LAPORAN KEUANGAN TRANSFER KE DAERAH

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Sistem. Akuntansi. Pelaporan. Daerah.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 04/PMK.07/2008 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 165/PMK.07/2012 TENTANG PENGALOKASIAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH

DANA BAGI HASIL YANG BERSUMBER DARI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 120/PMK.05/2009 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

UNDANG-UNDANG TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH.

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan: 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanju

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 278, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5767); MEMUTUSKAN: Menetap

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH

DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH

TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN. Akuntansi Pemerintahan. Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 263/PMK.05/2014 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 263/PMK.05/2014 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH

TABEL MEKANISME ALUR DATA DJPK

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (KSAP)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA HASIL PEMERIKSAAN ATAS

-2- No.1927, 2015 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan N

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM (DBH SDA)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, perlu mengatur kembali mekanisme pelaksanaan dan pertanggungjawaban transfer ke daerah dan dana desa; d. bah

I. RINGKASAN. Tabel 1. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan 2011

PERANAN KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM ALOKASI ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH GUNA MENDUKUNG INPRES NOMOR 12 TAHUN 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

KEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014

1. Sampul Luar Merupakan sampul luar dari laporan keuangan, memuat informasi mengenai Eselon I dan periode penyampaian laporan keuangan.

1 of 5 18/12/ :41

HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( CALK )

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Sist

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran

BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN KEUANGAN PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT SEBAGAI UNIT KUASA PENGGUNA ANGGARAN

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00.

UPAYA MEMAKSIMALKAN PELAKSANAAN TRANSFER KE DAERAH PADA DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN 1 Oleh: Peserta Diklatpim IV Angkatan 127 Kelompok II Tahun

BAGIAN ANGGARAN 005 DIPA 01 (308152)

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156 /PMK.07/2007 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004

BAGIAN ANGGARAN 054. LAPORAN KEUANGAN SATKER BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN ANGGARAN 2012 (Unaudited)

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

DANA ALOKASI KHUSUS DALAM PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Laporan Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian per 31 Desember 2012

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan salah satu instrumen kebijakan yang dipakai sebagai alat untuk

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.05/2014 TENTANG

ANGGARAN PENDAPATAN & BELANJA NEGARA DIANA MA RIFAH

KEBIJAKAN DAK BIDANG KESEHATAN 2010

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Dana Jaminan Penugasan Pembiayaan Infrastruktur Dae

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH

LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED)

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2018

BAGIAN ANGGARAN 087 LAPORAN KEUANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (AUDITED)

2017, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Negara Republik Indon

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

RENCANA STRATEGIS <KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA> (Diisi dengan rencana strategis Kementerian Negara/Lembaga)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Jenis Penerimaan & Pengeluaran Negara. Pertemuan 4 Nurjati Widodo, S.AP, M.AP

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 142/PMK.07/2007 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2008 MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 160.2/PMK.07/2008 TENTANG

2017, No melaksanakan ketentuan Pasal 23 ayat (1) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu membentuk Undang-Undang tent

Transkripsi:

LAPORAN KEUANGAN TRANSFER KE DAERAH (BA 999.05) TAHUN 2009 (Audited)

PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB Laporan Keuangan Transfer ke Daerah (BA 999.05 Dana Perimbangan dan Dana Otonomi Khusus & Dana Penyesuaian) yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2009 (Audited) sebagaimana terlampir, adalah merupakan tanggung jawab kami. Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta, 17 Mei 2010 Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan, Selaku KPA Transfer ke Daerah Mardiasmo NIP 131285927

Daftar Isi LKTD (BA 999.05) Pernyataan Tanggungjawab I. Ringkasan... 1 II. Laporan Realisasi Anggaran ( LRA-TD perbandingan TA 2009 dan 2008)... 2 III. Neraca (TA 2009 dan 2008)... 3 IV. Catatan atas Laporan Keuangan... 5 A. Penjelasan Umum... 6 A.1. Dasar Hukum... 6 A.2. Kebijakan Teknis Dana Perimbangan... 7 A.3. Kebijakan Teknis Dana Otsus & Dana Penyesuaian... 8 A.4. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan... 9 A.5. Kebijakan Akuntansi... 10 B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran... 13 B.1. Penjelasan Alokasi Dana Perimbangan... 13 B.1.1. Penjelasan Alokasi Transfer DBH Pajak... 14 B.1.2. Penjelasan Alokasi Transfer DBH SDA... 16 B.1.3. Penjelasan Alokasi Transfer DBH Cukai... 17 B.1.4. Penjelasan Alokasi Transfer DAU... 18 B.1.5. Penjelasan Alokasi Transfer DAK... 19 B.2. Penjelasan Alokasi Dana Otonomi Khusus & Dana Penyesuaian... 22 B.2.1. Penjelasan Alokasi Transfer Otonomi Khusus... 23 B.2.2. Penjelasan Alokasi Transfer Dana Penyesuaian... 24 B.3. Penjelasan Per Pos Realisasi Transfer Dana Perimbangan... 26 B.3.1. Penerimaan Kembali Transfer Daerah... 27 B.3.2. Realisasi Transfer DBH Pajak... 28 B.3.3. Realisasi Transfer DBH SDA... 32 B.3.4. Realisasi Transfer DBH Cukai... 34 B.3.5. Realisasi Transfer DAU... 34 B.3.6. Realisasi Transfer DAK... 35 Catatan atas Laporan Keuangan

B.4. Penjelasan Per Pos Realisasi Transfer Dana Otsus & Penyesuaian... 36 B.4.1. Realisasi Transfer Dana Otsus... 37 B.4.2 Realisasi Dana Penyesuaian... 38 B.4.2.1 Realisasi Transfer DP - Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah... 38 B.4.2.2 Realisasi Transfer DP Dana Untuk Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah.38 B.4.2.3 Realisasi Transfer DP - Selisih Perhitungan Dana Alokasi Khusus... 38 B.4.2.4 Realisasi Transfer DP-Selisih Perhitungan Dana Penyesuaian Infrastruktur Jalan dan Lainnya (DPIL)... 39 C. Neraca... 39 C.1 Aset... 39 C.1.1 Aset Lancar... 39 C.1.2 Aset Lainnya... 41 C.2 Kewajiban... 41 C.3 Ekuitas Dana... 43 \ C.3.1 Ekuitas Dana Lancar... 43 C.3.2 Ekuitas Dana Investasi... 43 D. Catatan Penting/Pengungkapan Lainnya... 44 Catatan atas Laporan Keuangan

Nomor Nama Lampir an Lampiran : 1 Rekapitulasi per Jenis Transfer 2 Transfer DBH PPh psl 21 untuk Propinsi 3 Transfer DBH PPh psl 21 untuk Kabupaten/Kota 4 Transfer DBH PPh psl 25/29 untuk Propinsi 5 Transfer DBH PPh psl 25/29 untuk Kabupaten/Kota 6 Transfer DBH PBB untuk Propinsi 7 Transfer DBH PBB untuk Kabupaten Kota 8 Transfer DBH Biaya/Upah Pungut PBB untuk Propinsi 9 Transfer DBH Biaya/Upah Pungut PBB untuk Kabupaten/Kota 10 Transfer DBH PBB bagian Pemerintah Pusat yang di kembalikan ke Kab/Kota 11 Transfer DBH BPHTB untuk Propinsi 12 Transfer DBH BPHTB untuk Kabupaten/Kota 13 Transfer DPH BPHTB Bagian Pemerintah Pusat yang dikembalikan ke Kab/Kota 14 Transfer Dana Bagi Hasil Minyak Bumi untuk Propinsi 15 Transfer Dana Bagi Hasil Minyak Bumi untuk Kabupaten/Kota 16 Tambahan Transfer DBH Minyak Bumi Dalam Rangka Otsus 17 Transfer DBH Gas Bumi untuk Propinsi 18 Transfer DBH Gas Bumi untuk Kabupaten/Kota 19 Tambahan Transfer DBH Gas Bumi Dalam Rangka Otsus 20 Transfer DBH iuran tetap untuk Propinsi 21 Transfer DBH iuran tetap untuk Kabupaten/Kota 22 Transfer DBH royalti untuk Propinsi 23 Transfer DBH royalti untuk Kabupaten/Kota 24 Transfer DBH Setoran Bagian Pemerintah Untuk Provinsi (Panas Bumi) 25 Transfer DBH Setoran Bagian Pemerintah Untuk Kabupaten/Kota (Panas Bumi) 26 Transfer DBH IIUPH/IHPH untuk Propinsi 27 Transfer DBH IIUPH/IHPH untuk Kabupaten/Kota 28 Transfer DBH PSDH untuk Propinsi 29 Transfer DBH PSDH untuk Kabupaten/Kota 30 Transfer DBH Dana Reboisasi untuk Kabupaten/Kota 31 Transfer DBH Perikanan untuk Kabupaten/Kota 32 Transfer DBH Cukai Hasil Tembakau untuk Propinsi 33 Transfer DBH Cukai Hasil Tembakau untuk Kabupaten/Kota 34 Transfer DAU untuk Propinsi 35 Transfer DAU untuk Kabupaten/Kota 36 Transfer DAK untuk Propinsi 37 Transfer DAK untuk Kabupaten/Kota 38 Transfer Dana Otonomi Khusus untuk Papua 39 Transfer Dana Otonomi Khusus untuk NAD 40 Transfer Dana Otonomi Khusus tambahan infrastruktur untuk Papua 41 Transfer Dana Otonomi Khusus untuk Papua Barat 42 Transfer Dana Otonomi Khusus tambahan infrastruktur untuk Papua Barat 43 Transfer Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah Catatan atas Laporan Keuangan

44 Transfer Dana Untuk Guru PNSD 45 Transfer Dana Selisih Perhitungan Dana Alokasi Khusus(DAK) 46 Transfer Dana Selisih Perhitungan Dana Penyesuaian Infrastruktur Jalan dan Lainnya(DPIL) 47 Daftar Sisa Lebih Salur DBH PPh TA 2008 48 Daftar Sisa Lebih Salur DBH SDA Pertambangan Umum TA 2008 49 Daftar Sisa Lebih Salur DBH SDA Migas TA 2008 50 Daftar Sisa Lebih Salur DBH Kehutanan TA 2008 51 Daftar Lebih Salur BP PBB TA 2008 52 Daftar Lebih Salur DBH SDA Migas TA 2009 53 Daftar Lebih Salur DBH SDA Pertambangan Umum TA 2009 54 Daftar Lebih Salur DBH SDA Kehutanan TA 2009 55 Daftar Lebih Salur DBH PPh TA 2009 56 Daftar Lebih Salur BP PBB TA 2009 57 Daftar Sisa Kurang Salur DBH SDA Migas TA 2008 58 Daftar Kurang Salur BP PBB TA 2009 59 Daftar Kurang Salur DAK TA 2008 60 Daftar Kurang Salur DISP TA 2008 61 Daftar Kurang Salur DBH SDA Pertambangan Umum TA 2009 62 Daftar Kurang Salur DBH SDA Panas Bumi TA 2009 63 Daftar Kurang Salur DBH PPh TA 2009 64 Daftar Kurang Salur DBH PBB Bagian Daerah TA 2009 Catatan atas Laporan Keuangan

RINGKASAN 1

Berdasarkan Pasal 50 ayat (1) dan (6) PMK 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Pusat, setiap Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (BAPP) wajib memproses dokumen sumber untuk menghasilkan laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Neraca satuan kerja yang disampaikan setiap tahun disertai dengan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) selaku Kuasa Pengguna Anggaran BAPP Bagian Anggaran 999.05 berkewajiban untuk menyusun laporan keuangan tahunan tersebut. Laporan Keuangan Transfer ke Daerah (LKTD) dari BA 999.05 Tahun Anggaran 2009 (untuk selanjutnya disebut LKTD 2009) ini disusun dalam dua jenis laporan, yaitu LRA dan Neraca. LRA terdiri dari pendapatan, transfer Dana Perimbangan dan transfer Dana Otonomi Khusus dan Dana Penyesuaian. Pada tahun 2008, LKTD terdiri dari dua laporan, yaitu LKTD BA 70 yang memuat Dana Perimbangan (DBH, DAU dan DAK) dan LKTD BA 71 yang memuat Dana Otonomi Khusus (Otsus) dan Dana Penyesuaian. Pada TA 2009, kedua Bagian Anggaran untuk penyaluran transfer ke daerah tersebut digabungkan menjadi satu bagian anggaran, yaitu BA 999.05. LKTD TA 2009 ini disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan peraturan-peraturan terkait. Data yang digunakan untuk penyusunan LKTD 2009 ini berasal dari DJPK, berupa data pagu anggaran dan data realisasi atas transfer langsung dari Rekening Kas Negara yang dikelola Direktorat Pengelolaan Kas Negara dan Kantor Pelayanan Perbendaharaan, Ditjen Perbendaharaan ke Rekening Kas Daerah. 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN Laporan Keuangan Transfer ke Daerah 2009 ini terutama menggambarkan perbandingan antara alokasi anggaran dalam APBN TA 2009 dengan realisasinya selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2009. Pada TA 2009, dibukukan pendapatan yang berasal dari pemotongan akibat lebih salur tahun anggaran sebelumnya sebesar Rp475,31 milyar. Sedangkan penyaluran transfer ke daerah, telah direalisasikan penyaluran sebesar Rp308,58 triliun atau 99,37% dari Rp310,55 triliun yang dianggarakan dalam APBN Perubahan 2009. Secara keseluruhan, transfer TA 2009 lebih besar dari transfer TA 2008, kecuali realisasi transfer DBH. Penurunan transfer DBH ini terjadi karena harga minyak selama tahun 2009 relatif lebih rendah dari harga minyak 2008. Pada TA 2009, anggaran yang dialokasikan untuk Dana Perimbangan sebesar Rp289,21triliun dan realisasinya mencapai Rp287,25 triliun atau 99,32% dari anggarannya. Dari jumlah 2

realisasi tersebut, realisasi penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH) adalah Rp76,13 triliun atau 97,63% dari anggaran, Dana Alokasi Umum (DAU) disalurkan sesuai anggaran sebesar Rp186,41triliun, dan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp24,71 triliun atau 99,55% dari anggarannya. Selanjutnya dari anggaran Dana Otsus dan Dana Penyesuaian sebesar Rp21,34 triliun realisasi transfer adalah sebesar Rp21,33 triliun atau 99,97% dari anggarannya. Realisasi tersebut terdiri dari realisasi Dana Otsus sebesar Rp9,53 triliun sesuai dengan anggarannya dan Dana Penyesuaian sebesar Rp11,81 triliun atau sebesar 99,94% dari anggarannya. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2009 dan 2008 dapat disajikan sebagai berikut: (dalam rupiah) TA 2009 TA 2008 Anggaran Realisasi Realisasi Pendapatan Transfer ke Daerah DANA PERIMBANGAN Dana Bagi Hasil Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus - 310.553.557.943.024 289.212.974.263.024 77.979.285.463.024 186.414.100.000.000 24.819.588.800.000 475.308.936.567 308.585.231.982.937 287.251.462.978.937 76.129.947.578.937 186.414.100.000.000 24.707.415.400.000-292.433.480.615.255 278.714.658.866.600 78.420.167.295.600 179.507.144.871.000 20.787.346.700.000 DANA OTONOMI KHUSUS DAN PENYESUAIAN Dana Otonomi Khusus Dana Penyesuaian 21.340.583.680.000 9.526.564.000.000 11.814.019.680.000 21.333.769.004.000 9.526.564.000.000 11.807.205.004.000 13.718.821.748.655 7.510.285.794.000 6.208.535.954.655 2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal 31 Desember 2009. Jumlah Aset yang disajikan pada LKTD 2009 sebesar Rp9.421,30 milyar. Aset tersebut terdiri dari aset lancar berupa piutang sebesar Rp 407,81 milyar dan Aset Lainnya sebesar Rp9.013,49 milyar. Jumlah Kewajiban per 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp17.730,57 milyar. Kewajiban tersebut merupakan kewajiban jangka pendek yang berupa utang kepada pihak ketiga. Ringkasan Neraca per 31 Desember 2009 dan per 31 Desember 2008 dapat disajikan sebagai berikut: 3

(dalam rupiah) 31-12- 2009 31-12-2008 Aset Aset Lancar 407.815.573.045 276.042.168.098 Aset Lainnya 9.013.485.322.450 Nihil Kewajiban 17.730.573.317.921 10.370.046.440.523 Ekuitas Dana Ekuitas Dana Lancar (17.322.757.744.876) (10.094.004.272.425) Ekuitas Dana Investasi 9.013.485.322.450 Nihil 4

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 5

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menguraikan dasar hukum, kebijakan akuntansi dan penjelasan atas pos-pos laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai. Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran diakui berdasarkan basis kas, yaitu pada saat kas diterima atau dikeluarkan oleh dan dari Kas Umum Negara (KUN). Dalam penyajian Neraca, aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan oleh dan dari KUN. Dalam CaLK ini diungkapkan pula kejadian penting setelah tanggal pelaporan keuangan serta informasi tambahan yang diperlukan. A. PENJELASAN UMUM A.1. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. 5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai. 6. Undang-Undang Nomor 41 tahun 2008 tentang APBN Tahun 2009. 7. Undang-Undang Nomor 46 tahun 2009 tentang APBNP 2009. 8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. 9. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan. 10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. 11. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 Tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja 6

Negara. 12. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. 13. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 21/PMK.07/2009 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Transfer ke Daerah. 14. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 120/PMK.05/2009 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Transfer ke Daerah. 15. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER 24/PB/ tahun 2006 tentang penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. 16. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER 62/PB/ tahun 2009 tentang Tata Cara Penyajian Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual Pada Laporan Keuangan. A.2. KEBIJAKAN DANA PERIMBANGAN Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, kebijakan penyaluran Dana Perimbangan dimaksudkan untuk menciptakan suatu sistem perimbangan keuangan yang proporsional, demokratis, adil, dan transparan berdasarkan atas pembagian kewenangan pemerintahan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Dana Perimbangan TA 2009 meliputi : DBH Pajak, DBH SDA, DBH Cukai, DAU,dan DAK Penyaluran Dana Perimbangan TA 2009 meliputi : Dana Bagi Hasil dari penerimaan pajak, Dana Bagi Hasil dari penerimaan sumber daya alam, Dana Bagi Hasil dari penerimaan cukai, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus. Dana Perimbangan merupakan sumber pendanaan bagi daerah dalam pelaksanaan desentralisasi, yang alokasinya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain mengingat tujuan masing-masing jenis penerimaan tersebut saling mengisi dan melengkapi. Dana Bagi Hasil dari Penerimaan Cukai merupakan jenis transfer yang baru dilakukan mulai tahun anggaran 2009 sesuai dengan Undang- 7

Undang Nomor 39 Tahun 2007 yang merupakan perubahan atas Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai. Ruang lingkup perubahan Undang-Undang tersebut adalah mengenai pengaturan tambahan komponen DBH yaitu DBH cukai hasil tembakau kepada Pemda. Penerimaan Negara dari Cukai dibagikan kepada wilayah provinsi penghasil sebesar 2% untuk kemudian dialokasikan ke pemerintah provinsi, kabupaten dan kota di wilayah provinsi yang bersangkutan. Pada tahun anggaran 2009, Pemerintah Daerah penerima alokasi Dana Perimbangan adalah sebanyak 510 daerah, yang terdiri dari 33 provinsi dan 477 kabupaten/kota. A.3. KEBIJAKAN DANA OTONOMI KHUSUS DAN PENYESUAIAN Dana Otonomi Khusus diperuntukkan bagi Provinsi Nangroe Aceh Darusalam dan Provinsi Papua serta Provinsi Papua Barat. Untuk Provinsi NAD, Dana Otonomi Khusus didasarkan pada Undang- Undang Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. Alokasi Dana Otonomi Khusus untuk Provinsi NAD berlaku untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun sejak tahun 2008, dengan rincian untuk tahun pertama sampai dengan tahun kelima belas besarnya setara dengan 2 (dua) persen dari Pagu Dana Alokasi Umum (DAU) secara Nasional, dan untuk tahun ke enambelas sampai tahun ke duapuluh besarnya setara dengan 1 (satu) persen dari pagu Dana Alokasi Umum (DAU) secara nasional. Penggunaan Dana Otsus Provinsi NAD untuk pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi rakyat, pengentasan kemiskinan serta pendanaan pendidikan, sosial dan kesehatan. Dana Otsus untuk Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat didasarkan pada UU Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua dan Undang-undang Nomor 35 Tahun 2008 tentang Penetapan Perpu Nomor 1 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-undang No 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua.Penggunaan Dana Otsus Papua dan Papua Barat diutamakan untuk pendidikan dan kesehatan. Selain itu Papua dan Papua Barat juga mendapat alokasi Dana Tambahan Infrastruktur yang menjadi bagian dari Dana Otsus. Dana Penyesuaian pada TA 2009 terdiri dari Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah, Dana Untuk 8

Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah, Dana Selisih Perhitungan Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Selisih Perhitungan Dana Penyesuaian Infrastruktur Jalan dan Lainnya (DPIL). DPDF dan PPD dialokasikan untuk membantu mendukung percepatan pembangunan daerah melalui penyediaan dan pengembangan bidang infrastruktur dan non infrastruktur, serta sarana pendukung lainnya yang menjadi urusan daerah. Dana untuk guru PNSD merupakan dana tambahan DAU untuk guru PNSD. Dana Tambahan bagi guru PNS Daerah dialokasikan kepada provinsi, kabupaten, dan kota untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraan guru PNSD didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2009 tentang Tambahan Penghasilan Bagi Guru PNS. Selanjutnya Dana Selisih Perhitungan DAK dan DPIL merupakan penyaluran atas kurang salur DAK TA 2007 dan DPIL TA 2007. A.4. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan BA 999.05 TA 2009 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh dana transfer ke daerah untuk Tahun 2009, yang pencairannya dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan melalui Direktorat Pengelolaan Kas Negara (Dit. PKN) Ditjen Perbendaharaan. Laporan Keuangan ini juga mencakup sebagian Laporan transfer ke daerah yang dilakukan setiap minggu secara langsung dari Bank Operasional III ke masing-masing rekening Kas Daerah untuk Dana Bagi Hasil PBB dan BPHTB Bagian Daerah berdasarkan SPM Pengesahan yang diterbitkan DJPK yang datanya berasal dari Dit. Sistem Perbendaharaan DJPBN. Laporan Keuangan BA 999.05 ini telah disusun dengan Sistem Akuntansi Transfer ke Daerah (SATD) dan berdasarkan data sumber yang ada di Ditjen Perimbangan Keuangan. Laporan Keuangan ini terdiri dari : 1. Laporan Realisasi Anggaran Laporan Realisasi Anggaran menyajikan jumlah pagu alokasi Dana Transfer ke Daerah beserta Realisasinya dalam Tahun 2009. Nilai Realisasi dari Dana Transfer dalam Laporan Keuangan BA 999.05 TA 2009 unaudited ini dapat memberikan keyakinan yang memadai, 9

mengingat tersedianya data sumber yang memadai dalam penyusunan Laporan Keuangan ini. 2. Neraca Neraca untuk Laporan Keuangan BA 999.05 TA 2009 ini menyajikan jumlah piutang yang akan di tagih di TA 2010 dan kewajiban yang belum dibayarkan pada TA 2008 dan 2009. 3. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang pendekatan penyusunan laporan keuangan, penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca dalam rangka pengungkapan yang memadai. A.5. KEBIJAKAN AKUNTANSI Laporan Realisasi Anggaran disusun menggunakan basis kas yaitu basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN) atau dikeluarkan dari KUN berdasarkan dokumen sumber SPM dan SP2D. Khusus untuk DBH PBB dan BPHTB serta Biaya Pungut PBB Bagian Daerah yang disalurkan melalui Bank Operasional (BO) III, dokumen sumber yang digunakan adalah SPM Pengesahan yang diterbitkan oleh KPA dan SP2D Pengesahan yang disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) yang membawahi BO III terkait. Sesuai PMK 21/PMK.07/2009, Transfer DBH PBB dan DBH BPHTB bagian daerah, termasuk biaya Pemungutan PBB Bagian Daerah, dari Bank Operasional III ke Rekening Kas Umum Daerah dilaksanakan oleh Kuasa Bendahara Umum Negara dengan menerbitkan Surat Kuasa Umum (SKU). Penyaluran DBH PBB bagian daerah dan DBH BPHTB bagian daerah, termasuk Biaya Pemungutan PBB bagian daerah dilaksanakan berdasarkan realisasi penerimaan PBB dan BPHTB tahun anggaran berjalan. Penyaluran DBH PBB bagian daerah dan DBH BPHTB bagian daerah, termasuk Biaya Pemungutan PBB bagian daerah dilaksanakan secara mingguan. Gubernur dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan melakukan rekonsiliasi mengenai data realisasi DBH PBB dan BPHTB bagian daerah, termasuk Biaya Pemungutan PBB bagian daerah untuk provinsi, kabupaten dan 10

kota di wilayah kerjanya masing-masing. Gubernur menyampaikan data realisasi DBH PBB dan DBH BPHTB bagian daerah, termasuk Biaya Pemungutan PBB bagian daerah dan Berita Acara Rekonsiliasi kepada Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan yang dilakukan secara bulanan, paling lambat minggu kedua setelah bulan bersangkutan berakhir. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan menerbitkan SPM Pengesahan atas pelaksanaan transfer DBH PBB dan DBH BPHTB bagian daerah, termasuk Biaya Pemungutan PBB bagian daerah untuk provinsi, kabupaten, kota berdasarkan Berita Acara Rekonsiliasi yang disampaikan oleh Gubernur. SPM tersebut disampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, setiap 3 (tiga) bulan sekali paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah triwulan bersangkutan berakhir. Penyajian aset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam Neraca diakui berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan dari KUN. Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2009 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dengan demikian, dalam penyusunan LKPP telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan BA 999.05 TA 2009 ini adalah : (1) Transfer ke Daerah Transfer ke Daerah adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi yang terdiri dari Dana Perimbangan dan Dana Otonomi Khusus dan Dana Penyesuaian. Transfer diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. Transfer ke Daerah disajikan di muka (face) laporan keuangan menurut jenis Dana Transfer ke Daerah. 11

(2) Aset Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset ini tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut, dan kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah. (3) Kewajiban Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintahan lain, atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah. Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan. Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. a. Kewajiban Jangka Pendek Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. b. Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung. Aliran ekonomi sesudahnya seperti transaksi pembayaran, perubahan penilaian karena perubahan kurs mata uang asing, dan perubahan lainnya selain perubahan nilai pasar, diperhitungkan 12

dengan menyesuaikan nilai tercatat kewajiban tersebut. (4) Ekuitas Dana Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset dan utang pemerintah. Ekuitas dana diklasifikasikan Ekuitas Dana Lancar dan Ekuitas Dana Investasi. Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dan utang jangka pendek. Ekuitas Dana Investasi mencerminkan selisih antara aset tidak lancar dan kewajiban jangka panjang. B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN B.1. ALOKASI DANA PERIMBANGAN Total Pagu Alokasi Dana Perimbangan TA 2009 Rp289.212,97 M Total Pagu Alokasi Transfer Dana Perimbangan TA 2009 adalah sebesar Rp289.212,97 milyar terdiri dari alokasi DBH Pajak sebesar Rp41.067,74 milyar, DBH SDA sebesar Rp35.846,47 milyar, DBH Cukai sebesar Rp1.065,07 milyar, DAU sebesar Rp186.414,10 milyar dan DAK sebesar Rp24.819,59 milyar. Komposisi alokasi Transfer ke Daerah TA 2009 dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini : Jenis Dana Transfer Pagu Alokasi (Dalam Rupiah) DANA P ERIMBANGAN DBH Pajak DBH SDA DBH Cukai DAU DAK 289.212.974.263.024 41.067.742.405.305 35.846.473.877.719 1.065.069.180.000 186.414.100.000.000 24.819.588.800.000 13

Alokasi Transfer ke Daerah TA 2009 DAK 9% DBH Pajak 14% DBH SDA 12% DBH Cukai 0% DAU 65% Grafik : Alokasi Transfer ke Daerah TA 2009 B.1.1 ALOKASI TRANSFER DBH PAJAK Alokasi Transfer Dana Bagi Hasil (DBH) Pajak Tahun 2009 adalah sebesar Rp41.067,74 milyar. Jumlah tersebut terdiri dari alokasi DBH PPh sebesar Rp10.219,08 milyar, alokasi DBH PBB sebesar Rp23.452,80 milyar dan Alokasi DBH BPHTB sebesar Rp7.395,86 milyar. Alokasi PBB dan BPHTB Bagian Daerah TA 2009 sebesar Rp27.245,98 milyar yang terdiri dari : Uraian Jumlah (dalam Rp) DBH PBB Untuk Provinsi 5.516.596.374.981 DBH PBB Untuk Kabupaten/Kota 14.391.990.531.480 DBH Upah Pungut PBB Untuk Provinsi 311.471.911.529 DBH Upah Pungut PBB Untuk Kabupaten/Kota 823.046.002.938 DBH BPHTB Untuk Provinsi 3.055.786.240.000 DBH BPHTB Untuk Kabupaten/Kota 3.147.093.760.000 TOTAL 27.245.984.820.928 B.1.1.1. Alokasi DBH Pajak Bagian Pusat Yang Dikembalikan Ke Daerah Berdasarkan Mata Anggarannya, Alokasi DBH Pajak bagian pusat yang dikembalikan ke daerah terdiri dari : MAK 611125 untuk DBH PBB, MAK 14

611133 untuk DBH BPHTB, MAK 611111 untuk DBH PPh Pasal 21 Bagian Provinsi, MAK 611112 untuk DBH PPh Pasal 21 Bagian Kabupaten/Kota, MAK 611113 untuk DBH PPh Pasal 25/29 Bagian Provinsi, dan MAK 611114 untuk DBH PPh Pasal 25/29 Bagian Kabupaten/Kota. Sesuai amanat PP 55 Tahun 2005, jumlah alokasi DBH Pajak bagian pusat yang dikembalikan ke daerah ditetapkan berdasarkan besaran prosentase terhadap Prognosa Realisasi Penerimaan Perpajakan TA 2009 yang kemudian ditetapkan dalam peraturan Menteri Keuangan Definitif 2009. Alokasi DBH PBB Bagian Pusat Rp2.409,70 milyar Alokasi DBH BPHTB Bagian Pusat Rp1.192,98 milyar. Alokasi DBH PPh Psl.21 Bagian Provinsi Rp6.552,03 milyar. Alokasi DBH PPh Psl.21 Bagian Kab/Kota Rp2.957,73 milyar. Alokasi DBH PPh Psl.25/29 Bagian Provinsi Rp487,31 milyar. Alokasi DBH PPh Psl.25/29 Bagian Kab/Kota Rp222,00 milyar. B.1.1.2. Alokasi DBH PBB Bagian Pusat Yang Dikembalikan Ke Daerah Total Alokasi DBH PBB Bagian Pusat Yang Dikembalikan Ke Daerah Tahun 2009 adalah sebesar Rp2.409,70 milyar. Penghitungan Alokasi DBH PBB Bagian Pusat yang dikembalikan ke daerah dilakukan sesuai dengan PP 55 Tahun 2005 yaitu sebesar 10% dari Prognosa Penerimaan PBB Tahun 2009. Porsi 10% tersebut dibagi rata untuk seluruh Kabupaten/Kota. B.1.1.3. Alokasi DBH BPHTB Bagian Pusat Yang Dikembalikan Ke Daerah Total Alokasi DBH BPHTB Bagian Pusat Yang Dikembalikan Ke Daerah Tahun 2009 adalah sebesar Rp1.192,98 milyar. Penghitungan Alokasi DBH BPHTB Bagian Pusat yang dikembalikan ke daerah dilakukan sesuai dengan PP 55 Tahun 2005 yaitu sebesar 20% dari Prognosa Penerimaan BPHTB. Porsi 20% tersebut dibagi rata untuk seluruh Kabupaten/Kota. B.1.1.4. Alokasi DBH PPh Pasal 21 Total Alokasi DBH PPh Pasal 21 Bagian Provinsi Tahun 2009 adalah sebesar Rp6.552,03 milyar dan DBH PPh Pasal 21 Bagian Kabupaten/Kota Tahun 2009 adalah sebesar Rp2.957,73 milyar. Penghitungan Alokasi DBH PPh Pasal 21 dilakukan sesuai dengan PP 55 Tahun 2005 yaitu sebesar 20% dari Prognosa Penerimaan PPh Pasal 21 dengan imbangan sebesar 8% untuk bagian Provinsi dan 12% untuk bagian Kabupaten Kota. B.1.1.5. Alokasi DBH PPh Pasal 25/29 OPDN Total Alokasi DBH PPh Pasal 25/29 OPDN Bagian Provinsi Tahun 2009 adalah sebesar Rp487,31 milyar dan DBH PPh Pasal 25/29 OPDN Bagian Kabupaten/Kota Tahun 2009 adalah sebesar Rp222,00 milyar. Penghitungan Alokasi DBH PPh Pasal 25/29 OPDN dilakukan sesuai dengan PP 55 Tahun 2005 yaitu sebesar 20% dengan imbangan sebesar 8% untuk bagian Provinsi dan 12% untuk bagian Kabupaten/Kota. 15

Komposisi Alokasi DBH Pajak TA 2009 DBH PBB Untuk Provinsi 11% 2% 1% 12% 21% DBH PBB Untuk Kabupaten/Kota DBH Upah Pungut PBB Untuk Provinsi DBH Upah Pungut PBB Untuk Kabupaten/Kota DBH BPHTB Untuk Provinsi 53% DBH BPHTB Untuk Kabupaten/Kota Grafik : Komposisi Alokasi DBH Pajak TA 2009 B.1.2 ALOKASI TRANSFER DBH SDA. Alokasi Transfer ke Daerah Tahun Anggaran 2009 untuk DBH SDA ditetapkan sebesar Rp35.846,47 milyar. Alokasi DBH SDA tersebut terdiri dari DBH SDA Minyak Bumi, DBH SDA Gas Bumi,DBH SDA Pertambangan Umum, DBH SDA Pertambangan Panas Bumi, DBH SDA Kehutanan dan DBH SDA Perikanan. Uraian Jumlah (dalam Rp) DBH SDA Minyak Bumi 14.613.344.635.284 DBH SDA Gas Bumi 11.515.305.364.716 DBH SDA Pertambangan Umum: Iuran Tetap 89.681.276.498 Royalti 7.107.877.985.999 DBH SDA Pertambangan Panas Bumi 1.093.168.337.439 DBH SDA Kehutanan: 16

PSDH 666.472.333.364 IHPH 71.393.418.558 Dana Reboisasi 569.230.525.861 DBH SDA Perikanan 120.000.000.000 TOTAL 35.846.473.877.719 Alokasi DBH SDA Minyak Bumi Gas Bumi Pertambangan Umum Panas Bumi Kehutanan Perikanan Grafik : Komposisi Alokasi DBH SDA TA 2009 B.1.3 ALOKASI TRANSFER DBH CUKAI Alokasi DBH Cukai Tahun 2009 Rp1.065,07 milyar. Alokasi DBH Cukai Tahun Anggaran 2009 ditetapkan sebesar Rp1.065,07 milyar yang terdiri dari alokasi DBH Cukai untuk daerah provinsi sebesar Rp319,53 milyar dan alokasi DBH Cukai untuk kabupaten/kota sebesar Rp745,54 milyar. 17

Komposisi Alokasi DBH Cukai Provinsi Kabupaten Kota 30% 70% Grafik : Komposisi Alokasi Transfer Ke Daerah untuk DBH Cukai TA 2009 B.1.4 ALOKASI TRANSFER DAU Jumlah DAU Tahun 2009 ditetapkan sebesar 26% dari Pendapatan Dalam Negeri Neto yang ditetapkan dalam APBN TA 2009. Penghitungan DAU untuk masing-masing daerah provinsi dan kabupaten/kota dilakukan dengan menggunakan formula DAU sesuai dengan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, serta memperhatikan hasil Rapat Kerja Panitia Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat dengan Pemerintah dalam pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2009. Alokasi DAU Tahun 2009 Rp186,41 triliun. Alokasi DAU Tahun Anggaran 2009 ditetapkan sebesar Rp186.414,10 milyar, naik dari Rp179.507,14 milyar pada TA 2008. Alokasi DAU dari tahun ketahun selalu mengalami peningkatan yang cukup berarti sebagaimana ilustrasi grafik di bawah ini. Dari alokasi Rp186.414,10 milyar, 10% (sepuluh persen) diperuntukkan bagi daerah provinsi yaitu sebesar Rp18.641,41 milyar dan 90% (sembilan puluh persen) diperuntukkan bagi daerah kabupaten/kota sebesar Rp167.772,69 milyar. Dari 33 provinsi yang ada, Provinsi DKI Jakarta tidak mendapatkan alokasi DAU. Selanjutnya dari 477 kabupaten/kota, ada 4 kabupaten yang tidak mendapatkan alokasi DAU yaitu Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Rokan Hilir 18

dan Kabupaten Siak di Provinsi Riau serta Kabupaten Kutai Kartanegara di Provinsi Kalimantan Timur. Selain itu, ada 17 daerah pemekaran yang pada tahun anggaran sebelumnya mendapatkan alokasi DAU yang digabungkan ke daerah induk, pada tahun anggaran 2009 untuk pertama kalinya akan mendapat alokasi DAU secara mandiri sesuai dengan perhitungan data dasar. Selanjutnya pada TA 2009 terdapat tambahan 26 daerah pemekaran yang untuk pertama kalinya mendapatkan alokasi DAU. Alokasi untuk 26 daerah tersebut menggunakan perhitungan secara proporsional berdasarkan data jumlah penduduk, luas wilayah, dan jumlah pegawai dengan daerah induknya. Alokasi DAU 2009 Provinsi 10% Kabupaten Kota 90% Grafik : Komposisi Alokasi Transfer Ke Daerah untuk Dana Alokasi Umum (DAU) TA 2009 B.1.5 ALOKASI TRANSFER DANA ALOKASI KHUSUS DAK dialokasikan untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas nasional. DAK merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN, yang dialokasikan kepada Daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah, dan sesuai dengan prioritas nasional. Daerah tertentu adalah Daerah yang memperoleh alokasi DAK berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis. Pada tahun anggaran 2009, DAK dialokasikan untuk membantu Daerah mendanai kebutuhan fisik sarana dan prasarana dasar yang merupakan prioritas nasional di bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur jalan, infrastruktur irigasi, infrastruktur air minum dan sanitasi, prasarana pemerintahan, kelautan dan perikanan, pertanian, lingkungan hidup, keluarga berencana, kehutanan, sarana dan prasarana perdesaan, dan perdagangan. 19

Arah kebijakan DAK TA 2009 adalah: 1. Diarahkan untuk membantu daerah-daerah yang kemampuan keuangan daerahnya relatif rendah, dalam rangka penyediaan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat. 2. Menunjang percepatan pembangunan sarana dan prasarana jalan, irigasi, air minum dan sanitasi di kabupaten daerah tertinggal yang terdiri dari daerah pesisir dan kepulauan, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah tertinggal/terpencil, daerah rawan bencana, serta daerah yang termasuk kategori daerah ketahanan pangan dan daerah pariwisata. 3. Menunjang penguatan sistem distribusi nasional, terutama untuk memperlancar arus barang antar wilayah yang dapat meningkatkan ketersediaan bahan pokok di daerah pedesaan, daerah tertinggal/terpencil, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah pulau-pulau kecil terluar dan daerah rawan bencana, melalui kegiatan khusus dibidang perdagangan, serta sarana dan prasarana pedesaan. 4. Mendorong peningkatan produktivitas, perluasan kesempatan kerja, angkutan barang dan kebutuhan pokok serta pembangunan pedesaan, melalui kegiatan khusus dibidang pertanian, perikanan dan kelautan, infrastruktur, perdagangan serta pembangunan pedesaan. 5. Meningkatkan akses penduduk miskin terhadap pelayanan dasar, sarana dan prasarana dasar melalui kegiatan khusus dibidang pendidikan, kesehatan, keluarga berencana, infrastruktur, serta sarana dan prasarana pedesaan daerah tertinggal. 6. Menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup, mencegah kerusakan lingkungan hidup, dan mengurangi resiko bencana melalui kegiatan khusus dibidang lingkungan hidup dan kehutanan. 7. Menyediakan serta meningkatkan cakupan kehandalan pelayanan prasarana dan sarana dasar melalui kegiatan khusus dibidang infrastruktur jalan. 8. Mendukung penyediaan prasarana pemerintah didaerah pemekaran dan daerah yang terkena dampak pemekaran pemerintahan kabupaten/kota dan provinsi melalui kegiatan khusus dibidang prasarana pemerintahan. 9. Meningkatkan keterpaduan dan sinkronasi kegiatan yang didanai dari DAK dengan kegiatan yang didanai dari anggaran kementerian/lembaga serta kegiatan yang didanai dari APBD melalui peningkatan koordinasi pengelolaan DAK dari pusat dan daerah. 10. Melanjutkan pengalihan secara bertahap anggaran kementerian/lembaga yang digunakan untuk melaksanakan urusan daerah ke DAK, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pagu alokasi DAK Nasional 20

TA 2009 Rp 24.819,59 milyar. Alokasi DAK per bidang. Pada TA 2009 DAK dianggarkan sebesar Rp24.819,59 milyar untuk bidangbidang sebagai berikut: a. Bidang pendidikan sebesar Rp9.334,89 milyar; b. Bidang kesehatan sebesar Rp4.017,37 milyar; c. Bidang Infrastruktur Jalan sebesar Rp4.500,92 milyar; d. Bidang Infrastrukstur Irigasi sebesar Rp1.548,98 milyar; e. Bidang Infrastruktur Air Minum dan Sanitasi sebesar Rp1.142,29 milyar; f. Bidang Prasarana Permerintahan sebesar Rp562 milyar; g. Bidang Kelautan dan Perikanan sebesar Rp1.100,36 milyar; h. Bidang Pertanian sebesar Rp1.492,17 milyar; i. Bidang Lingkungan Hidup sebesar Rp351,61 milyar; j. Bidang Keluarga Berencana sebesar Rp329,01 milyar; k. Bidang Kehutanan sebesar Rp100 milyar; l. Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan sebesar Rp190 milyar; dan m. Bidang Perdagangan sebesar Rp150 milyar. Alokasi DAK Bidang pendidikan Bidang kesehatan Bidang Infrastruktur Jalan Bidang Infrastrukstur Irigasi Bidang Infrastruktur Air Minum dan Sanitasi Bidang Prasarana Permerintahan Bidang Kelautan dan Perikanan Bidang Pertanian Bidang Lingkungan Hidup Bidang Keluarga Berencana Bidang Kehutanan Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan Bidang Perdagangan Grafik : Komposisi Alokasi Transfer DAK per Bidang TA 2009 21

Penghitungan besaran alokasi DAK masing-masing daerah dilakukan dengan perhitungan indeks berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis. 1. Kriteria Umum a. Penilaian Umum APBD - Data yang digunakan adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dihitung sebesar 75% bagi hasil daerah yang PAD-nya mengalami kenaikan dari tahun 2006 ke 2007 dalam rangka pemberian insentif bagi daerah yang PAD-nya naik. - Dana Alokasi Umum. - Dana Bagi Hasil setelah dikurangi DBH Dana Reboisasi. b. Belanja Pegawai (Gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah) 2. Kriteria Khusus a. Ditetapkan dengan memperhatikan peraturan perundangundangan yang berlaku b. Untuk daerah provinsi, kabupaten dan kota di wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat serta seluruh daerah tertinggal diprioritaskan mendapatkan alokasi DAK c. Karakteristik Daerah yang meliputi: - Daerah Pesisir dan/atau kepulauan kecil - Daerah perbatasan dengan negara lain - Daerah rawan bencana - Daerah yang masuk dalam kategori ketahanan pangan - Daerah Pariwisata 3. Kriteria Teknis Dirumuskan oleh departemen teknis/kementerian negara yang terkait. Kriteria teknis menggunakan indikator-indikator yang dapat menggambarkan kondisi sarana/prasarana pada masing-masing bidang/kegiatan yang akan didanai oleh DAK. B.2 ALOKASI DANA OTONOMI KHUSUS DAN DANA PENYESUAIAN Dana Otonomi Khusus dan Dana Penyesuaian pada TA 2009 dianggarkan sebesar Rp21.340,58 milyar. Jumlah tersebut terdiri dari anggaran Dana Otsus sebesar Rp9.526,56 milyar dan Dana Penyesuaian sebesar Rp11.814,02 milyar. Komposisi alokasi Transfer Dana Otsus dan Dana Penyesuaian TA 2009 dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini : 22

Jenis Dana Transfer DAN A OTSUS & PENYESUAIAN Dana Otsus NAD, Papua dan Papua Barat & Tamb. Infrastruktur Papua dan Papua Barat DP-Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah Dana Untuk Guru PN S Daerah DP-Selisih Perhitungan Dana Alokasi Khusus DP-Selisih Perhitungan Dana Penyesuaian Infrastruktur Jalan dan Lainnya Pagu Alokasi (Dalam Rupiah) 21.340.583.680.000 9.526.564.000.000 7.000.000.000.000 4.575.458.550.000 197.125.935.000 41.435.195.000 Jenis Dana Transfer Alokasi Dana Otsus dan Penyesuaian 21% 1% 0% 45% Dana Otsus NAD, Papua dan Papua Barat & Tamb. Infrastruktur Papua dan Papua Barat DP-Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah Dana Untuk Guru PNS Daerah 33% DP-Selisih Perhitungan Dana Alokasi Khusus DP-Selisih Perhitungan Dana Penyesuaian Infrastruktur Jalan dan Lainnya Grafik : Alokasi Dana Otsus dan Penyesuaian tahun 2009 B.2.1 ALOKASI TRANSFER DANA OTONOMI KHUSUS Alokasi Dana Otonomi Dana Otonomi Khusus Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat dan Provinsi NAD telah dialokasikan dalam Undang-Undang Nomor 41 tahun 2008 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2009. Dana Otonomi Khusus Provinsi NAD yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 204/PMK.07/2008 besarnya juga setara dengan 2 (dua) persen dari pagu DAU Nasional yaitu sebesar Rp3.728,28 milyar. 23

Khusus NAD, Papua dan Papua Barat serta Dana Tambahan Infratruktur Papua dan Papua Barat Rp.9.526,56 milyar. Dana Otonomi Khusus untuk Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2008 yang besarnya setara dengan 2 (dua) persen dari pagu DAU Nasional yaitu sebesar Rp3.728,28 milyar yang dibagi kepada 2 (dua) Daerah yaitu Provinsi Papua sebesar Rp2.609,78 milyar dan Provinsi Papua Barat sebesar Rp1.118,48 milyar. Penggunaan Dana Otonomi Khusus Papua diutamakan untuk pendanaan pendidikan dan kesehatan. Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat memperoleh Dana Tambahan Infrastruktur sebesar Rp2.070,00 milyar yang terdiri atas Dana Tambahan Infrastruktur Provinsi Papua tahun 2009 sebesar Rp800,00 milyar, Dana Tambahan Infrastruktur Provinsi Papua Barat tahun 2009 sebesar Rp600,00 milyar, dan kekurangan Dana Tambahan Otonomi Khusus Infrastruktur Provinsi Papua tahun 2008 sebesar Rp670 milyar. Alokasi kekurangan Dana Tambahan Otonomi Khusus Infrastruktur Provinsi Papua tahun 2008 ditetapkan dalam PMK 137/PMK.07/2009 yang penggunaannya diprioritaskan untuk pendanaan pembangunan infratruktur. B.2.2 ALOKASI TRANSFER DANA PENYESUAIAN Dana Penyesuaian pada TA 2009 terdiri dari Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah (DPDF & PPD), Dana Untuk Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD), Dana Selisih Perhitungan DAK 2008, dan Dana Selisih Perhitungan Dana Penyesuaian Infrastruktur Jalan dan Lainnya (DPIL) 2008. B.2.2.1 Alokasi DP-Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah (DPDF & PPD) Alokasi DP- DPDF & PPD Rp7 trilyun Alokasi DP-DPDF & PPD 2009 didasarkan pada UU No.41/2008 tentang APBN TA 2009, Peraturan Menteri Keuangan No. 42/PMK.07/2009 tentang Penetapan Alokasi dan Pedoman Umum Penggunaan DPDF & PPD Tahun 2009 serta Peraturan Menteri Keuangan No. 41/PMK.07/2009 tentang Penetapan Alokasi Dana Tambahan DAU Tahun 2008 Kabupaten Manokwari. Alokasi DPDF dan PPD kepada provinsi, kabupaten, dan kota adalah bagian dari Dana Penyesuaian sebagai Dana Tambahan (DT) DAU TA 2009. Alokasi DP-DPDF & PPD 2009 ditetapkan sebesar Rp7 trilyun yang terdiri dari alokasi DP-DPDF & PPD untuk provinsi sebesar Rp415,59 milyar dan untuk kabupaten/kota sebesar Rp6.584,41 milyar, termasuk alokasi DT-DAU 2008 Kabupaten Manokwari sebesar Rp43,13 milyar. B.2.2.2 Alokasi Dana Untuk Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah Alokasi Dana Untuk Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah Tahun Anggaran 2009 didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan No. 223/PMK.07/2009 tentang Alokasi dan Pedoman Umum Dana Tambahan Bagi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah Kepada Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota Tahun Anggaran 2009. 24

Alokasi Dana Untuk Guru PNSD Rp4.575,46 milyar. Dana Tambahan bagi guru PNS Daerah dialokasikan kepada provinsi, kabupaten, dan kota untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraan guru PNSD. Dana Tambahan bagi guru PNS Daerah sebesar Rp250.000,00 per orang per bulan, terhitung mulai tanggal 1 Januari 2009. Alokasi Dana Untuk Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah Tahun Anggaran 2009 ditetapkan sebesar Rp4.575,46 milyar. Data jumlah Guru PNSD dimaksud disediakan oleh kementerian teknis dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional. B.2.2.3 Alokasi DP-Selisih Perhitungan Dana Alokasi Khusus Alokasi DP-Selisih Perhitungan Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran 2009 didasarkan pada Undang-undang No.41 Tahun 2008 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2009 dan Peraturan Menteri Keuangan No. 71/PMK.07/2009 tentang Alokasi Kurang Bayar Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2007 yang dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2009. Alokasi DP- Selisih Perhitungan Dana Alokasi Khusus Rp197,13 milyar. Kurang bayar DAK Tahun Anggaran 2007 dialokasikan kepada daerah kabupaten dan kota yang telah melaksanakan pekerjaan fisik selesai 100% sampai dengan Tahun Anggaran 2007, berdasarkan data yang telah diverifikasi dan divalidasi oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Alokasi kurang bayar DAK Tahun Anggaran 2007 dimaksud sebesar Rp197,13 milyar. B.2.2.4 Alokasi DP-Selisih Perhitungan Dana Penyesuaian Infrastruktur Jalan dan Lainnya (DPIL) Alokasi DP- Selisih Perhitungan Dana Penyesuaian Infrastruktur Jalan dan Lainnya Rp41,44 milyar Alokasi DP-Selisih Perhitungan Dana Penyesuaian Infrastruktur Jalan dan Lainnya Tahun Anggaran 2009 didasarkan pada Undang-undang No.41 Tahun 2008 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2009 dan Peraturan Menteri Keuangan No. 72/PMK.07/2009 tentang Alokasi Kurang Bayar Dana Penyesuaian Infrastruktur Jalan dan Lainnya Tahun Anggaran 2007 yang dialokasikan dalam anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2009. Kurang bayar DPIL Tahun Anggaran 2007 dialokasikan kepada daerah provinsi, kabupaten dan kota yang telah melaksanakan pekerjaan fisik /kontrak yang per tanggal 31 Desember 2007 telah mencapai 100% (seratus persen) dan pembayarannya belum mencapai 100% (seratus persen), berdasarkan data yang telah diverifikasi dan divalidasi oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Alokasi kurang bayar DPIL Tahun Anggaran 2007 dimaksud adalah sebesar Rp41,44 milyar. 25

B.3. REALISASI TRANSFER DANA PERIMBANGAN Total Realisasi Transfer Dana Perimbangan Rp287,25 triliun (99,32%) Pada tahun anggaran 2009 terdapat penerimaan kembali transfer tahun sebelumnya sebesar Rp475,31 milyar yang tidak dianggarkan sebelumnya. Dari Alokasi Transfer Dana Perimbangan TA 2009 sebesar Rp289.212,97 milyar, realisasi Transfer Dana Perimbangan TA 2009 adalah sebesar Rp287.251,46 milyar atau sebesar 99,32% dari alokasi. Realisasi Transfer Dana Perimbangan TA 2009 terdiri dari realisasi DBH Pajak sebesar Rp39.269,13 milyar atau sebesar 95,62% dari pagu alokasi; DBH SDA sebesar Rp35.795,75 milyar atau sebesar 99,86% dari pagu alokasi; DBH Cukai sebesar Rp1.065,07 milyar atau sebesar 100% dari pagu alokasi; DAU sebesar Rp186.414,10 milyar atau sebesar 100 % dari pagu alokasi; dan DAK sebesar Rp24.707,42 milyar atau sebesar 99,55% dari pagu alokasi. Komposisi realisasi Transfer Dana Perimbangan TA 2009 dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini : Jenis Dana Transfer Pagu Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) DANA P ERIMBANGAN DBH Pajak DBH SDA DBH Cukai DAU DAK 289.212.974.263.024 41.067.742.405.305 35.846.473.877.719 1.065.069.180.000 186.414.100.000.000 24.819.588.800.000 287.251.462.978.937 39.269.126.575.424 35.795.751.823.513 1.065.069.180.000 186.414.100.000.000 24.707.415.400.000 Tabel : Komposisi Realisasi Transfer Dana Perimbangan TA2009 26

200.000.000.000.000 150.000.000.000.000 100.000.000.000.000 50.000.000.000.000 Pagu Alokasi 0 DBH Pajak DBH SDA DBH Cukai DAU DAK Pagu Alokasi Realisasi Grafik : Realisasi Transfer Dana Perimbangan TA 2009 B.3.1 PENDAPATAN Pendapatan pada LKTD ini terjadi karena pemotongan atau pengembalian lebih salur transfer ke daerah. Lebih salur dapat terjadi karena mekanisme penyaluran pada tahap-tahap awal berdasarkan prosentase tertentu dari alokasi. Pada tahap akhir, penyaluran telah memperhitungkan realisasi penerimaan negara yang harus dibagi-hasilkan ke daerah. Lebih salur terjadi karena nilai yang harus dibagi-hasilkan berdasarkan realisasi penerimaan untuk suatu daerah lebih kecil dari yang telah disalurkan berdasarkan alokasi. Dalam hal terjadi demikian, lebih salur tersebut akan dipotongkan dari penyaluran tahun berikutnya dan dicatat sebagai pendapatan pada LKTD. Mengingat bahwa dari awal memang tidak diharapkan terjadi lebih salur, maka pada proses penyaluran transfer ke daerah tidak dianggarkan adanya penerimaan dari pemotongan lebih salur tahun anggaran sebelumnya. Selama TA 2009, telah diperoleh pendapatan yang bersumber dari penerimaan kembali tahun anggaran yang lalu sebesar Rp475,31 milyar. Pendapatan tersebut berupa pemotongan lebih salur TA 2008 sebesar Rp169,71 milyar dan pengembalian ke RKUN dari sisa pencairan dana cadangan (escrow account) TA 2008 sebesar Rp305,60 milyar dari total Rp3.787,10 milyar. Pendapatan dari pemotongan lebih salur dan pengembalian sisa rekening dana cadangan 2008 dirinci pada tabel berikut ini. 27

DAFTAR PENDAPATAN DARI PENERIMAAN KEMBALI TAYL NO KETERANGAN JUMLAH A PEMOTONGAN LEBIH SALUR TA 2008 169.706.431.099 1 DBH Pajak-PPh 21 2.428.692.035 2 DBH Pajak-PPh 25/29 828.611.247 3 DBH Pajak-Biaya Pungut PBB 2.059.990.852 4 DBH Pajak-PBB bagian Pemerintah Pusat yang di kembalikan ke Kab/Kota 389.627.582 5 DBH SDA-Minyak Bumi 2.322.419.453 6 DBH SDA-Gas Bumi 7.540.811.819 7 DBH SDA-Pertambangan Umum-Iuran Tetap 918.526.064 8 DBH SDA-Pertambangan Umum-Royalti 3.058.497 9 DBH SDA-Kehutanan-IIHPH/IHPH 99.523.840 10 DBH SDA-Kehutanan-PSDH 120.033.393.475 11 DBH SDA-Kehutanan-DR 31.774.022.067 12 DBH SDA-Perikanan 1.307.754.168 B Pengembalian ke RKUN dari sisa pencairan dana cadangan TA 2008 305.602.505.468 JUMLAH TOTAL 475.308.936.567 B.3.2 REALISASI DBH PAJAK Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.07/2009 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah, Kuasa Pengguna Anggaran Transfer ke daerah atas pencairan DBH Pajak adalah Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan. Dalam rangka pelaksanaan anggaran Transfer ke Daerah tersebut, Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan menerbitkan SPM sebagai perintah pemindahbukuan dari Rekening 28