SAMBUTAN BPK PADA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2011

dokumen-dokumen yang mirip
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Assalamualaikum Wr, Wb Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Assalamualaikum Wr, Wb Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua,

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, Para Hadirin yang berbahagia.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI JAMBI

Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi Salam sejahtera bagi kita semua,

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN BPK-RI DI YOGYAKARTA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN ANGGOTA V BPK RI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Selamat sore dan salam sejahtera bagi kita semua

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua,

Kata Sambutan Kepala Badan

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Kualitas informasi dalam laporan

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah

PEMPROV SULTRA KEMBALI RAIH PENILAIAN KEUANGAN WTP

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI BALI

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

Kepala Auditorat V.A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

anggaran. BPK akan melakukan tugas pemeriksaan setelah anggaran tersebut selesai dilaksanakan sesuai dengan kewenangannya.

ANALISA TERHADAP OPINI DISCLAIMER BPK-RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP) TAHUN 2007

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Kepada yang terhormat, Ketua DPRD dan Sekretaris Daaerah Kabupaten Kepulauan Yapen dan Undangan yang kami hormati

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah

BAB I PENDAHULUAN. setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas,

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua.

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

MAKALAH AKUNTANSI PEMERINTAHAN OPINI BPK ATAS LKPD DAERAH ACEH

Kepada yang terhormat, Wakil Ketua DPRD dan Bupati Biak Numfor dan Undangan yang kami hormati

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA

Kepada Yang Terhormat. Wakil Ketua II DPRD dan Wakil Bupati Jayawijaya. Dan Undangan yang kami hormati

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manajemen maupun alat informasi bagi publik. Informasi akuntansi

BUPATI SEMARANG TANGGAL 25 JUNI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG

BPK Memberikan Opini WDP untuk LKPD TA 2014 Pemprov NTT

REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (LKPD) Dra Hj Sastri Yunizarti Bakry, Akt, Msi, CA, QIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan sektor publik merupakan posisi keuangan penting

BAB I PENDAHULUAN. ini bukan hanya orang-orang dari bidang akuntansi yang dapat memahami laporan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengelolaan keuangan, pemerintah melakukan reformasi dengan

TEMUAN PEMERIKSAAN BPK ATAS LKPP DAN LKPD SERTA DANA PERIMBANGAN

KEPATUHAN PADA PERUNDANG-UNDANGAN DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Sumut Cetak Hattrick WTP Dari BPK RI

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI DEMOKRAT TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG T E N T A N G PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA (PAN) TAHUN ANGGARAN 2003

BAB I PENDAHULUAN. transparansi pada laporan keuangan pemerintah daerah. Munculnya Undangundang

PENGELOLAAN PEMBANGUNAN DAN ASET HASIL PEMBANGUNAN UNTUK PENCAPAIAN OPINI YANG LEBIH BAIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU No. 15 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara.tata kelola pemerintahan yang baik (Good

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA HARUS BERKELANJUTAN

PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN PENGELOLAAN KEUANGAN OLEH : SURACHMIN, SH., MH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis atas..., Desi Intan Anggraheni, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan

Dr. Moermahadi Soerja Djanegara, S.E., Ak., M.M., C.P.A Anggota V BPK. Blitar, 30 September

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah masih menemukan fenomena penyimpangan informasi laporan

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah daerah diberi kewenangan untuk penyelenggaraan pengelolaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. internal, intuisi, pemahaman terhadap SAP dan pengetahuan tentang pengelolaan

PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH OLEH BPK RI.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil kegiatan operasional. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Pergantian pemerintahan dari orde baru kepada orde reformasi yang

BAB I PENDAHULUAN. pun berlaku dengan keluarnya UU No. 25 tahun 1999 yang telah direvisi UU No. 33 Tahun

PIDATO BUPATI KAPUAS HULU

SAMBUTAN PADA ACARA SERAH TERIMA JABATAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA TANGGAL 13 DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN. upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas. pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian pertanggungjawaban

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN WAKIL KETUA BPK-RI, DALAM RANGKA PERESMIAN PERWAKILAN BPK-RI DI JAMBI 27 AGUSTUS 2007

BAB. I PENDAHULUAN. Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, bahwa: Pengelolaan Barang Milik Daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ghia Giovani, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. kelola kepemerintahan yang baik (good governance government), yaitu

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau memproduksi barang-barang publik. Organisasi sektor publik di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat.

Di awal kesempatan ini saya mengucapkan selamat kepada saudara-saudara yang yang telah dilantik sebagai pengawas sekolah dan kepala sekolah.

LAPORAN MENTERI KEUANGAN PADA ACARA PENYERAHAN DIPA TAHUN ANGGARAN 2015

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. satu dasar penting dalam pengambilan keputusan. Steccolini (2002;24) mengungkapkan bahwa :

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Bagian Pendahuluan ini akan menguraikan rencana penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Selama ini pemerintahan di Indonesia menjadi pusat perhatian bagi

Transkripsi:

SAMBUTAN BPK PADA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2011 Yth. Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara Yth. Gubernur Sumatera Utara Yth. Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Provinsi Sumatera Utara Yth. Sekretaris Daerah, Inspektur, para pimpinan SKPD Yth. Para undangan yang kami muliakan Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah, rakhmat dan karunianya kepada kita semua, sehingga kita dapat hadir pada rapat paripurna DPRD Provinsi Sumatera Utara dalam keadaan sehat wal afiat. Pada hari ini BPK menyerahkan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011 kepada DPRD dan Gubernur Sumatera Utara. Sebagaimana diketahui bahwa laporan keuangan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pemerintah daerah atas pelaksanaan APBD dan BPK melakukan pemeriksaan atas LKPD merupakan amanah UU No. 17 Tahun 2003 yang dalam pasal 31 ayat (1) menyatakan bahwa Gubernur menyampaikan rancangan PERDA tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa Laporan Keuangan yang telah diperiksa oleh BPK. Pemeriksaan atas Laporan Keuangan dilakukan dengan tujuan untuk memberikan opini (pernyataan pendapat) atas kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan dengan mendasarkan pada: 1

a. Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP); b. Kecukupan pengungkapan; c. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan; d. Efektifitas Sistem Pengendalian Intern (SPI). Oleh karena itu dalam melakukan pemeriksaan keuangan selain memberikan opini atas laporan keuangan, BPK juga melaporkan hasil penilaian terhadap SPI dan hasil pemeriksaan atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Untuk memudahkan pemahaman dan pengkajian LHP tersebut bagi pemilik kepentingan, maka BPK mengemas LHP dimaksud menjadi tiga buku, yaitu: a. Buku I, adalah Laporan Hasil Pemeriksaan yang memuat opini atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara; b. Buku II, adalah Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern; c. Buku III, adalah Laporan Hasil Pemeriksaan atas Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan. Opini merupakan pernyataan profesional pemeriksa atas laporan keuangan. Terdapat empat jenis opini yang dapat diberikan oleh pemeriksa, yaitu: a. Opini Wajar Tanpa Pengecualian/WTP (unqualified opinion), yaitu apabila laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material; b. Opini Wajar Dengan Pengecualian/WDP (qualified opinion), yaitu apabila laporan keuangan telah disajikan dan diungkapkan secara wajar dalam semua hal material kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan; c. Opini Tidak Wajar (adverse opinion), yaitu apabila laporan keuangan tidak disajikan dan diungkapkan secara wajar dalam semua hal yang material; d. Menolak memberikan Opini atau Tidak memberikan Opini (disclaimer of opinion), yaitu Pemeriksa tidak dapat memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji. 2

Untuk Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011, BPK memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian, sama dengan opini yang diberikan BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010. Terdapat enam masalah/temuan yang mempengaruhi kewajaran penyajian laporan keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011, diantaranya: a. Realisasi belanja pegawai Tahun 2011 disajikan sebesar Rp915,91 Milyar dan Belanja Barang sebesar Rp1.052,132 Milyar. Nilai tersebut termasuk belanja honorarium Pegawai Honorer/tidak tetap dan belanja jasa pihak ketiga pada Badan Kesbangpolinmas sebesar Rp15,27 Milyar dan Rp7,41 Milyar untuk hibah/dana pembinaan berupa uang kepada organisasi kemasyarakatan/lsm. Selain itu realisasi belanja honorarium Pegawai Honorer/tidak tetap dan belanja jasa pihak ketiga diantaranya termasuk belanja yang kegiatannya tidak dilaksanakan oleh penerima dana, sebesar Rp1,43 Milyar, belanja yang diragukan kewajarannya Rp2,94 Milyar dan belanja hibah yang tidak seluruhnya diterima oleh penerimanyan sebesar Rp1,14 Milyar; b. Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2011 disajikan sebesar Rp15,27 Milyar. Nilai tersebut termasuk diantaranya Kas di Bendahara Pengeluaran yang uangnya tidak ada, yaitu pada Biro Umum sebesar Rp9,02 Milyar, Badan Kesbangpolinmas sebesar Rp787,71 juta dan PPKD Biro Umum sebesar Rp916,50 juta; c. Saldo Kas lainnya di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2011 disajikan sebesar Rp4,51 Milyar. Saldo kas tersebut merupakan pajak yang telah dipungut oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu Biro Umum dan Badan Kesbangpolinmas, tetapi tidak disetor ke kas Negara; Meskipun opini laporan keuangan Tahun 2011 belum ada perkembangan dari tahun sebelumnya, BPK yakin bahwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah melakukan upaya perbaikan dan penyempurnaan terkait dengan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan. Salah satu contoh upaya yang telah dilakukan adalah, bahwa dalam Tahun 2011 Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah melakukan inventarisasi peralatan dan mesin 3

yang rusak berat untuk diusulkan dihapus dengan mengklasifikasikan ke dalam Aset Tetap lainnya. Ini merupakan tindak lanjut dari laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010 yang antara lain mengemukakan terdapat kelemahan dalam pengelolaan asset. Apabila Pemerintah Provinsi Sumatera Utara berkomitmen tinggi untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut di atas, maka tidak tertutup kemungkinan pada tahun yang akan datang, Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian. Sebagaimana kami kemukakan di atas bahwa pada Buku II BPK melaporkan mengenai kelemahan SPI dan Buku III melaporkan mengenai kepatuhan terhadap peraturan perundangan. Hasil pemeriksaan atas SPI, BPK menemukan ada lima kelemahan SPI sedangkan untuk kepatuhan terhadap peraturan perundangan menemukan 14 temuan. Dari temuan-temuan yang termuat dalam Buku II maupun Buku III, diantaranya merupakan temuan yang sejenis dengan temuan yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, antara lain 1) pengelolaan keuangan yang tidak tertib atau dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan (terjadi kas tekor, realisasi belanja tidak didukung dengan bukti pertanggungjawaban/bukti pertanggungjawaban tidak lengkap); 2) Realisasi belanja yang berindikasi kerugian daerah; 3) Pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan ketentuan/kontrak; 4) Denda keterlambatan belum dikenakan. Temuan-temuan tersebut berakibat kerugian daerah/negara, kekurangan penerimaan daerah atau terjadi penggunaan anggaran tidak sesuai dengan peruntukannya. Secara keseluruhan BPK menemukan indikasi kerugian daerah sebesar Rp25,10 Milyar, indikasi Kerugian Negara (pajak tidak disetor ke kas negara) sebesar Rp1,96 Milyar, potensi kerugian daerah sebesar Rp530,34 juta, penggunaan anggaran tidak seduai dengan peruntukan sebesar Rp27,46, Milyar, kekurangan penerimaan daerah (dari denda dan retribusi daerah) sebesar Rp1,56 Milyar, pertanggungjawaban yang 4

tidak dapat diyakini kebenarannya/kewajarannya sebesar Rp15,40 Milyar, pengeluaran yang belum dipertanggungjawabkan/ pertanggung-jawabannya tidak lengkap sebesar Rp98,35 Milyar dan potensi timbulnya tagihan pembayaran dari pihak ketiga (atas tagihan yang belum dibayar) sebesar Rp3,08 Milyar. Masih terjadinya temuan serupa/sejenis dengan temuan yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, hal ini menandakan perlunya perhatian yang khusus dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam hal ini Gubernur Sumatera Utara untuk mengatasi masalah tersebut. Sesuai dengan pasal 20 Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, pemerintah daerah wajib menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK dalam waktu selambat-lambatnya 60 hari sejak laporan hasil pemeriksaan diterima. Sedangkan dalam pasal 21 ayat (1) menyatakan bahwa Lembaga Perwakilan menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK dengan melakukan pembahasan sesuai dengan kewenangannya. Terkait dengan hal tersebut, maka dengan diserahkan laporan hasil pemeriksaan atas LKPD Provinsi Sumatera Utara pada hari ini, kami berharap Pemerintah Provinsi Sumatera Utara segera menindaklanjuti rekomendasi BPK yang dimuat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan tersebut. Bagi DPRD Provinsi Sumatera Utara, laporan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi/pengawasan sesuai dengan fungsinya. Untuk mewujudkan terciptanya tata kelola pemerintahaan yang baik dan bersih, akuntabel dan transparan, ada enam langkah yang diperlukan yaitu: a. Penerapan sistem pembukuan keuangan negara yang terpadu (treasury single account) secara utuh dan menyeluruh; b. Penerapan anggaran berbasis kinerja; c. Kebijakan mengenai pengadaan SDM di bidang akuntansi; d. Penataan kembali fungsi pengawasan intern di lingkungan pemerintah daerah. Aparat pengawasan intern diupayakan lebih berperan sesuai dengan tujuan pendiriannya; 5

e. Dibentuk Komite Akuntabilitas Publik (KAP) agar dapat mendorong DPRD menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK dan memantau pelaksanaan APBD secara keseluruhan; f. Membangun sistem aplikasi penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah yang terintegrasi dan andal dengan memanfaatkan teknologi informasi yang semakin canggih. Demikianlah hal-hal yang dapat kami sampaikan pada sidang paripurna yang terhormat ini. Kami berharap agar Pimpinan dan Anggota Dewan dapat memanfaatkan serta menggunakan informasi yang kami sampaikan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan tersebut. Kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama dan perhatian Pimpinan dan Anggota Dewan. Wabilahittaufik wal hidayah Wassalamu alaikium Warahmatullahi wabarakatuh. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 6