 : terdapat pengaruh tingkat pengungkapan, ukuran perusahaan, kualitas audit, dan prediksi kebangkrutan secara simultan dengan cost of equity capital. H3 : terdapat korelasi parsial tingkat pengungkapan, ukuran perusahaan,kualitas audit, prediksi kebangkrutan, interaksi tingkat pengungkapan dengan ukuran perusahaan, interaksi tingkat pengungkapan dengan kualitas audit, interaksi tingkat pengungkapan dengan prediksi kebangkrutan terhadap cost of equity capital. H4 : terdapat hubungan tingkat pengungkapan, ukuran perusahaan, kualitas audit, prediksi kebangkrutan, interaksi tingkat pengungkapan dengan ukuran perusahaan, interaksi tingkat pengungkapan dengan kualitas audit, interaksi tingkat pengungkapan dengan prediksi kebangkrutan terhadap cost of equity capital. 3.6. Analisis Data Penelitian ini mencoba memberikan gambaran tingkat pengungkapan perusahaan manufaktur dalam laporan tahunan, serta melihat pengaruhnya terhadap cost of equity capital. Untuk menjawab persoalan penelitian yang pertama, disusun data sheet untuk melakukan perhitungan tingkat pengungkapan setiap perusahaan sampel maupun secara keseluruhan dengan menggunakan SPSS 15 sebagai alat bantu dalam penelitian ini. Tingkat pengungkapan untuk setiap model (model Botosan dengan pembobotan, model Botosan tanpa pembobotan, dan ketentuan Bapepam) 41

dihitung sesuai bobot setiap item pengungkapan seperti telah diuraikan sebelumnya. Untuk menjawab persoalan peneltian kedua, yaitu membuktikan hipotesa yang telah disusun, berikut langkah-langkah analisis data yang akan ditempuh : 1. Melakukan uji asumsi statistik inferensi Karena analsis regresi termasuk dalam statistik inferensi, perlu dilakukan pengujian awal sebelum metode statistik ini diterapkan. Ada dua asumsi yang harus dipenuhi terlebih dahulu yaitu : a. Sampel yang diambil dari populasi harus berdistribusi normal. b. Sampel harus mempunyai variansi yang sama. 2. Melakukan uji asumsi Untuk mendukung keabsahan pengujian persamaan regresi yang telah ditentukan, sebelumnya akan dilakukan uji asumsi klasik (Ghozali, 2005) meliputi : Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam penelitian ini digunakan uji t dan F yang mengasumsikan nilai residual mengikuti distribusi normal. Ada banyak alat uji normalitas, disini digunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov dengan membuat hipotesis sebagai berikut : Ho : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal 42

Ditolak atau tidak dapat ditolaknya hipotesis akan diuji dengan tingkat signifikansi 5% (α=5%). Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Ada tidaknya masalah multikolienaritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), maupun coefficient correlations dari setiap variabel independen. Jika nilai tolerance lebih dari 0,10 nilai VIF kurang dari 10, dan tidak ada coefficient correlations lebih dari 95%, maka dikatakan tidak ada multikolinearitas antara variabel dalam model regresi. Uji Heterokedastisitas Uji Heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Dalam penelitian ini digunakan grafik scatterplots untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas. Jika titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, seperti bergelombang atau melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang jelas dimana titiktitik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. 43

Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Durbin- Watson dengan hipotesis sebagai berikut: Ho : Tidak ada autokorelasi Ha : Ada autokorelasi Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan membandingkan nilai Durbin-Watson (d) dengan nilai d tabel. Jika nilai d lebih besar dari batas atas (du) dan kurang dari 4-du (du<d<4-du), maka disimpulkan tidak dapat menolak Ho, yang berarti tidak ada masalah autokorelasi. 3. Melakukan uji regresi linear berganda Persamaan regresi adalah pemodelan matematika yang memungkinkan kita meramal nilai variabel dependen dengan mengetahui nilai variabel independennya. Dikatakan berganda karena persamaan regresinya hanya terdiri dari lebih dari 1 ( satu ) variabel independen dan 1 ( satu ) variabel dependen. Bentuk dari persamaan regresi linear bergandanya adalah sebagai berikut: Y = α + β X +... + β Dimana : k 1 1 k X k = Jumlah variabel independen. 44

Keragaman Hubungan Variabel Independen Terhadap Variabel Y Dalam penelitian ini digunakan koefisien determinasi untuk mengukur hubungan variabel independen terhadap keragaman variabel Y. Persamaannya adalah sebagai berikut: 2 Kd = r x100% = PQ% Arti nilai koefisien determinasi sebesar PQ% adalah bahwa keragaman di variabel Y dapat diterangkan oleh variabel independen sebesar PQ% dan sisanya diterangkan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini. Pengujian Kesesuaian Model Regresi Linear Berganda. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah model regresi linear berganda sudah cocok atau tidak dengan data data dalam penelitian ini. Karena pengujian ini dilakukan secara serentak, maka sering disebut pengujian serentak dari model regresi. Dari tabel anova hasil pengolahan regresi linear berganda menggunakan software pengolah data SPSS versi 15, digunakan untuk menguji apakah model regresi linear berganda cocok atau tidak dengan data data yang ada. Pengujiannya sering disebut uji kesesuaian model atau uji Goodness Of Fit. Hipotesis dari pengujian ini adalah sebagai berikut: H 0 : Model regresi tidak fit. / β... = β = 0 i = k H a : Model regresi fit / Ada salah satu β 0, dimana i = 1,..., k Jika signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H 0 ditolak yang berarti model regresi linear berganda fit, atau dengan kata lain bahwa variabel independen secara bersama - sama dapat memprediksikan variabel Y secara signifikan. i 45

Pengujian Koefisien Regresi Koefisien regresi yang diperoleh dari hasil pengolahan harus diuji terlebih dahulu apakah koefisien tersebut benar benar signifikan (layak) untuk dimasukkan ke dalam model/persamaan regresi atau tidak. Karena pengujian ini dilakukan secara parsial, maka sering disebut pengujian parsial dari koefisien regresi. Hipotesis dari uji koefisien regresi konstan: H 0 : α = 0 H a : α 0 Jika signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H 0 ditolak yang berarti koefisien konstan α layak / dapat dimasukkan ke dalam model regresi. Hipotesis dari uji koefisien regresi variabel independen: H 0 : β = 0 H a : β i 0 Dimana: i = 1,..., k i k = Jumlah variabel independen. Jika signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H 0 ditolak yang berarti koefisien regresi β i layak / dapat dimasukkan ke dalam model regresi. 46