HUKUM JUAL BELI DENGAN BARANG-BARANG TERLARANG. Djamila Usup ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA

BAB II KONSEPSI DASAR TENTANG JUAL BELI DALAM ISLAM.. yang berarti jual atau menjual. 1. Sedangkan kata beli berasal dari terjemahan Bahasa Arab

JUAL BELI DALAM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Yusuf Qardhawi, Daurul Qiyam wal Akhlaq fil Iqtishadil Islami, Maktabah Wahbah, Kairo, Mesir, 1995, hal. 117.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. tidak mau seorang manusia haruslah berinteraksi dengan yang lain. Agar kebutuhan

BAB IV ANALISIS JUAL BELI MESIN RUSAK DENGAN SISTEM BORONGAN DI PASAR LOAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi maksud-maksudnya yang kian hari makin bertambah. 1 Jual beli. memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI BUNGA KAMBOJA KERING MILIK TANAH WAKAF DI DESA PORONG KECAMATAN PORONG KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB IV ANALISA DATA. jual beli lada melalui perantara Tengkulak, diperkenankan oleh syara ; apabila

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

BAB IV ANALISIS SADD AH TERHADAP JUAL BELI KREDIT BAJU PADA PEDAGANG PERORANGAN DI DESA PATOMAN ROGOJAMPI BANYUWANGI

A. Analisis Sadd al-dhari> ah terhadap Jual Beli Produk Kecantikan yang Tidak Ada Informasi Penggunaan Barang dalam Bahasa Indonesia

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KENAIKAN DENGAN SISTEM BON DI WARKOP CAHYO JAGIR SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KOMERSIALISASI DOA DI PEMAKAMAN UMUM JERUK PURUT JAKARTA

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB II JUAL BELI, KREDIT DAN RIBA. dahulu perlu diperjelas pengertian jual beli. Secara etimologi berarti menjual

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologi, al mal berasal dari kata mala yang berarti condong atau

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV. pemilik sapi kemudian pelunasan akan dibayar ketika jangka waktu yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa hidup sendiri. Baik itu dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB III BONEKA DALAM ISLAM. perempuan. Sedangkan menurut istilah disebutkan al-banat adalah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN AKAD SIMPANAN QURBAN MENJADI PEMBIAYAAN QURBAN DI KJKS DAARUL QUR AN WISATAHATI SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

Konversi Akad Murabahah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Islam memperkenankan negara untuk mengatur masalah perekonomian agar

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya seorang individu harus menukarnya dengan barang atau jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lain. Kegiatan yang lebih banyak dan efektif ialah jual beli. Disamping sebagai

BAB III. Koperasi (Syirkah Ta awuniyah) bersal dari perkataan Co dan Operation yang mengandung arti kerja sama untuk

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PUPUK DALAM KELOMPOK TANI DI DESA KALIGAMBIR KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR

BAB IV. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM dan UU NO.7 TAHUN 2011 TERHADAP PENUKARAN MATA UANG RUSAK

BAB V PEMBAHASAN. A. Sistem Jual Beli Bunga di Kawasan Wisata Makam Bung Karno

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

A. Analisis Terhadap Praktek Perubahan Harga Secara Sepihak dalam Jual Beli Rak Antara. Produsen dan Pedagang Pengecer di Jalan Dupak No. 91 Surabaya.

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU NO 7 TAHUN 2004 TERHADAP JUAL BELI AIR IRIGASI DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS. A. Persamaan dan Perbedaan Pendapat Mazhab Syafi i dan Mazhab Hanbali Tentang Hukum Menjual Reruntuhan Bangunan Masjid

BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

Ji a>lah menurut masyarakat Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan

MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2

BAB IV ANALISIS FIKIH MAZHAB SYAFII TERHADAP PRAKTIK JIAL BELI HARGA SEPIHAK

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing saling. membutuhkan satu sama lain, supaya mereka saling tolong menolong, tukar

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI SISTEM NOTA KURANG LEBIH (NKL) DI INDOMARET SUKODONO KARANGPOH CABANG GRESIK

murtahin dan melibatkan beberapa orang selaku saksi. Alasan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni

Khiya>r merupakan salah satu akad yang berkaitan erat dengan jual

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD JUAL BELI IKAN NELAYAN (STUDI KASUS DI DESA PANGKALAN KECAMATAN SLUKE KABUPATEN REMBANG)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 24 Tahun 2012 Tentang PEMANFAATAN BEKICOT UNTUK KEPENTINGAN NON-PANGAN

BAB IV UPAH (IJARAH) MENURUT HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB II JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAM

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

BAB IV. disepakati diawal. Adapun perubahan harga sebelah pihak yang dilakukan. oleh si pembeli tanpa ada kesepakatan kedua belah pihak.

BAB IV ANALISIS TERHADAP HUKUM JUAL BELI CABE TANPA KESEPAKATAN HARGA

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Allah SWT

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang beraneka ragam kebutuhannya. misalnya: makan, minum, sandang dan sebagainya.

TIME VALUE OF MONEY DALAM ISLAM. By: Elis Mediawati, S.Pd., S.E. M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 52 Tahun 2012 Tentang HUKUM HEWAN TERNAK YANG DIBERI PAKAN DARI BARANG NAJIS

PENGGUNAAN BULU, RAMBUT DAN TANDUK DARI HEWAN HALAL YANG TIDAK DISEMBELIH SECARA SYAR I UNTUK BAHAN PANGAN, OBAT-OBATAN DAN KOSMETIKA

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

BAB II HUKUM JUAL BELI

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan ini disebut sebagai muamalah. Muamalah ialah hubungan antar

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan antara satu sama lain untuk saling tolong menolong karena untuk. sendiri, adakalanya meminta bantuan orang lain.

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SUKU CADANG MOTOR HONDA DI DEALER HONDA CV. SINARJAYA KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Umun Bahasa Indonesia Edisi ke Empat, Jakarta,, 2008,hlm. 1076

Transkripsi:

HUKUM JUAL BELI DENGAN BARANG-BARANG TERLARANG Djamila Usup ABSTRAK Kegiatan ekonomi yang sering dilakukan kebanyakan masyaraka adalah jual beli, karena jual beli adalah suatu usaha untuk mencari keuntungan dari hasil barang yang akan diperjual belikan. Jual beli barang dalam jumlah yang banyak atau sering disebut jual beli secara borongan juga sering terjadi kesalahan dalam bertransaksi, karena jumlah barang yang terlalu banyak dibeli itu kadang tidak sempat diperiksa kembali sehingga hal-hal yang tidak diinginkan bisa saja terjadi seperti adanya kualitas yang buruk pada barang tersebut. Dalam transaksi semacam ini biasanya akan terdapat unsur-unsur yang tidak benar sehingga ada salah satu pihak yang akan dirugikan. Dalam islam memiliki aturan sendiri tentang tatanan rumusan dan praktik jual beli itu sendiri, khususnya cara melakukan transaksi yang sesuai dengan prinsip-prinsip islam agar tidak merugikan pihak pembeli maupun penjual. Jual beli yang mendapat berkah dari Allah adalah jual beli yang jujur, yang tidak kurang, dan memenuhhi persyaratan-persyaratan, rukun-rukun, dan hal-hal lain yang ada kaitannya dengan jual beli yang ditetapkan oleh syara. Kata Kunci : Hukum, Jual Beli, Barang, Terlarang

A. Pendahuluan Harta merupakan keperluan hidup yang sangat penting dan ia merupakan salah satu dari perhiasan kehidupan dunia. 1 Artinya hanya dengan sedikit harta atau tanpa harta seseorang akan mengalami kesulitan dalam kehidupan ini. Karena ia sangat penting maka manusia diperintahkan untuk bertebaran dimuka bumi ini untuk mendapatkan karunia Allah melalui bekerja 2. Sehubungan dengan diperintahkannya bekerja dan berusaha maka jual beli adalah merupakan salah satu usaha untuk memperoleh karunia Allah tersebut. Sehingga itu manusia tidak dapat hidup tanpa kegiatan jual beli, karena jual beli merupakan kebutuhan daruri dalam kehidupan manusia. Maka islam menetapkan Qur an dan Hadis Nabi. Misalnya firman Allah, yang artinya Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (QS al-baqarah: 275). Dalam sabda Rasulullah disebutkan, Nabi Muhammad SAW, pernah ditanya: Apakah profesi yang paling baik?, Rasulullah menjawab: Usaha tangan manusia sendiri dan setiap jual beli yang diiberkati (HR. Al-Barzaar dan Al-Hakim). Jual beli yang mendapat berkah dari persyaratan-persyaratan, rukun-rukun, dan hal-hal lain yang ada kaitannya dengan jual beli yang ditetapkan oleh syara, Jual beli barang (benda) bagi muslim bukan sekedar memperoleh untung yang sebesar-besarnya, tetapi secara vertikal bertujuan untuk memperoleh ridha Allah dan secara horizontal bertujuan untuk memperoleh keuntungan sehingga barang-barang yang diperjual belikan akan senantiasa dirujukkan kepada aturanaturan Allah. Barang-barang yang haram diperjualbelikan menurut syara tidak akan diperjualbelikan karena tujuan jual beli bukan semata ingin memperoleh keuntungsn tetapi ridha Allah juga. 1 QS. 18;16 artinya haram dan keturunan merupakan perhiasan kehidupan dunia tetapi sesuatu yanag kekal lagi shaleh lebih baik pahalanya di sisi Allah dan lebih mulia menjadi harapan. 2 QS. 62;10, artinya; Apabila telah di tunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu sekalian dimuka bumi untuk mencari karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyak supaya kamu beruntung.

B. Pengertian dan Dasar Hukum Jual Beli 1. Pengertian Jual Beli Jual beli menurut bahasa artinya menjual, mengganti dan menukar. Kata dalam bahasa Arab terkadang digunakan untuk pengertian lawannya, yaitu kata beli. Dengan demikian kata jual sekaligus juga berarti kata beli. 3 Sedangkan menurur istilah yang dimaksud dengan jual beli antara lain sebagai berikut : 1. Menukar barang dengan barang atau barang dengan uang dengan jalan melepaskan hak milik dari yang satu kepada yang lain atas dasar saling merelakan. 2. Pemilikan harta benda dengan jalan tukar menukar yang sesuai dengan atauran Syara. 3. Penukaran benda dengan benda lain dengan jalan saling merelakan atau memindahkan hak milik dengan ada penggantinya dengan cara yang dibolehkan. 4 Dari beberapa definisi diatas dapat dipahami bahwa inti jual beli adalah suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara sukarela diantara kedua belah pihak, sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang elah dibenarkan dalam Syara dan disepakati. 2. Dasar Hukum Jual Beli Jual beli sebagai saran tolong menolong antara sesama manusia mempunyai landasan yang amat kuat dalam Islam. Dalam al-qur an Allah berfirman : Artinya : Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al-Baqarah: 275) Firman Allah : Artinya : Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia dari Tuhanmu. (QS. Al-Baqarah: 198) Dalam sabda Rasulullah disebutkan : 3 M.Ali Hasan Berbagai macam transaksi dalam islam (Fiqh Muamalah) (Cet.1; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h.113. 4 Hendi Suhendi Fiqh Muamalah (Cet. I-2; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2005), h. 67-68

Nabi Muhammad SAW, pernah di tanya: Apakah profesi yang paling baik? Rasulullah menjawab Usaha tangan menusia sendiri dan setiap jual beli yang diberkati. (HR. Al-Barzaar dan Al-Hakim) Jual beli yang mendapat berkah dari Allah adalah jual beli yang jujur, yang tidak curang, mengandung unsur penipuan dan penghianatan. Sabda Rasulullah : Jual Beli itu atas dasar suka sama suka. (HR.Tirmizdi) Dari kandungan ayat-ayat dan hadis-hadis yang dikemukakan di atas sebagai dasar jual beli, para ulama fiqh mengambil suatu kesimpulan, bahwa jual beli itu hukumnya mubah (boleh). Namun menurut Imam asy-syatibi, hukumnya bisa menjadi wajib dalam situasi tertentu. 5 C. Rukun, Syarat dan Bentuk-Bentuk Jual Beli Sebagai suatu akad, jual beli mempunyai rukun dan syarat yang harus dipenuhi sehingga jual beli itu dapat dikatakan sah oleh syara. Dalam menentukan rukun jual beli ini terdapat perbedaan pendapat ulama Mazhab Hanafi dengan jumhur ulama. 6 Rukun jual beli menurut ulama Mazhab Hanafi hanya satu, yaitu ijab (ungkapan membeli dari pembeli) dan Kabul (ungkapan menjual dari penjual). Menurut mereka, yang menjadi rukun dalam jual beli itu hanyalah kerelaan itu merupakan unsur hati yang sering tidak kelihatan, maka diperlukan indikator yang menunjukkan kerelaan tadi bisa tergambar dalam ijab kabul, melalui cara saling memberikan barang dan harga barang 7. Hal ini berbeda dengan pendapat jumhur ulama yang menyatakan bahwa rukun jual beli itu ada empat, yaitu : a. Orang yang berakad (penjual dan pembeli) b. Siqat (lafal ijab kabul). c. Ada barang yang dibeli d. Ada nilai tukar pengganti barang. 5 M. Ali Hasan op. Cit., h. 117. 6 Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid III (Cet, V; Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2001), h.828 7 Hendi Suhendi, op.cit., h. 70

Menurut Ulama Mazhab Hanafi, orang yang berakadm barang yang dibeli, dan nilai tukar barang termasuk dalam syarat jual beli, bukan rukun. Adapun syarat jual beli sesuai dengan rukun jual beli yang dikemukakan jumhur ulama di atas adalah sebagai berikut : 1. Syarat orang berakad. Ulama fiqh sepakat menyatakan bahwa orang yang melakukan akad jual beli harus memenuhi syarat berikut; (a) Berakal 8, (b) Yang melakukan akad itu adalah orang yang berbeda 9. 2. Syarat yang terkait dengan ijab kabul. Ulama fiqh sepakat menyatakan bahwa unsur utama dari jual beli adalah kerelaan dari kedua belah pihak. 3. Syarat barang yang diperjual belikan. 10 4. Syarat nilai tukar (harga barang) Bentuk-bentuk Jual beli. Ulama Mazhab Hanafi membagi jual beli dari segi sah atau tidaknya menjadi tiga bentuk; (a) Jual beli yang sahih, yaitu apabila jual beli itu disyariatkan, memenuhi rukun dan syarat yang ditentukan. (b) Jual beli yang batil, apabila pada jual beli itu salah satu atau seluruh rukunnya tidak terpenuhi dan sifatnya tidak disyariatkan dilihat dari jenisnya jual beli yang batil adalah (1) Jual beli sesuatu yang tidak ada (2) Menjual barang tidak bisa diserahkan kepada pembeli (3) Jual beli yang mengadung unsur penipuan (4) Jual beli benda-benda najis. (5) Jual beli yang bentuknya dilakukan melalui perjanjian 11 (6) Memperjual belikan air sungai, air danau, air laut dan air yang tidak boleh dimiliki oleh seseorang karena air yang tidak dimiliki oleh seseorang merupakan hak bersama umat manusia dan tidak boleh diperjual belikan (c) Jual beli yang falid. Ulama Mazhab Hanafi membedakan jual beli fasid dan jual beli batil 12 Jumhur Ulama tidak membedakan tidak membedakan jual beli fasid dengan jual beli batil. Menurut mereka jual beli itu terbagi dua, yaitu jual beli 8 Jual beli yang dilakukan oleh anak kecil yang belum berakal dan orang gila hukumnya tidak sah. 9 Artinya, seseorang tidak dapat bertindak dalam waktu yang bersamaan sebagai penjual sekaligus pembeli. 10 Barang itu ada atau tidak ada ditempat tetapi pihak penjual menyatakan kesanggupannya mengadakan barang itu, milik seseorang, bisa diserahkan saat akan berlangsung. 11 Jika barang yang sudah dibeli dikembalikan oleh pembeli, maka uang yang telah diberikan kepada penjual menjadi hibah bagi penjual. 12 Apabila kerusakan dalam jual beli itu terkait dengan barang yang diperjualbelikan, maka hukumnya batil (batal) seperti memperjualbelika benda-benda haram (khamar, babi, darah), apabila kerusakan jual beli itu menyangkut harga barang dan bisa diperbaiki, maka jual beli itu dinamakan fasid.

yang sahih dan jual beli yang batil, apabila rukun dan syarat jual beli yang sahih dan jual beli yang batil, apabila rukun dan syarat jual beli yang terpenuhi, maka jual beli itu sahih. Sebaliknya apabila salah satu rukun atau syarat jual beli itu tidak terpenuhi, maka jual beli itu batil. 13 D. Hukum Jual Beli dengan Barang-Barang Terlarang Ulama Fikih sepakat bahwa sebagian najis tidak boleh diperjual belikan, sedangkan sebagian lainnya diperselisihkan. Adapun jual beli bangkai, khamar dan babi adalah batal atau tidak sah, menurut para fuqaha karena hal ini sesuai dengan sabda Rasullah SAW. sesungguhnya Allah mengharamkan jual beli Khamar (minuman keras), bangkai, babi, dan berhala Kemudian seorang bertanya: Bagaimana tentang lemak bangkai, karena banyak yang menggunakannya sebagai pelapis perahu dan meminyaki kulit dan untuk bahan bakar lampu? Rasulullah SAW menjawab Tidak boleh, semua itu adalah haram. 14 Mengenai benda-benda najis selain yang dinyatakan didalam hadis diatas fuqaha berbeda pandangan. Menurut Mazhab Hanafiyah dan Zhahiriyah, benda najis yang bermanfaat selain yang dinyatakan dalam hadis di atas, sepanjang untuk tidak dimakan sah diperjual belikan, seperti kotoran ternak. Kaidah umum yang populer dalam Mazhab ini adalah : segala sesuatu yang mengandung manfaat yang dihalalkan oleh syara boleh dijual belikan. 15 Demikian pula fuqaha Hanafiyah berpegang pada prinsip manfaat, sementara jumhur berpegang teguh pada prinsip kesucian benda. 16 Perbedaan pendapat terhadap kebolehan memperjualbelikan sebagian najis berawal dari perbedaan mereka dalam menetapkan ilat diharamkan memperjualbelikan najis tersebut, yakni apakah karena benda itu najis atau karena benda itu tidak dianggap sebagai harta dalam islam. Ulama Mazhab Hanafi berpendirian bahwa keharaman memperjualbelikan benda najis bukan karena materi benda itu najis, tapi karena benda itu tak bernilai 13 Ensiklopedi hukum islam op. Cit., h. 833. 14 Muttafaq alaih, dari Jabir bin Abdullah, Sublus Salam, juz III, h. 5. 15 Wahba al-zuhailiy, al-fiqh al-islamiy wa Adillatuhu, (Damaskus; Jami ah Damsyiq, t, th) juz 4 h.437 16 Ghufron A. Mas adi, Fiqh Muamalah Kontekstual (Cet. 1 Jakarta: PT Grafindo Persada, 2002) h. 135

dan haram dimanfaatkan oleh syara. Oleh sebab itu, memperjualbelikan khamar, (yang diproses dari anggur), babi, bangkai, dan darah dilarang karena tidak bernilai harta dalam Islam. Apabila seorang muslim melakukan transaksi jual beli terhadap benda-benda tersebut, maka jual belinya batal. Adapun minuman keras yang bukan tebuat dari anggur, menurut Abu Yusuf dan Muhammad bin Hasan Asy-syaibani haram diperjualbelikan. Memperjualkan belikan anjing dengan seluruh jenisnya, menurut ulama Mazhab Hanafi adalah boleh disamping itu memperjualbelikan kotoran hewan apapun, karena bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk dijadikan pupuk tanaman. Ulama Mazhab Maliki, Mazhab Syafi i, dan Mazhab Hambali (jumhur ulama) berpendirian bahwa ilat keharaman memperjualbelikan benda-benda najis itu adalah karena kenajisannya haram diperjualbelikan. Seperti darah, bangkai, babi, dan anjing. Akan tetapi dikalangan sebagian ulama Mazhab Maliki ada pendapat yang mengatakan bahwa anjing boleh diperjualbelikan karena anjing bagi mereka bukan najis. 17 Adapun tentang hukum memperjualbelikan kotoran hewan menurut jumhur ulama apabila daging hewan itu dimakan. Maka tetapi, apabila kotoran itu berasal dari hewan yang tidak di makan dagingnya, haram memperjualbelikannya. Hukum ini didasarkan atas prinsip mereka yang menyatakan bahwa hewan yang dimakan dagingnya adalah bersih, bukan najis. Alasan yang mendasar mendasari dilarangnya memperjualbelikan bendabenda najis selain anjing, diantaranya adalah hadis dari jabir bin Abdullah yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya Allah dan Rasulnya mengharamkan jual beli jual beli khamar, bangkai,babi,dan patung 18. Dalam hadis lain Rasulullah menyatakan : Sesungguhnya Allah, apabila mengharamkan sesuatu, Dia mengharamkan harganya. Karena jumhur ulama berprinsip bahwa kenajisan benda-benda yang dilarang syara terletak pada kenajisannya, maka larang memperjualbelikan babi,bangkai, darah, dan khamar, mereka analogikan kepada benda-benda najis lainnya. Adapun alasan ulama Mazhab Hanafi dan sebagian ulama Mazhab Maliki 17 Ensikpedi Hukum Islam op. Cit., h.1301 18 Hadis riwayat al-bukhari dan Muslim

yang membolehkan memperjualbelikan anjing adalah dalam firma Allah SWT dalam surah al-maidah ayat 4: Artinya : Mereka menanyakan kepadamu: Apa yang dihalalkan bagi mereka? Katakanlah: Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan buruan yang ditangkap oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatihnya untuk berburu, kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu, maka makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu. Dan sebutlah nama Allah atas binatang itu waktu melepasnya. 19 E. Kesimpulan Sebagai kesimpulan dari tulisan ini adalah : - Inti daripada jual beli adalah suatu perjanjian tukar-menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara sukarela diantara kedua belah pihak yang sesuai dengan rukun dan syarat yang dikehendaki oleh syara. - Jual beli hukumnya mubah namun hukumnya bisa berubah menjadi wajib dalam situasi tertentu. - Menurut jumhur ulama hukum jual beli ada empat (1) orang yang berakad (2) siqat (3) Ada barang yang dibeli (4) Ada nilai tukar pengganti barang - Hukum jual beli dengan barang-barang terlarang adalah haram 19 Kementerian Urusan Agama Islam, Wakaf, Da wah dan Irsyad Kerajaan Saudi Arabia, Al-Qur an dan Terjemahannya, (Cet. Madinah: Percetakan al-qur an al-karim Raja Fahd, 1426 H), h.158

DAFTAR PUSTAKA Al-Zuhailiy Wahba, al-fiqh al-islamiy wa Adillatuhu, (damaskus: jamiah Damsyiq,t,th.) juz 4 Departemen Agama RI, Al-qur an dan Terjemahannya, Jakarta, 1974 Hadis riwayat al- Bukhari dan Muslim. Hasan Ali M. Berbagai macam transaksi dalam islam (Fiqh Muamalat) (Jakarta: Cet., I PT Grafindo Persada, 2003) Kementerian Urusan Agama Islam, Wakaf, Da wah dan Irsyad Kerajaan Saudi Arabia, Al-Qur an dan Terjemahan, (Cet; Madinah; Percetakan al-qur an al-karim Raja Raja Fahd, 1426 H) Mas adi Ghufron A., Fiqh Muamalah Kontekstual (Cet I Jakarta; Grafindo Persada, 2002) Suhendi Hendi H. Fiqh Muamalah (Cet., I-2; Jakarta PT Raja Grafindo Persada, 2005) Qardhawi Yusuf Al-Hilal Wal Haram Fil Islam (Cet II, Madinah Darul Ma rifah, 2001)