ANALISIS CLUSTER DALAM PENILAIAN HARGA TANAH



dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

I. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERTANAHAN SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI 1. PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1.

I. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERTANAHAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI 1.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2006 TENTANG

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KAJIAN ATAS DASAR HUKUM PENGADAAN TANAH BANJIR KANAL TIMUR TA 2008 DAN Landasan hukum pelaksanaan pengadaan tanah Banjir Kanal Timur (BKT)

PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM

TATA CARA PERUBAHAN STATUS TANAH HAK MILIK MENJADI HAK GUNA BANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN PERSEROAN TERBATAS

BAB III HASIL PENELITIAN & ANALISIS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2005 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

I. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PERTANAHAN

RGS Mitra 1 of 5 NO NORMA STANDAR MEKANISME KETATALAKSANAAN KUALITAS PRODUK KUALITAS SDM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2005 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2005 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 1994 TENTANG

ARTICLE PELEPASAN HAK ATAS TANAH DALAM PEMBANGUNAN JALAN MALALAK KABUPATEN AGAM. (Studi Kasus Pada Proyek Pembangunan Jalan Malalak

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PMK.02/2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 16 Tahun : 2008 Seri : E

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Laboratorium Fakultas Hukum. Universitas Islam Indonesia

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tidak bertambah akan tetapi justru makin berkurang. Dampaknya untuk

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN BARANG DAERAH MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN BARANG MILIK DAERAH YANG BERNILAI 0 (NOL) DAN 1 (SATU) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 51 TAHUN 2013

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 1993 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Keputusan Presiden No. 55 Tahun 1993 Tentang : Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

- 1 - PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENERTIBAN TANAH TERLANTAR

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR. 35 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN BARANG MILIK DAERAH

JUMLAH BIAYA BIAYA SATUAN NO TAHAPAN KEGIATAN SATUAN KETERANGAN. Persiapan

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 34 TAHUN 2013 TENTANG

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 1993 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2009

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 71

1 of 11 7/26/17, 12:19 AM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAM UMUM PROPINSI JAWA TIMUR

- 1 - KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Tukar Menukar. Tanah. Bangunan. Prosedur.

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM DI DAERAH

I. PENDAHULUAN. peristirahatan terakhir dari seluruh kehidupan di muka bumi. Terkait kepemilikan atas tanah, Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 084 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

DEFINISI. Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 33 TAHUN 2011

RENCANA AKSI PENCAPAIAN KINERJA TAHUN 2016 KASUBAG PENGADAAN TANAH BAGIAN PERTANAHAN SETDA. KABUPATEN MALANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Sragen

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PMK.06/2008 TENTANG PENILAIAN BARANG MILIK NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

TAHAPAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2012

No. / Bidang Pekerjaan Umum

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan dan hasil-hasilnya, maka semakin meningkat pula

PENDAHULUAN. UU No. 30 Tahun 2009 (Pasal 2) tentang Ketenagalistrikkan

SKEMA PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

2 kenyataannya masih ada, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria; c. bahwa ha

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 19 TAHUN 1995 TENTANG

Tipe Clustering. Partitional Clustering. Hirerarchical Clustering

SALINAN NO : 14 / LD/2009

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 18 /PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PENGALIHAN ALUR SUNGAI DAN/ATAU PEMANFAATAN RUAS BEKAS SUNGAI

20ll tentang Penggunaan, Pemanfaatan dan Pemindahtanganan Barang Milik Daerah;

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum (Lembaran Negara Republ

UU No. 2 thn ASAS DAN TUJUAN POKOK-POKOK PENGADAAN TANAH PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH

PROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 1UO TAHUN 2016 TENT ANG

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

MODUL 5 : PENGADAAN TANAH DIBAWAH 5 HA

PROVINSI SULAWESI UTARA KEPUTUSAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 194 TAHUN 2014

Selanjutnya mengacu pada Pasal 4 ayat 2 Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, disebutkan bahwa setiap orang berhak untuk :

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 185/PMK.06/2009 TENTANG PENILAIAN ASET BEKAS MILIK ASING/CINA DAN BENDA CAGAR BUDAYA

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 53 Tahun : 2014

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

Jurnal Cepalo Volume 1, Nomor 1, Desember 2017 LEGALISASI ASET PEMERINTAH DAERAH MELALUI PENDAFTARAN TANAH DI KABUPATEN PRINGSEWU. Oleh.

Jakarta, 7 Desember 1991

2015, No Alat Utama Sistem Senjata di lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 3 Ta

Transkripsi:

ANALISIS CLUSTER DALAM PENILAIAN HARGA TANAH Studi Kasus Pengadaan Tanah Jalan Lintas Utara Kabupaten Bekasi Tahap II Andu Nusantara 3108 207 006

Dalam pengadaan tanah untuk pembangunan jalan, obyek (persil tanah) yang akan dibebaskan memiliki jumlah yang besar. Kondisi semacam ini menimbulkan permasalahan dalam menetapkan nilai tanah untuk masingmasing persil, dimana setiap persil tanah dapat memiliki nilai yang sama atau berbeda tergantung pada besaran variabel.

Pengadaan Tanah bagi Kepentingan Umum (Peraturan Kepala BPN 3/2007), Tanah di atas 1 Ha Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Penyuluhan Identifikasi dan Inventarisasi Penunjukan Lembaga/Tim Penilai Harga Tanah Penilaian Musyawarah Pembayaran Ganti Rugi Pelepasan Hak

BAGAN ALIR KEGIATAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM INSTANSI YANG MEMERLUKAN TANAH BUPATI/WALIKOTA, GUBERNUR PANITIA PENGADAAN TANAH LEMBAGA / TIM PENILAI HARGA TANAH Badan Pertanahan Nasional PEMEGANG/PEMILIK TANAH, BANGUNAN, TANAMAN DAN BENDA-BENDA PENGADILAN NEGERI Mulai 1 PROSES PERENCANAAN : (Survey, Anggaran, Lokasi, Pembangunan, Fisik) 2 RENCANA PEMBANGUNAN Permohonan SK Penetapan Lokasi Berkas Rencana Pengadaan Tanah 3 7b T A 7a Y Berkas Permohonan Penetapan Lokasi RUTR 6a Rekomendasi Pertanahan 6b Sesuai 8 12b 5 Penerimaan Permohonan Pengadaan Tanah Persiapan Kesediaan Masyarakat Menerima Rencana Pembangunan Inventarisasi pemilikan bangunan, tanaman dan benda-benda lain 12c 9 12a Peta Keliling dan Peta Rincikan Daftar pemilikan bangunan, tanaman dan benda-benda lainnya 4 Permohonan Pengukuran 14 13 15 10 16 11 Penelitian Aspek Fisik Pertanahan Pengukuran Penyuluhan Pengumumam Penitipan Gani Rugi 25c Sidang Penetapan PN 28a T 17b B Ada Keberatan? Y 17a Pengesahan Daftar Nominasi 25b 25d Penetapan PN 25e Berita Acara Pengadaan Tanah - Kuitansi - Surat Pernyataan Pelepasan Hak - Dokumen Tanah Asli 29 Permohonan HAT B T 19b 19c Penaksiran Nilai Bangunan, tanaman dan benda-benda lainnya 18 Ada LPT Y 19a Penunjukan LPT Independen 20 Penaksiran Nilai Tanah 22 Musayawarah Ganti Rugi Pembayaran GR 25f Penitipan GR SKPHAT 32 Permohonan Pendaftaran HAT Sertipikat HAT 35 Selesai C 19d T 24b Pemberkasan Pengadaan Tanah 28b D 30 - Kuitansi - Surat Pernyataan Pelepasan Hak - Dokumen Tanah Asli 31 33 Taksiran Nilai Tanah Taksiran Nilai Bangunan, Tanaman dan Benda-benda lainnya 27 Sepakat? Y 24a Penetapan Gani Rugi 34 21 23 25a 26 Proses Penetapan Hak Atas Tanah Proses Pendaftaran Hak Atas Tanah

Dalam penilaian harga tanah Lembaga Penilai Harga Tanah atau Tim Penilai Harga Tanah, berdasar pada: Nilai jual obyek pajak (NJOP) Nilai nyata/sebenarnya dengan memperhatikan NJOP Tahun berjalan, dan dapat berpedoman pada variabel: lokasi dan letak tanah, status tanah, peruntukan tanah, sarana dan prasarana dan faktor lainnya Selanjutnya hasil penilaian harga tanah tersebut oleh P2T dipergunakan sebagai dasar dalam musyawarah nilai ganti rugi.

Perumusan Masalah Bagaimana kelompok persil tanah yang terbentuk berdasarkan variabel nilai tanah pada pengadaan tanah untuk pembangunan jalan lintas utara di Kabupaten Bekasi tahap II. Berapa harga tanah berdasarkan NJOP, nilai pasar, dan permintaan masyarakat pada setiap kelompok. Berapa penilaian (taksiran) harga tanah tiap kelompok berdasarkan NJOP, nilai pasar dan harga permintaan masyarakat.

Tujuan Penelitian Mengetahui jumlah dan profil setiap kelompok obyek tanah yang terbentuk berdasarkan variabel nilai tanah pada pengadaan tanah untuk pembangunan jalan lintas utara di Kabupaten Bekasi tahap II. Mengetahui harga tanah berdasarkan NJOP, nilai pasar dan harga permintaan masyarakat dari setiap kelompok yang terbentuk. Mengetahui taksiran harga tanah untuk tiap kelompok berdasarkan NJOP, nilai pasar dan harga permintaan.

Rancangan Penelitian

Analisis Cluster Tujuan analisis cluster adalah untuk mengelompokkan obyek-obyek persil tanah yang memiliki kesamaan. Analisis cluster yang digunakan adalah Hierarchial Clustering Analysis (HCA). Dalam analisis ini proses pengelompokkannya dilakukan secara bertahap. Dua obyek yang memiliki jarak terdekat akan membentuk cluster, selanjutnya obyek ketiga akan bergabung dengan cluster tersebut atau membentuk kelompok sendiri. Dalam metode ini dibentuk kontruksi hirarki yang digambarkan dalam bentuk dendogram. Metoda clustering yang digunakan adalah nearest neighbor methode dan pengukuran jarak dengan euclidian distance Penetapan kelompok didasarkan pada jarak antar obyek persil tanah sama dengan nol.

Analisis Nilai Pasar Tujuan analisis ini untuk mengetahui gambaran nilai tukar yang mungkin disetujui, jika tanah ditawarkan di pasar terbuka. Dalam mengestimasi nilai pasar digunakan Metode perbandingan penjualan (sales comparison) dengan cara pembandingan data pasar. Dalam metode ini, penilaian tanah dilakukan dengan membandingkan secara langsung dengan data harga tanah yang sejenis (data pembanding). Data pembanding yang diambil minimal 3 (tiga) data. Selanjutnya dilakukan penyesuaian berdasarkan faktorfaktor pembanding. Rumusan yang digunakan adalah: Nilai tanah = nilai data pembanding ± penyesuaian

Analisis Statistik Deskriptif Tujuan analisis ini untuk mendeskripsikan atau menggambarkan data. Dalam analisis dilakukan; perhitungan rata-rata serta penyajian data melalui tabel dan grafik, Analisis ini untuk mengetahui rata-rata dari NJOP dan harga permintaan masyarakat berdasarkan dari data yang diperoleh. Analisis juga digunakan untuk mengetahui perbandingan harga berdasarkan; NJOP, nilai pasar, dan harga permintaan.

Gambaran Umum Wilayah Penelitian Wilayah penelitian terletak di Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat. Jalan lintas utara menghubungkan DKI Jakarta Kab Bekasi Kab Karawang dengan panjang sekitar 21 Km dan ROW 34 meter. Trase jalan berdasarkan pada Surat Keputusan Penetapan Lokasi Nomor: 050.13/Kep- 25B/Bapeda/2005 Perolehan tanah sampai saat ini sekitar 3,56 Km di Desa Bunibakti dan Muarabakti, Kecamatan Babelan Pengadaan tanah tahap II berada di Desa Pantaihurip dan Sukatenang sepanjang 2,5 Km yang dimulai dari Km + 6.500 sampai + 9.000

Lokasi Studi Lokasi Studi

Foto Lokasi

Peta Bidang Tanah

Bidang Tanah yang akan Dibebasakan Jumlah persil bidang tanah adalah sebanyak 115 persil tanah; 87 persil bidang tanah berada di Desa Pantaihurip dan 28 persil bidang tanah berada di Desa Sukatenang. 14 persil tanah di Desa Pantaihurip dan 1 persil tanah di Desa Sukatenang merupakan tanah negara yang penggunaannya sebagai jalan, saluran air, tanggul dan bangunan sekolah. Jadi terdapat 15 persil tanah berupa tanah negara. 100 persil tanah merupakan tanah masyarakat yang memiliki bukti kepemilikan berupa girik dan AJB. Jumlah luas dari 100 persil tanah ini adalah 75.483,94 m2. Dari 100 persil tanah dimiliki oleh 82 pemilik tanah, 65 pemilik tinggal di sekitar lokasi sedangkan 27 pemilik lainnya berada di luar lokasi. Bukti kepemilikan sebanyak 52 persil berupa girik (52%) dan 48 berupa akte jual beli (AJB). NJOP tanah berkisar antara Rp. 10.000,-- sampai dengan Rp. 48.000,--

Hierarchial Clustering Analysis

Profilisasi Cluster

Analisis Harga berdasarkan NJOP

Analisis Harga berdasarkan Nilai Pasar

Harga berdasarkan nilai pasar

Harga Permintaan

Harga NJOP, Nilai pasar dan Permintaan

Perbedaan Nilai Pasar terhadap NJOP dan Harga Permintaan

Taksiran Harga Tanah NJOP di wilayah penelitian sudah tidak menggambarkan nilai pasar lagi, hal ini terlihat dari selisih dan variasi NJOP dengan nilai pasar. Adanya keinginan masyarakat agar harga tanah di atas harga pasar, hal ini terlihat dari kenaikan harga tanah berdasarkan permintaan. Berdasarkan hal di atas, harga tanah berdasarkan nilai pasar (indikasi terendah) dan nilai pasar ditambah kenaikan terendah sebesar Rp. 15.500,- (indikasi tertinggi)

Pengelompokkan Persil Tanah

Bobot Cluster

Kesimpulan Dalam pengadaan tanah, jalan lintas utara Kab Bekasi tahap II, terdapat 115 persil tanah yang akan terkena pembebasan. 100 persil tanah masyarakat dan 15 persil tanah negara. Dari 100 persil tanah, berdasarkan variabel; lokasi, letak, kondisi fisik, surat tanah, peruntukan, sarana dan prasarana, dengan menggunakan hierarchial clustering analysis (HCA) menghasilkan 19 cluster. Harga tanah per m2 berdasarkan NJOP, berkisar Rp. 20.000,-- s/d Rp. 48.000,-- yang diperoleh dari rata-rata NJOP dari setiap cluster. Harga tanah per m2 berdasarkan nilai pasar berkisar Rp.34.000,-- s/d Rp. 105.590,-- yang diperoleh dengan cara perbandingan data transaksi. Sedangkan berdasarkan permintaan masyarakat berkisar Rp. 55.000,-- s/d Rp. 150.000,--, yang diperoleh dari rata-rata permintaan dari setiap cluster. Indikasi harga tanah terendah didasarkan pada nilai pasar, mengingat NJOP sudah tidak menggambarkan harga pasar saat ini. Sedangkan indikasi harga tanah tertinggi didasarkan pada nilai pasar ditambah dengan kenaikan terkecil antara harga permintaan terhadap nilai pasar.

Saran Penentuan jumlah kelompok didasarkan pada kesamaan karakteristik fisik persil tanah menghasilkan jumlah cluster yang banyak. Untuk memudahkan dalam taksiran harga tanah jumlah kelompok seharusnya tidak terlalu banyak. Pada saat ini, belum terdapat penelitian tentang jumlah kelompok yang tepat. Di sisi lain penelitian tentang jarak antar obyek yang menggambarkan kemiripan obyek persil tanah juga belum dilakukan. Data pembanding dalam melakukan analisis perbandingan data penjualan (sales comparison) sebaiknya untuk setiap cluster menggunakan data pembanding yang memiliki kesesuaian dengan cluster. Dengan demikian dalam menentukan nilai pasar dari setiap cluster tidak banyak perbedaan antara karakteristik cluster yang dinilai dengan karakateristik tanah sebagai data pembanding sehingga tidak perlu dilakukan banyak penyesuaian. Dalam melakukan penyesuain elemen-elemen data pembanding, masih sulit didapat data-data yang valid serta belum terdapat penelitian yang membahas tentang cara-cara penyesuaian elemen pembanding dari setiap perbedaan antara elemen cluster yang dinilai dengan elemen data pembanding. Dengan demikian peneletian tentang cara penyesuaian perbandingan data penjualan dan pendataan nilai penyesuaian masih sangat dibutuhkan.

TERIMA KASIH