BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seringnya melihat sekelompok remaja berpakaian unik dan beberapa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kreatifitas : daya cipta, kemampuan untuk menciptakan. 3

I. PENDAHULUAN. makhluk individu yaitu makhluk yang hidup untuk dirinya sendiri. Dalam. yang disebut sebagai Sub-budaya atau subkultur.

BAB I PENDAHULUAN. juga dengan komunitas. Komunitas merupakan sekumpulan individu yang

BAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari penampilan dan gaya keseharian. Benda-benda seperti baju

BAB I PENDAHULUAN. Punk merupakan sebuah budaya yang lahir di Negara inggris, pada awal

BAB I PENDAHULUAN. sendiri-sendiri, manusia itu sendiri yang bertanggung jawab tentang siapa

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dan tekanan dalam kehidupan dipengaruhi oleh persepsi, konsep

BAB I PENDAHULUAN. remaja yang mempunyai tujuan ideologi yang sama. Hal ini biasanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. masyarakat Yogyakarta mengenai kehidupan anak punk dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara berkembang yang identik dengan

BAB I PENDAHULUAN. awalnya adalah melalui gaya busana yang dikenakan oleh mereka. Secara

BAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain

PERILAKU ANGGOTA KOMUNITAS PUNK DI SURABAYA. ( Studi Deskriptif Pada Komunitas Punk di Surabaya)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan bahwa tokoh masyarakat di Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan

BAB VI HUBUNGAN KOMUNITAS PUNK DI SALATIGA DENGAN LATAR BELAKANG SEJARAH

EKSISTENSI KOMUNITAS PUNK DI KELURAHAN TITI KUNING KECAMATAN MEDAN JOHOR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DATA. umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat

BAB I PENDAHULUAN. berperasaan sehingga seseorang yang mempunyai kebebasan berpikir dan berperasaan

POLA KOMUNIKASI ANTAR ANGGOTA KOMUNITAS ANAK PUNK DI KOTA CURUP KABUPATEN REJANG LEBONG

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda. Budaya sendiri

PROFIL ANAK PUNK. (Studi Kasus di Pasar Gemolong) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi Mekanik merupakan salah satu mata pelajaran yang penting

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Komunitas dapat diartikan sebagai masyarakat community atau masyarakat

BAB IV SEJARAH PUNK DAN PROFIL KEDAI KEBLASUK

BAB I PENDAHULUAN. individu dan sebagai makhluk sosial. Manusia memiliki kebutuhan dan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

I. PENDAHULUAN. aspek. Banyak masyarakat dari daerah-daerah tertarik dan terinspirasi untuk masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari berbagai suku bangsa, agama, bahasa, budaya. Kemajemukan

I. PENDAHULUAN. adil atau tidak adil, mengungkap perasaan dan sentimen-sentimen kolektif

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan mempunyai kesenian sendiri-sendiri berdasarkan ciri khas dari

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

PEMBINAAN ANAK JALANAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) KAMPUNG ANAK NEGERI KOTA SURABAYA S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. Hampir di setiap sudut kota Yogyakarta dapat dijumpai lukisan-lukisan yang

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa

Kecemasan Terhadap Kematian

BAB I PENDAHULUAN. diterima dan dirasakan oleh pencipta atau pengamat seni.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. positif pula. Menurut Ginnis (1995) orang yang optimis adalah orang yang merasa

BAB IV ANALISIS TERAPI BEHAVIOR DENGAN TEKNIK MODELLING. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada dasarnya komunikasi

BAB I LATAR BELAKANG

Sosialisasi Bahasa dalam Pembentukkan Kepribadian Anak. Sosialisasi bahasa adalah medium tanpa batas yang membawa segala sesuatu di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

I. PENDAHULUAN. seperti halnya suku-suku lain. Di dalam pergaulan-pergaulan hidup maupun

BAB V PENUTUP. jeli dalam mengatur pengeluaran agar tidak berlebih. Kebutuhan atas pakaian sering

BAB I PENDAHULUAN. 21 tahun dan belum menikah ( Menurut UU No. 23 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. terutama bagi masyarakat kecil yang hidup di perkotaan. Fenomena di atas

BAB V PENUTUP. a. Kurangnya perhatian orang tau terhadap anak. yang bergaul secara bebas karena tidak ada yang melarang-larang mereka

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan manusia. Dalam keluarga komunikasi orang tua dan anak itu. sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak.

HILANGNYA KEDUDUKAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa dimana seseorang akan mulai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhul sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri. Interaksi

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

PERTEMUAN KE 7 POKOK BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia saat ini mudah dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya

BAB I PENDAHULUAN. terdapat kesamaan dengan individu yang lain. Adapun kesamaan yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak

BAB IV. Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MODUL 3 FAKTOR YANG MENDASARI TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Aliran musik Emo merupakan sub aliran dan musil punk rock yang

BAB II Relasi Punk Muslim dengan Kelompok Dominan

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Kehidupan berbangsa dan bernegara mempengaruhi pembentukan pola

BAB IX PERGAULAN SEHAT. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 169

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jadi masih mengandung kemiskinan dimana-mana, baik di kota maupun di desa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat pada setiap manuasia,

I. PENDAHULUAN. manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan

BAB I PENDAHULUAN. kelompok yang lain, bahkan memecahkan suatu permasalahan. 1 Kelompok adalah

BAB I PENDAHULUAN. solidaritas di antara individu maupun kelompok. dengan yang lain atau (give and take) melalui berbicara atau saling menukar tanda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa yang berkembang di masyarakat sangat beragam. Ragam

BAB 1 PENDAHULUAN. kodrati memiliki harkat, martabat dan hak-hak sebagai manusia yang harus

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja berlangsung proses-proses perubahan secara biologis,

BAB I PENDAHULUAN. Waria adalah laki-laki yang menunjukan sikap dan perilaku di dalam diri yang

BAB V KOMUNITAS PUNK DI SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya.

PEMBENTUKAN IDENTITAS SLANKERS MELALUI PEMAKNAAN TERHADAP SIMBOL-SIMBOL BUDAYA MUSIK SLANK. Oleh: ADISTY DWI ANGGRAINI A

BAB VI PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP TAHAPAN PEROLEHAN KREDIT MIKRO. 6.1 Pengaruh Modal Sosial terhadap Perolehan Kredit Mikro

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya, ia akan

perbaikan di berbagai bidang setelah akses dari runtuhnya sendi - sendi perekonomian

BAB IV ANALISIS PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL ANAK DI DESA WONOSARI KECAMATAN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai dirinya. Hurlock mengungkapkan konsep-diri terdiri dari dua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Seringnya melihat sekelompok remaja berpakaian unik dan beberapa orang menyebut mereka aneh. Mereka berdiri dipersimpangan lampu merah membawa gitar kecil sambil bernyanyi. Mereka mengaku sebagai Punker yang mengikuti aliran bebas berekspresi dan berkreasi tanpa harus mengganggu orang lain. Diketahui masa remaja adalah masa yang sangat rentan terhadap pergaulan-pergaulan yang dapat menjerumuskan para remaja kedalam pergaulan yang salah, sebab kita ketahui masa remaja adalah masa seseorang meninggalkan tahap kehidupan masa kanak-kanaknya untuk menuju kemasa berikutnya yang disebut kedewasaan. Masa remaja adalah masa dimana seorang anak belum mendapatkan pegangan yang kuat secara rohani dan jasmani, sedangkan kepribadiannya sedang mengalami pembentukan. Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang memberikan konstribusi dalam pembentukkan kepribadian yang sangat besar bagi tumbuh kembangnya anak sehingga remaja dapat mencapai tingkat kedewasaan, dengan kata lain bahwa anak-anak akan ideal perkembangan jasmani dan rohaninya tumbuh bersama keluarga mereka yang harmonis. Pada kenyataannya tidak semua keluarga dapat memenuhi kebutuhan hidup. perubahan sosial, ekonomi dan budaya sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan keluarga, keharmonisan keluarga kadang terusik oleh perubahan 1

2 sosial, ekonomi, dan budaya yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dan terkadang dapat menghepaskan keluarga kedalam jurang kemiskinan. Perubahan-perubahan tersebut berdampak pada gaya hidup masyarakat terutama pada masyarakat perkotaan. Di kota besar seperti Medan, sekarang ini bermunculan sekelompok remaja yang mempunyai gaya hidup yang sangat menyimpang dari norma-norma masyarakat disekitarnya, satu diantaranya sekelompok remaja itu disebut dengan Punker. Gaya hidup punk ialah gaya hidup yang tidak sama dengan gaya hidup lainnya, gaya hidup berkembang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi. Dengan kata lain punk berusaha membebaskan sesuatu yang diri dari hal yang membuat mereka tidak bebas. Sekelompok punk ini membentuk komunitas kecil disetiap persimpangan jalan di kota medan mereka menjadikan punk sebagai budaya/sub budaya yang meraka anut. Gaya hidup bebas yang membuat mereka merasa mendapat kebebasan. sekelompok anak muda bergaya hidup punk dikarenakan adanya suatu gejala perasaan yang tidak puas. Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekangan dari masyarakat, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup sesuai dengan keinginannya. Di dalam setiap diri anggota komunitas punk mengalir semangat bahwa punk merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it our selve yang berarti kemandirian dalam setiap tindakan atau usaha apapun yang dilakukannya. Prinsip DIY (do it yourself) yang berarti kemadirian ini merupakan pegangan seluruh komunitas punk dunia, termasuk di

3 kota Medan. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagu yang mereka ciptakan bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama, dan selalu berhubungan dengan semangat individual dalam komunitasnya. Gaya punk bukan hanya gaya hidup, sekelompok anak muda ini mempunyai gaya hidup yang berbeda dengan yang lainnya. Mereka mempunyai ciri-ciri khas rambut yang kerap disebut Mohawk (gaya rambut yang bercirikan sisi bagian kanan dan kiri kepala dipotong tipis, rambut bagian belakang kepala dibentuk lancip dibawahnya, bagian tengah depan sampai belakang dibiarkan panjang, dan apabila dilihat dari samping akan berbentuk seperti kipas), berdiri kaku, berwarna-warni. Belum lagi seperangkat atribut lainnya seperti rantai, gembok, peniti, kalung spike yang dihiasi dengan paku yang terdapat disekelilingnya menghiasi pakaian mereka terkesan urakan dan liar bagi sebagian orang apalagi orang awam. Bahkan tak jarang ada perasaan enggan dan takut untuk bertegur sapa dengan komunitas anak-anak muda tersebut di karenakan penampilan mereka yang menyeramkan. Dalam menjalankan hidupnya, punk sangatlah memegang teguh gaya hidup kolektif. Semua untuk satu, satu untuk semua. Sehingga dapat dikatakan solidaritas hidup mereka didalam kelompoknya sangat tinggi. Berkumpul atau sering disebut nongkrong merupakan aktivitas wajib mereka yang seolah tak perlu ada aturan yang baku dalam menjalankannya. Hidup berkelompok dan tinggal dijalan tanpa tempat tinggal tetap merupakan salah satu bentuk perlawanan mereka.

4 Di kota Medan khususnya di daeran Titi Kuning kecamatan Medan johor anak punk sering berada di persimpangan lampu merah Titi Kuning mereka juga mencari nafkah dipinggir jalan bukan hanya sekedar ngumpul-ngumpul saja tetapi mereka mengamen untuk mendapatkan uang. Sehingga sering membuat masyarakat resah dan takut dengan adanya keberadaan anak punk. Di daerah Titi kuning kecamatan medan johor keberadaan komunitas punk sampai saat ini masih dianggap sebagai masalah sosial bagi sebagian masyarakat. Penampilan anak punk yang identik dengan pakaian berwarna hitam dan terkesan jorok membuat masyarakat melihat mereka seperti brandalan yang tidak memiliki aturan berkumpul di persimpangan jalan dan melakukan aktivitas seperti layangnya anak jalanan seperti mengamen bagi sebagian orang merupakan sesuatu yang merusak pandangan. Bahkan tak jarang kerena perilaku ugal-ugalan para anak punk membuat aparat melakukan penangkapan terhadap mereka. Padahal dibalik sepengetahuan sebagian orang, anak punk tak hanya merupakan kelompok yang bebas dan tidak memiliki aturan. Para punk didaerah Titi Kuning kecamatan Medan Johor sering melakukan kegiatan-kegiatan rutin dan terencana yang bersifat positif seperti diskusi yang mana pada saat diskusi tersebut mereka akan membicarakan perkembangan setiap scene (kelompok kecil bagian dari komunitas punk dalam satu kota), menanam pohon dan bergotong royong membersihkan sampah disekitaran tempat mereka berkumpul di daerah lampu merah Titi Kuning dan sekitarnya, membuat acara musik punk yang terselenggara tanpa menggunakan sponsor atau bantuan dari pihak manapun diluar mereka, mereka juga menjual barang-barang seperti baju-

5 baju hasil dari sablonan mereka dan atribut punk lainnya yg dijual di sebuah toko kecil yg disebut dengan distro yang menjadi tren remaja sekarang. Dari uraian latar belakang diatas, penulis berkeinginan untuk melaksanakan penelitian dengan judul : Eksistensi Komunitas Punk di Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor. 1.2.Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang permasalahan tersebut dijabarkan kedalam beberapa pernyataan penelitian yaitu sebagai berikut : 1. Para remaja menjadikan punk sebagai gaya hidup. 2. Gaya hidup para remaja menjadikan jalanan-jalanan kota untuk tempat berkumpul dan melakukan berbagai aktivitas. 3. Masyarakat hanya memandang punk dari segi negatif sebagai pembuat rusuh, urakan, berandalan, masyarakat tidak mencoba untuk mengetahui sisi lain dari kehidupan anak bahwasanya mereka juga sering melakukan kegiatan positif. 4. Eksistensi komunitas punk dalam kegiatan sehari-hari ketika berkumpul. 1.3.Pembatasan Masalah Untuk mendapatkan data yang lebih mendalam dan terarah maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti pada Eksistensi Komunitas Punk di Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor.

6 1.4.Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apa yang menyebabkan seorang remaja memutuskan untuk menjadi seorang punk? 2. Mengapa remaja menjadikan punk sebagai gaya hidup? 3. Bagaimana sisi kehidupan punk ketika berkumpul dengan komunitasnya? 4. Bagaimana pendapat para punk tentang masyarakat yang memandang mereka sebagai pembuat anarkis dan pembuat rusuh? 1.5.Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui penyebab seorang remaja memutuskan dirinya menjadi punk. 2. Untuk mengetahui tujuan remaja menjadikan punk sebagai gaya hidup. 3. Untuk mengetahui sisi lain dari kehidupan punk ketika berkumpul dengan komunitasnya. 4. Untuk mengetahui pandangan para punk tentang masyarakat yang memandang mereka sebagai pembuat anarkis dam pembuat rusuh. 1.6. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah: 1. Sebagai penelitian lanjutan terhadap realitas sosial gaya hidup dan diharapkan memberikan sumbangsih literatur pada peneliti selanjutnya.

7 2. Penulis dan pembaca dapat mengetahui apa alasan para remaja menjadikan punk sebagai gaya hidup yang tren. 3. Mengetahui kahidupan anak punk yang sebenarnya bukan hanya dari cerita-cerita dan wacana-wacana yang ada. 4. Pembaca dan penulis dapat mengetahui pandangan masyarakat terhadap anak-anak punk dan pandangan anak punk terhadap masyarakat yang menganggap mereka buruk.