HUBUNGAN PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA KULTIVAR PADI LOKAL PADA TANAH GAMBUT DENGAN PEMBERIAN DOLOMIT

dokumen-dokumen yang mirip
Keragaan Empat Varietas Lokal Padi pada Pemberian Amelioran Tanah Ultisol, Abu Sekam Padi dan Dolomit di Lahan Gambut

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

SKRIPSI OPTIMALISASI PRODUKSI PADI

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI LAMPUNG SELATAN

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI GOGO CV. IR-64 PADA PEMBERIAN BATUAN FOSFAT DAN KEDALAMAN AIR IRIGASI DI TANAH GAMBUT

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lokasi : 1) Desa Banjarrejo, Kecamatan

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH PADA BEBERAPA VARIETAS DAN PEMBERIAN PUPUK NPK. Oleh:

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza sativa L.) PADA TANAH SALIN

Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Padi Gogo di Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan

PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL. memindahkan kecambah ke larutan hara tanpa Al.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO YANG DIMODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH

UJI ADAPTASI BEBERAPA GENOTIPE GANDUM (Triticum aestivum L.) INTRODUKSI DI SUKARAMI KABUPATEN SOLOK

SKRIPSI. KOMPONEN HASIL DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merrill) DENGAN PEMBERIAN NAUNGAN DI LAHAN GAMBUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE

STUDI TINGGI PEMOTONGAN PANEN TANAMAN UTAMA TERHADAP PRODUKSI RATUN. The Study of Cutting Height on Main Crop to Rice Ratoon Production

UJI DAYA HASIL DELAPAN GALUR HARAPAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) YIELD TRIAL OF EIGHT PROMISING LINES OF LOWLAND RICE (Oryza sativa, L.

PENGGUNAAN RADIASI SINAR GAMMA UNTUK PERBAIKAN DAYA HASIL DAN UMUR PADI (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG DAN CEMPO IRENG

PENGARUH PEMUPUKAN N, P, K PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI (Oryza sativa L.) KEPRAS

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

PERANAN UREA TABLET DAN VARIETAS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS PADI GOGO (Oryza sativa L.) TERHADAP PERBANDINGAN PEMBERIAN KASCING DAN PUPUK KIMIA

PENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

Oleh: Totok Agung Dwi Haryanto Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto (Diterima: 25 Agustus 2004, disetujui: 27 September 2004)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keragaan Beberapa VUB Padi Sawah di Lahan Pasang Surut Mendukung Swasembada Pangan

HASIL DAN PEMBAHASAN

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi

RINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

HASIL. Gambar 4 Fluks CH 4 dari beberapa perlakuan selama satu musim tanam pada sawah lahan gambut

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

SKRIPSI OLEH : FRISTY R. H. SITOHANG PEMULIAAN TANAMAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. penduduk Indonesia. Meskipun sebagai bahan makanan pokok padi dapat

PENGARUH PUPUK MAJEMUK PELET DARI BAHAN ORGANIK LEGUM COVER CROP (LCC) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI VARIETAS IR 64 PADA MUSIM PENGHUJAN

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK PHONSKA DAN PUPUK N TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L) VARIETAS IR 64

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

SKRIPSI. Oleh MOCHAMAD IQBAL WALUYO H

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

gabah bernas. Ketinggian tempat berkorelasi negatif dengan karakter jumlah gabah bernas. Karakter panjang daun bendera sangat dipengaruhi oleh

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DENGAN BEBERAPA CARA PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI (Oryza sativa L.

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

Respon Varietas Padi Surya pada Dosis Abu Sekam dan Umur Pindah Tanam. Responses of Surya Rice Varieties on Hull Ash Dosages and Seedling Ages

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

Sumber : Nurman S.P. (

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS PADI GOGO DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BATANGHARI. Mildaerizanti, Desi Hernita, Salwati dan B.Murdolelono BPTP JAMBI BPTP NTT

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS SKRIPSI OLEH: WIWIK MAYA SARI /Pemuliaan Tanaman

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. MATERI DAN METODE. Genetika) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

PENGARUH BERBAGAI DOSIS BIOCHAR SEKAM PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI WORTEL

PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP HASIL PADI VARIETAS UNGGUL

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP DOSIS PUPUK KALIUM DAN FREKUENSI PEMBUMBUNAN SKRIPSI OLEH :

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

UMUR BIBIT DAN DOSIS PEMUPUKAN UREA PADA TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) di LAHAN PODSOLIK MERAH KUNING

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI LOKAL SAMOSIR TERHADAP PROPORSI DAN WAKTU PEMANGKASAN

TANGGAP BEBERAPA VARIETAS KEDELAI TERHADAP PEMUPUKAN DI LAHAN KERING [THE RESPONSES OF SEVERAL SOYBEAN VARIETIES ON FERTILIZATION ON DRYLAND]

PENGARUH DOSIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS PADI. The Effect of Bokashi Dosages on Growth and Yield of Three Varieties of Rice

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DI LAHAN GAMBUT

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN DAN KOMBINASI PUPUK NITROGEN ANORGANIK DAN NITROGEN KOMPOS TERHADAP PRODUKSI GANDUM. Yosefina Mangera 1) ABSTRACK

Efisiensi Penggunaan Jumlah Bibit Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah

KERAGAAN KACANG TANAH VARIETAS KANCIL DAN JERAPAH DI LAHAN GAMBUT KALIMANTAN TENGAH

TOLERANSI VARIETAS PADI HITAM (Oryza sativa L.) PADA BERBAGAI TINGKAT CEKAMAN KEKERINGAN. Tesis Program Studi Agronomi

PENGUJIAN KERAGAAN KARAKTER AGRONOMI GALUR-GALUR HARAPAN PADI SAWAH TIPE BARU (Oryza sativa L) Oleh Akhmad Yudi Wibowo A

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat. Rancangan Penelitian

JURNAL SAINS AGRO

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan merupakan salah satu prioritas utama dalam pembangunan

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam,

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG VARIETAS P-23 TERHADAP BERBAGAI KOMPOSISI VERMIKOMPOS DENGAN PUPUK ANORGANIK

KAJIAN PEMBERIAN ZEOLIT DAN ARANG SEKAM PADA TANAH SAWAH TERCEMAR LIMBAH PABRIK TERHADAP Pb TANAH DAN TANAMAN PADI SKRIPSI OLEH :

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl

Transkripsi:

ISSN 1411 0067 Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Volume 6, No. 2, 2004, Hlm. 75-82 75 HUBUNGAN PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA KULTIVAR PADI LOKAL PADA TANAH GAMBUT DENGAN PEMBERIAN DOLOMIT THE RELATIONS BETWEEN GROWTH AND YIELD SEVERAL LOCAL RICE CULTI- VARS IN PEAT SOIL WITH DOLOMITE APPLICATION Widodo, M. Chozin, dan Mahmudin Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT Not all rice varieties can grow in peat soil. Therefore, it is necessary to observe plant characteristic which is adaptable and potential of height yield in peat soil, which characterized by low ph or height acidity. The information about this problem is limited. Therefore the goal in this research is to determine the correlation degree between growth and yield of local rice cultivars on dolomite application and to determine characteristics of growth components and yield components, that affect rice yield in peat soil. The research was designed in Split Plot and Randomized Complete Block Design, with dolomite dosage as main plot that consist of: 0, 2, 4, and 6 ton ha -1, and rice cultivars as sub plot which surya, kuning, lampung, and pandak kuning and replicated three time. The research was conducted in Kebun Tebeng Bengkulu, from October 2003 to April 2004. The analysis of varian indicated that variation was due to cultivar variation. Furthermore to analyze by using multiple linear regression was only for each cultivar. From simple linear regression model in yield component indicated that the number of panicle was the important yield characteristic that indicated height yield except for the padang cultivar which was the number of panicle plant. Key words: local rice cultivar, dolomite, peat, character, growth, yield. ABSTRAK Tidak semua jenis padi dapat tumbuh baik pada lahan gambut yang mempunyai ph tanah yang rendah. Oleh karena itu perlu ditemukan karakter tanaman padi yang mampu beradaptasi dan berdaya hasil tinggi, demikian juga upaya untuk peningkatan ph yaitu dengan pengapuran. Informasi-informasi tersebut belum banyak diperoleh, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui derajat hubungan antara pertumbuhan dan hasil dari beberapa kultivar padi lokal terhadap pemberian dolomit dan menentukan karakter komponen pertumbuhan, komponen hasil yang mempengaruhi hasil padi pada lahan gambut. Penelitian disusun dalam rancangan petak terbagi (Split Plot) dengan rancangan dasar Acak Kelompok Lengkap, dengan petak utama dosis dolomit yang terdiri atas empat taraf : 0, 2, 4, dan 6 ton ha -1. Sebagai anak petak ialah lima kultivar padi lokal yaitu surya, kuning, padang, lampung dan pandak kuning dengan tiga ulangan. Penelitian dilaksanakan di Kebun Tebeng Bengkulu, dari Oktober 2003 sampai dengan April 2004. Hasil analisis varians menunjukkan bahwa keragaman timbul karena perbedaan kultivar. Pada masing-masing kultivar karakter tanaman untuk daya hasil tinggi berbeda. Dari hasil penyederhanaan model untuk komponen hasil dapat diketahui bahwa jumlah bulir per malai merupakan penciri hasil penting yang menunjukkan hasil tinggi kecuali pada kultivar padang yaitu jumlah cabang malai. Kata kunci: kultivar padi lokal, dolomit, gambut, karakter, pertumbuhan, hasil.

Widodo et al JIPI 76 PENDAHULUAN Kultivar padi lokal merupakan penyumbang produksi beras untuk beberapa daerah di Indonesia yang belum mendapatkan perhatian cukup dari pemerintah Indonesia (Samaullah dan Darajat, 2001). Hasil padi lokal di Propinsi Bengkulu masih rendah yaitu 3.9 ton ha -1 dibandingkan padi unggul hasil introduksi yang produksinya 5.2 ton ha -1 (BPTP, 2002 b ). Pada tahun 2000, kebutuhan beras Bengkulu lebih tinggi daripada produksi beras Bengkulu yaitu 8.058 ton th -1 (BPTP, 2002 a ), oleh karena itu, perlu adanya upaya peningkatan produksi. Upaya peningkatan produksi sering dihadapkan pada kendala yaitu semakin berkurangnya lahan produktif akibat beralihnya fungsi menjadi lahan non pertanian. Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah pemanfaatan lahan marjinal dan salah satunya adalah lahan gambut (Radjagukguk, 1997). Propinsi Bengkulu memiliki lahan rawa (aluvial dan gambut) mencapai 80.370 ha. Lahan tersebut cukup besar potensinya untuk dikembangkan menjadi areal pertanian. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi di antaranya yaitu menggunakan kultivar padi yang dapat beradaptasi baik pada kondisi lingkungan gambut (Samaullah dan Darajat, 2001; Hidayat, 2002). Peningkatan produksi dapat dicapai antara lain dengan menanam kultivar padi yang ideal untuk lahan gambut, dan teknologi untuk mengatasi kendala yang sering dihadapi pada lahan gambut tersebut. Salah satu kendala yang paling besar pada lahan gambut adalah ph tanah yang rendah (Radjagukguk,1997; Sarno, 1996). Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemasaman tanah adalah dengan pengapuran. Informasi tentang karakter kultivar padi lokal dan dosis dolomit yang berpengaruh pada hasil belum banyak di peroleh, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui derajat hubungan antara pertumbuhan dan hasil beberapa kultivar padi lokal pada taraf pemberian dolomit yang berbeda dan menentukan karakter-karakter atau komponen pertumbuhan, komponen hasil yang mempengaruhi hasil padi pada lahan gambut. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2003 sampai dengan April 2004, bertempat di jalan Merapi XI Kelurahan Kebun Tebeng Kota Bengkulu. Perlakuan disusun secara Petak Terbagi (Spit Plot) dengan Rancangan Acak Kelompok Lengkap. Sebagai petak utama adalah dosis dolomit yang terdiri atas empat taraf yaitu : 0 (d o ), 2 (d 1 ), 4 (d 2 ), dan 6 ton ha -1 (d 3 ). Sebagai anak petak adalah lima kultivar padi sawah yaitu padi pandak kuning, padi surya, padi padang, padi kuning dan padi lampung. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Peubah yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan maksimum, indek luas daun, diameter batang, umur berbunga, umur panen, jumlah anakan produktif per rumpun, panjang malai, jumlah cabang malai, jumlah bulir per malai, bobot basah akar, bobot kering akar, bobot 1000 biji, hasil (ditentukan berdasarkan bobot bulir bernas per rumpun). Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varians (anava) pada taraf 5% untuk menentukan keragaman karena pengaruh perlakuan. Berdasarkan analisis varians, diketahui bahwa interaksi hanya terjadi pada variabel tinggi tanaman. Secara umum keragaman data timbul karena perbedaan kultivar. Oleh karena itu analisis dilanjutkan dengan analisis regresi linear berganda untuk menentukan model penduga hasil dari variabel-variabel pertumbuhan dan hasil dengan model pendugaan sebagai berikut : Y 1 = β 0 + β 1 X 1 + β 2 X 2 +.+ β k X k β 0 : Intersep; β i : Koefisien regresi Penyederhanaan model juga dilakukan melalui seleksi variabel dengan metode regresi bertatar (stepwise linear regression). HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh secara umum selama penelitian berlangsung disajikan pada Tabel 1.

Hubungan pertumbuhan dan hasil beberapa kultivar padi JIPI 77 Tabel 1. Peubah pertumbuhan dan hasil tanaman padi yang dihasilkan selama penelitian berlangsung No Variabel Tanaman Maksimun Minimun Rataan Standar Deviasi Koefisien Keragaman 1. Tinggi Tanaman 220.00 84.00 152.18 39.82 0.26 2. Diameter Batang 0.81 0.54 0.67 0.05 0.08 3. Indeks Luas Daun 1.72 0.74 1.35 0.20 0.02 4. Jumlah Anakan Maksimum 11.00 5.00 7.25 1.53 0.21 5. Juml Anakan Prod. per Rumpun 8.00 3.00 5.53 1.28 0.23 6. Bobot Basah Akar 78.00 34.00 58.98 10.51 0.18 7. Bobot Kering Akar 11.57 5.21 9.60 1.38 0.14 8. Bobot Seribu Biji 25.34 20.35 23.17 1.12 0.05 9. Jumlah Bulir per Malai 278.00 101.00 190.02 37.97 0.20 10. Juml. Cabang Malai 15.00 10.00 11.80 1.21 0.10 11. Panjang Malai 27.50 22.50 24.55 0.99 0.04 12. Umur Berbunga 166.00 74.00 113.28 38.28 0.34 13. Umur Panen 207.00 111.00 152.18 37.34 0.25 14. Hasil 15.94 2.41 7.87 3.53 0.45 Secara umum koefisien keragaman (kk) nya cukup besar, ini menggambarkan bahwa data yang diperoleh beragam, kecuali pada variabel diameter batang, indek luas daun, bobot seribu bulir dan panjang malai (Tabel 1). Untuk mengetahui secara rinci perlakuan yang menyebabkan terjadinya keragaman dapat dilihat pada Tabel2. Hasil analisis regresi linear berganda dari masing-masing kultivar disajikan pada Tabel 3. Model regresi linear berganda yang ditampilkan dalam bentuk model penuh (full model ) maupun model sederhana yang diperoleh melalui seleksi variabel dengan menggunakan metode regresi bertatar. Jumlah pengamatan pada masing-masing kultivar (12) lebih sedikit dibanding jumlah variabel penduga yang diamati (14), sehingga model penuh secara keseluruhan dari variabel yang diamati tidak dapat dihasilkan dan analisis dilakukan dengan mengelompokkan variabel ke dalam komponen pertumbuhan dan komponen hasil. terhadap hasil pada kultivar surya Berdasarkan model penuh (Tabel 3) yang dihasilkan dari komponen pertumbuhan, dapat diketahui bahwa sebagian besar (R 2 = 88%) dari keragaman data dapat dijelaskan dengan model tersebut. Model ini menunjukkan bahwa karakter tanaman yang menunjukkan hasil tinggi dicirikan dengan tanaman yang diameter batangnya kecil, indek luas daun kecil, jumlah anakan sedikit, akarnya banyak dan umur berbunga lebih cepat. Penyederhanaan model dengan menggunakan metode regresi bertatar menunjukkan bahwa tinggi tanaman dan umur berbunga dapat digunakan sebagai penciri hasil, karena 66% keragaman data dapat dijelaskan dengan model sederhana ini. Dari model sederhana tersebut, dapat diketahui bahwa karakter yang menunjukkan hasil tinggi untuk kultivar surya dapat dicirikan dengan tanaman yang tinggi dan umur berbunga lebih cepat. Peningkatan 1 cm tinggi tanaman memungkinkan peningkatkan hasil sebesar 0.27 g per rumpun. Salah satu karakteristik agronomis penting yang menunjukkan hasil tinggi pada penelitian ini adalah tinggi tanaman, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Munandar et al. (1996), yang menyatakan bahwa tinggi tanaman merupakan karakter agronomis penting dari hasil tinggi pada tanaman padi lebak. Hal ini diduga pada lahan-lahan jenis gambut mudah tergenang air, oleh karena itu membutuhkan tubuh yang tinggi untuk mengurangi pengaruh genangan yang bisa menyebabkan kerusakan jaringan tanaman. Model pada peubah umur berbunga menunjukkan bahwa dengan penambahan satu hari umur berbunga memungkinkan akan terjadi penurunan hasil sebesar 1.71 g per rumpun.

Widodo et al JIPI 78

Hubungan pertumbuhan dan hasil beberapa kultivar padi JIPI 79 Tabel 3. Regresi linear berganda Model Penuh dan Model Sederhana hasil Stepwise hubungan antara komponen pertumbuhan, komponen hasil dengan hasil lima kultivar padi sawah lokal Kultivar Variabel Surya Kuning Padang Lampung Pandak Kuning P S P S P S P S P S A. Komponen Pertumbuhan Konstanta 127.92 125.88 7.42 - -1136.35-1.95-69.91-120.18-1. DB -21.16-33.53-114.41 - -21.88-0.75-2. ILD -2.86-10.77-8.25 - -2.35-9.93-3. JAM -0.53-1.61-1.97 1.32-1.84-1.88-4. JAPR -1.06 - -1.91-0.97-1.21-1.33-5. TT 0.43 0.27 0.07-0.12 - -0.07-0.07-6. BBA -0.29 - -1.16 - -0.31-0.23-0.29-7. BKA -3.17-4.73-3.00 - -0.34-0.003-8. UB -1.88-1.71 1.14-0.68-2.01 - -0.43-9. UP 0.09 - -0.96 - -0.42 - -0.53 - -0.58 - R-Squared (R 2 ) 0.88 0.66 0.75-0.84 0.41 0.64-0.77 - B. Komponen Hasil Konstanta 3.79-15.97 55.03-2.06-4.45-16.99 28.45 19.65-39.48-2.34 1. BSB -1.16 - -1.11 - -0.64 - -1.36-1.36-0.59-2. JBPM 0.11 0.14 0.03 0.05 0.04-0.11 0.11 0.003 0.52 3. JCM 1.91-1.06-1.16 2.03-0.19-1.09-4. PM -0.36 - -1.6-0.22 - -0.32-1.88 - R-Squared (R 2 ) 0.65 0.51 0.65 0.36 0.65 0.61 0.61 0.61 0.53 0.31 TT = Tinggi Tanaman, DB = Diameter Batang, ILD = Indeks Luas Daun, JAM = Jumlah Anakan Maksimum, JAPR = Jumlah Anakan Produktif Per Rumpun, BBA = Bobot Basah Akar, BKA = Bobot Kering AKar, BSB = Bobot Seribu Biji, JBPM = Jumlah Bulir Per Malai, JCM = Jumlah cabang Malai, PM = Panjang Malai, UB = Umur Berbunga, UP = Umur Panen. P = Model penuh, S = Model sederhana hasil stepwise Sudirjo (1996) melaporkan bahwa semakin lama umur berbunga menyebabkan penurunan hasil gabah isi. Menurut Manurung dan Ismunadji (1988), kapasitas hasil dapat dinaikkan tanpa pertumbuhan vegetatif yang berlebih, karena pertumbuhan vegetatif yang berlebih menyebabkan suplai asimilat berkurang yang bisa menyebabkan banyaknya bulir yang dihasilkan hampa. Dari pendugaan komponen hasil dengan model penuh, koefisien determinasi (R 2 ) = 64%, sehingga dapat cukup mewakili sebaran data. Model menunjukkan bahwa karakter tanaman untuk komponen hasil yang diharapkan agar hasil tinggi yaitu tanaman yang jumlah cabang malainya banyak dan bobot seribu bulirnya kecil. Namun dari hasil penyederhanaan model menggunakan metode regresi bertatar, model menunjukkan bahwa peubah yang dapat dijadikan sebagai penduga hasil yaitu jumlah bulir per malai. Pada kultivar surya, 51% keragaman data dapat dijelaskan dengan model ini. Setiap penambahan satu bulir per malai memungkinkan peningkatan hasil sebesar 0.14 g per rumpun. Dengan demikian jika ingin meningkatkan hasil pada kultivar surya, jumlah bulir per malai dapat dijadikan indikator penting yang perlu ditingkatkan. terhadap hasil pada kultivar kuning Model pendugaan komponen pertumbuhan dengan model penuh (Tabel 3) dapat dijelaskan bahwa keragaman data 75% dapat dijelaskan dengan model ini. Model menunjukkan bahwa karakter tanaman padi kuning yang hasilnya tinggi dapat dicirikan dengan batangnya yang besar, indek luas daun besar, jumlah anakan banyak, jumlah akarnya banyak dan umur berbunganya lebih lama.

Widodo et al JIPI 80 Pada kultivar kuning, 65% keragaman data untuk komponen hasil dapat dijelaskan dengan model penuh. Model menunjukkan bahwa karakter tanaman untuk komponen pertumbuhan yang dapat digunakan sebagai penciri hasil yang tinggi yaitu tanaman yang cabang malainya banyak, malainya pendek dan bobot seribu bijinya kecil. Hasil penyederhanaan model menggunakan metode regresi bertatar terlihat bahwa jumlah bulir per malai merupakan penduga tunggal dengan koefisien keragaman 36%. Namun variabel ini belum bisa dijadikan indikator untuk peningkatan hasil karena koefisien keragamannya rendah. terhadap hasil pada kultivar padang Model penuh (Tabel 3) yang diperoleh dari komponen pertumbuhan dapat dijadikan sebagai penduga hasil, karena 84% keragaman dapat dijelaskan dengan model tersebut. Model ini menunjukkan bahwa karakter tanaman untuk padi kultivar padang yang hasilnya tinggi dapat dicirikan dengan batangnya yang besar, indek luas daun besar, jumlah anakan banyak serta akarnya banyak. Hasil penyederhanaan model dengan metode regresi bertatar menunjukkan bahwa jumlah anakan maksimum merupakan variabel yang dapat digunakan sebagai penduga hasil. Namun model ini belum bisa dijadikan indikator penduga karena koefisien keragamannya rendah (R 2 = 41%). Hasil pendugaan pada model penuh untuk komponen hasil pada kultivar padang dapat diketahui bahwa keragaman data (65%) dapat dijelaskan oleh model tersebut. Model ini menunjukkan bahwa karakter untuk komponen hasil yang mencirikan hasil yang tinggi yaitu tanaman yang memiliki cabang malai yang banyak namun bobot seribu biji kecil. Penyederhanaan model menggunakan metode regresi bertatar dapat diketahui bahwa keragaman data (60%) dapat dijelaskan oleh model ini. Jumlah cabang malai merupakan penduga tunggal yang memberikan sumbangan dalam peningkatan hasil. Bertambahnya satu cabang per malai memungkinkan peningkatan hasil sebesar 2.03 g per rumpun. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jumlah cabang malai merupakan indikator penting dalam peningkatan hasil pada kultivar padang. terhadap hasil pada kultivar lampung Pada kultivar lampung, 64% keragaman data pada komponen pertumbuhan dapat dijelaskan dengan model penuh. Karakter tanaman kultivar lampung yang dapat digunakan untuk penciri tanaman yang berdaya hasil tinggi yaitu tanaman yang batangnya kecil, indek luas daunnya kecil, jumlah anakan sedikit, batang rendah dan umur berbunganya lebih lama. Namun demikian dari hasil analisis (Tabel 3) menunjukkan bahwa model tidak dapat disederhanakan lagi. Berdasarkan model penuh (Tabel 3) yang dihasilkan dari komponen hasil dapat diketahui bahwa sebagian besar (61%) keragaman data dapat dijelaskan oleh model tersebut. Model menunjukkan bahwa karakter tanaman untuk komponen hasil yang dapat digunakan sebagai penciri hasil yang tinggi yaitu tanaman yang bobot seribu bijinya kecil, jumlah bulir per malai banyak serta jumlah cabang per malai sedikit. Hasil penyederhanaan model menggunakan metode regresi bertatar dapat dikatakan 61% keragaman data bisa dijelaskan dengan model tersebut. Pada model sederhana ini diperoleh bahwa bobot seribu biji juga dapat dijadikan sebagai penduga hasil. Model menunjukkan bahwa dengan penambahan bobot seribu biji sebesar 1 g dapat menyebabkan penurunan hasil sebesar 1.36 g per rumpun. Sedangkan jumlah bulir per malai memberikan sumbangan dalam peningkatan hasil. Bertambahnya satu bulir tiap malai memungkinkan peningkatan hasil sebesar 0.11 g per rumpun. Hal ini karena bobot seribu biji besar tetapi jumlah bulir per malai yang dihasilkan sedikit. Hasil akan lebih besar pada tanaman kultivar ini yang memiliki jumlah bulir per malai yang banyak walaupun berat seribu biji

Hubungan pertumbuhan dan hasil beberapa kultivar padi JIPI 81 dari kultivar tersebut kecil, oleh karena itu jumlah bulir per malai dapat dijadikan indikator dalam peningkatan hasil pada kultivar lampung. terhadap hasil pada kultivar pandak kuning Berdasarkan model penuh (Tabel 3) yang diperoleh dari komponen pertumbuhan dapat dikatakan bahwa sebagian besar (R 2 = 77%) keragaman data dapat dijelaskan dengan model tersebut. Model menunjukkan bahwa karakter tanaman untuk kultivar pandak kuning yang dapat digunakan sebagai penciri untuk mendapatkan hasil yang tinggi yaitu tanaman yang punya indek luas daun yang besar, jumlah anakan banyak serta umur berbunga dan umur panen lebih cepat. Model penuh komponen hasil pada kultivar pandak kuning, 53% keragaman data dapat dijelaskan dengan model ini. Model menunjukkan bahwa karakter tanaman untuk komponen hasil yang dapat dijadikan penciri untuk mendapatkan hasil yang tinggi yaitu tanaman yang memiliki jumlah cabang banyak, malainya panjang serta bobot seribu biji kecil. Pada model yang telah disederhanakan menunjukkan bahwa jumlah bulir per malai merupakan penduga tunggal namun keterwakilan keragaman data dapat dijelaskan dengan model ini sangat kecil (31%). Sehingga model ini tidak dapat dijadikan acuan dalam pendugaan hasil KESIMPULAN Pada kultivar surya, karakter tanaman yang berdaya hasil tinggi dicirikan dengan tanaman yang memiliki batang kecil, indek luas daun kecil, anakan sedikit, akar banyak, umur berbunga cepat, cabang malai banyak dan bobot seribu biji kecil. Dari penyederhanaan model, diketahui bahwa sifat-sifat yang mencirikan hasil tinggi untuk kultivar surya yaitu tanaman yang tinggi dan umur berbunga yang lebih cepat. Pada kultivar kuning, karakter tanaman yang berdaya hasil tinggi dicirikan dengan batangnya besar, indek luas daunnya besar, anakan banyak, akar banyak, umur berbunga cukup lama, cabang malainya banyak, ukuran malai pendek dan bobot seribu biji kecil. Pada kultivar padang, karakter tanaman yang berdaya hasil tinggi dicirikan dengan tanaman yang batangnya besar, indek luas daun besar, anakan banyak, serta akarnya yang banyak, cabang malainya banyak namun bobot seribu biji kecil. Untuk kultivar lampung, karakter tanaman yang berdaya hasil tinggi dicirikan dengan tanaman yang memiliki batang kecil, indek luas daun yang kecil, anakan sedikit, umur berbunga lebih lama, jumlah cabang malai sedikit dan bobot seribu biji kecil. Untuk kultivar pandak kuning, karakter tanaman yang berdaya hasil tinggi dicirikan dengan tanaman yang indek luas daunnya besar, anakan sedikit, umur berbunga dan umur panen lebih cepat, malainya pendek tetapi jumlah cabangnya banyak, serta bobot seribu biji kecil. Dari hasil penyederhanaan model untuk komponen hasil dapat diketahui bahwa jumlah bulir per malai merupakan penciri hasil penting yang menunjukkan hasil tinggi kecuali pada kultivar padang yaitu jumlah cabang malai. DAFTAR PUSTAKA BPTP. 2002 a. Teknologi Budidaya Padi Sawah. Deptan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu. Bengkulu BPTP. 2002 b. Pupuk Spesifik Padi Sawah Irigasi di Propinsi Bengkulu. Deptan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu. Bengkulu Departemen Pekerjaan Umum. 1993. Penetapan Pengelolaan Sumber Daya Lahan Sawah di Propinsi Sumatra. Departemen Pekerjaan Umum. Dirjen Pengairan, Direktorat Rawa. Bandung Hidayat. 2002. Varietas diskriminatif untuk padi lahan pasang surut di lingkungan sungai deras, Kalimantan Barat. Akta Agrosia, 5 (2): 60-66

Widodo et al JIPI 82 Manurung dan Ismunadji. 1988. Morfologi dan Fisiologi Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor Munandar, Sukrilani, Yusup, Sulaiman dan A.Wijaya. 1996. Inventarisasi dan studi karakter agronomi berupa varietas lokal padi lebak yang di tanam petani di sekitar Palembang dan kota Kayu Agung. Jurnal Ilmiah Ilmu Pert. Indonesia. 4(1) : 8 13 Radjagukguk, B. 1997. Pertanian berkelanjutan di lahan gambut. Jurnal Alami. 2 (1): 17-20 Samaullah, M. Y. dan A. Darajat. 2001. Toleransi beberapa genotipe padi terhadap ancaman kekeringan. BPTP, Sukamandi. J. Penelitian Tanaman Pangan. 20 (1): 17-23 Sarno. 1996. Pemupukan batuan fosfat alam (BFA) pada tanaman padi di tanah gambut dalam keadaan tidak tergenang. J. Tanah Tropika 2(2):19-25 Sudirjo. 1996. Korelasi sifat-sifat penting dengan daya hasil tanaman padi lokal Bengkulu. Skripsi FP-UNIB. Bengkulu (tidak dipublikasikan)