BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota atau kabupaten yang melaksanakan upaya penyuluhan, pencegahan dan penanganan kasus-kasus penyakit di wilayah kerjanya, secara terpadu dan terkoordinasi. Puskesmas memiliki beberapa jaringan pelayanan yaitu: Puskesmas Pembantu (Pustu), Puskesmas Keliling (Puskel), Pondok Bersalin Desa (Polindes) dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Program Puskesmas dibagi menjadi dua yaitu program pokok dan program penunjang. Program pokok Puskesmas meliputi: Promosi Kesehatan (Promkes), Pencegahan Penyakit Menular (P2M), Program Pengobatan, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), upaya peningkatan gizi, kesehatan lingkungan, pencatatan dan pelaporan. Program tambahan atau penunjang Puskesmas yaitu melayani dalam: kesehatan mata, kesehatan jiwa, kesehatan lansia, kesehatan reproduksi remaja, kesehatan sekolah dan kesehatan olahraga. Posyandu merupakan program pelayanan di luar gedung Puskesmas. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan lembaga kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang melalui prinsip dari, oleh, dan untuk masyarakat diharapkan sebagai wadah yang mampu memberikan pelayanan kesehatan dan sosial dasar masyarakat. Posyandu sebagai perwujudan dari peran serta masyarakat tidak serta merta hadir dan bergerak dengan sendirinya, dukungan pemerintah terhadap keberadaan dan kesinambungan posyandu terus diupayakan. Kegiatan utama di Posyandu meliputi kegiatan pemantauan tumbuh kembang balita, pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti; imunisasi untuk pencegahan penyakit, penanggulangan diare, pelayanan KB, penyuluhan dan konseling. Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat atau keluarga, utamanya adalah bayi baru lahir, bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nipas dan Pasangan Usia Subur (PUS). Salah satu kegiatan Posyandu yaitu penyuluhan mengenai: pertumbuhan dan perkembangan balita, makanan sehat untuk anak
2 balita yang didalamnya termasuk Makanan Pendamping ASI (MP-ASI), anemia, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), vitamin A untuk balita, pemanfaatan pekarangan dan lain-lain. Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang yang optimal. Sebaliknya apabila pada masa bayi dan anak tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhannya, maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya. Tumbuh kembang anak agar mencapai optimal, di dalam Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, WHO atau UNICEF dalam Depkes RI (2006:01) merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan: pertama; memberikan ASI kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir. Kedua; memberikan hanya ASI saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan. Ketiga; memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) sejak bayi 6 bulan sampai 24 bulan dan keempat; meneruskan pemberiaan ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih. Rekomendasi tersebut menekankan secara sosial budaya MP-ASI hendaknya dibuat dari bahan pangan yang murah dan mudah diperoleh di daerah setempat. Masa balita merupakan masa yang paling penting dan perlu mendapat perhatian dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Orang tua, khususnya ibu hendaknya dapat memberikan makanan yang sehat dan bergizi sesuai dengan kebutuhan anak. MP-ASI merupakan salah satu materi penyuluhan yang diberikan kepada ibu balita yang ada di Posyandu. MP-ASI adalah makanan atau minuman yang diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi gizi selain dari ASI Kemkes RI (2011:50). Penyuluhan oleh kader Posyandu bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat dan aktif berperan serta dalam upaya kesehatan.
3 Permasalahan gizi pada balita merupakan masalah yang harus mendapatkan perhatian yang besar dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat dan keluarga khususnya ibu. Seorang ibu dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang gizi yang meliputi pengetahuan bahan makanan, kebutuhan zat gizi, fungsi makanan dan syarat-syarat makanan balita, serta memiliki keterampilan dalam merencanakan menu, pemilihan bahan makanan, mengolah, pemberian makanan sehat dan mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari dengan memenuhi kecukupan pangan. Berdasarkan pengamatan Bidan Desa dan kader Posyandu Dahlia RW 04, bahwa ibu-ibu yang mempunyai balita usia 12-24 bulan pada umumnya ibu balita usia muda tetapi ibu tersebut kurang memperhatikan dalam penyelenggaraan MP- ASI, serta kurang memiliki kesadaran dalam memperhatikan kebutuhan balita dalam penyelenggaraan MP-ASI. Ibu yang mempunyai balita usia 12-24 bulan yaitu ibu-ibu muda yang belum mempunyai pengalaman dalam memberikan MP- ASI. Uraian permasalahan di atas, penulis sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FPTK UPI, termotivasi untuk melakukan penelitian mengenai kemampuan ibu balita dalam penyelenggaraan Makanan Pendamping ASI, dikarenakan penulis belajar tentang diet keluarga dan belajar tentang Bimbingan Perawatan Anak (BPA) dalam hal tumbuh kembang anak yang berkaitan dengan makanan balita, serta calon sarjana Jurusan PKK yang dapat bekerja sebagai penyuluh keluarga khususnya dalam memberikan penyuluhan pada masyarakat. Maka penulis tertarik untuk meneliti Kemampuan Ibu Balita Dalam Penyelenggaraan Makanan Pendamping ASI Di Kelurahan Leuwigajah. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Ibu balita perlu ditingkatkan kesadarannya dalam memperhatikan kebutuhan balita di dalam penyelenggaraan MP-ASI
4 2. Kemampuan ibu balita dalam penyelenggaraan MP-ASI pada anak usia 12-24 bulan perlu dioptimalkan. 3. Penyuluhan MP-ASI diasumsi mampu mengembangkan kemampuan ibu balita dalam penyelenggaraan MP-ASI. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana kemampuan ibu balita dalam penyelenggaraan Makanan Pendamping ASI di Kelurahan Leuwigajah?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan ibu balita dalam penyelenggaraan Makanan Pendamping ASI di Kelurahan Leuwigajah. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai kemampuan ibu balita dalam penyelenggaraan Makanan Pendamping ASI di Kelurahan Leuwigajah, yang berkaitan dengan: a. Penyusunan menu sehat untuk anak balita b. Pemilihan bahan makanan untuk anak balita c. Pengolahan bahan makanan untuk anak balita d. Pemberian makanan sehat untuk anak balita. D. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain. Alat pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah angket. E. Manfaat Penelitian
5 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan masalah yang diteliti. Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Penulis sebagai calon pendidik; Penulisan skripsi ini dapat dijadikan pengalaman belajar dalam melaksanakan penelitian mengenai kemampuan ibu balita dalam penyelenggaraan Makanan Pendamping ASI. 2. Ibu balita; Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, pengetahuan serta dapat meningkatkan kemampuan ibu balita dalam penyelenggaraan Makanan Pendamping ASI. 3. Kader Posyandu; Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan program-program baru di dalam penyuluhan dan lebih kreatif dalam menyampaikan materi penyuluhan serta mampu memberikan keberhasilan proses penyuluhan mengenai Makanan Pendamping ASI. F. Struktur Organisasi Upaya untuk memudahkan penelaahan bagian demi bagian dalam penelitian ini, maka penulis menyajikan urutan penulisan dari setiap Bab sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi. Bab II Kajian Pustaka, bab ini membahas landasan teori dan gambaran umum mengenai dasar penelitian atau teori yang melandasi penelitian. Bab III Metode Penelitian, bab ini membahas metode penelitian, lokasi, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data penelitian, teknik pengolahan data penelitian, dan prosedur penelitian. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
6 Bab V Kesimpulan dan Saran, bab ini merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi yang diharapkan dapat memberikan masukan bagi beberapa pihak terkait.