Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGHEMAT BAHAN BAKAR HCS PADA MESIN MOBIL DENGAN KATALIS LIMBAH PIPA A/C. Rubijanto Juni Pribadi 1. Abstract

, Solechan ), Samsudi Raharjo ) Amin Nur Firdaus 1 ) ABSTRAK

Prosiding SNATIF Ke-3 Tahun 2016 ISBN:

PROTOTIPE ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR MOBIL MENGGUNAKAN METODE HYDROCARBON CRACK SYSTEM UNTUK MENGHEMAT BAHAN BAKAR DAN MENGURANGI EMIS GAS BUANG

Pengembangan Prototipe Alat Penghemat Bahan Bakar Sepeda Motor Dengan Tambahan Uap Pretamax Menggunakan Metode Hydrocarbon Crack System

Solechan Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Semarang Abstrak

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH INJEKSI UAP AIR PADA SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 2 LANGKAH 110 CC

IbM Pengembangan Usaha Bengkel Di Desa Keling Dengan Membuat Pipa Katalis Penghemat Bahan Bakar Kendaraan

IbM PENGEMBANGAN USAHA BENGKEL DI DESA KELING DENGAN MEMBUAT PIPA KATALIS PENGHEMAT BAHAN BAKAR KENDARAAN

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN. berikut ini adalah diagram alir kerangka pelaksanaan penelitian. PEMBUATAN CATALYTIC CONVERTER PENGUJIAN EMISI

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

MODIFIKASI MESIN MOTOR BENSIN 4 TAK TIPE 5K 1486 cc MENJADI BAHAN BAKAR LPG. Oleh : Hari Budianto

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2.2.3 Persentil Konsep Perancangan dan Pengukuran Concept Scoring Hidrogen Karbon Monoksida 2-25

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR PADA RADIATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN KADAR EMISI GAS BUANG DAIHATSU HIJET Suriansyah Sabaruddin 1)

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4-

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC

Latar belakang Meningkatnya harga minyak mentah dunia secara langsung mempengaruhi harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri. Masyarakat selalu r

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahan bakar minyak sebagai salah satu sumber energi. mengalami peningkatan yang signifikan sejalan dengan pertumbuhan

PENGARUH PENAMBAHAN GENERATOR HHO TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL OTOMOTIF KAPASITAS BESAR. Tugas Akhir Konversi Energi TEKNIK MESIN FTI-ITS

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 100 cc. uji yang digunakan adalah sebagai berikut :

Analisis Perbandingan Emisi Gas Buang Mesin Diesel Menggunakan Bahan Bakar Solar dan CNG Berbasis Pada Simulasi

PENGHEMATAN BAHAN BAKAR SERTA PENINGKATAN KUALITAS EMISI PADA KENDARAAN BERMOTOR MELALUI PEMANFAATAN AIR DAN ELEKTROLIT KOH DENGAN MENGGUNAKAN METODE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN

PENGARUH JUMLAH SEL PADA HYDROGEN GENERATOR TERHADAP PENGHEMATAN BAHAN BAKAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR MELALUI PIPA BERSIRIP TRANSVERSAL PADA UPPER TANK

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH LETAK MAGNET TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION PADA SEPEDA MOTOR ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Kejuruan (JIPTEK)

Setiawan M.B., et al., Pengaruh Molaritas Kalium Hidroksida Pada Brown Hasil Elektrolisis Terhadap.

ANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT

KAJI EKSPERIMENTAL GEET REACTOR SEBAGAI PENGGANTI KARBURATOR DALAM UPAYA PERBAIKAN KADAR EMISI GAS BUANG MOTOR SATU SILINDER 4-TAK

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

ANALISA PERBANDINGAN EMISI GAS BUANG BAHAN BAKAR LGV DENGAN PREMIUM PADA DAIHATSU GRAND MAX STANDAR

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

Ternyata mereka mencoba produk karya anak negeri dari Jogja. yaitu produk Pa'DeHari yang dikenal dengan HCS.

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K

Oleh : Gunadi, S.Pd NIP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas lingkungan yang baik merupakan hal penting dalam menunjang kehidupan manusia di dunia.

M.Mujib Saifulloh, Bambang Sudarmanta Lab. TPBB Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya

PENGARUH PENGGUNAAN ELEKTROLISER TERHADAP DAYA DAN PENGHEMATAN KONSUMSI BAHAN BAKAR BENSIN PADA MESIN SEPEDA MOTOR

LATAR BELAKANG. Alternatif pengganti bahan bakar minyak. Nilai Emisi LPG. Converter Kit Manual yg Brebet. Converter Kit

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut.

BAB IV HASIL DAN ANALISA

Emisi gas buang Sumber bergerak Bagian 1 : Cara uji kendaraan bermotor kategori M, N, dan O berpenggerak penyalaan cetus api pada kondisi idle

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Apakah itu Neptunuss

PENGARUH VARIASI ELEKTROLIT KALIUM HIDROKSIDA (KOH) PADA GENERATOR HHO TERHADAP UNJUK KERJA & EMISI GAS BUANG MESIN SUPRA X PGMFi 125 cc

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

MESIN DIESEL 2 TAK OLEH: DEKANITA ESTRIE PAKSI MUHAMMAD SAYID D T REIGINA ZHAZHA A

Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar terhadap Unjuk Kerja Mesin

ANALISA DAN PEMBUATAN SISTEM WATER COOLANT INJECTION PADA MOTOR BENSIN TERHADAP PERFORMA DAN EMISI GAS BUANG

ANALISIS PENGARUH LETAK MIXERHYDROGEN BOOSTER TERHADAP KUALITAS GAS BUANG DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN BENSIN

Penyehatan Udara. A. Sound Level Meter

Analisis Pengaruh Jenis Bahan Bakar terhadap Daya dan Konsumsi Bahan Bakar menggunakan Alat Hydro Crack System pada Engine stand Tipe 5k

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia karena hampir semua aktivitas kehidupan manusia sangat tergantung

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

Karakteristik Emisi Gas Buang Kendaraan Berbahan Bakar LPG untuk Mesin Bensin Single Piston

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

PEGARUH SISTEM PEMBAKARAN TERHADAP JENIS DAN KONSENTRASI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR

Jurnal FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PERUBAHAN SUDUT PENYALAAN (IGNITION TIME) TERHADAP EMSISI GAS BUANG PADA MESIN SEPEDA MOTOR 4 (EMPAT) LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

ANALISIS VARIASI TEMPERATUR LOGAM KATALIS TEMBAGA

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah

a. Harga minyak dunia naik BBM dalam negeri naik

BAB III METODE PENGUJIAN

PENGARUH VARIASI LARUTAN WATER INJECTION PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR

BAB IV HASIL DAN ANALISA. 4.1 Perhitungan konsumsi bahan bakar dengan bensin murni

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

DESAIN DAN PEMBUATAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR DENGAN METODE HYDROGEN CRACK SYSTEM (HCS) PADA MOBIL DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH PIPA TEMBAGA KONDENSOR AIR CONDITIONER (A/C) SEBAGAI KATALIS Rubijanto JP¹, M.Amin² 1 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Semarang Jl. Kasipah no 12 Semarang 50254 Telp.024 8445768 2 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Semarang Jl. Kasipah no 12 Semarang 50254 Telp.024 8445768 email : rubijantojp5758@gmail.com Abstrak Menekan konsumsi bahan bakar (BB) merupakan salah satu upaya mendesak dalam mengatasi keterbatasan BB fosil yang semakin menipis. Upaya yang dilakukan diantaranya penghematan sampai penggantian BB karena teknologi mesin yang umum digunakan mengkonsumsi BB fosil. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat penghemat BB Hydrocarbon Crack System (HCS) pada Pertamax dan mengukur volume sistem HCS optimal, membandingkan efisiensi mesin sebelum dan sesudah dipasangkan HCS. Sistem menggunakan pipa tembaga (Cu) bekas kondensor A/C. Mesin mobil yang digunakan adalah mesin Toyota Kijang super 1,500 cc tahun 1998. Metodologi dalam penelitian ini adalah membuat rancang bangun sistem HCS berbahan pipa tembaga (Cu) kemudian mengaplikasikannya pada mesin dan menguji konsumsi BB, kebisingan, emisi, dan suhu mesin. Hasil dari penelitian menunjukkan penurunan konsumsi BB pada mesin setelah aplikasi sistem katalis HCS. Suhu mesin meningkat tidak signifikan. Angka kebisingan tertinggi pada katalis bervolume paling rendah, putaran non-idle (2,500 rpm) yang tidak signifikan. Pengujian emisi menunjukkan penurunan CO dan HC pada mesin dengan HCS. Kesimpulan dari penelitian ini adalah konsumsi BB berbanding terbalik dengan volume total sistem katalis HCS. Semakin besar volume total HCS akan meningkatkan suhu, kebisingan dan kadar CO dan HC pada gas buang menurun. Kata kunci: Sistem katalis HCS; konsumsi bahan bakar; limbah tembaga Pendahuluan Menekan konsumsi bahan bakar (BB) kendaraan pribadi merupakan salah satu upaya penting dan mendesak dalam mengatasi keterbatasan sumber daya BB terutama BB fosil yang sumbernya di bumi semakin menipis. Banyak penelitian dilakukan dalam upaya mengurangi konsumsi BB kendaraan yang meliputi penghematan bahkan sampai penggantian BB pada kendaraan berbahan bakar fosil menjadi BB non-fosil. Ini dikarenakan sampai saat ini teknologi mesin yang umum digunakan adalah mesin yang mengkonsumsi BB fosil. Penelitian ini bertujuan membuat alat penghemat BB dengan memakai sistem Hydrocarbon Crack System (HCS) melalui penguraian hidrokarbon yang terkandung dalam BB Pertamax melalui sistem katalis. Bahan baku yang digunakan untuk membuat pipa sistem katalis adalah pipa tembaga (Cu) bekas kondensor Air Conditioner (A/C). Diharapkan dengan penggunaan sistem katalis pipa HCS ini dapat mengurangi konsumsi bahan bakar tanpa memberikan dampak negatif pada mesin mobil dan lingkungan. Dalam penelitian ini mesin mobil yang digunakan adalah mesin Toyota Kijang super buatan tahun 1998 dengan kapasitas 1,500 cc. Secara detail, tujuan dari penelitian ini adalah menentukan hubungan antara panjang dan diameter pipa katalis terhadap konsumsi BB, mengukur suhu kerja mesin, putaran mesin permenit (rpm), kebisingan dan emisi gas buang pada mobil yang diuji. Selain itu penelitian ini juga bertujuan mengukur M-22

volume sistem HCS yang optimal untuk pembakaran yang baik, serta membandingkannya sebelum dan sesudah dipasangkan sistem katalis HCS. Peralatan dan Bahan Penelitian Bahan Penelitian Material penelitian yang digunakan untuk pembuatan hydrocarbon crack system (HCS) meliputi : a. Pipa Tembaga Bahan pipa katalis yang digunakan adalah pipa tembaga limbah pipa kondensor AC. b. Aluminium oksida Al 2 O 3 atau alumina digunakan sebagai isolator panas dan elektrik dan berfungsi sebagai pengurai hidrogen (H) dan karbon (C) pada BB dengan memanfaatkan panas knalpot. c. Kawat Nikelin Kawat nikelin berbentuk saringan atau spiral yang berfungsi untuk menempelkan aluminiun oksida. d. Ayakan Stainless Steel (Stainless Steel Wire Mesh) Berfungsi menahan aliran hidrokarbon dan berbentuk sekat-sekat dalam pipa katalis. e. Selang plastik Digunakan sebagai sarana penghantar gas hidrokarbon dalam sistem HCS. f. Reservoir Reservoir digunakan untuk menampung BB pertamax yang akan diuraikan dan gas hidrokarbon. g. Kran Plastik Digunakan untuk mengatur debit aliran hidrokarbon. h. Klem selang Klam selang berfungsi untuk mengikat selang plastik guna mencegah kebocoran. 4.1.2. Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan untuk pembuatan dan pengujian HCS yaitu : a. Kijang Super 1500 cc Digunakan sebagai spesimen aplikasi sistem katalis. b. Cutting Copper Tubing digunakan sebagai pemotong pipa tembaga. c. Bending Copper Tubing Digunakan untuk membengkokkan pipa tembaga agar diperoleh hasil bengkokkan yang tepat dan rapi. d. Brazing Copper Tubing Digunakan untuk untuk menyambung pipa atau menutup kebocoran pada temperatur 600 800 o C dengan pengisi perak. e. Stopwatch Untuk mengukur besaran waktu pada semua pengujian dalam penelitian ini. f. Termokopel Digunakan untuk mengukur suhu mesin. g. Tachometer Digunakan untuk mengukur revolution per mimute (rpm) mesin. i. Sound Level Meter Digunakan untuk mengukur kebisingan mesin. j. Gas Analyzer Gas Analyzer digunakan untuk mengukur emisi gas buang. Metode penelitian Metodologi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Desain dan pembuatan sistem tabung katalis Desain dan pembuatan sistem tabung katalis dengan menggunakan pipa tembaga bekas kondensor A/C ditunjukkan pada Gambar 1. berikut. L Spiral nikel pipa stainless D Gambar 1. Desain pipa katalis M-23

Diameter dan panjang dari sistem katalis untuk penghemat bahan bakar divariasikan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variabel-variabel pengujian. 2. Pemasangan Peralatan HCS Pemasangan Peralatan HCS pada mesin adalah dengan memasangkan reservoir HCS dekat reservoir radiator. Pipa katalis diikatkan pada exhaust manifold yang disalurkan melalui selang plastik menuju reservoir pertamax. Keran plastik dipasangkan pada saluran udara masuk ke reservoir pertamax dan saluran menuju intake manifold untuk mengatur suplai hidrokarbon. Instalasi sistem HCS dan perlengkapan yang digunakan pada mesin secara skematis dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Perangkat dan skema pemasangan sistem HCS pada mesin mobil 2. Pengujian dan pengambilan data Setelah instalasi perangkat sistem HCS selesai, langkah berikutnya adalah pengujian dan pengambilan data. Pengujian yang dilakukan adalah: 1. Pengujian konsumsi BB yang dilakukan dengan mengukur waktu konsumsi BB mesin dengan volume 1 liter; 2. Pengujian suhu mesin, dilakukan dengan menggunakan thermokopel; 3. Pengukuran putaran mesin dilakukan dengan tachometer; 4. Pengujian kebisingan mesin, dengan menggunakan sound level meter; 5. Pengujian emisi gas buang, dengan menggunakan gas analyser pada lubang knalpot; 6. Langkah selanjutnya adalah mengulangi prosedur pengujian tersebut namun dengan sistem HCS terpasang pada mesin; 7. Setelah pengujian selesai dilakukan kompilasi data, analisa dan penarikan kesimpulan. Diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3. Secara lengkap variabel penelitian ini dirangkum pada Tabel.1. Pengujian dilakukan pada kondisi mesin menggunakan sistem HCS dan tanpa menggunakan sistem HCS pada putaran idle (700 rpm) dan 2,500 rpm. START Persiapan bahan Studi literatur Mobil Kijang Super 1500 cc Pengujian Performa Mesin Kijang 1500 cc 1. Uji durasi kinerja Mesin 4. Uji Kebisingan 2. Uji Temperatur 5. Uji Emisi Gas Buang 3. Uji RPM Analisa data Komponen HCS Mobil Kijang super 1500 cc Instalasi pemasangan komponen HCS ke mobil Kijang super 1500 cc Pengujian Performa Mesin Kijang super setelah pakai peralatan HCS 1. Uji waktu kinerja Mesin 4. Uji Kebisingan 2. Uji Temperatur 5. Uji Emisi Gas Buang 3. Uji RPM Analisa data Perbandingan antara sesudah dipasang HCS dan sebelum Dipasang HCS Analisa dan kesimpulan Selesai Gambar 3. Diagram Alir Penelitian M-24

Tabel 1. Variabel pengujian Pengujian I II Volume BB (ml) 1000 1500 Panjang pipa (mm) 100 150 200 100 150 200 Diameter pipa (mm) 12 14 12 14 Pengujian 1. Uji waktu kinerja mesin 2. Uji temperatur mesin. 3. Uji rpm 4. Uji kebisingan mesin. 5. Uji emisi gas buang 1. Uji waktu kinerja mesin 2. Uji temperatur mesin. 6. Uji rpm 3. Uji kebisingan mesin. 4. Uji emisi gas buang Hasil dan pembahasan 1. Hasil pengujian konsumsi BB Hasil pengujian konsumsi BB pada variasi putaran idle atau dan 2,500 rpm dengan volume BB 1000 ml dapat dilihat pada Tabel 2. berikut ini. Satuan hasil pengujian adalah detik. Tabel 2. Hasil pengujian konsumsi BB Putaran Mesin Idle (700 rpm) 2500 rpm Katalis Vol.BB 1000 ml Vol.BB 1500 ml Vol.BB 1000 ml Vol.BB 1500 ml Diameter pipa (mm) 12 14 12 14 12 14 12 14 Tanpa katalis 237 237 266 298 237 237 266 298 100 mm 242 240 295 316 106 108 130 136 150 mm 251 272 303 346 116 121 135 143 200 mm 288 303 345 358 126 129 152 155 2. Hasil pengujian suhu Hasil pengujian suhu selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3. berikut ini Tabel 3. Hasil pengujian suhu Vol BB 1000 ml Vol BB 1500 ml Katalis Suhu Mesin ( o C) Suhu Mesin ( o C) 1 mnt 2 mnt 3 mnt 4 mnt 5 mnt 1 mnt 2 mnt 3 mnt 4 mnt 5 mnt Diameter pipa katalis 12 mm Putaran idle (700 rpm) Tanpa katalis 65 78 93 109 121 65 78 93 109 121 100 mm 66 80 94 114 129 73 82 95 112 128 150 mm 69,5 82 98 115 133 75 87 100 118 136 200 mm 71 85 101 119 138 76 91 108 122 141 Putaran 2,500 rpm Tanpa katalis 99 106 116 123 131 99 106 116 123 131 100 mm 100 106 119 125 133 101 113 116 125 139 150 mm 101 105 123 133 136 102 118 126 136 146 200 mm 101 110 126 137 145 104 120 129 138 149 Diameter pipa katalis 14 mm Putaran idle (700 rpm) Tanpa katalis 65 78 93 109 121 65 78 93 109 121 100 mm 68 83 95 115 130 74 85 98 116 130 150 mm 70 84 99 116 136 76 87 102 118 138 200 mm 72 87 106 123 139 76 91 110 124 145 Putaran 2,500 rpm Tanpa katalis 99 106 116 123 131 99 106 116 123 131 100 mm 101 107 120 127 140 104 109 121 132 142 150 mm 101 108 127 132 141 105 120 128 140 150 200 mm 103 115 133 140 143 107 122 130 143 153 M-25

3. Hasil uji kebisingan Hasil uji kebisingan mesin pada putaran idle dan 2500 rpm untuk volume BB 1000 ml dan1500 ml ditunjukkan pada Tabel 4. Katalis Tabel 4. Hasil uji kebisingan atau noise mesin Diameter pipa 12 mm Diameter pipa 14 mm Idle/700 rpm 2500 rpm Idle/700 rpm 2500 rpm Vol. Vol. Vol. Vol. Vol. Vol. Vol. BB. BB. BB. BB. BB. BB. BB. 1000 ml 1500 ml 1000 ml 1500 ml 1000 ml 1500 ml 1000 ml Vol. BB. 1500 ml Tanpa katalis 79 93 79 93 100 mm 75 70 93 90 73 70 93 92 150 mm 70 68 90 89 70 67 92 88 200 mm 68 68 89 88 69 66 90 88 4. Hasil uji Emisi Gas Buang Hasil pengujian gas buang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5. berikut ini. Pengambilan data dilakukan setelah mobil running 15 menit (PeMen L.H. no. 05, 2006). Tabel 5. Hasil Uji Emisi Gas buang Vol.BB 1000 ml Vol.BB 1500 ml Unsur 150 Tanpa katalis 100 mm 150 mm 200 mm 100 mm mm 200 mm Diamegter pipa katalis 12 mm Idle (700 rpm) CO (%) 9.88 7.308 4.943 3.775 3.020 2.945 2.702 HC (ppm) 2842 1816 1601 1485 1211 1087 953 CO 2 (%) 11.38 13.47 13.64 13.91 11.97 13.06 13.30 O 2 (%) 5.63 5.45 5.37 5.33 4.45 3.92 3.78 Lambda 0.858 0.961 0.968 0.979 0.897 0.925 0.944 AFR 13.05 14.652 14.803 15.10 13.0619 13.46 13.83 2,500 rpm CO (%) 6.05 2,55 2,34 2,26 2,31 2,15 1,68 HC (ppm) 658 546 473 445,5 454,2 368 322 CO 2 (%) 10.07 13,58 13,97 14,41 15,35 16,27 17,02 O 2 (%) 2.98 2,32 2,15 1,94 1,66 1,39 1,2 Lambda 0.86 1,05 1,08 1,10 1,15 1,17 1,25 AFR 13.85 15,73 16,00 16,11 16,79 16,9 17 Diamegter pipa katalis 14 mm Idle (700 rpm) CO (%) 9.88 5.84 3.95 3.02 2.47 2.35 2.16 HC (ppm) 2842 1452 1280 1188 968 869 762 CO 2 (%) 11.38 10.77 10.91 11.13 9.57 10.48 10.64 O 2 (%) 5.63 4.36 4.3 4.26 3.56 3.13 3 Lambda 0.858 0.768 0.774 0.7832 0.717 0.74 0.755 AFR 13.05 11.72 11.84 12.08 10.44 10.76 11.064 2,500 rpm CO (%) 6.05 2.270 2.083 2.011 1.62 1.51 1.18 HC (ppm) 658 486 421 396 317 257 225 CO 2 (%) 10.07 12.09 12.43 12.82 10.75 11.39 11.91 O 2 (%) 2.98 2.06 1.91 1.73 1.16 0.97 0.84 Lambda 0.86 0.93 0.96 0.98 0.81 0.82 0.88 AFR 13.85 14 14 14 11.75 11.83 11.90 Pembahasan Dari hasil pengujian konsumsi BB dapat dilihat bahwa konsumsi BB baik pada putaran idle (700 rpm) dan 2,500 rpm, volume BB pertamax 1,000 ml dan 1,500 ml pipa katalis dengan diameter 14 mm dan panjang 200 mm menghasilkan durasi yang paling lama, yaitu 303 dan 358 detik pada putaran idle dan 129 dan 155 detik pada putaran 2,500 rpm. Hasil pengujian suhu menunjukkan adanya peningkatan suhu yang berbanding lurus dengan volume pipa katalis, walaupun tidak signifikan baik pada putaran idle maupun 2,500 rpm. M-26

Hasil pengujian kebisingan dalam penelitian ini tidak menunjukkan tren yang khusus, namun dapat dilihat bahwa kebisingan akan meningkat sekitar 20 sampai dengan 30 db pada putaran 2,500 rpm dan menurun pada volume pipa katalis yang semakin besar. Sedangkan pada pengujian emisi prosentase CO akan menurun dan berbanding lurus dengan volume pipa katalis. Kadar HC juga berkurang jika dibandingkan dengan volume BB dan pada putaran 2,500 rpm akan berkurang. Namun semakin besar volume total pipa katalis dan pada putaran mesin 2,500 rpm akan meningkatkan prosentase CO 2 dan sebaliknya menurunkan prosentase O 2. Hasil lambda yang dapat diinterpretasikan sebagai laju perbandingan jumlah O 2 yang ada dalam pembakaran untuk menghasilkan pembakaran sempurna menunjukkan hasil dibawah 1,00 yang berarti kurangnya kadar oksigen dalam pembakaran namun angka yang cukup baik untuk menghasilkan daya maksimum pada BB beroktan (lambda 0,85-0,901, Icke, 2012). Hasil ini meningkat bersamaan dengan peningkatan volume pipa katalis yang berarti pemasangan HCS akan meningkatkan kesempurnaan pembakaran BB. Hasil air fuel ratio (afr) menunjukkan peningkatan yang berbanding lurus dengan volume pipa katalis. Besaran afr dalam penelitian ini adalah 11 sampai dengan 13. Nilai ideal dari afr adalah 14,7:1 untuk lambda 1,00 yang artinya pembakaran yang sempurna (Eckerlin, 2013). Kesimpulan Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan aplikasi sistem HCS dan pipa katalis pada mesin kijang super 1,500 cc akan menurunkan konsumsi BB yang digunakan, yaitu Pertamax. Hal ini disebabkan dengan pemasangan sistem HCS akan terjadi penguraian H yang akan menyempurnakan pembakaran BB. Ini disebebkan hydrogen akan terbakar lebih cepat dan berkespansi dengan cepat ketika terjadi pembakaran (Icke, 2013) yang menghasilkan perbandingan daya dan langkah mesin yang lebih efisien. Namun walaupun tidak signifikan, pembakaran yang sempurna akan meningkatkan suhu kerja mesin, yang juga ditunjukkan dari hasi pengujian suhu dalam penelitian ini. Kebisingan berkurang dengan pemasangan sistem katalis HCS dikarenakan timing pembakaran yang tepat dibandingkan tanpa penggunaan HCS. Dengan penggunaan HCS, tidak terjadi penundaan penyalaan BB titik mati atas (TMA) pada mesin sehingga noise dan getaran akan berkurang (Carulcci, 2001). Hasil uji emisi secara keseluruhan menunjukkan peningkatan kualitas emisi gas buang, dimana prosentase CO menurun yang diakibatkan peningkatan O 2 dalam pembakaran (Toyota motor sales) yang sesuai dengan penurunan kadar HC. Dalam penelitian ini HC tidak menurun dengan signifikan, CO berkurang, dan kadar O 2 yang cenderung berkurang pada volume katalis total yang semakin besar. Ini menunjukkan adanya masalah pada mesin yang dikarenakan adanya ketidaktepatan waktu penyalaan BB. Adanya masalah pada mesin juga ditunjukkan oleh hasil HC yang berlebih yang akan terbentuk jika terjadi ketidaksesuaian penyalaan (Toyota emission test manual). Daftar Pustaka Asher C & Northhington L. (2008), Position statement for measuraement of temperature/fever in children. Society of Pediatric Nurses Djoko Sutrisno,. (2005),. Efisiensi hingga 80 persen dengan menggunakan prinsip ledakan Hidrogen yang terpatik pada api busi untuk menambah hasil pembakaran BBM, Yogyakarta. Dede Sutarya,. (2008)., Analisis Unjuk Kerja Thermocouple W3Re25 Pada Suhu Penyinteran 1500 o C., ISSN 1979-2409. No. 01. David icke.,(2012)., Hydrocarbon Crack System (HCS)., http://www.baligifter.org/blog., David Icke's Official Forums. Hirai, T., N. Ikenaga, T.Miyake., and T. Suzuki, (2005), Production of hydrogen by steam reforming of glycerin on ruthenium catalyst, Energy and Fuels, 19, 1761-1762 IMO, Annex VI MARPOL 73/78 Regulation for the Prevention of Air Pollution from Ships and NOx Technical Code. International Maritime Organization, London, 1998 J. Purwosutrisno Sudarmadi., (2007)., Angka Oktan Dan Pencemaran Udara., Jakarta.1821-1829. M-27

Kabarindo.,(2012)., TNT Express Indonesia; Sosialiasi Pengemudi Ramah Lingkungan., Jakarta., Selasa, 3 Januari 2012-17:12:18 Ketta Mc, J.J., (1988)., Encyclopedia of Chemical Processing and Design, vol 1. Marcell Dekker, New York. Keputusan menteri Negara lingkungan hidup no. 48 tahun 1996 tentang baku tingkat kebisingan. Niels R. Udengaard., (2004)., Hydrogen production by steam reforming of hydrocarbons, Houston, Texas 77058. 49 (2), 906. Pudji Irasari, Aditya Sukma Nugraha,., (2010)., Analisis getaran pada generator magnet permanen 1 kw hasil rancang bangun pusat penelitian tenaga listrik dan mekatronik. Journal of Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular Technology. Vol. 01, No. 1, ISSN 2087-3379. Peraturan Menteri Negara lingkungan hidup nomor 05 tahun 2006 tentang ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama. Pertamina., 2010., Harga Eceran bahan bakar., hal 5-6. Roy Union, (2004)., Technical Perspective Hydrogen Boosted Engine Operation., SAE Technical Paper Series 972664), 5 http://www.hydrogenboost.com. Rochim, taufiq. (2001), Spefikasi Metrologi Dan Control Kualitas Geometric, Institute Teknologi Bandung: Bandung Sudirman,Urip, 2009, Hemat BBM dengan Air, cetakan kedua, Jakarta:Kawan Pustaka. Vol 2. Hal 87 Sukarmin.,(2004)., Hidrokarbon dan Minyak Bumi Departemen Pendidikan Nasional Indonsia Saputra satriyo., (2008)., Studi kondisi kimiawi penyebaran PB, debu dan kebisingan di kota Jakarta. Jurnal Kajian Ilmiah Penelitian Ubhara Jaya vol.9 No.2 Suzuki Indonenesia.,(2012)., Mesin Hemat Bahan Bakar dengan Service Berkala., Book Manual Service.,vol 2.,hal 23-24 UNEP.,(2008)., Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia www.energyefficiencyasia.org. Tempo., (2013)., Harga Minyak Dunia., edisi 5., hal 1., www.baligifter.org., (2011) The Engineering ToolBox. Retrieved 29 July 2013. Eckerlin, Herbert M. "The Importance of Excess Air in the Combustion Process". Mechanical and Aerospace Engineering 406 - Energy Conservation in Industry. North Carolina State University. Retrieved 29 July 2013. Paolo C et.al.(2001), Pilot Injection Behavior And Its Effects On Combustion In A Common Rail Diesel Engine,. University of Lecce, Dept. of Eng. For Innovation, Research Center for Energy and Environment (CREA), Via Per Arnesano M-28