Buku Panduan Pengadaan Barang/Jasa dan Pendistribusian Barang Logistik Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah



dokumen-dokumen yang mirip
6. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DENGAN EVALUASI SISTEM GUGUR DENGAN AMBANG BATAS

5. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI DAN SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS

LAMPIRAN II TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA BARANG HALAMAN II - 59

3. PELELANGAN UMUM PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DAN EVALUASI SISTEM NILAI DAN SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS

website K/L/D/I masing-masing dan papan pengumuman resmi untuk

B. PELAKSANAAN 1. PELELANGAN UMUM SECARA PASCAKUALIFIKASI METODA SATU SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM GUGUR

AUDIT ATAS PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA DENGAN PRAKUALIFIKASI

3. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE SATU SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM GUGUR

4. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DENGAN EVALUASI SISTEM GUGUR DENGAN AMBANG BATAS

6. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DENGAN EVALUASI SISTEM GUGUR DENGAN AMBANG BATAS

4. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI ATAU SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN (AANWIJZING) Nomor : 027 / 60 - BAPP / LS / ULP - POKJA V / IX / 2012

BERITA - ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING) Nomor : 027/ 14 - BAPP/LU/ULP-POKJA III/ III /2013

5. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI DAN SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS

5. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI DAN SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS

2. PELELANGAN UMUM SECARA PASCAKUALIFIKASI METODE DUA SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI DAN SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS

5. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DENGAN EVALUASI SISTEM GUGUR DENGAN AMBANG BATAS

TBERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 64.LLASDP/ULP-Pokja Konstruksi I/2011

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 365/ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011

AUDIT ATAS PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA DENGAN PASCAKUALIFIKASI

2. PELELANGAN UMUM SECARA PASCAKUALIFIKASI METODE DUA SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI DAN SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS

B. PELAKSANAAN 1. PELELANGAN UMUM SECARA PASCAKUALIFIKASI METODA SATU SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM GUGUR

INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)

3. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI ATAU SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS

12. PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG ATAU PENGADAAN LANGSUNG

PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG

B. PROSES PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI BERBENTUK PERORANGAN 1. SELEKSI UMUM METODE EVALUASI KUALITAS SATU SAMPUL

PROSEDUR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BERDASARKAN PERPRES NOMOR 54 TAHUN Oleh : Rusdianto S., S.H., M.H. 1

6. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI DAN SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS

3. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE SATU SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM GUGUR

B. PELAKSANAAN BAB III TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA PEKERJAAN KONSTRUKSI HALAMAN III -43

2. PELELANGAN UMUM SECARA PASCAKUALIFIKASI METODE DUA SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI ATAU SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS

BAB III TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA PEKERJAAN KONSTRUKSI HALAMAN III - 73

2. SELEKSI UMUM METODE EVALUASI KUALITAS DAN BIAYA SERTA METODE EVALUASI PAGU ANGGARAN DUA SAMPUL

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

B. PROSES PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI BERBENTUK BADAN USAHA

3. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE SATU SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM GUGUR

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

4. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI ATAU SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS

D O K U M E N P E N G A D A A N

A D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N. Nomor: ADD. II-2/DOK-DPU/ULP-KONSTRUKSI/2013. Tanggal: 24 Mei untuk Pengadaan

Nomor : 517/K3/LK/2012. Tanggal: 28 Juni untuk PENGADAAN ALAT PENGOLAHAN DATA KANTOR KOPERTIS WILAYAH III KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PELAKSANAAN PROGRAM, KEGIATAN DAN PENGENDALIAN SERTA PENGAWASAN PELAKSANAAN APBD

PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II

b. Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Pengadaan 1) Penyedia melakukan pendaftaran, melalui: a) pendaftaran langsung; atau b) pendaftaran

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI GORONTALO

DAFTAR ISI BAB V TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI BERBENTUK PERORANGAN

UNTUK PEKERJAAN PENGADAAN PERALATAN LABORATORIUM KOMPUTER SMP

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN

Nomor: 03.2/PPBJ/DP/BAWASLU/I/2015. Tanggal: 5 Januari untuk PENGADAAN TENAGA KEBERSIHAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TAHUN 2015

ADDENDUM DOKUMEN PEMILIHAN

PANITIA PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH DINAS KEBERSIHAN, PERTAMANAN DAN PEMAKAMAN TAHUN ANGGARAN 2011

D O K U M E N P E N G A D A A N

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NO : 07/PRT/M/2011 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI

DOKUMEN PEMILIHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI PRAKUALIFIKASI METODE 2 (DUA) TAHAP DENGAN SISTEM NILAI KONTRAK HARGA SATUAN

Standar Dokumen Pengadaan

Standar Dokumen Pengadaan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG

Berita Acara Hasil Pelelangan ( BAHP ) PEKERJAAN : Pengadaan Mesin Fotocopy UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH) Tanggal 31 Agustus 2012

Dokumen Pengadaan. Pengadaan Jasa Lainnya. Metode Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi

BAB I UMUM. B. Dalam dokumen ini dipergunakan pengertian, istilah dan singkatan sebagai berikut:

TP - APBN TA Pengadaan Hand Traktor Sebanyak 7 Unit

REPUBLIK INDONESIA DOKUMEN SAYEMBARA LOGO KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM UNIT LAYANAN PENGADAAN PETUNJUK PELAKSANAAN PENETAPAN PEMENANG SELEKSI/LELANG

Dokumen Pengadaan Ulang

NOMOR: 009/F.08/PHKI/Itenas/IX/2013

PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN DINAS PERIKANAN DAN PETERNAKAN. Komplek Perkantoran SKPD Pemkab Simalungun Pamatangraya Tel.

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI PANDEGLANG,

3.1 Pemilihan penyedia jasa konsultansi ini dapat diikuti oleh semua penyedia yang tercantum dalam Daftar Pendek. 3.

AUDIT ATAS PERSIAPAN PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

Standar Dokumen Pengadaan

3. SELEKSI UMUM METODE EVALUASI BIAYA TERENDAH SATU SAMPUL

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NO : 07/PRT/M/2011 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI

PANITIA PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH DINAS KEBERSIHAN, PERTAMANAN DAN PEMAKAMAN TAHUN ANGGARAN 2011

Dokumen Pengadaan Ulang

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I. UMUM BAB I UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN POKJA ULP PEMBANGUNAN DERMAGA SP.1 DISHUBKOMINFO KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2014

RISALAH PENJELASAN (AANWIJZING) DOKUMEN PEMILIHAN SELEKSI SEDERHANA JASA KONSULTASI PENGAWASAN

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI

BAB I. UMUM. - PPK : Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa;

PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 475 TAHUN 2014

Walikota Tasikmalaya

A. Dokumen Pengadaan ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

DOKUMEN PENGADAAN. Nomor : 003/K3/LK/2013. Tanggal: 02 Januari untuk PEMELIHARAAN GEDUNG KANTOR JASA KEBERSIHAN (CLEANING SERVICE)

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN ( AANWIJZING )

Standar Dokumen Pengadaan

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

1 / 8

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Republik Indonesia. Standar Dokumen Pengadaan. Pengadaan. Pekerjaan Konstruksi. Metoda Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi

PENGADAAN JASA KONSTRUKSI

Tugas dan Kewenangan PA/KPA, PPK, ULP, dan PPHP dalam Pengadaan Barang/Jasa

Berita Acara Hasil Pelelangan ( BAHP ) PEKERJAAN : Pengadaan Bus Mahasiswa UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH) Tanggal 31 Agustus 2012

BAB I. UMUM. B. Dalam dokumen ini dipergunakan pengertian, istilah dan singkatan sebagai berikut:

SWAKELOLA DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

Transkripsi:

Buku Panduan Pengadaan Barang/Jasa dan Pendistribusian Barang Logistik Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Buku Panduan Pengadaan Barang/Jasa dan Pendistribusian Barang Logistik Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah KOMISI PEMILIHAN UMUM

Buku Panduan Pengadaan Barang/Jasa dan Pendistribusian Barang Logistik KOMISI PEMILIHAN UMUM Pengarah Prof. Dr. H. A. Hafiz Anshary AZ, M.A., Ketua KPU Sri Nuryanti, SIP., M.A., Anggota KPU Dra. Endang Sulastri, M.Si., Anggota KPU I Gusti Putu Artha, S.P., M.Si., Anggota KPU Dr. H. Abdul Aziz, M.A., Anggota KPU Prof. Dr. Ir. H. Syamsulbahri, M.S., Anggota KPU Pdt. Saut Hamonangan Sirait, M.Th., Anggota KPU Assalamu alaikum Wr. Wb. Sambutan Ketua Komisi Pemilihan Umum Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas terbitnya Buku Panduan Pengadaan Barang/ Jasa dan Pendistribusian Barang Logistik. Panduan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dalam menyusun pedoman kerja penyelenggaraan logistik pada pelaksanaan Pemilukada. Editor Dr. H. Abdul Aziz, M.A Pengadaan Barang/Jasa terutama terkait Logistik Pemilu merupakan salah satu elemen penting dalam kesuksesan Pemilu. Perencanaan dan pengaturan logistik yang baik wajib dilakukan oleh penyelenggara pemilu dalam rangka melaksanakan kedaulatan rakyat berdasarkan asas langsung, umum, bebas dan rahasia (LUBER), serta jujur dan adil (JURDIL). ii Pengarah Teknis Dr. Dalail, M.S Drs. H. Boradi Dra. Farida Fauzia, M.Si. Penyusun dan Penerbit Komisi Pemilihan Umum dan Australian Electoral Commission Publikasi ini didanai oleh Kemitraan Australia Indonesia. Sebagian atau seluruh isi buku ini, termasuk ilustrasinya, boleh diperbanyak atau direproduksi dengan syarat disebarkan secara gratis dan tidak diperjualbelikan. Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ini merupakan penjabaran teknis dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah, Keppres No. 80 Tahun 2003 yang diubah dengan Keppres Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah. Peraturan KPU Nomor 66 Tahun 2009 yang diubah dengan Peraturan KPU Nomor 17 Tahun 2010 tentang Penetapan Norma, Standar, Prosedur, dan Kebutuhan Pengadaan serta Pendistribusian Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ini terdiri dari 6 (enam) bagian, yakni : Bab 1 Pedoman Dasar Pengadaan Barang dan Jasa Logistik Pemilukada Bab 2 Jenis dan Jumlah Barang/Jasa Logistik Pemilukada Bab 3 Spesifikasi Barang dan Jasa Logistik Pemilukada Bab 4 Pendistribusian Barang Logistik Pemilukada Bab 5 Tugas KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, dan KPPS dalam Penerimaan dan Pendistribusian Barang Logistik Pemilukada Bab 6 Penarikan Barang Logistik Pemilukada iii Akhirnya saya ucapkan selamat bekerja dan semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan bimbingan bagi kita semua. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Informasi lebih lanjut hubungi Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum Jalan Imam Bonjol 29, Jakarta Pusat 10310 Telp. 021-31937223, Fax. 021-3157759 www.kpu.go.id Jakarta, 4 Agustus 2010 Cetakan Pertama November 2011 KETUA Prof. Dr. H. A. Hafiz Anshary AZ, M.A.

Daftar Isi Sambutan Ketua Komisi Pemilihan Umum iii Bab 3 Spesifikasi Barang dan Jasa Logistik Pemilukada Daftar Isi Daftar Singkatan iv vii Abstraksi 51 A. Pengantar 52 Bab 1 Pedoman Dasar Pengadaan Barang dan Jasa Logistik Pemilukada Abstraksi 1 A Pengantar 2 B. Isi 52 C. Pengertian 52 D. Deskripsi 52 1. Pedoman spesifikasi teknis surat suara 52 B Isi 2 2. Pedoman spesifikasi teknis formulir 54 iv C Pengertian 2 D. Deskripsi 3 1. Prinsip-prinsip pengadaan barang dan jasa 3 2. Etika pengadaan barang /jasa 4 3. Persiapan pengadaan barang/jasa 4 4. Para pihak dalam pengadaan barang/jasa 8 5. Sumber pembiayaan pengadaan barang/jasa 8 6. Metode pengadaan barang/jasa 9 7. Tahapan Proses Pengadaan barang/jasa 13 8. Pelelangan Gagal dan Tindak Lanjut Pelelangan Gagal 26 9. Pendelegasian pengadaan barang dan jasa logistik Pemilukada Provinsi 28 Daftar pemeriksaan: 29 Bab 4 3. Pedoman spesifikasi teknis segel 55 4. Pedoman spesifikasi sampul kertas 55 5. Pedoman spesifikasi teknis bilik suara 56 6. Pedoman spesifikasi teknis kotak suara 57 7. Pedoman spesifikasi teknis tinta sidik jari 58 8. Pedoman spesifikasi teknis kartu pemilih 59 9. Pedoman spesifikasi teknis stiker nomor kotak suara 59 10. Pedoman spesifikasi teknis daftar calon 60 11. Pedoman spesifikasi teknis alat bantu tuna netra (template) 60 Daftar Pemeriksaan: 60 Pendistribusian Barang Logistik Pemilukada v Bab 2 Jenis dan Jumlah Barang/Jasa Logistik Pemilukada Abstraksi 61 A. Pengantar 61 Abstraksi 33 B. Isi 61 A. Pengantar 33 C. Pengertian 62 B. Isi 33 D. Deskripsi 62 C. Pengertian 34 D. Deskripsi 34 1. Peraturan perundang-undangan yang menjadi rujukan pengadaan dan pendistribusian logistik Pemilukada 34 2. Perlengkapan penyelenggaraan Pemilukada 35 3. Alat kelengkapan penyelenggaraan Pemilukada setiap tingkatan badan pelaksana 42 4. Jumlah kebutuhan tiap jenis logistik pada setiap badan pelaksana Pemilukada 44 5. Kesiapan data sebagai dasar penghitungan perencanaan pengadaan barang/jasa 48 1. Penentuan skala prioritas daerah tujuan 62 2. Penentuan sarana angkutan 62 3. Penentuan lama waktu pendistribusian 62 4. Penentuan target waktu 63 5. Penyusunan jadwal waktu pelaksanaan pendistribusian 63 6. Pelaksanaan pendistribusian 63 7. Penerimaan Barang 66 8. Penyimpanan 67 Daftar pemeriksaan: 50 Daftar pemeriksaan: 68

Daftar Singkatan Bab 5 Tugas KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, dan KPPS dalam Penerimaan dan Pendistribusian Barang Logistik Pemilukada Abstraksi 71 APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah BAST : Berita Acara Serah Terima A. Pengantar 71 BPK : Badan Pemeriksa Keuangan B. Isi 71 C. Pengertian 72 D. Deskripsi 72 DPT : Daftar Pemilih Tetap HPS : Harga Perkiraan Sendiri 1. Alur penerimaan dan pendistribusian logistik Pemilukada 72 2. Tugas KPU Kabupaten/Kota dalam penerimaan dan pendistribusian logistik 73 3. Tugas PPK dalam penerimaan dan pendistribusian barang logistik 75 Kabag : Kepala Bagian Kasubag : Kepala Sub Bagian 4. Tugas PPS dalam penerimaan dan pendistribusian barang logistik 76 5. Tugas KPPS dalam penerimaan barang logistik 76 Daftar pemeriksaan: 77 Keppres : Keputusan Presiden KKN : Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme Bab 6 Penarikan Barang Logistik Pemilukada Abstraksi 79 A. Pengantar 79 KPPS : Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara KPU : Komisi Pemilihan Umum KWK : Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah vi B. Isi 79 C. Pengertian 80 D. Deskripsi 80 1. Tata cara penarikan logistik dari TPS 80 Panwaslu Panitia Pengawas Pemilu Pemilukada : Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Permendagri : Peraturan Menteri Dalam Negeri vii 2. Logistik Pemilukada yang ditarik dari TPS 81 3. Logistik Pemilukada yang ditarik dari PPK 82 4. Penyimpanan dan pemeliharaan barang logistik Pemilukada di KPU Kabupaten/Kota 82 Perpres : Peraturan Presiden PP : Peraturan Pemerintah 5. Penghapusan barang pakai habis 82 Daftar pemeriksaan: 85 PPK : Panitia Pemilihan Kecamatan Pejabat Pembuat Komitmen LAMPIRAN PPS : Panitia Pemungutan Suara SPA : Surat Perintah Angkut SPP : Surat Perintah Penyerahan TPS : Tempat Pemungutan Suara UU : Undang-Undang

Pendahuluan Buku Panduan ini disediakan untuk pengetahuan anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/ Kota maupun pejabat di sekretariat dalam membuat kebijakan dan melakukan kegiatan pengadaan barang/jasa logistik Pemilukada dan pendistribusiannya. Buku Panduan ini terdiri atas enam bagian, diawali dengan penjelasan tentang prinsip-prinsip pengadaan barang/jasa Pemilukada, sampai dengan penghapusan barang logistik pakai habis. Hal-hal penting, seperti kejadian di lapangan, tip, dan dasar hukum yang dipedomani dimuat dalam box/kotak agar menarik untuk dibaca. Anggota KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota maupun pejabat di sekretariat diminta mempelajari buku panduan ini dengan cermat. Setelah mempelajari atau mendiskusikan atau melatihkan materi buku panduan ini, diharapkan memahami dengan baik tata cara pengadaan barang/ jasa dan pendistribusian barang logistik Pemilukada, secara tepat jumlah, tepat, jenis, tepat kualitas, dan tepat sasaran, sesuai peraturan perundang-undangan pengadaan barang/ jasa yang berlaku. Bab 1 Pedoman Dasar Pengadaan Barang dan Jasa Logistik Pemilukada viii 1 Abstraksi Untuk menyediakan barang/jasa yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan Pemilukada, pihak pengguna dan penyedia tunduk kepada etika dan norma pengadaan barang dan jasa yang berlaku, serta mengikuti prinsip-prinsip, metode dan proses pengadaan barang dan jasa yang baku.

A Pengantar D. Deskripsi Bab satu berisi paparan tentang pedoman dasar pengadaan barang/jasa logistik Pemilukada, yakni memuat pengetahuan tentang hal-hal yang harus dipedomani oleh KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dalam pengadaan barang/jasa logistik Pemilukada sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 1. Prinsip-prinsip pengadaan barang dan jasa Sesuai Peraturan Presiden R.I. Nomor 54 Tahun 2010 beserta lampirannya, pengadaan barang/jasa logistik Pemilukada harus dilaksanakan berdasarkan prinsip: 2 B C Tujuan bab ini adalah: Mengupayakan agar jajaran KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dapat melaksanakan pengadaan barang/jasa logistik Pemilukada sesuai etika, norma, prinsip-prinsip, metode, dan proses pengadaan barang/jasa yang baku. Isi Materi yang dibahas pada bab ini, meliputi: 1. Prinsip-prinsip pengadaan barang/jasa 2. Etika pengadaan barang/jasa 3. Langkah-langkah pengadaan barang/jasa 4. Para pihak pengadaan barang/jasa 5. Sumber pembiayaan pengadaan barang/jasa 6. Metode pengadaan barang/jasa 7. Tahapan proses pengadaan barang/jasa 8. Pelaksanaan pengadaan barang/jasa 9. Pendelegasian pengadaan barang/jasa logistik Pemilukada Provinsi Pengertian 1. Pedoman dasar pengadaan barang/jasa logistik Pemilukada adalah pedoman yang dipergunakan dalam pengadaan barang/jasa logistik Pemilukada mengacu pada peraturan perundang-undangan pengadaan barang/jasa yang berlaku. 2. Pengadaan barang/jasa (logistik) Pemilukada adalah rangkaian kegiatan pengadaan untuk pemenuhan kebutuhan barang/jasa (logistik) baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun melalui penyedia barang/jasa. 3. Kontrak adalah perikatan antara pengguna barang/jasa dengan penyedia barang/ jasa dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa. 4. Dokumen kontrak adalah naskah surat perjanjian yang ditanda tangani oleh pengguna barang/jasa dan penyedia barang/jasa yang ditunjuk dan mencakup syarat-syarat umum dan syarat-syarat khusus kontrak serta semua dokumen lain yang ditetapkan dalam surat perjanjian. a. Efisien Artinya barang/jasa logistik Pemilukada diadakan tepat jumlah, tepat waktu, tepat kualitas serta tepat sasaran dengan harga yang wajar dan harus dapat dipertanggungjawabkan. Yang dimaksud harga yang wajar, adalah harga patokan maksimum yang ditetapkan KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota sesuai prosedur baku setelah dilakukan survei harga pasar dan harga pantas sesuai kualitas barang serta tidak melebihi pagu anggaran. b. Efektif Artinya barang/jasa logistik Pemilukada diadakan sesuai kebutuhan badan penyelenggara Ad hoc dan jumlah pemilih, dan dapat memberikan manfaat sesuai sasaran yang telah ditetapkan. c. Bersaing Artinya pengadaan dilakukan melalui persaingan yang sehat dan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada publik/dunia usaha untuk berpartisipasi sesuai dengan kemampuannya berdasarkan ketentuan dan prosedur baku yang transparan d. Transparan 1) Informasi rencana pengadaan barang/jasa logistik Pemilukada sifatnya terbuka bagi publik melalui media massa dan papan pengumuman resmi KPU Provinsi/ KPU Kabupaten/Kota 2) Informasi tentang syarat administratif, teknis, tata cara evaluasi, penetapan calon penyedia barang/jasa terbuka bagi publik dapat diakses melalui papan pengumuman resmi KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota 3) Seluruh proses pengadaan diawasi melalui pengawasan melekat, pengawasan fungsional dan dapat melalui pengawasan masyarakat/publik e. Adil / tidak diskriminatif KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota memberi perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberikan keuntungan kepada pihak tertentu. Pedoman Dasar Pengadaan Barang dan Jasa Logistik Pemilukada 3 f. Bertanggungjawab Pengadaan barang/jasa logistik Pemilukada dari aspek penggunaan dana, kualitas dan kuantítas, serta keamanan barang, dapat menjamin kelancaran penyelenggaraan Pemilukada

2. Etika pengadaan barang /jasa Pengguna (KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota) dan penyedia barang/jasa logistik Pemilukada harus mematuhi etika pengadan barang/jasa, yaitu: 1 2 a. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab b. Bekerja secara professional dan mandiri; c. Tidak saling mempengaruhi; d. Menerima dan tanggung jawab atas segala putusan yang ditetapkan; e. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan; f. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara; g. Menghindari dan mencegah penyelahgunaan wewenang dan/atau kolusi; h. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberitahu menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat dan berupa apa saja dari atau kepada siapapun yang diketahuai atau patut diduga berkaitan dengan pengadaan barang/ jasa. 4 3. Persiapan pengadaan barang/jasa a. Sekretaris KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota selaku pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran (PA/KPA) mengangkat satu atau lebih Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), panitia pengadaan barang/jasa, dan pejabat pengadaan barang/ jasa. b. Membentuk panitia pengadaan barang dan jasa, yang anggotanya terdiri dari personil yang telah memiliki sertifikat ahli pengadaan yang masih berlaku. Dalam hal disekretariat KPU Provinsi/Kabupaten/Kota tidak cukup personil yang memiliki sertifikat ahli pengadaan dapat meminta bantuan kepada instansi terkait (pemerintah daerah). c. Melakukan indentifikasi kebutuhan barang logistik Pemilukada sesuai dengan jumlah pemilih, jumlah TPS, jumlah badan penyelenggara di semua tingkatan, dan jumlah pasangan calon d. Menetapkan jadwal dan tahapan pengadaan barang/jasa Pemilukada dan pendistribusiannya e. Mengadakan dan mendistribusikan perlengkapan penyelenggaraan Pemilukada berdasarkan norma, standar, prosedur, dan kebutuhan yang ditetapkan oleh KPU f. Mengidentifikasi persoalan/kendala yang timbul dalam pengadaan dan pendistribusian barang/jasa logistik Pemilukada. 3 4 Pedoman Dasar Pengadaan Barang dan Jasa Logistik Pemilukada 5 Dalam hal jumlah pemilih, jumlah TPS serta jumlah pasangan calon belum ditetapkan, untuk keperluan proses pelelangan pengadaan logistik Pemilukada KPU Provinsi/KPU Kabupaten/ Kota membuat estimasi perkiraan jumlah pemilih, jumlah TPS serta jumlah pasangan calon (data sementara), Dalam kontrak/surat perjanjian harus menggunakan data yang riil, hal yang demikian harus dijelaskan pada saat rapat penjelasan pelelangan atau dalam dokumen lelang. 5 6

Kriteria kualifikasi, tugas pokok dan tanggung jawab PPK sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Kriteria, kualifikasi, tugas pokok dan tanggung jawab Unit Layanan Pengadaan/ Pejabat Pengadaan sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 1. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1. Pejabat Pengadaan 6 Pejabat yang diangkat oleh PA/KPA, sebagai pemilik pekerjaan, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa 2. Kualifikasi PPK a. Memiliki integritas; b. Memiliki disiplin tinggi; c. Memiliki tanggung jawab dan kualifikasi teknis serta managerial dalam melaksanakan tugas; d. Mampu mengambil keputusan, bertindak tegas dan memiliki keteladanan dalam sikap perilaku serta tidak pernah KKN; e. Menandatangani pakta integritas; f. Tidak menjabat sebagai pengelola keuangan; g. Memiliki sertifikat ahli pengadaan Persyaratan manajerial sebagaimana dimaksud dalam huruf (c) adalah : a. Berpendidikan paling kurang Sarjana Strata Satu (S1); b. Memiliki pengalaman paling kurang 2 (dua) tahun terlibat aktif dalam pengadaan barang/ jasa; c. Memiliki kemampuan kerja secara kelompok; 3. Tugas Pokok dan wewenang PPK a. Menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang meliputi : 1) spesifikasi teknis barang/jasa 2) harga perkiraan sendiri (HPS) 3) rancangan kontrak. b. Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa; c. Menandantangani Kontrak; d. Melaksanakan kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa; e. Mengendalikan pelaksanaan Kontrak; f. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pengadaan barang/jasa kepada PA/KPA; g. Menyerahkan hasil pekerjaan pengadaan barang/jasa kepada PA/KPA dengan Berita Acara Penyerahan; h. Melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada PA/KPA; i. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan pengadaan barang/jasa; j. Menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada Penyedia Barang/Jasa. 4. Tanggungjawab PPK Bertanggung jawab dari segi administrasi, keuangan serta fisik barang/jasa yang diadakan. PPK dilarang mengadakan ikatan perjanjian atau menandatangani kontrak dengan Penyedia Barang/jasa apabila belum tersedia anggaran atau tidak cukup tersedia anggaran yang dapat mengakibatkan dilampauinya batas anggaran yang tersedia. Adalah 1 (satu) orang yang diangkat oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk melaksanakan pengadaan barang yang bernilai sampai dengan Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan untuk pengadaan jasa konsultasi bernilai sampai dengan Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) 2. Kualifikasi ULP/Pejabat Pengadaan: a. Memiliki integritas, disiplin dan tanggungjawab dalam melaksanakan tugas; b. Memahami pekerjaan yang akan diadakan; c. Memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas ULP/Pejabat Pengadaan; d. Memahami isi dokumen, metode dan prosedur pengadaan; e. Tidak mempunyai hubungan keluarga dengan Pejabat yang menetapkan ULP/Pejabat Pengadaan; f. Memiliki Sertifikat Ahli Pengadaan Barang/Jasa; g. Menandatangani Pakta Integritas. 3. Tugas Pokok dan Wewenang ULP/Pejabat Pengadaan. a. Menyusun rencana pemilihan Penyedia Barang/Jasa; b. Menetapkan Dokumen Pengadaan; c. Menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran; d. Mengumumkan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di website instansi masing-masing dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta menyampaikan ke Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) untuk diumumkan dalam Portal Pengadaan Nasional; e. Menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui prakualifikasi atau pascakualifikasi; f. Melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap penawaran yang masuk; g. Khusus untuk ULP 1) Menjawab sanggahan; 2) Menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk : a) Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi dan Jasa lainnya yang bernilai paling tinggi Rp. 100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah), dan b) Pengadaan Jasa Konsultasi yang bernilai paling tinggi Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) 3) Menyerahkan salinan Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada PPK 4) Menyimpan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa. h. Khusus untuk Pejabat Pengadaan : 1) Menetapkan Penyedia barang/jasa untuk : a) Penunjukkan Langsung atau Pengadaan Langsung Paket Pengadaan Barang/ Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya yang bernilai paling tinggi Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) b) Penunjukkan Langsung atau Pengadaan Langsung Paket Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai paling tinggi Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) Pedoman Dasar Pengadaan Barang dan Jasa Logistik Pemilukada 7 2) Menyerahkan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa. i. Membuat laporan mengenai proses dan hasil Pengadaan Barang/Jasa Pimpinan Instansi; j. Memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan Pengadaan Barang/ Jasa kepada PA/KPA

8 4. Para pihak dalam pengadaan barang/jasa Pengadaan barang dan jasa melibatkan dua pihak, yaitu pihak pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran/pengguna barang atau pejabat pembuat komitmen (PPK) dan pihak penyedia barang/jasa (rekanan). a. Pihak pengguna (pihak yang membutuhkan barang): 1) Pengguna barang atau pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran adalah pihak yang membutuhkan barang/jasa dalam hal ini adalah ketua dan/atau sekretaris KPU Provinsi/Kabupaten/Kota. Dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa logistik Pemilukada. Pengguna barang/anggaran menunjuk dan mengangkat pejabat pembuat komitmen (PPK). 2) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah pejabat yang diangkat oleh pengguna barang/anggaran yang bertanggung jawab baik secara administratif, keuangan dan fisik atas barang/jasa yang diadakan untuk Pemilukada. b. Pihak penyedia barang/jasa adalah suatu badan hukum atau perseorangan yang memenuhi syarat berdasar peraturan perundang-undangan yang ditunjuk sebagai penyedia barang/jasa logistik Pemilukada. 5. Sumber pembiayaan pengadaan barang/jasa Sumber pembiayaan pengadaan barang/jasa logistik Pemilukada berasal dari: a. Penganggaran belanja Pemilukada Provinsi dibebankan pada APBD Provinsi. b. Penganggaran belanja Pemilukada Kabupaten/Kota dibebankan pada APBD Kabupaten/Kota. Satuan biaya belanja barang/jasa mengacu kepada standar yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat/keputusan kepala daerah dengan menyesuaikan dengan harga pasar setempat pada saat kegiatan berlangsung (Pasal 4 ayat (4) dan ayat (6) Permendagri No. 57 Tahun 2009) KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota agar mengusulkan standarisasi harga barang/jasa logistik Pemilukada untuk dimasukkan dalam peraturan Gubernur/Bupati/Walikota tentang standarisasi biaya dan honorarium biaya pemeliharaan dan standarisasi harga pengadaan barang/jasa kebutuhan Provinsi/Kabupaten/Kota (Lihat Pasal 4 ayat (4) dan (6) Permendagri No. 57 Tahun 2009) Usulan tersebut disampaikan kepada pemerintah daerah sebelum tahun anggaran berjalan Sumber: Keterangan: Alur Tanggung Jawab Pengadaan dan Distribusi Barang Logistik Pemilukada KPU: Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kebutuhan pengadaan serta pendistribusian logistik Pemilukada KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota: Menetapkan kebijakan kebutuhan pengadaan dan pendistribusian logistik Pemilukada sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Sekretaris KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota Mengadakan dan mendistribusikan logistik Pemilukada berdasarkan norma, standar, prosedur, dan kebutuhan pengadaan serta pendistribusian yang ditetapkan oleh KPU Secara periodik melaporkan pelaksanaan kegiatan kepada rapat pleno KPU Provinsi/ KPU Kabupaten/Kota Bertanggungjawab kepada rapat pleno KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota Bertanggungjawab dalam hal administrasi keuangan serta pengadaan barang dan jasa berdasarkan peraturan perundang-undangan Pasal 68 ayat (2) dan ayat (4) UU No.22 Tahun2007; Pasal 20, 22 Permendagri No. 44 tahun 2007; Pasal 3 Peraturan KPU No. 66 Tahun 2009; Pasal 41 (2)(4), 58 (2)(4), 66 (1)(2), 72 (4), 73 (4), 84 (2-5), 85 (2-5) Peraturan KPU No. 05 Tahun 2008 : Laporan pelaksanaan : Supervisi, pengarahan, koordinasi KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota: melaporkan pertanggungjawaban kepada kepala daerah dan DPRD : Penyelenggaraan Pemilukada Penggunaan anggaran yang diterima dari APBD Pedoman Dasar Pengadaan Barang dan Jasa Logistik Pemilukada 9 Untuk menghindari ketidaksiapan belanja Pemilukada, ada baiknya 3 tahun sebelum Pemilukada KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota menyusun prakiraan kebutuhan belanja Pemilukada yang disampaikan kepada kepala daerah dan DPRD. Sesuai Pasal 15 Permendagri No. 44 Tahun 2007 sebagaimana telah diubah dengan Permendagri No. 57 Tahun 2009 pemerintah daerah dapat mengadakan dana cadangan Pemilukada dalam hal ada keterbatasan kemampuan keuangan daerah : Laporan pertanggungjawaban 6. Metode pengadaan barang/jasa Pada dasarnya untuk pengadaan barang/jasa logistik Pemilukada dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melalui penyedia barang/jasa dan dengan swakelola. Berdasarkan ketentuan Perpres Nomor 54 Tahun 2010 beserta lampirannya, metode pemilihan pengadaan barang/jasa dibagi menjadi dua yaitu: a. Pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya 1) Pada prinsipnya pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dilakukan melalui pelelangan umum, yaitu metode pemilihan penyedia barang/ jasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui website Kementerian/ Lembaga/Departemen/Instansi dan papan pengumuman resmi serta Portal Pengadaan Nasional melalui Layanan Pengadaan Sistem Elektronik (LPSE) sehingga masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.

10 2) Khusus pekerjaan konstruksi yang bersifat kompleks dan diyakini jumlah penyediaannya terbatas, pemilihan penyedia pekerjaan kontruksi dilakukan dengan metode pelelangan terbatas dan diumumkan secara luas melalui website K/L/D/I dan papan pengumuman resmi dengan mencantumkan jumlah penyedia barang/jasa yang telah diyakini mampu. 3) Untuk pengadaan pekerjaan yang tidak kompleks dengan nilai paling tinggi Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dapat dilakukan dengan: a) Pelelangan sederhana untuk pengadaan barang dan jasa lainnya. atau b) Pemilihan langsung untuk pengadaan pekerjaan konstruksi. Pelelangan Sederhana atau Pemilihan Langsung dilakukan melalui proses pascakualifikasi diumumkan sekurang-kurangnya via website J/L/D/I dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE, sehinga masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya. 4) Untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dalam keadaan tertentu dan/atau pengadaan barang/pekerjaan/jasa lainnya yang bersifat khusus dapat dilakukan dengan Penunjukkan Langsung, dengan mengundang 1 (satu) Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya yang dinilai mampu dan/atau memenuhi kualifikasi dan dilakukan negosiasi baik teknis maupun harga sehingga diperoleh harga yang sesuai dengan harga pasar yang berlaku dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. Kriteria keadaan tertentu meliputi: a) Penanganan darurat yang tidak bisa direncanakan sebelumnya dan waktu penyelesaiannya harus segera/tidak bisa ditunda untuk: Pertahanan negara; Keamanan dan ketertiban masyarakat; Keselamatan/perlindungan masyarakat yang pelaksanaanya tidak dapat ditunda/harus dilakukan segera. b) Pekerjaan penyiapan konferensi yang mendadak untuk menindaklanjuti komitmen internasional dan dihadiri oleh Presiden/Wakil Presiden; c) Kegiatan menyangkut pertahanan negara yang ditetapkan oleh Menteri Pertahanan serta kegiatan yang menyangkut keamanan dan ketertiban Masyarakat yang ditetapkan oleh Kapolri. d) Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainya yang spesifik dan hanya dapat dilaksanakan oleh 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa Lainnya karena 1 (satu) pabrikan, 1 (satu) pemegang hak paten. Kriteria Barang Khusus/Pekerjaan Konstruksi Khusus/Jasa Lainnya yang bersifat khusus meliputi: a) Barang/Jasa Lainnya berdasar tarif resmi yang ditetapkan oleh Pemerintah; b) Pekerjaan Konstruksi Bangunan yang merupakan satu kesatuan sistem konstruksi dan satu kesatuan tanggung jawab resiko kegagalan bangunan yang secara keseluruhan tidak dapat direncanakan/diperhitungkan sebelumnya; c) Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bersifat kompleks yang hanya dapat dilaksanakan dengan penggunaan teknologi khusus dan hanya ada 1 (satu) Penyedia yang mampu; d) Pekerjaan Pengadaan dan Distribusi bahan obat, obat dan alat kesehatan habis pakai dalam menjamin ketersediaan obat untuk peningkatan kesehatan masyarakat yang jenis dan harganya telah ditetapkan oleh Menteri yang bertanggungjawab dibidang kesehatan; e) Pengadaan kendaraan bermotor dengan harga khusus untuk Pemerintah yang telah dipublikasikan secara luas kepada masyarakat; f) Sewa penginapan/hotel/ruang rapat yang tarifnya terbuka dan dapat diakses oleh masyarakat, atau g) Lanjutan sewa gedung/kantor dan lanjutan sewa ruang terbuka atau tertutup lainnya dengan ketentuan dan cara pembayaran serta penyesuaian harga yang dapat dipertanggungjawabkan. 5) Untuk pekerjaan skala kecil dengan nilai maksimum Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dapat dilaksanakan melalui pengadaan langsung, dengan ketentuan sebagai berikut: a) Merupakan kebutuhan operasional K/L/D/I; b) Teknologi sederhana; c) Resiko kecil dan/atau d) Dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa Usaha orang-perseorangan dan/ atau badan usaha kecil serta koperasi kecil, kecuali untuk paket pekerjaan yang menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil. b. Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi adalah: 1) Pemilihan jasa konsultansi pada prinsipnya harus dilakukan dengan seleksi umum. Dalam keadaan tertentu pemilihan jasa konsultansi dapat dilakukan melalui seleksi sederhana, penunjukkan langsung, pengadaan langsung dan sayembara. 2) Seleksi Umum adalah metode pemilihan jasa konsultansi yang diumumkan secara terbuka melalui website K/L/D/I dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE, sehingga masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat serta memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya, dan daftar pendek (short list) pesertanya berjumlah 5 (lima) sampai 7 (tujuh) Penyedia Jasa Konsultansi. 3) Seleksi Sederhana adalah metode pemilihan jasa konsultansi yang bersifat sederhana, dan bernilai paling tinggi Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah), diumumkan secara terbuka melalui website K/L/D/I dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE, sehingga masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat serta memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya, dan daftar pendek (short list) pesertanya berjumlah 3 (tiga) sampai 5 (lima) Penyedia Jasa Konsultansi. 4) Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Jasa Konsultansi dengan menunjuk 1 (satu) Penyedia Jasa Konsultansi yang dilakukan dalam keadaan tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 Perpres 54 tahun 2010 dengan melalui prakualifikasi. 5) Pengadaan Langsung dapat dilakukan terhadap pengadaan Jasa Konsultansi yang memiliki karekteristik sebagai berikut: a) Merupakan kebutuhan operasional K/L/D/I dan/atau b) Bernilai paling tinggi Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) PPA dilarang menggunakan metode pengadaan langsung sebagai alasan untuk memecah paket pengadaan menjadi beberapa paket dengan maksud untuk menghindari seleksi. Pedoman Dasar Pengadaan Barang dan Jasa Logistik Pemilukada 11

12 6) Sayembara dilakukan terhadap Pengadaan Jasa Konsultansi yang memiliki karakteristik sebagai berikut: a) Merupakan proses dan hasil dari gagasan, kreatifitas, inovasi dan metode pelaksanaan tertentu, dan b) Tidak dapat ditetapkan berdasar harga satuan. c. Swakelola 1) Swakelola adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri. 2) Swakelola dapat dilaksanakan oleh: a) Pengguna barang/jasa b) Instansi pemerintah c) Kelompok masyarakat/lembaga Swadaya Masyarakat yang memperoleh hibah. 3) Pekerjaan yang dapat diswakelola: a) pekerjaan yang bertujuan meningkatkan kemampuan dan/atau memanfaatkan kemampuan teknis sumber daya manusia serta sesuai dengan tugas pokok Institusi (contoh penyelenggaraan pelatihan); b) pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan partisipasi masyarakat setempat; c) pekerjaan yang dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau pembiayaan tidak diminati oleh Penyedia Barang/Jasa; d) pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat dihitung/ditentukan terlebih dahulu, sehingga apabila dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa akan menanggung resiko yang lebih besar (contoh distribusi logistik ke TPS, sortir dan pelipatan surat suara). e) penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya atau penyuluhan; f) pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) dan survei yang bersifat khusus untuk mengembangkan teknologi/metode kerja yang belum dapat dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa; g) pekerjaan survei, pemrosesan data, perumusan kebijakan pemerintah, pengujian di laboratorium dan pengembangan sistem tertentu; h) pekerjaan yang bersifat rahasia bagi institusi yang bersangkutan; i) pekerjaan industri kreatif, inovatif dan budaya dalam negeri; k) penelitian dan pengembangan dalam negeri; dan/atau l) pekerjaan pengembangan industri pertahanan, industri alusista dan industri almatsus dalam negeri. 4) Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa melalui Swakelola oleh K/L/I selaku Penanggung Jawab Anggaran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a) Pengadaan barang/jasa, jasa lainnya, peralatan/suku cadang dan tenaga ahli dilakukan oleh ULP/Pejabat Pengadaan, dengan berpedoman pada ketentuan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010; b) Pembayaran upah tenaga kerja yang diperlukan dilakukan secara berkala berdasarkan daftar hadir pekerja atau dengan cara upah borongan; c) Pembayaran gaji tenaga ahli yang diperlukan dilakukan berdasarkan kontrak; d) Penggunaan tenaga kerja, bahan dan/atau peralatan dicatat setiap hari dalam laporan harian; e) Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang menggunakan Uang Persediaan (UP)/Uang Muka Kerja atau istilah lain yang disamakan dilakukan oleh Pemerintah Pelaksanaan Swakelola; f) Uang Persediaan/Uang Muka Kerja atau istilah lain yang disamakan, dipertanggungjawabkan secara berkala maksimal secara bulanan; g) Kemajuan fisik dicatat setiap hari dan dievaluasi setiap minggu yang disesuaikan dengan penyerapan dana; h) Kemajuan non fisik atau perangkat lunak dicacat dan dievaluasi setiap bulan yang disesuaikan dengan penyerapan dana; dan i) Pengawasan pekerjaan fisik di lapangan dilakukan oleh pelaksana yang ditunjuk oleh PPK, berdasarkan rencana yang telah ditetapkan. 7. Tahapan Proses Pengadaan barang/jasa a. Pengumuman Pelelangan Panitia Pengadaan harus mengumkan secara luas tentang adanya pelelangan umum dengan pascakualifikasi atau dengan prakualifikasi melalui website Kementerian/ Lembaga/Departemen/Instansi dan papan pengumuman resmi serta Portal Pengadaan Nasional melalui Layanan Pengadaan Sistem Elektronik (LPSE) sehingga masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya. (catatan mengingat pengadaan barang/jasa logistik Pemilukada tidak termasuk pengadaan yang kompleks sebaiknya dengan pelelangan umum dengan pascakualifikasi). 1) Isi Pengumuman sekurang-kurangnya memuat: a) Nama dan alamat ULP yang akan mengadakan pelelangan; b) Uraian singkat pekerjaan yang akan diadakan; c) Nilai total Harga Perkiraan Sendiri (HPS); d) Syarat-syarat peserta lelang; dan e) Tempat, tanggal, hari, dan waktu untuk mengambil Dokumen Pengadaan. 2) Dalam pengumuman DILARANG mencantumkan persyaratan: a) Peserta harus berasal dari provinsi/kabupaten/kota tempat lokasi pelelangan; Pedoman Dasar Pengadaan Barang dan Jasa Logistik Pemilukada 13

b) Pendaftaran harus dilakukan oleh: c. Pemberian Penjelasan (Aanwijzing) 1) Pemberian penjelasan dilakukan ditempat dan pada waktu yang ditentukan, serta dihadiri peserta yang terdaftar; 2) Ketidakhadiran peserta pada saat pemberian penjelasan tidak dapat dijadikan dasar untuk menolak/menggugurkan penawaran; 3) Perwakilan peserta yang hadir pada saat pemberian penjelasan menunjukkan tanda pengenal dan surat tugas kepada ULP; 4) Bagi peserta perseorangan, kehadiran pada saat pemberian penjelasan tidak boleh diwakilkan dan menunjukkan tanda pengenal kepada ULP; 5) Dalam acara pemberian penjelasan, harus dijelaskan kepada peserta mengenai: a) Metode pengadaan/pelelangan; b) Cara penyampaian penawaran (satu sampul atau dua sampul); c) Kelengkapan yang harus dilampirkan bersama Dokumen Penawaran; d) Pembukaan dokumen penawaran; e) Metode evaluasi; f) Hal-hal yang menggugurkan penawaran; g) Jenis kontrak yang akan digunakan (kontrak harga satuan atau harga lumpsum); h) Ketentuan dan cara evaluasi berkenaan dengan preferensi harga atas penggunaan produksi dalam negeri; i) Ketentuan tentang penyesuaian harga; j) Ketentuan dan sub kontrak sebagian pekerjaan kepada Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil; dan k) Besaran, masa berlaku dan penjamin yang dapat mengeluarkan jaminan penawaran. (1) direktur utama/pimpinan perusahaan; (2) Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan/kepala cabang yang nama penerima kuasa tercantum dalam akte pendirian atau perubahannya; (3) Kepala cabang yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dokumen otentik; atau (4) Pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama. c) Pendaftaran harus membawa asli dan/atau fotocopy/legalisir Akta Pendirian, Izin Usaha, Tanda Daftar Perusahaan, Kontrak Kerja sama atau yang sejenis; d) Persyaratan lain yang sifatnya diskriminatif; dan e) Persyaratan diluar yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010. 3) Apabila terjadi kecurangan dalam pengumuman maka kepada: a) ULP dikenakan sanksi administrasi, ganti rugi dan/atau pidana sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan atau b) Peserta yang terlibat dimasukkan dalam Daftar Hitam dan/atau dikenakan sanksi pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan 14 b. Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Pengadaan 1) Peserta melakukan pendaftaran, melalui: a) Pendaftaran langsung; atau b) Pendaftaran tidak langsung, yaitu melalui: 1. faksimile; 2. e-mail; atau 3. pos/jasa pengiriman 2) Peserta dapat mengambil Dokumen Pengadaan sesuai jadwal yang ditentukan dalam pengumuman; 3) Semua peserta wajib melakukan pendaftaran sebelum mengambil Dokumen Pengadaan; 4) Pada tahap pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan ULP: a) Mencatat nama pendaftar, nama dan alamat perusahaan serta nomor telepon, nomor faksimile atau alamat e-mail pihak yang dapat dihubungi untuk korespondensi; b) Memberikan Dokumen pengadaan dalam bentuk file (softcopy) dan atau cetak (hardcopy); dan c) Dapat mengunggah (upload) Dokumen Pengadaan melalui website K/L/D/I masing-masing yang dapat diunduh (download) oleh peserta; 5) ULP dilarang memungut biaya apapun dari peserta; 6) Apabila yang mendaftar adalah orang yang ditugaskan oleh direktur utama/ pimpinan perusahaan, pendaftar harus melampirkan surat tugas dan kartu pengenal; 7) Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu) perusahaan dan pendaftaran dan pengambilan dokumen; 8) Bagi peserta perseorangan yang melakukan pendaftaran tidak boleh diwakilkan, dan menunjukkan tanda pengenal kepada ULP. Pedoman Dasar Pengadaan Barang dan Jasa Logistik Pemilukada 15 6) Pemberian penjelasan isi Dokumen Pengadaan, pertanyaan dari peserta, jawaban ULP, perubahan substansi dokumen harus dituangkan kedalam Berita Acara Pemberian Penjelasan (BAPP) ditandatangani oleh Pokja ULP dan minimal 1 (satu) wakil dari perserta dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen Pengadaan; 7) Apabila tidak ada satupun peserta yang bersedia menandatangani BAPP, penandatanganan dilakukan oleh anggota pokja ULP yang hadir;

8) Apabila dalam BAPP terdapat ketentuan baru atau perubahan penting yang perlu ditampung, maka ULP menuangkan ke dalam Addendum Dokumen Pengadaan yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Dokumen Pengadaan; 9) Perubahan rancangan kontrak, spesifikasi teknis, gambar atau nilai total HPS, harus mendapatkan persetujuan PPK sebelum dituangkan ke dalam Addendum Dokumen Pengadaan; 10) Apabila PPK tidak sependapat dengan usulan perubahan tersebut, maka ULP menyampaikan keberatan kepada PA/KPA untuk diputuskan, dan: a) Apabila PA/KPA sependapat dengan PPK, tidak dilakukan perubahan, dan b) Apabila PA/KPA sependapat dengan ULP, PA/KPA memutuskan perubahan dan bersifat final, serta memerintahkan ULP untuk membuat dan mengesahkan Addendum Dokumen Pengadaan; 11) Apabila ketentuan baru atau perubahan penting tersebut tidak dituangkan dalam Addendum Dokumen Pengadaan, maka ketentuan baru atau perubahan tersebut dianggap tidak ada dan ketentuan yang berlaku adalah Dokumen Pengadaan awal; 12) Dalam Addendum Dokumen Pengadaan ULP dapat memberikan tambahan waktu untuk memasukkan Dokumen Penawaran; 13) ULP memberitahukan kepada semua peserta untuk mengambil salinan Addendum Dokumen Pengadaan; 14) ULP wajib menyediakan salinan BAPP dan Addendum Dokumen Pengadaan (jika ada) dan dapat mengunggah dokumen tersebut melalui website K/L/D/I masingmasing yang dapat diunduh oleh peserta. d. Pemasukan Dokumen Penawaran 1) Metode pemasukan dan tata cara pembukaan Dokumen Penawaran harus mengikuti ketentuan yang dipersyaratkan dalam Dokumen Pengadaan; 2) Dokumen Penawaraan meliputi: a) Surat penawaran yang didalamnya tercantum masa berlaku penawaran dan mencantumkan harga penawaran; b) Jaminan Penawaran asli; c) Rincian harga penawaran (daftar kuantitas dan harga); d) Surat kuasa dari pimpinan/direktur utama perusahaan kepada penerima kuasa yang namanya tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya (apabila dikuasakan); e) Surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi (apabila ada); f) Dokumen penawaran teknis; g) Formulir rekapitulasi perhitungan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) (apabila ada); h) Dokumen isian kualifikasi; dan i) Dokumen lainnya yang dipersyaratkan dalam Dokumen Pengadaan; 3) Dokumen Penawaran disampaikan sebanyak 2 (dua) rangkap, yang terdiri dari: dokumen asli 1 (satu) rangkap dan salinannya 1 (satu) rangkap ditandai ASLI dan REKAMAN. 4) Dokumen penawaran dimasukkan dalam sampul dan ditulis Dokumen Penawaran, nama paket pekerjaan, nama dan alamat peserta serta ditujukan kepada ULP dengan alamat sesuai Dokumen Pengadaan; 5) Peserta menyampaikan Dokumen Penawaran langsung kepada ULP dan/atau melalui pos/jasa pengiriman sesuai jadwal yang ditentukan dalam Dokumen Pengadaan; 6) ULP membuat daftar peserta yang memasukkan penawaran dan membuat tanda terima Dokumen penawaran; 7) Pada batas akhir pemasukan penawaran, salah satu anggota pokja ULP menutup pemasukan penawaran dengan mencoret tepat dibawah daftar peserta terakhir serta membubuhkan tanda tangan; 8) Setelah batas akhir pemasukan penawaran, ULP menolak Dokumen Penawaran yang terlambat dan/atau sebagian tambahan Dokumen Penawaran, serta membuka Dokumen penawaran yang masuk; 9) ULP tidak diperkenankan mengubah tempat dan waktu batas akhir pemasukan penawaran kecuali keadaan kahar. Apabila terpaksa dilakukan perubahan tempat dan waktu batas akhir pemasukan penawaran harus dituangkan dalam Addendum Dokumen Pengadaan. e. Pembukaan Dokumen Penawaran 1) Pembukaan penawaran dilakukan dihadapan peserta yang dihadiri sekurangkurangnya 2 (dua) peserta sebagai saksi; 2) Apabila tidak ada peserta atau hanya 1 (satu) peserta yang hadir sebagai saksi, maka ULP menunda pembukaan Dokumen Penawaran selama 2 (dua) jam; 3) Apabila setelah ditunda 2 (dua) jam, hanya 1 (satu) atau tidak ada peserta sebagai saksi, maka pembukaan Dokumen Penawaran tetap dilanjutkan dengan menunjuk saksi tambahan di luar ULP yang ditunjuk oleh ULP; 4) Ketidakhadiran peserta pada saat pembukaan Dokumen Penawaran tidak boleh dijadikan dasar untuk menolak/menggugurkan penawaran; 5) ULP membuka kotak/tempat pemasukkan Dokumen Penawaran dihadapan peserta dan meneliti isi kotak/tempat pemasukan Dokumen Penawaran; 6) ULP membuka sampul Dokumen Penawaran, memeriksa dan menunjukkan dihadapan peserta mengenai kelengkapan Dokumen Penawaran yang meliputi: a) Surat penawaran yang didalamnya tercantum masa berlakunya penawaran dan harga penawaran; b) Jaminan Penawaran asli; c) Rincian harga penawaran (daftar kuantitas dan harga) apabila diperlukan; d) Surat kuasa dari pimpinan/direktur utama perusahaan kepada penerima kuasa yang namanya tercantum dalam akta pendirian atau perubahannnya (apabila dikuasakan); e) Surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi (apabila ada); f) Dokumen penawaran teknis; g) Formulir rekapitulasi perhitungan TKDN (apabila ada); h) Dokumen isian kualifikasi, dan i) Dokumen lainnya yang dipersyaratkan dalam Dokumen Pengadaan; 7) ULP tidak boleh menggugurkan penawaran pada waktu pembukaan penawaran kecuali untuk yang terlambat memasukkan penawaran; 8) Salah satu anggota pokja ULP bersama satu orang saksi memparaf Dokumen Penawaran asli yang bukan milknya; 9) ULP segera membuat Berita Acara Pembukaan Dokumen Penawaran yang paling sedikit memuat: a) Jumlah dokumen penawaran yang masuk; b) Jumlah dokumen penawaran yang lengkap dan tidak lengkap; c) Kelainan-kelainan yang dijumpai dalam Dokumen Penawaran (apabila ada); Pedoman Dasar Pengadaan Barang dan Jasa Logistik Pemilukada 16 17

18 d) Keterangan lain yang dianggap perlu; e) Tanggal pembuatan Berita Acara; f) Tanda tangan anggota pokja ULP dan wakil peserta yang hadir atau saksi yang ditunjuk oleh ULP bila tidak ada saksi dari peserta; g) Penyebab penundaan pembukaan penawaran (apabila ada). 10) Setelah dibacakan dengan jelas, Berita Acara ditanda tangani oleh anggota pokja ULP yang hadir dan 2 (dua) orang saksi; 11) Salinan Berita Acara dibagikan kepada peserta yang hadir tanpa dilampiri Dokumen Penawaran. 12) Apabila penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) peserta maka pelelangan dinyatakan gagal; f. Evaluasi Penawaran 1) Pada tahap awal ULP melakukan koreksi aritmatik dengan ketentuan: a) volume pekerjaan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga disesuaikan dengan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan; b) apabila terjadi kesalahan hasil perkalian antara volume dan harga satuan pekerjaan maka diadakan pembetulan, dengan ketentuan harga satuan yang ditawarkan tidak boleh diubah; c) jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang lain dan harga satuan pada daftar kuantitas dan harga tetap dibiarkan kosong. 2) Hasil koreksi aritmatik dapat mengubah nilai penawaran, sehingga urutan peringkat dapat menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari peringkat semula; 3) Koreksi aritmatik untuk penawaran kontrak lump sump yang melampirkan daftar kuantitas dan harga hanya dilakukan untuk menyesuaikan volume pekerjaan tanpa mengubah nilai penawaran; 4) Evaluasi oleh ULP dilakukan terhadap 3 (tiga) penawaran terendah setelah terkoreksi; 5) Apabila setelah koreksi aritmatik terdapat kurang dari 3 (tiga) penawaran yang menawar harga kurang dari HPS maka proses lelang tetap dilanjutkan dengan melakukan evaluasi penawaran 6) ULP melakukan evaluasi penawaran yang meliputi: a) evaluasi administrasi; b) evaluasi teknis; dan c) evaluasi harga 7) Ketentuan umum dalam melakukan evaluasi sebagai berikut: a) ULP dilarang menambah, mengurangi, mengganti dan/atau mengubah kriteria dan persyaratan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan/ Pemilihan; b) ULP dan/atau peserta dilarang menambah, mengurangi, mengganti dan/ atau mengubah isi Dokumen Penawaran; c) Penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang sesuai dengan ketentuan, syarat-syarat dan spesifikasi teknis yang ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan, tanpa ada penyimpangan yang bersifat pokok atau penawaran bersyarat; d) Penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat adalah: (1) Penyimpangan dari Dokumen Pemilihan yang mempengaruhi lingkup, kualitas dan hasil/kinerja pekerjaan; dan/atau (2) Penawaran dari peserta dengan persyaratan tambahan di luar ketentuan Dokumen Pemilihan yang akan menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan/atau tidak adil diantara peserta yang memenuhi syarat. e) ULP dilarang menggugurkan penawaran dengan alasan: (1) ketidakhadiran dalam pemberian penjelasan dan/atau pembukaan penawaran; dan/atau (2) kesalahan yang tidak substansial, misalnya warna sampul, dan/atau sampul tidak dilak, surat penawaran tidak berkop perusahaan; f) Para pihak dilarang mempengaruhi atau melakukan intervensi kepada ULP selama proses evaluasi; g) Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya persaingan usaha yang tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama (kolusi/persekongkolan) diantara peserta, ULP dan/atau PPK, dengan tujuan untuk memenangkan salah satu peserta, maka: (1) Peserta yang ditunjuk sebagai calon pemenang dan peserta lain yang terlibat dimasukkan dalam Daftar Hitam; (2) Anggota ULP dan/atau PPK yang terlibat persekongkolan diganti, dikenakan sanksi administrasi dan/atau pidana; (3) Proses evaluasi tetap dilanjutkan dengan menetapkan peserta lain yang tidak terlibat (bila ada); dan (4) Apabila tidak ada peserta lain yang tidak terlibat dan memenuhi syarat, maka pelelangan dinyatakan gagal. h) Kebenaran perkalian volume dengan harga satuan dan kebenaraan penjumlahan terhadap semua penawaran yang masuk dan melakukan evaluasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran terendah setelah terkoreksi 8) Evaluasi Administrasi: a) evaluasi terhadap data administrasi hanya dilakukan terhadap hal-hal yang tidak dinilai pada saat penilaian kualifikasi; b) penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, apabila: (lihat Lampiran II huruf B angka 1. huruf f angka 8) huruf b) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010) c) ULP dapat melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang kurang jelas dan meragukan; d) Peserta yang memenuhi persyaratan administrasi dilanjutkan dengan evaluasi teknis; e) Apabila hanya ada 1 (satu) atau 2(dua) peserta yang memenuhi persyaratan administrasi, maka evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi teknis; dan f) Apabila tidak ada peserta yang memenuhi persyaratan administrasi, maka pelelangan dinyatakan gagal. 9) Evaluasi Teknis: a) Evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi; b) Unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai dengan yang ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan; Pedoman Dasar Pengadaan Barang dan Jasa Logistik Pemilukada 19

c) Evaluasi teknis dilakukan dengan sistem gugur, dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan pemenuhan persyaratan teknis yang ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan; 2) Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan teknis, apabila: (lihat Lampiran II huruf B angka 1 huruf f angka 8) huruf c) angka (2) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010) 3) ULP (apabila diperlukan) dapat meminta uji mutu/teknis/fungsi untuk bahan/atau alat tertentu sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen Pemilihan; 4) Evaluasi teknis dalam sistem gugur dapat menggunakan ambang batas terhadap unsur teknis yang dinilai; d) Apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal yang kurang jelas atau meragukan, ULP melakukan klarifikasi dengan peserta. Hasil klarifikasi dapat menggugurkan penawaran; e) Peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis dilanjutkan ke tahap evaluasi harga; f) Apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang lulus evaluasi teknis, maka evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi harga; g) Apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi teknis maka pelelangan dinyatakan gagal. 10) Evaluasi Harga: a) Unsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah hal-hal pokok atau penting, dengan ketentuan; (1) Total harga penawaran terhadap nilai total HPS: (a) Apabila total harga penawaran melebihi nilai total HPS, dinyatakan gugur; dan (b) Apabila semua harga penawaran di atas nilai total HPS, pelelangan dinyatakan gagal. (2) Harga satuan penawaran timpang yang nilainya lebih besar dari 110% (seratus sepuluh perseratus) dari HPS, dilakukan klarifikasi; Apabila setelah dilakukan klarifikasi ternyata harga satuan penawaran tersebut timpang, maka harga satuan timpang hanya berlaku untuk volume sesuai dengan Dokumen Pemilihan; (3) Mata pembayaran yang harga satuannya nol atau tidak ditulis dilakukan klarifikasi dan kegiatan tersebut harus tetap dilaksanakan. Harganya dianggap termasuk dalam harga satuan pekerjaan lainnya; (4) Untuk kontrak lump sum; (a) Apabila ada perbedaan antara penulisan nilai harga penawaran antara angka dan huruf maka nilai yang diakui adalah nilai dalam huruf; (b) Apabila penawaran dalam angka tertulis dengan jelas sedangkan dalam huruf tidak jelas maka nilai yang diakui adalah nilai dalam tulisan angka; atau (c) Apabila penawaran dalam angka dan huruf tidak jelas, maka penawaran dinyatakan gugur. b) dilakukan evaluasi kewajaran harga dengan ketentuan sebagai berikut: (1) klarifikasi dalam hal penawaran komponen dalam negeri (TKDN) berbeda dibandingkan dengan perkiraan ULP; (2) klarifikasi kewajaran harga apabila harga penawaran di bawah 80% (delapan puluh perseratus) HPS dengan ketentuan: (a) Apabila peserta tersebut ditunjuk sebagai pemenang lelang, harus bersedia untuk menaikkan Jaminan Pelaksanaan menjadi 5% (lima perseratus) dari nilai total HPS, dan (b) Apabila peserta yang bersangkutan tidak bersedia menaikkan nilai Jaminan Pelaksanaan, maka penawarannya digugurkan dan Jaminan Penawaran disita untuk negara serta dimasukkan dalam Daftar Hitam. (c) Memperhitungkan preferensi harga atas penggunaan produksi dalam negeri. 20 g. Evaluasi Kualifikasi 1) Evaluasi dilakukan terhadap calon pemenang lelang serta pemenang cadangan 1 dan 2 apabila ada. 2) Evaluasi formulir isian kualifikasi dilakukan dengan sistem gugur. 3) Peserta dinyatakan memenuhi persyaratan kualifikasi apabila: ( (lihat Lampiran II huruf B angka 1. huruf g angka 3) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010) 4) Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka dilakukanklarifikasi secata tertulis namun tidak boleh mengubah substansi formulir isian kulaifikasi; 5) Evaluasi kualifikasi dalam proses pascakualifikasi sudah merupakan ajang kompetisi, maka data yang kurang tidak dapat dilengkapi. 6) Apabila tidak ada yang lulus evaluasi kualifikasi, maka lelang dinyatakan gagal; 7) Evaluasi kualifikasi dapat dilakukan sebelum evaluasi penawaran. Pedoman Dasar Pengadaan Barang dan Jasa Logistik Pemilukada 21 h. Pembuktian Kualifikasi 1) Pembuktian kualifikasi dilakukan setelah evaluasi kualifikasi terhadap peserta yang memenuhi persyaratan kualifikasi. 2) Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara melihat keaslian dokumen, dan meminta salinannya. 3) ULP melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit dokumen, apabila diperlukan.

4) Apabila hasil pembuktian kualifikasi ditemukan pemalsuan data, maka peserta digugurkan, badan usaha dan pengurus atau peserta perseorangan dimasukkan dalam Daftar Hitam; 5) Apabila tidak ada penawaran yang lulus pembuktian kualifikasi, maka lelang dinyatakan gagal. i. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) 1) BAHP merupakan kesimpulan dari hasil evaluasi administrasi, teknis dan harga yang dibuat oleh ULP dan ditandatangani oleh paling kurang seperdua dari jumlah anggota pokja ULP. 2) BAHP bersifat rahasia sampai dengan penandatanganan kontrak. 3) BAHP memuat hal-hal sebagai berikut: a) Nama semua peserta; b) Harga penawaran atau harga penawaran terkoreksi, dari masing-masing peserta; c) Metode evaluasi yang digunakan; d) Unsur-unsur yang dievaluasi; e) Rumus yang dipergunakan; f) Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu mengenai hal ikhwal pelaksanaan pelelangan; g) Jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus pada setiap tahapan evaluasi; dan tanggal dibuatnya berita acara. 4) Apabila tidak ada penawaran yang memenuhi syarat, BAHP harus mencantumkan pernyataan bahwa pelelangan dinyatakan gagal dan harus dilakukan pelelangan ulang. Apabila peserta yang memenuhi persyaratan kurang dari 3 (tiga), maka peserta tersebut tetap diusulkan sebagai calon pemenang. b) Apabila PA pada K/L/I tidak setuju dengan usulan ULP, maka PA pada K/L/I memerintahkan evaluasi ulang atau menyatakan pelelangan gagal; 3) Penetapan pemenang disusun sesuai dengan urutannya dan harus memuat: a) Nama paket pekerjaan dan nilai total HPS; b) Nama dan alamat penyedia serta harga penawaran atau harga penawaran terkoreksi; c) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); d) Hasil evaluasi penawaran. 4) Data pendukung yang diperlukan untuk menetapkan pemenang adalah: a) Dokumen Pemilihan beserta addendum (apabila ada); b) BAPP; c) BAHP, dan d) Dokumen penawaran dari pemenang dan pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) yang telah diparaf anggota Pokja ULP dan 2 (dua) wakil peserta. 5) Apabila terjadi keterlambatan dalam penetapan pemenang dan mengakibatkan surat penawaran dan Jaminan Penawaran habis masa berlakunya, maka dilakukan konfirmasi kepada seluruh peserta untuk memperpanjang surat penawaran dan Jaminan Penawaran. Calon pemenang yang tidak bersedia memperpanjang surat penawaran dan Jaminan Penawaran dapat mengundurkan diri tanpa dikenakan sanksi. k. Pengumunan Pemenang Lelang ULP mengumumkan pemenang dan pemenang lelang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) di website K/L/I masing-masing dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat yang memuat sekurang-kurangnya: Pedoman Dasar Pengadaan Barang dan Jasa Logistik Pemilukada 22 1) nama paket pekerjaan dan nilai total HPS; 2) nama dan alamat penyedia serta harga penawaran atau harga penawaran terkoreksi; 3) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); 4) Evaluasi penawaran administrasi, teknis dan harga. 23 j. Penetapan Pemenang Lelang 1) ULP membuat Surat Penetapan Pemenang berdasarkan BAHP untuk nilai sampai dengan Rp. 100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah). 2) Pengguna Anggaran pada Kementerian/Lembaga/Instansi membuat Surat Penetapan Pemenang untuk nilai di atas Rp.100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah) setelah mendapat usulan dari ULP, dengan ketentuan: a) Usulan penetapan pemenang ditembuskan kepada PPK dan APIP K/L/I yang bersangkutan; dan

24 l. Sanggahan Peserta Lelang 1) Peserta dapat menyampaikan sanggahan secara tertulis atas penetapan pemenang kepada ULP dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman pemenang, disertai bukti terjadinya penyimpangan, dengan tembusan kepada PPK, PA/KPA, APIP institusi yang bersangkutan. 2) Sanggahan diajukan oleh peserta baik secara sendiri-sendiri maupun bersamasama dengan peserta lain apabila terjadi penyimpangan prosedur meliputi: a) Penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 dan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan; b) Rekayasa tertentu sehingga menghalangi terjadinya persaingan usaha yang sehat; dan/atau c) Penyalahgunaan wewenang oleh ULP dan/atau pejabat yang berwenang lainnya. 3) ULP wajib memberikan jawaban tertulis atas semua sanggahan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah menerima surat sanggahan; 4) Apabila sanggahan dinyatakan benar maka ULP menyatakan pelelangan gagal; 5) Sanggahan yang disampaikan bukan kepada ULP atau disampaikan diluar masa sanggah, dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti. m. Sanggahan Banding 1) Peserta yang tidak sependapat dengan jawaban sanggahan dari ULP, dapat mengajukan sanggahan banding secara tertulis kepada Pimpinan Institusi paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah menerima jawaban sanggahan, dengan tembusan kepada PPK, ULP, APIP Insitusi yang bersangkutan. 2) Pimpinan Institusi wajib memberikan jawaban sanggahan secara tertulis atas semua sanggahan banding paling lambat 15 (lima belas) hari kerja setelah surat sanggahan banding diterima; 3) Peserta yang melakukan Sanggahan Banding harus memberikan Jaminan Sanggahan Banding yang ditujukan kepada ULP sebesar 2 %o (dua perseribu) dari HPS atau paling tinggi Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dengan masa berlaku 20 (dua puluh) hari kerja sejak tanggal pengajuan sanggahan banding. 4) Sanggahan banding menghentikan proses pelelangan. 5) Sanggahan banding yang disampaikan bukan kepada Pimpinan Institusi atau disampaikan diluar masa sanggah banding, dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti. n. Penunjukkan Penyedia Barang/Jasa (PPBJ) 1) ULP menyerahkan BAHP kepada PPK sebagai dasar untuk menerbitkan Surat Penunjukkan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ). 2) PPK mengeluarkan SPPBJ dengan ketentuan: a) Tidak ada sanggahan dari peserta; b) Sanggahan dan/atau sanggahan banding terbukti tidak benar, atau c) Masa sanggahan dan/atau sanggahan banding berakhir. Pedoman Dasar Pengadaan Barang dan Jasa Logistik Pemilukada 25 3) Penyedia yang ditunjuk wajib menerima keputusan tersebut dengan ketentuan: a) Apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan masa penawarannya masih berlaku dengan alasan yang dapat diterima secara objektif oleh ULP, maka Jaminan Penawaran yang bersangkutan dicairkan dan disetor pada Kas Negara/daerah; atau b) Apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan masa penawarannya masih berlaku dengan alasan yang tidak dapat diterima secara objektif oleh ULP, maka Jaminan Penawaran yang bersangkutaan dicairkan dan disetor ke Kas negara/daerah serta dimasukkan dalam Daftar Hitam. 4) Apabila pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri, maka penunjukkan pemenang dapat dilakukan kepada pemenang cadangan sesuai dengan urutan peringkat, selama masa surat penawaran dan jaminan penawaran pemenang cadangan masih berlaku atau sudah diperpanjang masa berlakunya. 5) Apabila semua pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri, maka pelelangan dinyatakan gagal oleh PA/KPA setelah mendapat laporan PPK.

6) SPPBJ harus diterbitkan paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah pengumuman penetapan pemenang, apabila tidak ada sanggahan. 7) SPPBJ harus diterbitkan paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah semua sanggahan dan sanggahan banding dijawab. g) Seluruh harga penawaran yang masuk untuk kontrak lump sum diatas HPS; h) Sanggahan dari peserta atas pelaksanaan pelelangan yang tidak sesuai dengan ketentuan Prepres 54 Tahun 2010 dan Dokumen Pengadaan ternyata benar; i) Sanggahan peserta atas kesalahan substansi Dokumen Pengadaan benar; dan j) Calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 setelah dilakukan evaluasi dengan sengaja tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau pembuktian klarifikasi. 2) PA/KPA menyatakan pelelangan gagal, apabila: a) PA/KPA sependapat dengan PPK yang tidak bersedia menandatangani SPPBJ karena proses pelelangan tidak sesuai dengan Perpres Nomor 54 Tahun 2010; b) Pengaduan masyarakat akan adanya dugaan KKN yang melibatkan ULP dan/ atau PPK benar; c) Dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan pelelangan dinyatakan benar oleh pihak yang berwenang; d) Sanggahan Penyedia Barang/Jasa atas kesalahan prosedur dalam Dokumen Pengadaan ternyata benar; e) Dokumen pengadaan tidak sesuai dengan Perpres Nomor 54 Tahun 2010; f) Pelaksanaan Pelelangan tidak sesuai atau menyimpang dengan Dokumen Pengadaan; g) Calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 mengundurkan diri; h) Pelaksanaan pelelangan melanggar Perpres Nomor 54 Tahun 2010. 3) Pimpinan institusi lainnya menyatakan pelelangan gagal, apabila: a) Sanggahan banding dari peserta atas terjadinya pelanggaran prosedur dalam pelaksanaan pelelangan yang melibatkan KPA,PPK dan/atau ULP, ternyata benar; b) Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN yang melibatkan KPA, ternyata benar. 4) Setelah pelelangan dinyatakan gagal, maka ULP memberitahukan kepada seluruh peserta; 5) Setelah pemberitahuan adanya pelelangan gagal, maka ULP meneliti dan menganalisis penyebab terjadinya pelelangan gagal, untuk menentukan langkah selanjutnya, yaitu melakukan: a) Evaluasi ulang; b) Penyampaian ulang Dokumen Penawaran; c) Pelelangan ulang; atau d) Penghentian proses pelelangan. 8) Salah satu tembusan SPPBJ disampaikan sekurang-kurangnya kepada unit pengawasan internal (tanpa lampiran surat perjanjian). 26 9) Dalam SPPBJ disebutkan bahwa penyedia harus menyiapkan Jaminan Pelaksanaan sebelum penandatanganan kontrak. 10) Dalam hal PPK tidak bersedia menerbitkan SPPBJ karena tidak sependapat atas penetapan pemenang, maka diberitahukan kepada PA/KPA untuk diputuskan dengan ketentuan: a) Apabila PA/KPA sependapat dengan PPK, dilakukan evaluasi ulang atau pelelangan dinyatakan gagal, atau b) Apabila PA/KPA sependapat dengan ULP, PA/KPA memutuskan penetapan pemenang oleh ULP bersifat final dan PA/KPA memerintahkan PPK untuk mengeluarkan SPPBJ. o. Penandatanganan kontrak Kontrak ditandatangani paling lambat 14 (empat belas) hari setelah diterbitkan SPPBJ, dan penyedia barang/jasa telah menyerahkan jaminan Pelaksanaan. Pedoman Dasar Pengadaan Barang dan Jasa Logistik Pemilukada 27 8. Pelelangan Gagal dan Tindak Lanjut Pelelangan Gagal a. Pelelangan gagal 1) ULP menyatakan pelelangan gagal, apabila: a) Jumlah peserta yang lulus kualifikasi pada proses prakualifikasi kurang dari 3 (tiga); b) Jumlah peserta yang memasukkan Dokumen Penawaran kurang dari 3 (tiga); c) Sanggahan peserta terhadap hasil prakualifikasi ternyata benar; d) Tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran; e) Dalam evaluasi penawaran ditemukan bukti/indikasi terjadi persaingan tidak sehat; f) Harga penawaran terendah terkoreksi untuk Kontrak Harga Satuan lebih tinggi dari HPS; b. Tindak Lanjut Pelelangan Gagal 1) PA/KPA, PPK dan/atau ULP melakukan evaluasi penyebab terjadinya pelelangan gagal, antar lain: a) Kemungkinan terjadinya persengkokolan; b) Adanya persyaratan yang diskriminatif; c) Spesifikasi teknis terlalu tinggi; d) Spesifikasi teknis mengarah pada satu merk/produk tertentu, kecuali suku cadang;

e) Nilai total HPS pengadaan terlalu rendah; Ballpoint warna biru f) Nilai dan/atau ruang lingkup pekerjaan terlalu luas/besar, dan/atau Spidol besar dan kecil warna biru 28 g) Kecurangan dalam pengumuman. 2) Apabila dari hasil evaluasi penyebab terjadinya pelelangan gagal, mengharuskan adanya perubahan Dokumen Pengadaan, maka pelelangan diproses seperti pelelangan baru; 3) ULP menindaklanjuti pelelangan gagal dengan ketentuan sebagai berikut: (Lihat Lampiran II huruf B angka 7 huruf b angka 3) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010) 9. Pendelegasian pengadaan barang dan jasa logistik Pemilukada Provinsi KPU Provinsi dapat mendelegasikan pengadaan barang/jasa logistik Pemilukada Provinsi kepada KPU Kabupaten/Kota, misalnya: a. KPU Provinsi melaksanakan pengadaan: 1) Surat suara; 2) Daftar calon pasangan kepala daerah dan wakil kepala daerah (Model BC-KWK); 3) Formulir pemungutan dan penghitungan suara, dan rekapitulasi 4) Segel; 5) Stiker nomor kotak suara; 6) Tinta sidik jari; 7) Alat bantu tunanetra ; 8) Panduan KPPS; 9) Kartu pemilih b. KPU Kabupaten/Kota melaksanakan pengadaan: 1) Kelengkapan administrasi pemungutan dan penghitungan suara di TPS, yaitu: Alas pencoblosan dan alat coblos Sampul kertas bertuliskan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (model V.S-KWK) Tanda pengenal Tali pengikat Lem Karet gelang Spidol besar dan kecil warna biru Ballpoint warna biru Kantong plastik tempat anak kunci Kantong plastik Gembok kotak suara c. Dalam hal KPU Provinsi mendelegasikan pengadaan logistik Pemilukada Provinsi kepada KPU Kabupaten/Kota, maka KPU Provinsi harus menerbitkan keputusan KPU tentang penugasan atau pendelegasian pengadaan barang/jasa dimaksud. Dalam mendelegasikan pengadaan logistik Pemilukada Provinsi kepada KPU Kabupaten/Kota harus tetap memperhatikan karakteristik logistik Pemilukada itu sendiri dan kapasitas KPU Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Dalam membuat kebijakan desentralisasi logistik Pemilukada, KPU Provinsi harus mencermati ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Misalnya, dalam Peraturan KPU No. 67 Tahun 2009 ditentukan pengadaan kartu pemilih dilaksanakan oleh KPUD (KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota) yang menyelenggarakan Pemilukada. Dalam hal demikian, apabila KPU Provinsi memutuskan untuk mendelegasikan pengadaan kartu pemilih harus dikoordinasikan dengan KPU Kabupaten/Kota serta dikonsultasikan ke KPU Daftar pemeriksaan: Pedoman dasar pengadaan barang dan jasa logistik Pemilukada No. Kegiatan 1. Dalam pengadaan barang/jasa logistik Pemilukada apakah telah dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip berikut? a. Efisien b. Efektif c. Bersaing d. Transparan e. Adil f. Bertanggung jawab 2. Apakah KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota dan penyedia barang/jasa logistik Pemilukada mematuhi etika pengadan barang/jasa berikut? a. Jujur b. Profesional c. Tidak KKN d. Komitmen terhadap peraturan, prosedur pengadaan, dan menandatangani pakta integritas e. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan, kebocoran keuangan negara, dan penyalahgunaan wewenang Pelaksanaan Ya Tidak Keterangan Pedoman Dasar Pengadaan Barang dan Jasa Logistik Pemilukada 29 Kotak suara Bilik suara 2) Kelengkapan administrasi rekapitulasi hasil penghitungan suara di PPK dan di KPU Kabupaten/Kota yaitu: f. Tidak menerima/menawarkan/berjanji akan memberi/ menerima hadiah/imbalan jasa kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan pengadaan barang/jasa Sampul kertas bertuliskan Panitia Pemilihan Kecamatan (Model III.S-KWK), KPU Kabupaten/Kota (Model II.S-KWK) Lem