February 6, 2012 MK. ASKEB KOMUNITAS II : KONSEP DASAR MASYARAKAT : IG. DODIET ADITYA S, SKM

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBAGA SOSIAL. Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si

Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si.

Lembaga Kemasyarakatan

NORMA & LEMBAGA SOSIAL. fitri dwi lestari

BAB III LEMBAGA SOSIAL

Lembaga Kemasyarakatan. Yesi Marince, S.IP., M.Si

VI LEMBAGA SOSIAL. Pengertian

Modul ke: Sosiologi INSTITUSI SOSIAL. Fakultas Psikologi. Farah Rizkiana Novianti, M.Psi.T. Program Studi Psikologi.

LEMBAGA-LEMBAGA KEMASYARAKATAN STRUKTUR SOSIAL

NORMA-NORMA MENGALAMI PROSES

PRANATA SOSIAL. Daftar Isi. Pengertian Tujuan & Fungsi Karakteristik / Ciri-ciri Jenis-jenis Kategori Pranata Sosial

BAB I PENDAHULUAN. baik. Tidak hanya dalam lingkungan keluarga masyarakat juga mempunyai peran

CIRI-CIRI LEMBAGA SOSIAL A. Ciri utama lembaga sosial (J.B. Chitambar) Merupakan seperangkat pola perilaku yg diterima termasuk peranan-peranan dan

Manusia merupakan mahluk dinamis dalam hakekatnya sebagai mahluk sosial.

BAB II KAJIAN TEORI. Sosiologi berasal dari kata Latin socius yang berarti kawan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Namun ada aspek yang penting dibandingkan dengan aspek yang lainnya yaitu

Indonesia memiliki banyak suku bangsa, di mana setiap suku bangsa yang. melahirkan satu sudut pandang dan pola pikir tersendiri pada masyarakatnya,

Asuhan Kebidanan Komunitas I. Mata Kuliah DODIET ADITYA SETYAWAN NIP

KONSEP DASAR ASKEB KELOMPOK KHUSUS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Tujuan Instruksional Khusus

Sosiologi. Kelompok & Organisasi Sosial MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 07

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan

Nilai dan Norma Sosial

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan kesatuan hidup

STUDI MASYARAKAT INDONESIA

Oleh : DODIET ADITYA SETYAWAN NIP Mata Kuliah. Program Studi Diploma IV Kebidanan Komunitas Jurusan Kebidanan Poltekkes Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik semua kebudayaan. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BAB I PENDAHULUAN. militer Jepang dan masih ada hingga saat ini, ketika masa penjajahan Jepang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pertemuan6 Peradaban; Wujud kebudayaan danunsur-unsur kebudayaan MATA KULIAH ANTROPOLOGI BUDAYA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

BAB I PENDAHULUAN. maupun sosial yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PERKEMBANGAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Hal

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

BAB II KAJIAN TEORI 1. Pengertian Kebudayaan

Dalam Pokok bahasan ini akan diuraikan secara ringkas berbagai pendekatan dan bentuk

Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM, MPH.

SITUASI KESEHATAN MASYARAKAT DI INDONESIA Oleh : Dewi Klarita Furtuna

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terdapat suatu aturan yang sudah disepakati dalam masyarakat tersebut. Salah satu

WAWASAN SOSIAL BUDAYA. Kehidupan Pedesaan Dan Perkotaan

I. PENDAHULUAN. Secara konsepsional, pembangunan yang telah dan sedang dilaksanakan pada

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, akan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR. TAHUN. TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI PAMEKASAN,

II. TINJAUAN PUSTAKA. para ahli. Makna berasal dari bahasa Jerman meinen yang artinya ada di pikiran atau benar

BAB I PENDAHULUAN. Pelanggan merupakan jiwa dari kelangsungan hidup sebuah organisasi.

MODUL KOMUNIKASI KOMUNITAS DALAM PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT

KELOMPOK SOSIAL GUMGUM GUMILAR, S.SOS., M.SI

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan analisa mengenai perjumpaan budaya Sabudan

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Tentang Kegiatan Gotong Royong. beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan

Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup & Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi serta Struktur dan Proses Sosial

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Horton dan Hunt, lembaga sosial (instituation) bukanlah sebuah

BAB IV MAKNA ARUH MENURUT DAYAK PITAP. landasan untuk masuk dalam bagian pembahasan yang disajikan dalam Bab IV.

BAB II KAJIAN TEORETIS. membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil,

Dinamika Kebudayaan. surono

PENDIDIKAN KESEHATAN

KEBUDAYAAN & MASYARAKAT

KELOMPOK SOSIAL. Oleh Firdaus

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

IMPLEMENTASI SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA. Adiyana Slamet, S.IP,. M.Si

DASAR-DASAR PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN UNDANG-UNDANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 2 TAHUN 2007 T E N T A N G LEMBAGA ADAT MARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUARA ENIM,

MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Masyarakat & Budaya

BAB I. Perubahan besar dalam sistem kesehatan telah terjadi di Indonesia sebagai

I. PENDAHULUAN. kesehatan penting untuk menunjang program kesehatan lainnya. Pada saat ini

Perubahan Sosial dalam Perkembangan Pariwisata Desa Cibodas Kecamatan Lembang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional merupakan bagian

Penduduk, Masyarakat dan kebudayaan

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

BAB I PENDAHULUAN. berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu prioritas yang

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1979 TENTANG PELAKSANAAN SENSUS PENDUDUK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INTERAKSI SOSIAL DAN INSTITUSI SOSIAL

Transkripsi:

1

KONSEP DASAR MASYARAKAT asyarakat sebagai suatu M bentuk system sosial, dalam hubungannya dengan lingkungan sekitar akan selalu berusaha mencapai tingkat pemenuhan kebutuhan dasar yang seoptimal mungkin. Sebagai suatu sistemm, masyarakat menunjukkan bahwa semua orang secara bersamasama bersatu untuk saling melindungi kepentingan-kepentingan mereka dan berfungsi sebagai satu kesatuan yang secara terus menerus berinteraksi dengan system yang lebih besar. Pelayanan Kebidanan Komunitas dimaksudkan untuk membantu masyarakat dalam mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatannya terutama dalam hal kesehatan ibu dan anak serta memberikan bantuan melalui intervensi kebidanan sesuai dengan bidang keahliannya dalam membantu masyarakat untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Bidan sebagai ujung tombak dalam tatanan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang KIA, mempunyai tugas dan fungsi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 1. DEFINISI MASYARAKAT Terdapat berbagai definisi tentang Masyarakat yang telah dirumuskan oleh para ahli, diantaranya adalah sebagai berikut : a) Linton (1936) MASYARAKAT merupakan sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama,sehingga dapat mengorganisasikan diri dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu. b) Mac Iaver (1957) MASYARAKAT adalah sekelompok manusia yang mendiami teritorial tertentu dan mempunyai sifat-sifat yang saling tergantung, mempunyai pembagian kerja dan kebudayaan bersama. c) Soejono Soekanto (1982) MASYARAKAT atau KOMUNITAS adalah menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (secara Geografis) dengan batas-batas tertentu, dimana yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari anggota-anggotanya dibandingkan dengan penduduk di luar batas wilayahnya. 2

d) Koentjaraningrat (1990) MASYARAKAT adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul (berinteraksi) menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama. 2. CIRI-CIRI MASYARAKAT Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat diambilkesimpulan bahwa MASYARAKAT memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a) Ada interaksi antara sesama anggota masyarakat. Di dalam masyarakat terjdi interaksi sosial yang merupakan hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara perseorangan, antara kelompok-kelompok, maupun antara perseorangan dengan kelompok. Untuk terjadinya interaksi sosial harus ada 2 syarat, yaitu : Kontak Sosial, dan Komunikasi. b) Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu. Suatu kelompok masyarakat menempati suatu wilayah tertentu menurut suatu keadaan geografis sebagai tempat tinggal komunitasnya, baik dalam ruang lingkup yang kecil (RT/RW), desa, kecamatan, kabupaten, propinsi dan bahkan negara. c) Saling tergantung satu dengan yang lainnya. Anggota masyarakat yang hidup pada suatu wilayah tertentu saling tergantung satu dengan yang lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tiap-tiap anggota masyarakat mempunyai keterampilan sesuai dengan kemampuan dan profesi masing-masing dan saling melengkapi. d) Memiliki adat istiadat/budaya tertentu. Adat istiadat dan budaya diciptakan untuk mengatur tatanan kehidupan bermasyarakat yang mencakup bidang yang sangat luas diantara tata cara berinteraksi antara kelompok-kelompok yang ada di masyarakat, apakah 3

itu dalam perkawinan, kesenian, mata pencaharian ataupun sistem kekerabatan dan sebagainya. e) Memiliki identitas bersama. Suatu kelompok masyarakat memiliki identitas yang dapat dikenali oleh anggota masyarakat lainnya. Hal ini penting untuk menopang kehidupan dalam bermasyarakat yang lebih luas. Identitas kelompok dapat berupa lambang-lambang, bahasa, pakaian, simbol-simbol tertentu dari perumahan, benda-benda tertentu, seperti : alat pertanian, senjata tajam, kepercayaan dsb. 3. TIPE-TIPE MASYARAKAT Menurut GILIN and GILIN, lembaga masyarakat dapat diklasifikasikan sebagai berikut : A. BERDASARKAN PERKEMBANGANNYA. 1) Cresive Institution Merupakan lembaga masyarakat yang paling Primer, yang secara tidak sengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakatnya. Misalnya : yang berkaitan dengan hak milik, perkawinan, agama dsb. 2) Enacted Institution Lembaga masyarakat yang secara sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu. Misalnya : lembaga utang-piutang, perdagangan, pertanian, pendidikan. B. BERDASARKAN SISTEM NILAI YANG DITERIMA OLEH MASYARAKAT 1) Basic Institution Merupakan lembaga masyarakat yang sangat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat, diantaranya adalah keluarga dan sekolah-sekolah yang dianggap sebagai institusi dasar yang pokok. 4

2) Subsidiary Institution Yaitu lembaga-lembaga masyarakat yang muncul tetapi dianggap kurang penting karena hanya untuk memenuhi kegiatan-kegiatan tertentu saja. Misalnya : pembentukan panitia, pelantikan, dsb. C. BERDASARKAN SUDUT PENERIMAAN MASYARAKAT 1) Approved / Social Sanctioned Institution Sebuah lembaga masyarakat yang memang diterima oleh masyarakat yang lain. Misalnya : Sekolah-sekolah, Koperasi tau Perusahaan dsb. 2) UnSanctioned Institution Merupakan lembaga-lembaga masyarakat yang ditolak oleh masyarakat yang lain, walaupun kadang-kadang tidak mungkin untuk diberantas. Misalnya : kelompok penjahat, gelandangan dan pengemis, kelompok tuna susila, dsb. D. BERDASARKAN PENYEBARANNYA 1) General Institution Merupakan lembaga masyarakat yang didasarkan atas factor penyebarannya, seperti agama, karena dapat dikenal semua masyarakat dunia. 2) Restricted Institution Lembaga masyarakat yang banyak menganut agama-agama tertentu saja, seperti Budha banyak dianut oleh masyarakat Thailand, Vietnam ; Kristen- Katolik banyak dianut masyarakat Itali, perancis dan Islam banyak dianut masyarakat Arab, dsb. E. BERDASARKAN FUNGSINYA 1) Operative Institution Yaitu lembaga masyarakat yang menghimpun pola-pola atau tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan, seperti misalnya lembaga industri. 5

2) Regulative Institution Adalah lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak dari lembaga itu sendiri. Misalnya : lembaga-lembaga hokum. 4. CIRI-CIRI MASYARAKAT INDONESIA Ditinjau dari Struktur Sosial dan Kebudayaannya, masyarakat Indonesia dapat dibagi menjadi 3 (Tiga) Kategori dengan Ciri-Ciri masing sebagai berikut : A. Masyarakat Desa. Memiliki ciri-ciri diantaranya adalah : 1) Hubungan keluarga dan masyarakat sangat kuat. 2) Hubungan didasarkan pada adat istiadat yang kuat sebagai organisasi social. 3) Percaya pada kekuatan-kekuatan gaib. 4) Tingkat buta huruf relative masih tinggi. 5) Berlaku hokum tidak tertulis yang diketahui dan dipahami oleh setiap orang. 6) Tidak ada lembaga pendidikan khusus dibidang teknologi dan keterampilan. 7) System ekonomi sebagian besar ditujukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan sebagian kecil dijual dipasaran untuk memenuhi kebutuhan lainnya. 8) Semangat gotong royong dalam bidang social dan ekonomi sangat kuat. B. Masyarakat Madya 1) Hubungan keluarga masih tetap kuat, dan hubungan kemasyarakatan tidak begitu kuat. 2) Adat istiadat masih dihormati dan sikap masyarakat mulai semakin terbuka terhadap pengaruh dari luar. 3) Timbul rasionalitas dalam berpikir sehingga kepercayaan-kepercayaan terhadap kekuatan gaib mulai berkurang. 4) Terdapat lembaga pendidikan formal dalam masyarakat terutama pendidikan dasar dan menengah. 6

5) Tingkat buta huruf mulai berkurang. 6) Hukum tertulis mulai diberlakukan mendampingi hukum tidak tertulis. 7) Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarah kepada produksi pasaran, sehingga uang mulai semakin dominan penggunaannya. 8) Gotong royong tinggal diterapkan untuk keperluan-keperluan social dikalangan keluarga dan tetangga saja, selebihnya kegiatan-kegiatan umum lainnya didasarkan pada upah. C. Masyarakat Modern 1) Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan-kepentingan pribadi. 2) Hubungan natar masyarakat dilakukan secara terbuka dalam suasana saling pengaruh mempengaruhi. 3) Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 4) Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian yang dapat dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga-lembaga keterampilan. 5) Tingkat pendidikan formal tinggi dan merata. 6) Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang kompleks. 7) Ekonomi hampir seluruhnya ekonomi pasar yang didasarkan atas penggunaan uang dan alat pembayaran lainnya. 5. CIRI-CIRI MASYARAKAT SEHAT a) Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat. b) Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative terutama untuk ibu dan anak. c) Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup. d) Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status social ekonomi. e) Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit. 7

6. INDIKATOR MASYARAKAT SEHAT Menurut WHO, beberapa indikator masyarakat sehat antara lain : 1) Indikator yang berhubungan dengan Status Kesehatan Masyarakat. a. Indikator Komprehensif Penurunan angka kematian kasar Umur Harapan Hidup yang semakin meningkat. b. Indikator Spesifik Penurunan angka kematian ibu dan anak Penurunan angka kematian karena penyakit menular. Penurunan angka kelahiran. 2) Indikator Pelayanan Kesehatan. a. Rasio antara jumlah penduduk dengan tenaga kesehatan yang seimbang. b. Distribusi tenaga kesehatan yang merata. c. Tersedianya informasi yang lengkap tentang sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan. 7. MASALAH-MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT DI INDONESIA A. Jenis Masalah 1) Tingginya angka pertumbuhan penduduk. 2) Tingginya angka kematian ibu dan anak 3) Tingginya angka kesakitan dan kematian karena penyakit menular 4) Tingginya angka kesakitan dan kematian karena penyakit tidak menular 5) Masalah kesehatan lingkungan : Keadaan lingkungan fisik dan biologis yang belum memadai. Sarana air bersih dan fasilitas kesehatann yang belum merata. Pembinaan program peningkatan kesehatan lingkungan belum berjalan seperti yang diharapkan. 8

B. Penyebab Masalah 1) Faktor sosial ekonomi Tingkat pendidikan yang masih rendah Tingkat penghasilan yang rendah Kurangnya Kesadaran pemeliharaan kesehatan 2) Gaya hidup dan perilaku masyarakat Banyak kebiasaan masyarakat yang merugukan kesehatan Adat istiadat yang tidak menunjang peningkatan kesehatan 3) Lingkungan masyarakat Kurangnya peran serta masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan. Kurangnya tanggung jawab masyarakat dalam bidang kesehatan. 4) System pelayanan kesehatan Cakupan pelayanan kesehatan yang belum menyeluruh Upaya pelayanan kesehatan yang sebagaian besar masih berorientasi pada pelayanan kuratif. -----oo0oo---- Sumber Bacaan : 1. Effendy, Nasrul (1998), Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, EGC, Jakarta. 2. Koentjaraningrat (1990), Pengantar Ilmu Anthropologi, Akasara Baru, Jakarta. 3. Soejono Soekanto (1986), Sosisologi Suatu Pengantar, Penerbit Remaja Karya, Bandung. 9