MENJAJAKI KODE ETIK PENELITIAN SOSIOLOGI

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN

A. Definisi Etika Penelitian B. Prinsip Prinsip Etika Penelitian

ETIKA PENELITIAN. Metode Penelitian Kuantitatif Bidang Kesmavet

PERTEMUAN 10 ETIKA PENELITIAN

ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI

Prinsip Tempat Kerja yang Saling Menghormati

Kode Etik Bisnis Pemasok Smiths

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari

2017, No profesi harus berlandaskan pada prinsip yang salah satunya merupakan kode etik dan kode perilaku; d. bahwa berdasarkan pertimbangan se

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Seperti kita ketahui bahwa masalah kesehatan bukanlah merupakan

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

Hasil Rapat Tim RIP 19 April 2016 mengenai Pelaksanaan RIP UMJ. MEMUTUSKAN

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

BAB I PENDAHULUAN. mendefinisikan kembeli kode etik guru Indonesia yang akan menjadi arah atau pedoman bagi

BAB 3 METODE PENELITIAN

KEBUTUHAN INTERNET BAGI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB 2 ETIKA, KLASIFIKASI DAN PROSES PENELITIAN

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

01. KODE ETIK UNTUK KARYAWAN. (Revisi 2, sesuai dengan persetujuan dalam Rapat Dewan Direksi No 1/2014, 12 Januari 2014)

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambaha

KODE ETIK AUDITOR IAIN MATARAM

dr. SETYO TRISNADI, Sp.F, G.Bioethics

sakarang (Winarno Surakhmad, 1984: 39).

PERATURAN PELAKSANAAN

KETETAPAN BADAN LEGISLATIF MAHASISWA

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu memahami etika dalam penelitian pendidikan

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 91 TAHUN 2009 TENTANG KODE ETIK PEMERIKSA / AUDITOR INSPEKTORAT ACEH GUBERNUR ACEH,

Kode Etik Insinyur (Etika Profesi)

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

UNDANG-UNDANG BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 001/UU/BPMFEUI/VI/2012

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

PARTISIPAN dan ETIKA RISET. Disampaikan pada kuliah Metodologi Riset Sistem Informasi Oleh: Jefri Marzal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

ETIKA PENELITIAN EPIDEMIOLOGI ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 007/TAP/MWA-UI/2005 TENTANG : ETIKA PENELITIAN BAGI SETIAP ANGGOTA SIVITAS AKADEMIKA

LEMBARAN NEGARA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

ANALISIS KASUS PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI INTERNAL AUDITOR (Studi Kasus : Phar Mor) KASUS

BAB II TINJAUAN TEORITIS

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

Lbrands Pedoman Perilaku dan Ethics Hotline

Agar pelaksanaan AMI di universitas sesuai dengan Standar AMI yang ditetapkan universitas.

IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

INDONESIAN HYPNOSIS ASSOCIATION (ASOSIASI HIPNOSIS INDONESIA)

2017, No Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Peg

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 04/PRT/M/2006 TENTANG KODE ETIK AUDITOR INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017

Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok. Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah

BAB I. UMUM 1.1 DEFINISI

UNDANG-UNDANG BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 001/UU/BPMFEBUI/II/2015

Hubungan Kemitraan Antara Pasien dan Dokter. Indah Suksmaningsih Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Apakah manajemen memang menghendaki saya untuk melapor?

Tentang EthicsPoint. Tentang EthicsPoint Pelaporan Umum Keamanan & Kerahasiaan Pelaporan Kiat-kiat dan Praktik-praktik Terbaik

Kebijakan Seleksi Pemasok atau Vendor

PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN

KODE ETIK PSIKOLOGI MUKADIMAH

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang. Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

BERITA NEGARA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI DEMOKRASI PADA PEMILIH PEMULA. (Studi Kasus Pada Pemilih Pemula di Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Kebak

Komunikasi Dokter dengan Sejawat Pertumbuhan pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat disertai aplikasi klinisnya membuat pengobatan menjadi

NOMOR: 10/LAPSPI- PER/2015 TENTANG KODE ETIK MEDIATOR/AJUDIKATOR/ARBITER PERBANKAN INDONESIA

RAHASIA KEDOKTERAN. Dr.H Agus Moch. Algozi, SpF, DFM. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga PENDAHULUAN

2. Rencana pengembangan Insan IMC selalu didasari atas bakat dan kinerja.

PERATURAN WALIKOTA KOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG PEKERJA RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BAB V PENUTUP. 1. Melibatkan manusia sebagai subjek penelitian medis membutuhkan. kesehatan dan harus diperbaharui.

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR :16/DPR RI/I/ TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Pesan CEO. Rekan kerja yang terhormat,

BAB III METODE PENELITIAN. (Nursalam, 2013). Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner pada

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai sejauh mana kriteria audit dipenuhi (SNI ). Perusahaan harus

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Etika Dalam Teknologi Informasi

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah descriptive comparative

Kode Etik. Etika Profesi dan Rekayasa #3 Dian Retno Sawitri

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pengantar Metodologi Penelitian. 1. Pengetahuan, Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEDOMAN ETIKA DALAM BERHUBUNGAN DENGAN PARA SUPPLIER

Tinjauan Umum Etika Profesi

KODE ETIK AUDITOR MUTU AKADEMIK INTERNAL PROGRAM PASCASARJANA UNHAS

bagi kehidupan modern, khususnya bisnis.

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL ASOSIASI PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA. Nomor 002/Munas-I/APPI/08/2006 Tentang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lampiran 1. Lembar Informasi Penelitian

Transkripsi:

MENJAJAKI KODE ETIK PENELITIAN SOSIOLOGI Maria E. Pandu ABSTRAK Ketika ilmu ilmu sosial yang objek/subjeknya adalah masyarakat, dimana masyarakat terdiri atas individu manusia (human being) maka perlu ada suatu kode etik penelitian. Kode etik ini seyogyanya diperhatikan secara sungguh sungguh oleh peneliti agar tidak mengorbankan dan merugikan pihak objek/subjek penelitian. Banyak peneliti ataupun masyarakat memberikan kesaksian bahwa tidak semua kegiatan penelitian yang dilakukan oleh siapa saja menjaga kemitraan antara peneliti dengan objek/subjek penelitian. Sebenarnya hal ini dapat dilakukan dengan adanya kode etik penelitian, di mana isu isu etika sangat penting untuk pengembangan hubungan sehat antara peneliti dengan yang diteliti. Kata Kunci: Kode etik, penelitian dan kemitraan manusia, masyarakat yang masih gelap. Untuk A. Pendahuluan Ilmu ilmu sosial dinamakan demikian karena ilmu ilmu tersebut mengambil masyarakat atau kehidupan bersama sebagai objek yang dipelajari. Demikian juga sosiologi dikategorikan sebagai ilmu sosial karena objeknya juga masyarakat atau kehidupan bersama tersebut, walaupun seyogyanya ada perbedaan tertentu antara sosiologi dengan ilmu sosial lainnya ( Soekanto Soeryono,1982 : 4 ). Ada perbedaan antara pengetahuan, ide dengan ilmu pengetahuan dimana ilmu pengetahuan ini merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistemik dengan penggunaan kekuatan pemikiran, pengetahuan tersebut selalu dapat diperiksa dan ditelaah dengan kritis. Pada dasarnya ilmu pengetahuan timbul karena adanya hasrat ingin tahu dalam diri manusia. Hasrat ingin tahu ini muncul disebabkan oleh karena banyak sekali aspek kehidupan tentang hal tersebut cara mengatasinya melalui penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah ini merupakan salah satu cara untuk menyalurkan hasrat ingin tahu manusia mengenai aspek aspek kehidupan tentang manusia, masyarakat yang masih gelap tersebut. Ada sarjana peneliti yang mengartikan penelitian sebagai suatu usaha yang secara sadar diarahkan untuk mengetahui atau mempelajari fakta -fakta baru (Suparmoko, 1991:11). Selanjutnya berdasarkan tujuannya penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu : a. Penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu p e n e l i t i a n ya n g b e r t u j u a n u n t u k mendapatkan gambaran yang benar mengenai sesuatu objek

SOCIUS VOLUME XII - Januari 2013 b. Penelitian yang bersifat analisis, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji kebenaran dari suatu pendapat (Suparmoko, 1991:1). Sedangkan ditinjau dari ciri cirinya, penelitian dapat bersifat antara lain: a. Penelitian bersifat ilmiah; artinya melalui prosedur yang sistematik dengan m e n g g u n a k a n p e m b u k t i a n y a n g meyakinkan berupa fakta yang diperoleh secara objektif. b. Merupakan suatu proses yang berjalan terus menerus sebab hasil suatu penelitian selalu dapat berlanjut atau dilanjutkan dengan penelitian lain (Wasito Hermawan, 1992 :7). S e yo g ya nya t a h a p t a h a p d a n prosedur prosedur suatu penelitian ilmiah pada rumpun ilmu sosial relatif sama, walaupun apabila ditelusuri secara lebih rinci objeknya yang berupa masyarakat ada perbedaan perbedaan, misalnya saja apabila Sosiologi menyelidiki masyarakat masyarakat modern yang sudah kompleks sedangkan apabila Antropologi memusatkan perhatiannya pada masyarakat masyarakat yang masih sederhana taraf kebudayaannya (Soekanto Soeryono, 1982:15). Namun demikian ketika ilmu ilmu sosial yang objeknya adalah masyarakat, dimana masyarakat itu terdiri atas individu manusia maka tetap perlu suatu kode etik penelitian agar tidak merugikan objek tersebut. B. Riwayat Munculnya Kode Etik Penelitian Dengan Objek Manusia Agenda agenda penelitian telah memberikan dampak yang penting di berbagai bidang kehidupan masyarakat selama abad ke- 20. Masa hidup manusia menjadi lebih panjang dan tidak terlalu menderita karena kemajuan yang telah dicapai di bidang medis, perawatan kesehatan dan obat obatan, misalnya dengan ditemukan serta dipergunakannya vaksin, antibiotik, perbaikan gizi, obat penghilang rasa sakit. Banyak keluarga yang pada saat ini memiliki barang barang yang sangat meringankan pekerjaan rumah tangga terutama ibu ibu rumah tangga pada khususnya dan manusia pada umumnya, misalnya rice cooker, vacuum cleaner, computer, laptop. Hal lain pula yaitu kemampuan untuk melintasi batas jarak fisik dan waktu telah dapat diatasi dengan jauh lebih cepat karena kemajuan yang dicapai oleh berbagai penemuan baru antara lain pesawat udara, telepon, telepon genggam, jaringan internet, dan lain sebagainya (Jarman, Jennifer & Sheva Medjuck, Exploring Research Ethics, 2003:3). Kita memang menyadari dan mengakui bahwa munculnya pengetahuan baru melahirkan berbagai manfaat, namun demikian masyarakat di seluruh dunia semakin banyak yang mengungkapkan keprihatinan mereka tentang cara cara memperoleh pengetahuan tersebut. Sekelompok masyarakat tertentu memiliki posisi untuk merasakan berbagai manfaat dari hasil penelitian ilmiah, sementara itu banyak pula masyarakat lainnya yang dimanfaatkan untuk melakukan penelitian justru harus menanggung bahaya sebagai akibat penelitian, dan mereka ini tidak dapat memanfaatkan kemajuan yang diperoleh dari penemuan pengetahuan baru apapun yang berkembang dan telah digunakan. Banyak peneliti maupun anggota masyarakat dapat memberikan kesaksian bahwa tidak semua kegiatan penelitian yang dilakukan oleh siapa saja menjaga kemitraan antara peneliti dengan objek, sebenarnya hal ini dapat dilakukan dengan adanya kode etik penelitian, di mana isu isu etika sangat penting untuk pengembangan hubungan sehat antara peneliti dengan yang diteliti.

VOLUMEI XII - Januari 2013 SOCIUS Masalah masalah etika sebenarnya sama tuanya dengan sejarah manusia sendiri dan sudah cukup banyak diskusi tentang masalah masalah etika yang paling tepat untuk mengembangkan hubungan yang sehat di antara peneliti dengan masyarakat. Seyogyanya sejak awal kegiatan penelitian hendaknya sudah terjalin kerjasama untuk merancang penelitian yang terutama dan pertama berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat lalu kebutuhan peneliti itu sendiri (Jarman, Jennifer & Sheva Medjuck, Exploring Research Ethics, 2001:4). Namun hal di atas ini terkadang terlupakan oleh kedua belah pihak baik peneliti maupun yang diteliti. Salah satu hal dari proses penelitian yang banyak mendapat kritikan adalah tentang pemilihan objek/subjek penelitian, khususnya jika objek/subjek penelitian itu adalah manusia Objek/subjek ini terlalu sering ditunjuk dari kalangan masayarakat marginal yang jauh dari kekuasaan di tengah masyarakat. Mereka tidak banyak merasakan manfaat dari proses penelitian dan kadang bahkan sering menjadi terpapar terhadap bahaya sebagai akibat penelitian dimana mereka ikut terlibat atau dilibatkan. Salah satu contoh bahaya yang harus diderita oleh objek/subjek penelitian terungkapkan di mata masyarakat pada akhir Perang Dunia II yaitu perlakuan NAZI terhadap para tawanannya tanpa meminta ijin dari mereka yang menjadi objek percobaan NAZI. Sebagian besar orang orang yang berada di kamp konsentrasi NAZI pada akhirnya meninggal karena luka luka yang mereka derita sebagai akibat dari percobaan yang dilakukan, sementara yang lain menderita cacat seumur hidup. Kegusaran masyarakat akhirnya mendorong munculnya kode etik internasional untuk melakukan penelitian ilmiah, yang disebut Kode Etik Nuremberg ( Jarman, Jennifer & Sheva Medjuck, Exploring Research Ethics, 2001:5). Sejak itu, Kode Etik Nuremberg ini telah banyak dikembangkan di berbagai negara di mana penelitian dengan objek/subjek manusia dilakukan terutama di bidang kedokteran. Di bidang kedokteran saat ini sudah ada kesepakatan yang cukup tegas bahwa kegiatan kegiatan penelitian tertentu tidak d a p a t d i t e r i m a s e c a r a e t i s. A d a perlakuan perlakuan yang harus dilakukan ketika penelitian akan dilakukan misalnya penyadaran tentang kesediaan calon objek/subjek untuk terlibat dalam kegiatan penelitian, kemungkinan untuk pengunduran diri dari kegiatan penelitian, ada kerahasiaan yang harus di jaga, ada kompensasi tertentu bagi objek/subjek ketika mereka terlibat dalam kegiatan penelitian sehingga waktu produktifnya terganggu dan lain sebagainya. Di Kanada, misalnya upaya untuk menetapkan standar umum untuk masalah etika yang mencakup segala bidang ilmu, dan semua lembaga masyarakat yang melakukan penelitian yang didanai oleh masyarakat telah diperdebatkan dan standar umumnya itu telah dapat diterima; walaupun ada beberapa kesulitan dalam pelaksanaannya; tetapi pada dasarnya sudah ada sehingga kerugian di pihak objek/subjek dapat di minimalisir. Masalahnya bagaimana di negara-negara lain, terutama untuk bidang-bidang ilmu sosial? C. Kode Etik Penelitian Ilmu Ilmu Sosial Apabila pada kegiatan penelitian dimana objek/subjek adalah manusia di bidang kesehatan dan kedokteran telah ada kode etik penelitian, maka seyogyanya di negara-negara maju misalnya di Amerika Serikat pun sudah ada. Misalnya Kode Etik American Sociological Association yang tersusun sebagai berikut : 1. Objektivitas dalam penelitian. 2. Integritas Peneliti. 3. Menghormati hak hak tentang privasi dan martabat subjek penelitian.

9SOCIUS VOLUME XII - Januari 2013 4. Melindungi subjek dari bahaya individual (Individual Harm). 5. Melindungi kerahasiaan data penelitian. 6. Penyajian temuan penelitian secara jujur. 7. Penyalahgunaan peran peneliti, misalnya peneliti tidak boleh menggunakan perannya untuk memperoleh informasi diluar tujuan tujuan profesionalnya. 8. Pengakuan terhadap kerjasama antara peneliti dan pembantu pembantunya. 9. Penyingkapan secara transparan sumber sumber dana penelitian. 10.Pengungkapan penyimpangan temuan penelitian oleh sponsor. 11.Ketidakterkaitan dari susunan penelitian yang tidak etis. 12.Interpretasi dari prinsip prinsip etika. 13.Pelaksanaan prinsip prinsip etika. Kode etik lainnya yaitu yang dikemukakan oleh American Association For Public Opinion, yang berbunyi sebagai berikut, pihak peneliti; 1. Kami akan berhati hati di dalam pengumpulan dan pengelolahan data dan mengambil semua langkah yang layak untuk menjamin akurasi hasil penelitian. 2. Kami akan berhati hati di dalam pengembangan disain penelitian dan di dalam analisis data. 3. Kami akan mendiskripsikan hasil penelitian dan metode yang digunakan secara akurat dan detail di dalam semua laporan penelitian. berikut : Terhadap responden antara lain sebagai 1. Kami tidak akan membohongi responden di dalam penelitian atau menggunakan praktek praktek dan metode metode dengan cara kekerasan, pemaksaan, atau penghinaan terhadap mereka. 2. Kami akan melindungi anonimitas tiap responden dan walaupun responden tidak menuntutnya. 3. Kami akan menjunjung tinggi kehormatan dan kerahasiaan semua informasi yang akan mengarah pada pengenalan responden. Selain itu juga ada kode etik terhadap hak hak objek/subjek penelitian yaitu: 1. Objek/subjek penelitian harus dilindungi hak-hak privasi dan martabatnya. 2. Penghormatan terhadap anonimitas objek/subjek penelitian. 3. Menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan oleh objek/subjek. 4. Objek/Subjek penelitian harus dilindungi d a r i r e s i k o y a n g k e m u n g k i n a n membahayakan. Demikian beberapa kode etik penelitian di bidang Sosiologi di Amerika Serikat yang seyogyanya diperhatikan secara sungguh-s u n g g u h o l e h p e n e l i t i u n t u k t i d a k mengorbankan dan merugikan pihak objek/subjek penelitian. Sekarang masalahnya bagi negara seperti negara kita yang terlalu banyak masalah kontemporernya, apakah kita juga memberlakukan kode etik penelitian seperti yang telah dilaksanakan di negara-negara maju? Kita perlu memikir ulang apa yang kita lakukan apabila kita melakukan kegiatan penelitian yang objek/subjeknya masyarakat. D. Penutup Sosiologi sebagai suatu ilmu tentang masyarakat, lebih spesifik masyarakat modern, kontemporer, dan untuk memahami serta mencari, menemukan jalan keluar mengenai permasalahan masyarakat juga dilakukan melalui penelitian ilmiah. Telah banyak hasil penelitian sosial ilmiah baik yang dipublikasikan maupun yang tidak. Penelitian ini dilakukan baik oleh kalangan perguruan tinggi maupun pihak-pihak lainnya.

VOLUMEI XII - Januari 2013 SOCIUS Apabila ditelusuri secara mendalam, nampaknya yang lebih banyak menjadi objek/subjek adalah kalangan masyarakat marginal, miskin, tidak berdaya karena merekalah yang nampaknya menarik untuk diteliti. Namun demikian apakah mereka tahu dan diberitahukan mengenai hasil dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh berbagai pihak? Kadang-kadang kita sebagai peneliti berani untuk menjanjikan sesuatu tapi tidak kunjung datang, tidak terasa oleh mereka yang menjadi objek/subjek kita sebagai peneliti. Seyogyanya apa yang telah kita lakukan itu telah melanggar kode etik penelitian. Bagi masyarakat marginal, miskin, tidak berdaya, kekuasaan berada di tangan merekamereka yang lebih beruntung. Nampaknya keadaan seperti di atas ini tidak sepantasnya terjadi berlarut-larut karena mereka yang diteliti oleh peneliti-peneliti ilmu sosial juga manusia walaupun bukan fisiknya yang diteliti tapi perilaku, sikap, perasaan pokoknya yang bersifat non fisik. Mereka yang diteliti juga mempunyai hak, martabat dan privasi seperti layaknya manusia lain yang lebih beruntung. Oleh karena itu peneliti juga sepantasnya melakukan langkahlangkah yang tepat sebelum meneliti, ketika meneliti dan setelah meneliti terhadap objek/subjek. Nampaknya di negara kita, halhal tersebut belum merupakan kebiasaan umum di kalangan peneliti ilmu-ilmu sosial dan juga Sosiologi. DAFTAR PUSTAKA Jarman, Jennifer dan Sheva Medjuck, 2001, Exploring Research Ethics, A, Reader, Canada: CIDA. Faizal, Sanapiah, 2003, Format Format Penelitian Sosial Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Moleong, Lexi. J, 1998, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Soekanto, Soeryono,2009, Sosiologi Suatu Pengantar Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Suparmoko, M. 1991, Metode Penelitian Praktis Yogyakarta: BPFE. Surakhmad, Winarno, 1978, Dasar dan Teknik Research, Pengantar Metodologi Ilmiah Bandung: Tarsito. Wasito, Hermawan, 1992 Pengantar Metodologi Penelitian Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.