PT SIERAD PRODUCE Tbk DAN ENTITAS ANAK

dokumen-dokumen yang mirip
PT SIERAD PRODUCE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SIERAD PRODUCE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SIERAD PRODUCE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SIERAD PRODUCE Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2014 (AUDITAN) DAN

PT SIERAD PRODUCE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SIERAD PRODUCE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SIERAD PRODUCE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT SIERAD PRODUCE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT SIERAD PRODUCE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT SIERAD PRODUCE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT BATAVIA PROSPERINDO INTERNASIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN

PT SIERAD PRODUCE Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT GEMA GRAHASARANA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) Serta Untuk

PT SIANTAR TOP Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT KRESNA GRAHA SEKURINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tiga Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2013, 31 Maret 2012 dan

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT MAHAKA RADIO INTEGRA TBK. (D/H PT GENTA SABDA NUSANTARA) DAN ENTITAS ANAK

PT MITRA PEMUDA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

30 Juni 31 Desember

PT KRESNA GRAHA SEKURINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada 30 September 2013, 30 September

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2012 DAN 30 JUNI 2011 (MATA UANG INDONESIA)

P.T. METRODATA ELECTRONICS Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT FORTUNE INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2011 DAN 30 JUNI 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

PT TRIWIRA INSANLESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MITRA PEMUDA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT SELAMAT SEMPURNA Tbk. DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian (Tidak Diaudit) 31 Maret 2012 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

PT SARIGUNA PRIMATIRTA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT Electronic City Indonesia Tbk dan Entitas Anak

PT SIERAD PRODUCE Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TRIWULAN II YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009

PT SUGIH ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAK

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1 3. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 4-5. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 6-7

PT SIERAD PRODUCE Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TRIWULAN I YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2010 DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT)

PT MITRA PEMUDA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2013 DAN 2012, SERTA 31 DESEMBER 2012

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) Serta Untuk

PT MITRA PEMUDA TBK DAN ENTITAS ANAK

1. Umum. a. Pendirian dan Informasi Umum

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-3. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian 4

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

30 September 31 Desember Catatan

PT SIANTAR TOP Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT PELAYARAN BAHTERA ADHIGUNA DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN - Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut

PT GREENWOOD SEJAHTERA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2013 DAN 31 MARET 2012 (MATA UANG INDONESIA)

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

p PT STAR PETROCHEM Tbk dan Entitas Anak Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk tahun yang berakhir Pada tanggal 31 Maret 2017

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Tahun 2011 Tahun 2010

PT KAWASAN INDUSTRI JABABEKA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA)

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN INFORMASI TAMBAHAN

PT SIERAD PRODUCE Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SELAMAT SEMPURNA Tbk. DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian (Tidak Diaudit) 30 Juni 2012 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk. Laporan Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011 Dan Laporan Auditor Independen


LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN. Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan.

PT FORTUNE INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk


POSISI KEUANGAN (NERACA) 30 JUNI 2015 DAN 31 DESEMBER

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk tahun yang berakhir Pada tanggal 31 Desember beserta Laporan Auditor Independen

Transkripsi:

PT SIERAD PRODUCE Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM 30 SEPTEMBER 2013 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2012 (AUDITAN) DAN UNTUK SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 30 SEPTEMBER 2013 DAN 2012 (TIDAK DIAUDIT)

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM A S E T Catatan 30 September 2013 31 Desember 2012 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2d,e,f,5 73.942.030.909 85.868.301.829 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 106.263.354.973 (2012: Rp 106.641.356.136) 2f,6 507.937.062.657 635.333.519.159 Persediaan - setelah dikurangi 2h,7 penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 6.123.722.990 (2012: Rp 4.516.897.668) 465.979.766.451 661.950.950.116 Hewan ternak produksi - berumur pendek 2i,8 120.982.951.105 129.737.560.481 Beban dibayar di muka 2g 21.881.473.284 18.148.548.543 Pajak dibayar di muka 2r,9 12.078.317.188 10.408.864.142 Aset lancar lain-lain 202.664.675.239 118.898.207.523 Jumlah Aset Lancar 1.405.466.276.833 1.660.345.951.793 ASET TIDAK LANCAR Investasi pada perusahaan asosiasi - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 1.300.839.000 2b,10 -- -- Investasi jangka panjang lainnya - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 49.155.940.000 2f,11 -- -- Piutang pihak berelasi non usaha 2f,32 16.064.751.362 16.077.224.362 Aset pajak tangguhan 2r,12b 40.510.537.103 31.319.761.882 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 776.700.282.727 (2012: Rp 694.709.250.932) 2j,13 1.613.271.977.105 1.492.758.985.541 Tagihan pajak penghasilan 2r,14 55.637.656.889 41.629.571.016 Goodwill 2c,4,15 10.890.455.260 10.890.455.260 Aset tidak berwujud lainnya 2k,16 27.886.817.755 30.816.906.487 Aset tidak lancar lain-lain 22.228.828.269 14.284.718.430 Jumlah Aset Tidak Lancar 1.786.491.023.743 1.637.777.622.978 JUMLAH ASET 3.191.957.300.576 3.298.123.574.771 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Interim yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian Interim secara keseluruhan 1

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM LIABILITAS DAN EKUITAS 30 September 2013 31 Desember 2012 LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank jangka pendek 2m,19 637.538.600.580 681.257.534.925 Utang murabahah jangka pendek 2o,21 160.000.000.000 140.000.000.000 Utang usaha - pihak ketiga 2m,17 161.764.095.574 327.689.903.058 Beban akrual 2m,18 32.854.488.661 38.097.653.936 Utang pajak 2r,12c 2.898.304.886 6.091.235.136 Utang dividen 290.928.610 324.141.907 Liabilitas lancar lainnya 39 92.198.697.191 33.474.923.107 Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun : Utang bank 2m,20 20.803.836.044 197.999.504.558 Utang murabahah 2o,21 3.533.819.878 10.240.900.677 Utang sewa pembiayaan 2n,22 103.843.618 486.870.000 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 1.111.986.615.042 1.435.662.667.304 LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas pajak tangguhan 2r,12b 104.601.605 104.680.573 Liabilitas imbalan kerja 2p 85.863.901.833 70.752.495.109 Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun: Utang bank 2m,20 623.623.704.506 480.005.289.009 Utang murabahah 2o,21 86.318.273.061 34.684.808.122 Utang sewa pembiayaan 2n,22 463.081.014 170.867.500 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 796.373.562.019 585.718.140.313 JUMLAH LIABILITAS 1.908.360.177.061 2.021.380.807.617 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Interim yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian Interim secara keseluruhan 2

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM EKUITAS 30 September 2013 31 Desember 2012 Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Modal saham Modal dasar: 73.099.900 saham seri A nominal Rp 395 per saham; 650.686.609 saham seri B nominal Rp 395 per saham dan 35.561.973.000 saham seri C nominal Rp 100 per saham Ditempatkan dan disetor penuh 73.099.900 saham seri A; 650.686.609 saham seri B dan 8.667.321.984 saham seri C 1d,23,35 1.152.627.869.455 1.152.627.869.455 Tambahan modal disetor - bersih 24 756.839 756.839 Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya 25 4.913.879.940 4.160.806.263 Belum ditentukan penggunaannya 113.003.893.842 101.640.026.072 Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk 1.270.546.400.076 1.258.429.458.629 Kepentingan non-pengendali 13.050.723.439 18.313.308.525 Jumlah Ekuitas 1.283.597.123.515 1.276.742.767.154 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 3.191.957.300.576 3.298.123.574.771 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Interim yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian Interim secara keseluruhan 3

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN INTERIM Untuk sembilan bulan yang berakhir pada tanggal tanggal 30 September 2013 dan 2012 (Tidak diaudit) Catatan 30 September 2013 30 September 2012 PENJUALAN BERSIH 2q,26 3.073.563.437.264 3.070.827.523.967 BEBAN POKOK PENJUALAN 2q,27 2.627.763.006.627 2.702.195.002.268 LABA KOTOR 445.800.430.637 368.632.521.699 BEBAN USAHA Beban penjualan 2q,28 144.595.597.797 76.958.600.506 Beban umum dan administrasi 2q,29 184.222.288.573 178.031.385.365 Jumlah Beban Usaha 328.817.886.370 254.989.985.871 LABA USAHA 116.982.544.267 113.642.535.828 PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Beban keuangan (112.265.700.465) (86.174.230.629) Rugi selisih kurs - bersih (2.785.656.446) (10.056.739.106) Kerugian selisih perhitungan dan perolehan persediaan 2h (1.274.714.805) (885.640.627) Penjualan lain-lain 31 2.683.974.006 2.480.716.464 Keuntungan selisih pembayaran 1.283.283.811 1.292.818.618 Pendapatan keuangan 238.364.366 223.908.624 Beban penghapusan langsung dan penyisihan kerugian penurunan nilai piutang 2l,6 47.041.833 (252.464.766) Laba penjualan aset tetap 15 175.566.867 645.723.610 Lain-lain - bersih 5.419.865.252 4.323.431.799 Jumlah Beban Lain-Lain - Bersih (106.477.975.581) (88.402.476.013) LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 10.504.568.686 25.240.059.815 BEBAN PAJAK PENGHASILAN Kini 2r,12a (12.841.066.513) (11.195.907.386) Tangguhan 2r,12b 9.190.854.188 2.789.088.719 Jumlah Beban Pajak Penghasilan (3.650.212.325) (8.406.818.667) LABA USAHA TAHUN BERJALAN 6.854.356.361 16.833.241.148 Pendapatan Komprehensif lain setelah pajak -- -- JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 6.854.356.361 16.833.241.148 Jumlah laba komprehensif yang diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk 12.116.941.447 15.109.787.747 Kepentingan non-pengendali (5.262.585.086) 1.723.453.401 Jumlah 6.854.356.361 16.833.241.148 LABA PER SAHAM DASAR 31 1,29 1,61 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Interim yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian Interim secara keseluruhan 4

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN INTERIM Ekuitas yang Modal saham Tambahan Saldo Laba diatribusikan Kepentingan Ekuitas - ditempatkan modal disetor - Telah Ditentukan Belum Ditentukan kepada pemilik Nonpengendali bersih dan disetor penuh bersih Penggunaannya Penggunaannya entitas induk Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Saldo per 1 Januari 2012 1.152.627.869.455 756.839 3.057.415.309 89.813.808.282 1.245.499.849.885 25.572.552.230 1.271.072.402.115 Dividen 25 -- -- -- (9.391.108.493) (9.391.108.493) -- (9.391.108.493) Pembentukan cadangan umum 25 -- -- 1.103.390.954 (1.103.390.954) -- -- -- Laba komprehensif tahun berjalan -- -- -- 22.320.717.237 22.320.717.237 (7.259.243.705) 15.061.473.532 Saldo per 31 Desember 2012 1.152.627.869.455 756.839 4.160.806.263 101.640.026.072 1.258.429.458.629 18.313.308.525 1.276.742.767.154 Pembentukan cadangan umum 25 -- -- 753.073.677 (753.073.677) -- -- -- Laba komprehensif tahun berjalan -- -- -- 12.116.941.447 12.116.941.447 (5.262.585.086) 6.854.356.361 Saldo per 30 September 2013 1.152.627.869.455 756.839 4.913.879.940 113.003.893.842 1.270.546.400.076 13.050.723.439 1.283.597.123.515 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Interim yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan 5

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN INTERIM Untuk sembilan bulan yang berakhir pada tanggal tanggal 30 September 2013 dan 2012 (Tidak diaudit) 30 September 2013 30 September 2012 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan 3.200.959.893.766 3.038.538.103.137 Pembayaran kas kepada pemasok dan pihak ketiga lainnya (2.655.550.253.052) (2.958.442.463.722) Pembayaran kepada karyawan (180.081.907.587) (134.897.724.151) Pembayaran pajak - bersih (51.200.603.322) (45.735.564.070) Penerimaan bunga 238.364.366 223.908.624 Pembayaran bunga (107.099.834.064) (77.490.748.228) Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi 207.265.660.107 (177.804.488.410) ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penjualan aset tetap 684.544.006 1.786.467.035 Perolehan aset tetap (209.521.376.635) (235.546.273.285) Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi (208.836.832.629) (233.759.806.250) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan pinjaman bank 7.788.543.349.068 6.226.596.258.859 Pembayaran utang bank dan utang sewa pembiayaan (7.798.910.920.466) (5.847.335.576.241) Penerimaan dari pihak-pihak berelasi 12.473.000 3.780.940.306 Kas bersih (digunakan) diperoleh dari aktivitas pendanaan (10.355.098.398) 383.041.622.924 PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS (11.926.270.920) (28.522.671.736) KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN 85.868.301.829 50.729.456.147 KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR PERIODE 73.942.030.909 22.206.784.411 6

1. UMUM a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum PT Sierad Produce Tbk (selanjutnya disebut Perusahaan ) didirikan dengan akta Notaris No. 17 tanggal 6 September 1985 dari Raden Santoso, Notaris di Jakarta dan diubah dengan akta Notaris No. 27 tanggal 16 April 1986 dari Notaris yang sama. Anggaran dasar ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-4506.HT.01.01.TH.86 tanggal 26 Juni 1986. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir melalui akta Notaris No. 223 tanggal 22 Desember 2009 yang dibuat dihadapan Dr. Irawan Soerodjo, SH, MSi, Notaris di Jakarta, tentang persetujuan pelaksanaan kuasi-reorganisasi dan penurunan nilai nominal saham tanpa mengurangi jumlah saham beredar Perusahaan. Akta Notaris ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui surat keputusan No. AHU-11399.AH.01.02. Tahun 2010 pada tanggal 4 Maret 2010 (lihat Catatan 35). Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan bergerak di bidang peternakan ayam bibit induk untuk menghasilkan ayam niaga, industri pemotongan dan pengolahan ayam terpadu dengan cold storage, industri pakan ternak dan industri pengeringan jagung. Kantor pusat Perusahaan terletak di Plaza City View, Kemang, Jakarta Selatan, dengan tempat usaha tersebar di Bogor, Sukabumi, Tangerang, Sidoarjo, Magelang, Banjarmasin, dan Makasar. Hasil produksi dipasarkan di dalam negeri. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial sejak tahun 1985. b. Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Komite Audit Susunan anggota Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012, adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama (Komisaris Independen) Komisaris (Independen) Komisaris Dewan Direksi Direktur Utama Wakil Direktur Utama (Direktur tidak Terafiliasi) Direktur Direktur Direktur : Antonius Joenoes Supit : Djohan Effendi : Sri Lestari Anwar : Budiardjo Tek : Eko Putro Sandjojo : Sudirman : Fransiscus Xaverius Awi Tantra : Sik Wei Tjien Susunan anggota Komite Audit pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012, adalah sebagai berikut: Komite Audit Ketua Anggota Anggota : Antonius Joenoes Supit : Eman Achmad Sulaeman : Rodion Wikanto Njotowidjojo 7

1. UMUM (Lanjutan) c. Struktur Entitas Anak Perusahaan memiliki baik secara langsung maupun tidak langsung lebih dari 50% saham entitas anak dan atau mempunyai kendali atas manajemen entitas anak sebagai berikut: Persentase Pemilikan Tahun operasi Jumlah aset Anak Perusahaan Domisili Bidang usaha (langsung dan tidak langsung) komersial sebelum eliminasi 30 September 2013 31 Desember 2012 30 September 2013 31 Desember 2012 PT Sierad Jakarta Industri peralatan 99,56% 99,56% 1996 216.294.808.916 167.899.824.789 Industries peternakan ayam PT Dwipa Mina Bali Industi tepung 100% 100% 1996 1.774.137.639 2.191.684.111 Nusantara Ikan PT Sierad Pangan Jakarta Industri makanan 100% 100% Pra-Operasi 376.763.296 376.763.296 Nusantara dan minuman PT Sierad Jakarta Distribusi dan 100% 100% Operasi dalam 10.806.908.972 10.806.908.972 Corpora perdagangan peralatan penghentian peternakan ayam, bahan baku pakan ternak dan produk lainnya PT Transpasifik Jakarta Perdagangan 100% 100% 1995 6.297.124.819 6.285.511.819 Niagareksa PT Belfoods Bogor Industri pengolahan 66,99% 66,99% 1993 240.761.985.196 222.578.681.605 Indonesia makanan beku Pada tahun 2003, sesuai dengan pernyataan keputusan rapat pemegang saham PT Sierad Corpora (SC) dengan akta Notaris No. 25 tanggal 21 Oktober 2003 dari Notaris Diah Guntari Listianingsih Soemarwoto, SH, Notaris di Jakarta telah disetujui usulan direksi SC untuk melakukan penghentian kegiatan (operasional) SC dan melakukan tindakan hukum yang dianggap perlu dan penting untuk penghentian kegiatan (operasional) SC sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Berdasarkan Keputusan Pemegang Saham sebagai penganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RPUSLB) tanggal 1 November 2012 yang dinyatakan dalam akta notaris Agung Sri Wijayanti No.14 tanggal 20 November 2012, Pemegang Saham menyetujui pembubaran dan likuidasi PT Sierad Corpora serta penunjukan tim likuidator. Menimbang bahwa aset, liabilitas, pendapatan serta beban SC pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 tidak material, tidak dilakukan pengungkapan terpisah dalam "Operasi dalam Penghentian" pada laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan PSAK No. 58, mengenai "Operasi dalam Penghentian", juga pengungkapan terpisah tidak dilakukan oleh Perusahaan secara rinci dalam laporan laba rugi konsolidasian. Sampai dengan tanggal 30 September 2013, PT Sierad Pangan Nusantara, anak perusahaan, masih dalam tahap pengembangan, non-aktif dan pra-operasi, serta tidak ada transaksi yang signifikan dalam perusahaan tersebut. 8

1. UMUM (Lanjutan) c. Struktur Entitas Anak (Lanjutan) Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2009, yang telah dituangkan dalam akta berita acara nomor 188, telah disetujui pengambilalihan (akuisisi) saham dalam PT Belfoods Indonesia (BI) sebanyak 596.806 saham dengan harga saham Rp 100.000 per saham dengan cara konversi utang menjadi kepemilikan saham (debt to equity swap). Pengambil-alihan saham BI ini berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari para pemegang saham BI pada bulan Oktober 2011 (Catatan 4). Perusahaan bersama-sama entitas anak untuk selanjutnya disebut sebagai Grup. d. Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada tanggal 29 Nopember 1996, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. S-1946/PM/1996 untuk melakukan penawaran umum atas 250.000.000 saham kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp 500 per saham. Sejak saat itu, Perusahaan telah melakukan hal-hal sebagai berikut: Jumlah saham beredar setelah transaksi Tahun Keterangan (lembar) 1997 Penerbitan 76.436.000 lembar saham seri A dengan nilai 726.436.000 nominal Rp 500 dari konversi obligasi 1998 Konversi obligasi 730.999.000 2001 Penerbitan saham seri B sejumlah 6.506.866.083 saham dengan nominal Rp 300, sehingga saham beredar menjadi: seri A 730.999.000 seri B 6.506.866.083 2004 Penggabungan saham (reversed stock) sebesar 10 kali, sehingga saham yang beredar menjadi seri A 73.099.900 seri B 650.686.609 2005 Konversi Utang Obligasi Konversi dan Utang Jangka Panjang, sehingga saham yang beredar menjadi seri A 73.099.900 seri B 650.686.609 seri C 8.667.321.984 Pada tahun 2009, Perusahaan melaksanakan kuasi-reorganisasi yang diikuti dengan reorganisasi secara hukum dengan mengurangi nilai nominal saham tanpa mengurangi jumlah saham beredar (penurunan modal saham). Kuasi-reorganisasi Perusahaan telah disetujui para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 22 Desember 2009 yang didokumentasikan dalam akta Notaris No. 223 yang dibuat dihadapan Dr. Irawan Soerodjo, SH, MSi, Notaris di Jakarta (lihat Catatan 23 dan 35). 9

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan ( SAK ), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Indonesia (BAPEPAM-LK) No. VIII.G.7 lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep 347/BL/2012 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik. Seperti yang dibahas dalam catatan-catatan terkait berikut, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif sejak tanggal 1 Januari 2012. Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan akuntansi berbasis akrual. Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan metode langsung (direct method) dan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah Rupiah (Rp) yang merupakan mata uang fungsional Grup. Adopsi dan ISAK yang baru maupun yang direvisi Kebijakan akuntansi yang diadopsi adalah konsisten dengan kebijakan akuntansi tahun buku sebelumnya, kecuali pada tahun buku yang bersangkutan, Perusahaan mengadopsi seluruh PSAK dan ISAK yang baru maupun yang direvisi yang berlaku efektif pada awal atau setelah tanggal 1 Januari 2012. Perubahan pada kebijakan akuntansi Perusahaan telah disesuaikan sebagaimana dipersyaratkan oleh ketentuan transisi yang relevan di dalam PSAK dan ISAK terkait. Berikut ini adalah PSAK dan ISAK yang baru maupun yang direvisi yang relevan terhadap penyusunan dan penyajian laporan keuangan: ISAK 25 Hak atas Tanah ISAK 25 Hak atas Tanah menjelaskan pengakuan tanah yang diklasifikasikan sebagai aset tetap yang diperoleh melalui Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai. Isu khusus yang diangkat di dalam interpretasi ini adalah : (1) biaya perolehan tanah melalui Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai yang diakui berdasarkan PSAK 16 (Revisi 2011) Aset Tetap, (2) biaya tanah yang tidak disusutkan kecuali terdapat bukti yang sebaliknya yang mengindikasikan perpanjangan izin maupun pembaruan izin tidak dimungkinan, (3) biaya awal untuk memperoleh hak legal tanah diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah, dan (4) biaya-biaya yang berhubungan dengan perpanjangan dan pembaharuan izin diakui sebagai aset tak berwujud dan diamortisasi sepanjang umur izin legal atau umur manfaat tanah, yang mana yang lebih dahulu sesuai dengan PSAK 19 (Revisi 2010) Aset Tak Berwujud. 10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian (Lanjutan) Berikut ini adalah Standar Akuntansi Keuangan baru maupun revisian beserta interpretasinya yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2012 yang telah diadopsi yang memiliki dampak terhadap laporan keuangan konsolidasian: PSAK 24 (Revisi 2010) Imbalan Kerja Yang menggantikan PSAK 24 (Revisi 2004), "Imbalan Kerja," mensyaratkan pengungkapan tambahan yang dibuat memberikan informasi tentang tren dalam aset dan liabilitas dalam rencana imbalan pasti dan asumsi yang mendasari komponen dari biaya imbalan pasti. Perubahan ini mengakibatkan pengungkapan tambahan tetapi tidak memiliki dampak pengakuan atau pengukuran, Perusahaan memilih untuk tidak menerapkan opsi baru yang ditawarkan untuk mengakui keuntungan dan kerugian aktuarial sebagai pendapatan komprehensif lainnya. PSAK 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan PSAK 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan yang menggantikan persyaratan pengungkapan PSAK 50 Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan, mensyaratkan pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan konsolidasian untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan kami beserta sifat dan risiko yang timbul dari masing-masing instrumen keuangan tersebut. Pengungkapan yang baru disertakan di dalam laporan keuangan konsolidasian. Standar ini diterapkan secara prospektif berdasarkan ketentuan transisinya. Oleh karena itu, Perusahaan tidak perlu menyajikan informasi komparatif bagi penyajian yang disyaratkan oleh standar ini. Berikut ini adalah Standar Akuntansi Keuangan baru maupun revisian beserta interpretasinya yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2012 yang telah diadopsi namun tidak memiliki dampak terhadap laporan keuangan konsolidasian : PSAK 10 (R2010) PSAK 16 (R2011) PSAK 26 (R2011) PSAK 30 (R2011) PSAK 46 (R2010) PSAK 50 (R2010) PSAK 55 (R2011) PSAK 56 (R2011) Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing Aset Tetap Biaya Pinjaman Sewa Akuntansi Pajak Penghasilan Instrumen Keuangan: Penyajian Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran Laba per Saham 11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) b. Dasar Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan entitas anak. Entitas anak Entitas Anak adalah entitas yang dikendalikan oleh Grup. Laporan keuangan entitas anak termasuk ke dalam laporan keuangan konsolidasian sejak tanggal pengendalian dimulai sampai dengan tanggal pengendalian dihentikan. Kebijakan akuntansi entitas anak diubah apabila dipandang perlu untuk menyelaraskan kebijakan akuntansi yang diadopsi oleh Perusahaan. Kerugian yang terjadi pada kepentingan nonpengendali pada entitas anak dialokasikan kepada kepentingan nonpengendali bahkan apabila dialokasikan kepada kepentingan nonpengendali tersebut dapat menimbulkan saldo defisit. Kepentingan nonpengendali disajikan di dalam laporan keuangan konsolidasian pada bagian ekuitas, yang terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk. Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Setelah terjadi hilangnya pengendalian, Grup menghentikan pengakuan aset dan liabilitas entitas anak, semua kepentingan non-pengendali dan komponen ekuitas lainnya terkait dengan entitas anak. Segala surplus atau defisit yang timbul dari hilangnya pengendalian, diakui di dalam laporan laba rugi. Apabila Grup menahan semua bagian di dalam entitas anak sebelumnya, maka bagian tersebut diukur pada nilai wajar pada tanggal saat pengendalian dihentikan. Selanjutnya, bagian tersebut dicatat sebagai investee dengan ekuitas yang dihitung atau sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual bergantung pada besarnya pengaruh. Transaksi dengan kepentingan nonpengendali Transaksi dengan kepentingan nonpengendali dihitung sebagai transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan oleh karena itu tidak terdapat goodwill yang diakui sebagai hasil transaksi tersebut. Penyesuaian kepentingan nonpengendali berdasarkan jumlah proporsional aset bersih entitas anak. Transaksi yang dieliminasi pada konsolidasi Saldo dan transaksi antar Grup dan semua pendapatan dan beban yang belum terealisasi yang timbul dari transaksi antar Grup, dieliminasi di dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian. Laba yang belum terealisasi yang timbul dari transaksi dengan entitas asosiasi dieliminasi terhadap investasi dari bagian Grup di dalam investee. Kerugian yang belum terealisasi dieliminasi dengan cara yang sama dengan keuntungan yang belum terealisasi, hanya apabila tidak terdapat bukti penurunan nilai. 12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) b. Dasar Konsolidasi (Lanjutan) Akuntansi bagi entitas anak dan entitas asosiasi di dalam laporan keuangan tersendiri Apabila Entitas menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan yang dikonsolidasikan kepada laporan keuangan konsolidasian, investasi pada entitas anak, entitas asosiasi dan ventura bersama, disajikan di dalam laporan posisi keuangan tersendiri Perusahaan senilai nilai tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Terhadap pelepasan investasi pada entitas anak dan entitas asosiasi, perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari investasi diakui di dalam laporan laba rugi. c. Kombinasi Bisnis Kombinasi bisnis dihitung dengan menggunakan metode akuisisi pada tanggal akuisisi, yaitu tanggal pengendalian beralih kepada Grup. Pengendalian adalah kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan kebijakan operasi entitas untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Di dalam menilai pengendalian, Grup mempertimbangkan hak suara potensial yang saat ini dilaksanakan. Imbalan yang dialihkan tidak termasuk jumlah yang terkait dengan penyelesaian pada hubungan yang sebelumnya ada. Jumlah tersebut, umumnya diakui di dalam laporan laba rugi. Biaya-biaya terkait dengan akuisisi, selain yang terkait dengan penerbitan surat utang maupun kepemilikan, yang terjadi dalam kaitan kombinasi bisnis Grup, dibebankan pada saat terjadinya. Semua imbalan kontinjensi diakui pada nilai wajar pada saat tanggal akuisisi. Apabila imbalan kontinjensi diklasifikasikan sebagai ekuitas, maka hal tersebut tidak diukur kembali dan penyelesaiannya dicatat di dalam ekuitas. Selain itu, perubahan berikutnya terhadap nilai wajar imbalan kontinjensi diakui di dalam laporan laba rugi. Goodwill Merupakan selisih biaya akuisisi entitas anak atau entitas asosiasi terhadap nilai wajar pada tanggal akuisisi bagian Grup terhadap aset bersih yang teridentifikasi, termasuk liabilitas kontinjensi, pada saat akuisisi. Biaya akuisisi diukur pada saat nilai wajar aset diperoleh, instrument ekuitas diterbitkan, atau liabilitas terjadi atau diasumsikan pada tanggal akuisisi, ditambah biaya-biaya yang dapat diatribusikan kepada akuisisi. Goodwill negatif merupakan selisih nilai wajar pada tanggal akuisisi bagian Grup terhadap aset bersih yang teridentifikasi dengan biaya akuisisi. Goodwill negatif pada tanggal transaksi disesuaikan langsung pada laporan laba rugi. Goodwill akuisisi entitas anak disajikan pada laporan posisi keuangan konsolidasian di mana goodwill akuisisi entitas asosiasi dicatat sebagai bagian nilai tercatat investasi terkait. Keuntungan atau kerugian pelepasan entitas anak dan entitas asosiasi meliputi nilai tercatat goodwill yang dikapitalisasi terkait dengan entitas yang dijual. 13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) c. Kombinasi Bisnis (Lanjutan) Goodwill (Lanjutan) Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Goodwill diuji penurunan nilainya secara tahunan atau secara berkala apabila terdapat indikasi goodwill mengalami penurunan. Untuk tujuan pengujian penurunan nilai Goodwill, Goodwill dialokasikan kepada tiap Unit Penghasil Kas ( UPK ) Grup yang diharapkan memberikan manfaat dari sinergi kombinasi bisnis. Suatu kerugian penurunan nilai diakui di dalam laporan laba rugi ketika nilai tercatat UPK, termasuk goodwill, melebihi jumlah terpulihkan UPK. Jumlah terpulihkan UPK lebih tinggi dari nilai wajar UPK dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Di dalam menilai nilai pakai, arus kas masa depan yang diestimasi didiskontokan dengan nilai kininya dengan menggunakan tingkat suku bunga diskon sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar kini terhadap nilai waktu uang dan risiko spesifik aset. Total kerugian penurunan nilai dialokasikan, pertama untuk mengurangi nilai tercatat goodwill yang dialokasikan kepada UPK dan kemudian kepada aset UPK lainnya secara pro rata berdasarkan nilai tercatat tiap aset di dalam UPK. Penurunan kerugian goodwill tidak dapat dibaiikkan pada periode berikutnya. d. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 kurs yang digunakan adalah: 30 September 2013 31 Desember 2012 1 USD 11.613,00 9.670,00 1 SGD 9.234,28 7.907,12 Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laba rugi tahun yang bersangkutan. e. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas meliputi uang kas, uang yang ada di bank serta deposito berjangka yang akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal penempatannya dan tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman serta tidak dibatasi penggunaannya. 14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) f. Aset Keuangan Aset keuangan diakui di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, jika dan hanya jika, Grup menjadi pihak yang terikat secara kontraktual terhadap persyaratan-persyaratan instrumen keuangan tersebut. Pengakuan dan pengukuran awal Ketika aset keuangan diakui pertama kali, aset keuangan tersebut diukur pada nilai wajar, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya-biaya transaksi langsung yang dapat diatribusikan. Grup menentukan klasifikasi aset keuangan pada pengakuan awal dan, apabila diizinkan dan jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kembali setiap akhir periode pelaporan keuangan. Grup mengklasifikasikan aset keuangannya ke dalam salah satu kategori yang dibahas di bawah ini, tergantung pada tujuan penggunaan aset tersebut saat diperoleh. Pengukuran setelah pengakuan awal Pengukuran setelah pengakuan awal aset keuangan bergantung pada klasifikasi sebagai berikut: (i) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan keuangan Kategori ini meliputi aset keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada awal penentuan. Suatu aset keuangan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual apabila secara prinsip diperoleh untuk tujuan dijual dalam jangka pendek. Aset keuangan yang ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat penetapan awal adalah aset keuangan yang dikelola, dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan suatu strategi investasi yang terdokumentasi. Aset yang termasuk dalam kategori ini diklasifikasikan sebagai aset lancar apabila aset tersebut baik dimiliki untuk diperdagangkan atau diharapkan untuk direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diukur pada nilai wajar, dan segala perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi. (ii) Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang merupakan aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau yang telah ditentukan yang tidak memiliki kuotasi di pasar aktif. Pinjaman yang diberikan dan piutang tersebut timbul terutama berasal dari penyediaan barang dan jasa kepada pelanggan (misalnya piutang usaha), tetapi juga menggabungkan jenis lain dari kontrak aset moneter. Aset tersebut dinilai pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan penurunan nilai. Keuntungan dan kerugiannya diakui di dalam laporan laba rugi ketika pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, sebagaimana halnya melalui proses amortisasi. 15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) f. Aset Keuangan (Lanjutan) (iii) Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo Aset keuangan "dimiliki hingga jatuh tempo" merupakan aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan di mana manajemen Perusahaan memiliki tujuan dan kemampuan positif untuk memiliki investasi tersebut hingga jatuh tempo. Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi segala kerugian penurunan nilai. Keuntungan dan kerugiannya diakui di dalam laporan laba rugi pada saat investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, sebagaimana halnya melalui proses amortisasi. Grup tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo. (iv) Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan non-derivatif yang tidak termasuk dalam kategori di atas diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual dan terutama terdiri atas investasi strategis Perusahaan dalam entitas yang tidak memenuhi syarat sebagai entitas anak, entitas asosiasi atau pengendalian bersama entitas. Aset tersebut dicatat sebesar nilai wajar dengan perubahan nilai wajar, selain yang timbul akibat fluktuasi nilai tukar dan bunga dihitung dengan menggunakan tingkat bunga efektif, diakui sebagai pendapatan komprehensif lain dan diakumulasikan dalam cadangan tersedia untuk dijual. Selisih kurs atas investasi dalam valuta asing dan bunga dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif diakui dalam laporan laba rugi. Investasi dalam instrumen ekuitas yang nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal diukur sebesar biaya perolehan dikurangi penurunan nilai. Pada saat dijual, keuntungan atau kerugian kumulatif diakui dalam pendapatan komprehensif lain direklasifikasi dari cadangan tersedia untuk dijual ke laporan laba rugi. Penghentian pengakuan Suatu aset keuangan dihentikan pengakuannya apabila hak untuk menerima arus kas dari aset telah berakhir. Pada penghentian aset keuangan secara keseluruhan, selisih antara nilai tercatat dengan jumlah yang akan diterima dan semua keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui di dalam pendapatan komprehensif lainnya diakui di dalam laporan laba rugi. Semua penjualan dan pembelian yang lazim atas aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada saat tanggal perdagangan, yaitu tanggal di mana Grup berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Pembelian atau penjualan yang lazim (reguler) adalah pembelian atau penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu yang ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar. 16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) f. Aset Keuangan (Lanjutan) Penurunan nilai aset keuangan Grup menilai pada tiap akhir periode pelaporan apakah terdapat bukti objektif suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. (i) Aset yang dinilai pada biaya perolehan diamortisasi Untuk aset keuangan yang dinilai pada biaya perolehan diamortisasi, Pertama, Grup menilai aset keuangan tersebut secara individual untuk menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Apabila Grup menentukan tidak terdapat bukti obyektif penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, apakah signifikan atau tidak, maka aset tersebut dikategorikan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai aset keuangan tersebut secara kolektif. Aset yang dinilai secara individual untuk penurunan nilai dan dimana kerugian penurunan nilai itu terjadi, atau melanjutkan untuk diakui, tidak dikategorikan ke dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Apabila terdapat bukti objektif penurunan nilai aset keuangan yang dinilai pada biaya perolehan diamortisasi, telah terjadi, jumlah kerugiannya diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dan nilai kini diskonto arus kas di masa depan pada suku bunga efektif awal aset keuangan. Apabila suatu pinjaman memiliki suku bunga variabel, maka suku bunga diskonto untuk mengukur semua kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif. Jumlah tercatat aset dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan. Kerugian penurunan nilai diakui di dalam laporan laba rugi. Ketika aset menjadi tidak tertagih, nilai tercatat aset keuangan yang mengalami penurunan nilai langsung dikurangi atau apabila suatu jumlah dibebankan kepada akun penyisihan, jumlah yang dibebankan kepada akun penyisihan dihapuskan terhadap nilai tercatat aset keuangan. Untuk menentukan apakah terdapat bukti objektif suatu kerugian penurunan nilai aset keuangan yang telah terjadi, Grup mempertimbangkan faktor-faktor seperti kemungkinan ketidakmampuan untuk membayar atau kesulitan keuangan signifikan debitur dan wanprestasi atau penundaan signifikan di dalam pembayaran. Apabila di dalam periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai menurun dan penurunan tersebut dapat dikaitkan secara objektif kepada peristiwa yang terjadi setelah kerugian penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya dipulihkan nilainya kepada nilai tercatat aset selama tidak melebihi biaya diamortisasinya pada saat tanggal pemulihan. Jumlah yang dipulihkan nilainya diakui di dalam laporan laba rugi. 17

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) f. Aset Keuangan (Lanjutan) Penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan) (ii) Aset yang dinilai pada biaya perolehan Apabila terdapat bukti objektif (seperti memburuknya lingkungan bisnis di mana entitas penerbit menjalankan bisnisnya, kemungkinan ketidakmampuan di dalam membayar atau kesulitan keuangan signifikan entitas penerbit) di mana kerugian penurunan nilai aset keuangan dinilai berdasarkan biaya yang terjadi, jumlah kerugian dihitung sebagai selisih nilai tercatat dan nilai kini arus kas yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan yang serupa. Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat dipulihkan nilainya pada periode berikutnya. (iii) Aset keuangan tersedia untuk dijual Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang di dalam nilai wajar lebih rendah dari biaya perolehan, kesulitan keuangan signifikan entitas penerbit atau entitas peminjam, dan hilangnya pasar aktif perdagangan merupakan bukti objektif bahwa investasi ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual mungkin mengalami penurunan nilai. Signifikan akan dievaluasi terhadap biaya awal investasi dan jangka panjang terhadap periode di mana nilai wajar telah lebih rendah dari biaya awalnya. Di mana terdapat bukti penurunan nilai, kerugian kumulatif, yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dan nilai wajar kini, dikurangi semua kerugian penurunan nilai pada investasi tersebut yang sebelumnya diakui pada laporan laba rugi, dikeluarkan dari pendapatan komprehensif lain dan diakui di dalam laporan laba rugi. Kerugian penurunan nilai pada investasi ekuitas tidak dibalikkan nilainya melalui laporan laba rugi; kenaikan di dalam nilai wajar setelah penurunan nilai diakui langsung di dalam pendapatan komprehensif lainnya. Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, penurunan nilai diuji berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dinilai berdasarkan biaya perolehan diamortisasi. Namun demikian, jumlah tercatat bagi penurunan nilai adalah kerugian kumulatif yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan diamortisasi dan nilai wajar kini, dikurangi segala kerugian penurunan nilai pada investasi yang sebelumnya diakui di dalam laporan laba rugi. Apabila di dalam tahun berikutnya, nilai wajar instrumen utang meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara objektif dikaitkan dengan peristiwa yang terjadi setelah kerugian penurunan nilai yang diakui di dalam laporan laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut dipulihkan nilainya di dalam laporan laba rugi. g. Beban Dibayar di Muka Beban dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus. 18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) h. Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata. Kerusakan atau kehilangan yang ditemukan berdasarkan observasi fisik persediaan berkaitan dengan aktivitas produksi dibebankan pada beban pokok produksi, sedangkan yang tidak berkaitan dengan aktivitas produksi Grup, diakui sebagai keuntungan (kerugian) atas selisih perhitungan persediaan tahun/periode berjalan pada penghasilan (beban) lain-lain. i. Hewan Ternak Produksi - Berumur Pendek Ayam bibit induk terdiri dari ayam bibit induk belum menghasilkan dan ayam bibit induk menghasilkan. Ayam bibit induk belum menghasilkan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan ditambah biaya-biaya yang terjadi pada masa pertumbuhan dan ayam bibit induk menghasilkan dinyatakan pada biaya perolehan pada saat direklasifikasi dari ayam bibit induk belum menghasilkan dikurangi deplesi yang dihitung dengan menggunakan metode satuan unit produksi (production output). Ayam bibit induk- Broiler mulai berproduksi dari umur 24 minggu s/d 67 minggu dan ayam bibit induk-layer mulai berproduksi pada umur 24 minggu s/d 70 minggu. j. Aset Tetap Aset tetap pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan yang terdiri atas harga perolehan dan biayabiaya tambahan yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan dan siap digunakan. Setelah pengakuan awal tetap diakui sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai. Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan. Bangunan dan Prasarana : 10 28 tahun Mesin dan Peralatan : 10 tahun Peralatan dan Perabot Kantor : 3 10 tahun Kendaraan Bermotor : 5 tahun Tanah dinyatakan pada harga perolehan dan tidak disusutkan. Biaya legal awal untuk mendapatkan hak legal diakui sebagai bagian biaya akuisisi tanah, biaya-biaya tersebut tidak didepresiasikan. Biaya terkait dengan pembaruan hak atas tanah diakui sebagai asset tak berwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak. Beban penyusutan diperhitungkan di dalam laporan laba rugi selama tahun buku di mana beban tersebut terjadi. 19

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) j. Aset Tetap (Lanjutan) Perbaikan dan perawatan diperhitungkan ke dalam laporan laba rugi selama tahun di mana perbaikan dan perawatan terjadi. Biaya renovasi dan restorasi utama digabungkan ke dalam nilai tercatat aset jika biaya tersebut memiliki kemungkinan untuk memberikan manfaat di masa depan yang jumlahnya melebihi standar kinerja pada penilaian awal aset yang ada yang akan mengalir ke dalam Grup dan disusutkan sebesar sisa umur manfaat aset tersebut. Nilai sisa, masa manfaat, dan metode depresiasi, di-review pada tiap akhir periode pelaporan, dan disesuaikan secara prosepektif, sesuai dengan keadaan. Ketika terdapat indikasi penurunan nilai, nilai tercatat aset dinilai dan segera dicatat berdasarkan jumlah terpulihkan. Keuntungan atau kerugian pelepasan aset tetap ditentukan dengan membandingkan dengan nilai tercatat dan dicatat ke dalam laba rugi dari operasi. penerimaan Ketika penggunaan properti berubah dari tujuan untuk dimiliki sendiri ke properti investasi, properti diukur pada nilai wajar dan direklasifikasi sebagai properti investasi. Segala keuntungan yang timbul dari pengukuran kembali diakui di dalam laporan laba rugi yang dapat membalikkan kerugian penurunan nilai properti spesifik, dengan sisa keuntungan yang diakui di dalam pendapatan komprehensif lain pada cadangan revaluasi dalam ekuitas. Segala kerugian segera diakui langsung di dalam laporan laba rugi. Aset dalam penyelesaian merupakan biaya-biaya yang berhubungan secara langsung dengan pembangunan fasilitas dan persiapan aset tetap. Biaya-biaya tersebut termasuk biaya pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari utang yang digunakan untuk pembangunan aset tersebut. Aset dalam penyelesaian dipindahkan ke aset tetap pada saat selesai dan siap digunakan. k. Aset Tidak Berwujud Nilai perolehan aset tidak berwujud yang diperoleh sebagai bagian kombinasi bisnis pada awalnya diakui sesuai nilai wajar pada tanggal akuisisi. Umur manfaat aset tidak berwujud dinilai apakah terbatas atau tidak terbatas. Aset tidak berwujud dengan umur terbatas diamortisasi selama umur manfaat ekonomi dan dievaluasi apabila terdapat indikasi adanya penurunan nilai untuk aset tidak berwujud. Periode dan metode amortisasi untuk aset tidak berwujud dengan umur terbatas ditelaah setidaknya setiap akhir periode pelaporan. Merek dan hubungan dengan konsumen yang diperoleh sebagai bagian dari kombinasi bisnis mempunyai umur manfaat terbatas masing-masing 15 tahun dan 5 tahun diamortisasi menggunakan metode garis lurus. Dan untuk hak paten mempunyai umur manfaat terbatas 15 tahun. 20

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) l. Penurunan nilai aset non-keuangan Grup menilai pada tiap tanggal pelaporan apakah terdapat indikasi penurunan nilai pada aset. Apabila terdapat indikasi penurunan nilai, atau ketika penilaian penurunan nilai bagi aset secara tahunan disyaratkan, Grup membuat estimasi nilai terpulihkan aset. Suatu nilai terpulihkan aset lebih tinggi dibandingkan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset atau unit penghasil kas dan nilai pakainya dan ditentukan sebagai suatu aset individual, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset lain. Di dalam menilai nilai pakai, estimasi arus kas yang diharapkan diperoleh dari aset didiskontokan terhadap nilai kininya dengan menggunakan suku bunga diskon sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar kini terhadap nilai waktu uang dan risiko spesifik aset. Di dalam menilai nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, dibutuhkan model penilaian yang tepat. Ketika nilai tercatat aset melebihi nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dicatat sebesar nilai terpulihkan. Kerugian penurunan nilai diakui di dalam laporan laba rugi kecuali aset yang relevan dinilai pada jumlah yang direvaluasi, yang dalam hal ini kerugian penurunan nilai diperlakukan sebagai penurunan revaluasi. Suatu penilaian dilakukan pada setiap tanggal pelaporan untuk mengetahui apakah terdapat suatu indikasi bahwa kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya sudah tidak ada lagi atau mengalami penurunan. Suatu kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya, dibalikkan nilainya hanya jika terdapat perubahan atas estimasi yang telah digunakan untuk menentukan nilai terpulihkan aset sejak pengakuan terakhir kerugian penurunan nilai. Apabila demikian kondisinya, nilai tercatat aset dinaikkan kejumlah terpulihkannya. Kenaikan tersebut tidak dapat melebihi nilai tercatat setelah dikurangi penyusutan seandainya tidak ada kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya. Pembalikkan nilai tersebut diakui di dalam laba rugi kecuali aset tersebut diukur pada jumlah revaluasian, yang dalam hal ini diperlakukan sebagai kenaikan revaluasi. m. Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan diakui di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, jika dan hanya jika, Grup menjadi bagian ketentuan kontraktual instrumen keuangan. Grup menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal. Perusahaan mengklasifikasikan liabilitas keuangan ke dalam salah satu dari dua kategori, tergantung pada tujuan liabilitas tersebut diperoleh. Selain liabilitas keuangan yang memenuhi syarat di dalam hubungan lindung nilai, kebijakan akuntansi Perusahaan untuk masing-masing kategori adalah sebagai berikut: - Nilai wajar melalui laporan laba rugi Kategori ini hanya terdiri dari derivatif out-of-the-money. Liabilitas dicatat di laporan posisi keuangan pada nilai wajar dengan perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Perusahaan tidak memiliki atau menerbitkan instrumen derivatif untuk tujuan spekulasi maupun untuk tujuan lindung nilai. Perusahaan juga tidak memiliki liabilitas untuk diperdagangkan atau liabilitas keuangan yang ditujukan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. 21

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) m. Liabilitas Keuangan (Lanjutan) - Liabilitas keuangan lainnya Liabilitas keuangan lainnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi ketika liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya, dan melalui proses amortisasi. Yang termasuk liabilitas keuangan lainnya adalah sebagai berikut: (i) (ii) Utang dan pinjaman bank pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dikurangi biaya transaksi yang secara langsung terkait dengan penerbitan instrumen. Liabilitas tersebut selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, yang memastikan bahwa setiap beban bunga sampai dengan pembayaran adalah pada tingkat yang konstan atas saldo dari liabilitas yang disajikan dalam laporan posisi keuangan. Beban bunga dalam konteks ini meliputi biaya transaksi awal dan premi yang dibayarkan pada jatuh tempo, serta utang bunga atau kupon dibayar ketika liabilitas tersebut belum dilunasi. Utang usaha dan liabilitas moneter jangka pendek lainnya, pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode bunga efektif. Sebuah liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat kewajiban atas liabilitas tersebut dihentikan atau dibatalkan atau berakhir. Ketika sebuah liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau ketentuan liabilitas keuangan yang ada secara substansial dimodifikasi, maka pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat yang terkait diakui dalam laporan laba rugi. n. S e w a i. Sewa pembiayaan Grup menyewa aset tetap tertentu, sewa aset tetap dimana Group memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan. Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Penilaian ditentukan pada awal kontrak. Tingkat diskonto yang digunakan dalam perhitungan nilai kini dari pembayaran sewa minimum adalah tingkat suku bunga implisit dalam sewa, jika dapat ditentukan dengan praktis, jika tidak, digunakan tingkat suku bunga pinjaman inkremental lessee. Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessee ditambahkan ke dalam jumlah yang diakui sebagai aset. Kebijakan penyusutan aset sewaan adalah konsisten dengan aset tetap yang dimiliki sendiri. 22

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) n. S e w a (Lanjutan) ii. Sewa operasi Suatu sewa dikelompokkan sebagai sewa operasi jika sewa tersebut tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Pembayaran yang dilakukan untuk sewa operasi dibebankan ke laba rugi dengan dasar garis lurus selama masa sewa. o. Utang Murabahah Utang murabahah merupakan utang yang timbul dari transaksi jual beli yang dilakukan atas dasar Akad Murabahah. Murabahah adalah Akad penjualan untuk barang yang harga beli dan margin-nya telah disepakati oleh pembeli dan penjual dan dibuat eksplisit. Setelah Akad Murabahah, Utang Murabahah diakui sebesar biaya perolehan aktiva Murabahah ditambah margin. Beban Murabahah Ditangguhkan disajikan sebagai pengurang (contra account) Utang Murabahah. p. Imbalan Kerja Imbalan Pasca Kerja - Program imbalan pasti Sesuai dengan Undang-undang Tenaga Kerja yang berlaku di Indonesia, Grup menyelenggarakan program imbalan pasti manfaat pasca kerja kepada para karyawannya. Provisi atas manfaat pasca kerja ditentukan dengan menggunakan metode projected unit credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum terealisasi yang melebihi 10% nilai kini kewajiban manfaat pasti Grup, diakui berdasarkan metode garis lurus terhadap rata-rata sisa masa kerja yang diharapkan dari karyawan peserta program. Biaya jasa lalu diakui segera pada saat manfaat menjadi vested, dan sebaliknya diamortisasi berdasarkan metode garis lurus terhadap periode rata-rata sampai manfaat menjadi vested. Kewajiban imbalan pasca kerja yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sehubungan dengan program pensiun imbalan pasti adalah nilai kini kewajiban imbalan pasti pada akhir periode pelaporan dikurangi dengan nilai wajar aset program, serta disesuaikan dengan biaya jasa lalu yang belum diakui. Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual. q. Pengakuan Pendapatan dan Beban Penjualan diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan dan hak kepemilikan berpindah kepada pelanggan. Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun/periode yang bersangkutan (accrual basis). 23

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) r. Perpajakan Pajak kini Aset dan/atau liabilitas pajak kini terdiri dari liabilitas kepada, atau klaim dari kantor pelayanan pajak terkait dengan periode kini dan periode sebelumnya pelaporan, yang belum dibayar pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Pendapatan aset dan/ atau liabilitas pajak dihitung sesuai dengan tarif pajak dan ketentuan perpajakan yang berlaku pada periode fiskal yang terkait, berdasarkan laba kena pajak periode berjalan. Semua perubahan aset atau liabilitas pajak kini diakui sebagai komponen beban pajak penghasilan di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pajak Tangguhan Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui bagi perbedaan temporer antara basis komersial dan basis fiskal aset dan liabilitas pada setiap tanggal pelaporan. Aset pajak tangguhan diakui bagi seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan yang memiliki kemungkinan tersedianya laba kena pajak di masa depan terhadap perbedaan temporer yang dapat dikurangkan yang dapat diutilisasi. Liabilitas pajak tangguhan diakui bagi seluruh perbedaan kena pajak temporer. Manfaat pajak di masa depan, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan juga diakui apabila besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasi. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang diharapkan berlaku pada tahun ketika aset direalisasi atau liabilitas diselesaikan, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang telah berlaku atau secara substansial berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Penyesuaian atas liabilitas pajak dicatat pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau jika mengajukan keberatan dan banding, pada saat keputusan atas keberatan dan banding tersebut diterima. Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal laporan posisi keuangan dan diturunkan apabila laba fiskal mungkin tidak memadai untuk mengkompensasi sebagian atau semua aset pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan yang belum diakui, diukur kembali pada tiap tanggal laporan posisi keuangan dan diakui apabila terdapat kemungkinan pendapatan kena pajak di masa depan memulihkan aset pajak tangguhan. s. Laba per Saham Dasar Laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih konsolidasian tahun berjalan dengan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan. 24

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) t. Informasi Segmen Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: a) yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); b) hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan c) tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. Untuk tujuan manajemen segmen operasi dibagi berdasarkan produk dan jasa sebagai berikut: a. Pakan ternak b. Ayam umur sehari c. Ayam potong d. Kemitraan e. Lain-lain (obat-obatan dan peternakan lainnya) u. Kuasi-Reorganisasi Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 51 (Revisi 2003) Akuntansi Kuasi- Reorganisasi, kuasi-reorganisasi merupakan prosedur akuntansi yang mengatur perusahaan merestrukturisasi ekuitasnya dengan menghilangkan defisit dan menilai kembali seluruh aset dan liabilitasnya. Aset dan liabilitas dinilai kembali dengan nilai wajar pada tanggal kuasi-reorganisasi. Nilai wajar aset dan liabilitas ditentukan sesuai dengan nilai pasar. Bila nilai pasar tidak tersedia, estimasi nilai wajar didasarkan pada informasi terbaik yang tersedia. Estimasi nilai wajar dilakukan dengan mempertimbangkan harga aset sejenis dan teknik yang paling sesuai dengan karakteristik aset dan liabilitas yang bersangkutan. Nilai wajar aset dan liabilitas pada tanggal kuasi-reorganisasi telah dinilai oleh penilai independen. Selisih antara nilai wajar aset dan liabilitas dengan nilai bukunya diakui atau dicatat pada akun selisih penilaian aset dan liabilitas. Bila proses penilaian tersebut menyebabkan kenaikan aset bersih, akun selisih penilaian aset dan liabilitas akan digunakan untuk menutup saldo laba negatif. Saldo laba negatif dieliminasi dengan urutan prioritas sebagai berikut: (a) cadangan umum; (b) cadangan khusus; (c) selisih penilaian aset dan liabilitas dan selisih penilaian yang sejenisnya; (d) tambahan modal disetor dan sejenisnya; (e) modal saham. 25

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) u. Kuasi-Reorganisasi (Lanjutan) Dengan demikian diharapkan Perusahaan bisa meneruskan usahanya secara lebih baik, seolah-olah mulai dari awal yang baik (fresh start), dengan posisi laporan keuangan yang menunjukkan nilai sekarang dan tanpa dibebani defisit. w. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Untuk tujuan penyajian laporan keuangan ini, suatu pihak disebut sebagai pihak berelasi terhadap Grup, apabila: i. Entitas tersebut, baik secara langsung maupun tak langsung melalui satu atau lebih perantara, untuk mengendalikan Grup atau melakukan pengaruh signifikan terhadap Grup di dalam membuat keputusan kebijakan keuangan dan operasional, atau memiliki pengendalian bersama terhadap Grup; ii. Grup dan entitas tersebut adalah subjek pengendalian bersama; iii. iv. Entitas tersebut adalah entitas asosiasi Grup atau ventura bersama di mana Grup adalah venturer; Pihak tersebut adalah anggota personel manajemen kunci atau anggota keluarga dekat individu yang bersangkutan, atau merupakan entitas di bawah pengendalian, pengendalian bersama atau pengaruh signifikan Grup; v. Pihak tersebut adalah anggota keluarga dekat pihak yang disebut pada butir (i) atau merupakan entitas di bawah pengendalian, pengendalian bersama atau pengaruh signifikan individu tersebut; atau vi. Pihak tersebut merupakan program imbalan pasca kerja yang merupakan manfaat karyawan atau merupakan entitas yang berelasi dengan pihak berelasi dengan Grup. Anggota keluarga dekat merupakan individu anggota keluarga yang diharapkan mempengaruhi, atau dipengaruhi oleh orang, dalam hubungan mereka dengan entitas. x. Kontinjensi Liabilitas kontinjensi tidak diakui di dalam laporan keuangan. Liabilitas kontinjensi diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan kecuali kemungkinan arus keluar sumber daya ekonomi adalah kecil. Aset kontinjensi tidak diakui di dalam laporan keuangan, namun diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan jika terdapat kemungkinan suatu arus masuk manfaat ekonomis mengalir ke dalam entitas. y. Biaya pinjaman Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan langsung terhadap akuisisi, konstruksi atau produksi suatu aset yang membutuhkan periode waktu yang substansial untuk mempersiapkan aset tersebut bagi tujuan penggunaan maupun penjualan, dikapitalisasi sebagai bagian biaya aset tersebut. Semua biaya pinjaman dibebankan di dalam periode terjadinya. Biaya pinjaman terdiri dari bunga dan biaya lainnya yang terjadi di entitas dalam kaitannya dengan pinjaman dana. 26

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) z. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan Peristiwa setelah periode pelaporan yang menyajikan bukti dari kondisi yang terjadi pada akhir periode pelaporan (peristiwa penyesuai) yang dicerminkan di dalam laporan keuangan konsolidasian. Peristiwa setelah periode pelaporan yang bukan merupakan peristiwa penyesuai, diungkapkan di dalam catatan laporan keuangan konsolidasian bila material. 3. SUMBER ESTIMASI KETIDAK PASTIAN Pertimbangan Penyusunan laporan keuangan konsolidasian Grup mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas yang terpengaruh pada periode pelaporan berikutnya. Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Grup yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian: Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Group menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK 55 (Revisi 2006) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Grup seperti diungkapkan pada Catatan 2f dan 2m. Alokasi Harga Beli dan Penurunan Nilai Goodwill Akuntansi akuisisi mensyaratkan penggunaan estimasi akuntansi secara ekstensif dalam mengalokasikan harga beli kepada nilai pasar wajar asset dan liabilitas yang diakuisisi, termasuk aset tak berwujud. Akuisisi bisnis tertentu oleh Grup menimbulkan goodwill. Sesuai PSAK 22 (Revisi 2009), Kombinasi Bisnis, goodwill tidak diamortisasi dan melainkan diuji bagi penurunan nilai setiap tahunnya. Nilai tercatat goodwill pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 10.890.455.260. Pengujian penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai. Dalam hal ini, goodwill diuji untuk penurunan nilai setiap tahunnya dan jika terdapat indikasi penurunan nilai manajemen harus menggunakan pertimbangan dalam mengestimasi jumlah terpulihkan dan menentukan adanya indikasi penurunan nilai. 27

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAK PASTIAN (Lanjutan) Estimasi dan Asumsi Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Grup mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Grup. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya. Penurunan Nilai Piutang Usaha Grup menilai tiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian apakah terdapat bukti objektif aset keuangan mengalami penurunan nilai. Untuk menentukan apakah terdapat bukti objektif penurunan nilai, Grup mempertimbangkan faktor-faktor seperti kemungkinan ketidakmampuan untuk membayar utang atau kesulitan signifikan debitur dan kegagalan maupun penundaan signifikan pembayaran. Apabila terdapat bukti objektif penurunan nilai, jumlah dan saat arus kas yang akan datang diestimasi berdasarkan pada pengalaman historis akan kerugian aset dengan karakterisitik risiko kredit yang serupa. Nilai tercatat piutang dagang-bersih Grup pada tanggal 30 September 2013 adalah sebesar Rp 507.937.062.657 dan 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 635.333.519.159. Penjelasan lebih rinci diungkapkan di dalam Catatan 6 di dalam laporan keuangan. Penyusutan Aset Tetap Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya dengan memperhitungkan taksiran nilai residu sebesar persentase tertentu dari nilai tercatat, kecuali untuk prasarana tanah. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 3 sampai dengan 28 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri di mana Grup menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai tercatat bersih atas aset tetap Grup pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 masingmasing sebesar Rp 1.613.271.977.103 dan Rp 1.492.758.985.541. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 13. Penyisihan Penurunan Nilai Persediaan Grup melakukan penyisihan bagi persediaan apakah nilai realisasi bersih persediaan menjadi lebih rendah dibandingkan dengan biaya perolehan karena kerusakan, keuzuran fisik, usang, perubahan di dalam tingkat harga atau sebab-sebab lainnya. Akun penyisihan ditelaah untuk mencerminkan penilaian yang akurat di dalam catatan keuangan. Nilai tercatat persediaan sebelum cadangan penyisihan penurunan nilai persediaan pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 masing-masing adalah sebesar Rp 472.103.489.441 dan Rp 666.467.847.784 penjelasan lebih rinci diungkapkan di dalam Catatan 7 laporan keuangan. 28

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAK PASTIAN (Lanjutan) Estimasi dan Asumsi (Lanjutan) Imbalan Kerja Penentuan liabilitas imbalan kerja Grup bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Penentuan liabilitas imbalan kerja karyawan Grup bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai laba rugi apabila akumulasi neto dari keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal tersebut. Sementara Grup berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Grup dapat mempengaruhi secara material liabilitas atas imbalan kerja karyawan dan beban imbalan kerja karyawan neto. Nilai tercatat atas liabilitas imbalan kerja Grup pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 masing-masing sebesar Rp 85.863.901.833 dan Rp 70.752.495.109. Penurunan Nilai Goodwill dan Aset Tak Berwujud Lainnya Uji penurunan nilai Goodwill wajib dilakukan sedikitnya setahun sekali tanpa memperhatikan apakah telah terjadi indikasi penurunan nilai. Untuk Aset tak berwujud selain goodwill, diuji penurunan nilai apabila indikasi penurunan nilai telah terjadi. Penentuan nilai pakai aset tak berwujud membutuhkan estimasi arus kas yang diharapkan akan dihasilkan dari pemakaian berkelanjutan dan pelepasan akhir atas aset tersebut serta tingkat diskonto yang tepat untuk menghitung nilai kini. Manajemen berkeyakinan bahwa asumsi-asumsi yang digunakan dalam estimasi nilai pakai dalam laporan keuangan konsolidasian adalah tepat dan wajar, namun demikian, perubahan signifikan dalam asumsi-asumsi tersebut dapat berdampak signifikan pada jumlah nilai terpulihkan dan jumlah kerugian penurunan nilai yang terjadi mungkin berdampak material pada hasil operasi Grup. Manajemen telah melakukan pengujian terhadap goodwill pada akhir tahun dan berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi penurunan nilai pada laporan posisi keuangan pada tanggal 31 Desember 2012. Nilai tercatat goodwill pada 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 10.890.455.260 (Catatan 4). Amortisasi Aset Tak Berwujud Biaya perolehan aset tak berwujud disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tak berwujud antara 5 sampai dengan 15 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Grup menjalankan bisnisnya. Nilai tercatat bersih atas aset tak berwujud Grup pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 masing-masing sebesar Rp 27.886.817.755 dan Rp 30.816.906.487. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 16. 29

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAK PASTIAN (Lanjutan) Estimasi dan Asumsi (Lanjutan) Pajak Penghasilan Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan penyisihan atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Grup mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Realisasi dari Aset Pajak Tangguhan Grup melakukan penelaahan atas nilai tercatat asset pajak tangguhan pada setiap akhir periode pelaporan dan mengurangi nilai tersebut sampai sebesar kemungkinan asset tersebut tidak dapat direalisasikan, dimana penghasilan kena pajak yang tersedia memungkinkan untuk penggunaan seluruh atau sebagian dari aset pajak tangguhan tersebut. Penelaahan Grup atas pengakuan asset pajak tangguhan untuk perbedaan temporer yang dapat dikurangkan, didasarkan atas tingkat dan waktu dari penghasilan kena pajak yang ditaksirkan untuk periode pelaporan berikutnya. Taksiran ini berdasarkan hasil pencapaian Grup di masa lalu dan ekspektasi di masa depan terhadap pendapatan dan beban, sebagaimana juga dengan strategi perencanaan perpajakan di masa depan. Tetapi tidak terdapat kepastian bahwa Grup dapat menghasilkan penghasilan kena pajak yang cukup untuk memungkinkan penggunaan sebagian atau seluruh bagian dari asset pajak tangguhan tersebut. Saldo asset pajak tangguhan pada tanggal 30 September 2013 dan Desember 2012 adalah Rp 40.510.537.103 dan Rp 31.319.761.882. Penjelasan lebih rinci diungkapkan pada catatan 12b. 4. KOMBINASI BISNIS YANG SIGNIFIKAN Berdasarkan akta berita acara keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan nomor 188 tanggal 30 Juni 2009, telah disetujui pengambilalihan (akuisisi) saham dalam PT Belfoods Indonesia (BI) sebanyak 596.806 saham dengan harga saham Rp 100.000 per saham dengan cara konversi utang menjadi kepemilikan saham (debt to equity swap). Kepemilikan saham tersebut berasal dari utang PT Belfoods Indonesia sebanyak Rp 59.680.578.837 kepada Grup. Pada tanggal 28 Oktober 2011, Grup mengakuisisi 66,99% dari modal saham PT Belfoods Indonesia dan memperoleh kontrol atas PT Belfoods Indonesia, sebuah industri pengolahan makanan beku. Grup mengakusisi PT Belfoods Indonesia dengan tujuan memperpanjang rantai integrasi bisnis dan mewujudkan visi: To be the leading integrated poultry-based food company in Indonesia Nilai wajar asset dan liabilitas yang diperoleh didasarkan pada penilaian oleh penilai independen. Nilai wajar asset dan liabilitas teridentifikasi lainnya mendekati nilai tercatat pada tanggal akuisisi. Berikut jumlah yang dibayarkan untuk perolehan akuisisi PT Belfoods Indonesia, nilai wajar atas asset dan liabilitas dan kepentingan non pengendali pada tanggal akusisi: Nilai konversi utang menjadi kepemilikan saham sebagai nilai akuisisi 59.680.578.837 Kepentingan Non-Pengendali yang diakuisisi 24.041.826.829 Jumlah 83.722.405.666 30

4. KOMBINASI BISNIS YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) Tabel berikut merangkum jumlah asset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil-alih dan kepentingan nonpengendali pada tanggal akuisisi: Kas dan bank 1.550.015.679 Piutang usaha 36.029.620.712 Piutang lainnya 11.915.786.623 Persediaan 24.393.007.428 Uang muka 1.592.022.618 Pajak dibayar dimuka 582.821.063 Biaya dibayar dimuka 1.446.312.105 Investasi Saham 5.940.000 Tanah 12.247.300.000 Bangunan 17.733.950.000 Mesin dan Perlengkapan 30.688.290.000 Inventaris Kantor 5.277.969.776 Kendaraan 3.844.743.777 Aset pajak tangguhan 175.860.100 Aset lain-lain 2.148.199.455 Aset tak berwujud 35.033.873.958 Utang bank jangka pendek ( 20.000.000.000 ) Utang usaha ( 64.362.597.060 ) Utang lain-lain ( 8.064.545.569 ) Uang muka diterima ( 18.939.808 ) Utang pajak ( 1.327.036.268 ) Biaya masih harus dibayar ( 7.214.690.618 ) Utang bank jangka panjang ( 2.050.098.687 ) Liabilitas diestimasi imbalan kerja ( 8.795.854.878 ) Nilai wajar dari aset bersih yang diperoleh 72.831.950.406 Harga pembelian 83.722.405.666 Nilai wajar dari aset bersih yang diperoleh 72.831.950.406 Goodwill yang timbul dari akuisisi 10.890.455.260 Nilai wajar piutang usaha sebesar Rp 36.029.620.712 dengan jumlah kontraktual bruto piutang usaha yang telah jatuh tempo sebesar Rp 37.077.269.944 dimana sebesar Rp 1.047.649.232 diperkirakan tidak dapat ditagih. Goodwill sebesar Rp 10.890.455.260 timbul dari beberapa faktor skala ekonomis dan sinergi yang akan diperoleh Grup sehubungan dengan terintegrasinya industri pengolahan makanan asal unggas yang dapat diwujudkan. 31

5. KAS DAN SETARA KAS Akun ini terdiri dari: 30 September 2013 31 Desember 2012 Kas Rupiah 968.948.074 3.677.371.855 US Dolar 15.003.996 26.901.940 983.952.070 3.704.273.795 Bank Rupiah PT Bank Syariah Mandiri 10.325.287.793 689.329.253 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 8.140.453.697 12.262.362.833 PT Bank Central Asia Tbk 2.218.891.519 11.745.900.914 PT Bank Bukopin Tbk 1.475.924.736 1.056.935.574 PT Bank Muamalat 1.392.859.636 200.153.844 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 804.466.810 439.489.774 PT Bank Permata Tbk 55.982.017 55.982.017 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 39.682.943 53.357.672 PT Bank CIMB Niaga Tbk 36.533.826 43.833.152 PT Bank OCBC NISP 4.999.999 4.999.999 US Dolar PT Bank Bukopin Tbk 2.942.095.369 6.346.383.770 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 209.849.656 129.925.540 PT Bank Central Asia Tbk 273.294.652 35.910.899 Raiffeisen Bank International 37.756.186 1.044.462.793 27.958.078.839 34.109.028.034 Deposito Berjangka Rupiah PT Bank Syariah Mandiri 45.000.000.000 -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk -- 41.270.000.000 PT Bank Central Asia Tbk -- 4.560.000.000 PT Bank Bukopin Tbk -- 2.225.000.000 45.000.000.000 48.055.000.000 Jumlah 73.942.030.909 85.868.301.829 Tingkat Bunga Deposito Berjangka per Tahun: Rupiah 8,5% p.a 4% - 7% p.a Jangka Waktu Rupiah 1 bulan (ARO) 3-5 hari Tidak terdapat saldo kas dan setara kas pada pihak-pihak berelasi. 32

6. PIUTANG USAHA Piutang usaha berdasarkan jenis penjualan/kegiatan usaha adalah: 30 September 2013 31 Desember 2012 Piutang penjualan - Pakan ternak 396.778.605.599 544.012.309.349 Piutang penjualan - Ayam umur sehari 85.666.907.784 94.914.333.762 Piutang penjualan - Ayam beku dan makanan beku 57.211.980.807 76.140.481.081 Piutang penjualan - Lainnya 74.542.923.440 26.907.751.103 614.200.417.630 741.974.875.295 Dikurangi : Penyisihan kerugian penurunan nilai (106.263.354.973) (106.641.356.136) Jumlah 507.937.062.657 635.333.519.159 Mutasi penyisihan kerugian penurunan nilai: 30 September 2013 31 Desember 2012 Saldo Awal 106.641.356.136 136.008.198.082 Penambahan -- 4.932.608.455 Pengurangan (378.001.163) (34.299.450.401) Saldo Akhir 106.263.354.973 106.641.356.136 Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah cadangan penurunan nilai tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha. 30 September 2013 31 Desember 2012 Rincian umur piutang sejak tanggal faktur: Sampai dengan 1 bulan 276.876.649.242 448.579.904.351 > 1 bulan - 2 bulan 41.325.218.321 32.798.384.664 > 2 bulan - 3 bulan 8.517.435.145 12.446.495.914 > 3 bulan 287.481.114.922 248.150.090.366 Saldo akhir 614.200.417.630 741.974.875.295 Seluruh piutang usaha adalah dari pihak ketiga, dan tidak terdapat piutang usaha kepada pihak-pihak berelasi. Seluruh piutang usaha dalam mata uang Rupiah. Piutang usaha milik Grup sebesar Rp 599.717.009.000 dan Rp 554.717.009.000 pada 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 digunakan sebagai jaminan atas fasilitas pinjaman bank jangka pendek dan jangka panjang yang diperoleh Grup (lihat Catatan 19,20 dan 21). 33

7. PERSEDIAAN 30 September 2013 31 Desember 2012 Barang Jadi Pakan ternak 41.172.688.038 32.885.125.131 Ayam beku dan makanan beku 20.427.561.751 30.468.807.310 Vaksin, obat-obatan ternak dan lainnya 8.282.739.490 6.916.124.886 Alat-alat peternakan 4.732.337.656 5.897.549.993 Sub jumlah 74.615.326.935 76.167.607.320 Barang dalam proses 37.059.967.824 31.882.911.564 Bahan baku dan pembantu Bahan baku 310.592.748.027 499.805.738.812 Bahan kemasan 14.036.379.413 8.301.609.665 Suku cadang dan bahan pembantu lainnya 32.926.576.571 47.966.224.180 Sub jumlah 357.555.704.011 556.073.572.657 Barang dalam perjalanan 2.872.490.671 2.343.756.243 Jumlah 472.103.489.441 666.467.847.784 Penyisihan penurunan nilai persediaan (6.123.722.990) (4.516.897.668) Jumlah bersih 465.979.766.451 661.950.950.116 Persediaan telah diasuransikan secara gabungan dengan aset tetap (lihat Catatan 13) terhadap segala risiko, khusus untuk persediaan, masing-masing dengan jumlah pertanggungan sebesar USD 67.360.317 dan Rp 409.261.628.573 pada 30 September 2013 dan USD 61.059.772 dan Rp 408.757.978.505 pada 31 Desember 2012. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan tersebut di atas cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul. Persediaan milik Grup masing-masing sebesar Rp 1.095.201.250.000 dan USD 12.500.000 pada 30 September 2013 dan Rp 1.005.201.250.000 dan USD 12.500.000 pada 31 Desember 2012 digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank jangka pendek dan jangka panjang yang diperoleh Grup. (lihat Catatan 19,20 dan 21). Mutasi penyisihan kerugian penurunan nilai persediaan adalah sebagai berikut: 30 September 2013 31 Desember 2012 Saldo awal 4.516.897.668 1.661.461.312 Penyisihan tahun berjalan 7.319.363.560 9.665.988.827 Pemulihan penyisihan tahun berjalan (5.712.538.238) (6.810.552.471) Saldo akhir 6.123.722.990 4.516.897.668 Pemulihan penyisihan persediaan adalah aktual susut kuantitas persediaan karena penyimpanan. Berdasarkan hasil penelaahan atas kondisi persediaan pada akhir periode 30 September 2013, manajemen berkeyakinan bahwa jumlah penyisihan penurunan nilai persediaan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas penurunan nilai persediaan. 34

8. HEWAN TERNAK PRODUKSI BERUMUR PENDEK 30 September 2013 31 Desember 2012 Telah menghasilkan : Saldo awal 53.482.894.107 40.875.917.537 Reklasifikasi dari ayam belum menghasilkan 153.958.864.285 151.608.974.634 Beban deplesi (135.846.326.927) (139.001.998.064) Saldo akhir 71.595.431.465 53.482.894.107 Belum menghasilkan: Saldo awal 76.254.666.374 105.700.880.408 Kapitalisasi biaya 127.091.717.551 122.162.760.600 Reklasifikasi ke ayam telah menghasilkan (153.958.864.285) (151.608.974.634) Saldo akhir 49.387.519.640 76.254.666.374 Jumlah 120.982.951.105 129.737.560.481 Beban deplesi dari ayam pembibit induk yang telah menghasilkan dibebankan dalam tahun berjalan sebagai beban pokok penjualan. 9. PAJAK DIBAYAR DIMUKA 30 September 2013 31 Desember 2012 Pajak Pertambahan Nilai Perusahaan 232.540.116 61.703.511 Entitas anak 11.845.777.072 10.347.160.631 Jumlah 12.078.317.188 10.408.864.142 10. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI Akun ini merupakan investasi PT Sierad Pangan Nusantara (SPN), entitas anak, dalam bentuk saham PT Bridor Indonesia sebesar Rp 1.300.839.000 atau ekuivalen 25% dari modal disetor PT Bridor Indonesia. PT Bridor Indonesia bergerak dalam bidang industri dan distribusi makanan. Entitas anak tidak mempunyai pengaruh yang cukup signifikan dalam PT Bridor Indonesia karenanya investasi dicatat sebesar harga perolehan. Pada tahun 2003 atas permohonan SPN, Pengadilan Negeri Bekasi menunjuk akuntan independen dengan penetapan No.105/Pdt.P/2002/ PN.BKS untuk melakukan special audit atas laporan keuangan PT Bridor Indonesia untuk tahun buku 1998, 1999, 2000, 2001 dan sebagian 2002, sehubungan adanya kelalaian PT Bridor Indonesia dalam memberikan laporan keuangan tahunan kepada SPN selaku pemegang saham sehingga kinerja PT Bridor Indonesia tidak dapat dipantau. Berdasarkan laporan akuntan tersebut dalam laporannya tanggal 16 Juli 2003, PT Bridor Indonesia sejak awal beroperasi sampai dengan pertengahan tahun 2002 mengalami kerugian yang mengakibatkan defisiensi modal, yang pada gilirannya akan berdampak pada kelangsungan usahanya. Sejak tahun 2003, investasi ini diturunkan nilainya menjadi nihil. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, tidak terdapat transaksi material dan belum ada rencana manajemen entitas anak yang signifikan terkait dengan investasi pada Perusahaan asosiasi ini. 35

11. INVESTASI JANGKA PANJANG LAINNYA - Bersih Akun ini merupakan efek yang tersedia untuk dijual, terdiri dari: 30 September 2013 31 Desember 2012 Portfolio investasi pada: Surat berharga komersial yang diterbitkan oleh PT Jakarta Bakery 5.940.000 5.940.000 Dikurangi: penyisihan penurunan nilai permanen (5.940.000) (5.940.000) Bersih -- -- Surat berharga komersial yang diterbitkan oleh PT Perkebunan Nusantara XI 49.150.000.000 49.150.000.000 Dikurangi: penyisihan penurunan nilai permanen (49.150.000.000) (49.150.000.000) Bersih -- -- Jumlah -- -- Surat berharga komersial yang diterbitkan oleh PT Perkebunan Nusantara XI melalui Eraska Grup, sebagai agen penerbit, merupakan hasil pengalihan piutang Perusahaan, kepada PT Sietek Nusantara Finance (SNF) pada tahun 1998 sesuai dengan perjanjian tanggal 16 Pebruari 1998. Menurut manajemen Perusahaan, surat berharga komersial tersebut sebelumnya dimiliki oleh SNF dan tidak dapat direalisasikan pelunasannya saat jatuh tempo pada tanggal 26 Desember 1997. Investasi pada PT Perkebunan Nusantara XI sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian ini, tidak ada rencana manajemen Perusahaan yang signifikan untuk perolehan kembali investasi ini. Manajemen Perusahaan juga telah membentuk penyisihan penurunan nilai permanen atasnya. PT Belfoods Indonesia (entitas anak) memiliki investasi saham pada PT Jakarta Bakery dengan kepemilikan saham sebesar 99%. PT Jakarta Bakery memiliki jumlah aset sebesar Rp 5.940.000. PT Belfoods Indonesia tidak mengkonsolidasikan laporan keuangan PT Jakarta Bakery karena perusahaan tersebut tidak aktif. 12. PAJAK PENGHASILAN a. Beban Pajak Penghasilan 30 September 2013 30 September 2012 Kini Perusahaan (12.640.158.208) (10.993.488.717) Entitas anak (200.908.305) (202.418.669) (12.841.066.513) (11.195.907.386) Tangguhan Perusahaan 4.959.633.742 4.638.085.283 Entitas anak 4.231.220.446 (1.848.996.564) 9.190.854.188 2.789.088.719 Jumlah (3.650.212.325) (8.406.818.667) 36

12. PAJAK PENGHASILAN (Lanjutan) Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan laba kena pajak Perusahaan adalah sebagai berikut: 30 September 2013 30 September 2012 Perusahaan Laba konsolidasian sebelum pajak 10.504.568.686 25.240.059.815 Eliminasi konsolidasi 3.683.551.926 3.701.196.443 Dikurangi: Laba entitas anak 16.683.197.319 (7.786.725.334) Laba komersial perusahaan 30.871.317.931 21.154.530.924 Beda Temporer: Penyusutan aset tetap dan aset sewa pembiayaan 12.128.029.730 10.679.179.427 Penyisihan uang jasa 13.058.242.713 9.697.329.710 Penyisihan kerugian penurunan nilai (378.001.162) (323.624.438) Angsuran sewa pembiayaan dengan hak opsi (484.172.023) (634.442.189) Amortisasi biaya pendanaan 474.069.454 4.784.421.418 24.798.168.712 24.202.863.928 Beda Tetap: Penghasilan tidak kena pajak (180.179.326) (200.737.484) Beban yang bukan merupakan pengurang pajak 7.711.483.722 9.810.786.215 7.531.304.396 9.610.048.731 Laba kena pajak 63.200.791.039 54.967.443.583 Beban pajak penghasilan (12.640.158.208) (10.993.488.717) Dikurangi kredit pajak: Pajak Penghasilan Pasal 22 24.496.790.192 17.275.767.000 Pajak penghasilan badan - lebih (kurang) bayar 11.856.631.984 6.282.278.283 Beban pajak penghasilan - kini Perusahaan (12.640.158.208) (10.993.488.717) Entitas anak (200.908.305) (202.418.669) Jumlah (12.841.066.513) (11.195.907.386) 37

12. PAJAK PENGHASILAN (Lanjutan) b. Aset (Liabilitas) Pajak Tangguhan Rincian asset (liabilitas) pajak tangguhan adalah sebagai berikut: Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi 31 Des 2012 konsolidasian 30 September 2013 Aset pajak tangguhan Perusahaan Penyisihan kerugian penurunan nilai 20.351.419.806 (75.600.233) 20.275.819.573 Aset sewa pembiayaan (1.715.232.888) (96.834.405) (1.812.067.293) Perbedaan Penyusutan komersial dan fiskal (3.146.079.662) 2.425.605.946 (720.473.716) Liabilitas imbalan kerja 11.621.663.871 2.611.648.543 14.233.312.414 Amortisasi beban keuangan (1.553.894.135) 94.813.891 (1.459.080.244) Aset pajak tangguhan Perusahaan - bersih 25.557.876.992 4.959.633.742 30.517.510.734 Aset pajak tangguhan entitas anak - bersih 5.761.884.894 4.231.141.475 9.993.026.369 Aset pajak tangguhan - bersih 31.319.761.886 9.190.775.217 40.510.537.103 Liabilitas pajak tangguhan entitas anak (104.680.576) 78.971 (104.601.605) Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi 31 Des 2011 konsolidasian 30 September 2012 Aset pajak tangguhan perusahaan Penyisihan kerugian penurunan nilai 26.481.368.481 (64.724.888) 26.416.643.593 Aset sewa pembiayaan (1.533.345.746) (126.888.438) (1.660.234.184) Perbedaan Penyusutan komersial dan fiskal (4.009.902.598) 2.017.709.659 (1.992.192.939) Liabilitas imbalan kerja 8.155.784.570 1.855.104.666 10.010.889.236 Amortisasi biaya pendanaan (1.307.481.565) 956.884.284 (350.597.281) Aset pajak tangguhan perusahaan 27.786.423.142 4.638.085.283 32.424.508.425 Aset pajak tangguhan entitas anak 998.354.384 (5.563.997) 992.790.387 Aset pajak tangguhan 28.784.777.526 4.632.521.286 33.417.298.813 Liabilitas pajak tangguhan entitas anak (1.340.350.359) (1.843.432.567) (3.183.782.926) 38

12. PAJAK PENGHASILAN (Lanjutan) c. Utang Pajak 30 September 2013 31 Desember 2012 Pajak Penghasilan Perusahaan Pasal 21 -- 107.536.364 Pasal 23 510.033.929 948.181.486 Pasal 26 1.059.321.732 1.048.508.821 Pasal 29 -- -- 1.569.355.661 2.104.226.671 Entitas anak Pasal 21 7.793.823 1.956.425.272 Pasal 23 326.708.020 397.635.968 Pasal 29 Tahun 2013 987.298.963 -- Tahun 2012 -- 446.150.277 Tahun 2011 -- 680.394.906 Tahun 2010 -- 366.047.775 Tahun 2009 -- 22.361.145 1.321.800.806 3.869.015.343 Pajak Pembangunan Perusahaan 7.148.419 -- Entitas anak -- -- 7.148.419 -- Pajak Pertambahan Nilai Perusahaan -- 117.993.122 Entitas anak -- -- -- 117.993.122 Jumlah 2.898.304.886 6.091.235.136 39

13. ASET TETAP 30 September 2013 Saldo awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi dan Saldo akhir koreksi Biaya perolehan Kepemilikan langsung Tanah 299.263.364.312 3.365.648.179 -- 14.344.698.508 316.973.711.000 Bangunan dan prasarana 699.944.793.967 10.233.605.469 -- 84.269.433.387 794.447.832.824 Mesin dan peralatan 726.993.322.821 25.743.062.099 -- 67.753.994.831 820.490.379.752 Perlengkapan dan perabotan 166.627.062.560 10.292.622.988 799.254.385 4.145.928.460 180.266.359.622 Kendaraan bermotor 39.524.931.876 2.712.669.047 1.163.360.459 (172.807.249) 40.901.433.215 Aset sewa pembiayaan Mesin dan Peralatan -- 491.781.400 -- -- 491.781.400 Kendaraan bermotor 3.901.392.509 -- -- -- 3.901.392.509 Aset dalam penyelesaian Tanah -- Bangunan dan prasarana 216.395.721.470 139.440.979.429 -- (137.004.600.738) 218.832.100.161 Mesin 34.817.646.958 12.545.743.842 -- (33.696.121.451) 13.667.269.349 Jumlah 2.187.468.236.473 204.826.112.454 1.962.614.845 (359.474.250) 2.389.972.259.832 Akumulasi penyusutan Kepemilikan langsung Bangunan dan prasarana 221.908.826.500 28.431.514.256 -- 9.533.333 250.349.874.089 Mesin dan peralatan 332.274.789.356 37.132.855.157 -- 179.973.186 369.587.617.699 Perlengkapan dan perabotan 103.845.750.690 15.649.795.957 817.662.529 (179.222.910) 118.498.661.208 Kendaraan bermotor 33.110.796.715 2.419.628.309 635.975.177 (369.757.860) 34.524.691.987 Aset sewa pembiayaan Mesin dan Peralatan 24.589.070 24.589.070 Kendaraan bermotor 3.569.087.671 145.761.003 -- -- 3.714.848.674 Jumlah 694.709.250.932 83.804.143.751 1.453.637.706 (359.474.250) 776.700.282.727 Jumlah 1.492.758.985.541 1.613.271.977.105 40

13. ASET TETAP (Lanjutan) 31 Desember 2012 Saldo awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi dan Saldo akhir koreksi Biaya perolehan Kepemilikan langsung Tanah 270.055.934.376 10.680.895.408 -- 18.526.534.528 299.263.364.312 Bangunan dan prasarana 591.425.630.856 28.826.425.230 -- 79.692.737.881 699.944.793.967 Mesin dan peralatan 619.424.945.546 17.761.256.165 -- 89.807.121.110 726.993.322.821 Perlengkapan dan perabotan 147.442.659.177 14.361.118.578 30.029.314 4.853.314.119 166.627.062.560 Kendaraan bermotor 41.516.630.075 661.103.337 5.392.651.869 2.739.850.333 39.524.931.876 Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor 6.641.242.842 -- -- (2.739.850.333) 3.901.392.509 Aset dalam penyelesaian Tanah -- Bangunan dan prasarana 168.874.176.401 213.515.018.085 -- (165.993.473.016) 216.395.721.470 Mesin 29.439.420.814 32.270.473.715 -- (26.892.247.571) 34.817.646.958 Jumlah 1.874.820.640.087 318.076.290.518 5.422.681.183 (6.012.949) 2.187.468.236.473 Akumulasi penyusutan Kepemilikan langsung Bangunan dan prasarana 187.791.443.154 34.122.323.346 -- (4.940.000) 221.908.826.500 Mesin dan peralatan 291.594.907.042 40.237.955.629 -- 441.926.685 332.274.789.356 Perlengkapan dan perabotan 85.414.753.287 18.873.997.037 -- (442.999.634) 103.845.750.690 Kendaraan bermotor 32.619.104.926 3.162.556.219 4.282.932.689 1.612.068.259 33.110.796.715 Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor 4.539.246.130 641.909.800 -- (1.612.068.259) 3.569.087.671 Jumlah 601.959.454.539 97.038.742.031 4.282.932.689 (6.012.949) 694.709.250.932 Jumlah 1.272.861.185.548 1.492.758.985.541 Beban penyusutan dibebankan pada: 30 September 2013 30 September 2012 Beban Produksi tidak langsung/beban pokok penjualan 62.903.937.468 48.761.533.574 Beban penjualan 8.726.614.425 7.526.135.359 Beban umum dan administrasi 12.173.591.858 10.110.450.043 Jumlah 83.804.143.751 66.398.118.976 Pengurangan aset tetap yang merupakan penjualan aset tetap dengan rincian sebagai berikut: 30 September 2013 30 September 2012 Harga jual 684.544.006 1.786.467.035 Nilai buku (508.977.139) (1.140.743.425) Laba penjualan 175.566.867 645.723.610 41

13. ASET TETAP (Lanjutan) Pada tanggal 12 Agustus 2009, Perusahaan melakukan penilaian kembali atas aset tetap tertentu dan aset tetap yang tidak digunakan sehubungan dengan kuasi-reorganisasi. Penilaian kembali dilakukan oleh perusahaan penilai independen PT Alpro Dinamika. Berdasarkan laporan dari perusahaan penilai independen, Perusahaan telah membukukan selisih penilaian kembali aset tetap sebesar Rp 90.666.808.072 dan aset tetap yang tidak digunakan sebesar Rp 17.713.903.577. Dalam menghitung nilai wajar, perusahaan penilai independen menggunakan pendekatan perbandingan data pasar untuk aset tanah dan untuk aset bukan tanah menggunakan metode biaya pengganti terdepresiasi. Aset tetap termasuk aset tetap yang tidak digunakan milik Grup, kecuali tanah, telah diasuransikan secara gabungan dengan persediaan Perusahaan (lihat Catatan 7) terhadap segala risiko, dengan nilai pertanggungan pada 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Rupiah USD Euro Bangunan dan prasarana 990.735.394.226 -- -- Mesin dan peralatan 310.507.245.205 53.326.863 370.226 Perlengkapan dan perabotan 66.098.589.645 -- -- Kendaraan bermotor 13.802.500.000 -- -- 1.381.143.729.076 53.326.863 370.226 Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut di atas cukup memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Beberapa bidang tanah dan bangunan milik Perusahaan dijadikan jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari Bank (lihat Catatan 19, 20 dan 21). Rincian aset dalam penyelesaian pada tahun 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Aset dalam penyelesaian terutama merupakan pembangunan Office Space pada The City Tower 1 lantai 7, Jl KH Mas Mansyur, Jakarta. Pada 31 Desember 2012, pembangunan Office Space telah mencapai 99% dan serah terima dari Developer pada bulan Januari 2013, namun demikian sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, masih dalam proses penyelesaian interior bangunan. Serta proyek pembangunan kandang yang terletak di Desa Lebak Asih, Kecamatan Curuk Bitung dan Desa Sukarame, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Propinsi Banten. Pada bulan Oktober 2011, beberapa Aset Tetap Yang Tidak Digunakan telah digunakan kembali oleh Perusahaan, sehingga aset tetap yang tidak digunakan dengan nilai perolehan sebesar Rp 3.400.207.580 dan akumulasi penyusutan sebesar Rp 734.748.340 telah direklasifikasikan ke dalam aset tetap. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas nilai tercatat aset tetap. 42

14. TAGIHAN PAJAK Tagihan pajak terdiri dari: Status dari tagihan pajak Grup adalah sebagai berikut: Pajak Penghasilan Badan tahun 2009 Pada tanggal 30 September 2011, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) No. 00145/406/09/054/11 dari Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa (KPP PMB) untuk jenis pajak penghasilan badan tahun 2009 sebesar Rp 1.504.759.303 dan pada tanggal 16 Nopember 2011, Perusahaan telah menerima pengembalian pajak tersebut sebesar Rp 820.711.058 (jumlah setelah dikurangi utang pajak Rp 684.048.245). Pada tanggal 15 Desember 2011, Perusahaan telah mengajukan surat keberatan No. 121/TAX/SP/XII/11 terhadap Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) ini. Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP-2154/WPJ.07/2012 tanggal 12 November 2012 permohonan keberatan Perusahaan ditolak. Pada tanggal 11 Februari 2013 dengan surat No.002/TAX/SP/I/13, Perusahaan mengajukan banding kepada Pengadilan Pajak dan sampai dengan tanggal Laporan Keuangan ini diselesaikan, Surat Banding masih dalam proses di Pengadilan Pajak. 43

14. TAGIHAN PAJAK (Lanjutan) Pajak Penghasilan Badan 2010 Pada tanggal 25 Juli 2012, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) No. 00005/206/10/054/12 dari Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa (KPP PMB) untuk jenis pajak penghasilan badan tahun 2010 sebesar Rp 37.947.789.626. Pada tanggal 2 Oktober 2012, Perusahaan mengajukan Surat Keberatan No. 15/T/SP/X/12 dan sampai dengan tanggal Laporan Keuangan ini diselesaikan Surat Keberatan masih dalam proses oleh Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa. 15. GOODWILL Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2009, yang telah dituangkan dalam akta berita acara nomor 188, telah disetujui pengambilalihan (akuisisi) saham dalam PT Belfoods Indonesia (BI) sebanyak 596.806 saham dengan harga saham Rp 100.000 per saham dengan cara konversi utang menjadi kepemilikan saham (debt to equity swap). Kepemilikan saham tersebut berasal dari utang PT BI sebanyak Rp 59.680.578.837 kepada Grup dan memperoleh goodwill dari akuisisi tersebut sebesar Rp 10.890.455.260 (lihat Catatan 4). 16. ASET TIDAK BERWUJUD LAINNYA 30 September 2013 Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir Biaya perolehan Merek 23.737.048.623 -- -- 23.737.048.623 Hubungan dengan Konsumen 11.135.625.335 -- -- 11.135.625.335 Hak paten 485.950.000 -- -- 485.950.000 Jumlah biaya perolehan 35.358.623.958 -- -- 35.358.623.958 Akumulasi amortisasi Merek (1.846.214.893) 1.186.852.431 -- (3.033.067.324) Hubungan dengan Konsumen (2.598.312.578) 1.670.343.800 -- (4.268.656.378) Hak paten (97.190.000) 72.892.501 -- (170.082.501) Jumlah akumulasi amortisasi (4.541.717.471) 2.930.088.732 -- (7.471.806.203) Nilai tercatat 30.816.906.487 27.886.817.755 44

16. ASET TIDAK BERWUJUD LAINNYA (Lanjutan) 17. UTANG USAHA PIHAK KETIGA Akun ini merupakan liabilitas yang timbul atas pembelian bahan baku dan bahan pembantu, dengan rincian sebagai berikut. 30 September 2013 31 Desember 2012 Pihak ketiga Rupiah 95.845.465.789 228.426.313.978 US Dolar 65.918.629.785 99.251.448.407 Euro -- 12.140.673 Jumlah 161.764.095.574 327.689.903.058 45

18. BEBAN AKRUAL 30 September 2013 31 Desember 2012 Taksiran liabilitas sehubungan dengan Stock Financing Agreement 6.512.980.605 11.872.447.935 Iklan dan promosi 4.747.865.835 8.719.972.458 Sewa 3.946.238.403 1.361.335.800 Bunga 2.532.005.924 2.505.799.665 Gaji dan tunjangan 2.281.882.412 1.490.168.219 Listrik, air dan telepon 1.946.775.422 2.379.359.439 Asuransi dan jamsostek 759.644.263 1.027.455.353 Jasa profesional 147.151.000 640.060.000 Lainnya 9.979.944.797 8.101.055.067 Jumlah 32.854.488.661 38.097.653.936 19. UTANG BANK JANGKA PENDEK 30 September 2013 31 Desember 2012 Fasilitas kredit modal kerja PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 479.477.832.660 492.758.860.773 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 150.000.000.000 150.000.000.000 Fasilitas pembiayaan niaga tidak terikat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1.814.473.871 -- Raiffeisen Bank International 10.708.550.411 41.741.502.467 642.000.856.942 684.500.363.240 Biaya transaksi yang belum diamortisasi (4.462.256.362) (3.242.828.315) a. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 637.538.600.580 681.257.534.925 i. Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 32 dan No. 33 tanggal 25 September 2007 yang dinyatakan dalam akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, SH, MSi, Notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) berupa pinjaman kredit modal kerja dengan jumlah maksimum sebesar Rp 225.000.000.000 yang terdiri dari Rp 200.000.000.000 digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi pakan dan Rp 25.000.000.000 digunakan untuk meningkatkan kapasitas populasi hasil produksi mitra. Perjanjian ini telah diubah beberapa kali, terakhir dengan perubahan perjanjian kredit tanggal 15 Juni 2011 yang memuat perubahan atas tujuan fasilitas pinjaman, yaitu menjadi tambahan modal kerja untuk industri pakan ternak dan peternakan ayam. Pada tanggal 30 September 2013 saldo pinjaman kredit modal kerja fasilitas maksimum Rp 225.000.000.000 adalah sebesar Rp 203.587.240.133 (31 Desember 2012: Rp 217.336.687.329). Pinjaman ini dikenakan suku bunga sebesar 10% per tahun (floating rate) dan akan jatuh tempo pada tanggal 24 Mei 2014 dan dapat diperpanjang kembali sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. 46

19. UTANG BANK JANGKA PENDEK (Lanjutan) a. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Lanjutan) ii. Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 87 tanggal 16 Juni 2009 yang dinyatakan dalam akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, SH, MSi, Notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas kredit dari BNI berupa kredit modal kerja maksimum sebesar Rp 75.000.000.000 untuk keperluan meningkatkan kapasitas produksi pakan ternak minimal 650.000 ton per tahun. Perjanjian ini mengalami perubahan beberapa kali dan terakhir pada tanggal 15 Juni 2011 yang memuat perubahan atas tujuan fasilitas pinjaman, yaitu menjadi tambahan modal kerja untuk industri pakan ternak dan peternakan ayam. Pada tanggal 30 September 2013, saldo pinjaman kredit modal kerja fasilitas maksimum Rp 75.000.000.000 adalah sebesar Rp 74.638.271.020 (31 Desember 2012: Rp 74.641.309.242). Pinjaman ini dikenakan suku bunga sebesar 10% per tahun (floating rate) dan akan jatuh tempo pada tanggal 24 Mei 2014 dan dapat diperpanjang kembali sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. iii. Berdasarkan Surat Perjanjian Kredit No 118 tanggal 25 Mei 2012 yang dinyatakan dalam akta Notaris M. Kholid Artha, SH, Notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas kredit modal kerja sebesar Rp 200.000.000.000 untuk modal kerja industri pakan ternak dan peternakan ayam. Pada tanggal 30 September 2013 saldo pinjaman kredit modal kerja ini adalah sebesar Rp 199.069.222.481 (31 Desember 2012: Rp 199.370.164.118). Pinjaman ini dikenakan suku bunga sebesar 10% per tahun (floating rate) dan akan jatuh tempo pada tanggal 24 Mei 2014 dan dapat diperpanjang kembali sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Jaminan atas fasilitas-fasilitas kredit dari BNI saling terikat secara Cross Collateralized Default". dan "Cross Seluruh Fasilitas pinjaman yang diperoleh dari BNI dijamin dengan jaminan: 3 (tiga) bidang tanah berikut bangunan dan mesin-mesin pakan ternak yang terletak di Desa Ploso, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 1 seluas 35.741 m², SHGB No. 2 seluas 110.734 m² dan SHGB No. 3 seluas 53.525 m² yang terdaftar atas nama Perusahaan ; 2 (dua) bidang tanah berikut bangunan dan mesin-mesin pakan ternak yang terletak di Desa Ketimang, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 2 seluas 57.863 m² dan SHGB No. 1 seluas 21.812 m² yang terdaftar atas nama Perusahaan; Kelima tanah berikut bangunan dan mesin-mesin pakan ternak di atas tanah tersebut diikat dengan Hak Tanggungan sebesar Rp 248.353.000.000. 47

19. UTANG BANK JANGKA PENDEK (Lanjutan) a. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Lanjutan) Sebidang tanah berikut bangunan dan mesin-mesin pakan ternak yang terletak Desa Gembong, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Propinsi Jawa Barat dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 2 seluas 625 m2 yang terdaftar atas nama Perusahaan; 3 (tiga) bidang tanah beserta bangunan dan mesin-mesin pakan ternak yang terletak di Desa Cangkudu, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Propinsi Jawa Barat dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 1 seluas 46.215 m², No. 2 seluas 1.200 m² dan No. 3 seluas 905 m² yang terdaftar atas nama Perusahaan; 7 (tujuh) bidang tanah di Desa Gembong, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Propinsi Jawa Barat masing-masing dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 00068-00073 dan SHGB No. 00075 atas nama Perusahaan dengan jumlah luas seluruhnya 17.754 m²; 2 (dua) bidang tanah yang terletak di Desa Gembong, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Propinsi Jawa Barat dengan SHGB No. 00066/Gembong seluas 745 m2 dan SHGB No. 00067 seluas 997 m2. 13 (tiga belas) tanah berikut bangunan dan mesin-mesin pakan ternak di atas tanah tersebut diikat dengan Hak Tanggungan sebesar Rp 131.884.493.000. 2 (dua) bidang tanah yang terletak di Desa Argapura, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No.3 dan SHGB No. 4 atas nama perusahaan dengan jumlah luas seluruhnya sebesar 113.884 m². Seluruh tanah ini telah dibebani Hak Tanggungan Peringkat I sebesar Rp 43.878.000.000; 40 (empat puluh) bidang tanah yang terletak di Desa Candi, Kec. Maja, Kab. Lebak, Propinsi Banten dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 01-32/Candi dan SHGB No. 34-41/Candi atas nama Perusahaan seluas 553.789 m2. Seluruh tanah ini telah dibebani Hak Tanggungan sebesar Rp 10.789.000.000. Tanah seluas ± 172 hektar terletak di Desa Lebak Asih, Kec. Curugbitung, Kab. Lebak, saat ini masih dalam proses peningkatan hak atas tanah menjadi Sertifikat Hak Guna Bangunan atas nama Perusahaan dan akan diikat dengan Hak Pertanggungan sebesar Rp 329.113.000.000. Utilities, mechanical engineering, equipment dan peralatan operasional diikat secara fidusia dengan nilai penjaminan sebesar Rp 127.500.000.000. Mesin-mesin dan peralatan penunjang diikat secara fidusia dengan nilai penjaminan sebesar Rp 1.730.000.000. Persediaan diikat secara fidusia dengan nilai penjaminan sebesar Rp 421.545.000.000. Piutang dagang akan diikat fidusia dengan nilai penjaminan sebesar Rp 341.717.009.000. 48

19. UTANG BANK JANGKA PENDEK (Lanjutan) a. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Lanjutan) Perjanjian-perjanjian kredit dengan Bank BNI mensyaratkan Perusahaan untuk mempertahankan rasio keuangan sebagai berikut : Rasio asset lancar terhadap liabilitas lancar minimal 1x; Rasio utang terhadap modal maksimal 1,3x; Debt service coverage minimal 1x; Pencapaian profit margin sebesar minimal 3% dalam 3 tahun mendatang. Perjanjian kredit tersebut juga memuat beberapa pembatasan bagi Perusahaan antara lain untuk tidak melakukan hal-hal tersebut tanpa pemberitahuan tertulis dari BNI : Mengadakan penggabungan usaha (merger), atau konsolidasi dengan perusahaan lain; Mengijinkan pihak lain menggunakan Perusahaan untuk kegiatan usaha pihak lain; Membayar utang Perusahaan kepada pemegang saham; Memberikan pinjaman kepada siapapun juga, termasuk kepada para pemegang saham, kecuali jika pinjaman tersebut diberikan dalam rangka transaksi dagang yang berkaitan langsung dengan usahanya; Melakukan akuisisi/pengambilalihan aset milik pihak ketiga, yang bernilai material atau lebih dari 10% dari total ekuitas dalam 1 tahun kecuali pengambilalihan aset milik pihak ketiga sebagai akibat langsung dari transaksi dagang; dan Membubarkan Perusahaan dan meminta dinyatakan pailit. b. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk i. Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 198 tanggal 28 September 2010, yang dinyatakan dalam akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, SH, MSi, Notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh pinjaman dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) berupa fasilitas kredit modal kerja dengan jumlah maksimum sebesar Rp 25.000.000.000 yang digunakan untuk modal kerja peternakan ayam terpadu. Fasilitas ini diperpanjang hingga 27 September 2013 dengan suku bunga sebesar 9,75 % per tahun. ii. Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 126 tanggal 17 Maret 2011, yang merupakan Addendum I (pertama dari Perjanjian Kredit No. 198 tanggal 28 September 2010), yang dinyatakan dalam akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, SH, Msi, Notaris di Jakarta, Perusahaan mendapatkan tambahan fasilitas kredit dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dari fasilitas maksimum Rp 25.000.000.000 (Perjanjian Kredit No. 198) menjadi fasilitas maksimum Rp 60.000.000.000. Fasilitas ini diperpanjang hingga 27 September 2013 dengan suku bunga sebesar 9,75 % per tahun. iii. Berdasarkan Perjanjian Kredit No.127 tanggal 28 September 2011 yang merupakan addendum II (kedua dari Perjanjian Kredit No. 198 tanggal 28 September 2010) yang dinyatakan dalam akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, SH, Msi, Notaris di Jakarta, Perusahaan mendapatkan tambahan fasilitas kredit dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dari fasilitas maksimum Rp 60.000.000.000 (Perjanjian Kredit No. 126) menjadi fasilitas maksimum Rp 150.000.000.000. Fasilitas ini diperpanjang hingga 27 September 2014 dengan suku bunga sebesar 9,75 % per tahun. Pada tanggal 30 September 2013, saldo pinjaman kredit modal kerja adalah sebesar Rp 148.500.000.000 (31 Desember 2012: Rp 148.553.243.127). 49

19. UTANG BANK JANGKA PENDEK (Lanjutan) b. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Lanjutan) iv. Berdasarkan surat dari Bank Mandiri No. CBG.AGB/SPPK/074/2013 tanggal 26 Juli 2013, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan Supply Chain Financing kepada supplier, kontraktor, vendor atas dasar akseptasi invoice dengan fasilitas maksimum sebesar Rp 20.000.000.000. Jangka waktu fasilitas sejak penandatanganan Perjanjian Kredit sampai dengan 27 September 2014 dengan suku bunga 8% per tahun. Pada tanggal 30 September 2013, saldo pinjaman pembiayaan Supply Chain adalah sebesar Rp 1.814.473.871. Jaminan atas fasilitas-fasilitas kredit dari Bank Mandiri saling terikat secara Cross Collateralized dan "Cross Default". Seluruh Fasilitas pinjaman yang diperoleh dari Bank Mandiri dijamin dengan jaminan: Aset tetap berupa tanah, bangunan, sarana dan prasarana mesin dan peralatan ternak kandang breeding farm dan commercial farm yang diikat dengan Hak Tanggungan sebesar Rp 105.000.000.000; Tanah dan bangunan Rumah Potong dan Pengolahan Ayam dan kantor beserta sarana pelengkap dan mesin-mesin di Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang akan diikat Hak Tanggungan senilai Rp 63.000.000.000; Tanah dan bangunan kandang ayam, sarana pelengkap beserta mesin-mesin dan peralatannya di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang akan diikat Hak Tanggungan senilai Rp 5.700.000.000; Tanah dan bangunan kantor DOC, Feedmill beserta sarana pelengkap dan mesin-mesin di Kabupaten Tanah Laut, propinsi Kalimantan Selatan yang akan diikat Hak Tanggungan senilai Rp 36.000.000.000; Tanah, bangunan dan prasarana, mesin dan peralatan dengan Hak Tanggungan senilai Rp 35.000.000.000. Tanah dan bangunan rumah potong ayam beserta sarana pelengkap dan mesin-mesin di kabupaten Mojokerto, Jawa Timur yang akan diikat Hak Tanggungan senilai Rp 64.000.000.000. Persediaan yang akan diikat dengan fidusia senilai Rp 105.000.000.000; dan Piutang yang akan diikat fidusia senilai Rp 45.000.000.000. Perjanjian-perjanjian kredit dengan Bank Mandiri mensyaratkan Perusahaan untuk mempertahankan rasio keuangan sebagai berikut : Rasio asset lancar terhadap liabilitas lancar minimal 1x; Rasio utang terhadap modal maksimal 2,33x; Debt service coverage minimal 1x; Perjanjian kredit tersebut juga memuat beberapa pembatasan bagi Perusahaan antara lain untuk tidak melakukan hal-hal tersebut tanpa pemberitahuan tertulis dari Bank Mandiri : Merubah kepemilikan saham yang mengakibatkan porsi kepemilikan saham PT Sietek Nusantara Finance menurun; Memindahtangankan agunan; Mengikat diri sebagai penjamin utang (kecuali kepada entitas anak) atau menjaminkan harta kekayaan perusahaan yang telah dijaminkan kepada Bank Mandiri kepada pihak lain; Melakukan merger, akuisisi, menjual aset senilai lebih dari 10% dari total aset dalam 1 tahun buku; Memperoleh pinjaman dari Bank/kreditur lain; Melakukan penyertaan kepada perusahaan lain selain entitas anak; Mengadakan ekspansi usaha atau investasi baru; dan Membayar/melunasi utang kepada pemegang saham. 50

19. UTANG BANK JANGKA PENDEK (Lanjutan) c. Raiffeisen Bank International Raiffeisen Bank International ( RBI ) menawarkan fasilitas pembiayaan niaga tidak terikat (Uncommitted Trade Finance Facilities) sebesar USD 10.000.000 melalui surat No. LO10/071/TCF/WT tertanggal 21 Juli 2010 dan Perusahaan telah menerima penawaran tersebut. Fasilitas ini terdiri dari Sight LC Facility ( LCF ), Import Loan Facility ( ILF ) dengan jangka waktu maksimum 60 hari, Trust Receipt Facility ( IFF ) dengan jangka waktu maksimum 60 hari dan Inventory Financing Facility ( INVF ) dengan jangka waktu maksimum 120 hari. Fasilitas ini ditujukan untuk membiayai pembelian dan penyimpanan jagung, tepung kedelai (soya bean meal), kacang kedelai (soybeans), tepung jagung (corn glutten meal), meat bone meal, tepung lobak (rapeseed meal) impor atau produk lainnya yang dapat diterima. Fasilitas ini dijamin dengan persediaan dan perjanjian Tripartite Collateral Management antara Perusahaan, RBI dan PT Sucofindo (Persero). Sesuai dengan surat No. LO12/043/TCF/WE/ja tanggal 2 Agustus 2012 dari RBI, fasilitas pembiayaan dapat dipergunakan untuk pembiayaan atas pembelian dari suplier lokal. Fasilitas ini telah diperpanjang hingga 2 Agustus 2014. Perusahaan harus menjaga rasio pinjaman terhadap jaminan kurang dari 70%. Pada tanggal 30 September 2013 saldo pinjaman atas fasilitas ini adalah USD 855.024 atau setara dengan Rp 9.929.393.075 (31 Desember 2012: USD 4.276.746 atau setara dengan Rp 41.356.131.109). d. PT Bank Bukopin Tbk Berdasarkan surat perjanjian pemberian fasilitas Line Letter of Credit (LC) No. XLI/053/BUKI/PK-LC/IV/2011 tanggal 5 April 2011, PT Sierad Industries (entitas anak) memperoleh fasilitas LC dalam bentuk Sight Letter of Credit dari PT Bank Bukopin Tbk (Bukopin) dengan maksimum kredit sampai dengan USD 2.000.000 yang akan dipergunakan untuk impor bahan baku (Hot-Dip Galvanized Steel Sheet in Coil). Jangka waktu fasilitas LC adalah 12 bulan sejak tanggal penerbitan LC pertama kali. Fasilitas ini dijamin dengan menyerahkan agunan berupa dana yang ditempatkan dalam bentuk Deposito pada Bukopin senilai 100% dari setiap nominal LC yang diterbitkan tercatat atas nama PT Sierad Industries. Perusahaan tidak memperpanjang fasilitas tersebut di tahun 2012. 51

20. UTANG BANK JANGKA PANJANG a. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk i. Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 88 tanggal 16 Juni 2009 yang dinyatakan dalam akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, SH, MSi, Notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas kredit investasi dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dengan maksimum kredit sampai dengan Rp 21.500.000.000 untuk keperluan pembangunan kandang ayam di Desa Argapura, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Jangka waktu pinjaman adalah sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit sampai dengan bulan Maret 2014, termasuk masa tenggang (grace period) sampai dengan bulan Desember 2009 dengan suku bunga sebesar 10,25% per tahun. Perjanjian ini mengalami perubahan beberapa kali, terakhir pada 28 Juli 2010. Pada tanggal 30 September 2013, saldo pinjaman kredit investasi adalah sebesar Rp 1.106.750.135 (31 Desember 2012: Rp 6.228.638.378). ii. Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 283 tanggal 28 Juli 2010 yang dinyatakan dalam akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, SH, MSi, Notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas kredit investasi dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dengan maksimum kredit sampai dengan Rp 8.291.000.000 untuk keperluan pembangunan kandang ayam di Desa Cigudeg, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Jangka waktu pinjaman adalah sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit sampai dengan bulan Januari 2015, termasuk masa tenggang (grace period) sampai dengan bulan Januari 2011 dengan suku bunga sebesar 10,25% per tahun. Pada tanggal 30 September 2013, saldo pinjaman fasilitas ini adalah sebesar Rp 3.278.721.955 (31 Desember 2012: Rp 4.772.030.555). 52

20. UTANG BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan) a. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Lanjutan) iii. Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 281 tanggal 28 Juli 2010 yang dinyatakan dalam akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, SH, MSi, Notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi dari BNI dengan maksimum kredit sampai dengan Rp 149.672.000.000 untuk membangunan lahan peternakan di Desa Asih, Kecamatan Curugbitung dan Desa Sukarame, Kecamatan Sajira, keduanya terletak di Kabupaten Lebak, Propinsi Banten. Jangka waktu pinjaman adalah sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit sampai dengan bulan Juli 2017, termasuk masa tenggang (grace period) selama 24 bulan dan dikenakan bunga sebesar 10,25% per tahun. Pada tanggal 30 September 2013, saldo pinjaman fasilitas ini adalah sebesar Rp 126.111.304.564 (31 Desember 2012: Rp 139.056.341.074). iv. Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 282 tanggal 28 Juli 2010 yang dinyatakan dalam akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, SH, MSi, Notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi IDC (Interest During Construction) dari BNI dengan maksimum kredit sampai dengan Rp 15.505.000.000. Untuk membiayai 65% liabilitas bunga yang timbul selama masa pembangunan lahan peternakan di Desa Asih, Kecamatan Curugbitung dan Desa Sukarame, Kecamatan Sajira, keduanya terletak di Kabupaten Lebak, Propinsi Banten. Jangka waktu pinjaman adalah sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit sampai dengan bulan Juli 2017, termasuk masa tenggang (grace period) selama 24 bulan dan dikenakan bunga sebesar 10,25% per tahun. Pada tanggal 30 September 2013, saldo pinjaman fasilitas ini adalah sebesar Rp 7.240.604.811 (31 Desember 2012: Rp 8.462.788.802). v. Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 119 tanggal 25 Mei 2012 yang dinyatakan dalam akta Notaris M Kholid Artha, SH, MSi, Notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi dari BNI dengan maksimum kredit sampai dengan Rp 36.123.000.000 untuk membangun infrastruktur dan peralatan di lahan peternakan 1-3 yang terletak di Desa Asih, Kecamatan Curugbitung dan Desa Sukarame, Kecamatan Sajira, Propinsi Banten. Jangka waktu pinjaman adalah sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit sampai dengan 24 Oktober 2018, termasuk masa tenggang (grace period) selama 18 bulan dan dikenakan bunga sebesar 10,25% per tahun. Pada tanggal 30 September 2013, saldo pinjaman fasilitas ini adalah sebesar Rp 23.929.209.311 (31 Desember 2012: Rp 23.924.980.469). vi. Berdasarkan Perjanjian Kredit No.120 tanggal 25 Mei 2012 yang dinyatakan dalam akta Notaris M Kholid Artha, SH, MSi, Notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi IDC (Interest During Construction) dari BNI dengan maksimum kredit sampai Rp 1.659.000.000 untuk membiayai 70% liabilitas bunga yang timbul selama masa pembangunan infrastruktur dan peralatan di Breeding Farm 1-3 yang terletak di Desa Asih, Kecamatan Curugbitung dan Desa Sukarame, Kecamatan Sajira, keduanya terletak di Kabupaten Lebak, Propinsi Banten. Jangka waktu pinjaman adalah sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit sampai dengan 24 Oktober 2018, termasuk masa tenggang (grace period) selama 18 bulan dan dikenakan bunga sebesar 10,25% per tahun. Pada tanggal 30 September 2013, saldo pinjaman fasilitas ini adalah sebesar Rp 1.639.121.255 (31 Desember 2012: Rp 399.622.973). 53

20. UTANG BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan) a. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Lanjutan) vii. Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 121 tanggal 25 Mei 2012 yang dinyatakan dalam akta Notaris M. Kholid Artha, SH, MSi, Notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi dari BNI dengan maksimum kredit sampai dengan Rp 12.759.000.000 untuk membangun infrastruktur dan peralatan di lahan penetasan yang terletak di Desa Asih, Kecamatan Curugbitung dan Desa Sukarame, Kecamatan Sajira, Propinsi Banten. Jangka waktu pinjaman adalah sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit sampai dengan 24 Oktober 2018, termasuk masa tenggang (grace period) selama 18 bulan dan dikenakan bunga sebesar 10,25% per tahun. Pada tanggal 30 September 2013, saldo pinjaman fasilitas ini adalah sebesar Rp 10.013.110.411 (31 Desember 2012: Rp 10.021.071.195). viii. Berdasarkan Perjanjian Kredit No.122 tanggal 25 Mei 2012 yang dinyatakan dalam akta Notaris M Kholid Artha, SH, MSi, Notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi IDC (Interest During Construction) dari BNI dengan maksimum kredit sampai Rp 469.000.000 untuk membiayai 70% liabilitas bunga yang timbul selama masa pembangunan infrastruktur dan peralatan di lahan penetasan yang terletak Desa Asih, Kecamatan Curugbitung dan Desa Sukarame, Kecamatan Sajira, keduanya terletak di Kabupaten Lebak, Propinsi Banten. Jangka waktu pinjaman adalah sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit sampai dengan 24 Oktober 2018, termasuk masa tenggang (grace period) selama 18 bulan dan dikenakan bunga sebesar 10,25% per tahun. Pada tanggal 30 September 2013, saldo pinjaman fasilitas ini adalah sebesar Rp 458.235.815 (31 Desember 2012: Rp 19.482.456). ix. Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 123 tanggal 25 Mei 2012 yang dinyatakan dalam akta Notaris M Kholid Artha, SH, MSi, Notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi dari BNI dengan maksimum kredit sampai dengan Rp 107.692.000.000 untuk membangunan lahan peternakan 4 dan 5 yang terletak di Desa Asih, Kecamatan Curugbitung dan Desa Sukarame, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Propinsi Banten. Jangka waktu pinjaman adalah sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit sampai dengan 24 Oktober 2018, termasuk masa tenggang (grace period) selama 18 bulan dan dikenakan bunga sebesar 10,25% per tahun. Pada tanggal 30 September 2013, saldo pinjaman fasilitas ini adalah sebesar Rp 67.452.711.653 (31 Desember 2012: Rp 13.077.699.898). x. Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 124 tanggal 25 Mei 2012 yang dinyatakan dalam akta Notaris M Kholid Artha, SH, MSi, Notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi IDC (Interest During Construction) dari BNI dengan maksimum kredit sampai dengan Rp 7.478.000.000 untuk membiayai 70% liabilitas bunga yang timbul selama masa pembangunan lahan peternakan 4 dan 5 yang terletak Desa Asih, Kecamatan Curugbitung dan Desa Sukarame, Kecamatan Sajira, keduanya terletak di Kabupaten Lebak, Propinsi Banten. Jangka waktu pinjaman adalah sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit sampai dengan 24 Oktober 2018, termasuk masa tenggang (grace period) selama 18 bulan dengan suku bunga sebesar 10,25% per tahun. Pada tanggal 30 September 2013, saldo pinjaman fasilitas ini adalah sebesar Rp 2.542.990.088 (31 Desember 2012: Rp 144.640.600). Jaminan atas fasilitas-fasilitas ini terikat secara Cross Collateralized terhadap fasilitas kredit modal kerja yang diperoleh Perusahaan dari BNI (Lihat catatan 19). Atas pinjaman ini, Perusahaan terikat dengan pembatasan tidak diperkenankan sama dengan yang ditetapkan pada fasilitas kredit modal kerja yang diperoleh dari BNI (Lihat catatan 19). 54

20. UTANG BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan) b. PT Bank Bukopin Tbk i. Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 28 tanggal 26 Juli 2010 yang dinyatakan dalam akta Notaris Tetty Herawati Soebroto, SH, MH, Notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Bukopin Tbk (Bukopin) dengan maksimum kredit sampai dengan Rp 40.000.000.000 yang digunakan untuk modal kerja operasional perusahaan. Pada tanggal 17 Desember 2010, berdasarkan akta perubahan perjanjian kredit yang diaktakan dalam akta No. 70 dengan Notaris yang sama, Perusahaan mendapatkan tambahan fasilitas kredit sebesar Rp 35.000.000.000, sehingga jumlah plafond yang diberikan Bukopin menjadi Rp 75.000.000.000. Perjanjian ini telah diperpanjang untuk jangka waktu 2 tahun dan akan jatuh tempo pada 26 Juli 2014. Pada tanggal 30 September 2013, saldo pinjaman fasilitas ini adalah sebesar Rp 69.549.495.987 (31 Desember 2012: Rp 69.187.352.991). Fasilitas pinjaman yang diperoleh dari Bukopin dijamin dengan jaminan: 2 (dua) bidang tanah dan bangunan yang terletak di Desa Agrapura, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat dengan SHGB No. 5 seluas 72.460 m² dan SHGB No. 6 seluas 79.000 m² yang tercatat atas nama Perusahaan; 3 Bidang tanah dengan SHGB No.1 seluas 95.725 m², SHGB No. 2 seluas 76.945 m² dan SHGB No. 5 seluas 62.395 yang terletak di Desa Cijulang, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat yang terdaftar atas nama Perusahaan. 3 Bidang tanah dengan SHGB No.1 seluas 43.180 m², SHGB No. 2 seluas 88.690 m² dan SHGB No. 10 seluas 43.180 m² yang terletak di Desa Cijulang, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat yang terdaftar atas nama Perusahaan. Mesin dan peralatan Breeding Farm dengan total nilai penjaminan Rp 16.556.900.000. ii. Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 71 tanggal 5 April 2011 yang dinyatakan dalam akta Notaris Arry Supratno, SH, Notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas line Letter of Credit (LC)/ Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) dalam bentuk Sight LC dengan maksimum kredit sebesar USD 20,000,000 atau setara dengan Rp 180.000.000.000 dengan tujuan untuk pembelian bahan baku pakan ternak (impor dan lokal). Jangka waktu fasilitas LC/SKBDN adalah 24 bulan, sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit sampai dengan 5 April 2013 dan dikenakan bunga sebesar 5% per tahun jika dalam mata uang USD (Dollar Amerika Serikat) atau 11% per tahun jika dalam mata uang IDR (Indonesia Rupiah). Perjanjian ini telah diperpanjang dan akan jatuh tempo pada 5 April 2015. Atas fasilitas tersebut diatas, Perusahaan menambah agunan berupa persediaan bahan baku pakan ternak yang dibiayai dengan fasilitas ini minimal 83.000 ton ekuivalen dengan Rp 250.000.000.000. Jaminan atas fasilitas ini terikat secara Cross Collateralized terhadap fasilitas kredit modal kerja dengan Perjanjian Kredit No. 28 tanggal 26 Juli 2010 dan akta perubahan Perjanjian Kredit No. 70 tanggal 17 Desember 2010 dari Bukopin (lihat Catatan 19). Pada tanggal 30 September 2013, saldo pinjaman fasilitas ini adalah USD 1.444.250 atau setara dengan Rp 16.772.070.474 (31 Desember 2012: USD 11.442.288 atau setara dengan Rp 110.646.929.015). 55

20. UTANG BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan) b. PT Bank Bukopin Tbk (Lanjutan) iii. Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 43 tanggal 21 Mei 2012 yang dinyatakan dalam akta Notaris Nuraini Zachman, SH, Notaris di Jakarta, Perusahaan mendapatkan tambahan fasilitas kredit dengan maksimal sebesar USD 15.000.000 dalam bentuk Sign LC on-off dengan fasilitas Kredit Modal Kerja sebesar Rp 142.500.000.000. Fasilitas kredit ini digunakan untuk pembelian bahan baku pakan ternak (impor & lokal). Jangka waktu dari fasilitas kredit adalah 24 bulan dan dikenakan bunga 11% p.a. Berdasarkan Surat Persetujuan Pemberian Fasilitas Line LC/SKBDN No. 9420/DKM/VIII/ 2012 tanggal 13 Agustus 2012, Perusahaan memperoleh persetujuan perubahan mata uang fasilitas menjadi Rupiah. Nilai fasilitas kredit maksimum menjadi Rp 142.500.000.000 dalam bentuk Sight LC dan akan jatuh tempo pada 21 Mei 2014. Pada tanggal 30 September 2013, saldo pinjaman fasilitas ini adalah sebesar Rp 29.804.277.472 (31 Desember 2012: Rp 39.845.667.254). Fasilitas ini dijamin dengan beberapa bidang tanah, mesin dan peralatan breeding farm serta persediaan yang dibiayai dengan fasilitas dari Bukopin minimal sebesar Rp 222.656.250.000. Seluruh jaminan terikat cross collateralized dengan fasilitas Kredit Modal Kerja berdasarkan perjanjian kredit No. 28 tanggal 26 Juli 2010 dan akta perubahan Perjanjian Kredit No. 70 tanggal 17 Desember 2010. iv. Berdasarkan Surat Perjanjian Kredit No. 21 tanggal 20 Desember 2011 yang dinyatakan dalam akta notaris Nuraini Zachman, SH, M.Hum, notaris di Jakarta, PT Belfoods Indonesia (Entitas anak) mendapatkan fasilitas kredit modal kerja dengan maksimum kredit sebesar Rp 40.000.000.000 dengan tujuan untuk modal kerja Perusahaan. Jangka waktu fasilitas adalah 72 bulan dengan tingkat suku bunga sebesar 12% per tahun. Pada tanggal 30 September 2013 saldo pinjaman ini adalah sebesar Rp 35.773.456.418 (31 Desember 2012: Rp 37.824.049.688). Fasilitas pinjaman yang diperoleh dari Bukopin dijamin dengan jaminan: Sebidang tanah dan bangunan pabrik PT Belfoods Indonesia (Entitas anak) dengan SHGB No.1984/Sukamaju/ seluas 24.875 m² yang terletak di Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, tercatat atas nama PT Belfoods Indonesia (Entitas anak). Sebidang tanah dan bangunan kantor dengan SHGB No.1021/Cilandak Barat seluas 99 m 2 yang terletak di Kelurahan Cilandak Barat, Kecamatan Cilandak, Kotamadya Jakarta Selatan, DKI Jakarta, tercatat atas nama PT Belfoods Indonesia. Mesin-mesin produksi dan perlengkapan PT Belfoods Indonesia (Entitas anak). v. Berdasarkan Surat Perjanjian Kredit No. 5 tanggal 11 April 2012 yang dinyatakan dalam akta notaris Nuraini Zachman, SH, M.Hum, notaris di Jakarta, PT Belfoods Indonesia (Entitas anak) mendapatkan fasilitas kredit investasi dengan maksimum kredit sebesar Rp 4.500.000.000 untuk pembelian freezer. Jangka waktu fasilitas sampai dengan 21 Desember 2017 dengan tingkat suku bunga sebesar 12%. Pada tanggal 30 September 2013 saldo pinjaman ini adalah sebesar Rp 4.140.236.640 (31 Desember 2012: Rp 2.417.569.664). Atas fasilitas ini, PT Belfoods Indonesia (Entitas anak) menambah agunan berupa aset tetap yaitu freezer yang dibeli. 56

20. UTANG BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan) b. PT Bank Bukopin Tbk (Lanjutan) vi. Berdasarkan Surat Perjanjian Pemberian Fasilitas Kredit No. 12722/DKM/XI/2012 tanggal 19 November 2012, PT Belfoods Indonesia (Entitas anak) mendapatkan fasilitas kredit investasi dengan maksimum kredit sebesar Rp 54.000.000.000 untuk investasi pengembangan ayam olahan beku. Jangka waktu fasilitas adalah 48 bulan sampai dengan tahun 2016 dengan tingkat suku bunga sebesar 12% per tahun. Pada tanggal 30 September 2013 saldo pinjaman ini adalah sebesar Rp 35.505.999.701 (31 Desember 2012: Rp 15.154.371.159). Atas fasilitas ini, PT Belfoods Indonesia menambah agunan berupa: 2 bidang tanah dan bangunan dengan SHGB No.459 dan SHGB No.460 yang terletak di Desa Mertoyudan, Kec. Mertoyudan, Kab. Magelang, Jawa Tengah masing-masing seluas 128 m 2 dan 80 m 2. Mesin pembuat nugget berikut perlengkapannya, tercatat atas nama PT Belfoods Indonesia. Mesin dan peralatan pabrik berlokasi di Kel. Sukamaju, Kec. Jonggol, Kab. Bogor, Propinsi Jawa Barat, yang dibiayai oleh fasilitas dari Bank Bukopin ini. Jaminan atas fasilitas-fasilitas ini terikat secara Cross Collateralized terhadap fasilitas kredit PT Belfoods Indonesia berdasarkan Perjanjian Kredit Dengan Memakai Jaminan No.48 tanggal 21 Desember 2011 dan No.5 tanggal 11 April 2012 yang diperoleh dari Bukopin. vii. Berdasarkan Surat Persetujuan Pemberian Fasilitas Kredit No. 3106/DKM/III/2013 tanggal 6 Maret 2013, PT Sierad Industries (Entitas anak) mendapatkan fasilitas kredit investasi dengan maksimum kredit sebesar Rp 121.162.810.000 untuk take over dari CIMB Niaga dan pelunasan pembelian unit kantor. Jangka waktu fasilitas adalah 120 bulan sampai dengan tahun 2023 dengan tingkat suku bunga sebesar 11% per tahun. Pada tanggal 30 September 2013, saldo pinjaman kredit investasi adalah sebesar Rp 106.381.323.215. viii. PT Sierad Industries (Entitas anak) pada tanggal 6 Maret 2013 juga mendapatkan fasilitas kredit investasi dengan maksimum kredit sebesar Rp 3.800.000.000 untuk refinancing unit Rooftop, toilet area dan lift area. Jangka waktu fasilitas adalah 120 bulan sampai dengan tahun 2023 dengan tingkat suku bunga sebesar 11% per tahun. Pada tanggal 30 September 2013, saldo pinjaman kredit investasi adalah sebesar Rp 3.544.823.425. ix. Dan PT Sierad Industries (Entitas anak) pada tanggal 6 Maret 2013 mendapatkan fasilitas kredit investasi dengan maksimum kredit sebesar Rp 57.400.000.000 untuk renovasi kantor. Jangka waktu fasilitas adalah 120 bulan sampai dengan tahun 2023 dengan tingkat suku bunga sebesar 11% per tahun. Pada tanggal 30 September 2013, saldo pinjaman kredit investasi adalah sebesar Rp 25.079.533.724. Fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Bukopin Tbk ini dijamin dengan jaminan: Bangunan-bangunan berupa unit-unit Perkantoran yang terletak di Tower One City Center; Corporate Guarantee dari Perusahaan maksimal sebesar 10% dari total aset Perusahaan. 57

20. UTANG BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan) c. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk i. Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 197 tanggal 28 September 2010 yang dinyatakan dalam akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, SH, MSi, Notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas kredit investasi dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) dengan maksimum kredit sampai dengan Rp 75.000.000.000 yang digunakan untuk pembiayaan aset berupa Breeding Farm dan Commercial Farm. Jangka waktu pinjaman adalah 5 tahun, sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit sampai dengan 27 September 2015 dengan suku bunga sebesar 10,5% per tahun. Pada tanggal 30 September 2013, saldo pinjaman kredit investasi adalah sebesar Rp 36.617.119.869 (31 Desember 2012: Rp 51.654.700.278). Jaminan atas fasilitas ini terikat secara Cross Collateralized terhadap fasilitas kredit modal kerja dengan Perjanjian Kredit No. 198 yang diperoleh Perusahaan dari Mandiri. Atas pinjaman ini, Perusahaan terikat dengan pembatasan tidak diperkenankan sama dengan yang ditetapkan pada fasilitas kredit investasi dengan Perjanjian No. 198 tanggal 28 September 2010. ii. Berdasarkan Perjanjian Kredit Investasi No. 126 tanggal 28 September 2011, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas kredit investasi dari Mandiri dengan maksimum kredit sampai dengan Rp 50.000.000.000 yang digunakan untuk investasi pembiayaan aset berupa rumah potong ayam yang terletak di Mojokerto, Jawa Timur. Pinjaman ini dikenakan suku bunga sebesar 10,5% per tahun dengan jangka waktu pinjaman 5 tahun. Pada tanggal 30 September 2013, saldo pinjaman kredit investasi adalah sebesar Rp 36.175.926.274 (31 Desember 2012: Rp 44.056.040.113). Jaminan atas fasilitas ini terikat secara Cross Collateralized dan Cross Default dengan jaminan seluruh fasilitas kredit Perusahaan yang diperoleh dari Mandiri. d. PT CIMB Niaga Tbk i. Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 335/LGL/PK/NAT/VII/2010 tanggal 16 Agustus 2010, PT Sierad Industries (Entitas anak) memperoleh fasilitas kredit investasi dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (Bank CIMB Niaga) dengan maksimum kredit sampai dengan Rp 63.500.000.000 untuk keperluan pembelian Office Space gedung. Jangka waktu pinjaman adalah sejak penandatanganan perjanjian kredit sampai dengan 31 Desember 2019 dengan suku bunga sebesar 12% per tahun. ii. Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 099/LGL/PK/NAT/V/2012 tanggal 6 Juni 2012, PT Sierad Industries (Entitas anak) memperoleh tambahan fasilitas kredit investasi dari Bank CIMB Niaga dengan maksimum kredit pinjaman investasi Tranche A sampai dengan Rp 17.165.000.000 dan Tranche B sampai dengan Rp 43.453.000.000 untuk keperluan pembelian gedung kantor. Jangka waktu pinjaman adalah sejak penandatanganan perjanjian kredit sampai dengan 31 Desember 2019 dengan suku bunga sebesar 11% per tahun. PT Sierad Industries telah melakukan pelunasan atas seluruh pinjaman pada PT Bank CIMB Niaga Tbk, dan telah dinyatakan lunas oleh Bank CIMB Niaga melalui suratnya No. 0031/SK/GN1/JKT3HEC/IV/13 tanggal 2 April 2013. 58

20. UTANG BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan) e. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Berdasarkan surat No. B.054-KC/XIV/ADK/08/2012 tanggal 1 Agustus 2012, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan maksimum kredit sampai dengan Rp 2.000.000.000 untuk pembelian blade server and storage merk IBM guna mendukung usaha Perusahaan. Jangka waktu pinjaman adalah 36 bulan sejak penandatanganan perjanjian kredit dengan suku bunga sebesar 12.5% per tahun. Fasilitas ini dijaminkan dengan aset tetap yang menjadi objek pembiayaan ini. Pada tanggal 30 September 2013, saldo pinjaman kredit investasi adalah Rp 1.310.517.353 (31 Desember 2012: Rp 1.816.417.005). 21. UTANG MURABAHAH a. PT. Bank Syariah Mandiri i. Berdasarkan akta perjanjian kredit No. 7 tanggal 17 Pebruari 2010 yang dinyatakan dalam akta Notaris Efran Yuniarto, SH, M.Kn, Notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh pembiayaan Al Musyarakah dan/atau Al Murabahah (Switchable all scheme) dari PT Bank Syariah Mandiri (Bank BSM) dengan jumlah maksimum sebesar Rp 40.000.000.000. BSM akan melakukan pembelian komoditi jagung atas nama Perusahaan dan akan dijual kembali ke Perusahaan sebesar harga perolehan ditambah dengan keuntungan yang disepakati. Berdasarkan akta Addendum I No. 16 dan Addendum II No. 17 tanggal 16 Juni 2011, fasilitas tersebut diatas telah diperpanjang untuk jangka waktu 12 bulan dan terdapat perubahan tujuan pembiayaan yaitu menjadi modal kerja pabrik pakan ternak sebesar Rp 40.000.000.000. Disamping itu, Perusahaan memperoleh tambahan pembiayaan modal kerja untuk pabrik pakan ternak sebesar Rp 100.000.000.000 sehingga total menjadi Rp 140.000.000.000. 59

21. UTANG MURABAHAH (Lanjutan) a. PT. Bank Syariah Mandiri (Lanjutan) ii. iii Berdasarkan akta perjanjian kredit No. 4 tanggal 2 September 2010, yang dinyatakan dalam akta Notaris Efran Yuniarto, SH, M.Kn, Notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh pembiayaan Al Musyarakah dan/atau Al Murabahah (Switchable all scheme) dari BSM dengan jumlah maksimum sebesar Rp 20.000.000.000 digunakan untuk modal kerja bisnis rumah potong ayam (RPA). Pinjaman ini dengan sistem pola bagi hasil dan ditentukan pada saat pencairan. Perjanjian Kredit ini mengalami perubahan berdasarkan akta Addendum I No. 24 tanggal 16 Juni 2011 berkaitan dengan penambahan nilai jaminan. Fasilitas ini berlaku selama 12 bulan. Berdasarkan surat No. 14/060A- 3/ADD-SP3/CRD tanggal 3 September 2012, fasilitas tersebut telah diperpanjang hingga 16 Desember 2012. Berdasarkan Surat Penegasan Persetujuan Pembiayaan (SP3) No.15/025-3/SP3/CRD dari Bank Syariah Mandiri (BSM) tanggal 26 Februari 2013 terdapat penggabungan plafond pembiayaan sebagai berikut: Fasilitas Al Murabahah/Al Musyarakah (swichable seluruh skim) dengan limit pembiayaan semula sebesar Rp 140.000.000.000 dan Rp 20.000.000.000 dengan tujuan untuk modal kerja pabrik/rumah potong ayam digabungkan menjadi pembiayaan dengan plafond Rp 160.000.000.000 tujuan untuk modal kerja seluruh unit bisnis yang dikelola oleh Perusahaan yang terdiri dari modal kerja pabrik pakan ternak, pabrik pembibitan ayam, rumah potong ayam, dan commercial farm. Jangka waktu fasilitas tersebut adalah hingga 16 Juni 2014. Pada 30 September 2013 saldo utang murabahah atas akad ini adalah sebesar Rp 163.018.750.000 (31 Desember 2012: Rp 141.455.555.556). iv. Berdasarkan akta perjanjian kredit No. 5 tanggal 2 September 2010 yang dinyatakan dalam Akta Notaris Efran Yuniarto, SH, M.Kn, Notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh Al Murabahah dari BSM dengan jumlah maksimum sebesar Rp 14.000.000.000. BSM akan melakukan pembelian peralatan dan sarana penunjang Rumah Potong Ayam atas nama Perusahaan dan akan dijual kembali ke Perusahaan sebesar harga perolehan ditambah dengan keuntungan yang disepakati. Perjanjian Kredit ini mengalami perubahan berdasarkan akta Addendum I No. 18 tanggal 16 Juni 2011 berkaitan dengan penambahan nilai jaminan. Fasilitas ini berlaku selama 60 bulan dan pada tanggal 30 September 2013, saldo utang murabahah atas akad ini adalah sebesar Rp 12.730.266.045 (31 Desember 2012: Rp 16.282.924.039). v. Berdasarkan akta perjanjian kredit No. 6 tanggal 2 September 2010 yang dinyatakan dalam akta Notaris Efran Yuniarto, SH, M.Kn, Notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh pembiayaan Al Murabahah dari PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dengan jumlah maksimum sebesar Rp 50.000.000.000. BSM akan melakukan pembelian mesin dan peralatan outlet penjualan ayam potong Belmart atas nama Perusahaan dan akan dijual kembali ke Perusahaan sebesar harga perolehan ditambah dengan keuntungan yang disepakati. Perjanjian Kredit ini mengalami perubahan berdasarkan akta Addendum I No. 19 tanggal 16 Juni 2011 berkaitan dengan penambahan nilai jaminan. Fasilitas ini berlaku selama 60 bulan dan pada tanggal 30 September 2013 saldo utang murabahah atas akad ini adalah sebesar Rp 27.155.844.951 (31 Desember 2012: Rp 35.882.744.478). 60

21. UTANG MURABAHAH (Lanjutan) a. PT. Bank Syariah Mandiri (Lanjutan) vi. Berdasarkan Surat Penegasan Persetujuan Pembiayaan (SP3) No. 15/025-3/SP3/CRD dari PT Bank Syariah Mandiri (BSM) tanggal 26 Februari 2013, Perusahaan mendapat tambahan fasilitas baru berupa fasilitas Al Musyarakah dengan limit pembiayaan sebesar Rp 30.000.000.000 dan jangka waktu 24 bulan yang akan digunakan untuk modal kerja Perusahaan. Pada tanggal 30 September 2013, saldo utang atas akad ini adalah sebesar Rp 35.641.653.633. vii. Berdasarkan Surat Penegasan Persetujuan Pembiayaan (SP3) No. 15/025-3/SP3/CRD dari PT Bank Syariah Mandiri (BSM) tanggal 26 Februari 2013, Perusahaan juga mendapat tambahan fasilitas baru berupa fasilitas Al Murabahah dengan limit pembiayaan sebesar maksimal Rp 7.700.000.000 dan jangka waktu 60 bulan yang akan digunakan untuk pembiayaan pembelian mesin hatchbrood (mesin penunjang pabrik penetasan telur ayam). Pada tanggal 30 September 2013, saldo utang atas akad ini adalah sebesar Rp 4.818.827.889. Beban Murabahah Ditangguhkan disajikan sebagai pengurang (contra account) Utang Murabahah. Fasilitas pinjaman yang diperoleh dari BSM dijamin dengan jaminan: Sebidang tanah yang terletak di Desa Sukanegara, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan, Propinsi Lampung dengan SHGB No. 196 atas nama Perusahaan yang diikat dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 38.000.000.000; 8 bidang tanah dan bangunan yang terletak di Desa Cikujang, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat yang saat ini dalam proses penerbitan sertifikat tanda bukti hak tanah ke atas nama Perusahaan dengan nilai pertanggungan Rp 13.000.000.000; 2 bidang tanah dan bangunan yang terletak di Desa Mlangsen, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Propinsi Jawa Tengah dengan SHGB No. 380 dan No. 381 atas nama Perusahaan dengan nilai pertanggungan Rp 700.000.000; Mesin-mesin pabrik yang terletak di Desa Sukanegara, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan, Propinsi Lampung dengan nilai jaminan sebesar Rp 10.000.000.000; Mesin-mesin pabrik, outlet dan peralatan diikat fidusia dengan nilai penjaminan Rp 36.000.000.000; Persediaan diikat dengan fidusia dengan nilai penjaminan Rp 6.000.000.000; dan Piutang Dagang diikat fidusia dengan nilai penjaminan Rp 168.000.000.000. Berdasarkan Surat Penegasan Persetujuan Pembiayaan (SP3) No. 15/025-3/SP3/CRD dari PT Bank Syariah Mandiri (BSM) tanggal 26 Februari 2013, atas fasilitas baru yang diperoleh dari BSM, Perusahaan menambahkan jaminan berupa: Mesin Hatchbrood yang akan dibiayai oleh Bank senilai Rp 8.634.000.000 yang akan diikat dengan Fiduciare Eigendom Overdracht sebesar Rp 4.317.000.000; Persediaan senilai Rp 300.000.000.000 akan diikat dengan Fiduciare Eigendom Overdracht sebesar Rp 90.000.000.000; dan Piutang usaha senilai Rp 150.000.000.000 akan diikat dengan Fiduciare Eigendom Overdracht sebesar Rp 45.000.000.000. 61

21. UTANG MURABAHAH (Lanjutan) a. PT. Bank Syariah Mandiri (Lanjutan) Fasilitas tersebut mensyaratkan antara lain Perusahaan tidak diperkenankan untuk: Mengubah anggaran dasar kecuali, susunan pengurus dan struktur modal; Membagikan dividen kepada pemegang saham; Mengeluarkan pernyataan berutang dalam bentuk pinjaman, penyewaan atau garansi kepada pihak lain; Meminta pembiayaan baru atau tambahan dari bank atau lembaga keuangan pembiayaan lainnya untuk proyek yang sama; Melakukan merger dengan perusahaan lain; Melakukan penjualan atau mengalihkan kepemilikan minimal Rp 1 milyar aset Perusahaan; dan Menjaminkan, menjual atau membebani dengan liabilitas atas aset yang menjadi jaminan bank. b. PT. Bank Muamalat Indonesia Berdasarkan Surat Persetujuan Pemberian Kredit No.252/OL/301/XI/11, Perusahaan mendapatkan Fasilitas Pembiayaan Wa'd Al Murabahah dari PT. Bank Muamalat Indonesia sebesar Rp 100.000.000.000 yang akan digunakan untuk pembelian bahan bangunan dan peralatan untuk pembangunan 4 unit commercial farm. Jangka waktu fasilitas adalah 60 bulan sejak penarikan pertama dan pada tanggal 30 September 2013 saldo utang murabahah atas akad ini adalah sebesar Rp 33.482.107.800 (31 Desember 2012: Rp 9.141.397.831). Atas fasilitas pembiayaan ini Perusahaan harus menyerahkan jaminan berupa Tanah dan Bangunan (4 Commercial Farm) yang akan dibangun dengan dana pembiayaan dari PT Bank Muamalat Indonesia. Beban Murabahah Ditangguhkan disajikan sebagai pengurang (contra account) Utang Murabahah. 22. UTANG SEWA PEMBIAYAAN Utang sewa pembiayaan ini dijamin dengan aset sewa pembiayaan yang bersangkutan. 62

22. UTANG SEWA PEMBIAYAAN (Lanjutan) Pembayaran sewa minimum masa datang (future minimum lease payment), bagian bunga dan nilai tunai dari jumlah angsuran sewa pembiayaan per 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: 30 September 2013 Pembayaran Jumlah Nilai Sewa Minimum Bunga Angsuran Tunai Rp Rp Rp Rp Tahun 2012 - - - - Tahun 2013 103.858.618 31.672.013 135.530.631 135.530.631 Tahun 2014 234.530.855 38.024.771 272.555.626 401.744.362 Tahun 2015 206.058.355 25.258.276 231.316.631 465.264.319 Tahun 2016 22.476.809 3.481.790 25.958.599 52.212.458 566.924.637 98.436.850 665.361.487 1.054.751.771 31 Desember 2012 Pembayaran Jumlah Nilai Sewa Minimum Bunga Angsuran Tunai Rp Rp Rp Rp Tahun 2012 486.870.000 113.887.633 600.757.633 600.757.633 Tahun 2013 99.670.000 17.134.031 116.804.031 172.168.014 Tahun 2014 71.197.500 4.367.536 75.565.036 151.989.569 657.737.500 135.389.200 793.126.700 924.915.216 23. MODAL SAHAM Pemegang saham Perusahaan per 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 berdasarkan jenis saham adalah sebagai berikut: Saham seri A, B dan C adalah saham biasa atas nama yang memiliki hak yang sama. 63

23. MODAL SAHAM (Lanjutan) Susunan pemegang saham Perusahaan per 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 kepemilikan saham diatas 5% adalah sebagai berikut: dengan jumlah Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang didokumentasikan dalam akta No. 223 tanggal 22 Desember 2009 dibuat dihadapan Dr. Irawan Soerodjo, SH, MSi, Notaris di Jakarta, para pemegang saham menyetujui untuk melaksanakan kuasi-reorganisasi (lihat Catatan 36), menyetujui perubahan anggaran dasar Perusahaan berupa penurunan modal dasar dari sebesar Rp 8.831.637.901.700 menjadi sebesar Rp 3.842.092.971.055, serta menyetujui penurunan modal ditempatkan dan disetor Perusahaan dari sebesar Rp 3.184.291.525.400 menjadi Rp 1.152.627.869.455 dengan cara menurunkan nilai nominal saham Perusahaan dari semula senilai Rp 5.000 per saham untuk saham seri A dan Rp 3.000 per saham untuk saham seri B, keduanya menjadi Rp 395 per saham. Modal dasar setelah perubahan anggaran dasar ini adalah sebagai berikut: Jumlah saham Nilai nominal Jumlah (Lembar) Rp Rp Pemegang Saham Seri A 73.099.900 395 28.874.460.500 Seri B 650.686.609 395 257.021.210.555 Seri C 35.561.973.000 100 3.556.197.300.000 Total Modal Dasar 36.285.759.509 3.842.092.971.055 Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat No. AHU-11399.AH.01.02.Tahun 2010 pada tanggal 4 Maret 2010. 64

24. TAMBAHAN MODAL DISETOR BERSIH Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang didokumentasikan dalam akta No. 223 tanggal 22 Desember 2009, dibuat dihadapan Dr. Irawan Soerodjo, SH, MSi, Notaris di Jakarta, para pemegang saham menyetujui untuk melaksanakan kuasi-reorganisasi sehingga tambahan modal disetor Perusahaan mengalami perubahan (lihat Catatan 35). Rincian tambahan modal disetor sebelum dan setelah kuasi-reorganisasi adalah sebagai berikut: 25. DIVIDEN I. Berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 17 Juli 2013 yang telah dituangkan dalam surat keterangan No. 794/SI.Not/VII/2013 tanggal 17 Juli 2013 dari Dr. Irawan Soerodjo, SH, MSi, Notaris di Jakarta, diantaranya memutuskan penggunaan laba bersih Perusahaan tahun 2012 sebagai berikut: Sebesar Rp 753.073.677 dialokasikan dan dibukukan sebagai dana cadangan; Sisanya dibukukan sebagai laba ditahan yang akan digunakan untuk menambah modal kerja Perusahaan. II. Berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 17 Juli 2012 yang telah dituangkan dalam akta Berita Acara No. 149 dari Dr. Irawan Soerodjo, SH, MSi, Notaris di Jakarta, diantaranya memutuskan penggunaan laba bersih Perusahaan tahun 2011 sebagai berikut: Sebesar Rp 9.391.108.493 atau 43% dari laba bersih Perusahaan tahun 2011, dibagikan sebagai dividen tunai kepada para pemegang saham Perusahaan sehingga setiap saham akan memperoleh dividen tunai sebesar Rp 1 (satu Rupiah); Sebesar Rp 1.103.390.954 dialokasikan dan dibukukan sebagai dana cadangan; Sisanya dibukukan sebagai laba ditahan yang akan digunakan untuk menambah modal kerja Perusahaan. Pada tanggal 26 Desember 2012 dividen tunai telah dibayar. 65

26. PENJUALAN BERSIH Tidak terdapat penjualan ke pihak ketiga yang melebihi 10% dari total pendapatan. 27. BEBAN POKOK PENJUALAN Toepfer International Asia Pte. Ltd. merupakan pemasok bahan baku pakan ternak Perusahaan dengan jumlah pembelian sebesar Rp 265.678.199.185 dan Rp 302.359.896.426 atau 28% dan 17% dari total pembelian bahan baku ternak masing-masing untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2013 dan 30 September 2012 (lihat juga Catatan 33a). 28. BEBAN PENJUALAN 66

29. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 30. PENJUALAN LAIN-LAIN Akun ini merupakan hasil penjualan di luar aktivitas utama Perusahaan seperti penjualan karung, sweeping dan lain-lain masing-masing sebesar Rp 2.683.974.006 dan Rp 2.480.716.464 untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2013 dan 30 September 2012. 31. LABA PER SAHAM Pada tanggal 30 September 2013 dan 30 September 2012 "laba per saham dasar" sesuai dengan PSAK No.56 dan perhitungan jumlah rata-rata tertimbang saham beredar adalah sebagai berikut: 67

32. SIFAT HUBUNGAN DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI Akun ini merupakan piutang tanpa bunga dan jaminan, yang timbul dari transaksi beban operasional pihakpihak berelasi yang dibayarkan terlebih dahulu oleh Grup. Berdasarkan Perjanjian Utang dan Rencana Pembayaran tanggal 31 Desember 2009, piutang dari PT Sietek Nusantara Finance dan PT Sierad Land akan dilunasi secara angsuran selama 3 (tiga) tahun terhitung sejak bulan Mei 2010. Rincian sifat hubungan istimewa Perusahaan adalah sebagai berikut: 68

33. IKATAN DAN PERJANJIAN a. Stock Financing Agreement Pada tanggal 1 Januari 2001, Perusahaan menandatangani stock financing agreement dengan Toepfer International - Asia Pte. Ltd., Singapura (Toepfer). Perjanjian ini telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir berdasarkan amandemen kedua pada tanggal 10 Januari 2002. Perjanjian ini berakhir bila salah satu pihak menyatakan pembatalan perjanjian ini secara tertulis, yang berlaku efektif 60 (enam puluh) hari setelah pernyataan tertulis tersebut. Dalam perjanjian ini Toepfer bersedia untuk menyediakan dan menjual bahan baku berupa yellow corn, soyabeanmeal, soyabean dan corn glutten meal kepada Perusahaan dengan harga yang kompetitif. Fasilitas yang diberikan Toepfer ini adalah sebesar 85% dari harga pembelian. Adapun detail jenis barang, kuantitas, uang muka maupun spesifikasi bahan baku akan dituangkan dalam sales contract per pengiriman barang. Kepemilikan barang dengan fasilitas stock financing ini akan tetap pada Toepfer sampai dengan Perusahaan membayar penuh harga pembelian, biaya perolehan (carrying cost) dan Collateral Management Agreement (CMA) fee. Selain biaya perolehan dan CMA fee, Perusahaan juga menanggung semua biaya pengadaan barang import tersebut termasuk susut pengiriman. Toepfer selanjutnya menunjuk Sucofindo atau pihak lain sebagai kustodian yang mengelola barang tersebut sesuai dengan CMA. Dalam hal Perusahaan tidak bisa memenuhi liabilitas yang diatur dalam perjanjian ( even of default ), Toepfer tidak lagi berkewajiban menyediakan barang kepada Perusahaan, dan Toepfer sebagai pemilik barang berhak menarik kembali barang dari gudang dan Perusahaan harus menanggung beban penarikan dan kerugian atas perbedaan kuantitas jika ada. b. Kontrak Kerjasama Kemitraan Perusahaan melakukan kerjasama dengan pola kemitraan dengan masyarakat pemilik atau penyewa lahan tanah dan bangunan kandang ayam (anggota mitra) yang merupakan kerjasama saling ketergantungan dan saling menguntungkan antara Perusahaan dengan anggota mitra, dengan pendekatan agribisnis untuk menangani seluruh segmen agribisnis dengan pengadaan/penyaluran sarana produksi peternakan penyediaan bibit ayam pedaging umur sehari (DOC Broiler), pakan ternak, obat, vaksin (sapronak) serta pengolahan termasuk pemasaran hasil ternak. Kerjasama ini terutama ditujukan untuk menjaga kontinuitas pasokan bahan baku untuk industri pemotongan ayam Perusahaan (slaughter house) serta menjaga stabilitas pasar untuk produk DOC dan pakan ayam yang diproduksi oleh Perusahaan. Pada kerjasama kemitraan, Perusahaan akan menyediakan seluruh kebutuhan bahan-bahan peternakan ayam yang terdiri dari bibit (DOC), pakan ternak, obat-obatan dan vaksin (sapronak) dengan harga tertentu yang akan diperhitungkan pada saat penjualan hasil dilakukan. Selain itu, Perusahaan juga akan memberikan bimbingan teknis produksi administrasi, bantuan akses pasar, konsultasi tenaga kerja, sebagai mediator terhadap sumber-sumber pembiayaan, manajemen produksi dan kontrol kualitas bagi anggota mitra. 69

33. IKATAN DAN PERJANJIAN (Lanjutan) b. Kontrak Kerjasama Kemitraan (Lanjutan) Kerjasama kemitraan ini terbagi atas dua wilayah operasi yaitu Wilayah Barat yang meliputi Jawa Barat dan Banten serta Wilayah Timur yang meliputi Jawa Timur dan Jawa Tengah, dengan jumlah mitra per 30 September 2013 sebesar 3.511 mitra, nilai penjualan sapronak Perusahaan kepada para anggota mitra per 30 September 2013 dan 30 September 2012, masing-masing sebesar Rp 576.297.530.813 dan Rp 752.580.275.042. Penjualan ayam ternak yang berasal dari kerjasama kemitraan ini masing-masing sebesar Rp 638.959.673.963 dan Rp 629.272.581.557 untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 dan 30 September 2012. Anggota kemitraan akan memasarkan ayam hasil panen yang telah dibudidayakan dan Perusahaan membantu mitra dalam memasarkan hasil ternak tersebut. Bila harga kesepakatan lebih kecil dari harga pasar, Perusahaan akan memberikan bonus dan bila harga kesepakatan lebih besar dari harga pasar, Perusahaan akan mengganti sesuai dengan kesepakatan. Pemilik lahan ternak bertanggung jawab atas segala risiko kegagalan pemeliharaan, perawatan dan pengembangan ayam sampai panen. Untuk menjamin pembayaran dari usaha kemitraan baik wilayah barat dan wilayah timur, Perusahaan menerima jaminan aset yang disertai dengan surat kuasa sebesar nilai kontrak yang telah disepakati. Jaminan tersebut berupa tanah, bangunan, deposito dan kendaraan dengan nilai jaminan keseluruhan pada 30 September 2013 adalah sebesar Rp 366.577.452.037 (30 September 2012: Rp Rp 252.037.561.149) Jaminan aset yang diterima Perusahaan tersebut tidak dicatat dalam laporan keuangan Perusahaan. Jaminan ini akan dikembalikan bila kerjasama kemitraan ini diakhiri. Perjanjian kerjasama ini dilakukan dalam jangka waktu 1 tahun sejak ditanda-tanganinya surat perjanjian, dan dapat diperpanjang kembali sesuai kesepakatan antara Perusahaan dan pemilik lahan ternak. 70

34. INFORMASI SEGMEN Informasi mengenai segmen operasi Grup adalah sebagai berikut: 30 September 2013 Pakan Ternak Ayam Umur Ayam Potong Kemitraan Lain-lain Jumlah Eliminasi Konsolidasian Sehari Pendapatan Pihak eksternal 1.237.547.107.906 243.053.697.551 41.251.654.397 1.159.173.778.505 392.537.198.905 3.073.563.437.264 -- 3.073.563.437.264 Antar segmen 814.964.927.491 122.204.478.513 187.228.311.815 104.676.339.533 25.389.780.377 1.254.463.837.729 (1.254.463.837.729) -- Jumlah Pendapatan 2.052.512.035.397 365.258.176.064 228.479.966.212 1.263.850.118.037 417.926.979.281 4.328.027.274.993 (1.254.463.837.729) 3.073.563.437.264 HASIL Hasil segmen 352.175.816.122 11.333.199.963 5.292.894.900 (18.031.570.882) 95.030.090.534 445.800.430.637 -- 445.800.430.637 Beban usaha (111.125.727.788) (53.117.395.916) (7.898.391.102) (33.405.713.888) (22.496.158.066) (228.043.386.760) (228.043.386.760) Beban Usaha yang tidak dapat dialokasi -- -- -- -- (100.774.499.610) (100.774.499.610) -- (100.774.499.610) Laba (Rugi) Usaha 241.050.088.334 (41.784.195.953) (2.605.496.202) (51.437.284.770) (28.240.567.142) 116.982.544.267 -- 116.982.544.267 Beban keuangan (22.786.707.359) (36.256.526.567) (15.586.278.519) (25.819.013.340) (11.817.174.680) (112.265.700.465) -- (112.265.700.465) Pendapatan (beban) lain-lain 1.552.135.111 1.871.724.988 1.380.138.906 1.133.504.701 (149.778.822) 5.787.724.884 -- 5.787.724.884 Laba sebelum Pajak 219.815.516.087 (76.168.997.532) (16.811.635.815) (76.122.793.410) (40.207.520.644) 10.504.568.686 -- 10.504.568.686 Beban pajak -- -- -- -- (3.650.212.325) (3.650.212.325) -- (3.650.212.325) Laba Setelah Pajak 219.815.516.087 (76.168.997.532) (16.811.635.815) (76.122.793.410) (43.857.732.969) 6.854.356.361 -- 6.854.356.361 Aset Segmen 1.889.768.498.343 945.782.047.269 791.195.540.412 399.846.075.375 1.439.299.641.629 5.465.891.803.028 (2.766.719.054.013) 2.699.172.749.015 Investasi Pada Perusahaan asosiasi -- -- -- -- 64.585.875.418 64.585.875.418 (64.585.875.418) -- Aset tidak dapat dialokasi -- -- -- -- 492.784.551.561 492.784.551.561 -- 492.784.551.561 Jumlah Aset 1.889.768.498.343 945.782.047.269 791.195.540.412 399.846.075.375 1.996.670.068.608 6.023.262.230.007 (2.831.304.929.431) 3.191.957.300.576 Liabilitas segmen 748.211.188.269 877.270.076.859 233.625.096.719 646.999.509.353 1.748.279.638.153 4.254.385.509.352 (2.804.831.888.683) 1.449.553.620.670 Liabilitas tidak dapat dialokasi -- -- -- -- 458.806.556.391 458.806.556.391 458.806.556.391 Jumlah Liabilitas 748.211.188.269 877.270.076.859 233.625.096.719 646.999.509.353 2.207.086.194.544 4.713.192.065.744 (2.804.831.888.683) 1.908.360.177.061 Pengeluaran barang modal 8.117.132.062 84.393.591.766 247.131.363 29.742.113.227 87.021.408.217 209.521.376.635 -- 209.521.376.635 71

35. KUASI-REORGANISASI Krisis ekonomi yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997, yang terutama disebabkan oleh melemahnya kurs mata uang Rupiah terhadap mata uang asing lainnya dan tingginya tingkat suku bunga pinjaman, ketatnya likuiditas, serta menurunnya tingkat kepercayaan investor, telah memberikan dampak buruk terhadap kinerja keuangan Perusahaan hingga memiliki saldo defisit yang signifikan pada neraca konsolidasian Perusahaan sebesar Rp 2.377.518.090.350 per tanggal 30 Juni 2009 (sebelum kuasi-reorganisasi). Meskipun saldo defisit Perusahaan masih berjumlah signifikan, Perusahaan telah berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 100.587.151.864 sejak tahun 2006 hingga 30 Juni 2009. Manajemen berkeyakinan Perusahaan memiliki prospek usaha yang baik yang ditandai dengan keberhasilan Perusahaan dalam memperoleh hasil kinerja operasi yang positif selama beberapa tahun terakhir. Agar neraca konsolidasian Perusahaan dapat menunjukkan nilai sekarang dan tanpa dibebani oleh defisit, maka Perusahaan melaksanakan kuasi-reorganisasi pada tanggal 30 Juni 2009 sesuai dengan peraturan yang berlaku dan PSAK No. 51 (Revisi 2003) tentang Akuntansi Kuasi-Reorganisasi. Dalam kuasi-reorganisasi, aset dan liabilitas telah dinilai kembali yang menghasilkan kenaikan ekuitas sebesar Rp 108.380.711.649. Perhitungan eliminasi atas saldo defisit Perusahaan dengan urutan prioritas adalah sebagai berikut: 30-Jun-09 Rp Eliminasi saldo defisit (2.377.518.090.350) Eliminasi kenaikan ekuitas dari selisih penilaian aset dan kewajiban 108.380.711.649 Tambahan modal disetor- bersih 237.474.479.595 Jumlah sisa saldo defisit (2.031.662.899.106) Selisih penilaian aset dan liabilitas merupakan selisih antara nilai tercatat aset dan liabilitas berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Perusahaan per tanggal 30 Juni 2009 yang telah diaudit dibandingkan dengan nilai wajar aset dan liabilitas per tanggal 30 Juni 2009 berdasarkan laporan penilai independen. Karena komponen ekuitas selain modal saham di atas tidak mencukupi untuk mengeliminasi saldo defisit, maka Perusahaan harus mereklasifikasi sebagian modal sahamnya menjadi tambahan modal disetor. Reklasifikasi ini dilakukan melalui penurunan nilai nominal saham tanpa mengurangi jumlah saham beredar (penurunan modal saham). Kelebihan modal saham sebagai hasil dari penurunan nilai nominal saham tidak dikembalikan kepada pemegang saham, namun dicatat sebagai tambahan modal disetor. Rincian penurunan nilai nominal saham adalah sebagai berikut: 72